Anda di halaman 1dari 11

Pengenalan

Pengembangan
Produk
Materi Ajar Pengantar Teknik Sistem dan Industri 2020/2021

Disusun oleh Brigitta Mayori Puteri dan Tim Penulis

Departemen Teknik Sistem dan Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
Kata Pengantar

Bahan bacaan ini adalah hasil tulisan dari asisten-asisten Pengantar Teknik Sistem dan
Industri (PTSI) tahun ajaran 2020/2021 yang berusaha untuk menghimpun informasi dan
pengetahuan dari materi pembelajaran yang pernah digunakan dan informasi eksternal
lainnya. Bahan bacaan ini ditulis dengan tujuan untuk menjadi media tambahan dalam
membantu proses pembelajaran dan pemahaman mahasiswa yang lebih dalam terkait mata
kuliah Pengantar Teknik Sistem dan Industri.

Bahan bacaan ini tidak untuk diperbanyak maupun disebarluaskan. Bahan bacaan ini sangat
tidak disarankan untuk dijadikan satu-satunya sumber pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa
tetap diharapkan agar juga dapat memanfaatkan sumber pembelajaran lain termasuk materi
dari dosen dan sumber informasi eksternal lainnya.

Dengan segala kekurangannya, kami berharap bahan bacaan ini tetap dapat digunakan
dengan baik oleh mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran.

Salam,
Tim Penulis
Andreas Carmananda Pamungkas
Brigitta Mayori Puteri
Dinis Triandra Prihandito
Sangki Purabaya
Yolla Eka Rahmanda

2
A. Ikhtisar
Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi perusahaan untuk
suatu produk meliputi produk original, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi,
dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Orang-orang
yang tergabung dalam tim pengembangan produk harus dapat merancang produk yang
diminati pelanggan. Dengan kata lain, mereka harus mengetahui selera pelanggan dan apa
yang sedang populer di masyarakat saat ini.
Mari melihat salah satu media sosial terbesar di dunia saat ini. Facebook adalah sebuah
layanan jejaring sosial yang diminati di dunia, hingga kuartal kedua tahun 2020 terdapat lebih
dari 2,7 miliar orang di dunia yang menjadi pengguna layanan ini. Pertumbuhan jumlah
pengguna Facebook di Indonesia juga menduduki urutan nomor 4 di dunia pada tahun 2019
sebesar 129 juta pengguna (CNBC Indonesia, 2019). Menurut Kompas.com (2020), pada
triwulan pertama 2020, jumlah pengguna aktif harian Facebook mengalami peningkatan
signifikan, yakni bertambah 77 juta orang menjadi 1,73 miliar. Jumlah peningkatan itu menjadi
yang tertinggi sejak 2011 lalu. Facebook dalam laporan keuangan awal tahun ini mengatakan,
hal itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang mengharuskan orang-orang di berbagai
belahan dunia harus berdiam diri di rumah.
Pada tahun 2009, salah satu layanan seluler di Indonesia, SMART, mengeluarkan
sebuah paket produk yang memberikan layanan gratis akses Facebook lewat ponsel untuk
selamanya. Hal tersebut berlaku bila kartu seluler terus aktif. Perusahaan ini bekerja sama
dengan Samsung sebagai penyedia ponsel, dan Opera Mini sebagai browser untuk
mengakses Facebook lewat ponsel. Sebelumnya, tidak pernah ada penyedia layanan seluler
yang berani memberikan layanan akses Facebook secara cuma-cuma untuk selamanya
kepada pelanggan.
Sejalan dengan waktu, Facebook juga membuat inovasi-inovasi baru di aplikasinya
seperti fitur Dunia Virtual Facebook (Facebook Spaces) pada tahun 2017 dimana pengguna
dapat membuat avatar digitalnya sendiri dan berinteraksi dengan semua orang di dunia, fitur
video call untuk Instagram pada tahun 2018, tantangan melalui hashtag atau tagar yang bisa
para pengguna ikuti seperti tantangan ungkap umur/foto tanpa senyum/dan sebagainya, dan
masih banyak lagi. Facebook yang sudah mendunia tetap melakukan pengembangan produk
secara berkala untuk membuat para penggunanya tertarik untuk menggunakan Facebook
terus menerus. Kalau pengembangan produk ini tidak dilakukan, mungkin Facebook sudah
tenggalam dari dulu tergerus aplikasi-aplikasi zaman sekarang seperti Instagram (yang
kemudian dibeli Facebook), TikTok, Twitter, dan lainnya.
B. Mengapa Kita Memerlukan Pengembangan Produk?
Produk adalah artifak yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan, dan digunakan oleh
manusia karena sifat, fungsi, ataupun kemanfaatan yang dapat diperoleh (Sudiarno & Dewi,

3
2019). Produk juga merupakan sesuatu yang dapat diperjual belikan oleh sebuah perusahaan
(produsen) kepada pelanggannya.

Gambar 1 Sistem Input-Proses-Output


Sumber: (Sudiarno & Dewi, 2019)

Produk dapat berbentuk fisik dan juga abstrak (jasa). Produk merupakan output yang
didapatkan dari proses produksi dimana input berupa bahan mentah dan output berupa
produk jadi dan juga limbah berupa produk cacat (defects) dan sisa bahan yang tidak
digunakan kembali (scrap). Proses produksi yang terjadi berupa:
1. Transformasi fisik/non-fisik (bentuk, ukuran, dimensi linier, berat, volume, unsur kimiawi,
sifat/karakteristik, dll)
2. Nilai tambah (nilai fungsional dan nilai ekonomis).
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah
untuk memperkuat reputasi perusahaan dan memenuhi kebutuhan baru dengan cara
menawarkan produk yang lebih baru daripada produk sebelumnya dan juga untuk
mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada dengan jalan menawarkan
produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa berupa
pertambahan terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi produk yang telah ada.
Ada beberapa alasan mengapa pengembangan produk menjadi hal yang penting
dilakukan dalam suatu bisnis, yaitu sasaran finansial, pertumbuhan penjualan, respon
terhadap kompetitor, kapasitas berlebih, siklus hidup produk, respon terhadap perubahan
lingkungan, dan pengurangan biaya.

Berikut adalah alasan-alasan tersebut:


 Sasaran Finansial (Financial Goals): keuntungan dan pemasukan (earning per
share), Rate of Return (ROR) atau Rate of Investment (ROI), dan pangsa pasar.

4
 Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth): diversifikasi produk, ekspansi bisnis,
memberikan "image of succes" atau gambaran sukses yang baik kepada investor
maupun pelanggan (masyarakat), refleksi & reaksi dari kondisi yang menguntungkan
dan memberikan gambaran arus kas yang lancar.
 Respon terhadap kompetitor: reaksi terhadap penemuan produk baru yang mampu
mengancam eksistensi produk yang sudah mapan, memperluas lini produksi
(diversifikasi) untuk melindungi posisi dan market share.
 Kapasitas Berlebih (Excess Capacity): mengembangkan alternatif-alternatif baru
dalam rangka memanfaatkan potensi (kapasitas) yang berlebihan, mengefektifkan
semua sumber daya yang dimiliki dalam rangka menekan biaya overhead yang
berlebihan.
 Siklus Hidup Produk (Life Cycle Product): reaksi terhadap proses menurunnya
permintaan pada fase penurunan (proses “rejuvenating”) dan menggantikan produk
lama yang sudah jenuh dengan rancangan produk baru yang lebih prospektif atau
menguntungkan. Banyak faktor yang menyebabkan produk merosot permintaannya
(pesaing, teknologi baru, dan lainnya).
 Respon terhadap Lingkungan: antisipasi terhadap perubahan-perubahan atau
penemuan/teknologi baru yang sering menimbulkan efek yang berantai (multiplier
effects), seperti pereferensi pelanggan, regulasi pemerintah, biaya material dan
ketersediaannya, serta demografis dan gaya hidup.
 Pengurangan Biaya: keinginan untuk menekan biaya produksi demi meningkatkan
daya saing. Terdiri dari dua jenis, yaitu Value Analysis (VA) yang mana merupakan
teknik pengurangan biaya pada tahap perancangan produk, dan Value Engineering (VE)
yang merupakan teknik pengurangan biaya pada tahap proses produksi (manufacturing
& assembly).
Suatu produk memiliki komponen utama, komponen pengemasan, dan layanan
pendukung. Komponen utama terdiri dari bentuk fisik (fitur, dimensi) dan juga fungsi produk.
Komponen pengemasan berupa biaya, kualitas (desain dan proses), kemasannya itu sendiri,
model dan gaya, faktor ergonomi/faktor manusia, nama merek, dan merek dagang.
Komponen pendukung layanan berupa waktu pemngiriman, kelayakan dan garansi, suku
cadang, pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan, instruksi manual, dan layanan pasca
penjualan.
Terdapat pula berbagai interaksi proses perancangan produk dengan bidang lainnya,
sebagaimana gambar di bawah ini.

5
Gambar 2. Interaksi Proses Perancangan Produk
Sumber: (Sudiarno & Dewi, 2019)

Empat bidang utama yang saling berkaitan tersebut adalah Penelitian dan
Pengembangan (Research & Development), Produksi atau Manufaktur
(Production/Manufacturing), Pemasaran (Marketing), dan Keuangan (Finance). Hubungan
antara satu sama lain diilustrasikan oleh bagan di atas.

C. Penelitian dan Pengembangan (Research & Development)


Menurut Gay (1991), Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan
berdasarkan dua tujuan yakni
1. Pengembangan prototipe produk
2. Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk
Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas
dua tipe, yakni tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau
program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses
pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program
tersebut dan tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang
dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Berikut adalah dua strategi pengembangan produk baru, yakni strategi reaktif dan
proaktif. Strategi reaktif bersifat defensif, meniru yang sudah ada namun lebih baik (tidak

6
sekedar meniru tapi juga melakukan modifikasi) serta responsif terhadap keinginan pelanggan
sedangkan strategi proaktif berfokus pada tahap R&D (sengaja menyisihkan sebagian
keuntunggan untuk R&D), riset pasar sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan, serta
berani mengambil risiko karena membuat produk baru yang belum ada di masyarakat
sebelumnya.
Pendekatan proses pengembangan produk dibagi menjadi lima tipe, yakni
Generic/Market Pull, Technology Push, Product Platform, Process Intensive, dan Customized.
 Generic/Market Pull: diawali dengan peluang pasar kemudian mendapatkan teknologi
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Contohnya adalah furnitur dan
perkakas.
 Technology Push: diawali dengan teknologi baru, kemudian mendapatkan pasar yang
sesuai Tahap perencanaan melibatkan kesesuaian antara teknologi dan kebutuhan
pasar. Pengembangan konsep mengasumsikan bahwa teknologinya telah ada.
Contohnya adalah jas hujan merk Gore-Tec dan amplop Tyvek.
 Product Platform: diasumsikan bahwa produk baru akan dibuat berdasarkan
subsistem teknologi yang telah ada. Contohnya adalah barang-barang elektronik seperti
komputer dan printer.
 Process Intensive: Karakteristik produk sangat dibatasi oleh proses produksi. Proses
dan produk harus dikembangkan bersama-sama dari awal atau proses produksi harus
dispesifikasikan sejak awal. Contohnya adalah camilan, sereal, bahan kimia, dan bahan
semikonduktor.emiconductors.
 Customized: Produk baru memungkinkan sedikit variasi dari model yang telah ada.
Contoh: saklar, baterai, dan bejana.
Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa
jenis, yaitu:
1. Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan
variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan
melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-
beda.
2. Memperbaiki yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan
fasilitas yang ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam
menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan
melakukan perubahan yang menyeluruh.
3. Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan
cara menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.

7
4. Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang
dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.
5. Menambah lini produk. Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam
penambahan produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang
telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal
penggunaan fasilitas-fasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru
pula.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk,
yaitu:
1. Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau
dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen.
2. Strategi peningkatan keistimewaan. Produk Ada empat indikator yang dapat
meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai,
keanekaragaman, kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi penggunaannya
dan aksesoris tambahan.
3. Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk
dari segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan
yang terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.

D. Langkah Pengembangan Produk


Dalam pengembangan produk, terdapat tujuh langkah utama pengembangan produk
dari awal konsep hingga produk akhir jadi yang perlu kita lakukan. Langkah-langkah tersebut
yakni pernyataan misi, pengembangan konsep, perancangan tingkat sistem, rincian desain,
pengujian dan penyempurnaan, perampungan produk, serta peluncuran produk.

Gambar 3. Interaksi Proses Perancangan Produk


Sumber: (Sudiarno & Dewi, 2019)
1. Langkah 1: Pernyataan Misi (Mission Statement)

8
Tentukanlah target pasar, rincikan apa saja kebutuhan pelanggan dan apa saja faktor-
faktor yang membuat pelanggan puas, susun tujuan dan sasaran bisnis. Bagian
pemasaran perlu mencari kesempatan pemasaran (market opportunity) dan
menentukan segmentasi pasar, sedangkan bagian produksi perlu mengidentifikasi
kendala yang ada pada proses produksi dan membuat strategi rantai pasoknya.
2. Langkah 2: Pengembangan Konsep (Concept Development)
Pada tahap ini, pikirkan bentuk dan fungsi dari produk, fitur-fitur yang ada pada produk
tersebut, spesifikasi, dan analisis ekonominya apakah produk tersebut akan menjual
atau tidak. Bagian pemasaran selain mendefinisikan segmentasi pasar juga perlu
mengidentifikasi pelanggan utama produk dan produk kompetitor. Bagian desain perlu
mencari tahu kelayakan dari konsep produk yang telah dibuat, membuat konsep desain
industi, dan membuat uji eksperimen prototipe. Bagian produksi perlu mengestimasikan
biaya manufaktur produk dan kelayakan produksi. Bagian keuangan membuat analisis
ekonomi dan bagian hukum mencari tahu mengenai masalah paten dari produk
tersebut, apakah ada produk sejenis sebelumnya atau tidak.
3. Langkah 3: Perancangan Tingkat Sistem (System Level Design)
Tahap ini membahas arsitektur dari produk, skema, dan juga subsistem maupun
komponen dari produk. Bagian pemasaran membuat rencana untuk opsi-opsi apabila
ingin mengembangkan jenis-jenis produk lebih lanjut. Bagian desain membuat alternatif
arsitektur produk, mendefinisikan subsistem utama dan antarmukanya, serta
menyempurnakan rancangan produk. Bagian produksi mengidentifikasi pemasok untuk
material utama, membuat analisis membuat atau membeli (make buy analysis), serta
membuat skema perakitan akhir. Bagian keuangan memfasilitasi make-buy analysis tadi
dan bagian jasa mengidentifikasikan masalah-masalah pelayanan yang mungkin
muncul.
4. Langkah 4: Rincian Desain (Detail Design)
Tahap ini membahas lebih rinci desain yang sudah dibuat meliputi spesifikasi, geometri,
material, toleransi dimensi produk, standar yang diperlukan, rencana proses, alat yang
dibutuhkan, dan juga DFM/DFA (Design for Manufacturing or Assembly). Bagian
pemasaran membuat rencana pemasaran. Bagian desain mendefinisikan bagian
geometri produk, memilih material, menetapkan toleransi dimesni, dan menyelesaikan
dokumentasi kontrol perancangannya. Bagian produksi mendefinisikan proses produski
per bagiannya, merancang perkakas (tooling), mendefinisikan jaminan kualitas
prosesnya, dan memulai pengadaan peralatan yang dibutuhkan untuk jangka panjang.

9
5. Langkah 5: Pengujian dan Penyempurnaan (Testing and Refinement)
Prototipe produk diuji dengan uji fungsional, apakah produk tersebut dapat berkerja
sesuai dengan fungsinya dan juga diuji pasarkan. Bagian pemasaran membuat promosi
dan memfasilitasi pengujian lapangan. Bagian desain mengadakan uji kelayakan dan
uji performansi, mendapatkan persetujuan/regulasi resmi, dan mengimplementasikan
perubahan desain. Bagian produksi memfasilitasi perampungan pemasok,
memperhalus proses perakitan, melatikan tenaga kerja, dan memperbaiki proses
penjaminan kualitas. Bagian penjualan membuat rancangan pemasaran.
6. Langkah 6: Perampungan Produk (Production Ramp-Up)
Prototipe yang telah lulus uji diproduksi. Pekerja-pekerja yang memproduksi produk
tersebut dilatih mengenai bagaimana cara memproduksi produk tersebut. Bagian
pemasaran memastikan produksi awal untuk pelanggan utama terpenuhi. Bagian
desain mengevaluasi output produksi awal. Bagian produksi memulai operasi seluruh
sistem produksi.
7. Langkah 7: Peluncuran Produk (Product Launching)
Produk siap diluncurkan ke pelanggan.

10
REFERENSI

Bailey, D. E. & Barley, S. R., 2004. s.l.:s.n.


CNBC Indonesia, 2019. Jumlah Pengguna Facebook Tembus 2,38 M, di RI Berapa?. 19 Juli.
Gay, L., 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and
Application. 2nd penyunt. New York: Macmillan Publishing Company.
Institute of Industrial and Systems Engineer, n.d.. IEEDU. [Online] Available at:
https://www.iise.org/ieedu.htm
J., V. d. A., 1999. Principles and Methods of Development Research Design Approaches and
Tools in Education and Training. Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
Kompas.com, 2020. "Lockdown" di Berbagai Negara, Pengguna Facebook Naik Tajam. 4 Mei.
Kotler, P. d. K. K., 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Plomp, T. :. L. N. F. o. E. S. a., 1994. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp
Educational &Training System Design: Introduction. Design of Education and Training
(in Dutch). Utrecht (the Netherlands). Lemma: Faculty of Educational Science and
Technology, University of Twente.
Rahman, A., 2016. Pengantar Teknik Industri Lingkup Teknik Industri. [Online]
Available at: https://www.slideshare.net/posku/pti03-lingkup [Diakses 18 Agustus 2020].
Schwab, K., 1970. World Economy Forum (WEF). s.l., s.n.
Sudiarno, A. & Dewi, D. S., 2019. Introduction to Product Development, Surabaya: s.n.
Tjiptono, F., 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
Turner, W. C., 2003. Introduction to Industrial and Systems Engineering. s.l.:s.n.
Yahya, K., 2000. The Ages of Change. Dalam: s.l.:s.n.

11

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai