Anda di halaman 1dari 41

Komplikasi Dalam Persalinan

Mata Kuliah : Komplikasi dalam kehamilan, persalinann, nifas dan BBL


Program Studi : S1 Kebidanan_Kelas Zigot
Dosen Pengampu : Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb
MATERI
1. Kelainan HIS

2. Malposisi dan Malpresentasi

3. Partus Lama

4. Ruptur Uteri
Kelainan HIS(Power) / Kelainan Tenaga

 Kelainan HIS (HIS hipotonik dan hipertonik), karena kelainan


besar anak (makrosomia), bentuk anak (Hidrocefalus, kembar
siam, prolaps tali pusat), letak anak (letak sungsang dan
lintang), serta karena kelainan jalan lahir
Jenis-jenis kelainan His

 Inersia Uteri (Hypotonic Uterine Contraction)


 Tetania Uteri (Hypertonic Uterine Contraction)
Inersia Uteri (Hypotonic Uterine Contraction)

 Kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong anak keluar.  Kekuatan his lemah, singkat dan frekuensinya
jarang
 Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus
yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia,
grandemultipara atau primipara, serta pada penderita dengan keadaan emosi kurang baik
 Inersia Uteri terbagi 2  Inersia uteri primer dan Inersia uteri sekunder
Perbedaan inersia uteri primer
dan inersia uteri sekunder

1. Inersia uteri primer  Terjadi permulaan fase laten, sejak awal permulaan persalinan
his tidak adekuat sehingga sulit dipastikan penderita sudah memasuki inpartu atau
belum
2. Inersia uteri sekunder  Terjadi fase aktif kala I atau kala II, permulaan his baik
kemudian keadaan selanjutnya terdapat gangguan
Tetania Uteri (Hypertonic Uterine Contraction)
 Kelainan his dengan kekuatan yang terlalu kuat dan sering sehingga tidak ada relaksasi
rahim  dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat menyebabkan
persalinan diatas kendaraan, kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan.
 Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-menerus,
sehingga menyebabkan luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina dan perineum,
dan pada bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial,dan hipoksia janin karena gangguan
sirkulasi uteroplasenter.
 Bila ada kesempitan panggul dapat terjadi ruptur uteri mengancam, dan bila tidak segera
ditangani akan berlanjut menjadi ruptur uteri
 Faktor penyebab rangsangan pada uterus, misalnya pemberian oksitosin yang berlebihan,
ketuban pecah lama dengan disertai infeksi,
Komplikasi Kelainan HIS

 Kematian atau jejas kelahiran


 Bertambahnya resiko infeksi
 Kelelahan dan dehidrasi dengan tanda-tanda: nadi dan suhu meningkat,
pernapasan cepat, turgor berkurang, meteorismus dan asetonuria
Asuhan Kebidanan kelainan his
Kebutuhan Kebutuhan
Dukungan
eliminasi makanan
emosional
dan cairan
Pengurangan
rasa nyeri

Kebutuhan
Mengatur Peran
makanan
posisi pendamping
dan cairan
SOP Inersia Uteri
 Nilai KU dan TTV
 Tentukan keadaan janin, pastikan DJJ dalam batas normal
 Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijauan bercampur darah kemungkinan terjadi
gawat janin. Jika gawat janin  SC
 Apabila terdapat disproporsi sefalopelvis maka lakukan SC
 Berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi seperti
berjalan-jalan. Nilai frekuensi dan lama kontraksi berdasarkan partograph
 Apabila tidak ada kemajuan persalinan maka lakukan induksi dengan oksitosin drips 5 IU
dalam 500 cc RL dengan 8/mnt dan naikkan tiap 30 mnt maksimal 40 tts.
 Apabila ada kemajuan persalinan, maka evaluasi kemajuan tiap 2 jam, namun jika tidak
ada SC
SOP Tetania Uteri
 Berikan obat seperti morfin, luminal dan sebagainya asal janin tidak akan lahir dalam waktu
dekat (4-6 jam)
 Bila ada tanda tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera diselesaikan  SC
 Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tiba dan
cepat, sebaiknya ibu sudah dirumah sakit sehingga dilakukan pemantauan
 Jika sudah pembukaan lengkap segera lakukan episiotomy untuk menghindari rupture
perineum
 Pemberian sedative dan obat yang bersifat tokolitik (menekan kontraksi uterus) agar
kontraksi uterus tersebut hilang dan diharapkan kemudian timbul his normal. Denyut
jantung janin harus terus dievaluasi
Malposisi dan Malpresentasi

 Malposisi posisi abnormal dari verteks kepala


janin (dengan oksiput/ UUK sebagai titik acuan)
terhadap panggul ibu.
 Malpresentasi selain presentasi verteks
 Malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama atau partus macet
PRESENTASI DAN POSISI

Posisi
UUK Anterior

Presentasi
Kepala dengan
penunjuk ubun-
ubun kecil
(UUK)
Etiologi Malposisi dan Malpresentasi
Ibu Multiparitas, Hidramnion, Plasenta previa, panggul sempit,
Kelainan Uterus, Lilitan tali pusat pendek

Janin Janin kecil/mati, Hidrosefalus/Mikrosefalus, Janin besar

Kehamilan Ganda,
Komplikasi Malposisi dan Malpresentasi
Ibu Partus lama dan laserasi jalan lahir

Janin Asfiksia, moulase hebat dan mortalitas tinggi


Komplikasi Malposisi dan Malpresentasi

1. Presentasi Dahi Ibu (Partus lama, robekan hebat, rupture uteri), Janin (Mortalitas
tinggi)
2. Presentasi Muka Ibu (Morbiditas meningkat). Janin (Persentase mortalitas 2,5%-
5%)
3. Presentasi Ganda (Majemuk) Janin (Tali pusat menumbung, prolaps tali pusat)
4. Presentasi Bokong Ibu (Perdarahan, trauma jalan lahir, infeksi), Janin (Asfiksia dan
trauma intracranial)
5. Presentasi Bahu dan Letak lintang Ibu(Ruptur uteri, tali pusat menumbung dan
trauma akibat ekstraksi)
Diagnosis Malposisi

Posisi Oksiput Posterior Posisi Oksiput


Transversal

Janin berada di posterior panggul ibu Oksiput janin melintang di panggul ibu
• Pemeriksaan abdomen, bagian bawah
abdomenn teraba datar, ekstremutas
janin teraba di anterior dan DJJ dapat
didengar dipinggang ibu
• VT, fontanel posterior kearah sakrum
dan fontanel anterior dapat teraba
dengan mudah jika kepala janin
defleksi
Diagnosis Malpresentasi

Presentasi Bokong
Presentasi Dahi

Presentasi Muka Presentasi Bahu dan Letak Lintang


Presentasi Dahi
Pemeriksaan lebih dari setengah kepala janin berada di atas
Abdomen simfisis pubis dan oksiput teraba lebih tinggi daripada sinsiput

Pemeriksaan teraba fontanel anterior


Dalam dan orbita

NB : disebabkan ekstensi sebagian kepala janin sehingga


oksiput lebih tinggi daripada sinsiput
Presentasi Muka
Pemeriksaan suatu lengkungan dapat teraba di antara
Abdomen oksiput dan punggung

Pemeriksaan
teraba muka, hidung, pipi
Dalam

NB :disebabkan hiperektensi kepala janin sehingga baik


oksiput maupun sinsiput tidak teraba pada periksa dalam
• POSISI PADA PRESENTASI MUKA DENGAN PETUNJUK DAGU / MENTUM
 Presentasi Ganda (Majemuk)
 Apabila pada presntasi kepala
teraba juga tangan/lengan
dan/atau kaki.
 Apabila pada presentasi bokong
teraba juga tangan/lengan.
 Persalinan spontan hanya terjadi
bila janin kecil atau mati dan
maserasi
 Lakukan koreksi dengan jalan Knee
Chest Position,dorong bag yg
prolaps ke atas, dan pada saat
kontraksi masukkan kepala
memasuki pelvis.
 Bila koreksi tidak berhasil lakukan
SC
• KNEE CHEST POSITION
Presentasi Bokong
Pemeriksaan kepala teraba di abdomen bagian atas dan bokong
Abdomen berada di PAP .

Pemeriksaan bokong dan atau kaki teraba; mekonium


Dalam berwarna gelap dan kental adalah normal

NB : terjadi jika bokong dan atau kaki menjadi bagian


presentas
• POSISI PADA PRESENTASI BOKONG DENGAN PENUNJUK SAKRUM
KLASIFIKASI PRESENTASI BOKONG

BOKONG MURNI BOKONG KAKI BOKONG KAKI DAN VARIANNYA

VARIAN PRESENTASI KAKI ADALAH PRESENTASI BOKONG INKOMPLIT, KAKI


KOMPLIT, DAN LUTUT. JANIN DENGAN PRESENTASI KAKI DAN VARIANNYA
DIREKOMENDASIKAN UNTUK TIDAK DILAKUKAN PERCOBAAN PERSALINAN
VAGINA.
Presentasi Bahu dan Letak Lintang
Pemeriksaan baik kepala maupun bokong tidak dapat teraba
Abdomen pada simfisis pubis dan kepala biasanya teraba di pinggang

bahu dapat teraba, tetapi tidak selalu. Satu lengan


Pemeriksaan
dapat prolaps dan siku, lengan, atau tangan dapat
Dalam
teraba di dalam vagina

NB : Terjadi jika sumbu memanjang janin terletak


melintang. Bahu biasanya menjadi bagian presentasi.
Tatalaksana Umum Malposisi dan Malpresentasi

 Evaluasi KU ibu dengan cepat dan TTV


 Kaji kondisi janin
a. Dengarkan djj setiap selesai kontraksi
b. Jika ketuban pecah, catat warna cairan amnion yang keluar
c. Berikan penguatan dan perawatan pendukung
d. Tinjau Kembali kemajuan persalinan dengan partograf
Tindakan bidan

 RUJUK
Obstruksi Persalinan (Partus macet/partus
lama)

 Partus macet/partus lama merupakan fase laten lebih dari 8 jam yang
persalinannya telah berlangsung 12 jam atau lebih tapi bayi belum lahir, disertai
dengan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada persalinan fase aktif
Penyebab Obstruksi Persalinan (Partus macet)

 CPC (Cephalo Pelvic Dispropostional) terjadi ketika tidak adanya


kesesuaian diantara kepala janin dengan pelvis = contoh pelvis yang kecil
dengan ukuran kepala fetus yg normal atau pelvis yg normal dengan fetus besar
 Power (Kekuatan)
 Passage (Kelainan Jalan lahir)  panggul kecil
 Passanger (Kelainan Janin) Makrosomnia, Hydrochepalus, Kembar siam
Komplikasi partus macet
IBU Infesksi intrapartum, Ruptur Uteri, Cedera dasar panggul

Bayi Kaput Suksadaneum, Moulase kepala janin


Tatatlaksana partus macet
Ruptur Uteri

 Robekan pada Rahim yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayinya
Penyebab Ruptur Uteri

 Ibu dengan Riwayat SC


 Kehamilan dengan janin terlalu besar
 Kehamilan dengan peregangan Rahim yang berlebihan (Kembar)  Rahim terlalu
meregang  sobek
Tanda gejala Ruptur Uteri

Nyeri abdomen akut dan perdarahan pervaginam berwarna merah segar serta keadaan janin
yang memburuk
Komplikasi Ruptur Uteri

 Syok hipovolemik merupakan penyebab kematian tersering dari ruptur uteri


Tatalaksana Ruptur Uteri

 Laparotomi  Janin umumnya meninggal pada rupture uteri. Janin hanya dapat
ditolong apabila pada saat terjadinya ruptur uteri ia masih hidup dan segera dilakukan
laparatomi untuk melahirkannya.
 Dokter akan mengutamakan keluarnya bayi melalui prosedur operasi Caesar

Anda mungkin juga menyukai