Anda di halaman 1dari 39

PERSALINAN BERESIKO

Dian Taviyanda, S.Kep., Ns., M.Kep


SECTION 1

Persalinan Beresiko
DITOSIA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


 Distosia adalah perlambatan pada
saat persalinan atau dikenal dengan
istilah partus macet.
Kelancaran persalinan tergantung 3
faktor P utama

1. Kekuatan ibu (Power)


2. Keadaan jalan lahir (Passage) dan
3. Keadaan janin (Passanger)
4. (++ faktor2 "P" lainnya : psychology, physician,
position)
5. Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian
antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan
normal diharapkan dapat berlangsung.
6. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor P
ini, dapat terjadi kelambatan atau gangguan pada
jalannya persalinan.

5
1. Distosia Akibat Kelainan Kekuatan Ibu
(Kelainan His)
Tanda his normal :
– Fundal dominan
– Makin lama, makin kuat, makin sering
– Relaksasi baik.
MACAM-MACAM 2. Bila satu atau lebih tanda tersebut tidak dijumpai
atau tidak sesuai, keadaan tersebut disebut
DISTOSIA gangguan / kelainan his atau inersia uteri.

3. Kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik


atau inersia uteri hipertonik

6
 Adalah kelainan his dengan kekuatan yang
lemah / tidak adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau mendorong anak
keluar.

 Kekuatan his lemah dan frekuensinya


jarang.

 Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks,


fase laten atau fase aktif, maupun pada
kala pengeluaran.
 Sering dijumpai pada penderita dengan
keadaan umum kurang baik seperti anemia,
uterus yang terlalu teregang misalnya
akibat hidramnion atau kehamilan kembar
atau makrosomia, grandemultipara atau
primipara, serta pada penderita dengan
keadaan emosi kurang baik.
 Inersia uteri primer :
Terjadi pada permulaan fase laten.
Sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat, sehingga sering sulit untuk
memastikan apakah penderita telah
memasuki keadaan in partu atau belum.

 Inersia uteri sekunder :


Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II.
Permulaan his baik, kemudian pada
keadaan selanjutnya terdapat gangguan
/ kelainan.
PARTOGRAF WHO

Source: WHO/UNFPA/UNICEF/WORLD BANK.


IMPAC-Managing Complications in Pregnancy
and Childbirth: A Guide for Midwives and
Doctors. WHO 2000 (WHO/RHR/ 00.7)
 Kelainan letak, presentasi & posisi
• Posisi oksipitalis posterior (persisten)
• Presentasi puncak kepala
• Presentasi muka
• Presentasi dahi
• Letak sungsang
• Letak lintang
• Presentasi Ganda
 Kelainan bentuk janin
• Pertumbuhan janin yang berlebihan
• Hidrosefalus
• Kelainan bentuk lain
 Prolapsus tali pusat
• Engagement : diameter transversal terbesar dari kepala
janin telah melewati pintu atas panggul
• Descent : penurunan kepala ke dasar panggul
• Flexion : fleksi kepala janin akibat adanya resistensi dari
dasar panggul, dinding pelvis atau serviks
• Internal rotation : perputaran kepala, oksiput ke arah
anterior (normal) atau posterior. Dapat tidak terjadi bila
janin kecil.
• Extension : ekstensi kepala yang mengakibatkan oksiput
sebagai hipomoklion. Dipengaruhi oleh bentuk pintu bawah
panggul (upward & forward)
• External rotation : perputaran kepala mengikuti sumbu
badan.
• Expulsion (delivery of anterior & posterior shoulder)
 Kepala janin turun ke dasar panggul dengan
posisi oksiput di bagian posterior (belakang).
 Variasi persalinan biasa, umumnya akan
memutar ke depan karena bentuk anatomi
dasar panggul dan muskulus levator ani.
 5 – 10% tidak memutar ke depan  oksiput
posterior persisten.
 Faktor predisposisi :
• Jenis panggul : antropoid / android
• Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar
panggul
• Bentuk kepala janin
• Spontan, lebih lama, kepala lahir dengan muka menghadap ke
simfisis.
• Ubun-ubun besar sebagai hipomoklion, tidak dapat melakukan
fleksi lebih jauh.
• Menimbulkan kerusakan vagina dan perineum yang luas.
• Pemantauan lebih ketat, bila kala II terlalu lama atau tanda-
tanda gawat janin  tindakan dengan ekstraksi vakum / forceps
dengan episiotomi mediolateral luas.
M A L P R E S E N TA S I K E PA L A
Kepala janin dalam keadaan fleksi sewaktu
melewati rongga panggul.
Bila tidak terjadi fleksi  defleksi
– Presentasi puncak kepala
Presentasi sinsiput, bila defleksi ringan, hanya sementara kemudian berubah
menjadi
presentasi belakang kepala tetapi tidak fleksi maksimal.

– Presentasi dahi
Dahi bagian paling rendah bila defleksi lebih berat

– Presentasi muka
Derajat defleksi maksimal, muka bagian terendah
P R E S E N TA S I D A H I
• Dahi berada pada posisi terendah, umumnya bersifat sementara.
Dapat berubah menjadi presentasi muka atau oksiput.
• Pemeriksaan dalam : teraba sutura frontalis, pangkal hidung & orbita.
Mulut & dagu tidak teraba.
• Kepala turun dengan sirkumferensia maksilloparietalis (> lingkaran
PAP)  moulage  penurunan kepala & paksi dalam (dagu lintang
atau depan) .
• Persalinan berlangsung lama, hanya 15 % berlangsung spontan.
Angka kematian perinatal 20 % & menyebabkan kerusakan luas pada
perineum.
PENANGANAN
• Bila panggul normal, janin normal  sulit lahir spontan
pervaginam
• Bila panggul luas, janin kecil ekspektatif, kemungkinan :
– Presentasi oksiput
– Presentasi muka
• Dapat dicoba perasat Thorn : bila kepala belum masuk PAP. Bila
gagal  seksio sesarea
• Umumnya terdapat kaput suksedaneum & moulage hebat
• Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dan DJJ dengan lebih
ketat.
P R E S E N TA S I M U K A
Kepala janin defleksi maksimal, tubuh janin ekstensi.
Pemeriksaan dalam : teraba dagu, mulut, hidung & pinggir
orbita  hati-hati!!!
Etiologi :
– Janin besar
– Panggul sempit
– Multiparitas & perut gantung
– Kelainan bentuk janin (anensefal, dsb)
– IUFD  tidak ada tonus otot pada janin
Prognosis : kesulitan persalinan lebih disebabkan oleh
penyebab kelainan (panggul
sempit, janin besar).
MEKANISME PERSALINAN &
PENANGANAN
Kepala turun ke PAP dengan posisi dagu melintang/miring  descent 
putaran paksi dalam  dagu berada di depan (umumnya) atau belakang
 gerakan fleksi kepala dengan submentum sebagai hipomoklion 
putaran paksi luar  ekspulsi.
Posisi dagu tetap di belakang  mento posterior persisten  defleksi
maksimal. Tidak dapat lahir spontan tanpa tindakan.
Penanganan :
– Tentukan ada/tidaknya disproporsi sefalopelvik.
– Bila dagu berada di depan dapat ditunggu persalinan spontan, bila
dagu di belakang diusahakan diputar (berbahaya!!!), bila tidak
berhasil lakukan seksio sesarea.
– Ekstraksi forceps dilakukan bila kala II > 2 jam.
L E TA K S U N G S A N G
Keadaan janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri &
bokong di bagian bawah kavum uteri.
Macam :
Presentasi bokong
– Ekstensi sendi lutut, kedua kaki terangkat setinggi bahu/kepala
janin, teraba hanya bokong
Presentasi bokong kaki sempurna
– Fleksi sendi lutut, teraba bokong & kedua kaki
Presentasi bokong kaki tidak sempurna
– Teraba bokong & hanya salah satu kaki
Presentasi kaki
– Bagian terendah hanya teraba kaki (1 atau 2)
D I S T O S I A K E L A I N A N PA N G G U L
Jenis-jenis
Panggul ginekoid
– PAP bundar, panggul tengah dan pintu bawah panggul luas,
diameter transversal > diameter AP
Panggul antropoid
– Diameter AP > diameter transversal, arkus pubis sedikit
menyempit.
Panggul android
– PAP seperti segitiga (sempit ke depan), spina iskiadika
menonjol, arkus pubis sempit
Panggul platipelloid
– Diameter AP << diameter transversal, arkus pubis luas
SECTION 2

PREMATUR
Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada

P R E M AT U R umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung


dari hari pertama haid terakhir.

22
I II III
Extremely preterm Very preterm (28 Moderate to late preterm
(< 28 minggu) hingga < 32 minggu) (32 hingga < 37 minggu).

IV V VI

The Power of PowerPoint | thepopp.com 23


The Power of PowerPoint | thepopp.com 24
Penyakit
Dalam Riwayat
Usia Ibu Kehamilan Paritas Prematritas KPD

25
26
Post matur adalah kehamilan yang melewati 294
hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia
kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia
kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan
penghitungan tinggi fundus uteri.
Kehamilan postmatur lebih mengacu pada
janinnya, dimana dijumpai Sindroma
postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak
tangan terkelupas, tubuh panjang dan kurus,
vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang
tua, kuku panjang, tali pusat selaput ketuban
berwarna kehijauan.

27
Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang
dikemukaan adalah hormonal, yaitu kadar progesteron
tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
Faktor lain seperti herediter, karena postmaturitas sering
dijumpai pada suatu keluarga tertentu
Penurunan kadar esterogen pada kehamilan normal umumnya tinggi.
Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang
• Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab
yang paling sering.
• Tidak diketahui.
• Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
• Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus,
merupakan penyebab yang jarang terjadi.
• Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
• Faktor genetik juga dapat memainkan peran
Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara objektif
kurang dari 10x / menit.
Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
1. Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
2. Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum (
kehijuan di kulit.
3. Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku, kulit
dan tali pusat.
• Berat badan bayi lebih berat
dari bayi matur.
• Tulang dan sutura lebih keras
dari bayi matur
• Rambut kepala lebih tebal.
• USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
• Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
• Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
• Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
• Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
• Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
• Pemeriksaan sitologi vagina.
Ibu:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena kontraksi uterus
tidak terkoordinir, janin besar, molding kepala kurang, sehingga sering dijumpai
partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, perdarahan post
partum yag mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan
42 minggu 3x lebih besar dari kehamilan 40
minggu. Pengaruh pada janin bervariasi,
biantaranya berat janin bertambah, tetap atau
berkurang,
Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting
adalah monitoring janin sebaik – baiknya.
Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan
cervik, apabila sudah matang, boleh dilakukan induksi
persalinan.
Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan
kemungkinan disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu
diperhatikan.
Selain itu janin post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada
keadaan onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang,
pembukaan belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan,pre eklamsi,
hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan letak janin
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur :
• Hipoksia
• Hipovolemia
• Asidosis
• Sindrom gawat nafas
• Hipoglikemia
• Hipofungsi adrenal
Thank Youu

Anda mungkin juga menyukai