Anda di halaman 1dari 6

Masalah kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

DISUSUN OLEH :

Suci Desi Lasari 180902004

Nanda Hadiarty 180902070

Shinta Sinulingga 180902074

Lulu Dewi Sari Simbolon 180902075

Brema A Pardede 180902076

Fernandus V Sirait 180902079

Earby Trysius L Sembiring 180902083

Dipa Orisa Saragih 180902087

Nikson I Purba 180902089

Ruth Dear Dwigita 180902091

Dosen Pengampu : Ok Syahputra Harianda, S.I.Kom, M.K.M

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020/2021
A. Pohon masalah dan analisisnya tentang kaitan konsumsi rokok dengan kesejahteraan
sosial

Tingginya angka perokok terus meningkat baik pada laki laki maupun perempuan. Perilaku
merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang tersebut terhadap
rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan
dapat diamati secara langsung. Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor
stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Seperti halnya
perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan
faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor
eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya).
perilaku merokok selain disebabkan dari faktor dalam diri (internal) juga disebabkan faktor
dari lingkungan (eksternal)
A. Faktor Diri (internal)
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan
diri dari rasa sakit dan kebosanan. Merokok juga memberi image bahwa merokok
dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan.
Individu juga merokok dengan alasan sebagai alat menghilangkan stres (Nasution,
2007).
Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis psikososial yang
dialami pada perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka sedang mencari jati
dirinya (Komalasari dan Helmi, 2000).
B. FaktorLingkungan (eksternal)
1. OrangTua
Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun bermacam-
macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-hal yang
berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau. Pada masa
remaja, remaja memulai berjuang melepas ketergantungan kepada orang tua dan
berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang
dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat sekarang tampak
terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah satunya adalah pola asuh
keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang
kurang baik akan menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merokok, minum-
minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).
2. Teman Sebaya
Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku berisiko kesehatan pada remaja
dapat terjadi melalui mekanisme peer socialization, dengan arah pengaruh berasal
kelompok sebaya, artinya ketika remaja bergabung dengan kelompok sebayanya maka
seorang remaja akan dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai
dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).
3. Iklan Rokok
Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang telah
mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok mempunyai
tujuan mensponsori hiburan bukan untuk menjual rokok, dengan tujuan untuk
mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok untuk mencoba merokok dan
setelah mencoba merokok akan terus berkelanjutan sampai ketagihan (Istiqomah,
2004)
Orang orang mengkonsumsi rokok pun memiliki banyak alasan pendukung di belakangnya
seperti lingkungan pertemanan yang rata rata perokok, ingin menampilkan image diri yang lebih
kekinian dan gaul, pemikiran mengenai rokok yang dapat menghilangkan stres, merokok untuk
mengisis waktu luang, sepi dan perasaan galau. Namun karena itu juga dari mulanya ikut ikut dan
coba coba akan menjadi kecanduan dan menimbulkan penyakit bagi dirinya. Penyakit yang timbul
antara lain penyakit paru obstruktif kronik, kanker, jantung stroke dan diabetes selain efek samping
pada kesehatan, pengkonsumsian rokok berlebih pun dapat menyebabkan kemiskinan karena kadang
perspektif bahwa lebih banyak pengeluaran pada rokok dari pada pengeluaran ke sesuatu yang lebih
penting dan berguna.
B. Analisis stakeholder menggunakan diagram venn
Jika melihat secara realistis sebenarnya tidak ada oknum oknum eksternal yang dapat secara
menyeluruh menyadarkan para pecandu rokok ini kecuali diri mereka dan kesadaran dari
mereka sendiri. Karena para pecandu rokok ini suda mengetahui enaknya dari rokok jadi
apapun informasi yang ada justru tidak mempengaruhi apa apa dalam kebiasaan mereka.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada stakeholder yang memiliki cara dan
pendekatan yang baik untuk melakukan penanganan pada penekanan angka pecandu rokok ini.
C. Susunlah program / kegiatan yang dapat di lakukan oleh pekerja sosial mengatasi
masalah kosumsi rokok
1. Terapi individu konseling
Seperti yang dilakukan untuk korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba terapi ini
juga dapat diterapkan pada pecandu rokok. Karena dasarnya adalah adanya sifat
kecanduan dan alasan kecanduan itu terjadi maka pendekatan individu diperlukan
untuk melakukan interaksi yang lebih emosional guna lebih menyadarkan pengguna
tentang bahayanya pengkonsumsian rokok dan tembakau.
2. Menaikkan pajak rokok
Dengan kenaikan tersebut pendapatan tambahan dari pajak rokok dialokasikan ke
bidang kesehatan, pendidikan, keselamatan publik dan juga program program sosial
yang dapat menyadarkan masyarakat mengenai bahayanya produk rokok dan tembakau
ini.
3. Melakukan larangan penyebaran iklan maupun berbentuk promosi ataupun sponsor
yang memiliki potensi untuk mempromosikan produk tembakau ataupun rokok.
Karena iklan dan promosi media massa merupakan bentuk penyebaran paling cepat
terhadap produk dan informasi mengenai tembakau dan rokok. larangan atau
pembatasan iklan, promosi dan sponsor harus mencakup semua varietas promosi baik
yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Televisi, radio, publikasi cetak dan
papan iklan adalah contoh bentuk iklan langsung, brand extension, distribusi gratis,
diskon harga, display produk di titik penjualan, dan sponsor berbagai acara atau
kegiatan adalah bentuk iklan tidak langsung.
4. Penetapan larangan dan pembuatan kebijakan mengenai asap rokok untuk perokok
pasif.
Larangan merokok dan kebijakan di terapkan ditempat dan kawasan yang sudah di
tentukan sebagai kawasan tanpa asap rokok dan tembakau.
5. Pengembangan wilayah smoke free area
Seperti yang sudah diterapkan di Arizona yaitu smoke free Arizona. Program ini telah
menyebarkan paket informasi dan rambu larangan merokok kepada lebih dari 4000
lokasi penjualan dalam 10 tahun terakhir dan sudah melakukan pemeriksaan laporan
pelanggaran. Program ini memastikan peraturan larangan merokok dipatuhi dan
tercapainya lingkungan bebas asap rokok.
6. Kampanye bahaya tembakau dan rokok
Karena kebiasaan merokok merupakan hal yang susah untuk ditinggalkan maka aksi
kampanye harus dilakukan bukan hanya sekedar melakukan aksi yang informatif
namun harus memiliki kekuatan emosional agar dapat lebih menyadarkan para
pengonsumsi rokok dan tembakau ini. Dalam pekerja sosial sendiri yang dapat menjadi
pendidik atau pun guru dapat melakukan pendekatan di level yang lebih advance pada
individu dan lebih dapat melakukan koneksi emosional dengan pengguna
7. Menyediakan layanan konseling
Untuk mereka yang sedang dalam proses pemberhentian pengkonsumsian rokok dan
tembakau.

Anda mungkin juga menyukai