Di susun oleh :
Kelompok II
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah analisis/telaah jurnal dengan judul
“Peran Perawat Dalam Identifikasi Dini Dan Penatalaksanaan Pada Acute Coronary
Syndrome”. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas
kelompok dari mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Umiversitas Jenderal Soedirman.
Keberhasilan dari penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Iwan Purnawan, M. Kep., Ns. dan tim keperawatan gawat darurat selaku dosen
pengampu mata kuliah Gawat Darurat
2. Teman-teman kelompok II dan semua pihak yang membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah analisis jurnal ini masih jauh dari sempurna,
meskipun demikian besar harapan kami agar makalah ini bisa bermanfaat.
Saran dan kritik kami harapkan dari berbagai pihak demi kesuksesan makalah
ini.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegawatdaruratan kardiovaskuler merupakan kasus-kasus kegawatan
yang sering terjadi di masyarakat. Kecepatan dan ketepatan penanganan
pertama sangat mempengaruhi keberhasilan menghindari kematian. Acute
Coronary Syndrome (ACS) atau Sindrom koroner Akut (SKA) merupakan suatu
kasus kegawatdaruratan terutama dalam pembuluh darah koroner dan
merupakan sekumpulan sindrom Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan menjadi
penyebab kematian tertinggi di dunia bahkan mengalami peningkatan dalam 10
tahun terakhir ini (Widimsky, 2010).
Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang,
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan
sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah
penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara mimiliki jumlah
penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan
jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
sebanyak 6.690 orang (1,2%)
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritis dan praktis, sehingga dapat digunakan dalam penerapan dan
praktek klinis asuhan keperawatan penanganan kegawatdaruratan acute
coronary syndrome, terutama identifikasi dini dan treatment farmakologi pada
ACS, serta peran perawat dalam penanganan kegawatdaruratan kardiovaskuler
baik prehospital maupun intrahospital pada pasien dengan Acute Coronary
Syndrome.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari telaah jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran perawat dalam identifikasi dini dan penatalaksanaan kegawatdaruratan
kardiovaskuler yaitu pada kasus Acute Coronary Syndrome.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan kegawatan pada sindrom koroner akut, pengertian, tanda &
gejala, serta identifikasi dini pada kasus sindrom koroner akut.
b. Mengetahui tentang penatalaksanaan sindrom koroner akut, baik di rumah
sakit maupun di tempat kejadian.
RESUME JURNAL
A. Judul
Judul dari jurnal ini adalah Peran Perawat Dalam Identifikasi Dini Dan
Penatalaksanaan Pada Acute Coronary Syndrome.
B. Penulis
Penulis jurnal ini adalah Nur Ainiyah dari Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdatul Ulama Surabaya.
C. Latar belakang
Acute coronary syndrome (ACS) atau sindrom koroner akut (SKA)
merupakan suatu kasus kegawatan terutama dalam pembuluh darah koroner dan
merupakan sekumpulan sindrom penyakit jantung koroner (PJK) dan menjadi
penyebab kematian tertinggi didunia bahkan mengalami peningkatan dalam 10
tahun terakhir (Widimsky,2008). Penanganan ACS ini harus dilakukan secara
tepat dan cepat (Cohen, Roubin, Kuepper F,2007) agar angka kematiannya bisa
diminimalkan.
Pada tahun 2001 dilaporkan bahwa kurang lebih 32 juta orang meninggal
dan satu dari tiga orang yang meninggal diseluruh dunia dikarenakan penyakit
kardiovaskular. Di Indonesia angka kematian akibat ACS ini mencapai 26% atau
kurang lebih 53,5 per 100.000 penduduk, berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional (SKRTN) Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami
peningkatan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peran perawat di dalam identifikasi dini dan penatalaksanaan pada
kasus Acute Coronary Syndrome.
E. Metode
Metode yang digunakan dalam jurnal ini studi dokumen yaitu pencarian
literatur dari bulan april 2006 sampai dengan April 2016 pada MEDLINE, NCBI,
CINAHL dengan menggunakan kata kunci : Acute Coronary Syndrome,
penatalaksanaan dan tidak membatasi penggunaan sampel penelitian.
F. Hasil
Hasil dari penelitian ini berdasarkan 10 literatur review yang didapatkan
maka penegakan secara dini diagnosa ACS harus dilakukan dengan segera,
yaitu dapat dilakukan dengan melihat adanya tiga kriteria yaitu nyeri dada,
perubahan gambaran EKG dan pertanda biokimia (serum biomarker). ACS
terbagi menjadi 3 jenis yaitu UAP,NSTEMI dan STEMI. UAP (Unstable Angina
Pectoris) ditandai dengan nyeri dada tipikal yang berlansung pada saat istirahat
terjadi ≥20 menit, pada gambaran EKG tidak ditemukan adanya segmen ST
Elevasi dan tidak ditemukan peningkatan enzyme biomarker jantung. NSTEMI
(Non ST Elevasi Miocard Infark) ditandai dengan adanya nyeri dada tipikal,pada
gambaran EKG biasanya ditemukan gelombang T inverted yang menetap pada 2
lead yang berpasangan tetapi segmen ST elevasi tidak ditemukan secara khas,
biasanya didapatkan peningkatan enzyme biomarker. Pada STEMI (ST Elevasi
Miocard Infark) ditandai dengan nyeri dada tipikal,pada gambaran EKG
ditemukan ST Elevasi yang khas minimal pada 2 lead yang berpasangan, dan
ditemukan adanya peningkatan enzyme biomarker jantung.
G. Kesimpulan
ACS merupakan sekumpulan simptom terjadinya PJK, yang bias berakibat
terjadinya kematian. Pentalaksanaan prehospital serta intrahospital yang tepat
serta kesadaran pasien akan berbahayanya penyakit tersebut akan dapat
mengurangi angka kematian akibat PJK.
PEMBAHASAN
Berdasarkan AHA (2013) spektrum klinis ACS dibagi menjadi tiga yaitu
unstable angine, STEMI dan Non Stemi.
1. Unstable angina l
Didapatkan erosi atau fisur pada plak aterosklerosis yang relatif kecil
dan menimbulkan oklusi trombus yang transien. Trombus bersifat labil dan
menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara 10-20 menit,
sehingga bermanifestasi timbulnya nyeri dada dengan lebih dari 20 menit,
dengan kualitas nyeri tumpul seperti tertindih, tertekan didada disertai
perasaan diperas atau terbakar. Lokasi khas substernal menjalar ke
epigastrium, leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari jari
bagian ulnar (Braunwald, 2002).
Widimsky, Petr, Ivan Rychlik. (2010). Renal disease and acute coronary syndrome. Heart
2010;96:86–92.