Anda di halaman 1dari 10

SOP PENANGGULANGAN DAMPAK BURUK BENCANA

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Bencana

Dosen Pengampu : Ns. Dwi Puji Susanti, M.Kep

Disusun Oleh:
Hikmah Fitria 122070177

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
TAHUN 2022/2023
A. DEFINISI BENCANA ALAM
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu
yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan.
Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam
(Purwadarminta, 2006)
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu
ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu
kejadian.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban
manusia (Kamadhis UGM, 2007).

B. TUJUAN
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) penanggulangan bencana pola
sederhana dibuat untuk memberikan petunjuk tentang cara menangani
bencana alam.
2. Tujuannya adalah agar semua orang memiliki persepsi yang sama tentang
cara menangani bencana alam, yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan tugas di lapangan, sehingga tugas-tugas dapat
dilakukan dengan tertib, lancar, dan aman. menyelamatkan korban
bencana alam, sarana dan alat yang ada di lokasi bencana dan memikirkan
tindak lanjut untuk pelayanan korban bencana alam.

C. KEBIJAKAN
1. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
juga perawatan perundang-undangan yang terkait
2. Peraturan pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana

D. JENIS BENCANA DAN TINDAKAN PENYELAMATAN


Jenis bencana dan tindakan penyelamatan yang dilakukan adalah:
1. Gempa Bumi
a. Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan
penyelamatan diri dan keluarga dengan baik
b. Segera keluar rumah jika berada di dalam rumah. Carilah tempat yang
agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin
runtuh.
c. Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang tinggi ,
kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang
lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah meja
atau tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan atau jatuhnya
benda – benda.
d. Saat berada di jalan raya, kurangilah kecepatan kendaraan atau
berhentilah di pinggir jalan , namun usahakan tempat pemberhentian
jauh dari pohon, papan reklame, atau bangunan yang ada di sekitar
jalan.
e. Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-desakan
untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang aman dari
reruntuhan atau jatuhnya benda – benda.
2. Tsunami
a. Menyelamatkan diri dari daratan rendah ke dataran tinggi
b. Cepat dan tepat mengambil tindakan penyelamatan diri
3. Banjir
a. Saat banjir sudah memasuki rumah, lebih baik mengungsi ke tempat
yang lebih aman.
b. Perhatikan kebersihan tempat, makanan, dan minuman. Saat terjadi
banjir mudah sekali kuman penyakit tersebar dan berjangkit.
c. Waspada terhadap lingkungan sekitar agar terhindar dari hal – hal yang
tidak diinginkan. Misal tersengat listrik.
4. Tanah Longsor
Tindakan penjegahan jangan mendirikan rumah atau bangunan di
tebing-tebing, dialiran DAS.
5. Banjir Karena Hujan.
Akibat kelalaian manusia yang tidak menjaga lingkungan dengan
membuang sampah sembarangan mengakibatkan banjir:
a. Tindakan penyegahan dengan mengadakan penghijauan kembali
b. jangan membuang sampah di sungai dan selokan.

E. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENANGGULANGAN BENCANA


Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana adalah:
Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana Nasional berdasarkan UU No.
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Cepat dan Akurat – Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat”
adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara
cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
2. Prioritas – Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa
apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas
dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
3. Koordinasi – Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa
penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling
mendukung.
4. Keterpaduan – Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling
mendukung. 5. Berdaya Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya
guna” adalah bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan
dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
5. Berhasil Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya
dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan.
6. Transparansi - Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Akuntabilitas – Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
8. Kemitraan - Cukup jelas.
9. Pemberdayaan – Cukup jelas.
10. Nondiskriminasi – Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi”
adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan
aliran politik apa pun.
11. Nonproletisi – Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa
dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat
bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat
bencana.
F. PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN BENCANA
ALAM.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program
rehabilitasi sosial korban bencana alam sebagai berikut:
1. Rehabilitasi rumah/gedung fasilitas pendukung yang mengalami rusak
total/rusak berat akibat bencana alam.
2. Pemukiman/Perbaikan kembali korban bencana alam ketempat yang aman
dari ancaman bencana alam
3. Perbaikan /Pemukiman kembali korban bencana alam yang berlokasi
didaerah rawan bencana alam ketempat yang aman dari ancaman bencana
alam.
4. Lakukan relokasi bagi korban bencana berupa bahan bangunan apabila
diperlukan.
5. Pelaksanaan pemberian bantuan berupa bahan bangunan rumah/gedung.
6. Pemberian bantuan berupa bahan bangunan diprioritas kepada korban
bencana alam yang rumah/gedung mengalami rusak total/berat dan perlu
mendapat bantuan (ekonomi lemah)
7. Untuk mengukur tingkat kerusakan menggunakan pedoman sebagai
berikut:
a. Rusak ringan tingkat kerusakan 25 – 50 %
b. Rusak berat tingkat kerusakan 51 – 75 %
c. Rusak total tingkat kerusakan 76 – 100 %
8. Perhatikan dalam menetapkan tingkat kebersihan penanggulangan korban
bencana alam, dengan indikator keberhasilan:
a. Tertanganinya korban bencana alam secara cepat, tepat dan benar.
b. Tersedianya sumber daya manusia dan peralatan yang memadai.
c. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan
Penanggulangan Bencana Alam (KBA).
d. Tersediannya bantuan yang memadai oleh pemerintah maupun
masyarakat.
e. Terwujudnya jaringan BS KBA diseluruh wilayah Indonesia.

G. PASCA BENCANA
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana
yaitu:
1. Rehabilitasi
Sebagaimana dilakukan melalui kegiatan:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
d. Pemulihan sosial psikologis
e. Pelayanan kesehatan
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g. Pemulihan social ekonomi budaya
h. pemulihan keamanan dan ketertiban
i. Pemulihan fungsi pemerintahan
j. Pemulihan fungsi pelayanan publik
2. Rekonstruksi.
Sebagaimana dimaksud dilakukan melalui kegiatan pembangunan
yang lebih baik, meliputi:
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b. Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik
e. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan,
dunia usaha dan masyarakat
f. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
g. Peningkatan fungsi pelayanan publik
h. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
H. RUANG LINGKUP
Standar Operasional Prosedur ini berlaku di situasi bencana, maupun pada
masa pasca bencana.

I. KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Memahami prinsip dasar BHD (Bantuan Hidup Dasar)
2. Dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency
(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut serta tenda)
3. Mampu melakukan tindakan medis (jaga jalan napas, menghentikan
perdarahan, pemasangan bidai, dll)
4. Mampu melakukan pengawasan, evaluasi dan mengambil tindakan yang
tepat selama proses perawatan korban
5. Mampu menganalisis dan interpretasi penyakit korban

J. PERALATAN / PERLENGKAPAN
1. Scope Schatcher dan tandu
2. Obat, bahan habis pakai, alat kesehatan dan laboratorium
3. Peralatan untuk melakukan tindakan bedah minor
4. Perlengkapan P3K
5. Sarana komunikasi
6. Sarana transportasi
7. Formulir pencatatan dan pelaporan
8. Dan lain-lain

K. PENCATATAN DAN PENDATAAN


1. Data jenis bencana, lokasi kejadian, dan waktu kejadian bencana
2. Data wilayah yang terkena bencana
3. Data mengenai korban dan kerusakan di wilayah
4. Data mengenai kondisi masyarakat meliputi tempat tinggal sementara,
ketersediaan sandang dan pangan, ketersediaan dan kondisi sumber air
bersih, kondisi sanitasi.
5. dasar, ketersediaan sarana umum, isu perlindungan utama di masyarakat,
sarama pendidikan dan fasilitas pelayanan kesehatan
6. Data mengenai sumber informasi untuk validasi data

L. PERAN PERAWAT DI DALAM POSKO PENGUNGSIAN DAN


POSKO BENCANA
1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari.
2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan.
4. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,
depresi, yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi
diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue,
mual muntah, dan kelemahan otot)
5. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain
6. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog
dan psikiater
7. Konsultasi bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan
dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
8. Peran Perawat dalam Fase Postimpact
9. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, social, dan
psikologis korban

M. PERAN PERAWAT DALAM FASE POSTIMPACT


1. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, social, dan
psikologis korban.
2. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali
pada kehidupan normal.
3. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu
yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana
kecacatan terjadi.
N. PROSEDUR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA
Mutu Baku
No Kegiatan Keterangan
Kelengkapan Waktu Output

Memerintahkan Kabid untuk melaksanakan Rehabilitasi dan SOP Identifikasi Data


1 Disposisi Data kerusakan pasca bencana
Rekonstruksi Pasca Bencana Kerusakan Pasca Bencana
Memerintahkan Kasubbid untuk melaksanakan Rehabilitasi dan Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan
2 Data kerusakan pasca bencana 1 Hari
Rekonstruksi Pasca Bencana rekonstruksi Pasca Bencana
Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait tentang
Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan
3 pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
rekonstruksi Pasca Bencana rekonstruksi Pasca Bencana

-Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan


Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana -Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Bencana
Sesuai
sesuai dokumen perencanaan rekonstruksi yang telah disusun rekonstruksi Pasca Bencana -Perlengkapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
4 Kerusakan
dan membuat Laporan setiap hari tentang perkembangan - Perlengkapan rehabilitasi dan rekonstruksi - Laporan Perkembangan Rehabilitasi
Lingkungan
pelaksanaan rekonstruksi Pasca Bencana dan Rekonstruksi Pasca Bencana

-Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan


-Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan
rekonstruksi Pasca Bencana
rekonstruksi Pasca Bencana
Menerima Laporan dan melakukan monitoring rehabiliatasi dan -Perlengkapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi SOP Monitoring dan Evaluasi
-Perlengkapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
5 rekonstruksi pasca bencana dan melakukan telaahan untuk - Laporan Perkembangan Rehabilitasi dan 1 hari Rehabilitasi dan Rekonstruksi
- Laporan Perkembangan Rehabilitasi dan
disampaikan ke Kasubbid Rekonstruksi
Rekonstruksi Pasca Bencana
Pasca Bencana

-Dokumen rencana kerja rehabilitasi dan


Memeriksa Laporan Perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Bencana
rekonstruksi pasca bencana. Jika lengkap, maka akan -Perlengkapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Laporan Perkembangan Rehabilitasi dan
6 1 jam
diteruskan ke Kabid. Jika tidak lengkap, maka akan - Laporan Perkembangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
dikembalikan ke Staf untuk diperbaiki Rekonstruksi Pasca Bencana

Memeriksa Laporan Perkembangan rehabilitasi dan


rekonstruksi pasca bencana. Jika lengkap, maka akan Laporan Perkembangan Rehabiliatsi dan Laporan Perkembangan Rehabiliatsi dan
7 1 Jam
ditandatangani. Jika tidak lengkap, maka akan dikembalikan ke Rekonstruksi Rekonstruksi
Kasubbid untuk diperbaiki

Memerintahkan Staf untuk mendokumentasikan Laporan


Laporan Perkembangan Rehabiliatsi dan
8 Perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
Rekonstruksi
secara berkala

Mendokumentasikan Laporan Perkembangan rehabilitasi dan


Laporan hasil Identifikasi Kerusakan Lingkungan Laporan hasil Identifikasi Kerusakan Lingkungan
9 rekonstruksi pasca bencana secara berkala 15 Menit
Pasca bencana Pasca bencana

Anda mungkin juga menyukai