Anda di halaman 1dari 33

DISTOSIA

AULIA RIANI BADAWI 2140212177


AULIA ANDAM PUTRI 2140312214

Perseptor: dr. Roza Sriyanti, Sp.OG(K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT TENTARA DR. REKSODIWIRYO
2023
 
LATAR BELAKANG

Komponen
• Keadaan fisiologis, utama • Bila ada gangguan
normal dapat pada satu atau lebih
• Power
berlangsung sendiri faktor “P” ini, dapat
• Passage
tanpa intervensi terjadi kesulitan atau
• Passenger
penolong. gangguan pada
jalannya persalinan.
Persalinan Abnormal
Normal (Distosia)
 Distosia sering merupakan indikasi seksio sesar karena komplikasinya.
 Laporan American College of Obstretician and Gynaecologist (ACOG)
menyatakan bahwa seksio sesarea primer terbanyak pada primigravida
dengan fetus tunggal, presentasi vertex, tanpa komplikasi.
 Indikasi primigravida tersebut untuk seksio sesarea adalah presentasi
bokong, preeklampsi, distosia, fetal distress, dan elektif.
 Distosia merupakan indikasi terbanyak untuk seksio sesarea pada
primigravida sebesar 66,7%.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 Distosia berasal dari bahasa Yunani:


 Dys atau dus berarti buruk atau jelek
 Tosia berasal dari tocos yang berarti persalinan
 Distosia merupakan persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dalam
persalinan atau merupakan persalinan yang membawa satu akibat buruk
bagi janin maupun ibu.
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI

Power Passage Passanger


Kontraksi frekuensi, intensitas Kelainan kapasitas panggul Janin besar, bentuk

Kelainan kemajuan dilatasi


Obstruksi mekanis Kelainan letak
arrest of dilatation

Distosia fungsionalis Soft tissue dystocia Presentasi & posisi


KELAINAN POWER
 Kekuatan ibu mendorong janin, yaitu kekuatan his dan kekuatan ibu dalam mengejan.
 His normal yaitu his yang timbul dominan pada fundus uteri, simetris, kekuatannya semakin
lama semakin kuat dan sering serta mengalami fase relaksasi yang baik.
 Apabila kontraksi tidak adekuat, maka serviks tidak akan mengalami pembukaan, sehingga
pada kondisi tersebut dilakukan induksi persalinan, dan apabila tidak ada kemajuan
persalinan maka dilakukan seksio sesaria, namun pada persalinan kala II apabila ibu
mengalami kelelahan maka persalinan dilakukan dengan menggunakan vacum ekstraksi.
 Persalinan kala III yaitu melahirkan plasenta, apabila placenta belum lahir dalam waktu 30
menit maka hal ini terjadi karena tidak ada kontraksi uterus atau karena adanya perlengketan
sehingga merangsang uterus maka di berikan pemberian induksin dan melakukan massage
uterus.
KELAINAN POWER

 Hypotonic Uterine Contraction


 Suatu keadaan dimana kontraksi uterus terkoordinasi namun tidak adekuat dalam
membuat kemajuan dalam persalinan, biasanya his yang muncul kurang kuat,
terlalu lemah, pendek dan jarang
 Faktor resiko : primi tua, psikis ibu dalam kondisi ketakutan, peregangan uterus
yang berlebih umumnya pada kondisi gemeli dan hidramnion, herediter, CPD.
KELAINAN POWER
 Hypertonic uterine contraction
 His terlampau kuat
 His yang terlalu kuat dan yang terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam
waktu yang singkat. Partus presipitatus: sifat his normal, tonus otot di luar his juga
biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his.
 Bahaya partus presipitatus bagi ibu ialah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina dan perineum, sedangkan bayi bisa mengalami
perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam
waktu yang singkat.
KELAINAN PASSAGE

 Adanya kelainan pada jalan lahir


 Jalan lahir keras atau tulang panggul dapat berupa kelainan bentuk
panggul, dan kelainan ukuran panggul.
 Jalan lahir lunak yang sering dijumpai karena adanya tumor ovarium
yang menghalangi jalan lahir dan adanya edema pada jalan lahir yang
dipaksakan.
KELAINAN PASSAGE
 Jenis panggul
Caldwell dan Moloy  4 jenis pokok yaitu :
 Panggul ginekoid
 Panggul antropoid
 Panggul android
 Panggul platipelloid
Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy.
Garis yang melintasi diameter transversal terlebar 12
membagi pintu atas menjadi segmen posterior dan anterior.
Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
KELAINAN PASSAGE

 Jenis ginekoid
 Panggul paling baik untuk perempuan.
 Bentuk PAP hampir bulat.
 Panjang diameter antero ppsterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis
ini ditemukan pada 45% perempuan.

13
KELAINAN PASSAGE
 Jenis android
 Bentuk PAP hampir segitiga.
 Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini.
 Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa, akan
tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati sakrum. Dengan demikian, bagian
belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempit ke
depan.
 Jenis ini ditemukan pada 15% perempuan.
14
KELAINAN PASSAGE
 Jenis antropoid
 Bentuk PAP agak lonjong, seperti telur.
 Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa.
 Jenis ini ditemukan pada 35% perempuan.

15
KELAINAN PASSAGE
 Jenis platipelloid
 Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang.
 Ukuran transversa jauh lebih besar daripada anteroposterion.
 Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.

16
KELAINAN PASSANGER
 Merupakan kelainan pada letak, ukuran ataupun bentuk janin.
 Kelainan letak ini termasuk dalam kelainan presentasi dan kelainan
posisi.
KELAINAN PASSANGER

 Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (POPP)


 Normalnya pada presentasi belakang kepala, bagian yang pertama
sampai ke dasar panggul adalah oksiput, sehingga oksiput
berputar kedepan karena panggul luas didepan. Pada POPP,
oksiput ini tidak berputar kedepan sehingga tetap dibelakang.
 Dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya bentuk
panggul antropoid karena memiliki segmen depan yang sempit
dan otot panggul yang sudah lembek biasanya hal ini terjadi pada
multipara.
KELAINAN PASSANGER
 Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (POPP)
 Apabila panggul longgar, maka dapat dilahirkan dengan spontan namun dengan proses
yang lama sehingga perlu adanya pengawasan ketat dengan harapan janin dapat
dilahirkan spontan pervaginam.
 Tindakan dilakukan apabila kala II terlalu lama atau adanya tanda-tanda kegawatan
pada janin.
 Prognosis persalinan dengan POPP ini persalinan menjadi lebih lama dan kerusakan
jalan lahir lebih besar, selain itu kematian perinatal lebih besar pada POPP dari pada
presentasi kepala dengan UUK di bagian depan.
KELAINAN PASSANGER
 Presentasi Puncak Kepala
 Keadaan dimana puncak kepala janin merupakan bagian terendah
 Hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan atau kepala dengan defleksi/ekstensi minimal
dengan sinsiput merupakan bagian terendah.
 Pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan.
 Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara yang kemudian berubah
menjadi presentasi belakang kepala.
 Letak defleksi ringan biasanya karena adanya kelainan panggul (panggul picak), kepala bentuknya
bundar, janin kecil atau mati, kerusakan dasar panggul atau karena penyebab lain yaitu keadaan-
keadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala.
KELAINAN PASSANGER
 Presentasi Muka
 Pada presentasi muka, kedudukan kepala mengalami ekstensi maksimal, sehingga oksiput
mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.
 Presentasi muka primer apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan.
 Presentasi muka sekunder apabila terjadi saat persalinan.
 Biasanya disebabkan oleh malformasi janin, berat bayi lahir <1500 gram, polihidramnion,
multiparitsas, kondisi panggul sempit atau janin besar.
 Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung
janin.
KELAINAN PASSANGER
KELAINAN PASSANGER
 Presentasi Dahi
 Pada umumnya merupakan kedudukan sementara, posisi ini dapat berubah menjadi
presentasi belakang kepala atau presentasi muka, kejaidan presentasi dahi ini
1:400.
 Pemeriksaan dalam akan teraba sutura frontalis, ujung yang satu akan teraba UUB
dan ujung yang lainnya akan teraba pangkal hidung dan tepi orbita
 Sebagian besar presentasi dahi memerlukan petolongan persalnan secara bedah
sesar untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan mortalitas
perinatal.
KELAINAN PASSANGER
 Letak Sungsang
 Keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri.
 Tipe letak sungsang yaitu:
 Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi
 Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi
 Footling (10-30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas ekstensi, presentasi kaki.

 Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah prematuritas, abnormalitas uterus (malformasi,
fibroid), abnormalitas janin (malformasi CNS, massa pada leher, aneploid), overdistensi uterus
(kehamilan ganda, polihidramnion), multipara dengan berkurangnya kekuatan otot uterus, dan
obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor pelvis lain).
KELAINAN PASSANGER
0 1 2
Primigravid
 Zatuchni Andros Score (Indeks Paritas a Multigravida
Persalinan Letak Sungsang) Umur >39 minggu 38 minggu < 37 minggu
Kehamilan
 < 3 : persalinan perabdomen 3629 gr -3176
Taksiran >3630 gr gr < 3176 gr
 4 : evaluasi kembali secara cermat, berat janin
khususnya berat badan janin bila Pernah Tidak 1x >2x
nilainya tetap maka dapat dilahirkan Letak
pervaginam Sungsang
 > 5 : dilahirkan pervaginam Pembukaan <2 cm 3 cm >4cm
Serviks
Station <3 <2 1 atau lebih
rendah
KELAINAN PASSANGER
 Letak Lintang
 Bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu
panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).
 Letak lintang dapat dibagi menjadi 2 macam, yang dibagi berdasarkan:
 Letak kepala
 Kepala anak bisa di sebelah kiri ibu
 Kepala anak bisa di sebelah kanan ibu

 Letak punggung
 Jika punggung terletak di sebelah depan ibu, disebut dorso-anterior
 Jika punggung terletak di sebelah belakang ibu, disebut dorso-posterior
 Jika punggung terletak di sebelah atas ibu, disebut dorso-superior
 Jika punggung terletak di sebelah bawah ibu, disebut dorso-inferior
KELAINAN PASSANGER

 Letak Lintang
 Penyebab letak lintang merupakan gabungan beberapa faktor:
 Fiksasi kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus, anesefalus, plasenta previa, dan
tumor pelvis
 Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, atau sudah mati.
 Gemeli
 Pelvic kidney dan rectum penuh
 Multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek
KELAINAN PASSANGER

 Distosia Bahu
 Suatu keadaan dimana diperlukannya tambahan manuver obstetrik oleh karena terjadi impaksi bahu
depan diatas simphisis sehingga dengan tarikan ke arah belakang pada kepala bayi tidak bisa untuk
melahirkan bayi.
 Penyebab terjadinya distosia bahu antara lain :
 Makrosomia ( bayi yang dikandung oleh seorang ibu dengan diabetes mellitus, obesitas, dan kehamilan
postterm).
 Kelainan bentuk panggul.
 Kegagalan bahu untuk melipat kedalam panggul.
KELAINAN PASSANGER

 Distosia Bahu
 Penegakan diagnosis pada kondisi terjadinya persalinan dengan distosia bahu
antara lain:
 Kepala janin telah lahir namun masih menekan vulva dengan kencang.
 Dagu tertarik dan menekan perineum.
 Turtle sign: suatu keadaan dimana kepala sudah dilahirkan gagal melakukan putaran paksi luar
dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala.
 Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu.
KELAINAN PASSANGER
 Penanganan persalinan dengan distosia
bahu dikenal dengan “ALARM“
 Ask for help
 Lift the legs and buttocks
 Melakukan manuver McRoberts yang
dimulai dengan memposisikan ibu dalam
posisi McRoberts yaitu ibu terlentang,
memfleksikan kedua paha sehingga posisi
lutut menjadi sedekat mungkin dengan dada,
dan merotasikan kedua kaki ke arah luar.
KELAINAN PASSANGER
 Anterior shoulder disimpaction
 Melakukan disimpaksi bahu depan dengan
menggunakan dua cara yaitu eksternal dan internal.
Disimpaksi bahu depan secara eksternal dapat dilakukan
dengan menggunakan manuver massanti, sedangkan
disimpaksi bahu depan secara internal dapat dilakukan
dengan menggunakan manuver rubin.
 Rotation of posterior shoulder
 Rotasi bahu belakang dengan manuver Woods. Manuver
ini dilakukan dengan cara memasukkan tangan
penolong sesuai dengan punggung bayi (jika punggung
kanan gunakan tangan kanan, dan sebaliknya) ke vagina
dan diletakkan di belakang bahu janin. Bahu kemudian
diputar 180 derajat ke anterior dengan gerakan seperti
membuka tutup botol.
KELAINAN PASSANGER
 Manual remover posterior arm
 Pelahiran bahu belakang secara manual
dapat dilakukan dengan menggunakan
manuver Shwartz. Manuver ini dilakukan
dengan cara memasukkan tangan ke vagina
sepanjang humerus posterior janin yang
dipisahkan ketika lengan disapukan ke arah
dada, namun tetap terfleksi pada siku.
Tangan janin digenggam dan ditarik
sepanjang sisi wajah dan kemudian lengan
belakang dilahirkan dari vagina.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai