Anda di halaman 1dari 58

ROSWANTO

WIDYAISWARA
"Bukan kita yang hebat, melainkan Allah yang memudahkan kita"

Rak Digital Penanggulangan Bencana

Ayo Siaga Bencana

0856-9458-1999

Kp. Ciketing Rawamulya,


Mustika Jaya Bekasi
PELATIHAN HARUS MENDAHULUI BENCANA

BENCANA MERUPAKAN ANUGERAH DAN BERKAH YANG HARUS DIHADAPI OLEH MANUSIA
TERUTAMA YANG HIIDUP DI BUMI INI TERUTAMA PADA DAERAH RAWAN BENCANA.
MANUSIA TIDAK PERLU TAKUT PADA BENCANA, TETAPI MANUSIA HARUS DAPAT
MENGHADAPI BENCANA
Indonesia telah memiliki undang - undang
Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
UU ini mengatur langkah penanggulangan bencana di Indonesia
yang potensinya terus meningkat setiap tahun.

a n c ar a
rp ik ir d
Cara be y ar a k a t
a k m a s h
tind d iu ba
P B p erlu ih
dalam i y ang m a s
i sa a t in
d ar k tif
p res p e
da la m
p on si f
res
1. Mewujudkan tujuan negara melalui PB yang
seirama dengan amanah Alinea 4 Pembukaan
UUD 1945 "Melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia"
2. Keselamatan masyarakat adalah hukum
tertinggi sebagaimana dikatakan oleh Filsof
Cicero " Salus Populi Suprema Lex Esto"
3. Doktrin penegak HAM " Saving human life is the
fist priority and our nastional goal"
4. Menjamin keberlangsungan Program
Pembangunan Nasional/Daerah.
RELAWAN PB
Apa itu !!
IND O NE SIA
b encanaan
un ia Ke
Dimata D
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar,Selain
kaya akan potensi alam, Indonesia juga
merupakan negara yang memiliki potensi bencana,
bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah
Tsunami, Gempa Bumi, Tanah Longsor, Banjir, Angin
Puting Beliung, dan letusan/ erupsi Gunung berapi
Secara geografis, Indonesia terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik besar yakni
Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan
Lempeng Indo-Australia. Indonesia terletak pada
Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu kawasan
yang sering mengalami gempa bumi dan letusan
gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra
Pasifik
1. Banjir
1. Gempa Bumi
2. Tanah Longsor
2. Tsunami
3. Gelombang Pasang
3. Letusan Gunung Api
4. Abrasi
5. Kebakaran Hutan dan Lahan
6. Kekeringan
7. Anging Puting Beliung
1. Kebakaran 1. Wabah Penyakit
2. Banjir 2. Tanah Longsor
3. Gempa Bumi 3. Kekeringan
4. Topan 4. Gunung Meletus
5. Tanah Longsor 5. Banjir Lahar
6. Air Bah 6. Abrasi
7. Gunung Meletus 7. Kelaparan
8. Gelombang Pasang
9. Petir

1. Kebakaran 1. Tawuran
2. Bom 2. Keracunan Massal
3. Tawuran 3. Konflik SARA
4. Kecelakan LL 4. Pengungsi
5. Wabah Penyakit Krn Banjir 5. Kelaparan
6. Kebocoran Gas 6. Polusi Udara
7. Perang
Peristiswa atau rangkaian peristiswa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan faktor alam/non alam maupun manusia
sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

" Penanggulangan Bencana bukan sebatas


pekerjaan,Tetapi merupakan perjuangan dan
pengabdian "
Bencana tidak mengenal batas dan dapat terjadi pada siapa saja,
kapan saja dan dimana saja
Ancaman bencana alam adalah peristiwa alam yang telah terjadi
berulang mulai dari jutaan bahkan milyar tahun yang lalu, bersifat
siklikal (siklus)
Bencana urusan kita bersama dan harus dilakukan penanganan secara
menyeluruh/holistik, terencana, terpadu, terukur
Bencana unik dan dinamis, tidak ada bencana yang sama persis
dampak dan cara penanganannya, tidak bisa ditangani dengan cara
rutin
Bencana sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia
Bencana bersifat local,, kapasitas penanganan awal ada di masyarakat
(95 %)
Terkait dengan upaya untuk melindungi warga
negaranya terhadap bencana, Pemerintah
Indonesia telah memberlakukan UU No. 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
UU tersebut secara jelas menyatakan
bahwa setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan
keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana, baik dalam situasi tidak
terjadi bencana maupun situasi terdapat potensi
bencana
en B en ca na
Ma na jem
o 2 4/ 200 7 ?
UU N
Menurut
Suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang
berhubungan dengan observasi dan analisis
bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitas
dan rekonstruksi bencana
Salah satu manfaat dilaksanakannya manajemen
kebencanaan adalah membatasi jumlah korban.
Kerusakan rumah, korban luka, hingga kematian
merupakan akibat terjadinya bencana alam. Namun,
dengan melaksanakan manajemen ini, kita bisa
meminimalkan jumlah korban manusia beserta
kerusakan harta benda dan lingkungan hidup
Terse bu t
Dari Video
p ng bisa
a sa ja ya
Ke gia ta n a
e ng urangi
k an un tu k m
dila k u
b e n can a ?
risiko
1. Membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
2. Pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4. Memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada di
wilayah rawan bencana
Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu kawasan dan kurun
waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
Proses pengelolaan yang sistemastis dan terencana
dalam penerapan strategi dan kebijakan
penanggulangan bencana dengan menekankan pada
aspek - aspek pengurangan risiko bencana.
Mencegah atau mengurangi dampak bencana melalui
serangkaian kegiatan dan tindakan pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan
Program - program pembangunan,
penilaian risiko, pencegahan, mitigasi
kesiapsiagaan, dan peringatan dini

Tindakan evakuasi, menyelamatkan manusia


dan mata pencaharian, bantuan darurat,
perhitungan kerusakan dan kerugian

Bantuan, rekonstruksi, pemulihan sosial


ekonomi, kegiatan pembangunan, dan
penilaian risiko
Menganggap becana sebagai peristiwa atau kejadian
yang tidak bisa dielakkan dan korban harus ditolong.
Fokusnya adalah bantuan dan kedaruratan, yakni
berupa pemenuhan kebutuhan darurat seperti pangan,
penampungan, kesehatan, dan lain-lain. Tujuannya
adalah menekan kerugian dan kerusakan.
Memandang bencana mempunyai pola yang bisa
diantisipasi. Fokus perhatiannya adalah pada
identifikasi daerah-daerah rawan bencana dan
mengenali pola-pola yang dapat menimbulkan
kerawanan
Memandang bencana erat kaitannya dengan kerentanan.
Fokusnya adalah mengupayakan integrasi penanggulanan
bencana dengan pembangunan. Misalnya penguatan
ekonomi, penerapan teknologi, dan lain-lain.
Memandang bencana bukan semata sebagai
kejadian tiba-tiba, tapi erat kaitannya dengan
proses panjang yang berhubungan dengan
tindakan manusia. Paradigma ini memadukan
sudut pandang teknis dan ilmiah dengan
faktor-faktor sosial ekonomi, dan politik dalam
perencanaan pengurangan dampak bencana.
Dalam paradigma ini masyarakat adalah
subyek dan bukan obyek dari
penanggulangan bencana.
PELATIHAN HARUS MENDAHULUI BENCANA

PB

POINT
ADANYA PAYUNG HUKUM MANDAT BAGI PERLINDUNGAN RAKYAT DARI RISIKO BENCANA I PERUBAHAN CARA PANDANG DARI RESPONIF
MENJADI PENGURANGAN RISIKO DAN KESIAPSIAGAAN I TERINTEGRASI PB DALAM RENCANA PEMBANGUNAN I PB DIATUR
DISELENGGARAKAN DAN DIBIAYAI OLEH ANGGARAN PEMBANGUNAN DAN PEMDA I MEMBENTUK KELEMBAGAAN YANG KUAT DAN
SEMBADA I MENGATUR TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT
Disampaikan pada tanggal 14 September 2007 di Kab Pesisir Selatan, Sumbar
pada saat gempa bumi Bengkulu dan Sumatera Barat (7,9 SR, 12 Sep 2007)

1. Pemda Kab/Kota menjadi penanggung jawab utama Penyelenggaraan PB


2. Pemda Prov segera merapat ke daerah bencana untuk memberikan
dukungan dgn mengerahkan seluruh sumberdaya yg ada di tingkat Prov
jika diperlukan
3. Pemerintah memberi bantuan sumberdaya yg secara ekstrim tidak
tertangani daerah
4. Libatkan TNI dan POLRI
5. Laksanakan penanganan secara dini
ng a n Be n ca n a lah ir
7 t en t an g Pe n an gg ula
00
UU No. 24 Tahun 2 e r ik an p e rli n d un gan
n di a nt ar an y a m emb
dengan tujua a n be nc an a d an m e n jam in
at d a r i a n c a m
kepada masyarak a n b en c a n a se ca ra
n ya p e n a n g gu la ng
terselenggar a y e lu r uh .
or d ina si, d a n m en
a d u , t e rk o
terencana, terp
Pemerintah berperan sebagai regulator dan
kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung
jawab

Masyarakat berperan sebagai akselerator yang


mengetahui dan mencegah ancaman bencana yang
datang di lingkungan sekitar

Pemerintah berperan sebagai regulator dan


kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung
jawab

akademisi berperan sebagai konseptor dan


inovator yang melakukan penelitian, membantu
pengelolaan identifikasi potensi, dan peluang
pengembangan.

Dunia usaha berperan sebagai pendorong yang


membantu mencapai tujuan dalam melakukan
proses bisnis menghasilkan nilai tambah dan
mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan
PELATIHAN HARUS MENDAHULUI BENCANA

POINT
LEGISLASI I KELEMBAGAAN I PERENCANAAN I PENYELENGGARAAN I
PENDANAAN I PENINGKATAN KAPASISTAS
UU 24/2007
Peraturan Pemerintah :
1. PP 21/2008 - Penyelenggaraan PB
2. PP 22/2008 - Pendanaan & Pengelolaan Bantuan PB
3. PP 23/2008 - Peran Lembaga Inter dan Lembaga
Asing Non - Pemerintah
4. Perpres 8/2008 - Pembentukan BNPB, Tindaklanjut
Keputusan Ka. BNPB No. 1/2008 tentang organisasi
Tata Kerja BNPB

Perda - Pembentukan BPBD (Provinsi dan Kab/Kota)


1. Pembentukan kelembagaan yang
definitif : BNPB dan BPBD Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
2. Kedudukan, tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab :
Unsur Pengarah & Pelaksana

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

Unsur Pelaksana Unsur Pelaksana


1. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan keadaan darurat bencana,
rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
3. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan
bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam
kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana;
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional dan internasional;
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
Presiden RI

Kepala BNPB

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

Kantor BNPB, terdiri atas personil yg


Pj Pemerintahan profesional dan ahli di bidangnya

Masy Profesional Ka.BPBD Provinsi

Ka. BPBD Kab/Kota


Unsur Pengarah

Pj. Pemerintah Masyarakat Profesional

1. Kantor Menko Kesra


9 Orang Masyarakat
2. Dalam Negeri Profesional
3. Sosial (Pakar/Profesional dan atau
4. PU tokoh masyarakat)
5. Kesehatan
6. Perhubungan
7. ESDM
8. TNI
9. POLRI
Terdiri dari Ketua Jumlah anggota
dan Anggota Unsur Pengarah PB
Ketua dijabat oleh (BPBD Provinsi 9
Kepala BPBD anggota terdiri dari 5
Anggota Unsur pejabat instansi
Pengarah PB berasal pemerintah dan 4
dari Instansi anggota dari
pemerintah dan masyarakat
masyarakat profesional, BPBD
profesional Kab/Kota 7 anggota
(Pakar/Profesional terdiri dari 4 Pj
dan/atau tokoh Instansi Pemerintah
masyarakat) dan 3 anggota Masy
Profesional)
1. Pasal 5, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah Menjadi Penanggung Jawab
Penyelenggaraan PB;
2. Pasal 18, Pemerintah Daerah
Membentuk BPBD (Tingkat Prov
dipimpin seorang Pejabat Setingkat
dibawah Gubernur/Setingkat Eselon 1b,
Tingkat Kab/Kota dipimpin seorang
Pejabat Setingkat di bawah
Bupati/Walikota/Setingkat Eselon II.a)
3. Pasal 25, Pembentukan, fungsi, tugas,
struktur organisasi dan tata kerja BPBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah)
1. PB Dalam RP JP (D), RP JM (D) dan
RKP (D)
2. Penyusunan RAN - PRB dan RAD -
RPB (berdasarkan Kerangka Aksi
Hyogo)

1. Pembuatan Rencana PB
2. Rencana Kedaruratan
3. Rencana Kontingensi
4. Rencana Operasi
5. Rencana Pemulihan
1. Dana DIPA (APBN/APBD), Untuk mendukung
kegiatan rutin dan operasional
Lembaga/Departemen tertutama untuk kegiatan
Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
2. Dana Contingency, Untuk Penanganan
Kesiapsiagaan
3. Dana Siap Pakai (On Call), Untuk Bantuan
Kemanusiaan (relief) pada saat terjadi bencana
atau pada saat dinyatakan kondisi darurat
4. Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah, Dana
yang dialokasikan untuk bantuan pasca bencana
di daerah
5. Dana yang bersumber dari masyarakat
SPM terdiri atas 3 layanan dasar yang diturunkan
menjadi 12 sub kegiatan

1. Sosialisasi Komunikasi 1. Penyusunan Kajian Risiko 1. Respon Cepat Kejadian


Informasi Dan Edukasi Penyusunan Rencana PB Luar Biasa Penyakit/Wabah
Rawan Bencana Per Jenis Pembuatan Rencana Kontinjensi Zoonosis
Bencana Pelatihan Pencegahan dan 2. Respon Cepat Darurat
Mitigasi Bencana
Gladi Kesiapsiagaan 3. Aktivasi Sistem Komando
Pengendalian Operasi Penanganan Darurat
Kesiapsiagaan Bencana Bencana
Penyediaan Peralatan 4. Pencarian Pertolongan dan
Perlindungan dan Kesiapsiagaan Evakuasi Korban Bencana
Bencana
PELATIHAN HARUS MENDAHULUI BENCANA

SERANGKAIAN UPAYA YANG MELIPUTI PENETAPAN KEBIJAKAN


PEMBANGUNAN YANG BERISIKO TIMBULNYA BENCANA, KEGIATAN
PENCEGAHAN BENCANA, TANGGAP DARURAT, DAN REHABILITASI
1. Mitigasi 1. Kajian Ceoat 1. Rehabilitasi
2. Kesiapan 2. Penetapan Keadaan 2. Rekonstruksi
3. Peringatan Dini Status
3. Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
4. Perlindungan Kelompok
Rentan
5. Pemulihan sarana Kunci

P e r e n c a n a a n P B , P e n g ut r a n g a n R i s i k o , P e n c e g a h a n ,
Pemanduan ke dalam pembangunan,Persyaratan Analisis
Risiko Bencana, Perencanaan Tata Ruang
1. Memasukan pendidikan 1. Pemahaman karakteristik
kebencanaan dlm ancaman/Hazard dan
kurikulum sekolah teknologi penanganannya
2. Membuka program studi "
Disaster Management" di
perguruan tinggi
3. Melakukan pelatihan
manajer dan Teknis
4. Mencetak tenaga
profesional dan ahli PB
Peningkatan Kapasitas TRC - P3k ASCEND Certifiication
Trial Simulastion

Panti Asuhan Dorkas


PELATIHAN HARUS MENDAHULUI BENCANA

LIVING

Anda mungkin juga menyukai