Anda di halaman 1dari 24

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN PROSES BISNIS

Muhammad Hendy-0417-1122-3051

JURUSAN S1 MANAJEMEN ALIH JENIS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
1

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 10
IV. HASIL ..................................................................................................................... 11
V. PEMBAHASAN ........................................................................................................... 19
VI. KESIMPULAN ......................................................................................................... 22
VII. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 23
2

ABSTRAK

An organization or agency certainly have business processes that are run to


support the operational activities of the organizations or agencies in order to
achieve the vision and mission have been determined An organization or agency
certainly have business processes that are run to support the operational activities
of the organizations or agencies in order to achieve the vision and mission have
been determined. As a student of Univeritas Airlangga, students get the task of
identifying the concept of Business Process Management from a book that has
been given to fulfill the Final Exam Semester assignments for business process
management.
I. PENDAHULUAN

Sebagai mahasiswa, kewajiban kami adalah menyelesaikan tugas yang diberikan


yang dalam hal ini adalah tugas individu untuk memenuhi ujian akhir semester
mata kuliah manajemen proses bisnis. Tugas ini berupa analisis perbandingan
tentang definisi konsep Business Process Management (BPM) dari 3 e-book yang
diberikan sebagai sumber acuan.

BPM adalah disiplin ilmu yang mengkombinasikan pemodelan, otomatisasi,


eksekusi, pengendalian, pengukuran dan optimalisasi arus aktivitas bisnis yang
digunakan untuk mendukung tujuan perusahaan yang mencakup sistem,
karyawan, pelanggan dan mitra dalam dan di luar perusahaan.

Pengertian lainnya adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu


organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. Atau otomatisasi
dari aktivitas pekerja yang memakan waktu dan biaya dari suatu perusahaan.

Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan BPM bukan saja berkaitan
dengan penerapan teknologi. Bukan berarti suatu proses yang awalnya dilakukan
manual diubah menjadi otomisasi dapat dikategorikan sebagai BPM. BPM
mengandung makna yang lebih luas yaitu perubahan proses bisnis yang dilakukan
demi menghadapi masalah managerial yang dihadapi perusahaan. Setelah proses
bisnis diubah barulah diiringi dengan teknologi yang membantu implementasi
BPM agar dapat berjalan dengan lancar.

Proses otomatisasi yang terjadi ketika penerapan teknologi hanya dapat


meningkatkan efisiensi perusahaan ketika proses yang memang dijalankan tanpa
teknologi terlebih dahulu sudah efisien. Jika belum penerapan otomisasi hanya
3

akan memperbesar inefisiensi yang memang sudah ada di dalam proses bisnis
tersebut.

BPM dapat disebabkan oleh beberapa hal. Yang pertama adalah organisasi
misalkan adanya pertumbuhan organisasi yang tinggi, ada nya pengabungan usaha
( merger), perubahan strategi, dll. Yang kedua adalah manajemen misalkan
keinginan ingin memaksimalkan ROI, ekspansi bisnis, dll. Yang ketiga adalah
karyawan misalkan tinggi nya angka perputaran karyawan, rendahnya kepuasan
karyawan,dll. Yang keempat adalah pelanggan dan mitra perusahaan misalkan
tingkat kepuasan yang rendah, pertumbuhan yang tinggi, dll. Yang kelima adalah
produk dan servis misalkan adanya produk baru yang akan dikembangkan. Yang
keenam adalah proses misalkan kurangnya standarisasi, kurangnya
komunikasi,dll. Dan yang terakhir adalah teknologi informasi misalkan adanya
penerapan teknologi baru.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bisnis Proses adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi
beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga
berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis
umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga
tingkatan aktivitas atau kegiatan. Banyak definisi yang telah dijabarkan oleh para
ahli manajemen mengenai proses bisnis.

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis
adalah:

1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta


keluaran yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai
waktu dan ruang.
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan
nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus
terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup
beberapa fungsi.

Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja
dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu
karakteristik proses bisnis. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang
terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh
perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah
pengaruhnya.
5

Bisnis Proses

Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat kompetitif dan persaingan


bisnis yang semakin kompleks dan ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi
perusahaan. Kecepatan menjadi masalah yang patut diperhatikan yaitu bagaimana
cara perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi
dengan segera, dan untuk kemudian menggunakan informasi tersebut untuk
merespon setiap kejadian dan masalah secara cepat dan tepat pula. Karena itu
kecepatan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan nilai kompetitif suatu
perusahaan atau organisasi. Masalah yang sering kali terjadi adalah perusahaan
gagal atau terlambat dalam merespon tantangan bisnis yang muncul secara tidak
terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat lambat dalam mendeteksi
adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam mendeteksi pergerakan yang
dilakukan oleh kompetitor; lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang cenderung
mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi masalah secara dini, dimana
ini merupakan hal yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam
menghadapi perkembangan bisnis di masa seperti sekarang ini.

Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat


membutuhkan suatu solusi yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran
bisnis mereka secara menyeluruh (komprehensif) dan real-time, dalam arti apa
yang mereka lihat saat itu di laporan adalah benar-benar menggambarkan kondisi
perusahaan sebenarnya saat itu juga, bukan 1 minggu yang lalu, 1 hari yang lalu,
atau bahkan 1 jam yang lalu. Untuk itu peranan teknologi di sini menjadi sangat
vital. Perusahaan dapat mengandalkan teknologi yang tepat untuk membantu
mereka dalam meningkatkan efisiensi, mempertajam daya respons, dan pada
akhirnya adalah mampu menghasilkan nilai kompetitif bagi perusahaan. Pada
beberapa tahun terakhir telah banyak perusahaan yang memanfaatkan solusi
dengan teknologi informasi (TI) untuk mengoptimasi proses bisnis yang
dimilikinya, tapi kadang solusi yang mereka kembangkan masih setengah-
setengah. Mereka membangun solusi TI tersebut dalam beberapa sistem yang
terpisah, bukan dalam satu kesatuan. Sistem yang dibangun biasanya terbagi
berdasarkan unit kerja, atau berdasarkan proses bisnis yang ada. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan beberapa masalah ketika suatu saat terdapat proses bisnis
6

yang membutuhkan adanya kolaborasi ataupun pertukaran informasi antar unit


kerja atau antar proses bisnis untuk menyelesaikan rangkaian prosesnya tersebut,
yang tentunya hal ini tidak akan dapat ditangani dengan solusi TI model seperti
ini. Solusi TI seperti ini sebenarnya sudah tidak relevan lagi untuk digunakan
pada dunia bisnis yang sangat dinamis seperti saat ini.

Teknologi Manajemen Proses Bisnis atau Business Process Management (BPM)


adalah jawaban yang benar-benar ditunggu dan dibutuhkan kalangan bisnis untuk
membantu bisnis mereka dalam menghadapi tantangan dan kompetisi seperti
sekarang ini. BPM adalah solusi TI dengan pendekatan baru yang ampuh
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan menumbuhkan nilai
kompetitif suatu bisnis. BPM dirancang untuk mengintegrasikan antara karyawan
dan sistem informasi melalui prosesproses yang telah terotomatisasi dan bersifat
sangat fleksibel. BPM juga merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan
daya respon perusahaan
secara signifikan untuk menyesuaikan keinginan pelanggannya pada setiap produk
atau layanan yang dihasilkan, dengan cara memberikan akses informasi secara
real-time yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, serta
pengambilan tindakan untuk merespon masalah yang terjadi secara lebih cepat
dan tepat.

Bisnis Proses

Apa itu BPM? Lalu mengapa BPM menjadi elemen yang sangat penting bagi
kesuksesan sebuah perusahaan? Sebelumnya, kita akan coba kupas terlebih dahulu
mengenai proses bisnis pada perusahaan. Proses bisnis merupakan inti dari
seluruh aktivitas pada suatu perusahaan atau organisasi. Untuk mencapai tujuan
perusahaan, proses bisnislah yang akan memberdayakan seluruh sumber daya
yang ada pada perusahaan. Tapi yang perlu diketahui adalah bahwa setiap bisnis
memiliki proses masing-masing yang unik, sesuai
dengan karakteristik dari perusahaan dan bidang usahanya, seperti proses
pembuatan produk ataupun layanan baru, pengadaan supply, menjawab
pertanyaan pelanggan, ataupun rekruitasi karyawan baru, yang tentunya memiliki
perbedaan karekteristik tersendiri untuk setiap perusahaan. Manajemen Proses
7

Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan nilainilai kompetitif bagi
perusahaan. Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan
peluang. Namun perusahaan terkadang kurang
memahami dan tidak mampu mengontrol proses bisnis yang dimilikinya. Pihak
manajemen mungkin telah berhasil membuat prosedur yang ideal untuk
menjalankan proses bisnisnya, tapi pada kenyataannya, implementasi di lapangan
dapat sangat berbeda dari apa yang telah dirancang sebelumnya. Pada pelaksanaan
suatu proses bisnis kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi, dan
berbagi kesalahan-kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
Bisnis yang tidak tangkas dalam mengontrol proses bisnis yang dimilikinya
cenderung akan menghalangi usaha perusahaan dalam mencapai sasaran yang
diinginkan.

Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan


efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan
untuk mengelola perubahan. BPM membantu perusahaan dalam mengawasi dan
mengontrol seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan,
pemasok, dan workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui
penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang
berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum
masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar.

Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama:

 Pemodelan

Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap


proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah
proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses, parallel proses,
penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah
tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa
membutuhkan bantuan dari staf IT.
8

 Pengintegrasian

BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga


elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar
informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini
bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface
(API) dan messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya
sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat wireless-nya
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses
bisnis.

 Pengawasan

Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses


bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang
terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat
memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan,
maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.

 Optimalisasi

Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis,


melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk
mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk
meningkatkan
efisiensinya.

Apa sebenarnya yang akan diperoleh perusahaan yang memanfaatkan solusi BPM
dalam mengelola dan mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya?
Keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) antara lain:

Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis


yang dimiliki, mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor
jalannya proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan
akan melakukan perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.
9

 Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugastugas


yang selama ini masih dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat
mengotomatisasi proses persetujuan serta penolakan, notifikasi dan
laporan status.
 Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat.
 BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan
proses alternatif yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
pada bisnis yang bersifat sangat dinamis seperti sekarang ini.
 BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk
mendapatkan informasi dengan cepat dan real-time.
 BPM mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses
bisnis.
 BPM meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
 Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber
daya. Sebuah solusi BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber
daya yang dibutuhkan pada sebuah proses.
10

III. METODOLOGI PENELITIAN

a. Data
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah
catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis
industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya (Uma Sekaran,
2011).
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Data sekunder ini
merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti
buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pengawasan kredit pada suatu bank

b. Teknik Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci
(Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.
11

IV. HASIL

BOOK 1 : Business Process Management by John Jeston and Johan Nelis

Prestasi

Mewujudkan tujuan strategis sebagaimana diuraikan dalam rencana strategis


organisasi. Pada tingkat proyek, ini adalah tentang mewujudkan nilai atau manfaat
bisnis sebagaimana diuraikan dalam kasus bisnis proyek.

Organisasi

Organisasi dalam konteks ini mengacu pada suatu perusahaan atau bagian dari
suatu perusahaan, mungkin unit bisnis yang terpisah dalam dirinya sendiri. Ini
adalah proses bisnis ujung-ke-ujung yang terkait dengan bagian organisasi ini.
Fokus ujung ke ujung ini akan memastikan bahwa pendekatan silo tidak
berkembang.

Tujuan

Tujuan dari implementasi BPM berkisar dari tujuan strategis organisasi hingga
tujuan proses individu. Ini tentang mencapai hasil atau tujuan bisnis. BPM
bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan.
Ini bukan 'solusi mencari masalah'.

Perbaikan

Peningkatan adalah tentang membuat proses bisnis lebih efisien dan efektif.

Pengelolaan

Manajemen mengacu pada proses dan pengukuran kinerja karyawan dan


manajemen. Ini tentang mengatur semua komponen penting dan subkomponen
untuk proses Anda. Maksud kami adalah mengatur orang, keterampilan, motivasi,
ukuran kinerja, penghargaan, proses itu sendiri, dan struktur serta sistem yang
diperlukan untuk mendukung suatu proses.
12

Kontrol

BPM adalah tentang mengelola proses bisnis ujung-ke-ujung Anda dan


melibatkan siklus penuh rencana-lakukan-periksa-bertindak (Deming circle,
Walton, 1986). Komponen penting dari kontrol adalah memiliki kemampuan
untuk mengukur dengan benar. Jika Anda tidak dapat mengukur sesuatu, Anda
tidak dapat mengontrol dan mengelolanya.

Esensial

Tidak setiap proses dalam suatu organisasi berkontribusi terhadap pencapaian


sasaran strategis organisasi. Proses esensial adalah yang melakukannya.

Bisnis

Implementasi BPM harus berdampak pada bisnis dengan memberikan manfaat.


Ini harus fokus pada proses bisnis inti yang penting untuk aktivitas bisnis utama
Anda - proses yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan strategis organisasi.

Proses

Apa itu proses? Ada banyak definisi proses sebagaimana halnya proses. Satu yang
kami setujui adalah Roger Burlton's, di mana ia mengatakan bahwa proses yang
benar terdiri dari semua hal yang kami lakukan untuk memberikan seseorang yang
peduli dengan apa yang mereka harapkan terima '(Burlton, 2001: 72). Ini
mencakup proses end-to-end yang sebenarnya, dari pemicu asli untuk proses
hingga kepuasan pemangku kepentingan utama. Burlton menambahkan bahwa tes
terakhir dari kelengkapan suatu proses adalah apakah proses tersebut memberikan
produk atau layanan yang jelas kepada pemangku kepentingan eksternal atau
proses internal lain '.

Dengan pernyataan sederhana ini dalam pikiran dan organisasi sebagai fokus
utama, kami akan menyarankan bahwa BPM adalah Pencapaian tujuan organisasi
melalui peningkatan, pengelolaan dan pengendalian proses bisnis yang penting.
13

BOOK 2 : AGILITY by ARIS Business Process Management By August-


Wilhelm Scheer Helmut Kruppke Wolfram Jost Herbert Kindermann

Apa yang ditawarkan Rekayasa Nilai ARIS dan platform ARIS dikenal di seluruh
dunia sebagai BPM, Manajemen Proses Bisnis. Namun, sementara itu, istilah ini
semakin digunakan untuk membahas kegiatan yang sangat berbeda. Untuk
mencegah kesalahpahaman, diperlukan penjelasan fundamental. Faktanya adalah
bahwa istilah BPM telah terdilusi secara substansial oleh penyedia teknologi
murni, seperti IBM, Microsoft dan Oracle. Untuk klarifikasi, penting untuk
membedakan antara dua jenis BPM: BPM bisnis di satu sisi dan teknologi BPM di
sisi lain.

Tujuan BPM bisnis, yang diwakili IDS Scheer, adalah penerapan BPM sebagai
filosofi manajemen dalam organisasi. Ini menyangkut penentuan posisi proses
bisnis perusahaan dan kinerja terkait (biaya, waktu, jumlah, sumber daya, atau
juga tingkat inovasi) sebagai perencanaan pusat dan pengukuran kontrol untuk
kesuksesan organisasi. Untuk melakukan ini, diperlukan organisasi dan platform
teknologi yang tepat. Di IDS Scheer, ini adalah tujuan dari Platform ARIS.
Platform meta-proses ini membantu organisasi untuk mengimplementasikan
proses BPM bisnis yang disebutkan sebelumnya, yang terdiri dari strategi proses,
desain proses, implementasi proses, dan pengendalian proses. Dengan demikian,
lanskap proses bisnis organisasi diwakili dalam keempat fase.

Namun, tujuan dari teknologi BPM, adalah otomatisasi proses bisnis terpilih yang
efisien dan fleksibel sebaik mungkin, mis. alur kerja, atau, ketika EAI terkait, juga
integrasi (proses) fleksibel berbagai aplikasi bisnis. Fokus utama dari sistem ini
adalah di bidang eksekusi. Memang, meskipun produsen perangkat lunak ini
berbicara tentang pemodelan proses dan pemantauan proses, ini hanya berlaku
untuk proses (bagian) pemodelan atau pemantauan yang akan diotomatisasi.
Untuk memastikan transisi yang mulus dalam eksekusi, model-modelnya sangat
teknologi dan jauh dari model proses operasi. Bahkan pemantauan hanya
berkaitan dengan indikator kinerja utama teknologi murni.

Kemudian ada, jika Anda mau, dua contoh istilah desain / pemodelan dan
pengendalian / pemantauan. Satu menganggap BPM dari sudut pandang bisnis -
14

inilah yang diwakili oleh ARIS - dan yang lain menganggapnya dari sudut
pandang teknologi. Tantangan yang tidak masuk akal adalah menghubungkan dan
mengintegrasikan kedua siklus ini sejauh mungkin. Ini juga merupakan latar
belakang hubungan dekat antara ARIS dan SAP - contoh praktisnya adalah
bagaimana BPM bisnis dapat saling terkait dengan BPM teknologi.

Manajemen Proses sebagai Mil Batu untuk Arsitektur Berorientasi Layanan


(SOA)

Tujuan dari kerjasama BPM antara SAP dan IDS Scheer adalah untuk lebih
mengembangkan metode dan alat untuk pemodelan proses yang konsisten, yang
mendukung SAP Enterprise Services Architecture (ESA). Dengan ARIS untuk
SAP NetWeaver, basis awal teknologi sudah ada di sini.

Menggunakan integrasi terbuka dan platform aplikasi, SAP NetWeaver,


pengguna, informasi dan proses bisnis dapat dikonsolidasikan, mencakup seluruh
teknologi dan organisasi. Dengan demikian, SAP NetWeaver mendukung
otomatisasi proses dalam aplikasi SAP (manajemen alur kerja). Proses yang
mencakup seluruh sistem dapat diintegrasikan dan diotomatisasi menggunakan
SAP NetWeaver Exchange Infrastructure (XI).

Apa yang telah hilang sampai sekarang adalah komponen Manajemen Proses
Bisnis. Hanya ini yang memungkinkan proses bisnis pengguna untuk ditangkap,
dianalisis, dioptimalkan, dan kemudian beralih dari ini ke dalam implementasi
proses teknis. Transformasi dari bisnis ke teknologi ini adalah fokus utama kerja
sama antara SAP dan IDS Scheer. Dalam hal produk, ini berarti integrasi ARIS
dengan SAP NetWeaver. Untuk menjamin transisi dari desain proses bisnis ke
implementasi teknologi, IDS Scheer kini memiliki produk, yang dirancang
bekerja sama dengan SAP, yang telah digunakan selama satu tahun dengan
pelanggan seperti Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Federal): produk ini adalah
ARIS untuk SAP NetWeaver.

Jembatan dari Bisnis ke TI

ARIS untuk SAP NetWeaver menjembatani kesenjangan antara persyaratan dari


sudut pandang proses bisnis dan implementasi menggunakan aplikasi SAP. Selain
itu, Manajemen Proses Bisnis dengan ARIS untuk SAP NetWeaver sudah
15

menyediakan dasar awal untuk keberhasilan peralihan ke teknologi masa depan,


seperti Arsitektur Layanan Perusahaan dari SAP. Solusi ini berisi deskripsi yang
komprehensif tentang arsitektur proses, dari model bisnis hingga implementasi
dan konfigurasi proses menggunakan SAP Solution Manager dan integrasi dengan
model orkestrasi layanan di SAP NetWeaver XI dan juga aplikasi dengan SAP
Business Workflow.

Namun, IDS Scheer memanfaatkan kemungkinan lebih jauh yang ditawarkan oleh
SAP NetWeaver Platform. Sejak pertengahan 2005, departemen pengembangan
telah mencurahkan waktunya untuk apa yang disebut aplikasi bisnis (komposit).
Produk software yang baru dirancang untuk memenuhi apa yang disebut 'ruang
putih' dalam lanskap SAP yang ada. IDS Scheer masing-masing memiliki
pengetahuan khusus dalam proses industri tertentu dan proses lintas industri
generik, yang sekarang akan dimasukkan ke dalam perangkat lunak sebagai
produk konsultasi. Dengan melakukan hal itu, selain keahlian sektor dan proses,
pelanggan juga dapat ditawari proses 'siap pakai'. Awalnya, ini menyangkut
proses dari bidang dan sektor di mana IDS Scheer memiliki kekuatan dan nilai
pengalaman tertentu, jadi mis. pertahanan dan SCM. Ini benar-benar berarti
bahwa, untuk selanjutnya, dalam konteks proyek konsultasi, pelanggan akan
menerima solusi SAP yang berisi perangkat lunak standar tambahan di mana
bagian dari proses mereka atau proses inti mereka sudah sepenuhnya terwakili.
Dengan demikian implementasi proses organisasi tidak akan lagi terjadi per
tangan - seperti yang masih terjadi saat ini - tetapi oleh perangkat lunak standar
yang disebutkan sebelumnya dari IDS Scheer, didukung oleh metodologi dan
perangkat ARIS.

Selama 3 tahun terakhir, keahlian proses ARIS, dikombinasikan dengan teknologi


SAP, juga telah dapat diakses oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang.
Produk SmartPath ARIS sekarang diminati di Eropa dan Amerika Serikat dari
pelanggan menengah dari berbagai sektor. Diskusi dengan para pelanggan ini
(IDS Scheer mencakup hampir secara eksklusif perusahaan-perusahaan dengan
lebih dari 200 karyawan atau omset lebih dari 20 juta Euro) mengungkapkan
bahwa perlambatan investasi TI yang banyak dibahas semakin banyak
diselesaikan. Namun, selain di masa lalu, perusahaan tidak menginginkan solusi
16

IT yang mungkin cocok untuk saat ini, tetapi teknologi terbaru yang juga dapat
diukur. Ini terutama berlaku untuk bidang-bidang seperti produksi. Memang, saat
ini tampaknya seolah-olah, sebanding dengan total investasi, perusahaan
menengah menghabiskan jauh lebih banyak untuk TI daripada rekan-rekan
mereka yang lebih besar. Semakin banyak perusahaan menengah yang
menginginkan perangkat lunak, pemeliharaan, dan konsultasi, semuanya dari
sumber yang sama. Dalam melakukan ini, mereka ingin mencapai dasar jangka
panjang dan dapat diandalkan untuk perencanaan.

Proporsi solusi yang berdiri sendiri di perusahaan-perusahaan tersebut juga


menurun, karena persyaratan jaringan dan integrasi dengan mitra bisnis
berkembang pesat. Untuk tujuan inilah diperlukan standar. Di sisi lain, ada
persyaratan yang jelas untuk solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan
- memang ini terutama terjadi ketika organisasi tersebar di berbagai sektor.
Dengan menggunakan ARS SmartPath IDS Scheer untuk perusahaan menengah,
model proses bisnis dari berbagai sektor dapat digabungkan sehingga perangkat
lunak segera mendukung alur kerja khas-ideal.

Berdasarkan SAP All-in-One sebagai perangkat lunak ERP, solusi ini


memungkinkan persyaratan lebih lanjut dari perusahaan menengah terpenuhi.
Semakin sering, konsultan merasa di bawah tekanan untuk mewujudkan
implementasi quick win dengan ROI tinggi. Investasi akan melihat pengembalian
setelah hanya 30 bulan. Pelanggan melihat bahwa ini dimungkinkan
menggunakan pendekatan berorientasi proses bisnis. ARIS SmartPath
memungkinkan proses untuk dikombinasikan secara bermakna dengan aplikasi.
Sebagai hasilnya, pengguna dapat memetakan, menganalisis, dan mengoptimalkan
keseluruhan kompleks organisasi mereka secara transparan.

IDS Scheer menawarkan portofolio lengkapnya, dengan produk dan konsultasi,


mulai dari desain proses hingga pengendalian proses, di seluruh dunia di lebih
dari 50 negara - dengan kantor di 22 negara dan mitra jangka panjang di sekitar 30
negara. Kehadiran global ini berarti bahwa pelanggan multi-nasional dapat yakin
bahwa keahlian proses IDS Scheer dapat diakses di mana pun mereka aktif di
dunia. Ini akan menjadi semakin penting ketika, selama tahun 2006, versi baru
SAP NetWeaver Platform yang disebutkan di atas - dengan ARIS "di dalam" - dan
17

kemungkinan hasil yang dihasilkannya untuk memastikan keunggulan proses


bisnis di organisasi mana pun.

BOOK 3 : BUSINESS PROCESS MANAGEMENT APPLIED : Creating the


Value Managed Enterprise By Charles Poirier Ian Walker

Di jantung arsitektur baru adalah BPM. BPM adalah teknologi yang muncul yang
menandai penggantian untuk pengalaman menyakitkan dari proyek rekayasa
ulang masa lalu, di mana proses dirancang ulang dalam latihan satu kali, yang
menyebabkan sistem yang luas dan mahal serta penggantian dan gangguan
organisasi. Program kerja semacam itu tidak lagi dapat diterima oleh tim
manajemen, kecuali dalam kasus yang paling ekstrem. Fokusnya sekarang pada
perbaikan proses berkelanjutan yang dimungkinkan oleh BPM dan sistem
manajemen proses bisnis (BPMS).
18

BPM adalah kerangka kerja yang terdiri dari alat dan layanan yang memberikan
visibilitas real-time, manajemen berkelanjutan, dan optimalisasi proses bisnis
ujung ke ujung yang berinteraksi dengan orang, sistem, dan lintas batas
organisasi. Metodologi BPM didasarkan pada serangkaian asumsi berikut:

 Proses bisnis beroperasi dalam keadaan perubahan dan adaptasi abadi.


 Proses berinteraksi dengan proses lain dan saling memotong.
 Proses dapat didistribusikan, ujung ke ujung, berumur panjang,
kolaboratif, dan transaksional dan melibatkan beberapa peserta (orang dan
sistem).
 BPM didasarkan pada solusi teknologi, BPMS, untuk menciptakan proses
bisnis yang dapat dieksekusi secara langsung yang berevolusi.

BPMS memungkinkan perusahaan untuk memodelkan, menyebarkan, dan


mengelola proses bisnis penting misi, yang menjangkau berbagai aplikasi
perusahaan, departemen perusahaan, dan mitra bisnis - di belakang firewall dan
melalui Internet. Ini memberikan siklus umpan balik dan peningkatan
berkelanjutan untuk siklus hidup proses bisnis end-to-end
19

V. PEMBAHASAN

1. Business Process Management by John Jeston and Johan Nelis


Dalam ebook ini secara sederhana mereka (para penulis) menyoroti
tentang kebingungan seputar BPM (Business process Management)
diantara para pekerja dalam suatu oraganisasi hingga para kritikus dan
oraganisasi yang memerlukan BPM sendiri nampaknya banyak yang salah
paham akan pengertian dan fungsi dari BPM.

“Kami ingin segera mengklarifikasi satu hal. Menurut pendapat kami,


BPM tidak sama dengan alat teknologi atau inisiatif untuk proses bisnis.
Dalam pengalaman kami, ada peningkatan proses bisnis yang signifikan
yang dapat dicapai tanpa teknologi. Bisakah BPM melibatkan teknologi,
dan apakah teknologi itu hal yang baik? Tentu saja, dalam keadaan yang
tepat dan kapan itu bisa dibenarkan. Apakah pemodelan proses dan alat
manajemen berguna untuk mencapai peningkatan proses dalam keadaan
non-teknologi? Jika alat yang dimaksud adalah alat pemodelan proses,
maka ya, mereka bisa sangat berguna dalam proses ini. Bahkan, sulit
untuk menyelesaikan proyek peningkatan proses yang kompleks secara
efektif waktu tanpa menggunakan alat-alat ini.” Pernyataan ini terdapat
dalm e-book yang secara sederhana menjadi dasar pernyataan kami
tentang bahasan definisi konsep BPM dalam e-book ini. Masuk lebih
dalam lagi buku ini menjelaskan setelah memberi pengertian akan definisi
BPM adalah mwngapa BPM penting? Kapan BPM diperlukan/penting?
Siapa saja yang harus terlibat? Teknologi apa yang diperlukan dan
bagaimana menjualnya? Buku ini seharusnya tidak biasa, tetapi memang
demikian. Seharusnya sudah lama ditulis, tapi ternyata tidak. Semua buku
tentang manajemen proses bisnis harus serupa dengan itu, tetapi tidak.
Buku-buku yang dimaksudkan untuk memberi tahu orang-orang dalam
organisasi bagaimana melakukan sesuatu harus sejelas ini, tetapi jarang.
Manajemen proses seharusnya sudah didemistifikasi, tetapi belum. Yang
luar biasa tentang buku ini adalah akal sehatnya yang luar biasa. Ini
menunjukkan ide-ide yang tampaknya biasa-biasa saja, seperti bahwa
20

berbagai tingkat perubahan proses yang diperlukan dalam keadaan yang


berbeda, dan bahwa teknologi saja tidak cukup untuk melakukan
perubahan proses. Ide-ide ini tampak jelas, tetapi mereka tidak sering
dijumpai di dunia manajemen proses bisnis, atau BPM. Bahkan, agar Anda
sepenuhnya menghargai keutamaan buku ini, Anda perlu mengetahui
sesuatu tentang apa yang salah dengan BPM.

Kesan kami akan e-book ini adalah dasar untuk memahami apa itu BPM
dan bagaimana mengimplementasikan dalam organisasi, kesan itu
didorong oleh bahasa yang tidak terlalu sulit dipahami dengan kalimat-
kalimat yang sederhana namun dengan detail memaparkan agar pembaca
paham. Menurut kami sangat berbeda dengan e-book ke-2 dan ke-3 yang
lebih kompleks antara pengertian BPM dan lebih condong pada praktik
dan data dari hasil pengamatan para penulis yang juga terlibat aktif dalam
dunia organisasi dan bisnis khususnya dalam penggunaan teknologi yang
mendukung BPM dan supply chain organisasi.

2. AGILITY by ARIS Business Process Management By August-


Wilhelm Scheer Helmut Kruppke Wolfram Jost Herbert
Kindermann
Menurut kelompok kami buku ini sangat berbeda dengan kedua e-book
lainnya. Berbeda dengan 2 e-book lain yang lebih condong pada tahp demi
tahap mulai dari pengertian dan implementasi berdasarkan data
pengamatan dan penelitian yang diakukan pada organisasi yang belum dan
sudah melakukan BPM, buku ini lebih condong kepada teknologi/software
untuk mendukung penggunaan/pemanfaatan BPM dengan ARIS-software-
method-instrument. Secara bertahap dalam e-book dinyatakan bahwa
selama bertahun-tahun, perangkat lunak BPM ARIS telah menjadi metode
dan instrumen untuk konsultasi. Model yang kuat, proses terstruktur,
konten yang ditentukan secara semantik, dan solusi pra-konfigurasi
dikembangkan untuk setiap jenis proyek. 20 tahun pengalaman dalam
konsultasi tentang Manajemen Proses Bisnis telah mengalir ke ARIS
Value Engineering. Dengan ARIS, prinsip bahwa seseorang memerlukan
21

standar dan komponen yang telah ditentukan untuk memungkinkan


pengalaman dapat digunakan kembali telah dibawa ke konsultasi.
Secara sederhana kami menyimpulkan e-book ini lebih kepada hal-hal
berbau teknologi khususnya peran ARIS yang dibahas dalam buku dan
bagimana cara implementasi teknologi untuk mendukung BPM seperti The
Bridge from Business to IT.
Contoh kasus yang dibahas juga seperti yang sebelumnya kami nyatakan
diatas adalah contoh kasus membahas organisasi yang memanfaatkan
ARIS atau software dan metode lain seperti : BMW dan T-mobile.

3. BUSINESS PROCESS MANAGEMENT APPLIED : Creating the


Value Managed Enterprise By Charles Poirier Ian Walker
E-book ke-3 yang menjadi bahan pmebelajaran dalam tugas ini tidak
jauh berbeda dengan e-book pertama menurut kami hanya saja yang
menjadi fokus buku ini adalah peran besar BPM dalam business
network dan supply chain organisasi yang mengimplemtasikan BPM,
sebagaimana kami kutip “Kita perlu menetapkan nilai BPM dalam
memfasilitasi rekayasa ulang yang diperlukan dari langkah-langkah
proses yang membuat kemajuan yang layak layak dilakukan. Dalam
bab ini, kami mempertimbangkan kompleksitas jaringan bisnis yang
berkembang dan peluang nilai yang disajikan melalui kemampuan
untuk dengan mudah masuk ke dalam sistem informasi yang berbeda
dan mengekstrak pengetahuan vital yang sangat diperlukan untuk
interaksi bisnis tingkat yang lebih tinggi” buku ini membahas definisi
dari BPM bukan hanya dari teknologi yang digunakan namun lebih
mengarah kepada praktek yang step by step sehingga memudahkan
organisasi yang menggunakan BPM dibagi-bagi menjadi beberapa
level dan setiap level diberikan penjelasan akan bagaimana organisasi
yang berada pada level tertentu mampu menggunakan BPM dan
impact nya.
22

VI. KESIMPULAN

Kami juga menarik beberapa hal setelah membandingkan definisi konsep dari
ketiga ebook apa yang membuat sebuah BPM, dan mengapa begitu penting bagi
bisnis untuk memiliki sistem BPM?

1. BPM memfasilitasi perbaikan dan pengelolaan proses yang mendorong


hasil bisnis yang dioptimalkan, yang mengarah pada biaya yang lebih
rendah, pendapatan yang lebih tinggi, dan kepuasan pelanggan yang
tinggi.
2. BPM memungkinkan bisnis untuk menyelaraskan prosesnya dengan
kebutuhan pelanggan mereka.
3. BPM membantu pengambilan keputusan tentang hal-hal seperti
penyebaran, pengukuran dan pemantauan sumber daya organisasi.
4. BPM berkontribusi pada pemeliharaan sistem manajemen keuangan
perusahaan yang sehat.
5. BPM memungkinkan organisasi untuk melacak kemajuannya dalam
memenuhi dan mencapai tujuannya.
23

VII.DAFTAR PUSTAKA

1. Jeston, John dan Johan Nelis . 2008 . Business Process Management Practical
Guidelines to Successful Implementations . Hungary : Butterworth-
Heinemann is an Imprint of Elsevier .
2. Poirier, Charles dan walker Poirier . BUSINESS PROCESS
MANAGEMENT APPLIED Creating the Value Managed Enterprise . 2005 .
United States Of America : J. Ross Publishing, Inc .
3. Scheer, Wilhelm-August, dkk . 2006 . AGILITY by ARIS Business Process
Management . Germany : Strauss Offsetdruck .

Anda mungkin juga menyukai