Rencana Nasional
Penanggulangan
Bencana 2020-2024
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Rencana Nasional
Penanggulangan
Bencana 2020-2024
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
i
(RENAS PB) - 2020-2024
Doni Monardo
ii
Pengantar Kepala BNPB
D
alam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
Dokumen RENAS PB ini disusun berdasarkan capaian, tantangan dan peluang dalam
Bencana Tahun 2019, dan akar masalah kebencanaan. RENAS PB ini merupakan penjabaran
RIPB 2020-2044 dan RPJMN IV pada skala operasional untuk periode perencanaan 2020-
Dengan telah tersusunnya RENAS PB 2020-2024, diharapkan dapat menjadi rujuan bagi
seluruh institusi terkait penanggulangan bencana pada tingkat pusat atau pun daerah,
Doni Monardo
iii
(RENAS PB) - 2020-2024
Ringkasan
Eksekutif
iv
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Ringkasan Eksekutif
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2020-2024
R
encana Nasional Penanggulangan Bencana adalah rencana yang
memuat kebijakan dan strategi serta pilihan tindakan untuk mencapai
tingkat pusat atau pun daerah, pemerintah mau pun non pemerintah. Dalam posisi
ini, RENAS PB menjadi rujukan bagi komitmen negara untuk melindungi bangsanya
melalui, penyediaan sumberdaya, serta kesatuan tindak bagi seluruh institusi terkait
Bencana (BNPB).
v
(RENAS PB) - 2020-2024
Indonesia
vi
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Buku Utama merupakan batang tubuh dari RENAS PB 2020-2024. Buku ini
kabupaten/kota.
Buku Lampiran Dua: Rincian Rencana Aksi Nasional adalah buku yang
adalah:
vii
(RENAS PB) - 2020-2024
BERKELANJUTAN”
teknologi, dan kepakaran perlu diwadahi dalam suatu kolaborasi Big Data agar
dapat mendorong terciptanya teknologi keselamatan bencana dan sistem
viii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan
tingkat risiko bencana yang tinggi. Hal tersebut disebabkan tingginya tingkat
ix
(RENAS PB) - 2020-2024
bencana yang cepat dan andal, dengan strategi Penguatan Sistem dan
Operasionalisasi Penanganan Darurat Bencana;
1) Implementatif kolaboratif
2) Perspektif fungsional
Rencana aksi difokuskan agar mampu menjawab isu bencana masa datang
3) Lingkup keterlibatan
x
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Kebijakan dan strategi RENAS PB diturunkan dalam 27 aksi dan 119 indikator aksi,
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah. Detail Rencana Aksi dapat dilihat pada
xi
(RENAS PB) - 2020-2024
xii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
xiii
(RENAS PB) - 2020-2024
xiv
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
xv
(RENAS PB) - 2020-2024
xvi
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
xvii
(RENAS PB) - 2020-2024
xviii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
xix
(RENAS PB) - 2020-2024
xx
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
xxi
(RENAS PB) - 2020-2024
xxii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Pengarusutamaan
PB.
c. Substansi, berupa kesesuaian RENAS PB dengan Tupoksi lembaga terkait.
d. Khusus untuk Lembaga Non Pemerintah, kerangka pengarusutamaan juga
nya masing-masing.
xxiii
(RENAS PB) - 2020-2024
a. Sekretariat RENAS PB
b. Dashboard
PB dan Isu Lintas Sektor yang berkembang dalam pelaksanaan RENAS PB.
PB. Pada Forum Kolaborasi Non Pemerintah juga dilakukan tracking dan
tagging terhadap pencapaian sasaran RENAS PB berdasarkan Laporan
xxiv
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
PMK).
SPM sebagai Tim Penerapan SPM yang dibentuk oleh Kepala Daerah
dalam kurun 5 tahun. RENAS PB dapat direvisi pada Tahun 2022 bila dibutuhkan.
Kebutuhan revisi RENAS PB disebabkan oleh perubahan kebijakan nasional serta
xxv
(RENAS PB) - 2020-2024
RENAS PB
f. Evaluasi pelaksanaan RENAS PB dilakukan melalui Rapat Steering
xxvi
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Pelaksanaan MEP dilakukan secara sistematis oleh semua pihak sesuai dengan
xxvii
(RENAS PB) - 2020-2024
Daftar
isi
xxviii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Daftar Isi
xxx
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Daftar Tabel
Tabel 1. Daftar Provinsi Rawan Bencana Karhutla ........................................ 60
Tabel 2. Tahapan Arah Kebijakan Penanggulangan Bencana 2005
hingga 2025 ................................................................................................................ 76
Tabel 3. Fokus Prioritas, Aksi dan Indikator Aksi ........................................... 85
Tabel 4. Strategi Komunikasi Pengarusutamaan RENAS PB 2020-2024
....................................................................................................................................... 112
Tabel 5. Penyesuaian RENAS PB 2020-2024 dengan RPJMN 2020-2024
dan RIPB 2020-2044 .............................................................................................. 114
Tabel 6. Komponen Kunci Pengarusutamaan Gender .............................. 119
Daftar Gambar
Gambar 1. Posisi RENAS PB dalam Perencanaan Pembangunan .. 40
Gambar 2. Posisi RENAS PB dalam Perencanaan Penanggulangan
Bencana ........................................................................................ 41
Gambar 3. Aktivitas Gempabumi di Indonesia 2013-2018 .............. 49
Gambar 4. Gunungapi di Indonesia ......................................................... 51
Gambar 5. Potensi Gunungapi meletus dalam 10 tahun ke depan
......................................................................................................... 54
Gambar 6. Level Status Peringatan Aktivitas Gunungapi ................. 55
Gambar 7. Kawasan Strategis berada di Zona Rawan Gempabumi
......................................................................................................... 55
Gambar 8. Kemampuan Rehabilitasi Hutan Lindung oleh
Pemerintah .................................................................................. 65
Gambar 9. Tren Penurunan Titik Panas di Area Konsesi (2014-
2018) .............................................................................................. 67
Gambar 10. Kerugian Ekonomi Akibat Bencana di Indonesia. .......... 78
Gambar 11. Kerangka Pengarusutamaan RENAS PB 2020-2024 ...109
Gambar 12. Kerangka Monitoring dan Evaluasi RENAS PB 2020-
2024 .............................................................................................131
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 1
Pengantar
xxxii
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
BAB 1
Pengantar
P
enyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia telah mencapai
kemitraan antar pihak untuk menghadapi risiko bencana. Seluruh capaian ini juga
diakui oleh dunia internasional hingga memperkuat posisi Indonesia dalam kancah
Di sisi lain, berbagai bencana juga melanda Indonesia dan menimbulkan kerugian
dan korban yang cukup besar. Terakhir adalah dikeluarkannya status bencana
nasional untuk bencana non-alam akibat pandemi corona virus disease yang
terdeteksi pada akhir Tahun 2019 (lebih dikenal sebagai Covid-19). Pandemi Covid-
19 menyerang seluruh negara di dunia. Pandemi Covid-19 di Indonesia, berdampak
dokumen ini, Indonesia masih berada pada kondisi status darurat bencana nasional.
33
(RENAS PB) - 2020-2024
bencana alam lain yang tetap berisiko terjadi bersamaan dengan bencana non-
alam.
secara keseluruhan. Saat dokumen ini disusun, tengah dibahas berbagai pasal
Konsepsi
tahun.
34
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Sendai Frameworks for Disaster Risk Reduction (SFDRR-Kerangka Kerja Sendai untuk
Pengurangan Risiko Bencana), dan Sustainable Development Goals (SDGs-Tujuan-
bencana.
ini, RENAS PB menjadi rujukan bagi komitmen negara untuk melindungi bangsanya
melalui, penyediaan sumberdaya, serta kesatuan tindak bagi seluruh institusi terkait
35
(RENAS PB) - 2020-2024
Bencana (BNPB).
Landasan
kewenangannya
1
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah
36
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Penanggulangan Bencana
selama 5 (lima) tahun, dan dapat ditinjau secara berkala setiap 2 (dua)
tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana.
Penanggulangan Bencana.
Lingkup
37
(RENAS PB) - 2020-2024
proses penyusunan.
38
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
gunung api;
Nasional;
d. ancaman bencana yang mengancam aset vital
pemerintahan, keamanan dan pertahanan negara;
PB.
39
(RENAS PB) - 2020-2024
40
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
yang tersedia.
41
(RENAS PB) - 2020-2024
masa aman, masa siaga, masa krisis dan darurat serta masa rehabilitasi
harus mengacu pada koridor dan petunjuk yang telah diberikan dalam
RENAS PB.
bencana Indonesia.
42
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Penyusun
2024, tim ini terdiri dari para praktisi penanggulangan bencana yang
Mekanisme Penyusunan
Penyusunan RENAS PB mengikuti dimensi-dimensi perencanaan pada Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dimensi tersebut yaitu dimensi teknokratik,
topdown, bottom-up, partisipatif dan politis.
narasumber.
43
(RENAS PB) - 2020-2024
kementerian/lembaga;
Masa Berlaku
1) RENAS PB berlaku dari Tahun 2020 hingga Tahun 2024.
44
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Struktur Penulisan
RENAS PB terdiri dari 3 bagian yang tidak terpisahkan.
Buku Utama merupakan batang tubuh dari RENAS PB 2020-2024. Buku ini
berisikan bab-bab yang menerangkan Kebijakan Strategi Nasional, Rencana
Aksi Nasional, Mekanisme Penerapan dan Pembaruan serta Mekanisme
Pengarusutamaan.
Buku Lampiran Dua: Rincian Rencana Aksi Nasional adalah buku yang
memaparkan aksi-aksi yang akan diterapkan di Indonesia dalam periode
RENAS PB 2020-2024. Aksi-aksi ini disusun mengacu kepada kebijakan
penanggulangan bencana nasional. Lampiran ini memberikan pedoman
bagi tiap-tiap kementerian/lembaga dalam menyusun rencana kegiatan
tahunannya.
45
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 2
Kebijakan dan
Strategi Nasional
46
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Bab 2
Kebijakan dan Strategi Nasional
K
ebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Penanggulangan Bencana
merupakan arah dan jalur bagi penyelenggaraan penanggulangan
memenuhi kebutuhan para pihak dan bukan hanya ditujukan untuk pemerintah
Isu Strategis
47
(RENAS PB) - 2020-2024
namun bila terjadi pada jalur sesar aktif di kedalaman yang dangkal
maka gempa tersebut dapat menimbulkan kerusakan infrastruktur
6.000 kali
48
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
49
(RENAS PB) - 2020-2024
dan tepat dalam upaya penanganan dan tindak lanjut dari aktivitas
bencana gunungapi;
50
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
melingkupi:
gunungapi (GPS)
51
(RENAS PB) - 2020-2024
(komputer)
lain melingkupi:
52
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
magma)
turunan.
Tiga desa itu adalah Lubuk Laweh, Pulau Kota Air, dan Jumanak.
Ketiga desa ini berada di lembah sisi barat Gunung Tandikek yang
dibelah oleh sebuah sungai, dalam sekejap lenyap ditelan
53
(RENAS PB) - 2020-2024
m.
54
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
rawan gunungapi.
55
(RENAS PB) - 2020-2024
56
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Indonesia.
tsunami pada tahun 2015 berjumlah 3,7 juta jiwa dan pada tahun
57
(RENAS PB) - 2020-2024
tsunami.
sedimentasi DAS
cenderung mengalami defisit dan krisis dalam tata kelola air. Laju
58
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Laju erosi yang tinggi akibat curah hujan juga berakibat pada
tinggi. Hal ini berakibat pada meluasnya area rawan longsor. Hal ini
juga tidak diimbangi dengan tata kelola lahan dan tata ruang serta
c) Terdapat daerah baru dan lahan non gambut yang terbakar (Kaltim,
Aceh, Papua)
Timur, Aceh, dan Papua. Hal ini perlu menjadi perhatian agar tidak
berkembang menjadi episentrum baru dalam penanggulangan
59
(RENAS PB) - 2020-2024
kebakaran (SPBK) yang dilengkapi dengan data titik api (hot spot),
60
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
61
(RENAS PB) - 2020-2024
RPB terkadang belum terintegrasi dengan RPJMD dan Visi Misi Kepala
Daerah terpilih.
Kerja Sama antar daerah wajib bagi daerah yang mempunyai potensi
62
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
2020 tentang Tata Cara Kerja Sama Daerah Dengan Daerah Lain dan
optimal
gunungapi.
63
(RENAS PB) - 2020-2024
rawan gunungapi.
64
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
pembangunan
65
(RENAS PB) - 2020-2024
lahan konsesi
132 kesepakatan.
66
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
risiko bencana
67
(RENAS PB) - 2020-2024
dan mutu relawan jadi krusial. Pada saat ini sudah ada 30.320
17/2011).
68
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
pasca krisis
pandemi.
69
(RENAS PB) - 2020-2024
70
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
71
(RENAS PB) - 2020-2024
terjadi.
Bencana
Penanggulangan Bencana
72
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
antara lain:
73
(RENAS PB) - 2020-2024
74
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Arah Kebijakan
adalah:
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”
beradaptasi, dan memulihkan diri dari akibat bencana dan perubahan iklim secara
Big Data akan mengarah kepada terciptanya teknologi keselamatan bencana dan
75
(RENAS PB) - 2020-2024
pemerintah, (2) masyarakat, (3) dunia usaha, (4) akademisi, dan (5) media.
demi mencapai tujuan dan manfaat bersama. Oleh karena itu, kolaborasi sangat
Arah Kebijakan Penanggulangan Bencana dari Tahun 2005 hingga Tahun 2025,
adalah sebagai berikut.
ARAH KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBANGUNAN
SKALA PRIORITAS PEMBANGUNAN PENANGGULANGAN
PADA RPJPN 2005-2025
BENCANA
RPJMN 2005-2009 Menata kembali NKRI, membangun Membangun KOMITMEN bangsa
Indonesia yang aman dan damai, yang dalam penanggulangan bencana
adil dan demokratis, dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik.
76
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
ARAH KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBANGUNAN
SKALA PRIORITAS PEMBANGUNAN PENANGGULANGAN
PADA RPJPN 2005-2025
BENCANA
bangun kemampuan Iptek, memper-
kuat daya saing perekonomian.
Sasaran
Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan
tingkat risiko bencana yang tinggi. Hal tersebut disebabkan tingginya tingkat
sarana pendukungnya dibangun pada zona rawan bencana. Hal ini menyebabkan
tingginya kemungkinan kerusakan pada aset infrastruktur yang meningkatkan
alternatif. Semua ini berdampak pada kinerja ekonomi yang diukur melalui Produk
77
(RENAS PB) - 2020-2024
BENCANA”
78
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
penanggulangan bencana
Bencana;
b. Penguatan Sistem Kesiapsiagaan Bencana;
c. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana
dengan pendekatan rekayasa sosial yang kolaboratif
79
(RENAS PB) - 2020-2024
terdampak bencana.
Lokasi Prioritas
Berdasarkan Major Project pada RPJMN 2020-2024, lokasi prioritas nasional
meliputi:
a. Danau Toba
b. Borobudur
c. Lombok – Mandalika
d. Labuan Bajo
e. Manado – Likupang
f. Wakatobi
g. Raja Ampat
h. Bromo – Tengger – Semeru
i. Bangka Belitung
j. Morotai
4. Wilayah Metropolitan
a. Pelembang
b. Banjarmasin
c. Makassar
d. Denpasar
e. Jakarta
f. Surabaya
g. Bandung
h. Medan
i. Semarang
80
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
a. Pekalongan
b. Semarang
c. Demak
d. Cirebon
81
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 3
Rencana Aksi
Nasional
82
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Bab 3
Rencana Aksi Nasional
R
encana Aksi Nasional untuk Penanggulangan Bencana merupakan
turunan dari Kebijakan dan Strategi Nasional berdasarkan Isu Strategis
dan Sasaran yang telah ditetapkan. Rencana Aksi Nasional tidak hanya
Rencana Aksi
Rencana aksi diturunkan dari kebijakan dan strategi yang ditetapkan berdasarkan
1) Implementatif kolaboratif
83
(RENAS PB) - 2020-2024
pemerintah pusat
2) Perspektif fungsional
Rencana aksi difokuskan agar mampu menjawab isu bencana masa datang
yang terus berkembang yang mempengaruhi pembangunan ketahanan
3) Lingkup keterlibatan
Pada dokumen RENAS PB, Rencana Aksi merupakan acuan yang akan digunakan
bencana. Rencana aksi yang lengkap dengan rincian kegiatan serta pagu indikasi
anggaran oleh setiap KL terkait disusun setelah ditetapkannya rencana strategis.
Kebijakan dan strategi RENAS PB diturunkan dalam 27 aksi dan 119 indikator aksi,
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.
84
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
2 Meningkatnya pengelolaan
database dan teknologi
informasi kebencanaan yang
saling terintegrasi dan
terhubung dengan database
penduduk miskin dan rentan di
tingkat nasional dan daerah
85
(RENAS PB) - 2020-2024
86
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
87
(RENAS PB) - 2020-2024
88
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
89
(RENAS PB) - 2020-2024
90
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
91
(RENAS PB) - 2020-2024
92
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
93
(RENAS PB) - 2020-2024
96 Adanya penguatan
penanggulangan krisis
kesehatan
8 Penguatan 23 Optimalisasi sistem 97 Terlaksananya pemenuhan
Sistem dan penanggulangan kebutuhan dasar korban
Operasionalisasi kedaruratan bencana bencana berdasarkan data
Penanganan yang terintegrasi base kebutuhan dan bantuan
Darurat Bencana dengan Sistem kedaruratan bencana
(lanjutan…) Ketahanan Kesehatan
Masyarakat (lanjutan…) 98 Terkelolanya dana bantuan
kedaruratan
99 Adanya dampingan terhadap
penanganan korban dan
pengungsi
24 Pemaduan sumber 100 Adanya pemenuhan peralatan
daya dalam operasi pendukung operasi SAR
pencarian, pertolongan, 101 Adanya pembangunan
dan evakuasi korban prasarana pendukung operasi
SAR
102 Adanya Pengerahan Potensi
dan Pengendalian Operasi SAR
103 Adanya pemenuhan Sistem
Komunikasi SAR
25 Pengendalian penyakit 104 Adanya respon peringatan dini
menular KLB Penyakit menular/zoonosis
105 Meningkatnya kapasitas
implementasi sistem
kekarantinaan kesehatan
106 Terlaksananya pencegahan dan
pengendalian penyakit
menular
107 Terlaksananya Promosi
kesehatan dan perilaku hidup
bersih
108 Adanya penguatan
pengembangan penelitian,
inovasi pengobatan, dan vaksin
virus penyakit menular
109 Meningkatnya jumlah wilayah
hijau Pandemi
9 Penyelenggaraan 26 Dukungan rehabilitasi 110 Terbangunnya pembangunan
Rehabilitasi dan dan rekonstruksi di infrastruktur air minum,
Rekonstruksi di daerah terdampak sanitasi, drainase, dan
daerah bencana
94
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
95
(RENAS PB) - 2020-2024
Keterlibatan para pihak dalam pelaksanaan Rencana Aksi di tingkat pusat dibagi
pusat yang terlibat dalam penanggulangan bencana baik sebagai institusi utama
yang terlibat langsung sebagai penanggungjawab kegiatan, maupun institusi
pusat, forum perguruan tinggi, forum media, lembaga riset, lembaga usaha,
lembaga internasional, maupun lembaga asing non-pemerintah di tingkat pusat
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan
efisien. Selain itu, BNPB juga melakukan pengkordinasian pelaksanaan kegiatan
96
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
tahap pra bencana, tidak terjadi bencana, kondisi siaga dan darurat bencana,
serta pemulihan pascabencana berdasarkan prinsip pengurangan risiko
pemerintah daerah.
terkena bencana, baik pada masa tanggap darurat maupun pasca bencana.
bencana.
bidang bencana kekeringan dan bencana lain terkait dengan bidang pertanian
dan ketahanan pangan.
mengendalikan upaya yang bersifat preventif, advokasi dan deteksi dini dalam
97
(RENAS PB) - 2020-2024
terhadap risiko bencana, penyiapan lokasi dan jalur evakuasi dan kebutuhan
layanan trauma healing, dan relawan pada masa tanggap darurat dan
pemulihan pasca bencana, serta membangun ketahanan kesehatan
masyarakat.
98
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
pertanahan.
22) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi merencanakan penyerahan dan
pemindahan korban bencana daerah yang aman bencana dan dukungan
layanan ketenagakerjaan.
23) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan kajian dan
koperasi dan usaha-usaha kecil dan kegiatan ekonomi produktif bagi warga
masyarakat miskin pada daerah-daerah pasca bencana untuk mempercepat
28) BMKG membantu dalam bidang pemantauan potensi bencana yang terkait
99
(RENAS PB) - 2020-2024
kebencanaan.
31) BSN membantu dalam bidang standarisasi pedoman-pedoman teknis maupun
34) LAPAN membantu dalam bidang penyediaan informasi dan data-data spasial
Selain unsur pemerintah pusat, unsur para pihak lain yang terlibat dalam Rencana
Aksi adalah:
100
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
4) Lembaga Media.
Pola Pendanaan
lain diwujudkan dan ditegaskan dalam Pasal 6 huruf e dan f yakni dalam bentuk
dan Belanja Negara (APBN) yang memadai, dan pengalokasian anggaran belanja
dalam bentuk dana siap pakai.
Penggunaan dana yang bersumber dari APBN atau APBD pada tahap bencana
101
(RENAS PB) - 2020-2024
bencana dan,
(7) penyusunan standar teknis penanggulangan bencana.
102
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
2. Dana Kedaruratan
dana siap pakai yang dialokasikan dalam anggaran BNPB, dan (3) dana siap
meliputi: (1) pelaksanaan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, dan sumber daya,(2) kegiatan penyelamatan dan evakuasi
Penggunaan dana siap pakai terbatas pada pengadaan barang dan/atau jasa
darurat, (3) evakuasi korban bencana, (4) kebutuhan air bersih dan sanitasi, (5)
pangan, (6) sandang, (7) pelayanan kesehatan, dan (8) penampungan serta
ditetapkan oleh Kepala BNPB nomor 6A/2012 tentang Penggunaan Dana Siap
Pakai (DSP).
103
(RENAS PB) - 2020-2024
3. Dana Pascabencana
bersumber dari APBN dan APBD pada tahap pascabencana dilakukan sesuai
rekonsiliasi dan resolusi konflik, (7) pemulihan sosial ekonomi budaya, (8)
usaha dan masyarakat, (5) peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya,
kepada pemerintah daerah yang terkena bencana berupa dana bantuan sosial
Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2019, dana pasca bencana juga dapat digunakan
104
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
105
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 4
Pengarusutamaan
106
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Bab 4
Pengarusutamaan
M
ekanisme pengarusutamaan dibutuhkan untuk memperjelas
konektivitas Kebijakan, Strategi dan Aksi Penanggulangan Bencana
Kerangka Pengarusutamaan
107
(RENAS PB) - 2020-2024
RENAS PB.
Keuangan.
terkait.
Pemilihan stakeholder perlu dilakukan berdasarkan kajian institusi
RENAS PB.
Khusus untuk lembaga dunia usaha, kerangka pengarusutamaan
108
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Perangkat Pengarusutamaan
kelompok.
1. Sekretariat RENAS PB
109
(RENAS PB) - 2020-2024
yang perlu menjadi bagian tidak terpisahkan pada sekretariat RENAS PB.
telah ditetapkan;
c) Memfasilitasi kolaborasi non pemerintah
2. Dashboard
a. Kesamaan fungsi
PB.
110
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
pemerintahan.
b) Rapat Steering Committee minimal dihadiri oleh Kepala BNPB dan Dirjen
Bersama SPM Daerah sebagai Tim Penerapan SPM yang dibentuk oleh
Kepala Daerah untuk mengelola, melaksanakan monitoring, serta
mengevaluasi capaian penerapan SPM di daerah.
111
(RENAS PB) - 2020-2024
e) Lembaga Media.
112
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
113
(RENAS PB) - 2020-2024
dibawah ini.
tingkat nasional.
Identifikasi RIPB
Isu Strategis
Permasalahan 2020-2044
RPJMN 2020-2024
RENAS PB 2020-2024 (Fokus Capaian 2020-2024)
1. Tingginya Risiko a) Tingginya tingkat keterpaparan dan 1. Terwujudnya peraturan perundang-
Bencana di kerentanan terhadap bencana undangan yang harmonis di bidang
Indonesia b) Sebagian besar sarana industri dan penanggulangan bencana.
pendukung konektivitas dasar 5. Terwujudnya tata kelola risiko
dibangun di daerah rawan bencana bencana yang berkelanjutan.
6. Terintegrasinya data, informasi, dan
literasi kebencanaan serta
meningkatnya pemahaman terhadap
risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim.
7. Meningkatnya kapasitas penanganan
darurat bencana secara terpadu.
2. Risiko Bencana a) Prediksi Letusan Gunung Api 3. Tersedianya sistem peringatan dini
terkait Geologi b) Perlibatan masyarakat dalam terpadu multi ancaman bencana.
kesiapsiagaan menghadapi gunung 9. Terwujudnya pengelolaan ekosistem
api perlu dioptimalkan laut dan pesisir yang berbasis
c) Penelitian Sebaran data gempa dan mitigasi bencana.
liquifaksi terkonsentrasi ke wilayah
barat Indonesia
114
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Identifikasi RIPB
Isu Strategis
Permasalahan 2020-2044
RPJMN 2020-2024
RENAS PB 2020-2024 (Fokus Capaian 2020-2024)
d) Prediksi untuk gempa menggunakan
GPS stasiun
e) Makin meningkatnya kejadian
gempa sejak 2013
f) Ada tsunami yang terjadi tidak
karena gempa
g) Opsi Mitigasi tsunami
h) Kesiapsiagaan tsunami
3. Peningkatan a) Sedimentasi DAS dan makin 3. Tersedianya sistem peringatan dini
Potensi Dampak meluasnya daerah terdampak banjir terpadu multi ancaman bencana.
dan Risiko akibat penurunan muka tanah (Land 8. Meningkatnya kapasitas
Bencana Subsidence) kabupaten/kota terhadap ketahanan
Hidrometeorologi b) Makin meluasnya daerah kawasan bencana dan perubahan iklim
akibat Perubahan longsor 9. Terwujudnya pengelolaan ekosistem
Iklim c) Pemicu Bencana Hidrometeorologi laut dan pesisir yang berbasis
dapat diprediksi namun tetap mitigasi bencana.
menimbulkan korban jiwa 12. Meningkatnya kualitas infrastruktur
d) Secara umum kejadian karhutla vital yang berbasis mitigasi bencana
menurun, namun ada beberapa dan adaptasi perubahan iklim
daerah baru yang terbakar (Kaltim),
lahan non gambut, (Aceh, Kaltim,
Papua)
e) Rantai informasi peringatan dini
karhutla yang terputus
4. Masih Lemahnya a) Tata Kelola DAS yang belum terpadu 2. Terintegrasinya riset inovasi dan
Tata Kelola dan b) Pembangunan di jalur sesar teknologi kebencanaan.
Pembiayaan c) Ketersediaan ruang untuk mitigasi 4. Meningkatnya pengembangan dan
(Investasi) tsunami sangat sulit di masa inovasi skema alternatif pembiayaan
Penanggulangan sekarang ini karena kebutuhan penanggulangan bencana.
Bencana Di pemukiman dan ekonomi 5. Terwujudnya tata kelola risiko
Daerah d) Terdapat korelasi signifikan antara bencana yang berkelanjutan.
penegakan hukum dg pengurangan 8. Meningkatnya kapasitas
titik panas di area konsesi kabupaten/kota terhadap ketahanan
bencana dan perubahan iklim.
10. Meningkatnya ketersediaan sarana
prasarana pelatihan dan standarisasi
kompetensi bidang kebencanaan.
11. Terlaksanannya kerjasama seluruh
pemangku kepentingan dalam
rehabilitasi dan rekonstruksi daerah
terdampak bencana.
12. Meningkatnya kualitas infrastruktur
vital yang berbasis mitigasi bencana
dan adaptasi perubahan iklim.
115
(RENAS PB) - 2020-2024
pemulihan.
daerah.
tingkat pemerintahan.
116
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
117
(RENAS PB) - 2020-2024
bencana.
kerjanya. Sinergi tersebut tidak hanya pada level sasaran dan strategi,
lembaga afiliasinya.
perlindungan sehingga tidak ada satu orang pun yang harus merasa terabaikan (no
one left behind).
Isu lintas sektor pada RENAS PB ini antara lain: (1) pengarusutamaan gender,
1. Pengarusutamaan Gender
gender” telah dijadikan sebagai strategi utama untuk memastikan bahwa isu-
118
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
laki-laki:
kebutuhan strategis ini bersifat jangka panjang, seperti perubahan hak hukum,
penghapusan kekerasan dan deskriminasi di berbagai bidang kehidupan,
119
(RENAS PB) - 2020-2024
120
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Sumber: diadaptasi dari Panduan Pelaksanaan Inpres No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan
a) akses
b) partisipasi
2. Pengarusutamaan Disablitas
dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga
121
(RENAS PB) - 2020-2024
dengan situasi lingkungan sosial dan fisik yang tidak mendukung untuk
dan mendapatkan penghidupan secara wajar serta layak sebagai manusia yang
bermartabat.
122
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
pengembangan kapasitas.
nasional dan global dipengaruhi oleh sistem sosial dan nilai dalam masyarakat
sehingga tantangan merubah paradigma ekslusi menuju inklusi sosial bagi
psikologis.
hak penyandang disabilitas tampak dalam penyediaan akses dan layanan bagi
penyandang disabilitas yang inklusif termasuk dalam layanan kesehatan,
secara penuh dan layak, dan bisa berkontribusi dalam kehidupan sosial,
3. Perlindungan Anak
123
(RENAS PB) - 2020-2024
dapat berupa kekerasan dan transaksi seksual, kekerasan fisik atau psikologis
agar ada pengarusutamaan layanan kepada anak yaitu kepentingan anak tetap
menjadi perhatian.
Sebagai salah satu kelompok yang paling rentan terdampak bencana alam,
anak-anak secara fisik dan mental masih dalam pertumbuhan dan masih
berapi dapat mengakibatkan stress dan trauma mendalam bagi anak bahkan
orang dewasa sekalipun. Pengalaman trauma yang dialami anak tersebut kalau
tidak diatasi segera akan berdampak buruk bagi perkembangan mental dan
Perlindungan anak secara khusus diberikan pada situasi darurat, termasuk anak
terabaikan bagi anak pada kondisi darurat bencana terutama dari sembilan
kebutuhan dasar Anak yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman,
124
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Disisi lain data terpilah pengungsi anak sangat dibutuhkan sebagai dasar
bantuan sosial, dan karena termasuk data detail hanya bisa dimungkinkan
setelah beberapa hari mengungsi maka ini menjadi tantangan tersendiri bagi
otoritas penanggulangan bencana. Kegiatan-kegiatan dukungan psikososial
bagi pengungsi anak seringkali hanya menyasar usia SD, sedangkan remaja
(SMP/SMA) terlewat begitu saja dimana mereka sebenarnya juga memiliki hak
yang sama.
125
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 5
Pembaruan
126
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Bab 5
Pembaruan
P
embaruan RENAS PB dilakukan jika telah berakhir akhir masa
perencanaannya yaitu dalam kurun 5 tahun. RENAS PB dapat direvisi
tujuan, dan ruang lingkup yang menjadi pedoman dalam rangka menyusun
127
(RENAS PB) - 2020-2024
dan manfaat dari program dan kegiatan. Evaluasi pelaksanaan rencana tahunan
dilakukan oleh unsur pengarah dan unsur pelaksana BNPB dan/atau BPBD; dan
128
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
teknis lainnya.
berkesinambungan.
1. Pelaksana MEP
Pelaksanaan MEP dilakukan secara sistematis oleh semua pihak sesuai dengan
2. Mekanisme MEP
129
(RENAS PB) - 2020-2024
keluaran (output) dan hasil (outcome) yang dapat berupa dampak atau
manfaat bagi masyarakat dan/atau pemerintah akibat pelaksanaan
program dan kegiatan RENAS PB. Capaian program dan kegiatan bisa
masing institusi secara berkala setiap tahun. Laporan ini akan menjadi
bahan monitoring tahunan terhadap pelaksanaan RENAS PB.
RENAS PB.
130
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
131
(RENAS PB) - 2020-2024
Pembaruan
132
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
133
(RENAS PB) - 2020-2024
BAB 6
Penutup
134
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Bab 6
Penutup
R
ENAS PB merupakan kesatuan langkah pemerintah dan parapihak
dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terarah dan
135
(RENAS PB) - 2020-2024
Daftar Pustaka
Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421. Sekretariat Negara. Jakarta.
136
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
UNDRR. 2015. Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-
2030. Platform Nasional PRB 2015. BNPB: Jakarta.
Tim Penulis BNPB. 2017. Petunjuk Teknis Pengukuran Indeks Ketahanan Daerah
(IKD). BNPB: Jakarta.
Bappenas, 2019. Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030. Bappenas: Jakarta.
Wiguna, Sesa dkk. 2020. IRBI Indeks Risiko Bencana Indonesia 2019. BNPB: Jakarta.
137
(RENAS PB) - 2020-2024
Atribusi Foto
1. Cover <a href='https://www.freepik.com/photos/background'>Background photo
created by kjpargeter - www.freepik.com</a>
2. Ringkasan Eksekutif <a href='https://www.freepik.com/photos/tree'>Tree photo
created by nikitabuida - www.freepik.com</a>
3. Daftar Isi <a href='https://www.freepik.com/photos/travel'>Travel photo created
by nikitabuida - www.freepik.com</a>
4. Bab 1 <a href='https://www.freepik.com/photos/mountain'>Mountain photo
created by wirestock - www.freepik.com</a>
5. Bab 2 <a href='https://www.freepik.com/photos/city'>City photo created by
wirestock - www.freepik.com</a>
6. Bab 3 <a href='https://www.freepik.com/photos/water'>Water photo created by
tawatchai07 - www.freepik.com</a>
7. Bab 4 <a href='https://www.freepik.com/photos/water'>Water photo created by
wirestock - www.freepik.com</a>
8. Bab 5 <a href='https://www.freepik.com/photos/cloud'>Cloud photo created by
tawatchai07 - www.freepik.com</a>
9. Tropical forest <a href='https://www.freepik.com/photos/background'>Background
photo created by wirestock - www.freepik.com</a>
10. Bab 6 <a href='https://www.freepik.com/photos/water'>Water photo created by
tawatchai07 - www.freepik.com</a>
138
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
LAMPIRAN 1
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
2020-2024
Data yang digunakan pada analisis tingkat provinsi adalah data klasifikasi tingkat risiko bencana
kabupaten/kota pada provinsi yang akan dianalisis. Data lainnya adalah jumlah kabupaten dan kota di provinsi
tersebut.
1
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
2
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
3
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
4
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
5
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
6
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
7
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
8
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
9
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
10
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
11
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
12
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
13
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
14
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
15
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
16
Lampiran 1- Risiko Bencana Indonesia
17
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
LAMPIRAN 2
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
2020-2024
RINCIAN
RENCANA AKSI NASIONAL
1
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
2
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
miskin dan
rentan di tingkat
nasional dan
daerah
3 Terbangunnya Nasional BNPB,
Satu Data Bappenas,
Bencana BIG,Kemenk
Terintegrasi
ominfo
4 Adanya Nasional BNPB,
kemudahan Bappenas,
akses informasi Kemenkomi
melalui data
nfo
base
kebencanaan
yang mudah
digunakan
masyarakat
1 Penguatan dan 1 Penguatan dan 1 Peningkatan 5 Tersedianya data Nasional BNPB,
Harmonisasi harmonisasi jangkauan akses base desa Bappenas
Sistem, Regulasi peraturan penyebaran tangguh
serta Tata Kelola perundang- informasi bencana berdasarkan
PB yang efektif undangan melalui penilaian
dan efisien penanggulangan pelengkapan, ketangguhan
(lanjutan...) bencana pemutakhiran, dan desa
(lanjutan...) standarisasi Data
dan Informasi
Bencana
(lanjutan...)
3
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
7 Terlaksananya 34 Provinsi BNPB,
dukungan Bappenas,
bimtek, TNI, POLRI
pendidikan/
pelatihan teknis
dan simulasi PB
daerah
5
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
dan pasca
bencana
7
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
profesional, menengah 25 Adanya 34 Provinsi, Kemendagri,
transparan, dan nasional dan kebijakan PRB 514 BNPB,
akuntabel daerah dalam prioritas Kabupaten/ Bappenas
pembangunan Kota
di daerah
26 Meningkatnya 34 Provinsi, Kemendagri,
alokasi anggaran 514 BNPPB,
dan kualitas Kabupaten/ Bappenas
program Kota
kegiatan PB
daerah
6 Penerapan SPM 27 Diterapkannya 514 Kemendagri,
Sub Urusan SPM Sub Urusan Kabupaten/ BNPB,
Bencana Bencana oleh Kota Bappenas
pemerintah
daerah
28 Adanya monev, 514 Kemendagri,
asistensi dan Kabupaten/ BNPB,
supervisi Kota Bappenas
penerapan
standar
pelayanan
minimal bidang
bencana
29 Diberikannya 514 Kemendagri,
Bimbingan Kabupaten/ BNPB,
Teknis Kota Bappenas
pengintegrasian
dokumen
terkait PB ke
dalam dokumen
perencanaan
dan
pembangunan
daerah
8
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
1 Penguatan dan 2 Penguatan tata 6 Penerapan SPM 30 Sinkronisasi 514 Kemendagri,
Harmonisasi kelola Sub Urusan perencanaan Kabupaten/ BNPB,
Sistem, Regulasi penanggulangan Bencana program dan Kota Bappenas
serta Tata Kelola bencana yang (lanjutan...) kegiatan SPM
PB yang efektif semakin Sub-Urusan
dan efisien profesional, Bencana
(lanjutan...) transparan, dan 31 Pemberian 514 Kemendagri,
akuntabel Bimbingan Kabupaten/ BNPB,
(lanjutan...) Teknis Kota Bappenas,
penyusunan TNI, POLRI
dokumen
kebencanaan
(Dokumen KRB,
RPB dan
Renkon) yang
dimandatkan
oleh SPM sub-
Urusan Bencana
7 Penguatan sarana 32 Adanya sarana Nasional BNPB, Lembaga
prasarana prasarana Bappenas, , PBB dan
pelatihan dan pelatihan TNI, POLRI Internasional
standarisasi kebencanaan
kompetensi 33 Adanya Nasional BNPB, Lembaga
bidang standarisasi Bappenas PBB dan
kebencanaan. kompetensi Internasional
(termasuk modul bidang
pelatihan) kebencanaan
2 Peningkatan 3 Penerapan riset 8 Pemberdayaan 34 Adanya riset Nasional LIPI,
sinergi antar inovasi dan riset dan teknologi pengembangan Bappenas
kementerian/ teknologi terapan dalam Risk Culture
lembaga dan kebencanaan pengurangan melalui
pemangku melalui integrasi risiko bencana peningkatan
kepentingan kolaboratif multi pengetahuan
dalam pihak kebencanaan
yang terintegrasi
9
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
penanggula- 35 Adanya Nasional LIPI, BPPT,
ngan bencana, teknologi LAPAN,
terapan untuk BAPETEN,
pencegahan, BMKG,
mitigasi bencana Bappenas,
Kem ESDM
36 Adanya Nasional LIPI, BPPT,
teknologi LAPAN,
terapan untuk BAPETEN,
perkuatan BMKG,
kapasitas sistem Bappenas,
peringatan dini Kem ESDM
bencana
2 Peningkatan 3 Penerapan riset 9 Pengembangan 37 Adanya Nasional BNPB,
sinergi antar inovasi dan konsep inovasi kolaborasi Bappenas,
kementerian/ teknologi skema alternatif multipihak Kemenkeu,
lembaga dan kebencanaan pembiayaan PB dalam alternatif Kemeko
pemangku melalui integrasi dengan pembiayaan PB Perekonomi
Lembaga
kepentingan kolaboratif multi pendekatan an
PBB dan
dalam pihak integrasi 38 Dikembangkann Nasional BNPB,
Internasional
penanggulangan (lanjutan…) kolaboratif multi ya kerangka Bappenas,
, Lembaga
bencana pihak kerja dan Kemenkeu,
Usaha,
(lanjutan…) kebijakan Kemeko
bisnis, dan
asuransi Perekonomi
filantropi;
bencana (risk an
transfer) dan
pembiayaan
risiko (risk
financing)
3 Penguatan 4 Peningkatan 10 Pengembangan 39 Adanya peta Nasional Kemen
investasi Sarana kebijakan wilayah risiko dan PU&Pera,
pengelolaan Prasarana untuk ketahanan rencana induk BNPB,
risiko bencana Mitigasi dalam bencana dan ketahanan Kemenhub,
sesuai dengan Pengurangan penguatan wilayah dan KKP,
proyeksi Risiko Bencana; infrastruktur vital infrastruktur vital Kemenko
peningkatan tahan bencana terhadap Perekonomi
risiko bencana bencana
10
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
an,
Bappenas,
40 Adanya rencana 5 Perkotaan Kemen
pengelolaan Pantura PU&Pera,
terpadu kawasan Jawa BNPB,
pesisir Bappenas,
KKP
41 Adanya aturan Nasional Kemen
tentang PU&Pera,
penataan Bappenas
bangunan dan
lingkungan
42 Dilakukannya 34 Provinsi, Kemen
pembinaan dan 514 PU&Pera,
pengawasan Kabupaten/ Bappenas
terhadap Kota
penyelenggaraa
n bangunan
gedung dan
lingkungan
43 Meningkatnya 514 Kemendagri,
fasilitasi Kabupaten/ BNPB,
penguatan Kota Bappenas
kelembagaan
dan partisipasi
masyarakat
dalam
pengelolaan
risiko bencana
hidrometeorolo
gi, geologi, dan
lingkungan
3 Penguatan 4 Peningkatan 10 Pengembangan 44 Integrasi hasil 514 Kemen
investasi Sarana kebijakan wilayah kajian risiko Kabupaten/ ATR/BPN,
pengelolaan Prasarana untuk ketahanan bencana ke Kota Kemen
risiko bencana Mitigasi dalam bencana dan dalam RDTR PU&Pera,
sesuai dengan Pengurangan penguat-an BNPB,
11
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
proyeksi Risiko Bencana infrastruktur vital Bappenas,
peningkatan (lanjutan…) tahan bencana BIG
risiko bencana (lanjutan…) 45 Persyaratan Nasional BNPB,
(lanjutan…) Analisis risiko Bappenas,
bencana untuk
pembangunan
besar
11 Pembangunan dan 46 Terlaksananya - DAS Kemen
peningkatan normalisasi dan Citarum, PU&Pera,
infrastruktur peningkatan DAS Bappenas
pendukung kapasitas aliran Cisadane,
ketahanan sungai DAS
bencana Ciliwung,
DAS Toba
Asahan
-
Diprioritaska
n untuk
wilayah
sungai yang
telah
memiliki
rencana
induk
ketahanan
bencana
banjir
47 Terbangunnya -Kawasan Kemen
infrastruktur berisiko PU&Pera,
hijau, penahan tsunami Bappenas
longsor, kolam - DAS
retensi multi Citarum,
fungsi, check DAS
dam, sabo dam, Cisadane,
di wilayah DAS
sungai Ciliwung,
prioritas/kritis DAS Toba
Asahan
12
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
dan wilayah -
berisiko tsunami Diprioritaska
n untuk
wilayah
sungai yang
telah
memiliki
rencana
induk
ketahanan
bencana
banjir
48 Terbangunnya Diprioritaska Kemen
Infrastruktur n untuk PU&Pera,
sistem drainase wilayah Bappenas
utama sungai yang
perkotaan (kanal telah
banjir, polder, memiliki
pompa, dsb) rencana
induk
ketahanan
bencana
banjir
3 Penguatan 4 Peningkatan 11 Pembangunan dan 49 Dibangun dan Kawasan Kemen
investasi Sarana peningkatan optimal-nya pesisir dan PU&Pera,
pengelolaan Prasarana infrastruktur fungsi tanggul pulau kecil Bappenas,
risiko bencana Mitigasi dalam pendukung laut, breakwater, terluar KKP,
sesuai dengan Pengurangan ketahanan dan bangunan Kemenko
proyeksi Risiko Bencana bencana pengamanan Marinves,
peningkatan (lanjutan…) (lanjutan…) pantai lainnya
risiko bencana 50 Dibangun dan Diprioritaska Kemen
(lanjutan…) optimalnya n untuk PU&Pera,
ketahanan wilayah Bappenas
infrastruktur vital sungai
terhadap risiko rawan banjir,
bencana tsunami,
kawasan
pantura
13
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Jawa, dan
DAS Kritis
51 Adanya Aceh, Kemenhub,
pengembangan Sumatera BNPB,
bandara di Utara, Bappenas
daerah terisolir, Bengkulu,
perbatasan dan Sumatera
rawan bencana Barat, Kep.
Riau, Kalbar,
Kaltim,
Kaltara, Jawa
Timur,
Sulawesi
Utara,
Sulawesi
Selatan,
Maluku
Utara, NTT,
Papua Barat,
Papua,
Maluku
52 Terbangunnya 10 Destinasi BNPB,
rencana, Pariwisata Bappenas,
pengelolaan Prioritas Kemen
risiko bencana, PU&Pera,
dan jalur Kemenparek
evakuasi pada raf
Destinasi Wisata
Prioritas
5 Penguatan 12 Perkuatan sistem 53 Adanya sistem Nasional BNPB,
Sistem peringatan dini peringatan dini Bappenas,
Kesiapsiagaan terpadu dan terpadu Multi BMKG,
Bencana; tanggap darurat Ancaman dan Kemen
bencana yang data center ESDM,
terintegrasi hidrometeoro- Kemen
dengan Sistem logi, khususnya PU&Pera,
Ketahanan banjir, longsor, LAPAN
dan kekeringan
14
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Kesehatan
Masyarakat
3 Penguatan 5 Penguatan 12 Perkuatan sistem 54 Meningkatnya Nasional Kemen
investasi Sistem peringatan dini ketangguhan ESDM,
pengelolaan Kesiapsiagaan terpadu dan sistem Bappenas,
risiko bencana Bencana tanggap darurat peringatan dini BMKG
sesuai dengan (lanjutan…) bencana yang bencana geologi
proyeksi terintegrasi
55 Adanya radio Nasional LPP RRI,
peningkatan dengan Sistem
tanggap darurat Bappenas,
risiko bencana Ketahanan
bencana Kemenkomi
(lanjutan…) Kesehatan
nfo
Masyarakat
(lanjutan…) 56 Adanya hasil Nasional LIPI, BPPT,
Riset Bappenas
Interdisiplin
Indonesia Early
Warning System
(InaTEWS)
57 Adanya sekolah 34 Provinsi BMKG,
lapangan untuk Bappenas
memberikan
pemahaman
masyarakat
tentang
peringatan dini
bencana
58 Adanya sistem Nasional LAPAN,
penyediaan data Bappenas
hotspot untuk
penanggulangan
Karhutla
13 Peningkatan 59 Terpenuhinya Nasional BNPB,
Sarana Prasarana dan dan 34 Bappenas,
Logistik terdistribusinya Provinsi TNI, POLRI
Kebencanaan yang logistik PB
terintegrasi secara optimal
15
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
dengan Sistem 60 Terpenuhinya Nasional BNPB,
Ketahanan dan dan 34 Bappenas,
Kesehatan terdistribusinya Provinsi TNI, POLRI
Masyarakat peralatan PB
secara optimal
61 Terpenuhinya Nasional BNPB,
sarana prasarana Bappenas,
penanganan Kemensos.K
darurat dan emen
pemulihan sosial PU&Pera,
korban bencana TNI, POLRI
3 Penguatan 5 Penguatan 13 Peningkatan 62 Adanya 34 Provinsi, BNPB, Lembaga
investasi Sistem Sarana Prasarana pembentukan 514 Bappenas, PBB dan
pengelolaan Kesiapsiagaan Logistik dan pembinaan Kabupaten/ TNI, POLRI Internasional
risiko bencana Bencana Kebencanaan yang klaster logistik Kota
sesuai dengan (lanjutan…) terintegrasi tingkat daerah
proyeksi dengan Sistem
63 Adanya 34 Provinsi, BNPB, Lembaga
peningkatan Ketahanan
pemetaan 514 Kemensos, PBB dan
risiko bencana Kesehatan
jejaring Kabupaten/ TNI, POLRI Internasional
(lanjutan…) Masyarakat
dukungan Kota
(lanjutan…)
kapasitas logistik
terintegrasi
pusat dan
daerah guna
mendukung
operasi darurat
64 Adanya protokol Nasional BNPB, Lembaga
jalur distribusi Bappenas, PBB dan
logistik bebas Kemenkes, Internasional
virus TNI, POLRI
6 Pembedayaan 14 Perkuatan 65 Optimalitas 34 Provinsi BNPB, Lembaga
masyarakat ketangguhan penerapan Desa Bappenas, PBB dan
dalam bencana berbasis Tangguh Kemendes Internasional
penanggulangan komunitas Bencana dan PDT &
bencana dengan Keluarga
16
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
pendekatan Tangguh Trans,,
rekayasa sosial Bencana Kemendagri
yang kolaboratif
66 Optimalitas 34 Provinsi Kemendikbu Organisasi
(collaborative
Sekolah/Madras d, Bappenas Masyarakat
social
ah Aman Sipil
engineering);
Bencana -
Satuan
Pendidikan
Aman Bencana
15 Peningkatan 67 Terbentuknya 34 Provinsi Kemen LHK, Lembaga
Kesadaran dan satuan Bappenas PBB dan
Kapasitas pendidikan Internasional
Pemerintah, formal dan
Swasta dan lembaga/komun
Masyarakat itas masyarakat
terhadap peduli dan
Lingkungan Hidup berbudaya
lingkungan
hidup
68 Adanya 34 Provinsi Kemen LHK,
peningkatan Bappenas
kapasitas
Lembaga/Forum
Peduli DAS
3 Penguatan 6 Pembedayaan 15 Peningkatan 69 Terbentuknya Sumatera Kemen LHK,
investasi masyarakat Kesadaran dan desa mandiri Selatan, Bappenas
pengelolaan dalam Kapasitas peduli gambut Jambi, Riau,
risiko bencana penanggulangan Pemerintah, di provinsi Kalimantan
sesuai dengan bencana dengan Swasta dan prioritas Barat,
proyeksi pendekatan Masyarakat restorasi gambut Kalimantan
peningkatan rekayasa sosial terhadap dan provinsi Selatan,
risiko bencana yang kolaboratif Lingkungan Hidup rawan Karhutla Kalimantan
(lanjutan…) (collaborative (lanjutan…) Tengah, dan
social Papua, Aceh,
engineering) - Bangka-
(lanjutan…) Belitung,
17
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Bengkulu,
Sumatera
Utara,
Kepulauan
Riau,
Sumatera
Barat,
Lampung,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Utara,
Sulawesi
Barat,
Sulawesi
Tengah,
Papua Barat
16 Perlindungan anak 70 Meningkatnya 34 Provinsi Kemen Lembaga
dari tindak kapasitas SDM PPPA, BNPB, PBB dan
kekerasan, Penyedia Kemensos, Internasional
eksploitasi, Layanan yang Bappenas
penelantaran dilatih dalam
dalam menyelenggarak
penyelenggaraan an Perlindungan
penanggulangan Anak dari
bencana Eksploitasi di
Lokasi
Kebencanaan
71 Meningkatnya Nasional Lembaga
keterlibatan dan PBB dan
partisipasi Internasional
remaja dalam
tanggap
darurat/
pengurangan
risiko bencana/
pengembangan
komunitas
18
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
3 Penguatan 6 Pembedayaan 16 Perlindungan anak 72 Adanya Nasional Lembaga
investasi masyarakat dari tindak penguatan PBB dan
pengelolaan dalam kekerasan, kesiapsiagaan Internasional
risiko bencana penanggulangan eksploitasi, dan respon
sesuai dengan bencana dengan penelantaran dalam
proyeksi pendekatan dalam perlindungan
peningkatan rekayasa sosial penyelenggaraan anak dalam
risiko bencana yang kolaboratif penanggulangan keadaan darurat
(lanjutan…) (collaborative bencana
social (lanjutan…)
engineering) - 17 Peningkatan peran 73 Adanya Nasional Kemen
(lanjutan…) dan perlindungan dukungan dan 34 PPPA,
perempuan serta kelembagaan Provinsi Kemensos,
kelompok dan layanan BNPB,
disabilitas dalam pemberdayaan Bappenas
penyelenggaraan perempuan dan
penanggulangan kelompok
bencana disabilitas dalam
penanggulangan
bencana
74 Adanya Nasional Kemen
pedoman PPPA,
perempuan dan Kemensos,
kelompok BNPB,
disabilitas Bappenas
tangguh
bencana
75 Meningkatnya Nasional Kemen
pengetahuan PPPA,
dan kapasitas Kemensos,
perempuan dan BNPB,
kelompok Bappenas
disabilitas
tangguh
bencana melalui
berbagai media
KIE
19
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
76 Terinisiasinya Gunungkidul Lembaga
penyelenggaraa , Magelang, PBB dan
n PB dan Pekalongan Internasional
Pengembangan
Sosio-Ekonomi
yang Inklusif
77 Terlaksananya Gunungkidul Lembaga
penguatan , Magelang, PBB dan
kemitraan OMS Pekalongan Internasional
dan Organisasi ; Organisasi
Penyadang Masyarakat
Disabilitas dalam Sipil
PB
3 Penguatan 6 Pembedayaan 17 Peningkatan peran 78 Adanya Gunungkidul Lembaga
investasi masyarakat dan perlindungan penguatan , Magelang, PBB dan
pengelolaan dalam perempuan serta kebijakan dan Pekalongan, Internasional
risiko bencana penanggulangan kelompok praktik Sigi,
sesuai dengan bencana dengan disabilitas dalam pemerintah Donggala
proyeksi pendekatan penyelenggaraan dalam PB dan
peningkatan rekayasa sosial penanggulangan pengembangan
risiko bencana yang kolaboratif bencana sosio-ekonomi
(lanjutan…) (collaborative (lanjutan…) yang inklusif
social
engineering) -
(lanjutan…)
7 Peningkatan 18 Integrasi hasil 79 Tersusunnya Nasional Kemen LHK,
perlindungan kajian risiko KLHS yang Bappenas
terhadap bencana ke dalam memperhatikan
kerentanan KLHS hasil kajian risiko
lingkungan di bencana
daerah rawan 80 Digunakannya Nasional, 34 Kemen LHK,
bencana KLHS dalam Provinsi, 514 Bappenas
penyusunan Kabupaten/
perencanaan Kota
penanggulangan
bencana di
20
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
tingkat nasional
maupun daerah
19 Restorasi dan 81 Adanya Aceh, Kemen LHK,
Pemulihan Lahan dukungan Bengkulu, Bappenas,
Gambut koordinasi dan Lampung, BRG
fasilitasi restorasi Riau,
gambut provinsi Sumatera
rawan kebakaran Selatan,
hutan Bangka
Belitung,
Sumatera
Utara, Kep.
Riau, Jambi,
Sumatera
Barat,
Kalbar,
Kalsel,
Kalteng,
Kaltim,
Kaltara,
Sulbar,
Sulawesi
Tengah,
Papua Barat,
dan Papua.
3 Penguatan 7 Peningkatan 19 Restorasi dan 82 Pulihnya Aceh, Kemen LHK,
investasi perlindungan Pemulihan Lahan degradasi lahan Bengkulu, Bappenas,
pengelolaan terhadap Gambut gambut Lampung, BRG
risiko bencana kerentanan (lanjutan…) masyarakat Jambi,
sesuai dengan lingkungan di Bangka
proyeksi daerah rawan Belitung,
peningkatan bencana Sumatera
risiko bencana (lanjutan…) Selatan,
(lanjutan…) Sumatera
Utara, Kep.
Riau, Riau,
Sumatera
21
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Barat,
Kalimantan
Barat,
Kalsel,
Kalteng,
Kaltim,
Kalimantan
Utara,
Sulawesi
Barat,
Sulawesi
Tengah,
Papua Barat
dan Papua,
83 Meningkatnya Sumatera Kemen LHK,
tata kelola air Selatan, Kemen
pada kawasan Jambi, Riau, PU&Pera,
rawa dan Kalimantan Bappenas,
gambut di Barat, BRG
daerah rawan Kalimantan
bencana Selatan,
Karhutla Kalimantan
Tengah, dan
Papua, Aceh,
Bangka-
Belitung,
Bengkulu,
Sumatera
Utara,
Kepulauan
Riau,
Sumatera
Barat,
Lampung,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Utara,
22
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Sulawesi
Barat,
Sulawesi
Tengah,
Papua Barat
3 Penguatan 7 Peningkatan 20 Perlindungan 84 Adanya 34 Provinsi Kementan, Lembaga
investasi perlindungan Ketahanan Pangan penanganan Bappenas PBB dan
pengelolaan terhadap terhadap ketahanan Internasional
risiko bencana kerentanan Perubahan Iklim pangan
sesuai dengan lingkungan di terhadap
proyeksi daerah rawan dampak
peningkatan bencana perubahan iklim
risiko bencana (lanjutan…) dan Karhutla
(lanjutan…) 21 Perlindungan 85 Meningkatnya Nasional Kemen
Ketahanan Air keterpenuhan PU&Pera,
pada Wilayah persediaan air Bappenas
Berisiko Iklim minum di
Kawasan Rawan
Air
86 Terlaksananya Nasional Kemen LHK,
Rehabilitasi Bappenas
Hutan dan
Lahan secara
Vegetatif untuk
perlindungan air
baku
87 Terlaksananya Nasional Kemen LHK,
Rehabilitasi Bappenas
Hutan dan
Lahan Secara
Sipil Teknis
88 Dilakukannya Nasional Kemen LHK,
Penanaman Bappenas
/pengkayaan
pada hutan
produksi baik
melalui
23
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
reforestasi
maupun
pembangunan
pertanian yg
responsif
terhadap risiko
bencana
22 Inventarisasi dan 89 Terlaksananya Nasional Kemen LHK,
Rehabilitasi Rehabilitasi KKP,
Ekosistem Pesisir, Hutan Mangrove Bappenas
Kelautan, dan 90 Terlaksananya 60 lokasi KKP,
Hutan Mangrove rehabilitasi Bappenas
ekosistem pesisir
dan pulau-pulau
kecil
3 Penguatan 7 Peningkatan 22 Inventarisasi dan 91 Adanya 34 Provinsi Kemen LHK,
investasi perlindungan Rehabilitasi penguatan Bappenas
pengelolaan terhadap Ekosistem Pesisir, kelompok kerja
risiko bencana kerentanan Kelautan, dan mangrove dan
sesuai dengan lingkungan di Hutan Mangrove forum peduli
proyeksi daerah rawan (lanjutan…) mangrove
peningkatan bencana
risiko bencana (lanjutan…)
(lanjutan…)
4 Peningkatan 8 Penguatan 23 Optimalisasi 92 Adanya rencana Nasional, 34 BNPB,
kapasitas dan Sistem dan sistem penanggulangan Provinsi, 514 Bappenas,
kapabilitas Operasionalisasi penanggulangan kedaruratan Kabupaten/ TNI, POLRI
penanganan Penanganan kedaruratan bencana yang Kota
kedaruratan Darurat bencana yang mempertimbang
bencana yang Bencana; terintegrasi --kan aspek
cepat dan andal dengan Sistem Sosio Culture
Ketahanan yang
Kesehatan berkembang di
Masyarakat masyarakat
93 Adanya Rencana Nasional BNPB,
Kontinjensi Bappenas,
Nasional untuk TNI, POLRI
24
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
bencana-
bencana
prioritas
94 Terkelolanya 34 Provinsi, BNPB,
infrastuktur 514 Bappenas
penanganan Kabupaten/
darurat secara Kota
optimal
95 Adanya 34 Provinsi, BNPB,
penguatan 514 Bappenas,
impelementasi Kabupaten/ TNI, POLRI
Sistem Komando Kota
Penanganan
Darurat Bencana
96 Adanya Kabupaten/ Kemenkes, Lembaga
penguatan Kota Bappenas, PBB dan
penanggulangan terdampak TNI, POLRI Internasional
krisis kesehatan bencana dan
DTPK.
Prioritas
untuk 6
provinsi, 26
kota, 85
kabupaten
4 Peningkatan 8 Penguatan 23 Optimalisasi sistem 97 Terlaksananya Kabupaten/ Kemensos,
kapasitas dan Sistem dan penanggulangan pemenuhan Kota Bappenas,
kapabilitas Operasionalisasi kedaruratan kebutuhan dasar terdampak TNI, POLRI
penanganan Penanganan bencana yang korban bencana bencana
kedaruratan Darurat Bencana terintegrasi berdasarkan
bencana yang (lanjutan…); dengan Sistem data base
cepat dan andal Ketahanan kebutuhan dan
(lanjutan…) Kesehatan bantuan
Masyarakat kedaruratan
(lanjutan…) bencana
98 Terkelolanya Nasional BNPB,
dana bantuan Bappenas
kedaruratan
25
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
99 Adanya Kabupaten/ BNPB,
dampingan Kota Bappenas
terhadap terdampak
penanganan bencana
korban dan
pengungsi
24 Pemaduan sumber 10 Adanya 34 Provinsi, Basarnas,
daya dalam 0 pemenuhan 514 BNPB,
operasi pencarian, peralatan Kabupaten/ Bappenas,
pertolongan, dan pendukung Kota TNI, POLRI
evakuasi korban operasi SAR
10 Adanya 34 Provinsi, Basarnas,
1 pembangunan 514 BNPB,
prasarana Kabupaten/ Bappenas,
pendukung Kota TNI, POLRI
operasi SAR
10 Adanya 34 Provinsi, Basarnas,
2 Pengerahan 514 BNPB,
Potensi dan Kabupaten/ Bappenas,
Pengendalian Kota TNI, POLRI
Operasi SAR
10 Adanya 34 Provinsi, Basarnas,
3 pemenuhan 514 BNPB,
Sistem Kabupaten/ Bappenas,
Komunikasi SAR Kota TNI, POLRI
25 Pengendalian 10 Adanya respon Nasional Kemenkes,
penyakit menular 4 peringatan dini Bappenas
KLB Penyakit
menular/zoonosi
s
10 Meningkatnya Nasional Kemenkes, Lembaga
5 kapasitas Bappenas PBB dan
implementasi Internasional
sistem
kekarantinaan
kesehatan
10 Terlaksananya Nasional Kemenkes,
6 pencegahan dan Bappenas
26
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
pengendalian
penyakit
menular
4 Peningkatan 8 Penguatan 25 Pengendalian 10 Terlaksananya Nasional Kemenkes,
kapasitas dan Sistem dan penyakit menular 7 Promosi Bappenas
kapabilitas Operasionalisasi (lanjutan…) kesehatan dan
penanganan Penanganan perilaku hidup
kedaruratan Darurat Bencana bersih
bencana yang (lanjutan…); 10 Adanya Nasional Kemenkes,
cepat dan andal 8 penguatan Bappenas
(lanjutan…) pengembangan
penelitian,
inovasi
pengobatan,
dan vaksin virus
penyakit
menular
10 Meningkatnya Nasional Kemenkes,
9 jumlah wilayah Bappenas
hijau Pandemi
5 Percepatan 9 Penyelenggaraa 26 Dukungan 11 Terbangunnya Kabupaten/ Kemen Lembaga
pemulihan n Rehabilitasi rehabilitasi dan 0 pembangunan Kota PU&Pera, PBB dan
daerah dan dan rekonstruksi di infrastruktur air terdampak Bappenas Internasional
masyarakat Rekonstruksi di daerah terdampak minum, sanitasi, bencana ; Organisasi
terdampak daerah bencana drainase, dan Masyarakat
bencana untuk terdampak persampahan Sipil
membangun bencana; terpadu pada
kehidupan yang kawasan
lebih baik Huntara dan
Huntap
11 Pemulihan Kabupaten/ BNPB,
1 sektor-sektor Kota Bappenas
produktif terdampak
terdampak bencana
bencana
11 Revitalisasi Pasar Daerah Kemendag,
2 Rakyat di Daerah Tertinggal, Bappenas
27
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
Tertinggal, Perbatasan
Perbatasan, & terdampak
Rawan Bencana Bencana
11 Adanya Kabupaten/ BNPB,
3 dukungan Kota Bappenas
pemulihan terdampak
fisik/bangunan bencana
terdampak
bencana
27 Penerapan 11 Adanya bantuan Kabupaten/ Kemensos,
perlindungan 4 langsung tunai Kota Bappenas,
sosial yang adaptif bersyarat bagi terdampak Kemenko
masyarakat bencana PMK
miskin
terdampak
bencana
5 Percepatan 9 Penyelenggaraa 27 Penerapan 11 Terdistribusinya Kabupaten/ Kemendikbu
pemulihan n Rehabilitasi perlindungan 5 bantuan Kota d, Bappenas,
daerah dan dan Rekonstruksi sosial yang adaptif bencana terdampak Kemenko
masyarakat di daerah (lanjutan…) alam/sosial bagi bencana PMK
terdampak terdampak sekolah
bencana untuk bencana terdampak
membangun (lanjutan…) bencana
kehidupan yang 11 Adanya Kabupaten/ BNPB, Lembaga
lebih baik 6 dukungan Kota Bappenas, PBB dan
(lanjutan…) pemuliihan terdampak Kemenko Internasional
sosial ekonomi bencana PMK
terdampak
bencana
11 Adanya Kabupaten/ Kemensos,
7 peningkatan Kota Bappenas
kapasitas terdampak
mitigasi dan bencana
kesiapsiagaan
masyarakat di
daerah rawan
bencana dan
28
Lampiran 2 – Rincian Rencana Aksi Nasional
KETERLIBATAN INSTITUSI TAHUN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN FOKUS PRIORITAS AKSI INDIKATOR LOKUS
K/L NON K/L *) 20 21 22 23 24
masyarakat
korban bencana
11 Adanya Kabupaten/ Kemensos, Lembaga
8 perlindungan Kota Bappenas PBB dan
sosial bagi terdampak Internasional
masyarakat di bencana
kawasan rawan
bencana dan
masyarakat
korban bencana
11 Meningkatnya Kabupaten/ Kemendes, Lembaga
9 kapasitas Kota PDT & Trans, PBB dan
ekonomi dan terdampak Bappenas Internasional
livelihood bencana
masyarakat
terdampak
bencana
KETERANGAN:
Tahun pelaksanaan Rencana Aksi diturunkan dari isu strategis pada RPJMN dan RIPB
Tahun pelaksanaaan Rencana Aksi diturunkan dari isu strategis diluar RPJMN
*) Seluruh Insititusi Non K/L (Akademisi, pakar, dan ahli; Lembaga Usaha, bisnis, dan filantropi; Lembaga PBB dan Internasional; Organisasi
Masyarakat Sipil; dan Lembaga media) dapat berkontribusi dalam pelaksanaan dan pencapaian tiap-tiap aksi dengan mengikuti aturan dan
mekanisme yang berlaku.
Institusi Non K/L yang tertulis adalah yang melaporkan rencana program dan kegiatannya kepada BNPB pada saat RENAS ini disusun.
29
RENCANA NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Rencana Nasional
Penanggulangan
Bencana 2020-2024
BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
139