Anda di halaman 1dari 24

Perseptor :

dr. Emilzon Taslim, Sp.An, KIC, KAO, M.Kes, SH

Yudha Bagus Sajiwo (2040312005)


ABSTRAK
TUJUAN KAJIAN
Mengevaluasi bukti terbaru mengenai efek resusitasi cairan pada patofisiologi,
fungsi organ, dan hasil klinis pada pasien kritis

TEMUAN TERBARU
• Komposisi cairan IV mempengaruhi risiko kerusakan ginjal & mortalitas
pasien kritis.
• Risiko gagal ginjal & mortalitas meningkat :
• Semisintetik koloid >> kristaloid, dan
• Normal saline >> kristaloid seimbang.
ABSTRAK

KESIMPULAN
• Pemberian cairan kristaloid seimbang,
• Pertimbangkan 2-3 liter untuk resusitasi cairan awal pada syok hipovolemik atau
disributif
• Pengukuran respon hemodinamik sebagai pedoman pemberian cairan lebih
lanjut

KATA KUNCI
• Cairan intravena; resusitasi; garam; kristaloid seimbang; koloid.
01. PENDAHULUAN
1832
Dr. Thomas Latta
Infus  Pasien kritis
akibat penyakit kolera
30 juta pasien menerima
cairan IV/tahun Uji klinis terbaru
Komposisi setiap larutan IV
 fungsi organ & respon
pasien
02. PEMBERIAN CAIRAN
PEMBERIAN CAIRAN

01 Kristaloid
olarutan elektrolit > menyebar ke ruang interstitial, hanya ¼ bagian tetap
tinggal dalam plasma
oharga lebih terjangkau, tersedia banyak
okristaloid “lini pertama” untuk resusitasi cairan pada penyakit kritis
seperti sepsis, syok hemoragik, dan serangan jantung.
Kristaloid “Isotonik”

 Normal saline
 0,9%NaCl

 Kristaloid seimbang
 RL, larutan Hartmann, Plasma-Lyte, Normosol, Isolyte
 Uji coba acak double-blind
 kristaloid seimbang : normal saline pada pasien bedah mayor abdomen
60 pasien, 97% (saline) memerlukan infus katekolamin, 67%
(kristaloid seimbang) (P = 0,03)

 2 uji yaitu cluster-randomized, cluster-crossover


 kritaloid seimbang : normal saline  ± 30.000 pasien di UGD dan ICU 
mortalitas , RRT, dan disfungsi ginjal persisten lebih ↓ kristaloid seimbang.
tiap 100 pasien diberi cairan IV kristaloid  prognosis lebih baik daripada saline
Bikarbonat

 Penelitian uji acak


menilai efek pemberian NaHCO₃ 4,2% secara IV (mempertahankan
pH arteri > 7,3% pasien kritis dengan asidosis metabolik berat  tidak
signifikan me↓ mortalitas / kegagalan organ. Tetapi mengalami↓ absolut
16,7% dalam transplantasi ginjal

pasien AKI  mencegah kebutuhan dialisis dan ↓ mortalitas 28 hari


Saline Hipertonik

 Pemberian bolus saline hipertonik dapat ↓ TIK sementara


 Tidak ada dampak kelangsungan hidup atau kognitif pasien

 Randomized trial  saline 3% : saline 0,9%pada 442 pasien syok


septik:
 42% meninggal (saline 3%)
 37% oksigen (P = 0,12)
Saline Hipertonik

 larutan saline hipertonik “lini pertama”


 ↓ peningkatan TIK sementara, tapi tidak sebagai resusitasi cairan
utama pada pasien syok hemoragik/non-hemoragik.
02 Koloid
o derivat plasma manusia (albumin) dan koloid semisintetik (pati, gelatin,
dan dekstran)

o Lebih efektif dan efisien : kristaloid


 me↑ ekspansi volume vaskuler, karena retensi dalam ruang
intravaskuler akibat berat molekul tinggi
Albumin
Uji Acak :
Albumin 4%
vs
NaCl 0.9%

±7000 pasien dewasa kritis  kelompok diberikan albumin menerima


lebih sedikit cairan, tidak mengalami perbedaan angka mortalitas 28 hari

Analisis subgrup menunjukan albumin bermanfaat pada pasien


sepsis dan potensi bahaya pada pasien traumatic brain injury.
Albumin
Uji Berikutnya :
Kritaloid
vs
Kristaloid+Albumin 20%

1818 pasien sepsis  terjadi peningkatan albumin dengan target level


albumin serum 3 g/L

Uji meta-analisis menunjukan penurunan angka mortalitas dengan


pemberian albumin pada pasien sepsis
Koloid Semisintesis

 Uji coba HES :


Cairan yang diperlukan untuk resusitasi hanya sedikit berbeda antara kelompok
koloid dan kristaloid,

 Uji coba VISEP, CRYSTMAS, 6S, dan CHEST  penggunaan HES meningkatkan
risiko cedera ginjal akut, kebutuhan untuk terapi penggantian ginjal, atau kematian
03. Banyak Cairan yang
harus diberikan
DOSIS CAIRAN

o Uji coba terbaru resusitasi cairan  potensi efek negatif dari pemberian bolus cairan
sebagai bagian dari resusitasi sepsis

o Uji coba acak  bolus albumin 5%, bolus saline, dan yang tidak di bolus cairan 
3.000 anak dengan demam parah dan gangguan perfusi di Afrika  bolus cairan se-
cara signifikan meningkatkan angka kematian 48 jam.
o Uji coba di antara 212 pasien di Zambia dengan hipotensi yang diinduksi
sepsis tanpa gagal pernapasan  pemberian 3,5 liter cairan dalam 6
jam meningkatkan mortalitas 28 hari, dibandingkan dengan pemberian
2,0 liter.
RESPONSIVITAS CAIRAN

Tujuan utama resusitasi cairan  meningkatkan output jan-


tung dan meningkatkan perfusi organ.

½ pasien hemodinamik tidak stabil  mengalami peningkatan vol-


ume stroke dengan pemberian cairan
• Statis
• Central venous pressure dan mixed venous oxygen saturation
• Penelitian terbaru  variabel dinamis" 
• passive leg raise,
• perubahan selama siklus pernapasan
• manuver ventilasi mekanis, atau
• bolus cairan kecil.
KESIMPULAN

o Kristaloid seimbang  me↓ kematian dan disfungsi ginjal dibandingkan dengan


NaCl pada dewasa

o Albumin me↑ kematian pada traumatic brain injury, tetapi memiliki peran seba-
gai terapi untuk syok septik.

o Koloid semisintetik me↑ risiko cedera ginjal akut, dan tidak boleh digunakan untuk
resusitasi cairan pada kebanyakan pasien kritis.

o Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan selama dan setelah resusitasi
membutuhkan pertimbangan kompleks manfaat dan risiko bagi setiap pasien.
KESIMPULAN

o Sebagian besar pasien perawatan darurat dan kritis yang membutuhkan


resusitasi cairan adalah menggunakan balanced crystalloids,

o membatasi bolus cairan awal hingga 2-3 liter, dan menggunakan peman-
tauan hemodinamik yang tersedia untuk memandu pemberian cairan
lebih lanjut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai