Anda di halaman 1dari 57

Clinical Science Session

Distosia
Afifah Annis Fuada
2240312110

Preseptor: dr. Benny Oktora, Sp.OG


01 Pendahuluan
Latar Belakang
24,8% perdarahan
180-200 juta kehamilan/tahun, 14,9% infeksi dan sepsis
585.000 kematian maternal 12,9% HDK
akibat komplikasi kehamilan
dan persalinan. (Reproductive 12,9% abortus
Health Library) 6,9% persalinan macet
(distosia)

Mendeteksi risiko terjadinya


Distosia merupakan indikasi distosia à persiapan dan
SC tersering pada keputusan tx selanjutnya à
primigravida (66,7%) meminimalisasi morbiditas
maternal dan neonatal.
Tinjauan
02
Pustaka
Distosia
Distosia à persalinan sulit, ditandai dengan
hambatan kemajuan persalinan.
Etiologi:
Hipotonis
Power Inersia Uteri
Hipertonis

Posisi Oksipito Posterior Persisten


Kelainan
Passenger Posisi
Asinklitismus

Kelainan Presentasi Muka


Presentasi
Presentasi Dahi
DISTOSIA
Presentasi Majemuk

Letak Sungsang
Kelainan Letak
Letak Lintang

Makrosomia, distosia bahu,


Kelainan Janin malformasi janin

Kesempitan panggul (PAP, BTP, PBP),


Passage tumor jalan lahir, serviks kaku.
Etiologi

Power Passage Passanger


Apabila kontraksi tidak PAP, PTP (dimensi Ukuran janin, letak
adekuat, maka serviks panggul terkecil), janin, presentasi,
tidak akan mengalami PBP sikap atau postur
pembukaan. janin, posisi janin,
station.
Distosia karena Kelainan Posisi,
Presentasi atau Kelainan Janin
(Passenger)
Distosia Bahu

Kejadian dimana
diperlukannya tambahan
manuver obstetrik oleh
Insidensi 0,6-1,4%
karena terjadi impaksi
bahu depan diatas
simphisis

FR sebelum persalinan
dan intrapartum.
Diagnosis distosia dipertimbangkan
bila kemajuan pembukaan serviks
< 0,5 cm / jam dalam 4 jam

Didefinisikan sebgai distosia bila dalam 2


jam pemantauan tidak didapati
perubahan dilatasi serviks atau pada 1
jam pemantauan tidak didapat
penurunan bagian bawah janin.
Diagnosis
1) Kepala janin telah lahir namun
masih menekan vulva dengan
kencang.
2) Dagu tertarik dan menekan
perineum.
3) Turtle-neck sign: suatu keadaan
dimana kepala sudah dilahirkan
gagal melakukan putaran paksi
luar dan tertahan akibat adanya
tarikan yang terjadi antara bahu
posterior dengan kepala.
4) Traksi pada kepala tidak berhasil
melahirkan bahu.
Tatalaksana
Tatalaksana

Yang digunakan saat ini: ALARMER


Lini I: McRoberts Maneuver
Internal: Rubin’s Maneuver
Eksternal: Mazzanti Maneuver
Wood’s Maneuver
Manuver Schwarts
Manuver Gaskin
Posisi Oksipitalis Posterior Persisten (POPP)

Etiologi:
- Bentuk panggul anthropoid
- Inersia uteri hipotonis
Pemeriksaan
Pemeriksaan Dalam

Posisi oksipitoanterior Posisi oksipitoposterior


Pemeriksaan

Inspeksi Abdomen
Tatalaksana
● Jika panggul tidak sempit ● Pembukaan lengkap dan
dan kontraksi uterus tidak kepala masuk tidak kurang
adekuat à oksitosin dari 1/5 PAP atau pada kala
● Umumnya dapat lahir II kepala turun sampai
spontan jika panggul luas, Hodge III dan/atau UUK
namun perlu pengawasan lintang sudah dipimpin
ketat namun tak ada kemajuan à
● Jika penurunan kepala > 3/5 vacum ekstraksi atau
di atas PAP, sebaiknya SC forceps.
Asinklitismus
Presentasi Muka
Presentasi Dahi
Letak Sungsang
Frank Breech Complete Breech

Single Footling Breech Double Footling Breech


Etiologi
● Prematuritas
● Gemelli
● Hidrosefalus
● Plasenta previa
● Multiparitas
● Kesempitan panggul
● Tumor jalan lahir
Cara Pertolongan
Partus Sungsang

● Spontan Bracht
● Partial Extraction/Manual ● Full Extraction
Aid: (dilakukan bila ada
○ Melahirkan bahu indikasi mengakhiri
dengan Teknik: Muller, persalinan atau
Klasik, Lovset memperingan kala II):
○ Melahirkan kepala ekstraksi bokong,
dengan Teknik: ekstraksi kaki.
Mauriceau
• Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin
dicekam dengan kedua tangan sehingga
kedua ibu jari sejajar pangkal paha. 4 jari lain
menggenggam bokong + ekspresi kristeller
oleh penolong lainnya
• Setelah ujung scapula lahir à bokong
diarahkan ke atas perut. Tidak boleh
melakukan tarikan pada janin. Ekspressi
kristeller tetap
• Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga
kedua lengan lahir
• Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan
hidung bayi tampak dari vulva. Sisa kepala
dilahirkan dengan mengarahkan punggung
bayi ke perut ibu.
< 3 : persalinan perabdomen

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya

berat badan janin bila nilainya tetap maka dapat

dilahirkan pervaginam

> 5 : dilahirkan pervaginam


Letak Lintang
● Faktor Risiko:
● Sumbu panjang janin ○ Fiksasi kepala tidak
melintang terhadap sumbu ada karena panggul
panjang ibu (termasuk di sempit, hidrosefalus,
dalamnya bila janin dalam plasenta previa, tumor
posisi oblique) pelvis
○ Gemelli
○ Multiparitas disertai
uterus dan perut yang
lembek
○ Pelvic kidney dan
rectum penuh
Diagnosis
Inspeksi
● Perut membuncit ke samping
Palpasi
- Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua
kehamilan.
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong,
kecuali kalau bahu sudah masuk kedalam pintu
atas panggul.
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
Auskultasi
● Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau
kiri.
Pemeriksaan Dalam
Penanganan
Distosia karena
Kelainan Tenaga
(power)
Power: His, tenaga mengejan.

His dikatakan baik apabila:


a. Fundal dominan
b. Simetris
c. Ada relaksasi
d. Makin lama frekuensi makin sering
e. Makin lama kontraksinya makin kuat sedemikian hingga
bagian janin tak teraba saat his
f. Mampu menimbulkan pembukaan serviks
Inersia Uteri

Hipotonis Hipertonis
● Kontraksi uterus ● Kontraksi yang tidak
terkoordinasi namun terkoordinasi
tidak adekuat dalam
membuat kemajuan
dalam persalinan
Diagnosis Inersia Uteri
● Dalam membantu melihat kelainan his dapat didukung perabaan,
pemeriksaan CTG dan USG
● Pada inersia uteri hipotoni, his yang timbul tetap dominan pada
fundus, namun kontraksi yang terjadi biasanya lebih singkat
dari biasanya, keadaan umum pasien pada umumnya baik, rasa
nyeri yang timbul tidak terlalu sakit.
Distosia karena Kelainan Tulang
Panggul / Jalan Lahir (Passage)
Passage (Jalan Lahir)
Secara fungsional, panggul terdiri atas: pelvis major (di atas linea
terminalis) dan pelvis minor (di bawah linea terminalis).

Bidang atas saluran ini à PAP (pelvic inlet)


Bidang bawah à PBP (pelvic outlet)
Passage (Jalan Lahir)

Panggul Sempit

PAP PTP PBP


• CV < 8,5 cm • Jumlah diameter • Jarak tuberischiadica
(panggul sempit transversa dan ≤ 8 cm
mutlak) diameter sagitalis • Jumlah jarak
• CV 8,5-10 cm posterior ≤ tuberischiadica +
(panggul sempit 13,5 𝑐𝑚 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 10,5 + diameter sagitalis
ringan) 5 𝑐𝑚) posterior < 15 cm (N:
• Linea innominate • Diameter 11 cm + 7,5 cm)
teraba > 1/3 interspinarum (< 9 • Arcus Pubis < 90
cm) derajat
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Distosia merupakan persalinan yang sulit, tidak ada
kemajuan dalam persalinan atau merupakan persalinan
yang membawa satu akibat buruk bagi janin maupun ibu.
2. Distosia terjadi karena beberapa faktor, yaitu :
a. Kelainan Power
b. Kelainan Passage
c. Kelainan Passenger
d. Posisi Ibu (Position)
e. Psikologis Ibu
3. Penanganan distosia tergantung dari jenis distosianya,
dapat dilakukan manuver obstetrik tambahan agar dapat
dilahirkan secara pervaginam atau melakukan persalinan
perabdominam.
Terima Kasih
Daftar Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai