Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN

OLEH:

-SUCI DESILASARI 180902004

-SITI NURHALIZA 180902006

-SOVIA FARDILA 180902038

-DIAN ANGGRAINI 1809020

-SHEYLA RAMADHINA 180902060

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

2019
1
KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kita panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Critical Book
Review “
      Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan dengan persiapan yang matang oleh
penulis. Untuk itu penulis juga berterima kasih kepada Bapak FAJAR UTAMA S.sos . M.kesos
selaku dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses pembuatan makalah
ini.
     Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
     Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang “Critical Book Review” dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhh 

                                                                                                      Medan, 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG …………………………………………………………….3


 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………….....3
 TUJUAN DAN MANFAAT ………………………………………………………3

BAB II FISIK BUKU

 BUKU I …………………………………………………………………………....4
 BUKU II …………………………………………………………………………...4

BAB III PEMBAHASAN

 BUKU I ……………………………………………………………………………5
 BUKU II …………………………………………………………………………..10

BAB IV KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 BUKU I …………………………………………………………………………...13
 BUKU II ………………………………………………………………………......13

BAB V PENUTUP

 KESIMPULAN …………………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..15

3
BAB I

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Teori modernisasi muncul pada pasca perang dunia kedua, yaitu pada saar amerika
terancam kehilangan lawan dagang sehingga terjadi kejenuhan pasar dalam negeri. Dari
keterlibatan amerika inilah negara negara eropa yang porak poransa seusai perang mulai
bangkit dari keterpurukannya, keterlibatan ini bukan saja banyak ‘menolong’ negara
negara eropa, tetapi di balik itu justru banyak memberikan keuntungan yang lebih bagi
amerika itu sendiri.

Pada perkembangannya kemudain, keberhasilan pembangunan yang diterapkan pada


negara negara eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk melakukan ekspansi pasar ke
negara negara dunia ketiga, dan banyak memberikan bantuan untuk pembangunannya.
Dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah diterapkan di eropa, ternyata banyak
mengalami kegagalan di negara negara dunia ketiga.

Asumsi dasar teori modernisasi mencakup; (1) bertolak dari dua kutub dikotomis yaitu
antara masyarakat modern (masyarakat negara negara maju) dan masyarakat tradisional
(masyarakat negara negara berkembang), (2) peranan negara negara maju sangat dominan
dan dianggap positif, yaitu menularkan nilai nilai modern disamping memberikan
bantuan modal dan teknologi. Tekanan kegagalan pembangunan bukan disebabkan oleh
factor factor eksternal melainkan internal. (3) resep pembangunan yang ditawarkan bisa
berlaku untuk siapa, kapan dan dimana saja.

 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu modernisasi?
2. Bagaimana sejarah modernisasi?
3. Apa saja yang termasuk teori modernisasi?

 TUJUAN
1. Untuk mengetahui modernisasi
2. Untuk mnegetahui sejarah lahirnya teori modernisasi
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam teori modernisasi

4
BAB II

FISIK BUKU

FISIK BUKU

 BUKU I

Judul buku : TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA

Pengarang buku : ARIEF BUDIMAN

Penerbit :PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 1995

Nomor ISBN : 979-605-142-7

Jumlah halaman : 134 halaman

Bahasa text : Bahasa Indonesia

 BUKU II

Judul buku : PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN

Pengarang buku : SUWARSONO, ALVIN Y . So

Penerbit : Pustaka LP3ES

Tahun terbit : 2006

Nomor ISBN : 979-839-121-7

Jumlah halaman : 266 halaman

Bahasa text : Bahasa Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

 BUKU I

POINT OF VIEW

TEORI MODERNISASI
Teori Modernisasi menjelaskan bahwa kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga
disebabkan oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri
asal negara yang bersangkutan. Kelompok teori yang tergolong ke dalam kelompok Teori
Modernisasi :

1. Teori Harrod-Domar ; Tabungan dan Investasi.

Roy Harrod dan Evsei Domar : pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya
tabungan dan investasi. Hal tersebut bersumber dari asumsi bahwa : masalah
pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal.
Persoalan keterbelakangan kemudian dirumuskan sebagai masalah kekurangan, yaitu
kekurangan modal. Teori Harrod-Domar tidak mempersoalkan masalah manusia dan
menganggapnya sudah tersedia.

2. Max Weber ; Etika Protestan

Teori Weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya
di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Weber mengemukakan apa yang
kemudian dinamakan Etika Protestan. Etika Protestan lahir di Eropa melalui agama
protestan yang dikembangkan oleh Calvin. Etika Protestan yang dikembangkan
Weber pada intinya adalah cara bekerja keras dengan sungguh-sungguh, lepas dari
imbalan material untuk mencapai surga. Etika Protestan adalah sebuah nilai tentang
kerja keras tanpa pamrih untuk mencapai sukses. Etika Protestan ini adalah faktor
utama bagi munculnya kapitalisme di Eropa yang kemudian menyebar dan
berkembang di Amerika Serikat.

6
3. David McClelland ; Dorongan Berprestasi

Konsep McClelland : the need for achievement (n-ach), kebutuhan atau dorongan


untuk berprestasi. Asumsi yang dipakai adalah orang yang mempunyai n-ach yang
tinggi, memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena
mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerjanya dianggapnya
sangat baik. Imbalan material menjadi faktor sekunder. Selanjutnya konsep ini
berkembang dalam level kelompok (masyarakat), yang jika mempunyai orang n-ach
yang tinggi maka akan menghasilkan pertumbukan ekonomi yang tinggi. Asumsi
McClelland didukung oleh penelitian dan latihan manajemen yang dilakukan olehnya.

4. W.W. Rostow ; Lima Tahap Pembangunan

Rostow membagi lima tahap pembangunan yaitu :


 Masyarakat Tradisional
Masyarakat dalam tahap ini belum memahami ilmu pengetahuan secara luas
dan masih mempercayai kekuatan-kekuatan mistis di luar kemampuan
manusia. Manusia demikian tunduk dengan alam dan belum bisa menguasai
alam, akibatnya produksi cenderung terbatas, mesyarakat yang cenderung
statis, tidak ada investasi dan pola & tingkat kehidupan antar generasi hampir
sama.
 Pra-kondisi untuk lepas landas
Masyarakat tradisional bukan tidak bergerak, hanya sangat lambat. Pergerakan
masyarakat tradisional ini kemudian akan mencapai pada posisi prakondisi
untuk lepas landas. Keadaan ini (biasanya) terjadi karena adanya campur
tangan dari pihak luar. Pada tahap ini terjadi usaha untuk meningkatkan
tabungan, investasi pada sektor-sektor produktif yang menguntungkan, dan
meningkatkan produksi di segala bidang.
 Masa lepas landas
Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi ini tabungan dan
investasi menjadi meningkat dan stabil. Industri-industri mulai berkembang
dan peningkatan dalam produksi pertanian.
 Bergerak ke kedewasaan
Proses kemajuan setelah lepas landas ini ditandai dengan investasi yang terus-
menerus, meskipun kadang terjadi pasang surut. Industri berkembang sangat
pesat dan produksi meningkat. Ekspor barang-barang mengimbangi impor.
Perkembangan industri tidak hanya meliputi teknik-teknik produksi, tetapi
juga dalam aneka barang yang diproduksi, dan buka hanya terbatas pada
barang yang dikonsumsi tetapi juga barang modal.
 Zaman konsumsi massal yang tinggi
7
Konsumsi massal yang tinggi – konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan
pokok untuk hidup tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Pada
periode ini investasi mencapai tahap kedewasaan.  Pembangunan merupakan
proses yang berkesinambungan yang dapat menopang kemajuan secara terus
menerus.
Tahapan pembangunan Rostow diatas didasarkan pada diktonomi masyarakat tradisional dan
masyarakatmodern.

5. Bert F. Hoselitz ; Faktor-Faktor Non-Ekonomi

Hoselitz membahas faktor-faktor ekonomi yang ditinggalkan oleh  Rostow, yaitu


faktor kondisi lingkungan – yang dianggap penting bagi proses pembangunan.
Hoselitz berbicara mengenai perubahan-perubahan pengaturan kelembangaan yang
terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga dan motivasi.

Hoselitz menekankan ada hal lain yang juga sangat penting dalam proses
pembangunan, yakni keterampilan kerja tertentu dan pengalaman wiraswasta – selain
kekurangan modal (Teori Harrod-Domar). Bagi Hoselitz pembangunan membutuhkan
pemasok dari dua unsur yaitu :
 Pemasokan modal besar dan perbankan
 Pemasokan tenaga ahli dan terampil

6. Alex Inkeles & David H. Smith ; Manusia Modern

Alex Inkeles & David H. Smith pada dasarnya berbicara mengenai pentingnya faktor
manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. Untuk mengubah
manusia tradisional menjadi manusia yang modern, Inkeles dan Smith mempunyai
keyakinan bahwa pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai hal
tersebut.
Inkeles dan Smith menekankan pada faktor pengalaman kerja (terutama kerja di
pabrik) untuk dapat mengubah manusia.  Asumsi Inkeles dan Smith ini diperkuat
dengan penelitian yang mereka lakukan.
Temuan Inkeles dan Smith : seorang manusia tradisional yang diterjunkan ke dalam
lembaga kerja yang modern bukan saja dapat melakukan adaptasi yang cepat, tetapi
dia juga bisa menyerap nilai-nilai kerja ini dalam kepribadiannya, dan
mengekspresikannya kembali ke dalam sikap, nilai dan tingkah lakunya.

CONCLUSION – Point of View

8
Teori-teor tersebut merupakan teori modernisasi yang dianggap mewakili beberapa
pemikiran aliran mengenai teori modernisasi. Aliran-aliran tersebut antara lain :

1. Teori yang menekankan bahwa : pembangunan hanya merupakan masalah


penyediaan modal untuk investasi.
 Dikembangkan oleh para ekonom.
 Diwakili oleh Teori Harrod-Domar.

2. Teori yang menekankan pada : aspek-aspek psikologi individu (pendidikan


individu)
 Diwakili oleh Teori McClelland.

3. Teori yang menekankan pada : nilai-nilai budaya.


 Diwakili oleh Teori Weber → peran agama dalam pembentukan
kapitalisme.

4. Teori yang menekankan pada : adanya lembaga-lembaga sosial dan


politik (lembaga-lembaga konkret).
 Diwakili oleh Teori Rostow → yang menekankan pada proses ‘lepas
landas)
 Dan Teori Hoselitz → yang membahas pada pra ‘lepas landas’.

5. Teori yang menekankan pada : lingkungan material (spesifik : lingkungan


pekerjaan).
 Diwakili oleh Inkeles & Smith → memberikan langsung pengalaman
kerja.
 Inkeles & Smith menyatakan bahwa pendidikan adalah cara yang paling
efektif untuk membentuk manusia modern.

Ciri Umum Teori Modenisasi : 


1. Didasarkan pada diktonomi antara apa yang dinamakan tradisional dan yang modern. 
2. Didasarkan pada faktor-faktor non-material sebagai penyebab kemiskinan → note :
dalam perkembangannya terdapat teori yang menekankan pada faktor material.  
3. Bersifat a-historis. Hukum-hukum yang berlaku sering dianggap berlaku secara
universal. 
4. Faktor-faktor yang mendorong atau menghambat pembangunan harus dicari di dalam
negara-negara yang bersangkutan, bukan di luarnya.

 BUKU II

9
TEORI MODERNISASI

Sejarah lahirnya teori modernisasi diawali dari tiga peristiwa pasca berakhirnya Perang
Dunia II tahun 1945. Peristiwa tersebut adalah :
1. Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dominan di dunia. Disaat negara-
negara lain yang terlibat peperangan melemah, AS muncul mengambil peran sebagai
pengendali percaturan dunia.
2. Terjadi perluasan gerakan komunis dunia oleh Uni Soviet. Gerakan ini meluas tidak
saja di Eropa Timur tetapi juga sampai di Cina dan Korea. Kondisi ini mendorong
AS untuk semakin memperluas pengaruh politiknya untuk membendung ideologi
komunisme.
3. Lahirnya negara-negara merdeka baru di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Negara-negara yang baru merdeka ini secara serempak berupaya mencari model-
model pembangunan untuk negaranya. Perkembangan Dunia Ketiga ini mendapat
perhatian dari AS sebagai bagian dari perluasan pengaruh politik sekaligus
menghadang mereka dari pengaruh komunis.

Penjelasan

Teori modernisasi menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang
dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara
modern. Dalam perkembangannya, pendukung teori modernisasi seperti Daniel Lamer,
Marion Levy, Neil Smelser, dan lainnya banyak dipengaruhi oleh latar belakang
keilmuan masing-masing sehingga banyak menimbulkan pemikiran-pemikiran yang
mendukung perkembangan teori modernisasi ini. Namun demikian secara garis besar
Samuel Huntingthon merangkum berbagai pemikiran dan gambaran dari teoritisi
perspektif modernisasi ke dalam beberapa ciri pokok sebagai berikut :

1. Modernisasi merupakan proses bertahap. Hal ini dapat dilihat dari teori Rostow
mengenai fase pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.
2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi. Dalam hal ini Lvy
menyatakan bahwa sesuai dengan perkembangan waktu setiap manusia akan
memiliki kemiripan satu dengan lain.
3. Modernisasi terkadang terwujud dalam bentuk aslinya yaitu Eropanisasi atau
Amerikanisasi. Ini terlihat dari sikap berlebihan yang selalu memuji keberhasilan dan
segala sesuatu dari Eropa dan AS, sehingga timbul juga istilah bahwa modernisasi
sama dengan Barat.
4. Modernisasi dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. Ketika sudah terjadi
kontak antara negara Barat, negara Dunia Ketiga tidak akan mampu menolak upaya
modernisasi.

10
5. Modernisasi merupakan perubahan progresif. Dalam jangka panjang modernisasi
dilihat sebagai sesuatu yang diperlukan dan diinginkan.
6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses
evalusioner dan bukan perubahan revolusioner sehingga diperlukan waktu sangat
lama untuk sampai pada tahapan akhir.

Dengan mendasarkan pada teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu
menurunkan berbagai implikasi kebijaksanaan pembangunan yang perlu diikuti negara
Dunia Ketiga dalam upaya memodernisasikan dirinya. Pertama, teori ini memberikan
pembenaran secara implisit hubungan bertolak belakang antara masyarakat tradisional
dan modern. Kedua, teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai ancaman
pembangunan negara Dunia Ketiga. Ketiga, teori modernisasi memberikan legitimasi
tentang perlunya bantuan asing, khususnya dari AS.

TEORI DEPEDENSI

Teori dependensi menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan


negara Dunia Ketiga, oleh karena itu teori ini dapat dikatakan mewakili suara negara-
negara pinggiran untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual
dari negara maju. sejarah kelahirannya diawali oleh kegagalan program dari Komisi
Ekonomi PBB untuk Amerika Latin (KEPBBAL) pada awal 1960-an. Program ini
dimulai tahun 1950-an saat banyak negara Amerika Latin menerapkan strategi
pembangunan yang menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program
Industrialisasi Substitusi Import (ISI) dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan pemerataan hasil pembangunan. Namun yang muncul kemudian adalah
terjadinya stagnasi ekonomi yang ditandai pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan
nilai perdagangan, dan lainnya. Kondisi ini menimbulkan gerakan perlawanan dari rakyat
dan tumbangnya pemerintahan di 54 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009

Penjelasan

Sama halnya dengan teori modernisasi, pada teori dependensi juga terdapat banyak varian
yang dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu sosial. Namun demikian, para penganut
aliran dependensi cenderung memiliki asumsi dasar sebagai berikut :

1. Keadaan ketergantungan merupakan gejala umum yang berlaku di seluruh negara


Dunia Ketiga
2. Ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh “faktor luar”. Sebab
utama yang menghambat pembangunan bukan karena kekurangan modal atau faktor
manusia melainkan karena berada di luar jangkauan politik ekonomi suatu negara.
3. Permasalahan ketergantungan lebih dilihat sebagai masalah ekonomi. Hal ini akibat
mengalirnya surplus ekonomi dari negara Dunia Ketiga ke negara maju.

11
4. Situasi ketergantungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses polarisasi
regional ekonomi global.
5. Keadaan ketergantungan dilihat sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang
dengan pembangunan.

Secara filosofis, teori dependensi menghendaki untuk meninjau kembali pengertian


pembangunan. Pembangunan tidak harus dan tidak tepat untuk diartikan sebagai sekedar
proses industrialisasi, peningkatan output, dan peningkatan produktivitas. Bagi teori
dependensi, pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi
setiap penduduk di negara Dunia Ketiga. Dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar
pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan, tetapi
lebih merupakan program yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk
pedesaan, para pencari kerja, dan kelas sosial lain yang membutuhkan bantuan.

BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
12
 KELEBIHAN

BUKU I
Pada buku pertama ini menjelaskan terkait kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga
disebabkan oleh factor-faktor tertentu. Dan dibuku ini juga dijelaskan terkait teori teori
modernisasi yang dipaarkan oleh ahli. Beberapa dijelaskan secara spesifik mengenai
kelompok teori yang mendukung dan menunjang hal tersebut. Kelebihan dari point of
view dalam materi ini adalah setiap point dijelaskan secara rinci dan dijabarkan secara
jelas terkait materi yang dipaparkan.

BUKU II
Pada buku kedua memaparkan tentang teori modernisasi, teori ketergantungan dan
keterbelakangan (depedensi) , dan teori sistem ekonomi dunia. Dibuku ini juga
menjelaskan sejarah yang melatar belakangi munculnya teori modernisasi dan sejarah
kelahiran teori depedensi. Buku ini juga merangkum berbagai pemikiran dan gambaran
dari teoritis perspektif modernisasi.

 KEKURANGAN

BUKU I
Kekurangan yang ada di buku perta yaitu ada beberapa teori yang dijelaskan namun agak
sulit dipahami. Terkhusus dibidang conclusion materi ini di bahas namun kurang spesifik
dan rindi dalam pemaparannya. Factor yang disbeutkan dalam kajian juga tidak
dipaparkan dalam materi secara terperinci. Itu yang menjadi kekurangan didalam buku ini
sehingga memunculkan pemahaman yang ambigu.

BUKU II
Kekurangan yang ada dibuku kedua yaitu sejarah yang di paparkan dalam teori
modernisasi, teori depedensi, dan teori sistem dunia tidak terlalu detail. Ada beberapa
poin yang tidak dijelaskan secara terperinci.

BAB V

13
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah , kedua buku diatas sama sama menjelaskan tentang teori
modernisasi yang dipaparkan secara jelas , walau ada beberapa bagian yang tidak
dijelaskan secara terperinci , tetapi inti dari kedua buku tersebut menjelaskan tentang
teori modernisasi, teori depedensi serta ekonomi pada saat dunia ketiga.Kedua buku
mempunyai penjelasan yang berbeda bentuk tetpai memliki makna yang sama , di buku
buku tersebut juga terdapat beberapan pengertian dari ahli ahli tentang teori modernisasi
tersebut.

PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat dan kami sampaikan , kami harap pembaca dapat
memahami dan menerima makalah ‘critical book review’ kami tentang teori modernisasi
dari kedua buku. Kami sebagai penulis makalah ini sangat berbuka hati. Kami memohon
maaf apabila ada kritik dan saran pembaca yang ingin disampaikan, apabila ada
kesalahan kata dan penulisan yang disengaja maupun tidak sengaja. Wasalam.

DAFTAR PUSTAKA

14
 Budiman,arief . 1995 . teori pembangunan dunia ketiga . Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka utama
 Suwarsono . 2006 . perubahan sosial dan pembangunan . Jakarta : pustaka
LP3ES

15

Anda mungkin juga menyukai