Anda di halaman 1dari 6

POLICY BRIEF

____________________________________________________________________________________________________

Rencana Kontijensi Di Provinsi Gorontalo

28 Desember 2022
1. PENDAHULUAN
Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh faktor alam ataupun
faktor manusia, yang menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, dan kerugian
harta benda, dan dampak psikologis, yang tidak bisa dihindari, dan diprediksi. Oleh sebab itu,
diperlukan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, termasuk kompetensi
petugas dan masyarakat, yang bertujuan untuk menurunkan resiko bencana. salah satu
perencanaan dalam menghadapi berbagai risiko bencana adalah rencana kontijensi,
Perencanaan kontijensi adalah bagian yang digunakan dalam siklus menajemen risiko. Maka
dari itu, pemetaan risiko potensi bencana dimasing-masing Kabupaten/Kota sangat
diperlukan, sehingga masalah-masalah krisis kesehatan akibat bencana dapat identifikasi dan
minimalisir.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengikuti apel gelar almatsus kesiapsiagaan
bencana alam hidrometeorologi yang dilaksanakan di halaman Makorem 133 Nani Wartabone
Gorontalo. Kegiatan ini merupakan agenda dari Rencana Kontijensi Aman Nusa II tahun 2020
Polda Gorontalo tentang kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana. Adapun unsur yang
terlibat pada kegiatan ini antara lain TNI, Polri, basarnas dan instansi terkait di lingkungan
pemerintah provinsi Gorontalo (BPBD, pemadam kebakaran, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan,
Dinas Perhubungan dan Satpol pp). Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
Andriyanto Abdussamad, SKM, M.Kes, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
memperkuat koordinasi antar lembaga yang menangani bencana. Kegiatan ini juga diharapkan
dapat melatih kesiapsiagaan tim medis terkait pelayanan kesehatan dalam menghadapi
ancaman bencana sekaligus kesiapan sarana prasarana alat, BHP dan obat-obatan bencana
agar tetap siap terutama pada saat dibutuhkan.
Salah satu rencana siaga dalam penanggulangan bencana adalah rencana kontinjensi.
Hal ini seperti yang telah diamanatkan dalam PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pada Pasal 17 ayat 3 yang menyebutkan bahwa
rencana penanggulangan kedaruratan bencana dapat dilengkapi dengan penyusunan rencana
kontinjensi. Rencana kontinjensi merupakan rencana terintegrasi yang berisi upaya-upaya
yang dilakukan oleh pemerintah daerah, masyarakat serta lembaga usaha dalam menghadapi
ancaman bencana. Perencanaan kontinjensi bertujuan untuk memastikan kesiapan para
pemangku kepentingan dan ketersediaan sumberdaya dalam menghadapi potensi kejadian
darurat bencana di suatu wilayah. Sebagai rencana yang terintegrasi, rencana kontinjensi
dibuat secara bersama-sama dengan penetapan skenario sesuai kesepakatan bersama.
Kesepakatan ini menjadi modal utama dalam rencana kontinjensi.
Penyusunan rencana kontinjensi sebagai upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana telah
dilakukan di sebagian besar Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Indonesia. Jumlah Rencana
Kontinjensi yang telah tersusun dari tahun 2009 hingga tahun 2016 adalah sebanyak 185
dokumen. Sayangnya dokumen yang disusun dengan melibatkan banyak stakeholder
penanggulangan bencana belum diketahui banyak pihak dan sulit diakses yang antara lain
disebabkan karena minimnya biaya pencetakan dan adanya rotasi pergantian pejabat di daerah
yang sangat cepat. Sistem Informasi Rencana Kontinjensi atau disingkat Si Renkon adalah
upaya manajemen dokumen rencana kontinjensi dan mendiseminasikannya kepada seluruh
stakeholder penanggulangan bencana agar nantinya penanganan bencana dapat terlaksana
dengan lebih efektif, efisien, dan profesional.

2. KERANGKA PEMIKIRAN

Rencana Kontinjensi

Manfaat bagi masyarakat Manfaat bagi BPBD dan SKPD Manfaat bagi institusi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada bagan diatas dapat dilihat bahwa dalam Rencana Kontinjensi Di
Provinsi Gorontalo terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan yakni terdiri dari apa
Manfaat bagi masyarakat, Manfaat bagi BPBD dan SKPD dan Manfaat bagi institusi. Sistem
informasi rencana kontinjensi memiliki manfaat antara lain sebagai berikut :
a) Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat yang tinggal di daerah bencana memiliki perencanaan penanggulangan
bencana yang komprehensif sehingga jika keadaan darurat bencana terjadi, maka penanganan
kepada masyarakat dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
b) Manfaat bagi BPBD dan SKPD terkait penanggulangan bencana
1. Mempermudah pencarian dan pengunduhan rencana kontinjensi yang diperlukan
2. Meningkatnya profesionalitas dalam pelayanan penanganan kedaruratan bencana
karena adanya gambaran jumlah korban, jumlah sumberdaya yang dibutuhkan dan
yang dimiliki serta kesenjangan antar keduanya.
3. Meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
c) Manfaat bagi institusi
1. Terdokumentasikannya rencana kontinjensi yang telah disusun di seluruh Indonesia.
2. Mempermudah mendapatkan dokumen rencana kontinjensi yang sudah disusun di
suatu daerah berdasarkan jenis bencananya
3. Berkurangnya biaya pencetakan dokumen rencana kontinjensi serta biaya
pengirimannya ke daerah
4. Meningkatkan kualitas pelayanan saat penanganan darurat bencana dengan adanya
rencana kontinjensi yang lebih tepat dan akurat.
Undang-undang Nomor 24 Republik Indonesia tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana merupakan acuan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Gorontalo sebagai wajah organisasi komprehensif menangani penanggulangan bencana.
Pembentukan Badan ini sebagai wahana untuk menjamin keterpaduan dalam penyusunan
kebijakan dalam pelaksanaan operasional Penanggulangan Bencana Daerah dengan tetap
mengupayakan peningkatan koordinasi searah dan terpadu. Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Gorontalo adalah perangkat Daerah Provinsi yang terbentuk dengan Perda
nomor : 6 tahun 2009 tanggal 30 September 2009 dan tugas serta fungsinya untuk
Penanggulangan Bencana sesuai Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor: 21 Tahun 2014
tentang Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo
mempunyai tugas menyelenggarakan tugas sesuai dengan kebijakan pemerintah Daerah dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta menyelenggarakan fungsi pemerintahan dan
penetapan kebijakan penanggulangan dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat,
tepat dan efisien, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana,terpadu dan menyeluruh.
Memperhatikan kondisi dan kecenderungan perkembangan permasalahan penanganan
bencana serta tantangan dan kemampuan penanganan yang dimiliki, maka dipandang perlu
disusun suatu Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Gorontalo Tahun 2017–2022 yang merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2017 –2022 .
RENSTRA Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo ini secara substansial
akan dijabarkan kedalam program-program yang aplikatif sesuai dengan visi dan misi Badan
Penanggulangan Bencana selama lima tahun kedepan dan sekaligus menjadi acuan dan
panduan untuk mengantisipasi dan menangani bencana selama periode 2017–2022 .
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini melalui 3 (tiga) tahapan yakni :
1. Tahapan Penyusunan Rancangan Renstra yang meliputi pengolahan data dan informasi,
analisis gambaran SKPD, Review Renstra K/L terkait, Review RTRW, Dokumen KLHS,
Perumusan isu-isu strategis, perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan.
2. Tahap Penyusunan Rancangan Akhir yakni verifikasi rancangan Renstra terhadap
rancangan awal RPJMD hingga penyempurnaan menjadi rancangan akhir Renstra SKPD.
3. Penetapan yakni verifikasi terhadap rancangan akhir Renstra SKPD hingga penetapan
Renstra SKPD

3. METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan didalam penulisan ini yaitu metode analisis deskriptif,
Menurut Arikunto (2019, hlm. 3) analisis deskriptif adalah penulisan yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan. Sedangkan, menurut Sukmadinata (2017, hlm. 72) analisis
deskriptif adalah suatu bentuk penulisan yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia yang bisa
mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa RPJM Daerah merupakan bagian
yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional, yang bertujuan untuk
mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. Oleh karena itu RPJM Daerah harus
sinkron dan sinergis antar daerah, antar waktu, antar ruang, dan antar fungsi pemerintah, serta
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo dalam
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan RPJM Daerah Provinsi Gorontalo dan
memperhatikan RPJM Nasional serta Renstra Daerah Provinsi Gorontalo . Selain itu
penyusunan Renstra SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo juga
dipergunakan sebagai landasan dalam menyusun Rencana Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Gorontalo sebagai dokumen perencanaan operasional tahunan.
Sehingga Renstra SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo harus
selaras dan sinkron dengan berbagai dokumen perencanaan dan peraturan baik di tingkat
Nasional maupun Provinsi Gorontalo.

5. SARAN
Disarankan pada pemerintahan provinsi Gorontalo untuk fokus pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo dalam pengelolaannya mengacu kepada
sistem manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana, yang merupakan suatu
sistem yang menjelaskan tentang logistik dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi bencana pada masa pra bencana, pada saat terjadi bencana dan pada pasca
bencana, pemerintah harus mengelola Rencana Kontinjensi harus sesuai dengan Peraturan
Kepala BNPB Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan
Penanggulangan Bencana.

6. REKOMENDASI
Dalam Rencana Kontinjensi dapat direkomendasikan Untuk memenuhi kebutuhan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo (BPBD) mejalankan kinerja
pelayanan melalui pelaksanaan fungsinya, yaitu :
1. Fungsi koordinasi penanggulangan bencana;
2. Fungsi komando penanggulangan bencana dan
3. Fungsi eksekutor/pelaksana penanggulangan bencana. Fungsi pelayanan itu akan
tergambar dari analisis Kinerja pelayanan BPBD yang ditinjau dari berbagai sisi yaitu :
a. Pelayanan Program dan Anggaran Bidang-Bidang pada BPBD Provinsi Gorontalo.
b. Dukungan Program dan Anggaran Stakeholders Terkait :
 Pemerintah Pusat (BNPB, Kemendagri)
 Instansi Pusat di Daerah (SAR TNI/Polri, Balai Sungai, Balai Jalan, Bulog,
BPKP, BPK, dll)
 Keakuratan Prakiraan Bencana BMKG
 SKPD Terkait Provinsi
 BPBD Kabupaten/Kota
 Pelibatan Camat
 Pelibatan Kepala Lurah/Desa
 Pelibatan Masyarakat/Relawan.

Anda mungkin juga menyukai