Pembahasan
1. Identifikasi aktor
a. Kementerian kesehatan sebagai aktor resmi bertanggung jawab untuk membuat
kebijakan, menyusun regulasi, dan melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan
tersebut
b. Industri tembakau sebagai aktor tidak resmi memiliki kewajiban untuk
mencantumkan peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk
tembakau karena masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang
jelas, benar, dan jujur tentang bahaya merokok.
c. Lembaga swadaya masyarakat sebagai aktor tidak resmi berperan dalam
mengkampanyekan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan ini.
2. Identifikasi isi
a. Tujuan kebijakan
Kebijakan pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan
produk tembakau bertujuan untuk mengurangi konsumsi tembakau dan mencegah
perokok pemula. Isi kebijakan ini antara lain:
Peringatan kesehatan harus mencantumkan gambar dan tulisan yang
informatif dan mudah dipahami.
Peringatan kesehatan harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti ukuran,
posisi, dan komposisi warna.
Peringatan kesehatan harus ditinjau secara berkala untuk memastikan
efektivitasnya.
b. Strategi kebijakan
Strategi untuk mengatasi tantangan dalam penegakan kebijakan peringatan kesehatan
dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau di Indonesia:
Memperkuat kolaborasi dengan industri tembakau :
Membangun mekanisme formal untuk dialog dan kolaborasi antara
Kementerian Kesehatan dan industri tembakau. Libatkan perwakilan industri
tembakau untuk memahami kekhawatiran dan perspektif mereka. Jelajahi
peluang untuk kemitraan yang saling menguntungkan, seperti pendanaan
bersama untuk kampanye kesehatan masyarakat.
Meningkatkan kampanye pendidikan Masyarakat :
Mengembangkan dan menerapkan kampanye pendidikan publik yang
ditargetkan dan disesuaikan dengan demografi yang berbeda. Memanfaatkan
berbagai saluran komunikasi, antara lain media massa, media sosial, dan
program penjangkauan masyarakat. Tekankan dampak negatif merokok
terhadap kesehatan, khususnya bagi kaum muda dan kelompok rentan.
Memberdayakan organisasi masyarakat sipil :
Berkolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil (CSO) untuk meningkatkan
kesadaran tentang kebijakan dan tujuannya. Mendukung OMS dalam
melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi untuk menilai efektivitas
kebijakan. Memberi OMS akses terhadap sumber daya dan keahlian untuk
meningkatkan upaya advokasi mereka.
Memperkuat mekanisme penegakan hukum :
Meningkatkan jumlah pengawas yang bertanggung jawab memantau
kepatuhan terhadap kebijakan. Terapkan hukuman yang lebih ketat bagi
ketidakpatuhan, termasuk denda dan larangan produk. Meningkatkan
kolaborasi dengan lembaga penegak hukum untuk mencegah dan mengadili
pelanggaran.
Mempromosikan mata pencaharian alternatif bagi petani tembakau:
Memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada petani tembakau untuk
beralih ke tanaman alternatif. Mengembangkan dan mempromosikan praktik
pertanian berkelanjutan yang dapat menghasilkan pendapatan bagi petani
tembakau. Mendukung pembentukan koperasi petani dan hubungan pasar
untuk produk-produk alternatif.
Mendorong kerja sama internasional :
Berbagi praktik terbaik dan pembelajaran dengan negara lain yang
menghadapi tantangan serupa. Berpartisipasi dalam forum dan inisiatif
internasional untuk mengatasi masalah pengendalian tembakau. Mendukung
peraturan internasional yang lebih kuat mengenai kemasan produk tembakau.
3. Identifikasi konteks
a. Faktor Geografis
Karena Indonesia mempunyai iklim tropis, suhu dan alam yang cocok untuk tanaman
tembakau. Oleh karena itu Indonesia menjadi negara penghasil tembakau terbesar ke
6 setelah China, Brazil, India, USA dan Malawi dengan jumlah produksi sebesar
164.851 ton / tahun.
b. Faktor Sosial
Karena rokok sering kali di gunakan sebagai sarana untuk bersosialisasi dan menjalin
hubungan. Misalnya, dalam acara - acara sosial, rokok sering kali menjadi sarana
untuk mempererat tali silaturahmi.
c. Faktor Budaya
Dalam beberapa budaya di Indonesia, merokok dianggap sebagai tanda kedewasaan dan
kemandirian. Oleh karena itu diadakannya kebijakan Permenkes Nomor 56 Tahun 2017
agar terdapat informasi mencakup gambar dan tulisan tentang bahaya merokok bagi anak
anak maupun orang dewasa.
4. Proses
Identifikasi masalah
Solusi :