Dosen Pembimbing :
Nurul Khusnul Khotimah, S.Kep., Ns., M.Kep
Oleh :
KELOMPOK 3
Indriyanti Arimurti Putri, S.Kep
Marwani, S.Kep
Fauziah Ayu Pratiwi, S.Kep
Nurhidayah, S.Kep
Mengetahui,
Preceptor:
Klinik Institusi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya tim penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah terkait gangguan sistem
kardiovaskular : Nstemi ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Tim penyusun sangat berharap menyelesaikan Laporan Seminar Kasus
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gangguan sistem Kardiovaskular,
khususnya Nstemi. Tim penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, tim
penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Laporan Seminar
Kasus yang telah dibuat untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Laporan Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Laporan Seminar Kasus
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang telah disusun ini dapat berguna bagi tim
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, tim penyusun
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler atau biasa yang kita kenal dengan penyakit jantung
adalah penyumbang angka mortalitas di dunia setiap tahunnya. Penyakit
kardiovaskular berada pada peringkat pertama penyebab kematian secara global
dibanding penyebab lain.
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2017 menyatakan bahwa
sekitar 17, 9 juta orang atau 31% penduduk dunia meninggal pertahunnya yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (KemenKes, 2017). Menurut American
Heart Association tahun 2018 penyakit jantung coroner terdiri dari Unstable Angina
Pectoris (UAP), ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI), dan Non ST Elevation
Myocardial Infarct (NSTEMI). Didunia lebih dari 3 juta penduduk pertahun
diperkirakan mengalami STEMI dan lebih dari 4 juta penduduk mengalami NSTEMI
(Kumar A, et al., 2019). Angka mortalitas di rumah sakit lebih tinggi pada STEMI
namun mortalitas jangka panjang didapati dua kali lebih tinggi pada pasien-pasien
dengan NSTEMI dalam rentang waktu 4 tahun (Paxinos, G., et al., 2017).
Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau
diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala
sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis
dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di
Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku
Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%).
Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%),
sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
sebanyak 6.690 orang (1,2%) (Riskedas, 2018).
NSTEMI merupakan salah satu penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh
penurunan suplai oksigen dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang
diperberat oleh obstruksi koroner (Amarendra et al., 2017).
Non ST Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI) merupakan penyempitan arteri
koroner yang berat, sumbatan arteri koroner sementara, atau mikroemboli dari
trombus dan atau materi-materi atheromatous yang ditandai dengan adanya
peningkatan biomarkers jantung tanpa adanya gambaran segmen ST elevasi pada
pemeriksaan EKG (Daga, LC, et al., 2017).
Adapun tanda iskemia jantung pada pasien NSTEMI dapat ditemukan dengan
perubahan gambaran electrocardiogram (EKG) tanpa elevasi segmen ST namun
adanya depresi ST dan inverted gelombang T dan selanjutnya peningkatan
biomarker-biomarker seperti troponin jantung (Hamm, G, et all., 2018). Dan gejala
Non ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI) yang sering muncul adalah nyeri dada
yang timbul pada saat istirahat atau dengan aktivitas minimal yang berlangsung 10-20
menit atau lebih dan juga diikuti dengan diaphoresis (keringat dingin), dyspnea, mual,
muntah, nyeri perut bahkan sinkop serta kelelahan karena iskemik ( American Heart
Association).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
A. Defenisi
Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) didefinisikan sebagai gambaran
EKG depresi segmen ST atau inversi gelombang T prominen dengan biomarker
nekrosis yang positif (misalnya troponin) dengan tidak dijumpainya elevasi segmen
ST pada gambaran EKG dan sesuai dengan gambaran klinis yaitu rasa tidak
nyaman pada dada atau sesuai dengan angina (Anderson et al, 2012).
B. Etiologi
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh
darah jantung (vasokonstriksi) (Aspiani, 2016). Penyempitan ini diakibatkan oleh
empat hal, meliputi:
1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat
konsumsi kolesterol tinggi
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus
menerus
4. Infeksi pada pembuluh darah
2. Kolesterol
Kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya Non ST Elevasi
Infark Miokard (NSTEMI). Kolesterol merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
namun bukan dalam jumlah yang banyak. Kolesterol berasal dari makanan yang
dikonsumsi sehari – hari misalnya minyak, makanan yang digoreng, emak hewan dan
lain – lain. Kelebihan makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan
kolesterol dalam darah menjadi tinggi, dan tidak baik bagi jantung.
Apabila kadar kolesterol LDL pada angka di atas 160 mg/dl, maka dapat
dikatakan bahwa kadar kolesterol LDL berada pada level tinggi. LDL yang tinggi
inilah yang lama kelamaan akan menyebabkan terbentuknya plak atau penyumbatan
pada pembuluh darah. Apabila penyumbatan yang parah sudah terjadi maka jantung
akan merasakan nyeri dada.
Berbeda dengan kolesterol LDL yang jika semakin rendah akan semakin
normal, maka kadar kolesterol HDL bisa dikatakan normal (baik bagi jantung) jika ia
semakin tinggi (di atas 60 mg/dl). Hal ini dikarenakan HDL merupakan kolesterol
yang baik sehingga harus dijaga agar kadarnya tetap tinggi sehingga dapat
melindungi jantung. Adapun kolesterol total harus dijaga kadarnya di bawah angka
200 mg/dl (Arief Muttaqin, 2016).
C. Patofisiologi
Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) disebabkan oleh penurunan suplai
oksigen dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) dapat terjadi karena trombosis
akut atau proses vasokontriksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner
disebabkan dengan adanya ruptur plak yang tidak stabil. Plak yang tidak stabil ini
biasanya mempunyai lipid yang besar,densitas otot polos yang rendah, fibrous cap
yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung
ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak
jenuh yang tinggi. Pada daerah ruptur plak dijumpai sel makrofag dan limfosit T
yang menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sitokin
proinflamasi seperti TNF α, dan IL-6. Selanjutnya IL-6 merangsang pengeluaran
hsCRP di hati (Sudoyo Aru W, 2015)
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) yang sering
muncul adalah nyeri dada yang timbul pada saat istirahat atau dengan aktivitas
minimal yang berlangsung 10-20 menit atau lebih dan juga diikuti dengan
diaphoresis (keringat dingin), dispnea, mual, muntah, nyeri perut bahkan sinkop serta
kelelahan karena iskemik (American Heart Association (AHA), 2018).
Tanda dan gejala Infark Miokard menurut (Kasron, 2015), adalah:
1. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, Nyeri dada yang terjadi secara
mendadak atau spontan dan terus-menerus tidak mereda, biasanya di atas region
sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama. Nyeri dan rasa
tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan
takut. Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke
epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, di samping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hiperventilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda
adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga
bisa menyebabkan cegukan.
4. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel dan gelisah.
E. Penatalaksanaan
Pasien yang mengalami NSTEMI di istirahat ditempat tidur atas pemantauan
EKG untuk memantau segmen ST dan irama jantung. Beberapa komponen utama
harus di berikan setiap pasien NSTEMI yaitu:
1. Istirahat
5. Vena dan volume darah peningkatan diuresis dapat mengurangi edema. Pada
pemberian ini pasien harus dipantau agar hilangnya ortopnea, dispnea,
berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai
dengan mual dan muntah, anoreksia, namun selanjutnya terjadi perubahan
pada irama, ventrikel premature, bradikardi kontrak, gemini (denyut normal
dan premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal.
a) Pemberian Diuretic, untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. jika
sudah diresepkan harus diberikan pada waktu siang hari supaya tidak terganggu
istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien perlu dicatat agar
pasien tidak mengalami kehilangan cairan saat diberikan diuretic, pasien juga
perlu menimbang berat badan setiap hari, supaya tiadak terjadi perubahan pada
turgor kulit, perlu di perhatikan tanda-tanda dehidrasi.
b) Morfin, diberikan agar mengurangi nafas sesak pada asma cardial, namun hati-
hati depresi pada pernapasan.
c) Pemberian oksigen
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Biomarker Jantung :
2) Troponin I (TnI) dengan berat molekul 37.000 dalton yang berfungsi mengikat
tropomiosin.
a) Fraksi Ejeksi
Fraksi ejeksi adalah daya sembur jantung dari ventrikel ke aorta. Freksi pada
prinsipnya adalah presentase dari selisih volume akhir diastolik dengan volume akhir
sistolik dibagi dengan volume akhir diastolik. Nilai normal > 50%. Dan apabila <
dari 50% fraksi ejeksi tidak normal.
G. Komplikasi
1. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan
sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler
cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut adalah
hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal di
seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen
miokardium (Asikin dkk, 2016). Pendapat lain mengatakan bahwa syok kardiogenik
adalah kelainan jantung primer yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan yang
tidak cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan mengambil sisa metabolisme.
Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke
jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari gangguan fungsi
pompa jantung (Aspiani, 2016).
2. Edema paru
Edema paru akut juga bisa terjadi sebagai komplikasi infark miokard akut,
dimana terjadi penurunan fungsi pompa otot miokard dan menurunnya fungsi ejeksi
ventrikel kiri. Kondisi ini menimbulkan perubahan pada keseimbangan gaya starling
tekanan kapiler alveolar, berupa peningkatan tekanan hidrostatik kapiler alveolar
disertai kebocoran cairan ke intersisial dan alveoli (Eka Fithra Elfi, 2015). Penyebab
kelainan paru yang paling umum adalah :
a) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan
tekanan kapiler paru danmembanjiri ruang interstitial dan alveoli.
b) Kerusakan pada membrane kapiler paru yang disebabkan oleh infeksi seperti
pneumonia atau terhirupnya bahan - bahan yang berbahaya seperti gas klorin
atau gas sulfur dioksida. Masing-masing menyebabkan kebocoran protein
plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler
PATIFISIOLOGI (Huda & Kusuma, 2015)
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny.H meliputi Observasi,
Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi.
1. Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
Untuk diagnosis 1 pada Ny.H diberikan intervensi Manajemen Nyeri.
Tindakan observasi yang dilakukan dengan mengobservasi keadaan klien
dengan cara : identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri non verbal.
Tindakan keperawatan selanjutnya adalah terapeutik dengan cara: berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur.
Selanjutnya tindakan keperawatan yang dilakukan adalah edukasi dengan
cara: jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, ajarkan teknik
non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Terakhir, tindakan kolaborasi
seperti kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
Diharapkan bagi mahasiswa profesi ners sekarang dan selanjutnya, agar kasus
kelolaan ini digunakan sebagai bahan bacaan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan .
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA). (2018). A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke
Association. In Guidelines for the Early Management of Patients With Acute
Ischemic Stroke.
Amin Huda Nurarif, S.Kep., N., & Hardhi Kusuma, S.Kep., N. (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi
Revisi Jilid 2 (O. Yudha, Budi (ed.); Edisi 1). Penerbit Mediakson Jogja.
Arief Muttaqin. (2016). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardivaskular.
Aspiani, Y. R. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. EGC.
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa
Mardela, Ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Eka Fithra Elfi. (2015). Sindrom Koroner Akut dengan Komplikasi Udem Paru Akut
dan Henti Jantung.
Sudoyo Aru W, S. B. dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke Empat-
Jilid III. Universitas Indonesia.
Sylvia. M, L. (2016). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Defenisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Keperawatan Medikal Bedah
Oleh :
Kelompok 3
? ?
62
32 ?
Keterangan :
: laki- laki X : meninggal : garis serumah
Keterangan :
G1 : keluarga klien mengatakan kakek dan neneknya sudah meninggal, dan tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit yang sama
G2 : keluarga klien mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dan tidak ada
yang meiliki riwayat penyakit yang sama
G3 : keluarga klien mengatakan semua saudaranya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit yang serupa dengan klien
a. Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga? : klien mengatakan
tinggal bersama anak, menantu dan cucunya
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa? : klien
mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
c. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun? :
klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular
d. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota keluarga
sakit? : klien mengatakan keluarga dan anak mendukung untuk berobat jika
sakit
C. PENGKAJIAN BIOLOGIS ( Dikaji sebelum dan sesudah sakit)
1. RASA AMAN DAN NYAMAN
a. Apakah ada rasa nyeri? Klien mengatakan nyeri pada dada
P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada ∓ 2 detik
S : skala nyeri 4 (NRS)
T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
b. Apakah mengganggu aktifitas? : klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti
biasa
c. Apakah yang dilakukan untuk mengurangi / menghilangkan nyeri? : klien hanya
mengusap bagian tubuh yang sakit
d. Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif? : klien mengatakan
cara mengurangi nyeri dengan tadarrus Al-Quran
e. Apakah ada riwayat pembedahan ? : klien mengatakan tidak ada riwayat
pembedahan sebelumnya
2. AKTIFITAS ISTIRAHAT – TIDUR
a. AKTIFITAS
1. Apakah klien selalu berolah raga? Jenis OR? : klien mengatakan sebelum dan
selama sakit tidak olahraga
2. Apakah klien menggunakan alat bantu dalam beraktifitas? : sebelum sakit klien
mengatakan tidak menggunakan alat bantu dalam beraktivitas,
3. Apakah ada gangguan aktifitas? : sebelum sakit klien mengatakan tidak ada
gangguan dalam beraktivitas
4. Berapa lama melakukan kegiatan perhari? : klien mengatakan beraktivitas kurang
lebih 5 jam/ hari
Jam berapa mulai kerja? : klien mengatakan klien melakukan pekerjaan rumah
pukul 07.00-09.00
Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas
dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan
untuk terlalu banyak gerak. Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB
menggunakan popok
b. ISTIRAHAT
1. Kapan dan berapa lama klien beristirahat? : sebelum sakit klien mengatakan
istirahat di siang hari pukul 10.00-13.00 WITA, dilanjut pukul 15.00-17.00
2. Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang? : klien mengatakan waktu luangnya
diisi dengan tidur siang, menonton tv, dan bermain dengan cucu
3. Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat? : klien mengatakan
waktu luangnya untuk istirahat pada jam 09.00-13.00
4. Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby? : -
5. Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini? : klien mengatakan sekarang
harus istirahat total di tempat tidur
c. TIDUR
1. Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?) : sebelum sakit
klien mengatakan biasa tidur di jam 20.00 – 04.30, klien mengatakan tidurnya
nyenyak dan teratur
2. Apakah kondisi saat ini menganggu klien? : klien mengatakan tidurnya tidak
terganggu
3. Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum tidur? : klien tidak
mengonsumsi obat penenang sebelum tidur
4. Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur? : klien mengatakan sebelum sakit
sebelum tidur klien biasa menonton TV dan berdzikir dan selama sakit klien
menyempatkan untuk tadarrus dan berdzikir sebelum tidur
5. Bagaimana kebiasaan tidur? : sebelum sakit klien biasa tidur siang dan selama
sakit klien juga biasa tidur siang
6. Berapa jam klien tidur? Bagaimana kualitas tidurnya ? : klien mengatakan
tidurnya nyenyak, klien mengatakan tidurnya kurang lebih 8 jam
7. Apakah klien sering terjaga saat tidur? : saat ini klien mengatakan jarang
terbangun di malam hari
8. Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya? : sebelum sakit klien tidak
mengalami gangguan tidur
9. Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut? : -
3. CAIRAN
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas? : sebelum sakit klien mengatakan
klien biasa menghabiskan 6-7 gelas perhari.
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien? : klien
mengatakan Cuma suka minum teh hangat dan biasa minum air putih
c. Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang? : klien mengatakan menghindari
minuman yang manis-manis
d. Apakan klien terbiasa minum alkohol? : klien mengatakan tidak pernah minum
minuman alkohol
e. Bagainama pola pemenuhan cairan perhari? : klien mengatakan klien sering
minum
f. Ada program pembatasan cairan? : klien mengatakan tidak ada pembatasan
cairan
g. Bagaimana balance cairan klien ? :
Input cairan (makan+minum) : 1950 cc
Cairan infus : 500 cc
Terapi injeksi : 2,6 cc (insulin)
Output cairan urine : 800 cc feses : 100cc
Iwl = 10ccX65kg=650
CK = 900cc+650cc=1550cc
BC = CM-CK
BC = 2452-1550 = 902/24 Jam
4. NUTRISI
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari? : sebelum sakit klien mengatakan klien
biasa makan nasi lengkap dengan lauk pauk. klien juga mengatakan sering
makan kue
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari? : klien mengatakan
makan pagi, siang dan malam dan 3 kali sehari, selama sakit klien mengatakan
makan 3 kali sehari dengan porsi dihabiskan
c. Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang? : klien mengatakan
suka dengan kue-kue tradisional tapi sekarang harus menghindari makanan
manis
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan? : klien mengatakan tidak memiliki
riwayat elergi
e. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah? : klien mengatakan tidak ada
kesulitan
f. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus. : klien tidak menggunakan
alat bantu dalam makan
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan? : -
h. Bagainama kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatans gigi? :
gigi klien tampak kuning dan terdapat plak pada gigi, gigi tidak lengkap
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan sistem
pencernaan? : klien mengatakan tidak pernah operasi dan pengobatan terkait
dengan pencernaan
j. Adakah program DIET bagi klien ? Jenis ? Bila ada, jelaskan secara RINCI! :
diet rendah lemak, gula dan garam
5. ELIMINASI: URINE DAN FESES
a. Eliminasi feses:
1. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses? :
sebelum sakit klien mengatakan klien BAB 1-2 kali sehari klien mengatakan
waktunya saat pagi hari dan feses kadang keras kadang lembek, selama sakit
klien mengatakan BAB 2 hari sekali, waktunya tidak menentu dan feses lembek
2. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar? : klien mengatakan tidak
menggunakan obat pencahar saat BAB
3. Apakah ada kesulitan? : klien mengatakan tidak ada kesulitan saat BAB
4. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah? : -
5. Apakah klien mengguankan alat bantu untuk defeksi? : klien menggunakan
popok selama sakit
b. Eliminasi Urine:
1. Apakah BAK klien teratur? : klien mengatakan BAK teratur
2. Bagaimana pola , frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan yang terjadi
dalam miksi? : sebelum sakit klien mengatakan biasa BAK 4-6 kali /hari dan
selama sakit klien mengatakan biasa BAK 7-8 kali/hari, warna urine kuning
muda
3. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat bantu dalam miksi?
: klien mengatakan tidak pernah dioperasi sebelumnya berkaitan dengan
pecernaan,
4. Berapa volume air kemih? : 800cc/24 jam
5. Bila menggunakan alat bantu sudah berapa lama? : semenjak di rs klien
mengatakan menggunakan popok saat kencing
6. KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
a. PERNAFASAN.
1. Apakah ada kesulitan dalam bernafas? Bunyi nafas? Dypsnue? : klien
mengatakan kadang sesak, tidak ada bunyi nafas rongkhi, tidak ada wheezing,
tidak ada stridor, napas vasikuler
2. Apakah yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah? : meminta anak
meninggikan kasurnya
3. Apakah klien mengguanakan alat bantu pernafasan? (Ya, jelaskan apa jenisnya) :
mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
4. Posisi yang nyaman bagi klien? : klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur
terlentang, klien posisi semi fowler
5. Apakah klien terbiasa merokok? Obat – obatan untuk melancarkan pernafasan? :
klien mengatakan tidak merokok,
6. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll? : klien mengatakan tidak ada
elergi obat
7. Apakah klien pernah dirawat dengan gangguan pernafasan? ; klien mengatakan
tidak pernah dirawat dengan gangguan pernapasan
8. Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan mendapat
pengobatan? ( Ya, apa jenis obat, bepara lama pemberiannya? Kapan?) : klien
mengatakan tidak ada riwayat gangguan pernapasan
b. KARDIVASKULER
1. Apakah klien cepat lelah? : klien mengatakan kadang lelah
2. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar? : klien
mengatakan tidak ada keluhan berdebar-debar dan nyeri pada dada sebelum
sakit,nyeri dada baru pertama kali saat sakit
3. Pusing? Rasa berat didada? : klien mengatakan kadang pusing
4. Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?; klien tidak menggunakan alat
pacu jantung / TPM, nadi teraba lemah
5. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler? : klien
mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin mengonsumsi amlodipine
7. PERSONAL HYGIENE
a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll? : sebelum
klien mengatakan mandi 1-2 kali sehari, klien mengatakan tidak gosok gigi
selama sakit klien dimandikan oleh perawat tiap pagi hari
b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut? : sebelum sakit klien mengatakan biasa
cuci rambut 2 hari sekali, selama sakit klien mengatakan belum pernah cuci
rambut
c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene? : klien
mengatakan selama sakit klien dibantu untuk membersihkan badan
8. SEX
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual? : tidak dikaji
b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengguangggu fungsi seksual?:
tidak dikaji
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Psikologi.
a. Status Emosi.
1) Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya? : klien dapat
mengekspresikan perasaannya
2) Bagaimana suasana hati klien? : klien merasa cemas atas penyakitnya
3) Bagaimana perasaan klien saat ini? : klien merasa sedih
4) Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira? : klien mengatakan
sering mengobrol dan dinasehati oleh sang anak
b. Konsep diri:
1) Bagaimana klien memandang dirinya? : klien mengatakan apa yang terjadi pada
dirinya adalah takdir Allah
2) Hal – hal apa yang disukai klien? : klien menyukai merawat tanaman
3) Apakah klien mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan yang ada pada
dirinya? : klien mengatkan bahwa kekuatan yang ada pada diriya adalah anak dan
cucu klien kelemahannya sekarang tidak bisa berbuka puasa dengan anak, mantu
dan cucunya.
4) Hal – hal apa yang dapat dilakukan klien saay ini? : klien mengatakan hanya bisa
berbaring dan sesekali terduduk
2. Hubungan sosial:
a. Apakah klien mempunyai teman dekat? : Klien mengatakan tidak mempunyai
teman dekat, tapi akrab dengan tetangga dan teman pengajian
b. Siapa yang dipercaya klien? : klien mengatakan percaya dengan anak dan
mantunya
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat? : klien mengatakan sering ikut
pengajian rutin tiap 2 minggu sekali di masjid, klien juga masih sering datang
jika ada ada acara pernikahan
d. Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan? : klien hanya ibu
rumah tangga
3. Spiritual.
a. Apakah klien menganut satu agama? : klien menganut agama islam
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah? : klien
mengatakan selama sakit klien sholat dengan kondisi berbaring
c. Bagaian mana hubungan natara manusia dan Tuhan dalam agama : klien
mengatakan kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan berdoa atas apa yang
diberikan oleh allah dan menganggap sakitnya ini sebagai penggugur dosanya
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran: composmentis
GCS: V4 M6 E5
2. Kondisi klien secara umum : Klien tampak lemah
3. Tanda – tanda vital :
TD : 154/81 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7oc
4. Pertumbuhan fisik:
TB : 152 cm
BB : 65 kg
IMT : 28.13 (obesitas I)
5. Keadaan kulit:
Wana : warna kulit : pucat
Tekstur : kering dan kasar
kelaianan kulit : tidak ada kelainan pada kulit
B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1. Kepala
a. bentuk kepala normal , tulang kepala berbentuk bulat, rambut agak tipis tidak
kasar dan juga tidak terlalu berminyak, warna rambut hitam dan terdapat uban
b. Mata: tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, pupil isokor reflek kanan kiri,
sklera tidak tampak kekuningan, konjungtiva tidak anemis, menggunakan alat
bantu kacamata L(+1.50)R(+1.00)
c. Telinga: bentuk telinga normal simetris kiri kanan, telinga bersih tidak ada massa
dan tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik
d. Hidung: fungsi hidung baik, tidak ada polip tidak ada sekret dan tidak ada nyeri
tekan,
e. Mulut: klien mampu berbicara, tidak ada kelainan kongenital pada bibir mukosa
bibir agak kering, warna lidah pink, gigi tampak kuning dan gigi tidak lengkap,
tidak ada gigi palsu dan terdapat plak pada gigi, tidak ada dahak
2. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran thyroid dan kelenjar getah bening,
tidak ada peradangan pada tonsil, tidak ada massa dan tidak ada nyeri
3. Dada
a. Inspeksi: Bentuk dada tidak simetris, tidak ada retraksi otot dada, ada pergerakan
selama pernafasan, jenis pernafasan dada, tidak ada massa
b. Auskultasi: bunyi nafas vesikuler, Bunyi jantung “ lup dup,
c. Perkusi: suara paru sonor
d. Palpasi: tidak terdapat massa dan nyeri tekan, frekuensi nadi tidak teratur
4. Abdomen
a. Inspeksi: bentuk perut simetris, warna kulit kecoklatan, tidak ada lesi terdapat
sterchmark
b. Auskultasi: terdapat bunyi persitaltik 8 kali / menit
c. Perkusi: suara timpani
d. Palpasi: tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, tidak
ada distensi perut
5. Genetalia, Anus dan rektum
a. Inspeksi: -
b. Palpasi: tidak ada penumpukan urine
6. Ekstremitas:
a. Atas: jari jari lengkap, tidak ada bengkak dan nyeri kekuatan otot tangan kanan
dan kiri kuat mampu menahan gravitasi dan dorongan, terpasang infus NaCL 0.9
% di tangan kiri
b. Bawah: jari-jari kaki lengkap kekuatan otot kaki kanan dan kiri mampu
mendorong namun tidak mampu menahan gravitasi tidak ada varises, tidak ada
bengkak dan tidak ada nyeri tekan.
5 5
4 4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Test Hasil Hasil Normal Satuan
KATEGORISASI DATA
Kategorisasi dan Sub Data Subjektif dan Objektif
Kategorisasi
Fisiologis Respirasi
Sirkulasi DS :
-Klien tampak lemah
-klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak olahraga
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan
harus baring di tempat tidur
-klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus
-klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 mg.
-diet rendah lemak, gula dan garam
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin
mengonsumsi amlodipine
-klien mengatakan kadang sesak
DO :
-Klien tampak lemah
-jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-warna kulit : pucat
-Tekstur : kering dan kasar
-nadi teraba lemah
Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48%
(BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
Nutrisi dan
Cairan
Eliminasi
Aktivitas dan DS :
Istirahat
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan
harus baring di tempat tidur
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB menggunakan
popok
-klien mengatakan sekarang harus istirahat total di tempat tidur
-klien menggunakan popok selama sakit
-Klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-klien mengatakan hanya bisa berbaring dan sesekali terduduk
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-Klien tampak lemah
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun tidak mampu
menahan gravitasi
5 5
4 4
-Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri
Neurosensory
Reproduksi
dan
Seksualitas
Psikologis Nyeri dan DS :
Kenyamanan
-klien mengeluh nyeri dada
-nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS.
-P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
-Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
-R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada
-S : skala nyeri 4 (NRS)
-T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-klien posisi semifowler
-Klien tampak lemah
-klien terlihat mengusap bagian tubuh yang sakit
-Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48%
(BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
Integritas
Ego
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Perilaku Kebersihan
Diri
Penyuluhan
dan
Pembelajaran
Relasional Interaksi
Sosial
Lingkungan Keamanan
dan Proteksi
- MONO 9,2
- EO 6,2
- GDS 187
Hasil Echocardiogram
Intoleransi Aktifitas
Faktor pencetus
Flaque fribosa
Lesi komplikata
Aterosklrerosis
Iskemia
Kelemahan fisik
Intoleransi Aktifitas
PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
No Diagnosis keperawatan
1 Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
dibuktikan dengan :
DS :
-klien mengeluh nyeri dada
-nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS.
-P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
-Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
-R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada
-S : skala nyeri 4 (NRS)
-T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-klien posisi semifowler
-Klien tampak lemah
-klien terlihat mengusap bagian tubuh yang sakit
-Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
- Grade I Diastolic Dysfunction
2 Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan afterload
dibuktikan dengan :
DS :
-Klien tampak lemah
-klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak olahraga
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan harus baring di
tempat tidur
-klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus
-klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 mg.
-diet rendah lemak, gula dan garam
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin mengonsumsi amlodipine
DO :
-Klien tampak lemah
-jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
3 Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan :
DS :
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan harus baring di
tempat tidur
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB menggunakan popok
-klien mengatakan sekarang harus istirahat total di tempat tidur
-klien menggunakan popok selama sakit
-Klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-klien mengatakan hanya bisa berbaring dan sesekali terduduk
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-Klien tampak lemah
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun tidak mampu menahan gravitasi
5 5
4 4
- Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri
08.48 hasil klien Cuma bisa baring dan duduk di tempat tidur
- mengajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
08.50 dan output cairan harian
13.00 hasil : keluarga klien melaporkan hasil input dan output klien
- memberikan obat