Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang

kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu,

perusahaa memiliki fungsi-fungsi seperti fungsi keuangan, pemasaran, sumber

daya manusia dan fungsi operasi. Masing-masing fungsi tersebut memiliki tugas

masing-masing misalnya fungsi keuangan yang bertugas mencari dana dan

menggunakan dana yang tersedia seefektif dan seefesien mungkin. Fungsi operasi

bertugas menghasilkan barang/jasa yang bernilai serta berguna atau sesuai

denagan harapan/kebutuhan konsumen.

Fungsi operasi berprinsip pada efisiensi dan efektivitas guna menghasilkan

produk, baik itu jasa ataupun barang yang berkualitas. Menurut Asosiasi Kualitas

Amerika, kualitas adalah suatu karakteristik dari sebuah barang atau jasa dalam

kemampuannya memenuhi kebutuhannya. Kualiatas dapat dilihat dari dua sudut

pandang yaitu konsumen dan produsen. Kita dilihat dari sudut pandang

konsumen, kualitas memiliki dua fungsi. Pertama, seberapa baik kemampuan

suatu produk atau jasa dalam melakukan apa yang apa menjadi tujuan awalnya

(fitness for use). Kedua, adalah tingkat karakteristik kualitas yang dilekatkan pada

prroduk atau jasa tersebut (quality of design). Jika dilihat dari sisi produsen,

kualitas adalah kemampuan perusahaan dalam membuat produk atau jasa sesuai

dengan desain yang sebelumnya telah dirancang (quality for conformance). Maka

untuk menghasilkan suatu kualitas di perlakukan suatu pedoman yang melandasi


kegiatan produksi dalam suatu perusahaan yaitu manajemen mutu. Manajemen

mutu merupakan bagian dari manajemen operasi yang membahas aspek mutu atau

kualitas dari berbagai kegiatan operasional perusahaan. Komitmen akan mutu

secara penuh akan memberikan dampak positif dan nilai tambah bagi perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai sistem manajemen mutu yang

optimal maka diperlukan suatu standarisasi dalam sistem manajemen secara

menyeluruh yang juga mencakup pengendalian serta penjaminan mutu. Hal ini

dapat dilakukan melalui penerapan sistem ISO.

ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama. Kata ISO bukan

diambil dari singkatan nama sebuah organisasi. Hal ini karena kata ISO sering

dikaitkan dengan organisasi yang mengeluarkan sertifikasi ini yaitu International

Standard of Organization. Organisasi ini merupakan sebuah organisasi non

pemerintah yang didirikan pada tahun 1947 di Geneva, Swiss. Tugas organisasi

ini adalah melakukan standarisasi atas sistem manajemen mutu yang dilakukan

oleh perusahaan. Salah satu jenis ISO yang ada saat ini adalah Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001 : 2008.

1.2 Batasan Makalah

Untuk menyederhanakan permasalahan agar mengarah pada yang akan

dicapai, maka kami memberikan batasan masalah pada makalah ini yaitu

bagaimana sistem penerapan manajemen mutu di perusahaan.

1.3 Rumusan Makalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:
1.3.1 Bagaimana pengertian Penerapan Sistem Manajemen Mutu di

Perusahaan menurut para ahli?

1.3.2 Apakah tujuan dari manajemen mutu di Perusahaan?

1.3.3 Bagaimana prinsip dasar manajemen mutu di Perusahaan?

1.3.4 Apakah manfaat dari manajemen mutu di Perusahaan ?

1.3.5 Apasajakah parameter untuk mengukur kinerja Perusahaan

menurut ISO 9001?

1.4 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka tujuan makalah ini antara lain:

1.4.1 Untuk mengetahui pengertian dari penerapan sistem manajemen

mutu di Perusahaan.

1.4.2 Untuk mengetahui tujuan dari penerapan sistem manajemen mutu

di Perusahaan.

1.4.3 Untuk mengetahui bagaimana prinsip dasar manajemen mutu di

Perusahaan.

1.4.4 Untuk mengetahui manfaat dari penerapan manajemen mutu di

Perusahaan

1.4.5 Untuk mengetahui parameter yang diguanakan untuk mengukur

kinerja Perusahaan menurut ISO 9001


BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan

adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh

suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.Implementasi

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

mencapai tujuan kegiatan. Menurut Setiawan (2004) penerapan

(implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses

interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan

jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

2.2 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)

adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk

mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk

menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model

matematika seringkali bisa dibuat.


2.3 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas

mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa

tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti

bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai

dengan jadwal.

2.4 Pengertian Mutu

Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam

rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna

oprasional. Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang

memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah

kepuasan pelanggan. Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-

atribut mutu atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu. Oleh

karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau

melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. Empat dimensi

pertama menggambarkan atributatribut mutu penting, tetapi sulit

mengukurnya. Delapan dimensi mutu adalah (Hansen dan Mowen, 1994: 433-

434):
1. Kinerja (Performance), merupakan tingkat konsistensi dan kebaikan

fungsi-fungsi produk.

2. Estetika (Aesthetic), berhubungan dengan penampilan wujud produk.

3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (service ability), berhubungan

dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.

4. Keunikan (features), menunjukan karakteristik produk yang berbeda

secara fungsional dari produk sejenis.

5. Reliabilitas (Reliability), berhubungan dengan probabilitas produk dan

jasa menjalankan fungsi dimaksud dalam jangka waktu tertentu.

6. Durabilitas (Durability), menunjukan umur manfaat dari fungsi

produk.

7. Tingkat kesesuaian (Quality of conformance), menunjukan ukuran

mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah memenuhi

spesifikasinya.

8. Pemanfaatan (fitness of use), menunjukan kecocokan dari sebuah

produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan.

2.5 Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah

dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah,

mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah

status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Sistem Manajemen Mutu Menurut Para Ahli

3.2 Tujuan Sistem Manajemen Mutu

Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari SMM adalah sebagai berikut:

3.2.1 Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap

kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan

dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu

terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh organisasi sangat

penting.

3.2.2 Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan

kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan

pelanggan dan organisasi;

3.2.3 Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif

pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada

pelanggan, segenap anggota organisasi dituntut untuk memliki


kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya

masing-masing.

3.3 Prinsip Dasar Manajemen Mutu

SMM khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan

pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada SMM adalah pelanggan internal,

pelanggan eksternal dan pihak yang berkepentingan.

Menurut ISO, SMM diartikan sebagai sistem penetapan kebijakan,

sasaran, dan pencapaian sasaran secara langsung dan terkendali dalam sebuah

organisasi yang berpengaruh terhadap mutu. Menurut standar tersebut, inti dari

sistem manajemen mutu meliputi:

3.3.1 Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu,

prosedur kerja, instruksi kerja, dan rekaman mutu.

3.3.2 Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan,

dipantau, dievaluasi, dan diperbaiki.

3.3.3 Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang

berkesinambungan baik dalam proses pelayanan dan proses

produksi, maupun terhadap standar manajemen mutu itu sendiri.

Sementara itu, SMM didasarkan pada penerapan 8 (delapan) prinsip

manajemen mutu yang merupakan dasar penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2008, yaitu:

1. Fokus pada pelanggan (customer focus)

2. Kepemimpinan (leadership)
3. Pelibatan orang (involvement of people).

4. Pendekatan proses (process approach)

5. Pendekatan sistem pada manajemen (system approach to

management)

6. Perbaikan berkelanjutan (continual improvement)

7. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (factual approach to

decision making)

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually

beneficial supplier relationships)

3.4 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Dalam menerapkan suatu proses di organisasi selalu memiliki mafaat,

dan menurut Gasperz (2002;17) terdapat beberapa manfaat dari penerapan

sistem manajemen mutu yaitu:

3.4.1 Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui

jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses

dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa

kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan mutu

telah direncanakan dengan baik.

3.4.2 Organisasi yang telah bersertifikatkan ISO 9001:2000 diijinkan

untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen

mutu dari organisasi itu telah diakui secara internasional. Hal ini

berarti meningkatkan image organisasi serta daya saing dalam

memasuki pasar global.


3.4.3 Audit sistem manajemen mutu dari organisasi yang telah

memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik

oleh registrar dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak

perlu melakukan audit sistem manajemen mutu. Hal ini akan

menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem

manajemen mutu oleh pelanggan.

3.4.4 Organisasi yang telah memperoleh sertifikat ISO9001:2000 secara

otomatis terdaftar pada lembaga registrasi. Sehingga pelanggan

potensial yang ingin mencari pemasok yang bersertifikat ISO

9001:2000 akan menghubungi lembaga rengistrasi. Jika organisasi

itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional,

maka itu berarti membuka kesempatan pasar baru.

3.4.5 Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan

komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten,

serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi

internal menjadi lebih baik.

3.4.6 Meningkatkan kesadaran mutu dalam organisasi.

3.4.7 Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan

dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-

instruksi yang terdefinisi secara baik.

3.4.8 Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota

organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk

mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya


berlaku tiga tahun.

(http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-

manajemen-mutu.html)

Mike Toffel, Associate Professor di Harvard Business School menjelaskan

bahwa sebuah sertifikasi ISO 9001 membantu anda menyampaikan:

1. Keterlibatan para pemangku kepentingan

2. Reputasi organisasi (perusahaan)

3. Kepuasan pelanggan, dan

4. Manfaat kompetitif

3.5 Parameter untuk mengukur kinerja

Sistem manajemen mutu ISO 9001 setidaknya menyediakan 5 (lima)

parameter yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Kelima

parameter tersebut adalah:

1. Survey kepuasan pelanggan

2. Keluhan pelanggan

3. Audit internal

4. Pengendalian produk tidak sesuai

5. Pencapaian sasaran mutu


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

SMM atau ISO 9001 bisa diterapkan di seluruh jenis

organisasi tanpa melihat besaran maupun lokasi organisasi.

Salah satu kekuatan utama ISO 9001 adalah daya tariknya

untuk semua jenis organisasi. SMM juga dapat diterapkan

hanya pada divisi-divisi atau sektor-sektor tertentu dari sebuah

perusahaan atau lembaga. Dan SMM atau ISO 9001 juga bisa

diterapkan di perusahaan penyedia jasa (tidak hanya

manufaktur) seperti di lembaga pendidikan, pelayanan

masyarakat, dan sebagainya. Sebagai contoh, di salah satu unit

Rukun Warga (RW) di Jakarta menggunakan SMM untuk

sektor pelayanannya. SMM tidak melakukan “revolusi” sistem

didalam sebuah perusahaan. SMM membuat standarisasi kerja

dan kinerja sebuah sistem di perusahaan tersebut sehingga

kinerja perusahaan tersebut memiliki tolak ukur yang

dibuat/ditulis bersama dan dikerjakan bersama oleh seluruh

komponennya.

Anda mungkin juga menyukai