Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH DENGAN KASUS NSTEMI PADA NY. H DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULAR DI RUANG CVCU RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Dosen Pembimbing :
Nurul Khusnul Khotimah, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :
KELOMPOK 3
Indriyanti Arimurti Putri, S.Kep
Marwani, S.Kep
Fauziah Ayu Pratiwi, S.Kep
Nurhidayah, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Seminar Kasus “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dengan Kasus
NSTEMI Pada Ny. H dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular Di Ruang CVCU
Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”

Mengetahui,
Preceptor:

Klinik Institusi

(Ns. Arman, S.Kep) (Nurul Khusnul K, S.Kep.,Ns.,M.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya tim penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah terkait gangguan sistem
kardiovaskular : Nstemi ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Tim penyusun sangat berharap menyelesaikan Laporan Seminar Kasus
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gangguan sistem Kardiovaskular,
khususnya Nstemi. Tim penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, tim
penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Laporan Seminar
Kasus yang telah dibuat untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Laporan Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Laporan Seminar Kasus
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang telah disusun ini dapat berguna bagi tim
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, tim penyusun
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 05 Mei 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler atau biasa yang kita kenal dengan penyakit jantung
adalah penyumbang angka mortalitas di dunia setiap tahunnya. Penyakit
kardiovaskular berada pada peringkat pertama penyebab kematian secara global
dibanding penyebab lain.
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2017 menyatakan bahwa
sekitar 17, 9 juta orang atau 31% penduduk dunia meninggal pertahunnya yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (KemenKes, 2017). Menurut American
Heart Association tahun 2018 penyakit jantung coroner terdiri dari Unstable Angina
Pectoris (UAP), ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI), dan Non ST Elevation
Myocardial Infarct (NSTEMI). Didunia lebih dari 3 juta penduduk pertahun
diperkirakan mengalami STEMI dan lebih dari 4 juta penduduk mengalami NSTEMI
(Kumar A, et al., 2019). Angka mortalitas di rumah sakit lebih tinggi pada STEMI
namun mortalitas jangka panjang didapati dua kali lebih tinggi pada pasien-pasien
dengan NSTEMI dalam rentang waktu 4 tahun (Paxinos, G., et al., 2017).
Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau
diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala
sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis
dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di
Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku
Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%).
Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%),
sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
sebanyak 6.690 orang (1,2%) (Riskedas, 2018).
NSTEMI merupakan salah satu penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh
penurunan suplai oksigen dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang
diperberat oleh obstruksi koroner (Amarendra et al., 2017).
Non ST Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI) merupakan penyempitan arteri
koroner yang berat, sumbatan arteri koroner sementara, atau mikroemboli dari
trombus dan atau materi-materi atheromatous yang ditandai dengan adanya
peningkatan biomarkers jantung tanpa adanya gambaran segmen ST elevasi pada
pemeriksaan EKG (Daga, LC, et al., 2017).
Adapun tanda iskemia jantung pada pasien NSTEMI dapat ditemukan dengan
perubahan gambaran electrocardiogram (EKG) tanpa elevasi segmen ST namun
adanya depresi ST dan inverted gelombang T dan selanjutnya peningkatan
biomarker-biomarker seperti troponin jantung (Hamm, G, et all., 2018). Dan gejala
Non ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI) yang sering muncul adalah nyeri dada
yang timbul pada saat istirahat atau dengan aktivitas minimal yang berlangsung 10-20
menit atau lebih dan juga diikuti dengan diaphoresis (keringat dingin), dyspnea, mual,
muntah, nyeri perut bahkan sinkop serta kelelahan karena iskemik ( American Heart
Association).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada


Tn.H dengan kasus Non ST Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hasil pengkajian pada Tn.H dengan kasus Non ST


Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.

b. Untuk mengetahui hasil Diagnosa keperawatan pada Tn.H dengan kasus


Non ST Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada Tn.H dengan kasus Non
ST Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.

d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada Tn.H dengan kasus


Non ST Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.

e. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada Tn.H dengan kasus Non ST


Elevation Myocardial Infarct diruang CVCU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) didefinisikan sebagai gambaran
EKG depresi segmen ST atau inversi gelombang T prominen dengan biomarker
nekrosis yang positif (misalnya troponin) dengan tidak dijumpainya elevasi segmen
ST pada gambaran EKG dan sesuai dengan gambaran klinis yaitu rasa tidak
nyaman pada dada atau sesuai dengan angina (Anderson et al, 2012).

Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) merupakan salah satu sindrom


koroner akut dengan gejala klinis nyeri dada khas infark, gambaran EKG selain ST
segmen elevasi dan peningkatan enzim jantung (CKMB, troponin T) (Eka Fithra Elfi,
2015). Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimbangan
permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan
(Sylvia. M, 2016).

B. Etiologi
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh
darah jantung (vasokonstriksi) (Aspiani, 2016). Penyempitan ini diakibatkan oleh
empat hal, meliputi:
1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat
konsumsi kolesterol tinggi
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus
menerus
4. Infeksi pada pembuluh darah

Aspiani (2016) menambahkan mulai terjadinya Non ST Elevasi Infark


Miokard (NSTEMI) dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yaitu aktivitas atau latihan
fisik yang berlebihan (tidak terkondisikan), stres emosi, terkejut, udara dingin.
Keadaan tersebut ada hubungannya dengan peningkatan aktivitas simpatis sehingga
tekanan darah meningkat, frekuensi debar jantung meningkat, dan kontraktilitas
jantung meningkat. Adapula faktor risiko yang mempercepat terjadinya Non ST
Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) terkadang tidak dirasakan gejalanya.
Terkadang penderitanya merasakan kaku di tengkuk atau pusing dikepala. Terkadang
penderita hipertensi juga merasakan bunyi “nging” ditelinga, terasa bingung atau
mimisan. Memang ada banyak kasus hipertensi yang tidak terasa gejalanya dan tiba –
tiba penderita hipertensi sudah terlanjur mengalami stroke, serangan jantung atau
kerusakan tubuh lainnya. Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi berisiko
mengalami penyakit jantung, dan bahkan stroke. Hal ini dikarenakan tekanan darah
tinggi membuat jantung bekerja dengan berat sehingga lama kelamaan jantung juga
kecapaian dan sakit. Bahkan jika ada sumbatan di pembuluh darah koroner jantung
maupun darah yang lain, tekanan darah tinggi akan berakibat pada pecahnya
pembuluh darah.

2. Kolesterol
Kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya Non ST Elevasi
Infark Miokard (NSTEMI). Kolesterol merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
namun bukan dalam jumlah yang banyak. Kolesterol berasal dari makanan yang
dikonsumsi sehari – hari misalnya minyak, makanan yang digoreng, emak hewan dan
lain – lain. Kelebihan makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan
kolesterol dalam darah menjadi tinggi, dan tidak baik bagi jantung.
Apabila kadar kolesterol LDL pada angka di atas 160 mg/dl, maka dapat
dikatakan bahwa kadar kolesterol LDL berada pada level tinggi. LDL yang tinggi
inilah yang lama kelamaan akan menyebabkan terbentuknya plak atau penyumbatan
pada pembuluh darah. Apabila penyumbatan yang parah sudah terjadi maka jantung
akan merasakan nyeri dada.
Berbeda dengan kolesterol LDL yang jika semakin rendah akan semakin
normal, maka kadar kolesterol HDL bisa dikatakan normal (baik bagi jantung) jika ia
semakin tinggi (di atas 60 mg/dl). Hal ini dikarenakan HDL merupakan kolesterol
yang baik sehingga harus dijaga agar kadarnya tetap tinggi sehingga dapat
melindungi jantung. Adapun kolesterol total harus dijaga kadarnya di bawah angka
200 mg/dl (Arief Muttaqin, 2016).

3. Kelebihan berat badan atau obesitas


Kelebihan berat badan merupakan potensi untuk gangguan kesehatan.
Berdasarkan penelitian orang dengan kelebihan berat badan berisiko mengalami
serangan jantung. Selain itu kelebihan berat badan berisiko untuk terjadinya kadar
kolesterol yang tinggi dan penyakit diabetes. Semakin gemuk seseorang semakin
tinggi pula kandungan lemak dalam tubuh. Kelebihan berat badan juga
mengakibatkan sensitivitas insulin (zat pengontrol gula darah) menurun sehingga
kadar gula darah yang tidak terkendali sering terjadi pada orang yang terlalu gemuk.
Gula darah yang tinggi inilah yang disebut dengan penyakit gula (diabetes). Penyakit
gula merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan komplikasi, salah
satunya menimbulkan komplikasi penyakit jantung (Arief Muttaqin, 2016).

C. Patofisiologi
Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) disebabkan oleh penurunan suplai
oksigen dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) dapat terjadi karena trombosis
akut atau proses vasokontriksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner
disebabkan dengan adanya ruptur plak yang tidak stabil. Plak yang tidak stabil ini
biasanya mempunyai lipid yang besar,densitas otot polos yang rendah, fibrous cap
yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung
ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak
jenuh yang tinggi. Pada daerah ruptur plak dijumpai sel makrofag dan limfosit T
yang menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sitokin
proinflamasi seperti TNF α, dan IL-6. Selanjutnya IL-6 merangsang pengeluaran
hsCRP di hati (Sudoyo Aru W, 2015)

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Non ST Elevasi Infark Miokard (NSTEMI) yang sering
muncul adalah nyeri dada yang timbul pada saat istirahat atau dengan aktivitas
minimal yang berlangsung 10-20 menit atau lebih dan juga diikuti dengan
diaphoresis (keringat dingin), dispnea, mual, muntah, nyeri perut bahkan sinkop serta
kelelahan karena iskemik (American Heart Association (AHA), 2018).
Tanda dan gejala Infark Miokard menurut (Kasron, 2015), adalah:

1. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, Nyeri dada yang terjadi secara
mendadak atau spontan dan terus-menerus tidak mereda, biasanya di atas region
sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama. Nyeri dan rasa
tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan
takut. Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke
epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit.

2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, di samping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hiperventilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda
adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.

3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga
bisa menyebabkan cegukan.

4. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel dan gelisah.

E. Penatalaksanaan
Pasien yang mengalami NSTEMI di istirahat ditempat tidur atas pemantauan
EKG untuk memantau segmen ST dan irama jantung. Beberapa komponen utama
harus di berikan setiap pasien NSTEMI yaitu:

1. Istirahat

2. Diet jantung, rendah garam, makanan lunak.


3. Memberi digitalis untuk membantu kontraksi jantung atau memperlambat
frekuensi

4. Pada jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung menurun.

5. Vena dan volume darah peningkatan diuresis dapat mengurangi edema. Pada
pemberian ini pasien harus dipantau agar hilangnya ortopnea, dispnea,
berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai
dengan mual dan muntah, anoreksia, namun selanjutnya terjadi perubahan
pada irama, ventrikel premature, bradikardi kontrak, gemini (denyut normal
dan premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal.

a) Pemberian Diuretic, untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. jika
sudah diresepkan harus diberikan pada waktu siang hari supaya tidak terganggu
istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien perlu dicatat agar
pasien tidak mengalami kehilangan cairan saat diberikan diuretic, pasien juga
perlu menimbang berat badan setiap hari, supaya tiadak terjadi perubahan pada
turgor kulit, perlu di perhatikan tanda-tanda dehidrasi.

b) Morfin, diberikan agar mengurangi nafas sesak pada asma cardial, namun hati-
hati depresi pada pernapasan.

c) Pemberian oksigen

d) Terapi natrium nitropurisida dan vasodilator, obat-obatan vasoaktif merupakan


pengobatan pertama pada pasien gagal jantung dalam mengurangi impedansi
(tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Biomarker Jantung :

a) Troponin T dan Troponin I


Petanda biokimia troponin T dan troponin I mempunyai peranan yang sangat
penting pada diagnostik, stratifikasi dan pengobatan penderita Sindroma Koroner
Akut (SKA). Troponin T mempunyai sensitifitas 97% dan spesitifitas 99% dalam
mendeteksi kerusakan sel miokard bahkan yang minimal sekalipun (mikro infark).
Sedangkan troponin I memiliki nilai normal 0,1. Perbedaan troponin T dengan
troponin I :

1) Troponin T (TnT) dengan berat molekul 24.000 dalton, suatu komponen


inhibitorik yang berfungsi mengikat aktin.

2) Troponin I (TnI) dengan berat molekul 37.000 dalton yang berfungsi mengikat
tropomiosin.

b) Pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)


Segmen ST merupakan hal penting untuk menentukan risiko terhadap pasien.
Pada Trombolisis Myocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST baru
yaitu 0,05 mV merupkan predikat outcome yang buruk. Kauletal meningkat secara
progresif yaitu memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan troponin T
keduanya memberikan tambahan informasi prognosis pasien dengan NSTEMI.

2. Echo Cardiografi pada Pasien Non-ST Elevasi Miokardial Infark

a) Fraksi Ejeksi
Fraksi ejeksi adalah daya sembur jantung dari ventrikel ke aorta. Freksi pada
prinsipnya adalah presentase dari selisih volume akhir diastolik dengan volume akhir
sistolik dibagi dengan volume akhir diastolik. Nilai normal > 50%. Dan apabila <
dari 50% fraksi ejeksi tidak normal.

b) Angiografi koroner (Coronari angiografi)


Untuk menentukan derajat stenosis pada arteri koroner. Apabila pasien
mengalami derajat stenosis 50% pada pasien dapat diberikan obat-obatan. Dan
apabila pasien mengalami stenosis lebih dari 60% maka pada pasien harus di
intervensi dengan pemasangan stent.

G. Komplikasi

1. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan
sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler
cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut adalah
hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal di
seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen
miokardium (Asikin dkk, 2016). Pendapat lain mengatakan bahwa syok kardiogenik
adalah kelainan jantung primer yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan yang
tidak cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan mengambil sisa metabolisme.
Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke
jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari gangguan fungsi
pompa jantung (Aspiani, 2016).
2. Edema paru
Edema paru akut juga bisa terjadi sebagai komplikasi infark miokard akut,
dimana terjadi penurunan fungsi pompa otot miokard dan menurunnya fungsi ejeksi
ventrikel kiri. Kondisi ini menimbulkan perubahan pada keseimbangan gaya starling
tekanan kapiler alveolar, berupa peningkatan tekanan hidrostatik kapiler alveolar
disertai kebocoran cairan ke intersisial dan alveoli (Eka Fithra Elfi, 2015). Penyebab
kelainan paru yang paling umum adalah :

a) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan
tekanan kapiler paru danmembanjiri ruang interstitial dan alveoli.

b) Kerusakan pada membrane kapiler paru yang disebabkan oleh infeksi seperti
pneumonia atau terhirupnya bahan - bahan yang berbahaya seperti gas klorin
atau gas sulfur dioksida. Masing-masing menyebabkan kebocoran protein
plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler
PATIFISIOLOGI (Huda & Kusuma, 2015)

Faktor pencetus : obesitas, Cedera endotel : interaksi


perokok, ras, umur >40th, Endapan lipoprotein antara fibrin & platelet.
jenis kelamin ditunika intima Poliferasi otot tunika
media

Aterosklrerosis Lesi komplikata Flaque fribosa Invasi dan akumulasi dari


lipit
Penyempitan/obstruksi Penurunan suplai darah ke Tidak seimbang kebutuhan
arteri koroner miokard dengan suplai oksigen

Vol akhir diastolic Metabolisme anaerob


Penurunan kontraktilitas Iskemia
ventrikel kiri meningkat meningkat
miokard

Tekanan atrium kiri


meningkat Kelemahan miokard Infark Miokardium Asam laktat meningkat

Tekanan vena pulmonalis Penurunan curah jantung Nyeri dada


meningkat Komplikasi :
Suplai darah ke jaringan -Gagal jantung kongesti
Hipertensi kapiler paru tak adekuat -Shock kardiogenik
-Perikarditis Nyeri Akut/Kronis
-Rupture jantung
Oedem paru Kelemahan fisik -Tromboembolisme
-Aneurisma jantung
-Defek septum ventrikel
Pola napas tidak efektif Intoleransi Aktifitas
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada laporan kasus ini kelompok melakukan pengkajian di RSUP Wahidin
Sudirohusodo di Makassar, dimana kami melakukan pengkajian pada Ny. H jenis
kelamin perempuan dan umur 62 tahun di Bed 2 dengan diagnosa medis Non ST
elevasi miokard infark dengan kronologi penyakit: klien sebelumnya rawat jalan di
puskesmas Paccerakkang sejak beberapa tahun yang lalu dengan keluhan hipertensi,
dan DM. kemudian nyeri dada secara tiba-tiba dirasakan sejak 12 jam yang lalu
sebelum masuk RS nyeri yang dirasakan seperti tertekan dengan skala nyeri 4 dan
diperberat saat beraktivfitas, kemudian dirujuk ke RS Wahidin Makassar pada
tanggal 03/04/22 kemudian dilakukan tindakan angiography koroner di daerah
radialis kanan pada tanggal 03/04/22.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 04 April 2022 dengan keluhan klien
menyatakan nyeri pada dada, klien menyatakan nyeri saat beraktifitas, klien
menyatakan nyeri tersa seperti tertekan, merasa lemas pada separuh tubuh, klien
menyatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa, klien hanya mengusap bagian
tubuh yang sakit, klien menyatakn cara mengurangi nyeri dengan tadarus Al-Qur’an,
klien tidak ada riwayat pembedahan sebelumya, klien menyatakan sebelum dan
selama sakit tidak pernah berolahraga, sebelum sakit klien menyatakan tidak
menggunakan alat bantu dalam beraktifitas sebelum sakit, klien mengatakan tidak
ada gangguan dalam beraktivitas, klien mengatakan beraktivitas kurang lebih 5 jam/
hari, klien mengatakan dan melakukan pekerjaan rumah pukul 07.00-09.00
kemudian menyiram tanaman dan bermain dengan cucu 15.00 – 17.00, klien
mengatakan semasa muda suka menyulam namun saat ini sudah tidak pernah
dilakukan, Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih
lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan tidak di anjurkan untuk
terlalu banyak gerak. Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB
menggunakan popok.
Adapun data objektif yang didapatkan diantaranya: bentuk kepala normal ,
tulang kepala berbentuk bulat, rambut agak tipis tidak kasar dan juga tidak terlalu
berminyak, warna rambut hitam dan terdapat uban. Mata: tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan, pupil isokor reflek kanan kiri, sklera tidak tampak kekuningan,
konjungtiva tidak anemis, menggunakan alat bantu kacamata L(+1.50)R(+1.00).
Telinga: bentuk telinga normal simetris kiri kanan, telinga bersih tidak ada massa dan
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
Hidung: fungsi hidung baik, tidak ada polip tidak ada sekret dan tidak ada nyeri
tekan, Mulut: klien mampu berbicara, tidak ada kelainan kongenital pada bibir
mukosa bibir agak kering, warna lidah pink, gigi tampak kuning dan gigi tidak
lengkap, tidak ada gigi palsu dan terdapat plak pada gigi, tidak ada dahak. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran thyroid dan kelenjar getah bening, tidak
ada peradangan pada tonsil, tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan. jugular venous
pressure (JVP) : r+2cm H2O. Dada Inspeksi: Bentuk dada tidak simetris, tidak ada
retraksi otot dada, ada pergerakan selama pernafasan, jenis pernafasan dada, tidak ada
massa, Auskultasi: bunyi nafas vesikuler, Bunyi jantung “ lup dup, Perkusi: suara
paru sonor, Palpasi: tidak terdapat massa dan nyeri tekan, frekuensi nadi tidak teratur.
Abdomen : Inspeksi: bentuk perut simetris, warna kulit kecoklatan, tidak ada lesi
terdapat sterchmark, Auskultasi: terdapat bunyi persitaltik 8 kali / menit, Perkusi:
suara timpani, Palpasi: tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
hati, tidak ada distensi perut. Ekstremitas: Atas: jari jari lengkap, tidak ada bengkak
dan nyeri kekuatan otot tangan kanan dan kiri kuat mampu menahan gravitasi dan
dorongan, terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri. Bawah: jari-jari kaki lengkap
kekuatan otot kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun tidak mampu menahan
gravitasi tidak ada varises, tidak ada bengkak dan tidak ada nyeri tekan.
5 5
4 4
B. Diagnosis Keperawatan
Pada klien ini terjadi Tekanan darah tinggi (hipertensi) 154/51 terkadang tidak
dirasakan gejalanya. Terkadang penderitanya merasakan kaku di tengkuk atau pusing
dikepala. Terkadang penderita hipertensi juga merasakan bunyi “nging” ditelinga,
terasa bingung atau mimisan. Memang ada banyak kasus hipertensi yang tidak
terasa gejalanya dan tiba – tiba penderita hipertensi sudah terlanjur mengalami stroke,
serangan jantung atau kerusakan tubuh lainnya. Orang yang mempunyai tekanan
darah tinggi berisiko mengalami penyakit jantung, dan bahkan stroke. Hal ini
dikarenakan tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja dengan berat sehingga
lama kelamaan jantung juga kecapaian dan sakit. Bahkan jika ada sumbatan di
pembuluh darah koroner jantung maupun darah yang lain, tekanan darah tinggi akan
berakibat pada pecahnya pembuluh darah.
Kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya Non ST Elevasi
Infark Miokard (NSTEMI). Kolesterol merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
namun bukan dalam jumlah yang banyak. Kolesterol berasal dari makanan yang
dikonsumsi sehari – hari misalnya minyak, makanan yang digoreng, emak hewan dan
lain – lain. Kelebihan makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan
kolesterol dalam darah menjadi tinggi, dan tidak baik bagi jantung. Klien pada Ny. H
terjadinya klien sebelumnya rawat jalan di puskesmas Paccerakkang sejak beberapa
tahun yang lalu dengan keluhan hipertensi, dan DM. kemudian nyeri dada secara tiba-
tiba dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS nyeri yang dirasakan seperti
tertekan dengan skala nyeri 4 Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera
fisiologis (iskemia)
penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
klien mengatakan beraktivitas kurang lebih 5 jam/ hari, Selama sakit klien
mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan sedikit nyeri jika
bergerak dan klien mengatakan tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak. Klien
mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB menggunakan popok. Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Jadi pada kasus kelolaan, masalah keperawatan yang muncul ada 3 yaitu:
1. Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny.H meliputi Observasi,
Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi.
1. Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
Untuk diagnosis 1 pada Ny.H diberikan intervensi Manajemen Nyeri.
Tindakan observasi yang dilakukan dengan mengobservasi keadaan klien
dengan cara : identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri non verbal.
Tindakan keperawatan selanjutnya adalah terapeutik dengan cara: berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur.
Selanjutnya tindakan keperawatan yang dilakukan adalah edukasi dengan
cara: jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, ajarkan teknik
non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Terakhir, tindakan kolaborasi
seperti kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload

Dilakukan tindakan keperawatan dengan memberikan perawatan


jantung. Yang pertama dilakukan adalah melakukan observasi berupa
melakukan identifikasi tanda/dan gejala penurunan curah jantung, monitor
tekanan darah, monitor intake dan output cairan, monitor keluhan nyeri
dada, monitor EKG 12 sadapan, monitor aritmia, monitor fungsi alat pacu
jantung. Tindakan terapeutik meliputi berikan diet jantung yang sesuai,
berikan dukungan emosional dan spiritual. Selanjutnya edukasi meliputi
anjurkan beraktivitas sesuai tolerasnis, ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian. Dan terakhir kolaborasi seperti
kolaborasi pemberian obat.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

Dilakukan tindakan keperawatan berupa manajemen energy. Yang


pertama dilakukan adalah melakukan obervasi dengan melaakukan
identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
Tindakan selanjutnya yaitu terapeutik meliputi sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus, lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
aktif, fasilitasi duduk, di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan. Dan tindakan yang terakhir yaitu edukasi dimana kita
menganjurkan tirah baring dan menganjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi pada Ny.H dalam 2X24 jam pada hari senin, 04 April 2022
sampai Selasa 05 April 2022 dengan melakukan intervensi yang telah disusun yaitu
melakukan manajemen nyeri, perawatan jantung dan manajemen energy.
Implementasi dilakukan selama 2 hari perawatan di ruang CVCU Bed 3.
Dilakukan implementasi manajemen nyeri dengan mengkaji lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan skala nyeri tang dialamo
serta mengajarkan teknik nonfarmakologis distraksi dengan terapi morottal pada
diagnosis Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
dengan tujuan sebagai tindakan untuk menurunkan tingkat nyeri. Hal ini sejalan
dengan penitian yang dilakukan oleh (potter, et al., 2013b) menyatakan bahwa
intensitas nyeri bias menurun dikarenakan dengan pemberian intervensi distraksi
murottal al-Qur’an pasien merasa lebuh rileks sehingga dapat menstimulus
pebgeluarah hormone endorphin yang bias mengurangi terjadinya nyeri. Menurut
(safitri,2018) mengatakan bahwa suara murottal yang lambat dihasilkan sebagai
getaran suara yang akan menggetarkan membrane timpani diteruskan menuju oargan
korti dalam koklea yang akan di ubah dari system konduksi ke system saraf melalui
nervus VIII (saraf pendengaran) dan diteruskan ke korteks auditorius yang akan ke
korteks cerebri menuju sistemlimbik yang merupaka target utama reseptor opiate
yang mengatur homeostatistis melalui korteks limbic sehingga menimbulan rasa
nyaman.
Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload diberikan implementasis
perawatan jantung dengan tujuan untuk meredahkan gejala dan meningkatkan
kekuatan jantung. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (ashar, 2019) Yang
menyatakan bahwa perawatan jantung harus dilakukan untuk memastikan tingkat
aktivitas pasien yang tidak membahayakan curah jantung atau memprovokasi
serangan jantung, mengistruksikan pasien tentang pentingnya untuk segera
melaporkan bilamerasa nyeri pada bagian dada serta pentingnya menjacact tanda dan
gejala penurun curah jantung yang dialamioleh pasien. Dan sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Agustina, A. et al. 2017) menyatakan bahwa perawatan jantung
yang diberikan untuk peningkatan curah jantung salah satunya yaitu diet jantung
seperti pembatasan nutrisi dan garam dimana akan menyebabkan kerusakan dan
pengerasan pada pembulu darah sehingga beban jantung akan bertambah dan dapat
memperparah kerja jantung. Selanjutnya pembatasan cairan dimana pembatasan
cairan dilakukan untuk pengurangan gejala karena pasien gagal jantung mengalami
penurunan kemampuan untuk mengeluarkan air dalam tubuhnya. Dan latihan fisik,
sesuai dengan kondisi pasien akan membantu menurunkan tonus simpatik,
mendorong penurunan berat badan dan memperbaiki gejala serta efek toleransi
aktivitas pada gagal jantung terkompensasi dan stabil.
Dilakukan manajemen energy untuk mengatasi diagnosis ketiga yaitu
intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
dengan melakukan Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, Lakukan latihan rentang gerak pasif dan / atau aktif, Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan. Untuk tindakan edukasi, klien
diberikan penjelasan mengenai tujuan dilakukan tirah baring dan memposisikan klien
dengan posisi head up 30. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (ardianta
dicky 2018) yang menyatakan bahwa manajemen energy pada tahapan cara tirah
baring yang benar, Tirah baring dalam istilah adalah adalah pengaturan posisi miring
kanan atau kiri yang diberikan kepada pasien immobilisasi untuk mengurangi
tekanan. perawatan kedokteran yang membutuhkan berbaringnya pasien di tempat
tidur untuk jangka waktu yang berkesinambungan dan tidak melakukan tindakan
diluar dari berbaring. Biasanya dilakukan pada kondisi medis tertentu yang
mengalami sakit parah, sekarat atau memerlukan berbaring untuk menghindari
komplikasi penyakit / kondisi tertentu yang lebih buruk. Dan biasanya tindakan
keperawatan penyakit jantung. Serta pada latihan pergerakan fisik aktivitas adalah
suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup. latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang
dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan
dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara
dengan kekuatan dan fleksibilitas otot
Dalam islam dijelaskan bahwa penyakit adalah salah satu penggugur dosa
yang allah berikan kepada hambanya, dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiyah
ayat 83
ُّ ‫\ادى َربَّهٗۤ اَنِّ ۡى َم َّس\نِ َى‬
‫الض\رُّ َواَ ۡنتَ اَ ۡر َح ُم‬ ٰ \َ‫ب اِ ۡذ ن‬
َ ‫َواَي ُّۡو‬
‫َ ال ٰ ّر ِح ِم ۡين‬
Terjemahnya:
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku),
sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang
dari semua yang penyayang."
Dengan ayat ini Allah mengingatkan Rasul-Nya dan kaum Muslimin kepada
kisah Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa suatu penyakit yang berat sehingga berdoa
memohon pertolongan Tuhannya untuk melenyapkan penyakitnya itu, karena ia yakin
bahwa Allah amat penyayang.
Pendapat ulama lain mengatakan bahwa Nabi Ayyub pada ayat ini hanya
mencurahkan isi hatinya kepada Allah seraya mengagungkan kebesaran Allah Yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Walaupun berbeda-beda riwayat yang diperoleh
tentang Nabi Ayyub, baik mengenai pribadinya, masa hidupnya dan macam penyakit
yang dideritanya, namun ada hal-hal yang dapat dipastikan tentang dirinya, yaitu
bahwa dialah seorang hamba Allah yang saleh, telah mendapat cobaan dari Allah,
baik mengenai harta benda, keluarga, dan anak-anaknya, maupun cobaan yang
menimpa dirinya sendiri. Dan penyakit yang dideritanya adalah berat. Meskipun
demikian semua cobaan itu dihadapinya dengan sabar dan tawakkal serta memohon
pertolongan dari Allah dan sedikit pun tidak mengurangi keimanan dan ibadahnya
kepada Allah.
E . Evaluasi Keperawatan
Evaluasi setelah dilakukan implementasi selama 2x24 jam pada kasus Ny.H di
dapatkan masalah nyeri akut di mana meringis klien menurun dan masih mengeluh
nyeri ketika beraktifitas dengan durasi nyeri hilang timbul, didapatkan tekanan darah
115/72 mmHg dengan skala 3 NRS sehingga nyeri akut belum teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Selanjutnya pada diagnosis kedua penurunan curah jantung dimana klien
masih tampak lemah dan nadi teraba tidak teratur didapatkan nadi 85x/menit sehingga
penurunan curah jantung belum teratasi, untuk diagnosis ketiga intoleransi aktifitas
klien mengatakan sudah tidak terlalu lemas, tetapi belum bisa bergerak secara bebas
dan masih dibantu dalam beraktifitas, klien tampak sudah duduk sehingga diagnosis
intoleransi aktifitas belum teratasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada kasus Ny. H di dapatkan kesimpulan diantaranya


sebagai berikut :
1. Pengkajian pada kasus Ny. H didapatkan beberapa data subjektif dan
objektif dengan keluhan nyeri dada, nyeri dada secara tiba-tiba dirasakan
sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS nyeri yang dirasakan seperti
tertekan dengan skala nyeri 4 dan diperberat saat beraktivfitas , Selama sakit
klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan di bantu saat ingin BAK
dan BAB menggunakan popok.
2. Diagnosis keperawatan pada Ny. H ini didapatkan Nyeri Akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis (iskemia). Penurunan curah jantung b.d
perubahan afterload. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny. H meliputi
observasi,terapeutik, dan edukasi, untuk diagnosis nyeri akut melakukan
tindakan manajemen nyeri, kemudian diagnosis Penurunan curah jantung b.d
perubahan afterload dilakukan tindakan keperawatan dengan memberikan
perawatan jantung. Selanjutnya diagnosis Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dilakukan tindakan
keperawatan berupa manajemen energy.
4. Implementasi pada Ny. H diberikan dalam 2x24 jam pada hari Senin, 04
April 2022 sampai selasa 05 April 2022 dengan melaksanakan intervensi
yang telah disusun yaitu melakukan mengajarkan teknik nonrfarmakologi
manajemen nyeri dengan mendengarkan murottal, melakukan perawatan
jantung mengkaji tanda/dan gejala penurunan curah jantung, mengobservasi
vital sign dan manajemen energi dengan mengajarkan ROM pasif dan aktif
5. Evaluasi pada kasus Ny. H didapatkan masalah keperawatan tidak teratasi
mengingat klien masih dalam proses perawatan di ruang CVCU kemudian
dilanjutkan ke ruang perawatan biasa
B. Saran

Diharapkan bagi mahasiswa profesi ners sekarang dan selanjutnya, agar kasus
kelolaan ini digunakan sebagai bahan bacaan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan .
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA). (2018). A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke
Association. In Guidelines for the Early Management of Patients With Acute
Ischemic Stroke.
Amin Huda Nurarif, S.Kep., N., & Hardhi Kusuma, S.Kep., N. (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi
Revisi Jilid 2 (O. Yudha, Budi (ed.); Edisi 1). Penerbit Mediakson Jogja.
Arief Muttaqin. (2016). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardivaskular.
Aspiani, Y. R. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. EGC.
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa
Mardela, Ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Eka Fithra Elfi. (2015). Sindrom Koroner Akut dengan Komplikasi Udem Paru Akut
dan Henti Jantung.
Sudoyo Aru W, S. B. dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke Empat-
Jilid III. Universitas Indonesia.
Sylvia. M, L. (2016). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Defenisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN NY. H DENGAN KASUS


NON ST ELEVASI INFARK MIOKARD DI RUANG CVCU RSUP WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Oleh :

Kelompok 3

PERSEPTOR LAHAN PERSEPTOR INSTITUSI

( ) (Nurul Khusnul Khotimah, S.Kep., Ns., M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

HARI/TANGGAL : Senin, 04 April 2022


JAM PENGKAJIAN : 10.00 WITA
PENGKAJI : Kelompok 3
RUANG : CVCU
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Agama : islam
Status Perkawinan : Cerai mati
Pekerjaan : IRT
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Paccerakkang
No. CM : 973168
Diagnostik Medis : Non ST elevasi miokard infark
Tgl masuk RS :03/04/2022
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Umur : 32 thn
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Paccerakkang
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama : klien mengeluh nyeri dada
b. Kronologi penyakit saat ini : klien sebelumnya rawat jalan di puskesmas
Paccerakkang sejak beberapa tahun yang lalu dengan keluhan hipertensi, dan
DM. kemudian nyeri dada secara tiba-tiba dirasakan sejak 12 jam yang lalu
sebelum masuk RS nyeri yang dirasakan seperti tertekan dengan skala nyeri 4
dan diperberat saat beraktivfitas, kemudian dirujuk ke RS Wahidin Makassar
pada tanggal 03/04/22 kemudian dilakukan tindakan angiography koroner di
daerah radialis kanan pada tanggal 03/04/22
c. Pengaruh penyakit terhadap pasien : klien mengatakan karena penyakitnya klien
tidak bisa bekerja dan harus baring di tempat tidur
d. Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan : klien berharap
penyakitnya bisa disembuhkan
2. Riwayat Penyakit Masa Lalu
a. Penyakit masa anak – anak : klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki
penyakit saat anak-anak
b. Imunisasi : klien tidak tahu tentang imunisasinya saat kecil
c. Alergi : klien mengatakan tidak memiliki riwayat elergi
d. Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya : klien mengatakan tidak pernah
diopname sebelumnya, klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan diabetes
melitus
e. Pengobatan terakhir. : klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 mg.
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Genogram (minimal 3 generasi)

? ?
62

32 ?
Keterangan :
: laki- laki X : meninggal : garis serumah

: perempuan : garis keturunan ? : umur yang tidak


diketahui
: klien : garis perkawinan

Keterangan :
G1 : keluarga klien mengatakan kakek dan neneknya sudah meninggal, dan tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit yang sama
G2 : keluarga klien mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dan tidak ada
yang meiliki riwayat penyakit yang sama
G3 : keluarga klien mengatakan semua saudaranya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit yang serupa dengan klien
a. Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga? : klien mengatakan
tinggal bersama anak, menantu dan cucunya
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa? : klien
mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
c. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun? :
klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular
d. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota keluarga
sakit? : klien mengatakan keluarga dan anak mendukung untuk berobat jika
sakit
C. PENGKAJIAN BIOLOGIS ( Dikaji sebelum dan sesudah sakit)
1. RASA AMAN DAN NYAMAN
a. Apakah ada rasa nyeri? Klien mengatakan nyeri pada dada
P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada ∓ 2 detik
S : skala nyeri 4 (NRS)
T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
b. Apakah mengganggu aktifitas? : klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti
biasa
c. Apakah yang dilakukan untuk mengurangi / menghilangkan nyeri? : klien hanya
mengusap bagian tubuh yang sakit
d. Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif? : klien mengatakan
cara mengurangi nyeri dengan tadarrus Al-Quran
e. Apakah ada riwayat pembedahan ? : klien mengatakan tidak ada riwayat
pembedahan sebelumnya
2. AKTIFITAS ISTIRAHAT – TIDUR
a. AKTIFITAS
1. Apakah klien selalu berolah raga? Jenis OR? : klien mengatakan sebelum dan
selama sakit tidak olahraga
2. Apakah klien menggunakan alat bantu dalam beraktifitas? : sebelum sakit klien
mengatakan tidak menggunakan alat bantu dalam beraktivitas,
3. Apakah ada gangguan aktifitas? : sebelum sakit klien mengatakan tidak ada
gangguan dalam beraktivitas
4. Berapa lama melakukan kegiatan perhari? : klien mengatakan beraktivitas kurang
lebih 5 jam/ hari

Jam berapa mulai kerja? : klien mengatakan klien melakukan pekerjaan rumah
pukul 07.00-09.00

kemudian menyiram tanaman dan bermain dengan cucu 15.00 – 17.00


5. Apakah klien mampunyai ketrampilan khusus? : klien mengatakan semasa muda
klien suka menyulam namun saat ini sudah tidak pernah dilakukan
6. Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Apakah perlu bantuan?
Jelaskan secara Rinci.

Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas
dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan
untuk terlalu banyak gerak. Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB
menggunakan popok
b. ISTIRAHAT
1. Kapan dan berapa lama klien beristirahat? : sebelum sakit klien mengatakan
istirahat di siang hari pukul 10.00-13.00 WITA, dilanjut pukul 15.00-17.00
2. Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang? : klien mengatakan waktu luangnya
diisi dengan tidur siang, menonton tv, dan bermain dengan cucu
3. Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat? : klien mengatakan
waktu luangnya untuk istirahat pada jam 09.00-13.00
4. Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby? : -
5. Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini? : klien mengatakan sekarang
harus istirahat total di tempat tidur
c. TIDUR
1. Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?) : sebelum sakit
klien mengatakan biasa tidur di jam 20.00 – 04.30, klien mengatakan tidurnya
nyenyak dan teratur
2. Apakah kondisi saat ini menganggu klien? : klien mengatakan tidurnya tidak
terganggu
3. Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum tidur? : klien tidak
mengonsumsi obat penenang sebelum tidur
4. Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur? : klien mengatakan sebelum sakit
sebelum tidur klien biasa menonton TV dan berdzikir dan selama sakit klien
menyempatkan untuk tadarrus dan berdzikir sebelum tidur
5. Bagaimana kebiasaan tidur? : sebelum sakit klien biasa tidur siang dan selama
sakit klien juga biasa tidur siang
6. Berapa jam klien tidur? Bagaimana kualitas tidurnya ? : klien mengatakan
tidurnya nyenyak, klien mengatakan tidurnya kurang lebih 8 jam
7. Apakah klien sering terjaga saat tidur? : saat ini klien mengatakan jarang
terbangun di malam hari
8. Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya? : sebelum sakit klien tidak
mengalami gangguan tidur
9. Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut? : -
3. CAIRAN
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas? : sebelum sakit klien mengatakan
klien biasa menghabiskan 6-7 gelas perhari.
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien? : klien
mengatakan Cuma suka minum teh hangat dan biasa minum air putih
c. Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang? : klien mengatakan menghindari
minuman yang manis-manis
d. Apakan klien terbiasa minum alkohol? : klien mengatakan tidak pernah minum
minuman alkohol
e. Bagainama pola pemenuhan cairan perhari? : klien mengatakan klien sering
minum
f. Ada program pembatasan cairan? : klien mengatakan tidak ada pembatasan
cairan
g. Bagaimana balance cairan klien ? :
Input cairan (makan+minum) : 1950 cc
Cairan infus : 500 cc
Terapi injeksi : 2,6 cc (insulin)
Output cairan urine : 800 cc feses : 100cc
Iwl = 10ccX65kg=650
CK = 900cc+650cc=1550cc
BC = CM-CK
BC = 2452-1550 = 902/24 Jam
4. NUTRISI
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari? : sebelum sakit klien mengatakan klien
biasa makan nasi lengkap dengan lauk pauk. klien juga mengatakan sering
makan kue
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari? : klien mengatakan
makan pagi, siang dan malam dan 3 kali sehari, selama sakit klien mengatakan
makan 3 kali sehari dengan porsi dihabiskan
c. Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang? : klien mengatakan
suka dengan kue-kue tradisional tapi sekarang harus menghindari makanan
manis
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan? : klien mengatakan tidak memiliki
riwayat elergi
e. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah? : klien mengatakan tidak ada
kesulitan
f. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus. : klien tidak menggunakan
alat bantu dalam makan
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan? : -
h. Bagainama kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatans gigi? :
gigi klien tampak kuning dan terdapat plak pada gigi, gigi tidak lengkap
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan sistem
pencernaan? : klien mengatakan tidak pernah operasi dan pengobatan terkait
dengan pencernaan
j. Adakah program DIET bagi klien ? Jenis ? Bila ada, jelaskan secara RINCI! :
diet rendah lemak, gula dan garam
5. ELIMINASI: URINE DAN FESES
a. Eliminasi feses:
1. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses? :
sebelum sakit klien mengatakan klien BAB 1-2 kali sehari klien mengatakan
waktunya saat pagi hari dan feses kadang keras kadang lembek, selama sakit
klien mengatakan BAB 2 hari sekali, waktunya tidak menentu dan feses lembek
2. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar? : klien mengatakan tidak
menggunakan obat pencahar saat BAB
3. Apakah ada kesulitan? : klien mengatakan tidak ada kesulitan saat BAB
4. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah? : -
5. Apakah klien mengguankan alat bantu untuk defeksi? : klien menggunakan
popok selama sakit
b. Eliminasi Urine:
1. Apakah BAK klien teratur? : klien mengatakan BAK teratur
2. Bagaimana pola , frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan yang terjadi
dalam miksi? : sebelum sakit klien mengatakan biasa BAK 4-6 kali /hari dan
selama sakit klien mengatakan biasa BAK 7-8 kali/hari, warna urine kuning
muda
3. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat bantu dalam miksi?
: klien mengatakan tidak pernah dioperasi sebelumnya berkaitan dengan
pecernaan,
4. Berapa volume air kemih? : 800cc/24 jam
5. Bila menggunakan alat bantu sudah berapa lama? : semenjak di rs klien
mengatakan menggunakan popok saat kencing
6. KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
a. PERNAFASAN.
1. Apakah ada kesulitan dalam bernafas? Bunyi nafas? Dypsnue? : klien
mengatakan kadang sesak, tidak ada bunyi nafas rongkhi, tidak ada wheezing,
tidak ada stridor, napas vasikuler
2. Apakah yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah? : meminta anak
meninggikan kasurnya
3. Apakah klien mengguanakan alat bantu pernafasan? (Ya, jelaskan apa jenisnya) :
mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
4. Posisi yang nyaman bagi klien? : klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur
terlentang, klien posisi semi fowler
5. Apakah klien terbiasa merokok? Obat – obatan untuk melancarkan pernafasan? :
klien mengatakan tidak merokok,
6. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll? : klien mengatakan tidak ada
elergi obat
7. Apakah klien pernah dirawat dengan gangguan pernafasan? ; klien mengatakan
tidak pernah dirawat dengan gangguan pernapasan
8. Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan mendapat
pengobatan? ( Ya, apa jenis obat, bepara lama pemberiannya? Kapan?) : klien
mengatakan tidak ada riwayat gangguan pernapasan
b. KARDIVASKULER
1. Apakah klien cepat lelah? : klien mengatakan kadang lelah
2. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar? : klien
mengatakan tidak ada keluhan berdebar-debar dan nyeri pada dada sebelum
sakit,nyeri dada baru pertama kali saat sakit
3. Pusing? Rasa berat didada? : klien mengatakan kadang pusing
4. Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?; klien tidak menggunakan alat
pacu jantung / TPM, nadi teraba lemah
5. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler? : klien
mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin mengonsumsi amlodipine
7. PERSONAL HYGIENE
a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll? : sebelum
klien mengatakan mandi 1-2 kali sehari, klien mengatakan tidak gosok gigi
selama sakit klien dimandikan oleh perawat tiap pagi hari
b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut? : sebelum sakit klien mengatakan biasa
cuci rambut 2 hari sekali, selama sakit klien mengatakan belum pernah cuci
rambut
c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene? : klien
mengatakan selama sakit klien dibantu untuk membersihkan badan
8. SEX
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual? : tidak dikaji
b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengguangggu fungsi seksual?:
tidak dikaji
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Psikologi.
a. Status Emosi.
1) Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya? : klien dapat
mengekspresikan perasaannya
2) Bagaimana suasana hati klien? : klien merasa cemas atas penyakitnya
3) Bagaimana perasaan klien saat ini? : klien merasa sedih
4) Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira? : klien mengatakan
sering mengobrol dan dinasehati oleh sang anak
b. Konsep diri:
1) Bagaimana klien memandang dirinya? : klien mengatakan apa yang terjadi pada
dirinya adalah takdir Allah
2) Hal – hal apa yang disukai klien? : klien menyukai merawat tanaman
3) Apakah klien mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan yang ada pada
dirinya? : klien mengatkan bahwa kekuatan yang ada pada diriya adalah anak dan
cucu klien kelemahannya sekarang tidak bisa berbuka puasa dengan anak, mantu
dan cucunya.
4) Hal – hal apa yang dapat dilakukan klien saay ini? : klien mengatakan hanya bisa
berbaring dan sesekali terduduk
2. Hubungan sosial:
a. Apakah klien mempunyai teman dekat? : Klien mengatakan tidak mempunyai
teman dekat, tapi akrab dengan tetangga dan teman pengajian
b. Siapa yang dipercaya klien? : klien mengatakan percaya dengan anak dan
mantunya
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat? : klien mengatakan sering ikut
pengajian rutin tiap 2 minggu sekali di masjid, klien juga masih sering datang
jika ada ada acara pernikahan
d. Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan? : klien hanya ibu
rumah tangga
3. Spiritual.
a. Apakah klien menganut satu agama? : klien menganut agama islam
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah? : klien
mengatakan selama sakit klien sholat dengan kondisi berbaring
c. Bagaian mana hubungan natara manusia dan Tuhan dalam agama : klien
mengatakan kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan berdoa atas apa yang
diberikan oleh allah dan menganggap sakitnya ini sebagai penggugur dosanya
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran: composmentis
GCS: V4 M6 E5
2. Kondisi klien secara umum : Klien tampak lemah
3. Tanda – tanda vital :
TD : 154/81 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7oc
4. Pertumbuhan fisik:
TB : 152 cm
BB : 65 kg
IMT : 28.13 (obesitas I)
5. Keadaan kulit:
Wana : warna kulit : pucat
Tekstur : kering dan kasar
kelaianan kulit : tidak ada kelainan pada kulit
B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1. Kepala
a. bentuk kepala normal , tulang kepala berbentuk bulat, rambut agak tipis tidak
kasar dan juga tidak terlalu berminyak, warna rambut hitam dan terdapat uban
b. Mata: tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, pupil isokor reflek kanan kiri,
sklera tidak tampak kekuningan, konjungtiva tidak anemis, menggunakan alat
bantu kacamata L(+1.50)R(+1.00)
c. Telinga: bentuk telinga normal simetris kiri kanan, telinga bersih tidak ada massa
dan tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik
d. Hidung: fungsi hidung baik, tidak ada polip tidak ada sekret dan tidak ada nyeri
tekan,
e. Mulut: klien mampu berbicara, tidak ada kelainan kongenital pada bibir mukosa
bibir agak kering, warna lidah pink, gigi tampak kuning dan gigi tidak lengkap,
tidak ada gigi palsu dan terdapat plak pada gigi, tidak ada dahak
2. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran thyroid dan kelenjar getah bening,
tidak ada peradangan pada tonsil, tidak ada massa dan tidak ada nyeri

tekan. jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O

3. Dada
a. Inspeksi: Bentuk dada tidak simetris, tidak ada retraksi otot dada, ada pergerakan
selama pernafasan, jenis pernafasan dada, tidak ada massa
b. Auskultasi: bunyi nafas vesikuler, Bunyi jantung “ lup dup,
c. Perkusi: suara paru sonor
d. Palpasi: tidak terdapat massa dan nyeri tekan, frekuensi nadi tidak teratur
4. Abdomen
a. Inspeksi: bentuk perut simetris, warna kulit kecoklatan, tidak ada lesi terdapat
sterchmark
b. Auskultasi: terdapat bunyi persitaltik 8 kali / menit
c. Perkusi: suara timpani
d. Palpasi: tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, tidak
ada distensi perut
5. Genetalia, Anus dan rektum
a. Inspeksi: -
b. Palpasi: tidak ada penumpukan urine
6. Ekstremitas:
a. Atas: jari jari lengkap, tidak ada bengkak dan nyeri kekuatan otot tangan kanan
dan kiri kuat mampu menahan gravitasi dan dorongan, terpasang infus NaCL 0.9
% di tangan kiri
b. Bawah: jari-jari kaki lengkap kekuatan otot kaki kanan dan kiri mampu
mendorong namun tidak mampu menahan gravitasi tidak ada varises, tidak ada
bengkak dan tidak ada nyeri tekan.
5 5
4 4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Test Hasil Hasil Normal Satuan

Senin, Pemeriksaan lab Hematologi:


04/04/202 Hematologi WBC 9,8 4.00 – 10.00 10^3/uL
2 RBC 3,83 4.00 – 6.00 10^3/uL
07:28 HGB 11,1 12.0 – 16.0 g/dL
HCT 35 37.0 – 48.0 %
MCV 90 80.0 – 97.0 fL
MCH 29 26.5 – 33.5 pg
MCHC 32 31.5 – 35.0 g/dL
PLT 301 150 – 400 10^3/Ul
RDW-SD 37.0 – 54.0 fL
RDW-CV 14.0 10.0 – 15.0 %
PDW 7.9 10.0 – 18.0 Fl
MPV 8.4 6.50 – 11.0 Fl
P.LCR 13,0 %
PCT 0.25 0.15 – 0.50 %
NEUT 62,2 52.0 – 75.0 10^3/uL
LYMPH 22,1 19.0 – 45.0 10^3/uL
MONO 9,2 1.00 – 8. 01 10^3/uL
EO 6,2 1.00 – 3. 01 10^3/uL
BASO 0.3 0.00 – 1.00
Senin, Kimia darah Ureum 24 10-50 mg/dl
04/04/202 Fungsi Ginjal Kreatinin 0,82 L (<1.3);P(<1.1) mg/dl
2 Glukosa GDS 187 140-200 mg/dl
07:28

Hasil Studi diagnostik (X-rays/Procedur Khusus/Patologi)


Echocardiogram report tgl 04/04/2022
Hasil :
1. Cardiac Valves:
- Mitral: Normal function and movement
- Aorta: 3 cuspis, calcification (+) in RCC, NCC, Normal function and movement
- Tricuspid: Normal function and movement
- Pulmonal: Normal function and movement
2. Dimension of cardiac chambers: Normal cardiac chambers
-LA: Normal, LA major 5.28 cm, LA minor 3.30 cm
- LV: Normal,LVEDd4.15 cm, LVEDs 3.06 cm
- RA: Normai, RA mayor 3.84 cm, RA minor 3.55 cm
- RV: Normal, RVDB 2.3 cm
- Aorta: Normal, Ao2.35 cm, LA 2.9 cm, LA/A01.23
3. Mildly Abnormal LV systolic function, EF 51.9% (TEICH), EF 48 %
(BIPLANE)
Normal RV systolic function, TAPSE 2.5 cm, S\´ lateral 12 m/s
4 Left Ventricular Hypertrophy: Concentric (+) (LVMI 116 g/m2, RWT 0.73 cm)
5. Regional Wall Motion: Hypokinetic in basal-mid inferior, inferolateral,
apicoinferior
6. oPAP: 8 mmHg (IVC cxp: 1.0 cm, IVC insp: 0.6 cm
7. E/A < 1, E\´ med 6 cm/s, E\´ Lat 7 cm/s, E/E\´16.1
Conclusion :
Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48%
(BIPLANE)
Normal RV systolic function, TAPSE 2.5 cm, S\' lateral 12 m/s
Normal cardiac chambers
Normal cardiac valves
Concentric Left Ventricle Hypertrophy
Segmental Hypokinetic
Grade I Diastolic Dysfunction
Pemeriksaan EKG 04/04/2022
Pemeriksaan EKG 06/04/2022

V. TERAPI YANG DIBERIKAN


(tanggal, jenis terapi, dosis, rute pemberian, indikasi)

Obat Dosis Rute Indikasi


Nacl 0.9 % 500 cc /24 jam Intravena Untuk mengatasi satau meencegah kehilangan
sodium
aspilet 80 mg /24 jam oral Obat pengencer darah untuk penderita infark
miokard
clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral Untuk mencegah stroke dan serangan jantung
Captopril 25mg/8 jam oral Untuk membantu mengobati tekanan darah tinggi
dan gagal jantung
atorvastatin 40 mg/24 jam/oral oral Untuk menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida
Arixtra 2.5 mg/24 jam oral Mencegah terjadinya pembekuan darah
Nitrokaf 2.5 mg/24 jam oral Membantu merilekskan pembuluh darah
Retard
Bisoprolol 2.5 mg/24 jam oral Mengobati hipertensi
Novorapid 20unit/8jam Subkutan Membantu menurunkan gula darah
Lovemir 24unit/24 jam Subkutan Membsntu menurunkan kadar gula darah perlahan
dan bertahap
FORMAT KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
- klien mengeluh nyeri dada - GCS: V4 M6 E5
- nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum - Klien tampak lemah
masuk RS. - Klien posisi semifowler
- klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak - klien terlihat mengusap bagian tubuh yang
bisa bekerja dan harus baring di tempat tidur sakit
- klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan - mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter
diabetes melitus permenit
- klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 - kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun
mg. tidak mampu menahan gravitasi
- P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas 5 5
- Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan 4 4
- R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada - terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri
bagian dada ∓ 2 detik - Tanda – tanda vital :
- S : skala nyeri 4 (NRS) - TD : 154/81 mmHg
- T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang - N : 80 x/i
timbul - P : 20 x/i
- klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti - S : 36,7oc
biasa - IMT : 28.13
- klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit - rambut agak tipis
- klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak - menggunakan alat bantu kacamata
olahraga L(+1.50)R(+1.00)
- Selama sakit klien mengatakan tidak bisa - warna kulit : pucat
beraktivitas karena klien masih lemas dan sedikit - Tekstur : kering dan kasar
nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien - nadi teraba lemah
tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak. - jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
- klien mengatakan kadang sesak - mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter
- Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan permenit
BAB menggunakan popok - BC = 2452-1550 = 902/24 Jam
- klien mengatakan sekarang harus istirahat total di - IMT : 28.13 (obesitas I)
tempat tidur - terdapat sterchmark
- klien mengatakan menghindari minuman yang Hasil lab 04/04/2022
manis-manis - MONO 9,2
- klien mengatakan suka dengan kue-kue - EO 6,2
tradisional tapi sekarang harus menghindari - GDS 187
makanan manis Hasil Echocardiogram
- diet rendah lemak, gula dan garam - Mildly Abnormal LV systolic function,
- klien menggunakan popok selama sakit EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
- semenjak di rs klien mengatakan menggunakan - Concentric Left Ventricle Hypertrophy
popok saat kencing - Segmental Hypokinetic
- klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur - Grade I Diastolic Dysfunction
terlentang
- meminta anak meninggikan kasurnya
- klien mengatakan kadang lelah
- nyeri dada baru pertama kali saat sakit
- klien mengatakan kadang pusing
- klien mengatakan jika tekanan darahnya naik
klien rutin mengonsumsi amlodipine
- klien mengatakan tidak gosok gigi selama sakit
- selama sakit klien mengatakan belum pernah cuci
rambut
- klien merasa cemas atas penyakitnya
- klien merasa sedih
- klien mengatakan hanya bisa berbaring dan
sesekali terduduk

KATEGORISASI DATA
Kategorisasi dan Sub Data Subjektif dan Objektif
Kategorisasi
Fisiologis Respirasi
Sirkulasi DS :
-Klien tampak lemah
-klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak olahraga
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan
harus baring di tempat tidur
-klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus
-klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 mg.
-diet rendah lemak, gula dan garam
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin
mengonsumsi amlodipine
-klien mengatakan kadang sesak
DO :
-Klien tampak lemah
-jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-warna kulit : pucat
-Tekstur : kering dan kasar
-nadi teraba lemah
Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48%
(BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
Nutrisi dan
Cairan
Eliminasi
Aktivitas dan DS :
Istirahat
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan
harus baring di tempat tidur
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB menggunakan
popok
-klien mengatakan sekarang harus istirahat total di tempat tidur
-klien menggunakan popok selama sakit
-Klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-klien mengatakan hanya bisa berbaring dan sesekali terduduk
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-Klien tampak lemah
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun tidak mampu
menahan gravitasi
5 5
4 4
-Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri
Neurosensory
Reproduksi
dan
Seksualitas
Psikologis Nyeri dan DS :
Kenyamanan
-klien mengeluh nyeri dada
-nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS.
-P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
-Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
-R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada
-S : skala nyeri 4 (NRS)
-T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien
masih lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan klien
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu banyak gerak.
-klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-klien posisi semifowler
-Klien tampak lemah
-klien terlihat mengusap bagian tubuh yang sakit
-Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48%
(BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
Integritas
Ego
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Perilaku Kebersihan
Diri
Penyuluhan
dan
Pembelajaran
Relasional Interaksi
Sosial
Lingkungan Keamanan
dan Proteksi

FORMAT ANALISA DATA


NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Faktor pencetus : obesitas, perokok, Nyeri Akut
ras, umur >40th, jenis kelamin
- klien mengeluh nyeri dada
- nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu Endapan lipoprotein ditunika intima
sebelum masuk RS.
- P : klien mengatakan nyeri saat
Cedera endotel : interaksi antara
beraktifitas fibrin & platelet.
- Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti
tertekan Poliferasi otot tunika media
- R : klien mengatakan nyeri yang dirasa Invasi dan akumulasi dari lipit
pada bagian dada
Flaque fribosa
- S : skala nyeri 4 (NRS)
- T : klien mengatakan sakit yang dirasa Lesi komplikata
hilang timbul
- klien mengatakan tidak dapat beraktifitas Aterosklrerosis
seperti biasa
Penyempitan/obstruksi arteri koroner
- klien hanya mengusap bagian tubuh yang
sakit Penurunan suplai darah ke miokard
- Selama sakit klien mengatakan tidak
bisa beraktivitas karena klien masih Tidak seimbang kebutuhan dengan
lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan suplai oksigen
klien mengatakan klien tidak di anjurkan
untuk terlalu banyak gerak. Iskemia
- klien mengatakan posisi nyaman adalah
Metabolisme anaerob meningkat
tidur terlentang
- meminta anak meninggikan kasurnya Asam laktat meningkat
DO :
Nyeri dada
- klien posisi semifowler
- Klien tampak lemah Nyeri Akut
- klien terlihat mengusap bagian tubuh
yang sakit
- Tanda – tanda vital :
- TD : 154/81 mmHg
- N : 80 x/Menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022

- MONO 9,2
- EO 6,2
- GDS 187
Hasil Echocardiogram

- Mildly Abnormal LV systolic function,


EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
- Concentric Left Ventricle Hypertrophy
- Segmental Hypokinetic
- Grade I Diastolic Dysfunction
2 DS : Faktor pencetus Penurunan
- Klien tampak lemah Curah Jantung
Endapan lipoprotein ditunika intima
- klien mengatakan sebelum dan selama
sakit tidak olahraga
- Selama sakit klien mengatakan tidak Cedera endotel : interaksi antara
bisa beraktivitas karena klien masih fibrin & platelet. Poliferasi otot
lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan tunika media
klien mengatakan klien tidak di anjurkan
untuk terlalu banyak gerak.
- klien mengatakan karena penyakitnya Invasi dan akumulasi dari lipit
klien tidak bisa bekerja dan harus baring Flaque fribosa
di tempat tidur
- klien mengatakan ada riwayat hipertensi Lesi komplikata
dan diabetes melitus
- klien mengatakan rutin minum obat Aterosklrerosis
amlodipine 5 mg.
Penyempitan/obstruksi arteri koroner
- diet rendah lemak, gula dan garam
- klien mengatakan kadang lelah Penurunan suplai darah ke miokard
- klien mengatakan jika tekanan darahnya
naik klien rutin mengonsumsi amlodipine Tidak seimbang kebutuhan dengan
suplai oksigen
- klien mengatakan kadang sesak
DO :
Iskemia
- Klien tampak lemah
- jugular venous pressure (JVP) : r+2cm Perubahan afterload
H2O
- mengggunakan kanul binasal dengan 3 Kelemahan miokard
liter permenit
Penurunan curah jantung
- warna kulit : pucat
- Tekstur : kering dan kasar
- nadi teraba lemah
Tanda – tanda vital :
- TD : 154/81 mmHg
- N : 80 x/Menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
- MONO 9,2
- EO 6,2
- GDS 187
Hasil Echocardiogram
- Mildly Abnormal LV systolic function,
EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
- Concentric Left Ventricle Hypertrophy
- Segmental Hypokinetic
- Grade I Diastolic Dysfunction
3 DS : Faktor pencetus Intoleransi
Aktifitas
- klien mengatakan kadang lelah Endapan lipoprotein ditunika intima
- klien mengatakan tidak dapat beraktifitas
seperti biasa
- klien mengatakan karena penyakitnya Cedera endotel : interaksi antara
fibrin & platelet. Poliferasi otot
klien tidak bisa bekerja dan harus baring tunika media
di tempat tidur
- Selama sakit klien mengatakan tidak
bisa beraktivitas karena klien masih Invasi dan akumulasi dari lipit
lemas dan sedikit nyeri jika bergerak dan
klien mengatakan klien tidak di anjurkan Flaque fribosa
untuk terlalu banyak gerak.
Lesi komplikata
- Klien mengatakan di bantu saat ingin
BAK dan BAB menggunakan popok Aterosklrerosis
- klien mengatakan sekarang harus
istirahat total di tempat tidur Penyempitan/obstruksi arteri koroner
- klien menggunakan popok selama sakit
- Klien mengatakan posisi nyaman adalah Penurunan suplai darah ke miokard
tidur terlentang Tidak seimbang kebutuhan dengan
- klien mengatakan hanya bisa berbaring suplai oksigen
dan sesekali terduduk
- meminta anak meninggikan kasurnya Iskemia
DO :
Penurunan kontraktilitas miokard
- Klien tampak lemah
- mengggunakan kanul binasal dengan 3 Kelemahan miokard
liter permenit
Penurunan curah jantung
- kaki kanan dan kiri mampu mendorong
namun tidak mampu menahan gravitasi
5 5 Suplai darah ke jaringan tak adekuat
4 4
- Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan
kiri Kelemahan fisik

Intoleransi Aktifitas

PATOFISOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM

Faktor pencetus

Endapan lipoprotein ditunika intima

Cedera endotel : interaksi antara fibrin & platelet.

Poliferasi otot tunika media

Invasi dan akumulasi dari lipit

Flaque fribosa

Lesi komplikata

Aterosklrerosis

Penyempitan/obstruksi arteri koroner

Penurunan suplai darah ke miokard

Tidak seimbang kebutuhan dengan suplai oksigen

Iskemia

Asam laktat meningkat Metabolisme anaerob meningkat

Nyeri dada perubahan afterload

Nyeri Akut Kelemahan miokard

Penurunan curah jantung

Suplai darah ke jaringan tak adekuat

Kelemahan fisik
Intoleransi Aktifitas
PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
No Diagnosis keperawatan
1 Nyeri Akut berhuubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
dibuktikan dengan :
DS :
-klien mengeluh nyeri dada
-nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk RS.
-P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
-Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan
-R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada bagian dada
-S : skala nyeri 4 (NRS)
-T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang timbul
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-klien posisi semifowler
-Klien tampak lemah
-klien terlihat mengusap bagian tubuh yang sakit
-Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
- Grade I Diastolic Dysfunction
2 Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan afterload
dibuktikan dengan :
DS :
-Klien tampak lemah
-klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak olahraga
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan harus baring di
tempat tidur
-klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus
-klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 mg.
-diet rendah lemak, gula dan garam
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan jika tekanan darahnya naik klien rutin mengonsumsi amlodipine
DO :
-Klien tampak lemah
-jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9% (TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
-Grade I Diastolic Dysfunction
3 Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan :
DS :
-klien mengatakan kadang lelah
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti biasa
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak bisa bekerja dan harus baring di
tempat tidur
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena klien masih lemas dan
sedikit nyeri jika bergerak dan klien mengatakan klien tidak di anjurkan untuk terlalu
banyak gerak.
-Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan BAB menggunakan popok
-klien mengatakan sekarang harus istirahat total di tempat tidur
-klien menggunakan popok selama sakit
-Klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur terlentang
-klien mengatakan hanya bisa berbaring dan sesekali terduduk
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-Klien tampak lemah
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter permenit
-kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun tidak mampu menahan gravitasi
5 5
4 4
- Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri

FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama / umur : Ny. H/62 tahun


Ruang / kamar : CVCU / bed 3

No Diagnosis Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi


keperawatan

1 Nyeri Akut 04/04/2022 Belum teratasi

2 Penurunan Curah 04/04/2022 Belum teratasi


Jantung

3 Intoleransi aktivitas 04/04/2022 Belum teratasi


FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1 Nyeri Akut berhuubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan Observasi
pencedera fisiologis (iskemia) dibuktikan keperawatan selama 2X24 jam,
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan : diharapkan tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
DS : dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
-klien mengeluh nyeri dada
- Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
-nyeri dirasakan sejak 12 jam yang lalu sebelum
- TTV dalam batas normal
masuk RS. - Identifikasi faktor yang memperberat dan
-P : klien mengatakan nyeri saat beraktifitas memperingan nyeri
-Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan Teraupetik
-R : klien mengatakan nyeri yang dirasa pada
bagian dada - Berikan teknik non farmakologis untuk
-S : skala nyeri 4 (NRS) mengurangi rasa nyeri
-T : klien mengatakan sakit yang dirasa hilang - Terapi relaksasi nafas dalam dipadukan
timbul dengan
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti
biasa - Distraksi dan
-klien hanya mengusap bagian tubuh yang sakit
- Kompres Hangat
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa
beraktivitas karena klien masih lemas dan - Fasilitasi istirahat dan tidur
sedikit nyeri jika bergerak dan klien Edukasi
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk
terlalu banyak gerak. - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
-klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur nyeri
terlentang
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
-klien posisi semifowler
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
-Klien tampak lemah
mengurangi rasa nyeri
-klien terlihat mengusap bagian tubuh yang sakit
Kolaborasi
-Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg - Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9%
(TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic
- Grade I Diastolic Dysfunction
2 Penurunan curah jantung b.d perubahan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
afterload d.d keperawatan selama 2 x 24 jam, - Identivikasi tanda/dan gejala
DS : diharapkan curah jantung penurunan curah jantung
-Klien tampak lemah meningkat dengan kriteria hasil - Monitor tekanan darah
-klien mengatakan sebelum dan selama sakit tidak - Monitor intake dan output cairan
olahraga - Ejektion fraction meningkat - Monitor keluhan nyeri dada
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa - Bradikardia normal - Monitor EKG 12 sadapan
beraktivitas karena klien masih lemas dan - Gambaran EKG aritmia normal - Monitor aritmia
sedikit nyeri jika bergerak dan klien - Lelah menurun - Monitor fungsi alat pacu jantung
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk Terapeutik
terlalu banyak gerak.
- Berikan diet jantung yang sesuai
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak
- Berikan dukungan emosional dan
bisa bekerja dan harus baring di tempat tidur
-klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan spiritual
diabetes melitus Edukasi
-klien mengatakan rutin minum obat amlodipine 5 - anjurkan beraktivitas sesuai
mg. toleransi
-diet rendah lemak, gula dan garam - Ajarkan pasien dan keluarga
-klien mengatakan kadang lelah mengukur intake dan output
-klien mengatakan jika tekanan darahnya naik klien cairan harian
rutin mengonsumsi amlodipine Kolaborasi
-klien mengatakan kadang sesak - Kolaborasi pemberian obat
DO :
-Klien tampak lemah
-jugular venous pressure (JVP) : r+2cm H2O
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter
permenit
-warna kulit : pucat
-Tekstur : kering dan kasar
-nadi teraba lemah
Tanda – tanda vital :
-TD : 154/81 mmHg
-N : 80 x/Menit
-RR : 20 x/menit
-S : 36,7°C
Hasil lab 04/04/2022
-MONO 9,2
-EO 6,2
-GDS 187
Hasil Echocardiogram
-Mildly Abnormal LV systolic function, EF51.9%
(TEICH), EF 48% (BIPLANE)
-Concentric Left Ventricle Hypertrophy
-Segmental Hypokinetic

- Grade I Diastolic Dysfunction


3 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan selama 2 x 24 jam, - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
kebutuhan oksigen d.d diharapkan toleransi mengakibatkan kelelahan
DS : aktivitas meningkat dengan Terapeutik :
Kriteria hasil: - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
-klien mengatakan kadang lelah stimulus
- Kemudahan dalam melakukan
-klien mengatakan tidak dapat beraktifitas seperti - Lakukan latihan rentang gerak pasif dan /
aktivitas sehari-hari meningkat
biasa atau aktif
- Keluhan lelah menurun
-klien mengatakan karena penyakitnya klien tidak - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
- Perasaan lemah menurun
bisa bekerja dan harus baring di tempat tidur tidak dapat berpindah atau berjalan
-Selama sakit klien mengatakan tidak bisa - Aritmia menurun
Edukasi :
beraktivitas karena klien masih lemas dan - EKG iskemia membaik
- Anjurkan tirah baring
sedikit nyeri jika bergerak dan klien
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
mengatakan klien tidak di anjurkan untuk
bertahap
terlalu banyak gerak.
-Klien mengatakan di bantu saat ingin BAK dan
BAB menggunakan popok
-klien mengatakan sekarang harus istirahat total di
tempat tidur
-klien menggunakan popok selama sakit
-Klien mengatakan posisi nyaman adalah tidur
terlentang
-klien mengatakan hanya bisa berbaring dan
sesekali terduduk
-klien mengatakan kadang sesak
-meminta anak meninggikan kasurnya
DO :
-Klien tampak lemah
-mengggunakan kanul binasal dengan 3 liter
permenit
-kaki kanan dan kiri mampu mendorong namun
tidak mampu menahan gravitasi
5 5
4 4
- Terpasang infus NaCL 0.9 % di tangan kiri
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial klien : Ny. H Ruangan : CVCU

No. RM : 973168 Dx.Medis : NSTEMI


Nama
No DX. Kep Implementasi Tindakan Keperawatan
Waktu Jelas
1 Nyeri Akut berhuubungan Senin 04/04/22 Kelompok 3
dengan agen pencedera 12.00 - mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
fisiologis (iskemia) intensitas nyeri
hasil : klien mengeluh nyeri pada dada, nyeri seperti tertekan
12.10 - mengkaji vital sign didapatkan data
Hasil :
TTV :
Suhu : 36,30 C
Nadi : 73 X/menit
TD : 130/80 mmHg
12.15 Pernapasan : 21.X/menit
- mengkaji skala nyeri
12.30 Hasil : skala nyeri 4 (NRS)

- mengajarkan teknik non famakologis untuk mengurangi nyeri


dengan teknik distraksi dengan mendengarkan lantunan ayat
suci Al-Quran
Hasil : klien mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran,
meringis klien tampak berkurang
2 Penurunan curah jantung Senin 04/04/22 - mengkaji tanda/dan gejala penurunan curah jantung Indriyanti
b.d perubahan afterload 08.30
Hasil : nadi tidak teratur, Klien tampak lemah
08.30 - mengobservasi vital sign
hasil :
Suhu : 36,30 C
Nadi : 91 X/menit
TD : 130/80 mmHg
08.40
Pernapasan : 21.X/menit
08.46 - Mengkaji aritmia
Hasil : nadi tidak teratur
08.46 - memberikan dukungan emosional dan spiritual
08.47 Hasil : klien paham soal dukungan yang diberikan
- menganjurkan beraktivitas sesuai toleransi

08.48 hasil klien Cuma bisa baring dan duduk di tempat tidur
- mengajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
08.50 dan output cairan harian
13.00 hasil : keluarga klien melaporkan hasil input dan output klien
- memberikan obat

14.00 aspilet 80 mg /24 jam oral


clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral
Captopril 25mg/8 jam oral
3 Intoleransi aktivitas b.d senin, - menyediakan lingkungan yang nyaman untuk pasien dengan
ketidakseimbangan antara 04/04/22 membatasi pengunjung
suplai dan kebutuhan 09.30
oksigen hasil : klien dapat beristirahat
09.33 - melakukan ROOM aktif
09.40 hasil : klien merasa nyaman
- Menganjurkan klien untuk duduk di tempat tidur
09.43
Hasil : klien duduk di tempat tidur
09.47 - Menganjurkan klien tirah baring
Hasil : klien berbaring di tempat tidur
- Menganjurkan klien bergerak secara perlahan
Hasil : klien bergerak sedikit-sedikit di tempat tidur (miring
kanan kiri)
1 Nyeri Akut berhuubungan Selasa,
dengan agen pencedera 05/04/22 - mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
fisiologis (iskemia) 12.00 intensitas nyeri
hasil : klien mengeluh nyeri pada dada, nyeri seperti tertekan
- mengkaji vital sign didapatkan data
12.10 Hasil :
TTV :
Suhu : 36,50 C
Nadi : 91 X/menit
12.15 TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 18X/menit
- mengkaji skala nyeri
12.30 Hasil : skala nyeri 3 (NRS)

- mengevaluasi teknik non famakologis untuk mengurangi nyeri


dengan teknik distraksi dengan mendengarkan lantunan ayat
suci Al-Quran
Hasil : klien mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran,
sambil menutup mata
2 Penurunan curah jantung Selasa/ - mengkaji tanda/dan gejala penurunan curah jantung Indriyanti
b.d perubahan afterload 05/04/22
08.30 Hasil : nadi tidak teraturKlien tampak lemah
- Observasi vital sign
08.40 hasil

08.46 Tanda – tanda vital :


Suhu : 36,50 C
Nadi : 91 X/menit
08.47 TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 18X/menit
08.48 - Mengkaji intake dan output cairan
Hasil : BC = 2452-1550 = 902/24 Jam
- memberikan dukungan emosional dan spiritual
08.50 Hasil : klien paham soal dukungan yang diberikan
- menganjurkan beraktivitas sesuai toleransi
hasil : klien Cuma bisa baring dan duduk di tempat
tidur
- mengajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
13.00 dan output cairan harian
hasil : keluarga klien melaporkan hasil input dan
output klien
14.00 - memberikan obat
aspilet 80 mg /24 jam oral
clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral
Captopril 25mg/8 jam oral
3 Intoleransi aktivitas b.d Selasa, - menyediakan lingkungan yang nyaman untuk pasien dengan
ketidakseimbangan antara 05/04/22 membatasi pengunjung
suplai dan kebutuhan 09.30
oksigen hasil : klien dapat beristirahat
09.33 - melakukan ROOM aktif
09.40 hasil : klien merasa nyaman
- Menganjurkan klien untuk duduk di tempat tidur
Indriyanti
Hasil : klien duduk di tempat tidur
09.43 - Menganjurkan klien tirah baring
09.47 Hasil : klien berbaring di tempat tidur dengan posisi semi
fowler
- Mengevaluasi rom aktif
Hasil : klien bergerak miring kanan dan kiri

FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN

Nama / umur : Ny. H /62Thn


Hari/ Tgl Waktu Evaluasi (SOAP/SOAPIER) Nama Jelas
Senin, 13.00 S: nyeri saat beraktifitas skala nyeri 4 NRS indriyanti
04/04/22 O : tampak meringis, mengeluh nyeri
TTV :
Suhu : 36,30 C
Nadi : 93 X/menit
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 21.X/menit
A : nyeri akut belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Identifikasi skala nyeri
Kaji vital sign
terapi relaksasi nafas dalam dan terapi murottal
Pe Arixtra 2.5 mg/24 jam oral
Nitrokaf Retard 2.5 mg/24 jam oral
Bisoprolol 2.5 mg/24 jam oral
Senin, 13.00 S : klien mengatakan sering gelisah indriyanti
04/04/22 O : nadi tidak teratur, Klien tampak lemah
Suhu : 36,30 C
Nadi : 91 X/menit
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 21.X/menit
A : penurunan curah jantung belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Identivikasi tanda/dan gejala penurunan curah jantung
Monitor tekanan darah
Monitor intake dan output cairan
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia
Berikan diet jantung yang sesuai
Berikan dukungan emosional dan spiritual
anjurkan beraktivitas sesuai toleransi
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi pemberian obat
aspilet 80 mg /24 jam oral
clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral
Captopril 25mg/8 jam oral
Senin, 13.00 S : klien mengatakan masih lemas, klien mengatakan belum bisa bergerak secara indriyanti
04/04/22 bebas, klien mengatakan masih dibantu dalam beraktivitas
O : nadi tidak teratur, dibantu beraktifitas
A : intoleransi aktivitas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Observasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
Selasa, 13.00 S: nyeri saat beraktifitas skala nyeri 3 NRS, nyeri hilang timbul
05/04/22 O : meringis menurun
TTV :
Suhu : 360 C
Nadi : 85 X/menit
TD : 115/72 mmHg
Pernapasan : 18.X/menit
A : Nyeri akut belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Identifikasi skala nyeri
Kaji vital sign
Selasa, 13.00 S : klien mengatakan gelisah indriyanti
05/04/22 O : nadi tidak teratur, Klien tampak lemah
Suhu : 360 C
Nadi : 85 X/menit
TD : 115/72 mmHg
Pernapasan : 18.X/menit
A : penurunan curah jantung belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- Identivikasi tanda/dan gejala penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia
- anjurkan beraktivitas sesuai toleransi
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian
- Kolaborasi pemberian obat
aspilet 80 mg /24 jam oral
clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral
- Captopril 25mg/8 jam oral
selasa 13.00 S : klien mengatakan sudah tidak terlalu lemas Indriyanti
05/04/22 klien mengatakan belum bisa bergerak secara bebas
klien mengatakan masih dibantu dalam beraktivitas
O : klien duduk
A : intoleransi aktivitas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Observasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
DISCHARGE PLANNING No reg : 973168
Nama : Ny. H
Jenis kelamin : Perempuan
tanggal MRS : 2022-04-03 Tanggal pindah ruangan: 2022-04-06
Diagnosa : NSTEMI Diagnosa : NSTEMI
Bagian : CVCU Bagian : perawatan PJT LT 5
Dipindahkan dari ruangan dengan keadaan: kondisi stabil
Tekanan darah : 114/66
Nadi : 49 kali/ mnit
Pernapasan : 24 kali / menit
Suhu ; 370c
A. kontrol
Monitor irama jantung
Monitor vital sign
B. tindakan selanjutnya
Monitor irama jantung
Mobilisasi bertahap
C. aturan diet/nutrisi :
Diet gula
D. obat-obatan yang masih diminum
Obat Dosis Rute
Nacl 0.9 % 500 cc /24 jam Intravena
aspilet 80 mg /24 jam oral
clopidogrel 75 mg/ 24 jam oral
Captopril 25mg/8 jam oral
atorvastatin 40 mg/24 jam/oral oral
Arixtra 2.5 mg/24 jam oral
Nitrokaf Retard 2.5 mg/24 jam oral
Bisoprolol 2.5 mg/24 jam oral
Novorapid 20unit/8jam Subkutan
Lovemir 24unit/24 jam Subkutan
E. Aktivitas dan istirahat : istirahat yang cukup
F. yang dibawah pindah (hasil lab, foto, ekg, obat dll)
Pemeriksaan penunjang
Hasil ekg dan lab
Nama obat jumlah dosis frekuensi Cara pemberian
Nacl 0.9 % 0 500 cc 24 jam Intravena
aspilet 0 80 mg 24 jam oral
clopidogrel 0 75 mg 24 jam oral
atorvastatin 2 40 mg 24 jam oral
ceftriaxone 1 1 gr 24 jam intravena

Anda mungkin juga menyukai