PROGRAM KERJA
UNIT HEMODIALISA
TAHUN 2022
BAB X PENUTUP……………………………………………………………….21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LATAR BELAKANG
2
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Tercapainya standar pelayanan minimal yang ditargetkan untuk unit
hemodialisa dan terakreditasinya Rsud Belitung Timur Kabupaten Belitung
Timur dengan akreditasi Paripurna versi 2022.
B. Tujuan Khusus
1. Tercapainya kemampuan memberikan pelayanan hemodialisa secara
profesional
2. Penyediaan fasilitas dan peralatan penanganan pasien hemodialisa sesuai
standar akreditasi.
3. Tercapainya profesionalisme pemberi pelayanan Hemodialisa yang
melakukan pelayanan berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO)
RS dan bersertifikat BLS/BTCLS/ATLS/ACLS serta pelatihan dialisis
yang masih berlaku 100%
4. Tercapainya kepuasan pelanggan pada unit Hemodialisa ≥ 90%
5. Hak pasien dan keluarga tersosialisasikan 100%
6. Asesmen pasien dilaksanakan 100%
7. Kesalahan diagnosa 0%
8. Infeksi nosokomial 0%
9. Edukasi Pasien dilaksanakan 100%
10. Pasien cedera akibat fasilitas Rumah Sakit 0%
11. Terjaminnya keamanan dan keselamatan kerja petugas unit hemodialisa
3
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Pelayanan
1. Pelayanan kegiatan hemodialisa yang profesional yang bersifat paliatif
care
2. Peningkatan mutu tenaga pelayanan khusus unit hemodialisa secara
berkelanjutan dengan mengacu pada standar pelayanan minimal (SPM)
unit hemodialisa, yaitu :
a) Kemampuan melakukan pelayanan dialisis 100%
b) Pelayanan unit hemodialisa terbagi dalam 2 shift, pagi dan sore serta
pelayanan cito.
c) Petugas pemberi pelayanan unit hemodialisa harus bersertifikat
BLS/PPGD/BTCLS/ENIL/GELS/ATLS serta Pelatihan Dialisis dasar
yang masih berlaku.
d) Kepuasan Pelanggan
3. Monitoring supervisi pelayanan medis di ruang tindakan, observasi/rawat
sementara dengan mengacu pada indikator :
a) Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai: Kepatuhan
pemberian label obat high alert oleh farmasi
b) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan: Presentase
kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan
dengan metode enam langkah dan lima moment.
c) Pemasangan akses dialisis dengan prinsip septik dan aseptik yang
sesuai dengan standar operasional prosedur dan sterilisasi akreditasi.
4. Melakukan pelayanan hemodialisa cito.
B. Kegiatan Peningkatan Keselamatan pasien dan Keselamatan Pemberi
Pelayanan
1. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien dibudayakan dengan
menekankan untuk tidak takut melaporkan untuk dicari what & whynya
bukan whonya (perbaikan sistem untuk mencegah tidak terjadinya insiden
keselamatan pasien).
4
2. Insiden keselamatan pasien yang perlu dilakukan pencatatan dan
pelaporan terdiri dari : kejadian tidak cidera (KTC), kejadian tidak
diinginkan (KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian potensial cidera
(KPC).
3. Untuk meningkatkan perhatian, kesejahteraan, keselamatan dan keamanan
petugas / staff dalam bekerja maka dilakukan pencatatan dan pelaporan
insiden kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan tim
K3 RS.
C. Kegiatan Konsolidasi Staff
1. Breafing tiap pagi hari sebelum tindakan kepasien
2. Pertemuan Bulanan Staf
3. Sosialisasi Rapat/Pelatihan
D. Kegiatan Administratif
1. Penyusunan Pedoman Pelayanan unit Hemodialisa
2. Penyusunan Pedoman Pengorganisasian Unit Hemodialisa
3. Pendaftaran dan pelaporan unit hemodialisa RSUD Belitung Timur ke
Indonesian Renal Registry (IRR).
4. Penyusunan program kerja tahunan unit hemodialisa RSUD Belitung
Timur
5. Perencanaan pengembangan pendidikan berkelanjutan petugas medis dan
paramedis unit hemodialisa
6. Perencanaan pendaftaran petugas medis dan paramedis tenaga kesehatan
haji Indonesia
7. Pembuatan dan pengelolaan akun media sosial sebagai sarana promotif
dan preventif
8. Pelatihan penggunaan mesin hemodialisa
9. Pengusulan pelatihan dialisis untuk dokter Spesialis Penyakit dalam dan
perawat, serta pelatihan teknisi perawatan mesin dialisis.
10. Perencanaan penambahan ruangan penanganan gawat darurat di unit
hemodialisa
11. Perencanaan pemasangan instalasi oksigen sentral.
12. Perencanaan pembukaan pelayanan hemodialisis infeksius.
5
13. Perencanaan pemasangan pegangan pengaman pasien didinding koridor
dan toilet, serta pemasangan toilet duduk.
14. Perencanaan kerja sama untuk pelayanan operasi AV shunt/Cimino
dengan dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular.
15. Perencanaan dan analisis kebutuhan pembukaan unit CAPD.
16. Pengumpulan dan penyusunan standar prosedur operasional di unit
hemodialisa
17. Pencatatan dan pelaporan pasien yang menjalani hemodialisa elektif dan
akut
18. Pencatatan dan pelaporan reuse dializer pasien
19. Pencatatan dan pelaporan kasus kematian di unit hemodialisa
6
BAB V
CARA MELAKSANAKAN PROGRAM
A. Kegiatan Pelayanan.
Pelayanan hemodialisa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
diberikan kepada pasien dengan penyakit kronik yang bersifat pelayanan
perawatan paliatif (paliatif care). Paramedis diruangan hemodialisa merupakan
perawat dengan jenjang karir perawat klinis (PK) III / PK II (dengan syarat
minimal 2 tahun pengalaman kerja di Keperawatan Medikal Bedah / kritis /
gawat darurat) bersertifikat BTCLS / ENIL / ACLS / dan Pelatihan Dialisis
Dasar yang masih berlaku. Tenaga medis di unit Hemodialisa meliputi Dokter
SpPD KGH sebagai supervisor, Dokter SpPD pelatihan Hemodialisa sebagai
dokter penanggung jawab, serta dokter umum pelatihan dialisis sebagai dokter
pelaksana harian. Peningkatan kemampuan dialisis untuk meningkatkan
pelayanan dialisis dilakukan dengan cara memetakan kebutuhan petugas medis
dan paramedis sesuai dengan persyaratan dari BPJS dan rekomendasi dari
Perhimpunan Nefrolog Indonesia (Pernefri) serta Ikatan Perawat Dialisis
Indonesia (IPDI). Untuk selanjutnya dilakukan pelatihan dialisis kepada
petugas medis dan paramedis yang belum mempunyai sertifikat pelatihan dasar
dialisis.
Kegiatan pelayanan di unit hemodialisis terbagi dalam dua shift pagi
dan sore serta ditambah dengan jadwal cito. Jadwal dinas dibuat oleh kepala
unit setiap bulan dengan mengetahui kepala instalasi rawat jalan dan kepala
bidang pelayanan medis dan keperawatan RSUD Belitung Timur. Setiap shift
terdiri dari 1 orang perawat mahir hemodialisa. Petugas cito terdiri dari 2 orang,
setiap selesai jaga cito petugas libur 1 hari.
7
yang mempunyai komplikasi teknis maupun non teknis. Untuk meningkatkan
keselamatan dan keamanan pasien sebagai penyedia layanan kesehatan, RSUD
Belitung Timur harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia baik
medis, paramedis maupun teknisi melalui pelatihan, seminar dan simposium
yang berhubungan dengan dialisis, sehingga dapat memberikan pelayanan
yang baik secara profesional dan bersifat paliatif care.
Sarana dan prasarana untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
pasien dialisis diantaranya dengan menggunakan tempat tidur yang
mempunyai pengaman, tersedianya handrail di dinding lorong dan toilet,
tersedianya toilet duduk, terpasangnya instalasi oksigen sentral, tersedianya
ruangan penanganan gawat darurat beserta alat-alat emergency dan sarana
pendukung lainnya sesuai dengan standar pelayanan minimal serta persyaratan
akreditasi di unit Dialisis.
Mekanisme penyelesaian terhadap kejadian atau insiden pada pasien
dan petugas yang ada di unit hemodialisa diupayakan dilakukan dengan
pendekatan pemecahan masalah win-win solution mencari penyebab dan
solusi, bukan menekankan kepada personal. Penyelesaian masalah lebih lanjut
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat dan disepakati di RSUD
Belitung Timur.
Pelaporan terhadap insiden pasien dan kecelakaan kerja petugas di
lakukan secara tertulis. Pencatatan dan pelaporan insiden pasien terdiri dari :
kejadian tidak cidera (KTC), kejadian tidak diinginkan (KTD), kejadian nyaris
cidera (KNC), kejadian potensial cidera (KPC). Pencatatan dan pelaporan
insiden kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan tim
kesehatan keselamatan kerja rumah sakit (K3 RS).
8
D. Kegiatan Administratif
Penyusunan pedoman pelayanan dan pengorganisasian serta standar
prosedur operasional unit hemodialisa disusun berdasarkan tinjauan teori,
kondisi dilapangan, konsensus pernefri serta petunjuk akreditasi rumah sakit.
Pedoman pelayanan, pengorganisasian dan standar prosedur operasional ini di
usulkan dalam bentuk draft dari unit hemodialisa untuk nantinya dilakukan
penelaahan dan kemudian disepakati serta disahkan oleh direktur RSUD
Belitung Timur.
Pelatihan penggunaan mesin hemodialisa dilakukan oleh trainer yang
berpengalaman menggunakan mesin hemodialisa NIKKISO. Trainer tersebut
di datangkan oleh pihak ketiga dan akan mendampingi perawat pelaksana unit
hemodialisa RSUD Belitung Timur sampai mahir menggunakan mesin
NIKKISO. Pendampingan oleh trainer akan dimulai ketika unit hemodialisa
sudah memulai memberikan pelayanan dialisis kepada pasien.
Pelatihan dialisis pada tahun 2022 direncanakan dilakukan untuk dokter
spesialis penyakit dalam dan 2 orang perawat. Sebagai syarat dari badan
pekerja jaminan sosial (BPJS) untuk pendirian unit hemodialisa yang
mempunya 5 unit mesin hemodialisa harus mempunyai 1 dokter spesialis
penyakit dalam, 1 dokter umum serta 3 perawat pelatihan dialisis. Saat ini unit
hemodialisa RSUD Belitung Timur baru memiliki 1 dokter umum dan 2
perawat pelatihan dialisis. Pengusulan pelatihan dilakukan oleh unit
hemodialisa dengan mengetahui kepala bidang pelayanan medik dan
keperawatan untuk selanjutnya disetujui oleh direktur RSUD belitung timur
dan kemudian diusulkan ke pihak ketiga sebagai penanggung biaya pelatihan
sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Selanjutnya pihak ketiga
mendaftarkan peserta pelatihan ke penyelenggara pelatihan dialisis.
Pengembangan pendidikan berkelanjutan untuk dokter dan perawat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan profesionalitas
dalam memberikan pelayanan di unit hemodialisa. Pengembangan pendidikan
ini dilakukan dengan mendaftarkan petugas medis dan paramedis unit
hemodialisa untuk mengikuti program tugas belajar yang diadakan oleh
9
pemerintah daerah maupun Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). Selain itu setiap tahun petugas medis
beserta paramedis unit hemodialisa mengikuti simposium / seminar yang
diadakan oleh PERNEFRI dan IPDI. Petugas paramedis dan medis yang
mengikuti simposium dijadwalkan secara bergantian 1/2 orang setiap
tahunnya. Petugas paramedis yang diusulkan untuk mengikuti tugas belajar
dijadwalkan secara berurutan setiap tahunnya.
Perencanaan pembukaan unit Continues Ambulatory Peritoneal
Dialisys (CAPD) dilakukan dengan menganalisa sumber daya manusia dan
sarana prasarana yang menunjang unit tersebut. Pasien yang menjalani
hemodialisa yang berasal dari belitung timur masih banyak yang menggunakan
akses femoralis. Beberapa pasien lansia yang menggunakan akses femoralis
selama bertahun-tahun mempunyai tingkat keberhasilan yang kecil untuk
mandapatkan hasil operasi pembuatan cimino/AV shunt yang baik, karena
pembuluh darah yang sudah rusak. Sehingga sebagai alternatif, pasien tersebut
sangat dianjurkan untuk menggunakan CAPD. RSUD Belitung Timur saat ini
sudah mempunyai dokter spesialis bedah digestif yang bisa melakukan
pemasangan tenkhoff cathether. Akan tetapi perlu di pertimbangkan kebutuhan
tenaga lainnya seperti dokter SpPD KGH (untuk peresepan HD CAPD),
perawat mahir minimal bersertifikat pelatihan dialisis dasar. Selain tenaga
medis dan paramedis perlu diperhatikan juga kebutuhan sarana dan prasarana
pendukung unit CAPD seperti ; kepastian persediaan cairan dianeal dan
ruangan steril dan bersih khusus CAPD.
Proses hemodialisis merupakan suatu proses mengeluarkan darah dari
akses inlet ditubuh pasien dan kemudian memasuki sirkulasi ekstrakorporeal
selanjutnya mengalami proses difusi, ultrafiltrasi dan konveksi di ginjal buatan
(dializer) kemudian darah dari mesin yang telah terdialisis masuk kembali
ketubuh pasien melalui akses outlet. Akses yang bagus dalam proses dialisis
sangat menentukan adekuasi dialisis. Cimino / AV Shunt atau AV Graft
merupakan akses dialisis yang banyak memberikan keuntungan untuk pasien
maupun petugas dialisis diantaranya tercapainya adekuasi dialisis pasien,
pasien tidak merasakan sakit yang berlebihan ketika akses dan memudahkan
10
petugas untuk melakukan akses dialisis. Operasi pemasangan akses cimino /
AV shunt dan AV graft hanya dilakukan oleh dokter Spesialis Bedah.
SubSpesialis bedah vaskuler dan endovaskular (Sp.B Sub Sp. BVE(K)), oleh
sebab itu perlu dilakukan perencanaan kerjasama dengan dokter Sp.B Sub Sp.
BVE(K) untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien gagal ginjal
yang memerlukan terapi pengganti ginjal.
Pengusulan pendaftaran tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dari
unit hemodialisa RSUD Belitung Timur dilakukan setiap tahun. Tenaga medis
maupun paramedis diusulkan secara bergantian 1 orang setiap tahunnya, dan
dijadwalkan dengan berurutan sesuai dengan hasil kesepakatan petugas unit
hemodialisa RSUD Belitung Timur.
E. Kegiatan survey kepuasan pelanggan
Survey kepuasan dilakukan setiap 1 semester sekali atau sesuai dengan
prosedur tetap yang telah disusun oleh bagian mutu RSUD Belitung Timur.
Survey ini dilakukan oleh tim mutu RSUD Belitung Timur.
11
BAB VI
SASARAN PROGRAM
12
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO NAMA KEGIATAN B U L A N
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
1 Breafing setiap pagi
2 Pertemuan bulanan staf
3 • Penyusunan Pedoman Pelayanan unit
Hemodialisa
4 • Penyusunan Pedoman
Pengorganisasian Unit Hemodialisa
5 • Pengumpulan dan penyusunan standar
prosedur operasional di unit
hemodialisa
6 Pendaftaran dan pelaporan unit
hemodialisa RSUD Belitung Timur ke
Indonesian Renal Registry (IRR).
13
7 Penyusunan program kerja tahunan
unit hemodialisa RSUD Belitung
Timur
8 Pelatihan penggunaan mesin
hemodialisa
9 Pengusulan pelatihan dialisis untuk
dokter Spesialis Penyakit dalam dan
perawat, serta pelatihan teknisi
perawatan mesin dialisis.
10 Pembuatan dan pengelolaan akun
media sosial sebagai sarana promotif
dan preventif
11 Perencanaan penambahan ruangan
penanganan gawat darurat di unit
hemodialisa
12 Perencanaan pembukaan ruangan
infeksius
14
13 Perencanaan pemasangan oksigen
sentral
14 Perencanaan pemasangan pegangan
pengaman pasien didinding koridor
dan toilet, serta pemasangan toilet
duduk.
15 Perencanaan pengembangan
pendidikan berkelanjutan petugas
medis dan paramedis unit hemodialisa
16 Perencanaan pendaftaran petugas
medis dan paramedis tenaga kesehatan
haji Indonesia
17 Perencanaan kerja sama untuk
pelayanan operasi AV shunt/Cimino
dengan dokter spesialis bedah vaskular
dan endovaskular.
18 Perencanaan dan analisis kebutuhan
pembukaan unit CAPD.
15
19 Pencatatan dan pelaporan pasien yang
menjalani hemodialisa elektif dan akut
20 Pencatatan dan pelaporan reuse
dializer pasien
21 Pencatatan dan pelaporan kasus
kematian di unit hemodialisa
22 Kegiatan survey pelanggan
16
VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
A. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting di setiap organisasi,
termasuk di unit Hemodialisa. Oleh karena itu evaluasi dilakukan setiap saat,
yaitu di akhir kegiatan setiap hari, setiap bulan, dan setiap tahun. Evaluasi
harian dilakukan dengan melihat pendokumentasian hasil pelayanan. Evaluasi
bulanan dituangkan dalam laporan bulanan, dan evaluasi tahunan dituangkan
dalam laporan tahunan.
B. Pelaporan
Pelaporan kegiatan unit hemodialisa dituangkan dalam bentuk
dokumen laporan harian, bulanan dan tahunan.
17
BAB XI
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
18
BAB IV
PENUTUP
19