Anda di halaman 1dari 61

SKENARIO

Ny Z 25 th G3P2A0 hamil aterm datang dengan keluhan mules-mules ingin


melahirkan, Riwayat ketuban rembes sejak 16 jam yang lalu, ketuban berwarna
hijau, pasien rutin ANC di bidan. Saat dilakukan pemeriksaan Vital sign TD 130/80
N 88 RR 20 T 36, TFU 34 DJJ 147 His 3-4x/10’/25-30”/Kuat Pemeriksaan dalam :
pembukaan lengkap servik tdk teraba, kepala di H3 selket negative, cairan ketuban
hijau, teraba kepala, ubun-ubun kecil arah pukul 6. Anda kemudian memutuskan
utk memimpin persalinan , setelah dipimpin 3,5 jam akhirnya bayi lahir merintih
dengan A/S 3/6, setelah plasenta lahir tampak robekan perineum gr 3B. Kontraksi
uterus lembek , perdarahan pervaginam lebih kurang 750 cc , ibu tampak lemas,
pucat, anda kemudian melakukan pemasangan infus thd pasien kemudian tiba-tiba
pasien mengalami penurunan kesadaran, TD 90/60 N 110 RR 28 T 36
Apa yang terjadi pada Ny. Z ?
Faktor risiko apa yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi?
Bagaimana penanganan yang seharusny terhadap Ny. Z?
Diagnosis
Syok hipovolemik gr 2 oleh karena
Perdarahan Post Partum oleh karena Atonia
uteri post partus spontan
Faktor risiko
Kala 2 lama (Abnormal Labor)
Malposisi kepala janin
Patologi Persalinan
 Dystocia
 Kerusakan jalan lahir karena persalinan
 Patologi Kala III dan IV
Dystocia
 Persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dari
persalinan

Sebab:
 Dystocia karena gangguan kekuatan mendorong
 Dystocia karena kelainan letak atau kelainan anak
 Dystocia karena kelainan jalan lahir
Dystocia karena gangguan kekuatan mendorong
Kelainan His
Baik tidaknya His dinilai dengan:
– Kemajuan persalinan
– Sifat his: frekwensi, kekuatan, lamanya his
– Besarnya caput succadaneum

 Inertia uteri
Pemanjangan fase laten atau fase aktif atau
keduanya dari kala I
 Inertia uteri hypotonis
– His lemah, kontraksi terkoordinir
– Biasanya terjadi pada fase aktif atau Kala II
 Inersia uteri hypertonis
– Kontraksi tidak terkoordinir

Inertia uteri hypotonis Inersia uteri hypertonis


Terjadi pada fase aktif Terjadi pada fase latent
Tidak nyeri Nyeri berlebihan
Gawat janin lambat terjadi Gawat janin cepat terjadi
Oxytocin: Reaksi baik Oxytocin: Reaksi tidak baik
Komplikasi
 Mortalitas dan morbiditas anak >
 Infeksi
 Fatigue
 Dehidrasi

Terapi
 Inersia uteri hypotonis:
– Pemecahan ketuban (amniotomi)
– Oksitosin
– Secto Caesaria
 Inertia uteri hypertonis
– Sectio Caesaria
Partus precipitatus
 Persalinan < 3 jam

Lingkaran Retraksi dan Lingkaran Kontriksi


 Lingkaran retraksi patologis (Lingkaran Bandl) 
ancaman robekan rahim
 Lingkaran kontriksi: kekejangan melingkar sebagian
otot rahim
Gejala ancaman robekan rahim
 Lingkaran retraksi naik
 His kuat sampai tetani
 Ligamentum rotundum teraba pada palpasi
 Nyeri spontan dan nyeri tekan di atas sympisis
 Gelisah
 Nadi cepat
 Hematuria
 Segera Sectio Caesaria
Dystocia karena kelainan letak atau kelainan anak
 Positio occipito posterior persisten
 Letak muka
 Letak dahi
 Letak sungsang
 Letak lintang
 Letak majemuk
 Bayi besar
 Hydrocephalus
Letak sungsang
1. Letak bokong murni (Frank breech)
2. Letak bokong kaki (Complete breech)
– Letak bokong kaki sempurna
– Letak bokong kaki tidak sempurna
3. Letak lutut (presentasi lutut)
4. Letak kaki (presentasi kaki)

3 & 4 disebut incomplete breech


Tersering bokong murni
Etiologi
 Prematuritas
 Hydramnion
 Placenta previa
 Bentuk rahim abnormal
 Panggul sempit
 Kelainan bentuk kepala

Prognosa
 Lebih buruk dari letak kepala
 Ruptur perinei lebih sering
Sebab kematian anak letak sungsang
 Asfiksia karena tali pusat terjepit (setelah pusat
lahir)
 Perdarahan otak karena kepala lahir terlalu cepat
 Kerusakan tulang belakanng karena tarikan pada
badan anak
 Prolaps foeniculi

Komplikasi lain
 Fraktur humerus, clavicula
 Paralisis lengan (paralisis plexus brachialis
Terapi
 Versi luar (mulai bulan ke 7)
 Versi luar pada in partu dengan syarat:
– Pembukaan < 3-4 cm
– Ketuban belum pecah
– Bokong anak masih dapat dibebaskan

STOP DON’T DO IT
Kesukaran versi luar:
 Dinding perut tegang
 Ibu takut atau nyeri
 Anak dalam letak bokong murni
 Kelainan rahim
Kontra indikasi versi luar
 Hypertensi
 Bekas luka pada rahim
 Panggul sempit
 Kehamilan ganda
 Hydramnion
 Hydrocephalus
 Perdsarahan antepartum
 BJA buruk
Pimpinan persalinan
 Indikasi waktu untuk Sectio Caesarea lebih
pendek
 Pertolongan persalinan:
1. Pertolongan persalinan spontan (Secara
Bracht)
2. Ekstraksi parsiil (sebagian) atau manual aid
– Cara klasik (cara Deventer)
– Cara Muller
3. Ekstraksi:
– Ekstraksi kaki
– Ekstraksi bokong
4. Sectio Caesarea
Letak Lintang

 Sumbu panjang anak tegak lurus sumbu panjang ibu


 Presentasi bahu atau presentasi acromion

Sebab
 Dinding perut kendur  multiparitas
 Panggul sempit
 Pracenta previa
 Prematuritas
 Kelainan bentuk rahim
 Myoma uteri
 Kehamilan ganda
Diagnosa
 Fundus uteri kosong
 Bagian bawah rahim kosong
 Pemeriksaan dalam: punggung atau bagian kecil
anak, arah menutup ketiak = arah kepala
 Sering tangan menumbung

Dapat terjadi Versi spontanea  hanya mungkin bila


ketuban masih utuh

Setelah ketuban pecah  lengan menumbung, tali


pusat menumbung, lahir spontan dengan keadaan
terlipat (conduplicatio corpore) bila anak kecil atau
macerasi
Prognosa

 Tidak dapat lahir spontan (kecuali tsb di atas)


 Dapat terjadi
– Ruptur uteri
– Infeksi
– Janin mati

 Pasien jangan mengedan/berjalan jalan


 Jangan uterotonika
 Pemeriksaan dalam hati hati jangan memecahkan
ketuban
Bila ketuban pecah

 Dapat terjadi letak mlintang kasip


 Asfiksia karena peredaran darah placenta
berkurang
 Tali pusat menumbung
 Infeksi
Tali pusat menumbung
Terapi
 Versi luar
 Sectio Caesarea
Letak majemuk
 Di samping bagian terendah teraba anggota badan
– Tangan menumbung
– Lengan menumbung
– Kaki menumbung

 Sering disertai tali pusat menumbung

Terapi
 Bila lengan menumbung  reposisi
 Kaki menumbung di samping kepala  reposisi
 Sectio Caesarea
Tali pusat menumbung
 Tali pusat di samping bagian terendah pada
ketuban yang sudah pecah
 Bila ketuban belum pecah  tali pusat terkemuka

Sebab
 CPD (dysproporsi cephalopelvik)
 Letak lintang
 Letak kaki
 Kehamilan ganda
 Letak majemuk
 Hydramnion
Tali pusat menumbung
Diagnosa
 Teraba tali pusat pada pemeriksaan dalam
 Tali pusat tampak pada vagina

Terapi
Anak hidup
 Ekstraksi forceps
 Ekstraksi kaki pada sungsang
 Sectio Caesaria
Anak mati: biarkan lahir spontan
Janin besar (Macrosomia)
 BB anak > 4000
Sebab
 DM
 Keturunan
 Multipara
 Kelebihan growth hormon

Terapi
 Coba lahir spontan
 Episiotomi besar
 Sectio Caesarea
Hydrocephalus
 Sering disertai cacat bawaan lain
 Dapat menimbulkan: Dystocia, ruptur uteri,
sungsang

Sebab: belum jelas


Dystocia karena kelainan jalan lahir
 Panggul sempit
 Kelainan alat kandungan
Panggul sempit
 Panggul sempit anatomis/fungsional
 Terbagi:
– Kesempitan pintu atas panggul
– Kesempitan bidang tengah panggul
– Kesempitan pintu bawah panggul
– Kombinasi
Sebab
1. Gangguan pertumbuhan
 Panggul sempit seluruh
 Panggul picak
 Panggul sempit picak
 Panggul corong
 Panggul belah
2. Penyakit tulang panggul
 Rachitis
 Osteomalacia
 Artritis sacroiliaca
3. Kelainan tulang belakang
 Kyphose
 Scoliose
4. Kelainan anggota gerak bawah
 Coxitis, Luxatio, Atropi
Pengaruh panggul sempit
1. Pada kehamilan
– Retroflexio uteri gravidiKepala tidak turun
– Kelainan letak anak
– Anak lebih kecil
– Sesak napas, perut menggantung
2. Pada persaalinan
 Partus lama
 Kelainan letak anak
 Ruptur uteri
 Infeksi intrapartum
 Fistula genitalia
 Symphysiolisis
 Parese
3. Pada anak
 Kematian perinatal meningkat
 Prolaps foeniculi
 Perdarahan otak
Persangkaan panggul sempit

1. Pada primipara anak belum turun setelah minggu


ke 36
2. Pada primipara ada perut menggantung
3. Pada primi para: persalinan terdahulu sulit
4. Kelainan letak pada hamil tua
5. Kelainan bentuk badan ibu
Prognosa
 Tergantung bebepara faktor
1. Bentuk panggul
2. Ukuran panggul
3. Kemungkinan pergerakan sendi panggul
4. Besarnya kepala anak dan kesnggupan moulage
5. Presentasi dan posisi kepala
6. His
Prognosa (lanjutan)

 CV < 8,5 cm  prognosa buruk


 CV 8,5 – 10 cm  prognosa baik
 Diameter antar spina < 9 cm  prognosa buruk
 Diameter antar tuberum + diameter sagitalis
posterior pintu bawah panggul < 15 cm
CV 8,5 – 10 cm  kemungkinan persalinan tergantung pada:
 Riwayat persalinan
 Besarnya, presentasi dan posisi anak
 Pecahnya ketuban  prognosa buruk
 His
 Lancarnya pembukaan
 Infeksi intrapartum
 Bentuk panggul dan derajat kesempitan
Persalinan percobaan

 Hanya dilakukan pada: panggul sempit relatif,


anak letak belakang kepala
 Hentikan persalinan percobaan bila:
1. Kemajuan pembukaan kurang
2. Keadaan ibu atau anak memburuk
3. Ada lingkaran retraksi patologis
4. Seterlah pembukaan lengkap dan ketuban
pecah, kepala anak tidak masuk rongga panggul
dalam 2 jam
5. Forceps gagal
Kerusakan jalan lahir karena persalinan
 Robekan Vulva
 Robekan Vagina
 Robekan Cerviks
 Robekan Uteri
Robekan uteri
 Spontan
 Violent:
– Trauma
– Iatrogenik
 Robekan bekas luka Sectio
Gejala ancaman robekan rahim
Lingkaran retraksi naik
His kuat sampai tetani
Ligamentum rotundum teraba pada palpasi
Nyeri spontan dan nyeri tekan di atas sympisis
Gelisah

Nadi cepat
Hematuria

 Segera Sectio Caesaria


Gejala robekan rahim:
 Nyeri waktu kontraksi
 SBR nyeri pada palpasi
 His berhenti
 Perdarahan per vagina
 Bagian anak mudah diraba
 BJA (-)
 Syok
 Perut dapat nyeri diffus dan distensi

Pernah SC
 Sebaiknya tidak hamil dalam 2 tahun
 Lahir di RS
 Tidak versi luar
 PNC ketat
 Tidak boleh pakai oksitosin dalam Kala I
 Kala II dipersingkat

Anda mungkin juga menyukai