Anda di halaman 1dari 25

Kegawatdaruratan

Maternal dalam Persalinan


I
Oleh :
dr. Rosa Indah Kusumawardani

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DALAM


PERSALINAN
Kegawatdaruratan Kala I dan Kala II
Konsep Dasar Kelainan Presentasi dan Posisi
Konsep Dasar Distosia
Distosia Kelainan Alat Kandungan
Distosia Kelainan Janin
Distosia Kelainan Jalan Lahir
Kegawatdaruratan Kala III dan Kala IV
Penyulit Kala III Persalinan
Atonia Uteri
Retensio Plasenta
Emboli Air Ketuban
Robekan Jalan Lahir
Inversio Uteri
Perdarahan Kala IV
Syok Obstetrik

KEGAWATDARURATAN KALA I DAN


KALA II
Konsep Dasar Kelainan Presentasi dan Posisi
Puncak Kepala
Dahi
Muka
Persistent Oksipito Posterior
Konsep Dasar Distosia

Distosia Tenaga
His Hipotonik
His Hipertonik
His yang Tidak Terkoordinasi

Distosia Kelainan Alat Kandungan


Vulva
Vagina
Uterus/Serviks
Distosia Kelainan Janin

Bayi Besar
Hydrocephalus
Anencephalus
Kembar Siam
Gawat janin

Distosia Kelainan Jalan Lahir


Kesempitan PAP
Kesempitan Bidang Tengah Pelvis
Kesempitan PBP

KELAINAN PRESENTASI
Presentasi Puncak Kepala
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling
rendah dan UUB sudah berputar ke depan
Mekanisme Persalinan :
Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu ke
depan dan glabella akan berada di bawah simfisis
sebagai hipomoklion. Lingkaran kepala yang
melewati panggul adalah palanum fronto-occiput
sebesar 34 cm, karenanya partus akan
berlangsung lebih lama.

Presentasi Dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi
berada pada posisi terendah dan tetap paling
depan. Mekanisme persalinan :
Kepala memasuki panggul biasanya dengan dahi
melintang atau miring. Pada waktu putar paksi,
dahi memutar ke depan. Maksilla sebagai
hipomoklion berada di bawah simfisis, kemudian
terjadi fleksi untuk melahirkan belakang kepala
melewati perineum, lalu defleksi, maka lahirlah
mulut, dagu dibawah simfisis.

PRESENTASI DAHI

Presentasi Muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga
bagian kepala yang terletak paling rendah ialah
muka
Mekanisme persalinan :
Mula-mula terjadi penempatan dahi, kemudian
defleksi bertambah
Garis muka dan letak muka
Mulut tampak lebih dahulu di vulva, dengan
leher atas sebagai hipomoklion kemudian
terjadi gerakan fleksi, maka lahirlah berturutturut hidung, mata, dahi, UUB dan UUK
Persalinan akan berlangsung lebih lama

PRESENTASI MUKA

Persistent Oksipito Posterior


Keadaan dimana UUK tidak berputar ke depan,
tetapi tetap berada di belakang.
Dalam menghadapi persalinan dimana UUK
terdapat dibelakang, kita harus sabar, sebab
rotasi ke depan kadang-kadang baru terjadi di
dasar panggul
Pimpinan Persalinan :
Sabar menunggu, karena ada harapan UUK
akan memutar ke depan dan janin akan lahir
spontan
Ibu berbaring miring ke arah punggung janin
Bila ada indikasi dan syarat telah terpenuhi,
lakukan ekstraksi forsep

DISTOSIA KARENA KELAINAN


TENAGA (HIS)
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya

persalinan
Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah
his yang tidak normal, baik kekuatan maupun
sifatnya sehingga menghambat kelancaran
persalinan

INERSIA UTERI
Inersia Uteri adalah his yang sifatnya lebih

lemah, lebih singkat dan lebih jarang


dibandingkan his normal
Dibagi atas 2 keadaan :
1. Inersia Uteri Primer
Kelemahan his timbul sejak permulaan
persalinan
2. Inersia Uteri Sekunder
Kelemahan his timbul setelah adanya his yang
kuat teratur dan dalam waktu yang lama

PENANGANAN INERSIA
UTERI
1) Berikan oksitosin drip 5-10 satuan dalam 500 cc

dekstrosa 5%, dimulai dengan 12 tetes per


menit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 4050 tetes permenit
2) Bila tidak berhasil, hentikan dulu dan ibu
dianjurkan beristirahat. Esoknya dapat diulang
kembali
3) Bila semula his kuat kemudian terjadi inersia
uteri sekunder, ibu lemah dan partus telah
berlangsung > 24 jam pada primi dan 18 jam
pada multi , sebaiknya partus segera diselesaikan
dengan indikasi obstetrik lainnya (ekstraksi
vakum, forcep atau seksio sesarea)

TETANIA UTERI
Tetani uteri adalah his yang terlampau kuat

dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi


rahim
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya partus
presipatus. Akibatnya terjadi luka jalan lahir
pada serviks, vagina dan perineum, dan pada
bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial

PENANGANAN TETANI
UTERI
1. Berikan obat seperti luminal, agar janin tidak

akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam)


kemudian
2. Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan
harus segera diselesaikan dengan seksio
sesarea
3. Pada partus presipitatus tidak banyak yang
dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tiba
dan cepat

AKSI UTERUS
INKOORDINASI
Aksi his inkoordinasi (incoordinate uterine

action) atau his yang tidak terkoordinasi


adalah his yang sifatnya berubah-ubah, tidak
ada koordinasi dan sinkronasi antara kontraksi
dan bagian-bagiannya
Jadi koordinasi tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan dan pengeluaran
janin

PENANGANAN
1. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan

tonus otot, berikan obat-obat anti sakit dan


penenang seperti valium
2. Apabila persalinan sudah berlangsung lama
dan berlarut-larut, selesaikanlah partus
menggunakan hasil pemeriksaan dan
evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forcep
atau seksio sesarea

DISTOSIA KARENA KELAINAN JALAN LAHIR


Kesempitan Pintu Atas Panggul
Konjungtiva vera kurang dari 10 cm atau
diameter transversa kurang dari 12 cm
Kesempitan Panggul Tengah
Diameter interspinarum 9 cm atau kalau
diameter transversa ditambahkan dengan
diameter sagitalis posterior kurang dari 13,5 cm
Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Diameter transversa dan diameter sagitalis
posterior kurang dari 15 cm

PENANGANAN
Penanganan persalinan pada disproporsi
sefalopelvik ada 2 cara :
Partus Percobaan
Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
disproporsi sefalopelvik

Seksio Sesarea

KOMPLIKASI DISPROPORSI
SEFALOPELVIK
Bahaya pada ibu
Partus lama
Ruptur uteri
Fistula
vesikoservikalis/vesikovaginalis/rektovaginalis
Bahaya pada janin
Kematian perinatal
Prolapsus funikuli
Perdarahan intrakranial
Fraktur os parietalis

DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN


Klasifikasi :
Distosia kepala : hidrosefalus, kepala besar,
higroma koli (tumor di leher)
Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak
kingkong
Distosia perut : hidropos fetalis, asites,
akardiakus
Distosia bokong : meningokel, spina bifida dan
tumor pada bokong janin
Kembar siam (double monster)
Monster lainnya

BAYI BESAR
Bayi besar adalah bila berat badan melebihi

4000 gr
Penanganan :
1.
2.

3.

Pada disproporsi sefalopelvik yang sudah


diketahui dianjurkan seksio sesarea
Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin
hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar
atau bahu diperkecil dengan melakukan
kleidotomi unilateral atau bilateral
Apabila janin meninggal lakukan embriotomi

HIDROCEPHALUS
Penimbunan cairan serebrospinal dalam

ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar


serta ubun-ubun menjadi lebar.
Penanganan :
Kepala janin yang besar dikecilkan dengan
jalan melakukan pungsi sisterna pada
pembukaan 3-4 cm
2. Kalau pembukaan lengkap kerjakan perforasi
atau kranioklasi
3. Pada letak sungsang akan terjadi after coming
head, dilakukan perforasi dari foramen ovale
untuk mengeluarkan cairan
1.

DISTOSIA KELAINAN ALAT


KANDUNGAN
Kelainan Vulva
Edema Vulva
Stenosis Vulva
Tumor Vulva
Kelainan Vagina
Stenosis Vagina Kongenital
Tumor Vagina

Kelainan Serviks Uteri


Serviks Kaku
Serviks Gantung
Serviks Konglumer
Edema Serviks

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai