Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Pendidikan Kesehatan Masyarakat

DOSEN : HARIZA ADNANI, S..KM, M.Pd, M.Kes

Disusun Oleh:

Nama NIM Kelas

: IKHSAN : 14.11.2562 : D.KM.V

KONSENTRASI MANAJEMENT RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2013

Judul : Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Dan Cara Berhenti Merokok FASE 1. Definisi dan Deskripsi Masalah Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll. Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.

Oke, nah berikut ini gambar perbandingan Paru-Paru Orang tidak Perokok dan Orang Perokok :

Identifikasi Audiens Target Utama Atau Spesifik Pada remaja mahasiswa khususnya, masalah kesehatan jangka pendek termasuk diantaranya penyakit yang dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan, kecanduan nikotin serta meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya lain termasuk obat terlarang. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya.

Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok :

Perokok mempunyai fungsi paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok.

Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru. Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung & stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai terlihat pada remaja yang menggunakan rokok.

Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada remaja yang aktif berolahraga.

Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak merokok.

Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-paru. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin meningkat apabila terus merokok.

Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain memberi efek buruk lebih dini.

Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur hidupnya, walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti, mereka sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah satu hal lain yang turut menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan terus menjadiperokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut sebagaian besar adalah anak-anak & remaja.

FASE 2. Masukan Audiens mengidentifikasi terhadap keinginan dan kebutuhan suatu audiens (remaja atau mahasiswa) maupun faktor-faktor yang memengaruhi perilakunya, termasuk manfaat, kendala, dan kesiapan untuk berubah. Pengkajian penelitian formatif biasa meliputi survey, focus group, wawancar menyeluruh, wawancara ahli, pengumpulan pendapat umum, dan studi kasus.

FASE 3. Pemilihan Strategi Menerapkan kebijakan kawasan tanpa rokok atau KTR yang mana kawasan tersebut meliputi Ada delapan tempat yang sama sekali tidak boleh merokok. Jika melanggar, perokok terancam hukuman pidana. , yaitu sarana kesehatan, tempat proses belajar

mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, tempat kerja, sarana olahraga, angkutan umum, dan tempat umum yang tertutup. Memiliki Program Berhenti Merokok yang bekerjasama dengan pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit.

FASE 4. Penyususnan Pesan Untuk Audien Menghentikan perilaku merokok adalah sulit karena saat perokok-perokok mencoba berhenti, kondisi yang mereka rasakan menjadi makin buruk. Kebanyakan upaya-upaya untuk mengurangi kecanduan rokok pada remaja difokuskan pada program-program pencegahan merokok, namun kecil upaya untuk menghentikan perilaku merokok itu sendiri. Upaya yang dilakukan lebih bersifat parsial dan sangat terfokus pada individu dan bukan pada komunitasnya sehingga perilaku merokok tetap bertahan bahkan terus meningkat. Perubahan diharapkan terjadi pada tingkat individual tetapi tidak pada komunitasnya sehingga tingkat keberhasilan remaja berhenti merokok juga kecil . Pendekatan komunitas sangat dibutuhkan untuk menghentikan perilaku merokok pada remaja. Intervensi komunitas untuk menghentikan perilaku merokok remaja menginginkan suatu perubahan di sebuah populasi. Tujuannya adalah untuk menurunkan permasalahan kesehatan terkait dengan merokok dan untuk meningkatkan status kesehatan komunitas.

FASE 5. Penetapan Lingkungan Penyampaian Pesan Lingkungan yang umum untuk penyampaian pesan meliputi rumah, sekolah, tempat kerja, pusat layanan kesehatan, bisnis eceran, balai masyarakat, tempat ibadah, lembaga pemerintah, perpustakaan, pusat perbelanjaan, pameran kesehatan, koalisi, sarana transportasi, rapat PTA,

dan permukiman. Penetapan lingkungan jelas berhubungan dengan pesan yang akan disampaikan dan strategi yang dipilih.

FASE 6. Penetapan Saluran Penyampaian Pesan dalam Lingkungan Pilihan Untuk melakukan kampanye, TV lebih dominant digunakan, karena menanyakan hal-hal umun maupun hal spesifik. Namun, TV juga mendatangkan banyak hal negatif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di amerika., TV lebih sering digunakan orang untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan, seperti kampanye anti AIDS dan anti rokok. Setelah itu diikuti media lainnya seperti radio, koran, majalah, buletin dan sebagainya. FASE 7. Penetapan Metode dan Materi Komunikasi Kesehatan Penerapan berbagai metode komunikasi kesehatan juga mencakup penyusunan materi pendukung, yang didefinisikan sebagai barang nyata yang diperlukan untuk mendukung metode atau pesan komunikasi kesehatan. Materi pendukung ini membantu meningkatkan

penerimaannya, menguatkan daya tariknya, merangkum poin utamanya, dan melengkapi pesan yang disampaikan melalui suatu saluran dalam lingkungan tertentu. Contohnya mencakup perangkat media cetak, poster, periklanan, lembar terima kasih, lembaran fakta, place mat, kurikulum, dan panduan coordinator program

Penjelasan : Fase Dalam Model Proses Komunikasi Kesehatan The Health Communication Process Model melibatkan tujuh fase. Fase pertama berfokus pada pemberian defenisi dan deskripsi masalah. Fase kedua (masukkan audiens) melibatkan analisis audiens, pasar, dan pilihan saluran atau media dari mereka yang dipengaruhi oleh masalah kesehatan. Fase ketiga mengidentifikasi strategi intervensi yang tepat (pendidikan, kebijakan, layanan kesehatan, teknologi, mobilisasi masyarakat) yang diperlukan untuk memodifikasi masalah kesehatan. Tahapan pemilihan strategi ini mencakup penetapan apakah komunikasi merupakan stretegi utama atau pendukung. Fase keempat melibatkan pembuatan pesan yang diperlukan untuk mendukung strategi intervensi pilihan. Fase kelima difokuskan pada pemilihan lingkungan yang tepat-lokasi tempat audiens sasaran paling efektif dijangkau. Fase keenam mengidentifikasi saluran yang tepat yang didasarkan pada sebagian pada analisis saluran dalam fase 2. Fase ketujuh mengidentifikasi metode komunikasi kesehatan yang tepat. Contoh konferensi pers atau publikasiberita, presentasi, konseling, web page, dan materi cetak. Fase 1: Definisi dan Deskripsi Masalah Fase pertama melibatkan identifikasi masalah kesehatan dan mempertimbangkan pesan dan teknik memungkinkan yang akan mempengaruhi audiens sasaran. Proses identifikasi masalah kesehatan melibatkan pemberian pernyataan masalah kesehatan secara jelas dan identifikasi mengapa hal itu menjadi masalah. Ada banyak cara untuk melakukan aktifitas itu. Contoh, kita dapat mendeskripsikan kematian dan disabilitas berkaitan dengan masalah kesehatan. Setelah masalah didefinisikan dan dideskripsikan dengan tepat, kita perlu mengidentifikasi audiens target utama atau spesifik, yang akan menerima komunikasi kesehatan.istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan ini di dalam komunikasi kesehatan adalah segmentasi, yaitu aktivitas memecah suatu populasi yang besar menjadi segmen-segmen yang dapat dikelola. Segmentasi didefinisikan sebagai suatu proses pembagian sebuah populasi menjadi segmensegmen yang berbeda yang didasarkan pada karakteristik yang memengaruhi ketanggapan mereka pada intervensi. Segmentasi memerlukan identifikasi audiens target utama yang memiliki karakteristik sama (mis, tingkat kesiapan untuk berubah, kepercaan kesehatan).

Fase 2: Masukan Audiens Setelah audiens target diidentifikasi, kita perlu mengumpulkan masukan darinya dan melakukan pengkajian untuk lebih memahami audiens tersebut. Proses ini dikenal sebagai penelitian formatif, yang melibatkan identifikasi terhadap keinginan dan kebutuhan suatu audiens maupun faktor-faktor yang memengaruhi perilakunya, termasuk manfaat, kendala, dan kesiapan untuk berubah. Pengkajian penelitian formatif biasa meliputi survey, focus group, wawancar menyeluruh, wawancara ahli, pengumpulan pendapat umum, dan studi kasus.

Penelitian formatif melibatkn analisis audiens, pasar, dan analisis saluran, analisis audiens berfokus pada karakter khas dari audiens target, termasuk keinginan dan kebutuhan. Analisis pasar menguji kesesuaian antara focus minat (mis., perubahan perilaku yang diinginkan) dan variable pasar penting didalam audiens target. Istilaah yang digunakan dalam komunikasi dan pemasaran berorientasi konsumen untuk variable itu adalah campuran peasara (marketing mix). Marketing mix ini tersusun atas empat komponen, produk,harga, dan tempat. Produk,produk dapat berupa perilaku, layanan, atau produk yang diinginkan unruk pemanfaatan audiens target atau bahkan gagasan untuk diadaptasi. Harga merupakan biaya yang harus dibayar konsumen untuk untuk menerapkan perilaku yang baru. Harga dapat mencakup antara lain, uang, waktu, tenaga atau peluang, Tempat adalah lokasi produk dikaji atau diperoleh. Penting untuk menetukan apakah produk paling baik diberikan dalam lingkungan yang memungkinkan adanya dukungan sosial, atau apakah produk lebih tepat didistribusikan melalui internet, surat, atau beberapa saluran lain. Terakhir, promosi melibatkan metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan audiens sasaran dan sangat serupa dengan analisis saluran. Analisis saluran, merupakan proses yang membantu menentukan lingkungan, saluran dan metode, komunikasi mana yang kemungkinan yang paling menarik bagi audiens target. Proses ini juga mencakup analisis lokasi tempat audiens target paling mudah dijangkau (lingkungan), cara mereka menerima sebagai besar informasi mereka (saluran), dan pilihan mereka akan metode komunikasi. Dengan menggunakan perspektif audiens yang diperoleh dalam fase 2, proses komunikasi kesehatan berfokus pada identifikasi pesan, lingkungan, saluran, dan metode yang akan membentuk strategi intervensi. Walau diperlukan kerja dan sumber tambahan, untuk memperoleh masukan seperti segmentasi dan riset formatif yang tepat, hasil kerja dalam bentuk

mutut intervensi dan hasil akhir ang efektif sebanding dengan investasi yang dkeluarkan.

Fase 3: Pemilihan Strategi Strategi dapat didefinisikan sebagai rencana umum tindakan yang dapat mencakup beberapa aktivitas dan mempertimbangkan karakteristik populasi target. Pilihan strategi membantu membentuk seleksi metode. Strategi promosi kesehatan yang efektif dapat dikategorikan sebagai berikut: Strategi komunikasi kesehatan Strategi kebijakan atau penegakan Strategi mobilitas komunitas Strategi layanan kesehatan dan Strategi teknologi.

Pemilihan strategi intervensi yang tepat dengan mengetahui bahwa komunikasi kesehatan dilibatkan dalam setiap strategi promosi kesehatan.

Fase 4: Penyususnan Pesan Untuk Audiens Setelah pilihan (-pilihan) strategi diseleksi secara cermat, pertimbangkan pesan-pesan yang perlu disampaikan kepada audiens target. Strategi yang dipilih akan mempengaruhi jenis pesan yang akan diterima audiens target. Contoh, kampanye flouridasi yang difokuskan pada membangun kesadaran melalui komunikasi kesehatan mungkin memiliki pesan berikut: Flouridasi air aman dan efektif bagi semua, dan akan mengurangi kasus gizi karies sampai 38%. Hubungi pembuat kebijakan Anda dan katakana kepada mereka bahwa Anda mendukung peningkatan kesehatan gigi melalui flouridasi air. Suatu pesan kebijakan/pelaksanaan dapat berupa: Flouridasi air merupakan metode yang paling biaya efektif untuk meningkatkan kesehatan gigi dikalangan penduduk. Pesan yang mendukung teknologi dapat berupa: Pemantauan dan pengaturan kadar flouridasi dalam air pada system air untuk masak marupakan cara paling pasti untuk menurunkan kasus penyakit gigi. Pesan yang

mendukung mobilisasi komunitas, misalnya: Pembuat kebijakan yang Anda pilih memutuskan untuk tidak menudukung flouridasi air, walau fakta menunjukkan bahwa pemeliharaannya sangat mendukung prioritas komunitas yang sangat penting itu. Suara Anda bergaraga agar pejabat yang Anda pilih mau mendengarkan. Telpon 555-2222 untuk menyatukan suara Anda dengan yang lain.Jelas sudah, pesan komunikasi kesehatan yang didesain dengan baik adalah komponen penting dari jenis strategi apapun. Pesan efektif didasarkan pada bagaimana metode dapat menghasilkan perubahan dan menarik audiens targetnya. Pesan melibatkan poin-poin kunci yang akan mendorong audiens untuk memberikan reaksi yang diharapkan. Suatu pesan kemungkinan akan lebih efektif jika memiliki karakteristik tertentu yang menarik dan berhubungan dengan audiensnya.Cara untuk memastikan bahwa suatu pesan memang sesuai adalah dengan melakukan uji pendahuluan dikalangan audiens target melalui salah satu metode penelitian formatif yang teridentifikasi sebelumnya. Ada empat karakteristik yang harus diperhitungkan ketika mendesain suatu pesan. Karakteristik pertama adalah mutu, yang seringkali diukur melalui penilaian terhadap emosi. Daya tarik emosional yang lazim mencakup pasan yang sedih, lucu, menimbulkan ketakutan, ramalan, satu atau dua sisi, berdasarkan fakta atau bukti, implicit, atau eksplisit. Karakteristik kedua adalah sumber. Pesan yang disusun dengan baik mungkin tidak dihiraukan jika tidak disebarkan melalui sumber yang tepat dan terpercaya. Contoh sumber pesan antara lain selebriti, teman sebaya, petugas pemerintah, dokter, konsultan, perawat, ilmuwan, tokoh agama, pemimpin, dan politisi. Karakteristik ketiga melibatkan factorfaktor internal yang berhubungan dengan audiens, seperti sikap pengetahuan, nilai maksud perilaku, perilaku, tingkat melek huruf, rasa tau etnisitas, watak psikologis, pengalaman dengan tindakan yang direkomendasikan, keterampilan, kerentanan dan keparahan masalah kesehatan yang dirasakan, kesiapan untuk berubah, perhatian akan persetujuan orang lain, tujuan hidup, dan standar pribadi. Karakteristik terakhir melibatkan factor-faktor eksternal, seperti dukungan social, status sosio ekonomi, iklim politik, hokum, kebijakan tempat kerja, dan akses ke layanan komunitas yang relevan dengan kesehatan.

Fase 5: Penetapan Lingkungan Penyampaian Pesan Anda Satu komponen esensial dari aktivitas komunikasi kesehatan apapun adalah penetapan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Lingkungan mengacu kepada lokasi (-lokasi) tempat pesan paling baik diterima atau paling disukai untuk diterima oleh audiens. Lingkungan juga mengacu pada lokasi tempat audiens dapat dicapai dan pengaruhi untuk berpikir tentang pesan. Lingkungan ditetapkan, sebagian, dari fase 2 (masukan audiens) dan dari umpan balik audiens yang diperoleh setalah pesan dirancang. Lingkungan yang umum untuk penyampaian pesan meliputi rumah, sekolah, tempat kerja, pusat layanan kesehatan, bisnis eceran, balai masyarakat, tempat ibadah, lembaga pemerintah, perpustakaan, pusat perbelanjaan, pameran kesehatan, koalisi, sarana transportasi, rapat PTA, dan permukiman. Penetapan lingkungan jelas berhubungan dengan pesan yang akan disampaikan dan strategi yang dipilih. Fase 6: Penetapan Saluran Penyampaian Pesan dalam Lingkungan Pilihan Lingkungan akan mempengaruhi cara saluran yang dapat digunakan untuk mencapai audiens tertentu. Saluran mengacu kepada sarana untuk menyampaikan suatu pesan kepada audiens tertentu. Pemilihan saluran yang tepat untuk suatu audiens kerap berhubungan, atau dalam beberapa kasus dibatasi, oleh lingkungan (-lingkungan) yang dipilih. Pemilihan saluran yang tepat juga didasarkan pada umpan balik audiens melalui aktivitas penelitian formatif. Contoh, apabila rumah teridentifikasi sebagai lingkungan utama, saluran yang tepat dapat mencakup kunjungan rumah satu persatu, teknologi via telepon, atau media massa via televise atau radio. Lingkungan tempat pesan disampaikan secara langsung dapat mempengaruhi tipe saluran yang diperlukan untuk mencapai audiens target. Fase 7: Penetapan Metode dan Materi Komunikasi Kesehatan Metode komunikasi kesehatan adalah aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan pesan kunci kepada audiens melalui lingkungan dan saluran yang dipilih. Pemilihan metode komunikasi dipengaruhi oleh keputusan yang diambil dalam keenam fase pertama. Contoh metode komunikasi mencakup pemberitahuan di surat kabar atau konferensi pers, presentasi, Web page, dan konseling.

Penerapan berbagai metode komunikasi kesehatan juga mencakup penyusunan materi pendukung, yang didefinisikan sebagai barang nyata yang diperlukan untuk mendukung metode atau pesan komunikasi kesehatan. Materi pendukung ini membantu meningkatkan

penerimaannya, menguatkan daya tariknya, merangkum poin utamanya, dan melengkapi pesan yang disampaikan melalui suatu saluran dalam lingkungan tertentu. Contohnya mencakup perangkat media cetak, poster, periklanan, lembar terima kasih, lembaran fakta, place mat, kurikulum, dan panduan coordinator program. Cara paling baik untuk melihat bagaimana metode komunikasi kesehatan diseleksi, dan bagaimana seleksi didasarkan pada fase-fase komunikasi kesehatan, pertimbangkan contoh pelaksanaan nyata dalam bagian bab ini. Perhatikan bagaimana metode, pesan lingkungan, dan saluran tercermin dalam setiap contoh. Amati bagaimana komponen tersebut berinteraksi, khususnya berkaitan dengan strategi komunikasi kesehatan primer versus yang diseleksi dan cara penerapannya.

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

I.

Pokok Bahasan

: Bahaya Merokok

II.

Sub Pokok Bahasan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian rokok Kandungan rokok Bahaya merokok

Penyakit akibat merokok Mengapa orang merokok Tips berhenti merokok Upaya pencegahan

III.

Sasaran

: Mahasiswa Santri Pondok Pesantren STIKES Surya Global

IV.

Waktu

: Sela

V.

Tempat

: Masjid Darrul Hijrah

VI. A.

Tujuan

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit tentang bahaya merokok terhadap tubuh, peserta penyuluhan mampu mengerti mengenai dampak menggunakan atau mengkonsumsi rokok. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menjelaskan pengertian rokok secara benar Menyebutkan kandungan rokok Menjelaskan bahaya merokok Menyebutkan penyakit akibat merokok Mengetahui mengapa orang merokok Menyebutkan tips berhenti merokok Menyebutkan upaya pencegahan

VII. Kegiatan Belajar Mengajar No 1 Pendahuluan a. Penyampaian salam b. Perkenalan c. Menjelaskan topic penyuluhan a. Membalas salam b. Memperhatikan c. Memperhatikan Kegiatan Respon masyarakat Waktu 5 menit

d. Menjelaskan tujuan e. Menjelaskan waktu pelaksanaan 2 Penyampaian materi 1. Materi a. Pengertian rokok b. Kandungan rokok c. Bahaya merokok d. Penyakit akibat merokok e. Mengapa orang merokok f. Tips berhenti merokok g. Upaya pencegahan

d. Memperhatikan e. Memperhatikan 45 menit 1.Memperhatikan penjelasan mencermati materi dan

2. Memberikan kesempatan untuk bertanya 2. Bertanya 3. Menjawab pertanyaan peserta 3.Memperhatikan jawaban 5 menit a. Memperhatikan b. Menjawab salam

Penutup a. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Mengakhiri dengan salam

VIII. Metode

Ceramah dan tanya jawab

IX.

Media

Leaflet/ Poster Media Jejaring Sosial (Facebook dan Twitter)

X.

Evaluasi

Audience mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menjelaskan yang dimaksud dengan rokok Menyebutkan 2 dari 3 kandungan rokok Menyebutkan 3 dari 5 bahaya merokok Menyebutkan 4 panyakit yang dapat ditimbulkan akibat merokok Mengidentifikasi beberapa penyebab alasan orang merokok Menyebutkan 3 tips berhenti merokok Menyebutkan upaya pencegahan merokok

XI.

Referensi

Jacksen, A. 2002. Bye..Bye..Smoke. Jakarta : Nexxmedia. http://bahayarokok.blogspot.com/ http://www.e-psikologi.com/remaja http://www.pjnhk.go.id/content/view/175/31/ http://organisasi.org/efek-bahaya-asap-rokok httphttp://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

XII. Materi Terlampir ROKOK 1. PENGERTIAN ROKOK Rokok merupakan salah satu zat aditif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. KANDUNGAN ROKOK Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Racun utama bagi rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagian merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat yang bersifat karsinogen, dan memicu kanker paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide).

3. BAHAYA ROKOK a. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb. b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet. c. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas. d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. e. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa

4. PENYAKIT AKIBAT MEROKOK Kanker mulut Kanker paru-paru Kanker perut Kanker payudara Penyakit jantung Stroke Kemandulan Bronchitis Osteoporosis

5. MENGAPA ORANG MEROKOK

a. Rokok tanda kejantanan b. Ekspresi perlawanan dan pemberontakan c. Kebiasaan sehari-hari (budaya) d. Peer pressure (tekanan teman sebaya) e. Pencapaian kebebasan f. Pelarian tekanan hidup

6. TIPS BERHENTI MEROKOK Dikenal dengan 8M : Memiliki niat dan motivasi Minum air atau juice buah Memohon doa Membuat sesuatu Mengunyah sesuatu Menarik nafas panjang Melengahkan nyalaan api rokok Melakukan olahraga

7. UPAYA PENCEGAHAN Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua. Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio.

Pesan-pesan yang disampaikan meliputi: Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu. Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

3. Bedakan dan jelaskan disertai contoh : - Media cetak sebagai alat peraga adalah alat- alat yang digunakan oleh pendidik untuk meyampaikan bahan pendidikan/ pengajaran. Alat bantu ini berdasarkan kemampuan manusia untuk menangkap stimulus dari inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/ pengetahuan yang diperoleh, sedangkan Media cetak sebagai media pendidikan kesehatan atau alat peraga adalah karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat- alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan- pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Ex : Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. - Dalam proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang. Dalam proses ini dikatakan sebagai metode pendidikan kesehatan bila mana permainan peran ini menceritakan tentang kesehatan lingkunagan di sebuah tempat yang terdiri dari dokter, warga, lurah, remaja dan peran pembantu lainnya. Ex : sandiwara mengenai bahaya rokok pada kalangan remaja.

- simulasi adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau ketrampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan. Metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggunakan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Simulasi dikatakan juga sebagai metode pendidikan kelompok. Metode simulasi diberikan kepada siswa, agar siswa dapat menggunakan sekumpulan

fakta, konsep, dan strategi tertentu. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah Dasar karena kegiatan pembelajarannya menuntut adanya kemampuan siswa dalam berinteraksi dalam kelompok. Simulasi juga dapat diklatakan sebagai metode pendidikan massa bila mana kita menerapkannya pada kalangan yang lebih luas lagi seperti mengadakan simulasi bencana bersama masyarakat yang daerahnya rawan terhadap bencana. Ex : Penerapan metode simulasi dapat diterapkan pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD dengan materi perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Dalam pembelajaran, siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu peran yang sama. Ada yang berperan sebagai penjajah Belanda, Jepang, maupun rakyat Indonesia. Mereka mensimulasikan atau memperagakan dengan pura-pura saat rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah. Alat atau media yang mereka gunakan dapat menggunakan pedang plastik/mainan, pistol mainan, sedotan runcing sebagai pengganti bambu runcing, bendera merah putih plastik, pakaian jaman dulu/tradisional, dan sebagainya sesuai dengan alur cerita yang diperagakan. Dengan begitu, diharapkan mereka akan lebih memahami, menghargai jasa-jasa para pahlawan dan mencintai bangsa Indonesia serta mengisi kemerdekaan dengan perbuatan yang positif.

Anda mungkin juga menyukai