Anda di halaman 1dari 3

Perawat yang Memfilmkan Diri Mereka yang Menekuk Wajah Bayi

yang Baru Lahir Dipecat Setelah Video Tersebut Memicu


Kemarahan di Arab Saudi
06:42, 05/01/2018

Erabaru.net. Sekelompok perawat di Arab Saudi yang memfilmkan diri mereka sendiri
yang tertawa sambil menekan wajah bayi baru lahir yang dirawat di rumah sakit karena
infeksi telah dipecat.

Orangtua bayi mengetahui perlakuan mengejutkan dari para perawat setelah rekaman
muncul secara online dan dibagikan di media sosial.

Video tersebut menunjukkan bahwa salah satu perawat menggenggam leher dan dahi
bayi dan dengan kejam menekuk wajah bayi yang tak berdaya saat rekan-rekannya
cekikikan.

Abdulhadi Al-Rabie, juru bicara urusan kesehatan Taif, mengatakan: “Dinas Kesehatan
menyelidiki sumber video tersebut dan dapat mengidentifikasi perawat yang muncul
dalam video dan rumah sakit tempat insiden tersebut terjadi.”

Perawat, yang belum diketahui namanya itu , segera diskors setelah terlacak.Lisensi
medis mereka sekarang telah dicabut dan dilarang berpraktek keperawatan di departemen
kesehatan lainnya.

Ayah bayi tersebut mengatakan kepada media di Saudi bahwa bayi tersebut berada di
rumah sakit selama sepuluh hari untuk perawatan infeksi saluran kemih dan terkejut saat
melihat video tersebut dibagikan secara luas di media sosial.
Pengguna media sosial merasa ngeri melihat rekaman itu. Seseorang menulis: ‘Berani-
beraninya mereka melakukan ini?“Ketiga perawat harus bersyukur kepada Tuhan bahwa
saya bukan ibu bayi itu. Aku akan memencet wajahmu lebih keras lagi. “(yant)

Analisis Kasus:
Kasus diatas adalah salah satu penggunaan system informasi pada era sekarang. Seperti
dijelaskan pada UU No 19 th 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi
Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya. Menurut kasus diatas, perawat yang ada dalam kasus menyebarkan
informasi elektronik berupa video.
Dalam video yang tersebar tersebut terlihat perawat yang memfilmkan seorang bayi
yang ia perlakukan secara tidak layak. Karena bayi tersebut masih kecil dan belum secara utuh
terikat oleh hukum, maka orang tua bayi bisa saja mengguggat perawat berdasarkan pada UU
No 19 th 2016 pasal 26 ayat 1 dan 2 yang berbunyi (1) Kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundangundangan, penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut
data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan. (2) Setiap
Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan
atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
Menurut kelompok kami, perawat pada kasus diatas melanggar peraturan UU No. 11 th
2008 pasal 3 dan pasal 4 tentang pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik,
seharusnya perawat dalam berita tersebut menggunakan media atau teknologi informasi untuk
hal yang bermanfaat dan bukan untuk menyebarkan informasi perlakuan yang tidak seharusnya
dilakukan pada kasus tersebut yaitu perawat memfilmkan seorang bayi yang ia perlakukan
secara tidak baik. Serta perawat ini melanggar UU No 19 th 2016 pasal 27 ayat 1 yang berbunyi
setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.” Kenapa kami memilih pelanggaran ini karena hal
yang dilakukan perawat adalah tidak baik atau tidak seharusnya dilakukan terutama sebagai
tenaga kesehatan kepada siapapun termasuk seorang bayi, karena bayipun memiliki hak nya
sebagai manusia yang patut diperlakukan sebagai manusia.
Menurut UU No 19 th 2016 pasal 45 ayat 1 setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

Anda mungkin juga menyukai