Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MANAJEMEN PROSES BISNIS

Analisa Proses Bisnis dengan Business Process Modelling Notation (BPMN)


Pada PD. Simpati

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7
LILLA ANGGIE MAYANDHANI (43218010121)
NADIA APRILIANTI (43218010157)
NURLAELA (43218010195)
DIAN CHRISTY (43218010196)
NOOR SA’ADAH (43218010191)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2021

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 1


Daftar Isi

Cover .......................................................................................................................................................... 1

Daftar Isi ..................................................................................................................................................... 2

Abstrak ....................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 4

A. Pengertian Business Process Modelling Natation (BPMN) ............................................................. 4

B. Diagram BPMN .............................................................................................................................. 4

C. Kelebihan dan Kekurangan BPMN ............................................................................................... 10

PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 12

A. Pemodelan Proses Bisnis (Studi Kasus PD. Simpati Sumedang) .................................................. 12

B. Proses Bisnis ................................................................................................................................. 13

D. Analysis ........................................................................................................................................ 18

KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 23

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 2


ABSTRAK
Proses bisnis merupakan gambaran aktifitas yang terjadi dalam suatu organisasi. BPMN
merupakan salah satu bahasa pemodelan grafis yang digunakan dalam pemodelan proses bisnis
yang terjadi pada sebuah organisasi secara detail dengan aliran informasi berupa pesan yang
disampaikan antar pihak terkait.

PD. Simpati merupakan suatu perusahaan di kota Sumedang yang bergerak dalam
bidang jasa pembuatan produk hasil las. Produk yang dihasilkan yaitu pagar, tralis, canopy,
henderson gate, rolling door, folding gate, dan aneka produk las lainnya sesuai dengan
permintaan konsumen. Selain menghasilkan produk hasil las perusahaan juga menyediakan dan
melayani pemasangan konstruksi baja ringan. Bisnis jasa pengelasan semakin berkembang
seiring dengan pertambahan penduduk dan percepatan pembangunan. Persaingan yang ketat
pun terjadi di dunia bisnis ini. Semakin banyaknya perusahan baru yang terjun ke dalam bisnis
ini menuntut PD. Simpati untuk bisa memiliki keunggulan bersaing.

Business Process Modelling Natation (BPMN) adalah sebuah standar untuk memodelkan
proses bisnis yang menyediakan notasi grafis dalam menjelaskan sebuah proses bisnis. BPMN
menggambarkan suatu bisnis proses diagram yang didasarkan kepada teknik diagram alur,
dirangkai untuk membuat model-model grafis dari operasi-operasi bisnis dimana terdapat
aktivitas-aktivitas dan kontrol-kontrol alur yang mendefinisikan urutan kerja (Yohana, 2018).

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 3


PENDAHULUAN

A. Pengertian Business Process Modelling Natation (BPMN)


Proses bisnis merupakan gambaran aktifitas yang terjadi dalam suatu organisasi.
BPMN merupakan salah satu bahasa pemodelan grafis yang digunakan dalam pemodelan
proses bisnis yang terjadi pada sebuah organisasi secara detail dengan aliran informasi
berupa pesan yang disampaikan antar pihak terkait.

Business Process Modelling Natation (BPMN) adalah sebuah standar


untuk memodelkan proses bisnis yang menyediakan notasi grafis dalam
menjelaskan sebuah proses bisnis. BPMN menggambarkan suatu bisnis proses
diagram yang didasarkan kepada teknik diagram alur, dirangkai untuk membuat
model-model grafis dari operasi-operasi bisnis dimana terdapat aktivitas-aktivitas
dan kontrol-kontrol alur yang mendefinisikan urutan kerja (Yohana, 2018).

Tujuan dari menggunakan BPMN adalah untuk menyediakan notasi yang mudah
untuk digunakan dan dipahami oleh semua individu yang ikut terlibat dalam
bisnis. Sehingga semua yang terlibat dari berbagai tingkatan manajemen yang
harus dapat membaca dan memahami proses diagram dengan cepat sehingga
diharapkan juga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Pemodelan proses bisnis BPMN biasa dilakukan pada pelayanan akademik
perguruan tinggi (Ramdhani, 2015), pelayanan pemerintah (Rahmawati, 2017)
dan perusahaan (Rosmala 2007).

B. Diagram BPMN
Diagram BPMN yang dibuat menggunakan Bizagi terdiri atas 4 (empat)
elemen yaitu Swimlane, Connecting Object, Artifact dan Flow Object. Penjelasan
dari masing masing elemen BPMN dalam Bizagi sebagai berikut:

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 4


1. Swimlane
merupakan mekanisme untuk mengatur dan memisahkan peran
atau penanggungjawab dari suatu proses. Notasi yang digunakan adalah pool dan
lane (Gambar 1.). Pool adalah kontainer dari satu proses. Sedangkan lane adalah
partisi dari suatu proses, yang menunjukkan sub organisasi, jabatan, peran atau
penanggungjawab.

2. Connecting objects
merupakan konektor dari obyek yang mengalir pada suatu proses. Notasi
yang digunakan adalah sequence flow, message flow dan association (Gambar 2).
Sequence flow adalah konektor yang menghubungkan antar obyek yang mengalir
dalam satu proses (pool). Message flow adalah konektor yang menghubungkan
antar obyek yang mengalir antar proses (beda pool). Association adalah konektor
yang menghubungkan obyek yang mengalir ke artifact.

3. Artifacts
merupakan informasi tambahan dalam suatu proses. Notasi yang
digunakan adalah annotation, group, data object dan data store (Gambar 3).

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 5


Annotation merupakan penjelasan dari suatu obyek yang mengalir. Sedangkan
group adalah pengelompokan dari beberapa obyek yang mengalir. Data object
adalah file dan dokumen yang digunakan dan dihasilkan oleh suatu aktifitas.
Sedangkan Data store adalah sistem dan aplikasi yang digunakan dan
dihasilkan oleh suatu aktifitas.
a. Flow object merupakan obyek yang mengalir pada suatu proses.
Notasi yang digunakan adalah event, activity dan gateway (Gambar
4). Event adalah suatu kejadian dan sifatnya pasif (something that
happened). Sedankan activities adalah kegiatan yang secara aktif
dilakukan (something to do). Gateway merupakan pemecah dari
beberapa aktifitas.

4. BPMN mewakili simbol pemodelan proses bisnis yang dikembangkan oleh


Object Management Group. Tujuan utama BPMN adalah untuk memberi
semua pengguna bisnis notasi yang mudah dimengerti, dimulai dengan analis
bisnis yang menciptakan konsep awal proses, pengembang teknologi yang
bertanggung jawab untuk menerapkan proses yang ada, dan proses
pengelolaan dan pemantauannya. Oleh karena itu BPMN berfungsi sebagai
jembatan antara perancangan proses bisnis dan implementasi proses bisnis
(Weske, 2007).
5. Analisis proses bisnis adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengkaji proses
bisnis yang sudah ada dan menerapkan berbagai ilmu praktis yang dapat
membantu mengubah dan meningkatkan proses.
Tahapan pertama dalam melakukan analisis proses bisnis adalah memahami
semua aktivitas di dalam proses. Pemahaman ini dapat dibantu dengan
pemetaan proses atau pemodelan proses. Model menggambarkan proses bisnis
dari sudut pandang internal. Model proses intensif ini dapat dibagi lagi
menjadi dua jenis yaitu.
a) Workflow oriented yang menggambarkan perilaku proses bisnis dari sudut
pandang satu item yang melewati proses tersebut.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 6


b) Functional oriented yang menggambarkan perilaku unit fungsional /
departemen dari sudut pandang urutan fungsi bisnis. Bisnis Proses
Modelling (BPM) adalah teknik digunakan untuk menganalisis dan
memodelkan proses bisnis. Ada sejumlah teknik untuk tujuan proses bisnis
pemodelan. Namun, secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori;
pemodelan statis dan pemodelan dinamis. Sebuah model proses bisnis
yang statis dapat dianggap sebagai representasi diagram dari proses
dibawah pertimbangan. Selain itu, ada berbagai metode dan notasi untuk
tujuan pemodelan proses bisnis. Di tulisan ini, kami menggunakan metode
dan notasi Business Process Modelling (BPMN) dan swimlanes .
Business Process Modelling Notation (BPMN)
Business process Modelling Notation (BPMN) adalah suatu metode
penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan
kebutuhan organisasi. BPMN merupakan suatu pendekatan manajemen
holistik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya
untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi.
Notasi yang digunakan dalam BPMN adalah.
1) Notasi Event Event direpresentasikan oleh lingkaran dan adalah
sesuatu yang "terjadi" selama proses bisnis. Event mempengaruhi
aliran proses dan biasanya memiliki penyebabkan (pemicu) atau
dampak (hasil). Event lingkaran dengan pusat terbuka untuk
memungkinkan internal marker untuk membedakan pemicu yang
berbeda atau hasil. Ada tiga jenis Event, berdasarkan ketika mereka
mempengaruhi aliran: start, intermediate dan end.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 7


2) Activity Activity diwakili oleh persegi panjang bulat- sudut dan
merupakan istilah umum untuk pekerjaan yang melakukan perusahaan.
Kegiatan dapat berupa atom atau nonatomic (gabungan). Jenis-jenis
aktiviti adalah: task dan sub proses. Sub proses dibedakan oleh kecil
tanda plus di bagian tengah bawah dari bentuk.

3) Gateway Gateway Sebuah diwakili oleh bentuk berlian familiar dan


digunakan untuk mengontrol divergensi dan konvergensi sequential
flow. Dengan demikian, akan menentukan keputusan tradisional, serta
forking tersebut, penggabungan, dan bergabung jalur. Internal marker
akan menunjukkan jenis kontrol perilaku.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 8


4) Penghubung Notasi penghubung terdiri dari tiga jenis yaitu:
a. Sequence flow, yang menunjukkan kegiatan yang dituju yang
merupakan kelanjutan kegiatan sebelumnya.
b. Message flow, yang menunjukkan adanya aliran pesan dimana proses
yang dituju bukan kelanjutan proses sebelumnya.

c. Association, yang menunjukkan bentuk hubungan antara dua proses


atau kegiatan

5. Data Notasi data bertujuan untuk mengidentifikasi elemen grafis yang


spesifik secara visual. Menjelaskan apa yang dilakukan, mendeskripsikan
tanda, jenis yang digunakan. Notasi data juga menggambarkan
keterhubungan antar elemen grafis.

6. Artifak BPMN dirancang untuk memungkinkan pemodel dan alat-alat


pemodelan fleksibel dalam memperluas notasi dasar dan dalam

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 9


memberikan kemampuan untuk konteks tambahan sesuai dengan situasi
pemodelan spesifik. Setiap jumlah artefak dapat ditambahkan ke diagram
yang sesuai untuk konteks proses bisnis yang dimodelkan. BPMN
mendefinisikan tiga jenis artifacts.

7. Swimlanes Swimlanes digunakan untuk memvisualisasikan kemampuan


fungsional atau tanggung jawab yang berbeda.

C. Kelebihan dan Kekurangan BPMN


 Kelebihan BPMN :
1) Kelebihan menggunakan notasi Business Process Modelling Notation
(BPMN) adalah. Dapat menggambarkan kesuruhan proses dalam satu
diagram sederhana sehingga representasi proses bisnis relatif lebih cepat
dipahami.
2) Mampu memodelkan aliran pesan

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 10


• Mampu memodelkan aliran proses secara sekuensial dari kejadian awal
sampai hasil akhir.
 Kekurangan BPMN :
Kekurangan dari menggunakan notasi Business Process Modelling Notation
(BPMN) adalah.
1) Simbol-simbol pada BPMN terlalu complicated untuk diimplementasikan
pada real transaksi di industry.
2) BPMN tidak bisa mengambarkan hasil dari proses dan model resiko, sehingga
Key Performance Indicator (KPI) tidak bisa digambarkan menggunakan
notasi BPMN
3) Tidak bisa mengambarkan conceptual modeling, business logic dan detail
dari aktitas

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 11


PEMBAHASAN

A. Pemodelan Proses Bisnis (Studi Kasus PD. Simpati Sumedang)


PD. Simpati merupakan suatu perusahaan di kota Sumedang yang bergerak dalam bidang
jasa pembuatan produk hasil las. Produk yang dihasilkan yaitu pagar, tralis, canopy,
henderson gate, rolling door, folding gate, dan aneka produk las lainnya sesuai dengan
permintaan konsumen. Selain menghasilkan produk hasil las perusahaan juga menyediakan
dan melayani pemasangan konstruksi baja ringan. Bisnis jasa pengelasan semakin
berkembang seiring dengan pertambahan penduduk dan percepatan pembangunan.
Persaingan yang ketat pun terjadi di dunia bisnis ini. Semakin banyaknya perusahan baru
yang terjun ke dalam bisnis ini menuntut PD. Simpati untuk bisa memiliki keunggulan
bersaing.

Keunggulan bersaing dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja proses bisnis yang ada
dalam perusahaan. Kinerja proses bisnis yang lebih efektif dan efisien akan mampu
mengurangi biaya operasional dan memberikan value bagi pelanggan sehingga perusahaan
dapat terus bertahan. Proses bisnis adalah serangkaian instrumen untuk mengorganisir suatu
kegiatan dan untuk meningkatkan pemahaman atas keterkaitan suatu kegiatan (Weske,
2007) Hal pertama yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja proses bisnis adalah
dengan menganalisis proses bisnis yang ada. Analisis proses bisnis perlu dilakukan oleh
perusahaan agar dapat mengevaluasi proses bisnis yang ada sehingga diketahui area
perbaikan proses yang perlu dilakukan di masa datang. Area perbaikan proses bisnis yang
tepat akan mampu meningkatkan kinerja proses bisnis. Tahapan awal yang penting dalam
analisis proses bisnis adalah melakukan identifikasi proses bisnis yang sedang berjalan saat
ini dan kemudian memetakannya atau membuat pemodelannya.

Pemodelan proses bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan BPMN (Business Process
Modelling Notation). BPMN menyediakan notasi pemodelan proses bisnis yang
terstandarisasi sehingga diagram proses bisnis dapat lebih mudah dibaca dan dipahami
dengan cepat oleh semua pihak yang terlibat dalam bisnis.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 12


Proses bisnis yang ada pada PD. Simpati meliputi serangkaian aktivitas yang melibatkan
beberapa fungsi bisnis dalam perusahaan. Kompleksitas proses bisnis yang ada sampai
saat ini belum digambarkan dalam suatu pemodelan. Padahal identifikasi dan pemodelan
proses bisnis merupakan tahapan awal dalam membangun keunggulan melalui proses
bisnis. Dengan mengidentifikasi dan membuat pemodelan proses bisnis akan diketahui
proses bisnis yang sedang berjalan (As-Is Model) sehingga kedepannya dapat ditentukan
area perbaikan yang bisa dilakukan (To-Be Model) dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja proses bisnis. Salah satu proses bisnis inti pada PD. Simpati adalah
proses pemenuhan order. Dengan melakukan pemodelan pada proses bisnis tersebut
merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja proses bisnis perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diidentifikasi proses bisnis yang ada pada
PD. Simpati kemudian dibuat suatu pemodelan proses bisnis pada PD. Simpati sebagai
langkah awal dalam menganalisis proses bisnisnya.

Penelitian hanya difokuskan pada pengidentifikasian proses bisnis inti dan pendukung
pada PD. Simpati sedangkan pemodelan proses bisnis hanya dilakukan untuk proses
pemenuhan order yang sedang berjalan (As-Is Model) pada PD. Simpati dengan membuat
diagram proses bisnis menggunakan elemen-elemen dalam BPMN.

B. Proses Bisnis
Menurut Paul Harmon, dalam bukunya “Business Process Change” (2003), definisi
proses bisnis adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana mencakup
inisiasi input, transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan output. Output tersebut
dapat bernilai bagi pelanggan bisnis atau market, dapat juga bernilai bagi proses yang lain
(dalam organisasi). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa sub-proses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri yang berkontribusi untuk mencapai tujuan dari proses
induknya. Sub-proses dapat dipecah lagi menjadi aktifitas, yaitu sub-proses terkecil yang
dapat terdiri dari satu atau lebih langkah (steps) yang harus dicantumkan dalam proses bisnis

Analisis value chain menurut Porter, mengklasifikasikan proses bisnis menjadi dua
kategori yaitu primary activities (proses bisnis inti) dan support activities (proses bisnis

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 13


pendukung). Primary activities terdiri dari Inbound Logistic, Operation, Outbound Logistic,
Marketing and Sales, dan Service. Sedangkan Support activities meliputi infrastruktur
perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan procurement.

Gambar 1. Porter’s Generic Value Chain (Harmon, 2007)

 Primary activities
1. Inbound Logistic
Aktifitas yang berhubungan dengan pengadaan masukan dan
sumber daya yang tepat secara kualitas dan kuantitas untuk bisnis.
2. Operation
Aktifitas yang berhubungan dengan cara mentransformasikan
masukan menjadi produk atau jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Hal ini termasuk sumber daya dan material dalam
menghasilkan sebuah produk atau jasa.
3. Outbond Logistic
Aktifitas yang berhubungan dengan pendistribusian produk hingga
ke tangan konsumen, baik secara langsung maupun melalui
jaringan distribusi.
4. Sales and Marketing
Aktifitas yang berhubungan dengan cara pemberian ke tangan
konsumen dan pengarahan agar konsumen tertarik dengan produk
atau jasa perusahaan.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 14


5. Service
Aktifitas yang berhubungan dengan mempertahankan pemberian
nilai dengan memastikan konsumen mendapatkan keuntungan
produk mulai dari pembelian pertama.

 Support Activities
1. Infrastructure
Berhubungan dengan fungsi-fungsi pendukung organisasi, seperti
akuntansi, hukum, manajemen keuangan.
2. Human Resource Management
Aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan sumber daya manusia
yang dimulai dari perekrutan karyawan, kompensasi, hingga
pemberhentian karyawan.
3. Technology Development
Berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam menunjang aktifitas
rantai nilai sebuah organisasi dalam menstransformasikan masukan
menjadi sebuah produk atau jasa.
4. Procurement
Aktifitas yang berhubungan dengan perolehan masukan yang digunakan
untuk proses produksi.

Proses bisnis yang ada pada suatu perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan
(level). Dimulai dari level 0 yang menggambarkan rantai nilai (value chain) perusahaan.
Di level berikutnya yaitu level 1 menggambarkan proses bisnis inti dan pendukung. Dari
setiap proses bisnis pada tingkat 1 didalamnya terdapat proses-proses yang dilakukan
sehingga dikatakan bahwa proses-proses tersebut adalah level 2.

Pada level 3 merupakan penguraian dari proses-proses tingkat 2 yang dinamakan


sub-proses. Dari tiap sub-proses terdapat berbagai aktivitas yang dikategorikan dalam
tingkatan berikutnya demikian seterusnya. Semakin diuraikan tiap sub-proses akan

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 15


menggambarkan aktivitas yang lebih mendetil dan tingkatan analisis yang dilakukan akan
berbeda pula seperti yang digambarkan pada gambar berikut.

Gambar 2. Analisis Proses Bisnis disesuaikan dengan Tingkatan Proses (Harmon, 2007)
Business Process Management Life Cycle

Menurut Rosemann (2001) dalam Portugal & Sundaram (2006) daur hidup
manajemen proses bisnis terdiri dari beberapa tahapan yaitu dimulai dari identifikasi,
pemodelan, analisis, perbaikan, implementasi, eksekusi, sampai pengawasan dan
pengendalian. Dengan menerapkan tahapan-tahapan tersebut maka sebuah organisasi
akan dapat membawa organisasi untuk memperbaiki proses bisnisnya dan berarti dapat
merespon (beradaptasi) terhadap perubahan yang terjadi baik lingkungan internal maupun
eksternal. Ketujuh tahapan tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga tahapan kunci
yang utama yaitu pemodelan proses yang sedang berjalan (As-Is), pemodelan proses yang
diinginkan (To- Be), dan yang ketiga adalah proses eksekusinya. Tahapan pertama
dimulai dengan membuat pemodelan proses bisnis yang sedang berjalan (As-Is). Dari
hasil pemodelan tersebut kemudian dianalisis sehingga menghasilkan suatu pemodelan
yang menggambarkan proses perbaikan (To-Be). Tahap terakhir adalah
mengimplementasikan To-be Model tersebut.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 16


Gambar 3. Tiga Tahapan Utama dalam Business Process Management Life Cycle (Portougal &
Sundaram, 2006)

Sementara itu menurut Dirgantoro (2002) dalam membangun keunggulan


perusahaan melalui proses bisnis terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang
harus dilakukan untuk membangun keunggulan melalui proses bisnis akan meliputi
aktivitas-aktivitas utama yang disebut 5-M. Aktivitas 5-M yang dimaksud meliputi
beberapa aktivitas berikut:

1. M-1 : Memetakan proses bisnis yang ada di perusahaan


2. M-2 : Mengidentifikasikan proses bisnis kritikal bagi perusahaan
3. M-3 : Mengukur kinerja proses bisnis
4. M-4 : Melakukan benchmarking proses bisnis
5. M-5 : Menetapkan program pencapaian keunggulan melalui proses bisnis

Dalam operasi bisnis sehari-hari, sebuah perusahaan akan berhubungan dengan


pelanggan, vendor/supplier, berinteraksi dengan para pesaing, serta mengelola sumber
daya yang ada. Proses bisnis yang dipetakan akan berhubungan dengan elemen-elemen
tersebut, selain proses bisnis internal yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar
proses bisnis bisa dipetakan dalam perusahaan yang meliputi hal-hal yang digambarkan
sebagai berikut.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 17


 Intern

Gambar 4. Hubungan Empat Elemen dalam Pemetaan Proses Bisnis (Dirgantoro, 2002)

D. Analysis
PD. Simpati merupakan perusahaan lokal di Kabupaten Sumedang yang bergerak dalam
bisnis produk jasa hasil pengelasan. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1997 oleh Hj.
Mamah Mahdaniah. Pada awalnya PD. Simpati hanya memiliki dua orang pegawai dan
operasional perusahaan langsung dijalankan oleh pendiri sekaligus pemiliknya. Visi
perusahaan adalah menjadi perusahaan las terbaik di kota Sumedang. Misi perusahaan
adalah memberikan produk berkualitas tinggi, pelayanan yang cepat dan memuaskan
pelanggan. Seiring dengan perjalanan waktu perusahaan semakin berkembang. Hal ini
dapat dilihat dari adanya pertambahan pegawai dan perkembangan lini produk-produk
yang baru. PD Simpati memiliki beberapa divisi kerja yaitu pemasaran, produksi, dan
keuangan. Struktur organisasi yang ada dapat dikatakan masih sangat sederhana (Gambar
14).

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 18


Direktur

Pemasaran Produksi Keuangan

Pemasaran
Survey Akuntansi
dan Promosi

Layanan Desain
Penggajian
Pelanggan Produk

Proses
Pembelian
Produksi

Pengiriman

Gambar 14. Struktur Organisasi PD. Simpati

Dalam memetakan proses bisnis pada PD. Simpati terdapat beberapa elemen yang
berhubungan yaitu suplier, pelanggan, sumber daya, dan pesaing. Pemasok PD. Simpati
untuk bahan baku berasal dari kota Bandung dan kota Tasikmalaya. Pelanggan PD.
Simpati berasal dari seluruh wilayah Kabupaten Sumedang dan kota lainnya di wilayah
Jawa Barat seperti kota Bandung, Jakarta, Garut, Subang, Majalengka, dan Tasikmalaya.
Terdapat lebih dari dua puluh pesaing yang dihadapi oleh PD. Simpati di wilayah
Sumedang. Sumber daya yang dimiliki oleh PD. Simpati yaitu sumber daya fisik dan
sumber daya manusia. PD. Simpati memiliki mesin, peralatan dan perlengkapan yang
cukup memadai dengan teknologi yang cukup mendukung bagi operasional sehari-hari.
Namun dari segi sumber daya manusia yang ada pada PD. Simpati masih kurang
memadai sehingga sering terjadi multitasking dan keterlambatan pengerjaan order.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 19


Berdasarkan hasil interview dan observasi dapat diidentifikasi proses bisnis inti
dan proses bisnis pendukung pada PD. Simpati yang disajikan dalam tabel 1.

Proses Bisnis Inti Proses bisnis pendukung

a. Pemasaran dan Promosi a. Pengelolaan keuangan (financial


b. Pemenuhan order dari pelanggan management)
c. Layanan Pelanggan b. Pengelolaan pegawai (human resources
management)
c. Pengembangan infrastruktur dan
teknologi (infrastructure & technology
development)
Tabel 1. Proses bisnis inti dan proses bisnis pendukung pada PD. Simpati

Proses bisnis inti PD. Simpati melibatkan divisi Pemasaran dan Divisi Produksi.
Sedangkan proses bisnis pendukung dilakukan oleh divisi keuangan. Proses bisnis inti
pada PD. Simpati dipetakan sebagai berikut (Gambar 15):

Salah satu proses bisnis inti yang krusial pada PD. Simpati adalah proses
pemenuhan order. Proses bisnis ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Proses

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 20


pemenuhan order menjadi indikator utama dalam pengukuran kinerja proses bisnis
perusahaan. Terpenuhinya order pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan
merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam memenuhi kepuasan
pelanggan. Proses pemenuhan order merupakan suatu proses yang dipicu oleh adanya
event (kejadian) bisnis yaitu adanya pemesanan order dari pelanggan. Aktivitas-aktivitas
dalam proses bisnis pemenuhan order yang sedang berjalan (As-Is Model) pada
PD.Simpati dipetakan dalam pemodelan proses bisnis level 2 menggunakan BPMN
digambarkan sebagai berikut (Gambar 16):

Proses Pemenuhan Order Level 2

Sta
rt

Terima
Order

Kalkulasi
Biaya

Deal
dengan Peranca
ngan

Pengec
ekan
Pembel
ian

Tid
Tersedi ak
a

Ya

Finis
hing

Prod
uk

Gambar 16. Proses Bisnis Pemenuhan Order Level 2 (As-Is Model)

Proses bisnis pemenuhan order melibatkan divisi pemasaran dan divisi produksi. Proses ini
dimulai dengan menerima order pelanggan dan diakhiri dengan pengiriman produk yang telah
dipesan kepada pelanggan.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 21


KESIMPULAN

Identifikasi dan Pemodelan proses bisnis merupakan tahap awal dalam siklus manajemen
proses bisnis. Tahap ini sangat penting karena pemodelan proses bisnis yang sedang berjalan
(As-is Model) menjadi dasar untuk dilakukan analisis proses bisnis. Dari hasil penelitian
diidentifikasi proses bisnis inti yang ada pada PD. Simpati terdiri dari proses pemasaran,
pemenuhan order, dan layanan pelanggan. Pemodelan proses bisnis inti pada PD. Simpati
diidentifikasi proses yang paling krusial yaitu proses pemenuhan order. Proses tersebut dibuat
pemodelan yang sedang berjalan (As-Is Model) dengan diagram proses bisnis menggunakan
elemen-elemen BPMN.

Berdasarkan pemodelan yang telah dibuat maka perlu dilakukan analisis proses bisnis lebih
lanjut sehingga dapat dilakukan perbaikan pada area yang tepat kemudian digambarkan dalam
pemodelan proses bisnis yang diinginkan (To-be Model). Perlu dilakukan juga pemodelan
proses bisnis menggunakan metode yang lainnya seperti ARIS dan UML sebagai bahan
perbandingan.

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 22


DAFTAR PUSTAKA
Dirgantoro, Crown. 2002. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. PT. Grasindo. Jakarta

Erlangga. Jakarta, INA.


Grosskopf, Decker and Weske. 2009. The Process: Business Process Modeling using BPMN.
Meghan Kiffer Press

Harmon, Paul. 2007. Business Process Change: A Guide for Business Managers and BPM and
Six Sigma Professionals. 2nd Edition. Morgan Kaufmann Publisher. Burlington, USA
Putra, Y. M., (2021). Analisa Proses Bisnis dengan Business Process Modelling Notation
(BPMN). Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and Medium
Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations Excellence, 9(1), 34-
43.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk Mengurangi
Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan Pendekatan Six Sigma.
Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.

Portugal, V., dan Sundaram, D. 2006. Business Processes: Operational Solutions for SAP
Implementations. IRM Press. Hershey, USA.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing welding and
machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes Autom, 53, 377-384
Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Kanban
(Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 7(2).

.Weske, Mathias. 2007. Business Process Management: Concepts, Languages, Architectures.


Springer. Berlin Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik
Meningkatkan Daya saing Perusahaan.
http://immahinayati.dosen.narotama.ac.id/files/2014/04/BPMN.pdf (diakses 21 September 2016)

MANAJEMEN PROSES BISNIS-KELOMPOK 7 Page 23

Anda mungkin juga menyukai