Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DAN PELAKSANAAN GREEN HUMAN


RESOURCE MANAGEMENT PADA PT. PANASONIC INDUSTRIAL
DEVICES BATAM

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan strategi pemasaran 4P, program CSR
dan GHRM serta manajemen stakeholder pada PT Panasonic Industrial Devices Batam.
Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Panasonic Industrial Devices Batam telah
menerapkan strategi 4P dengan baik melalui produk elektronik berkualitas tinggi, penetapan
harga fleksibel, distribusi ekspor dan promosi di pameran dagang internasional. Perusahaan
juga aktif melaksanakan program CSR terkait pendidikan, bantuan sosial dan pemberdayaan
masyarakat lokal. Praktik GHRM dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan lingkungan,
rekrutmen, insentif dan keterlibatan karyawan dalam kegiatan ramah lingkungan. Dalam
mengelola stakeholder, perusahaan perlu membangun komunikasi dua arah, responsif
terhadap masukan, melibatkan dalam pengambilan keputusan, memberikan insentif dan
konsisten memenuhi komitmen. Secara keseluruhan, strategi pemasaran, CSR, GHRM dan
manajemen stakeholder PT Panasonic Industrial Devices Batam telah diimplementasikan
dengan baik.
Keywords: Strategi Pemasaran 4P, CSR, GHRM, Stakeholder Management

LATAR BELAKANG
Isu mengenai keberlanjutan lingkungan menjadi perhatian yang semakin penting bagi
dunia usaha. Berbagai indikator menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. Data KLHK tahun 2021 menyebutkan luas lahan kritis di
Indonesia mencapai 29,1 juta hektare dan jumlah sampah plastik yang dihasilkan mencapai
9,86 juta ton per tahun. Selain itu, emisi gas rumah kaca di Indonesia juga terus meningkat
hingga mencapai 2,067 Giga Ton CO2 pada 2020 (Katadata, 2022). Kondisi tersebut
mendorong kesadaran baru bagi perusahaan untuk tidak hanya berorientasi profit, namun juga
harus ikut bertanggung jawab dalam pelestarian lingkungan. Salah satu pendekatan yang
dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan konsep corporate social
responsibility (CSR). CSR merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi
positif serta mengurangi dampak negatif operasinya terhadap masyarakat dan lingkungan
(Rahman, 2019).
Di sisi lain, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) juga perlu diarahkan untuk
mendukung upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah dengan menerapkan green
human resource management (GHRM), yaitu integrasi antara pengelolaan SDM dan
pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mendorong perilaku ramah lingkungan di
kalangan karyawan (Suci, 2017). PT Panasonic Industrial Devices Batam merupakan
perusahaan elektronik yang berdiri sejak 1995 dan berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.
Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Panasonic Corporation Japan yang bergerak
di bidang manufaktur komponen elektronik seperti PCB, baterai lithium, dan modul optik.
Dengan lebih dari dua dekade pengalaman, perusahaan ini mempekerjakan ribuan karyawan
lokal dan memiliki reputasi sebagai salah satu produsen komponen elektronik berkualitas
tinggi di Asia Tenggara. Pabrik di Batam difokuskan pada produksi massal dengan teknologi
canggih, menjamin efisiensi dan kualitas produk yang konsisten.
Sebagai bagian dari perusahaan multinasional, PT Panasonic Industrial Devices Batam
memahami pentingnya adaptasi terhadap tren dan permintaan pasar. Dalam beberapa tahun
terakhir, terdapat peningkatan kesadaran konsumen terhadap isu keberlanjutan dan
lingkungan, yang tercermin dalam aktivitas pelanggan di berbagai platform sosial media dan
marketplace. Melalui analisis data, ditemukan bahwa konsumen semakin sering menanyakan
tentang aspek keberlanjutan produk, seperti bahan baku yang digunakan, proses manufaktur
ramah lingkungan, dan upaya daur ulang. Di berbagai platform media sosial seperti Twitter,
Instagram, dan Facebook, terdapat komentar dan diskusi dari konsumen yang mencari produk
yang tidak hanya berkualitas tetapi juga ramah lingkungan. Sementara itu, di marketplace
seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada, ulasan produk sering kali mencantumkan aspek-
aspek seperti "eco-friendly", "sustainable", atau "green". Ini menunjukkan pentingnya bagi
PT Panasonic Industrial Devices Batam untuk tidak hanya menjaga kualitas produk, namun
juga memastikan bahwa aspek keberlanjutan menjadi bagian integral dari strategi bisnis
mereka.
Selain itu, berbagai influencer dan blogger dengan jumlah pengikut yang besar sering
kali menyoroti produk dan merek yang memiliki komitmen kuat terhadap lingkungan.
Dengan potensi jangkauan yang luas, ulasan dan rekomendasi dari tokoh-tokoh ini memiliki
dampak besar terhadap keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, memiliki strategi
CSR yang kuat dan keterlibatan aktif dalam GHRM bukan hanya menjadi kebutuhan etika,
tetapi juga strategis bagi PT Panasonic Industrial Devices Batam untuk mempertahankan dan
meningkatkan reputasi serta pangsa pasarnya di era digital ini.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Strategi Pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion)
Strategi pemasaran 4P (product, price, place, promotion) pertama kali diperkenalkan
oleh Philip Kotler pada tahun 1960-an dan menjadi fondasi utama dalam konsep pemasaran
modern (Kotler & Lee, 2005) 4P memandang bahwa dalam memasarkan produk atau jasa,
perusahaan perlu merancang dan mengoordinasikan 4 elemen kunci yaitu product (produk),
price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi).
1.1. Product (produk)
Merujuk pada barang, jasa atau ide yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam mendesain produk, perusahaan perlu
mempertimbangkan manfaat inti, fitur, kualitas, merek, kemasan, layanan pelengkap dan
atribut lainnya agar dapat menarik minat konsumen sasaran (Kotler & Lee, 2005).Produk yang
sukses umumnya memiliki keunggulan dibanding produk pesaing dalam hal harga, kualitas,
desain, reputasi merek atau aspek diferensiasi lainnya. Produk juga perlu disesuaikan dengan
perkembangan selera dan preferensi konsumen.
1.2. Price (harga)
Merujuk jumlah nilai (uang atau bentuk lain) yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan sebuah produk. Penetapan harga mempengaruhi posisi produk dan permintaan
pasar. Dalam menentukan harga, perusahaan perlu mempertimbangkan biaya produksi, harga
pesaing, elastisitas permintaan, saluran distribusi, regulasi pemerintah, serta faktor nilai yang
dipersepsikan konsumen. Strategi penetapan harga mencakup penetapan harga tinggi untuk
memposisikan produk premium, penetapan harga rendah untuk penetrasi pasar, penetapan
harga promosi, penetapan harga psikologis, penetapan harga dinamis, dan lainnya
(Hasil et al., 2019)

1.3. Place (tempat)


Merujuk pada keputusan distribusi yaitu bagaimana produk didistribusikan dan diakses
oleh konsumen sasaran. Saluran distribusi dapat berupa distribusi langsung ke konsumen
akhir atau melalui perantara seperti grosir, distributor, ritel dan pengecer. Pemilihan saluran
distribusi mempengaruhi cakupan pasar, biaya distribusi dan marjin laba perusahaan
(Armstrong et al., 2017). Saluran distribusi perlu dirancang secara efektif agar produk mudah
diakses konsumen dimanapun berada.
1.4. Promotion (promosi)
Mencakup aktivitas komunikasi pemasaran untuk menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan konsumen mengenai produk. Bentuk promosi antara lain periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan pemasaran langsung. Setiap bentuk
promosi memiliki keunggulan dan keterbatasan, sehingga perlu dipadukan untuk mencapai
hasil maksimal (Shimp, 2020). Pesan, media dan strategi promosi perlu disesuaikan dengan
karakteristik audiens dan tujuan kampanye.
2. CSR (Corporate Social Responsibility)
Pengertian Corporate Social Responsibility
Program CSR merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi
positif terhadap masyarakat dan lingkungan, di luar kegiatan operasional dan profitabilitas
bisnis rutin perusahaan (Kotler et al., 2021). CSR dianggap sebagai bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan yang memperhatikanTriple Bottom Line, yaitu people (masyarakat), planet
(lingkungan), dan profit (kinerja bisnis) (Elkington, 2018). Program CSR biasanya berfokus
pada isu-isu sosial, lingkungan dan ekonomi yang relevan dengan operasi bisnis perusahaan.
Beberapa contohnya meliputi inisiatif lingkungan seperti efisiensi energi, pengolahan limbah,
dan pelestarian alam; inisiatif sosial seperti pelatihan keterampilan, dukungan pendidikan,
dan pemberdayaan masyarakat; serta praktik bisnis yang etis dan berkelanjutan (Carroll &
Buchholtz, 2020).
Manfaat utama CSR bagi perusahaan
Manfaat utama CSR bagi perusahaan antara lain membangun citra dan reputasi positif,
meningkatkan kepuasan konsumen, menarik dan mempertahankan karyawan terbaik, serta
menciptakan lisensi sosial untuk beroperasi. Sementara bagi masyarakat, CSR memberikan
manfaat langsung maupun tidak langsung melalui pelibatan komunitas, pemberdayaan
ekonomi, perbaikan lingkungan, dan lainnya (Crane et al., 2019). Dalam merancang dan
mengimplementasikan program CSR, perusahaan perlu melibatkan para pemangku
kepentingan utama, seperti karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, LSM, dan lainnya.
Keterlibatan pemangku kepentingan penting untuk memastikan program CSR sejalan dengan
kebutuhan nyata dan prioritas sosial yang ada, bukan sekedar alat promosi perusahaan
(McWilliams & Siegel, 2001)Perkembangan CSR saat ini menunjukkan pendekatan yang lebih
strategis dan terintegrasi dengan inti bisnis perusahaan. CSR dipandang sebagai investasi
jangka panjang yang dapat menciptakan nilai bersama bagi perusahaan dan masyarakat
secara berkelanjutan.
Terdapat Beberapa aspek utama dalam program CSR. Berikut penjelasannya:
1. Aspek Lingkungan
Program CSR bidang lingkungan bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif
operasi bisnis terhadap alam dan iklim (Marnelly, 2012) . Perusahaan dapat melakukan
evaluasi menyeluruh atas proses produksi, suplai, dan distribusi mereka untuk
mengidentifikasi area yang berpotensi merusak lingkungan (Crane et al., 2019). Kemudian,
penggunaan material ramah lingkungan, efisiensi dan konservasi sumber daya seperti energi
dan air, serta pengolahan limbah yang aman perlu diterapkan (McWilliams & Siegel, 2001)
.
2. Aspek Sosial
Aspek sosial CSR berkaitan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitar operasinya (Carroll & Buchholtz,
2020). Perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan keterampilan kerja bagi pengangguran,
beasiswa pendidikan, layanan kesehatan murah atau gratis, dan program pemberdayaan
ekonomi seperti pelatihan kewirausahaan dan akses permodalan (Crane et al., 2019).
3. Aspek Ekonomi
Perusahaan diharapkan memberi manfaat ekonomi jangka panjang pada masyarakat
setempat, bukan hanya mengekstraksi sumber daya (McWilliams & Siegel, 2001) .Perusahaan
dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan standar hidup melalui upah yang layak,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan menggunakan tenaga kerja dan suplai
lokal (Carroll & Buchholtz, 2020).
4. Aspek Tenaga Kerja
Praktik ketenagakerjaan yang adil dan manusiawi sangat penting dalam CSR (Crane et
al., 2019). Perusahaan perlu memberikan kesempatan dan kesetaraan dalam karier tanpa
memandang gender, suku, agama. Lingkungan kerja yang aman, upah dan tunjangan yang
layak, pelatihan dan pengembangan karyawan, serta hubungan industrial yang harmonis perlu
dijamin (McWilliams & Siegel, 2001)
5. Program GHRM (Green Human Resources Management)
Pengertian Program Green Human Resources Management
GHRM (Green Human Resources Management) adalah pendekatan manajemen SDM
yang bertujuan mendorong perilaku ramah lingkungan di tempat kerja dan melibatkan
karyawan dalam upaya keberlanjutan lingkungan perusahaan (Kim et al., 2019). GHRM
merupakan integrasi antara praktik SDM berkelanjutan dengan strategi bisnis hijau
perusahaan secara menyeluruh. Praktik GHRM antara lain mencakup rekrutmen dan seleksi
karyawan yang memperhatikan kesadaran lingkungan, pelatihan dan pengembangan
kompetensi hijau, kompensasi dan insentif terkait kinerja lingkungan, serta partisipasi dan
pemberdayaan karyawan dalam program keberlanjutan perusahaan (Renwick et al., 2013) .
Dalam rekrutmen, kandidat dengan minat dan komitmen kuat terhadap isu lingkungan
menjadi pertimbangan. Pelatihan membangun kesadaran dan memberi keterampilan
implementasi praktik kerja hijau.
Manfaat penerapan GHRM
Manfaat penerapan GHRM Antara lain peningkatan efisiensi sumber daya,
penghematan biaya operasional, peningkatan produktivitas dan retensi karyawan, hingga
penciptaan citra dan employer branding perusahaan yang positif (Safroni et al., 2020) .
GHRM membantu menyelaraskan tujuan bisnis, lingkungan dan SDM perusahaan. GHRM
saat ini menjadi tren SDM yang sejalan dengan meningkatnya kesadaran global terhadap
keberlanjutan lingkungan. GHRM dipandang sebagai sumber competitive advantage bagi
organisasi dalam menghadapi tekanan sosial dan lingkungan yang tinggi terkait isu perubahan
iklim dan pemanasan global.
6. 5 Key Question Stakeholder Management
1. Siapa saja stakeholder kunci organisasi?
Pemetaan stakeholder comprehensive perlu dilakukan untuk mengidentifikasi dan
memprioritaskan kelompok mana yang paling vital bagi kesuksesan organisasi (Jawahar &
McLaughlin, 2001; Greenwood, 2007). Stakeholder utama umumnya mencakup pemegang
saham, karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat, dan pemerintah
(Donaldson & Preston, 1995)
. Setiap organisasi memiliki stakeholder khas sesuai konteks industri dan situasi.
2. Apa kepentingan dan harapan para stakeholder?
Kepentingan stakeholder sangat beragam, mulai dari keuntungan finansial, kualitas
produk, praktik bisnis beretika, hingga kontribusi sosial perusahaan. Analisis mendalam
dengan melibatkan representasi stakeholder diperlukan untuk memahami ekspektasi mereka
(Greenwood, 2007). Survei dan forum diskusi rutin dapat menangkap dinamika kepentingan
stakeholder.
3. Bagaimana tingkat pengaruh dan kepentingan para stakeholder?
Pengaruh dan kepentingan stakeholder dinamis dan perlu pemantauan rutin (Jawahar &
McLaughlin, 2001). Pemetaan dengan matriks seperti Power-Interest Matrix dapat
memudahkan evaluasi prioritas pengelolaan stakeholder mana yang lebih krusial (Ackermann
& Eden, 2011; Freeman, 2010). Stakeholder dengan pengaruh dan kepentingan tinggi perlu
mendapat perhatian lebih dari manajemen.
4. Apa strategi yang tepat untuk melibatkan para stakeholder?
Strategi kolaboratif cocok untuk stakeholder vital, sedangkan yang laten cukup
komunikasi satu arah (Greenwood, 2007). Platform diskusi, forum konsultatif dan aliansi
strategis dapat dibentuk untuk stakeholder kunci (Donaldson & Preston, 1995) . Diperlukan
pendekatan khusus untuk stakeholder yang berpotensi menjadi aktivis penentang kebijakan
perusahaan.
5. Bagaimana cara mengelola hubungan dengan para stakeholder secara efektif?
Manajemen hubungan stakeholder memerlukan sistem dan proses khusus seperti
unit/petugas khusus, database, hingga pengukuran kepuasan stakeholder
(Parmar R Edward Freeman Jeffrey S Harrison & Edward, 2010)
. Komunikasi personal, manajemen ekspektasi dan
pemenuhan kepentingan yang berkesinambungan penting untuk membina hubungan jangka
panjang (Mitchell et al., 1997). Evaluasi berkala terhadap sistem manajemen stakeholder juga
diperlukan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk
memperoleh pemahaman mendalam mengenai topik penelitian. Penelitian dilakukan di PT.
Panasonic Industrial Devices Batam dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut
merupakan salah satu perusahaan elektronik multinasional yang telah lama beroperasi di
Indonesia dan memiliki praktik CSR dan GHRM yang matang.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan pihak manajemen dan
karyawan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi terkait perencanaan,
implementasi, tantangan dan hasil praktik CSR dan GHRM di perusahaan. Informan kunci
yang diwawancarai antara lain: Manajer CSR, Manajer SDM, Kepala Divisi HSE, dan
perwakilan karyawan. Observasi juga dilakukan untuk mengamati aktivitas CSR dan
implementasi GHRM terkait topik penelitian untuk memperoleh data observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Strategi 4P yang diterapkan PT. Panasonic Industrial Devices Batam

Strategi 4P

PT Panasonic Industrial Devices Batam menyediakan beragam


jenis komponen dan perangkat elektronik yang dibutuhkan oleh industri
manufaktur, mulai dari relay, sensor, PLC (Programmable Logic
Product Controller), dan lain-lain. Produk yang dihasilkan merupakan produk
(Produk) yang berkualitas tinggi dengan menggunakan teknologi mutakhir serta
telah teruji keandalannya. Perusahaan juga senantiasa melakukan
inovasi produk secara berkelanjutan agar tetap relevan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan industri saat ini.
Strategi penetapan harga yang diterapkan PT Panasonic Industrial
Devices Batam adalah dengan menentukan tingkat harga yang
kompetitif, sehingga produknya dapat bersaing di pasar global.
Price (Harga) Perusahaan juga memberikan potongan harga khusus bagi pembelian
dalam jumlah besar (wholesale) oleh perusahaan klien. Harga yang
ditawarkan bersifat fleksibel berdasarkan negosiasi kontrak dengan
setiap pelanggan.
Lokasi pabrik PT Panasonic Industrial Devices Batam berada di
kawasan industri Batam. Perusahaan dapat melakukan distribusi ekspor
produknya ke berbagai negara melalui jalur laut/pelabuhan. Selain itu,
Place (Tempat)
perusahaan juga memiliki kantor cabang atau perwakilan di beberapa
negara guna mendekatkan diri dengan pelanggan di masing-masing
pasar sasaran.

Untuk mempromosikan produknya, PT Panasonic Industrial


Devices Batam secara aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran
perdagangan dan industri kelas dunia. Perusahaan juga menjalin kerja
Promotion
sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang lainnya untuk
(Promosi)
melakukan promosi silang. Promosi lain yang dilakukan adalah
memberikan garansi produk serta layanan purna jual terbaik sebagai
bagian dari pelayanan kepada pelanggan.
2. Penerapan CSR di PT. Panasonic Industrial Devices Batam
PT. Panasonic Industrial Devices Batam menyediakan pendidikan lingkungan bagi
siswa sekolah menengah kejuruan di wilayah sekitar. Perusahaan turut membantu beberapa
departemen seperti Instalasi Listrik dan Elektronik Industri untuk memperkuat pembelajaran
mereka sesuai kebutuhan industri. Di samping itu, kerja sama juga terjalin dengan 96
perusahaan lain untuk kegiatan magang dan perekrutan lulusan. Sebagai respons terhadap
dampak pandemi Covid-19, PT Panasonic Industrial Device Batam menyumbangkan 500
paket sembako kepada penduduk Baloi Permai, Batam Kota pada bulan September 2021.
PT Panasonic Industrial Device Batam aktif berkontribusi pada SMKN 5 Batam
melalui program magang, perekrutan lulusan, serta dukungan lainnya melalui divisi CSR.
Pada 2022, sebuah acara seremonial diadakan untuk menyerahkan bantuan CSR dari PT
Panasonic Industrial Device Batam kepada SMKN 5 Batam, yang dihadiri oleh perwakilan
kedua entitas. Beasiswa Panasonic merupakan inisiatif CSR global dari grup Panasonic yang
diperkenalkan pada 1988. Program ini bertujuan mendukung mahasiswa berprestasi di Asia
untuk berkontribusi bagi negaranya dan memperkuat hubungan mereka dengan Jepang.
Sementara itu, Panasonic GOBEL memberikan donasi perangkat elektronik ke Labuan Bajo,
Nusa Tenggara Timur pada Juni 2022 sebagai bentuk peningkatan kualitas hidup masyarakat
lokal.
PT Panasonic Manufacturing Indonesia mengembangkan program CSR yang mencakup
dukungan pendidikan, penyediaan fasilitas, dan bantuan sosial lainnya. Inisiatif ini
memfokuskan pada tanggung jawab sosial korporat yang mengedepankan kepentingan
masyarakat dan pertumbuhan bisnis. Melalui program ini, perusahaan berupaya
meningkatkan reputasinya di mata masyarakat sambil memastikan pertumbuhan bisnisnya.
3. Implementasi GHRM di PT. Panasonic Industrial Devices Batam
PT Panasonic Industrial Devices Batam secara rutin mengadakan pelatihan dan
pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh karyawannya. Pelatihan mencakup topik seperti
pengelolaan limbah B3, penghematan energi di kantor, daur ulang, hingga tanggung jawab
individu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pelatihan dilakukan secara berkala baik
untuk karyawan baru maupun lama, guna memastikan semua karyawan memiliki kesadaran
dan kemampuan dalam berperilaku ramah lingkungan. Dalam proses rekrutmen karyawan
baru, PT Panasonic Batam mempertimbangkan track record calon karyawan dalam hal
kepedulian terhadap isu lingkungan hidup. Misalnya, pernah ikut organisasi lingkungan, ada
proyek atau karya nyata terkait lingkungan, atau pernah mengikuti pelatihan terkait. Hal ini
penting agar dapat mendatangkan karyawan yang sudah memiliki minat dan kepedulian
terhadap lingkungan.
Perusahaan memberikan reward atau insentif spesial bagi karyawan yang memberi
usulan inovatif untuk mengurangi dampak negatif proses produksi terhadap lingkungan.
Misalnya melalui ide daur ulang limbah, penggunaan material ramah lingkungan, atau
efisiensi energi pabrik. Hal ini dapat memotivasi partisipasi karyawan dalam upaya
perusahaan menerapkan bisnis hijau. Job description setiap karyawan juga mencantumkan
tanggung jawab dalam hal pelestarian lingkungan hidup, sesuai dengan bidang pekerjaan
masing-masing. Misalnya, bagian produksi bertanggung jawab mengurangi limbah, bagian
pembelian memilih material ramah lingkungan, dan sebagainya. Perusahaan juga secara rutin
mengajak karyawan untuk terlibat dalam kegiatan sukarela di luar jam kerja yang bermanfaat
untuk lingkungan, seperti penghijauan, pembersihan sampah di pantai atau sungai, dan lain-
lain. Kegiatan ini dapat meningkatkan teamwork dan kepedulian lingkungan karyawan.
4. Faktor yang mempengaruhi lingkungan sosial yang bisa menciptakan kritik
dalam kegiatan bisnis
Faktor Penjelasan
Aktivitas produksi di pabrik PT Panasonic Industrial
Devices Batam berpotensi menghasilkan limbah B3, polusi
Dampak lingkungan akibat udara, dan limbah yang dapat mencemari lingkungan
operasional pabrik sekitar. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik, akan
menimbulkan kekhawatiran dan protes dari warga
setempat.

Kebijakan dan aktivitas perusahaan yang tidak sesuai


Ketidaksesuaian dengan dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku di masyarakat
norma-nilai masyarakat sekitar akan memunculkan kritik. Contohnya masalah hak
asasi manusia, tenaga kerja anak, dan lainnya.

Jika kehadiran pabrik PT Panasonic dirasa kurang


Kurangnya manfaat bagi memberikan manfaat ekonomis yang nyata bagi warga
komunitas lokal sekitar, maka akan timbul citra negatif dan kritik terhadap
perusahaan.

Apabila perusahaan dinilai melakukan praktik


Persepsi negatif terhadap ketenagakerjaan yang tidak adil atau merugikan pekerja
praktik ketenagakerjaan seperti outsourcing berlebih, upah rendah, jam kerja
panjang, maka akan menuai kritik dari masyarakat.

Kurang transparan dan terbukanya perusahaan dalam


Rendahnya transparansi menginformasikan kebijakan dan aktivitasnya yang
informasi berpotensi berdampak sosial juga dapat memunculkan
kecurigaan publik.

Minimnya upaya perusahaan dalam memberdayakan


Rendahnya pemberdayaan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia atau
masyarakat lokal usaha masyarakat sekitar akan berdampak negatif terhadap
citra perusahaan.

5. 5 Key Question Stakeholder Management


1. Siapa saja stakeholder kunci PT. Panasonic Industrial Devices Batam?
Stakeholder kunci PT. Panasonic Industrial Devices Batam adalah elemen penting yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh operasi perusahaan. Kelompok-kelompok ini meliputi
pemegang saham, yang berinvestasi dalam bisnis dan mengharapkan keuntungan; karyawan,
yang merupakan tulang punggung operasional dan menjadi wajah perusahaan; pelanggan,
yang menggunakan produk perusahaan; pemasok, yang menyediakan bahan baku atau
layanan; pemerintah, yang mengawasi kepatuhan dan regulasi; dan masyarakat sekitar, yang
terdampak oleh aktivitas perusahaan dan dapat memberikan dukungan atau mengekspresikan
kekhawatiran. Berdasarkan hasil observasi, kami tidak menemukan informasi mengenai
daftar lengkap pemegang saham Panasonic Corporation. Namun, pada artikel disebutkan
bahwa pemegang saham Panasonic Healthcare Co Ltd asal Jepang memiliki saham sebesar
95% di PT Panasonic Healthcare Indonesia, yang berbeda dengan PT Panasonic Industrial
Devices Batam. Oleh karena itu, informasi mengenai pemegang saham PT Panasonic
Industrial Devices Batam masih belum diketahui.
2. Apa kepentingan dan harapan para stakeholder tersebut?
Pemegang saham, sebagai investor, mengharapkan return on investment yang memadai
dan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Karyawan mencari lingkungan kerja yang aman,
kompensasi yang adil, dan kesempatan untuk berkembang. Pelanggan memprioritaskan
produk dan layanan berkualitas tinggi, yang memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka.
Pemasok berharap untuk menjalin hubungan bisnis yang stabil, saling menguntungkan, dan
adil. Pemerintah, dengan berbagai regulasi dan kebijakan, berharap perusahaan patuh dan
memberikan kontribusi terhadap perekonomian lokal. Sementara masyarakat sekitar
berkeinginan akan adanya kontribusi positif, seperti penciptaan lapangan kerja dan program
CSR, serta minim dampak negatif dari aktivitas perusahaan.
3. Bagaimana tingkat pengaruh dan kepentingan para stakeholder?
Perusahaan memiliki beragam stakeholder yang memegang peranan penting dalam
mendukung keberlanjutan dan kesuksesan bisnisnya. Di antara stakeholder-stakeholder
tersebut, pelanggan memegang peran krusial. Bagi Panasonic, kepuasan pelanggan adalah
prioritas utama. Mereka memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan tidak hanya
inovatif tetapi juga berkualitas tinggi, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumennya.
Kemudian, karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan. Panasonic memahami
pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan aman bagi karyawannya,
perusahaan berkomitmen untuk memberikan kesempatan berkembang, kompensasi yang adil,
dan tunjangan yang menunjang kesejahteraan karyawan. Hal ini tercermin dari berbagai
program pelatihan dan pengembangan yang disediakan bagi mereka.
Dari sisi pemegang saham, ekspektasi mereka cukup jelas: keuntungan yang stabil dan
pertumbuhan nilai saham. Sebagai entitas bisnis, Panasonic berupaya keras untuk memenuhi
harapan ini dengan menjaga performa bisnis yang baik dan strategi pertumbuhan yang
konsisten. Sementara itu, hubungan dengan pemerintah juga menjadi aspek yang tak kalah
penting. PT Panasonic Indonesia memastikan bahwa seluruh operasionalnya berjalan sesuai
dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Kontribusi positif terhadap
perekonomian nasional, baik itu melalui pembayaran pajak maupun penciptaan lapangan
pekerjaan, menjadi bukti nyata komitmen Panasonic terhadap pembangunan nasional.
Masyarakat sekitar juga menjadi bagian dari perhatian Panasonic. Melalui berbagai program
tanggung jawab sosial, perusahaan berupaya memberikan dampak positif bagi komunitas
lokal. Mulai dari program pendidikan, kesehatan, hingga pelestarian lingkungan menjadi
bukti nyata dari komitmen Panasonic untuk selalu berkontribusi bagi lingkungan dan
masyarakat sekitarnya.
4. Apa strategi yang tepat untuk melibatkan para stakeholder?
Untuk melibatkan para pemegang saham, perusahaan perlu memberikan laporan
keuangan yang transparan dan akurat secara berkala. Selain itu, membagikan dividen yang
wajar dan kompetitif juga penting untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas pemegang
saham. Untuk karyawan, perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
dengan kebijakan kompensasi dan tunjangan yang adil. Mengadakan pertemuan berkala
dengan perwakilan karyawan untuk mendengarkan masukan dan keluhan mereka. Pelatihan
dan pengembangan karir yang memadai juga dibutuhkan agar karyawan termotivasi dan
produktif. Hubungan baik dengan pelanggan dapat dibina dengan memberikan produk dan
layanan berkualitas tinggi yang sesuai ekspektasi mereka. Mengumpulkan feedback
pelanggan melalui survei dan pertemuan rutin sangat penting untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan. Layanan purna jual yang responsif juga dibutuhkan.
Untuk pemasok, berikan persyaratan yang jelas dan berlaku adil dalam proses
pengadaan. Bayar tepat waktu dan jaga komunikasi yang terbuka. Bina hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan. Taat pada semua peraturan dan regulasi yang ditetapkan
pemerintah. Berikan informasi dan laporan yang dibutuhkan regulator secara lengkap dan
tepat waktu. Ikuti standar praktik terbaik industri. Terakhir, lakukan program CSR yang
memberdayakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Libatkan pemangku
kepentingan lokal dalam perencanaan dan implementasi program. Komunikasikan hasil dan
dampak program CSR dengan transparan.
5. Bagaimana cara mengelola hubungan stakeholder secara efektif?
Membangun komunikasi dua arah yang teratur dengan semua kelompok stakeholder
sangat penting. Lakukan pertemuan berkala, survei kepuasan, saluran pengaduan, dan
platform media sosial untuk mendengarkan suara mereka. Pastikan informasi mengalir tanpa
hambatan ke semua pemangku kepentingan. Selain mendengarkan, juga penting memberikan
informasi secara proaktif kepada stakeholder mengenai kebijakan, keputusan, kinerja, dan
rencana perusahaan yang relevan dengan mereka. Informasi harus akurat, tepat waktu, dan
mudah dicerna.
Tanggapi dengan cepat setiap keluhan, kritik atau masalah yang dihadapi stakeholder.
Berikan solusi terbaik melalui dialog yang terbuka dan saling menghormati. Jangan abaikan
opini minoritas. Libatkan stakeholder kunci dalam pengambilan keputusan penting yang
mempengaruhi mereka. Dengarkan masukan mereka di setiap tahap perencanaan dan
pelaksanaan.Berikan insentif atau penghargaan untuk stakeholder yang memberikan
kontribusi dan kinerja tinggi bagi perusahaan. Misalnya bonus dan opsi saham untuk
karyawan teladan. Selalu bertindak dengan integritas dan kepatuhan pada janji dan komitmen
yang telah dibuat kepada semua kelompok stakeholder. Hal ini penting untuk membangun
kepercayaan jangka panjang. Dengan manajemen hubungan stakeholder yang efektif,
perusahaan dapat memperoleh dukungan yang lebih kuat dari pemangku kepentingan untuk
mencapai tujuan dan sasaran strategisnya.

KESIMPULAN
PT Panasonic Industrial Devices Batam telah menerapkan strategi pemasaran 4P
dengan baik. Produk-produk elektronik berkualitas tinggi dihasilkan dengan menggunakan
teknologi mutakhir. Penetapan harga bersifat fleksibel berdasarkan negosiasi kontrak
pelanggan dan pemberian potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar. Distribusi
dilakukan melalui jalur ekspor dan didukung jaringan kantor cabang perwakilan di beberapa
negara. Promosi produk memanfaatkan pameran perdagangan internasional dan kerja sama
promosi dengan perusahaan teknologi Jepang lainnya.
Dalam hal tanggung jawab sosial dan lingkungan, PT Panasonic Industrial Devices
Batam aktif melaksanakan program CSR yang berfokus pada bidang pendidikan, bantuan
sosial, dan pemberdayaan komunitas lokal. Beberapa contoh implementasinya adalah
memberikan pelatihan untuk siswa SMK, menyumbangkan paket sembako, serta menjalin
kerja sama dengan perguruan tinggi melalui program beasiswa dan magang. Sementara itu,
praktik GHRM juga rutin dilakukan melalui berbagai pelatihan dan pendidikan lingkungan,
rekrutmen dengan pertimbangan aspek kepedulian lingkungan, pemberian insentif terkait
inovasi ramah lingkungan, serta keterlibatan karyawan dalam kegiatan sukarela yang
bermanfaat bagi lingkungan.
Dalam menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan atau stakeholder, PT
Panasonic Industrial Devices Batam perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpotensi
memicu kritik, seperti masalah lingkungan akibat operasional pabrik, ketidaksesuaian dengan
norma sosial, dampak terhadap komunitas lokal, hingga praktik ketenagakerjaan. Oleh karena
itu, penerapan strategi stakeholder engagement yang efektif melalui komunikasi dua arah,
responsif terhadap masukan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pemberian insentif,
serta konsistensi dalam memenuhi komitmen kepada para stakeholder menjadi krusial bagi
PT Panasonic Industrial Devices Batam.

DAFTAR PUSTAKA
Andrilla, R. (2014). Penerapan Stakeholder Relationship Management Plus (Srm+) Dalam Pengelolaan
Community Development Di Area Operasional Total E&P Indonesia. 2(3), 333–346.
Donaldson, T., & Preston, L. E. (1995). The Stakeholder Theory of the Corporation:
Concepts, Evidence, and Implications. In Source: The Academy of Management Review (Vol.
20, Issue 1). https://www.jstor.org/stable/258887
Dwi Landari, F., & Isnaini, Z. (2023). Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility
(Csr) Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. 12(07), 1357–1368.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/
Hasil, J., Dan, P., Ilmiah, K., Mas’ari, A., Hamdy, M. I., Safira, M. D., Studi, P., Industri, T.,
Sains, F., Teknologi, D., Sultan, U., Kasim, S., Jl, R. H., & Soebrantas, K. M. (2019). Analisa
Strategi Marketing Mix Menggunakan Konsep 4p (Price, Product, Place, Promotion) Pada Pt.
Haluan Riau. In Jurnal Teknik Industri (Vol. 5, Issue 2).
Kotler, P., & Lee, N. (2005). Corporate Social Responsibility Doing the Most Good for Your
Company and Your Cause.
Malik, S. Y., Mughal, Y. H., Azam, T., Cao, Y., Wan, Z., Zhu, H., & Thurasamy, R. (2021).
Corporate social responsibility, green human resources management, and sustainable
performance: is organizational citizenship behavior towards environment the missing link?
Sustainability (Switzerland), 13(3), 1–24. https://doi.org/10.3390/su13031044
Marnelly, T. R. (2012). Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek
di Indonesia.
Maulana Yusuf, Y., Aji Prastyo, D., Khaerunnisa, L., & Tri Raharjo, S. (2019). Implementasi
Program Corporate Social Responsibility Oleh Perusahaan Unicorn Di Indonesia.
https://tekno.kompas.com/read/2019/10/07
McWilliams, A., & Siegel, D. (2001). Corporate social responsibility: A theory of the firm
perspective. In Academy of Management Review (Vol. 26, Issue 1, pp. 117–127). Academy of
Management. https://doi.org/10.5465/AMR.2001.4011987
Parmar R Edward Freeman Jeffrey S Harrison, B. L., & Edward, R. (2010). Stakeholder
Theory: The State of the Art. https://scholarship.richmond.edu/management-faculty-
publications
Ramachandran, R. (2020). Theories of Stakeholder Management. SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3535087
Renwick, D. W. S., Redman, T., & Maguire, S. (2013). Green Human Resource Management:
A Review and Research Agenda*. International Journal of Management Reviews, 15(1), 1–
14. https://doi.org/10.1111/j.1468-2370.2011.00328.x
Safroni, I., Agus, R., Lili, A. W., & Santo, D. (2020). Green Human Resources Management
Mendukung Kinerja Lingkungan Industri Perhotelan. In Human Resources Management
Mendukung…| (Vol. 457).
Sri Ardani, N. K., & Mahyuni, L. P. (2020). Penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Manfaatnya Bagi Perusahaan. Jurnal Manajemen Bisnis, 17(1), 12.
https://doi.org/10.38043/jmb.v17i1.2339
Usman, H., & Ekonomi dan Bisnis, F. (2023). Implementasi Corporate Social Responsibility
(Csr) Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Di Mata Masyarakat Pada Pt Pratomo Putra
Teknik Palopo.
Wahyuni, L., & Cheisviyanny, C. (2023). Analisis Praktik Corporate Social Responsibility
(CSR) Saat Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Farmasi. JURNAL EKSPLORASI
AKUNTANSI, 5(3), 1065–1083. https://doi.org/10.24036/jea.v5i3.794
Wijonarko, G. (2023). Peran Green Human Resource Management (GHRM) Dan Kepuasan
Kerja Dalammempengaruhi Kinerja Karyawan Di Masa Pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai