Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

A. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA


Kebijakan dalam penanggulangan bencana harus berdasarkan prinsip-prinsip yang
dipegang teguh oleh seluruh masyarakat Jawa Barat. Prinsip tersebut harus
berdasarkan pada kaidah inskulivitas yang menyeluruh karena pada dasarnya
kegiatan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama yang
harus diselesaikan secara terarah, terpadu dan terkoordinasi. Daerah Jawa Barat
yang berada pada kawasan rawan bencana memerlukan implementasi kebijakan
pembangunan penanggulangan bencana. Pelaksanaan kebijakan ini berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat.

Kebijakan Penanggulangan Bencana dibangun berdasarkan prinsip-prinsip dasar


Penanggulangan Bencana Jawa Barat yang juga selaras dengan prinsip-prinsip dasar
Penanggulangan Bencana ditingkat Nasional, yaitu :
a. Cepat dan Tepat
b Prioritas
c. Koordinasi dan Keterpaduan
d. Berdaya guna dan Berhasil guna
e. Transparansi dan Akuntabilitas
f. Kemitraan
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif
i. Nonproletisi
.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-1


B. VISI DAN MISI

Visi Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat adalah :


“MEWUJUDKAN PENANGGULANGAN BENCANA YANG HANDAL DAN
BERKELANJUTAN”
Visi ini diwujudkan dengan misi penanggulangan bencana, yaitu :
a. Membangun sistem dan perilaku tanggap dalam pencegahan dan
kesiapsiagaan bencana
b. Menyelenggarakan penanganan kedaruratan bencana secara terkoordinasi,
tangkas dan tepat
c. Meningkatkan ketangguhan dalam pemulihan akibat bencana

Motto dalam Penanggulangan Bencana Jawa Barat adalah :


“JABAR PEDULI BERSAMA MEGURANGI RISIKO BENCANA”.

Misi 1 : Membangun sistem dan perilaku tanggap dalam pencegahan dan


kesiapsiagaan bencana.
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap risiko
bencana,kewaspadaan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman
bencana.
Sasaran : 1. Memberikan sosialisasi, kemudahan akses informasi, pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap risiko bencana.
2. Membangun sistem kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Indikator : 1. Tersedianya informasi dan peringatan dini kebencanaan.
2. Tersedianya profil kesiapsiagaan dan NSP (Norma, Standar, dan
prosedur) penanggulangan bencana.
3. Terbentuknya masyarakat, dunia usaha, dan aparat siaga bencana.

Untuk mewujudkan misi 1 dilaksanakan melalui strategi penurunan tingkat kerentanan


terhadap bencana dengan program internalisasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam
pembangunan daerah, program Mitigasi Non Struktural Penanggulangan Bencana, Program
Mitigasi Struktural Penanggulangan Bencana, dan Strategi Peningkatan Kapasitas Kinerja
Dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dengan Program Penguatan
Pencegahan Bencana dan Penguatan Kesiapsiagaan Bencana.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-2


Misi 2 : Menyelenggarakan pelayanan kedaruratan bencana secara terkoordinasi,
tangkas dan tepat.
Tujuan : Meningkatkan kapasitas dalam penanganan kedaruratan untuk meminimalisir
dampak dan risiko lanjutan bagi korban bencana.
Sasaran : 1. Membangun sistem koordinasi dan komunikasi yang efektif dalam
penanganan kedaruratan bencana.
2. Membangun sistem manajemen logistik, peralatan dan pemenuhan
kebutuhan dalam kedaruratan bencana.
Indikator : 1. Tim Reaksi Cepat mampu bekerja cepat dan efektif dalam penanganan
korban.
2. Sistem koordinasi dan komando dalam penanganan bencana dan korban
bencana berjalan efektif dan efisien.
3. Sistem logistik dan pelatihan dalam penentuan kebutuhan dasar dan
pelayanan korban bencana selalu tersedia dan siap.

Untuk mewujudkan misi 2 dilaksanakan melalui strategi Peningkatan Kapasitas dan Kinerja
dalam Penyelenggaran Penanggulangan Bencana dengan program Penguatan Penanganan
Darurat Bencana.

Misi 3 : Meningkatkan ketangguhan dalam pemulihan akibat bencana..


Tujuan : Menormalisasi keadaan dan kondisi akibat bencana menjadi lebih baik dan
aman.
Sasaran : 1. Mempercepat penilaian dampak bencana dan upaya pemulihannya.
2. Pulihnya kondisi dan kehidupan masyarkat pasca bencana.

Indikator : 1. Hasil penilaian terhadap dampak bencana lebih cepat dan valid.
2. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
3. Berjalan cepat sesuai rencana, ketentuan dan peraturan.

Untuk mewujudkan misi 3 dilaksanakan melalui strategi Peningkatan Kapasitas dan Kinerja
Dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan program Peningkatan Mitigasi

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-3


Struktural, dan strategi Penurunan Kerentanan dengan program Penguatan Pemulihan
Pasca Bencana.

C. KELEMBAGAAN
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, lembaga utama yang khusus menangani penanggulangan bencana
ditingkat provinsi adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk
Jawa Barat yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat
(BPBD Provinsi Jawa Barat). Perangkat Daerah ini bertugas untuk merumuskan dan
menetapkan kebijakan terhadap usaha penanggulangan bencana mulai dari tahap pra
bencana, saat bencana dan pasca bencana, yang mencakup pencegahan dan mitigasi
bencana, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara
adil dan setara, serta melakukan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. Dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD tidak bekerja sendiri namun bekerja
sama dengan Perangkat Daerah lain di Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, lembaga dan
instansi terkait lain serta organisasi atau Forum Kebencanaan, diantaranya adalah
Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat.

Forum PRB Jawa Barat merupakan forum untuk mewadahi kerjasama dan
kepentingan terkait kebencanaan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
guna membantu menyelaraskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan
pengurangan risiko bencana terutama ditingkat provinsi, agar dapat mendukung
tercapainya tujuan-tujuan pengurangan risiko bencana Jawa Barat dan terjuwudnya
ketahanan dan ketangguhan daerah terhadap bencana, selaras dengan visi dan misi
dalam penanggulangan bencana.

D. STRATEGI DAN SASARAN


Secara umum strategi rencana penanggulangan bencana di Jawa Barat adalah
melakukan pengurangan Indeks Risiko Bencana (IRBI) disetiap Kabupaten/Kota dan di
Provinsi Jawa Barat dan secara khusus, dibagi menjadi 3 Strategi yaitu :
1. Penurunan Tingkat Ancaman
2. Penurunan Tingkat Kerentanan Terhadap Bencana
3. Peningkatan Kapasitas dalam Penanggulangan Bencana

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-4


Namun demikian mengingat kejadian bencana terutama bencana geologi dan hidro
meteorology sangat sulit untuk diprediksi maka upaya penurunan tingkat ancamannya
juga sulit untuk dilakukan, untuk itu upaya penurunan tingkat ancaman saat ini diabaikan
dan belum menjadi prioritas serta tidak masuk didalam variable perhitungan indeks risiko
bencana karena ancaman bencana sangat sulit diukur setiap tahunnya. Pemerintah saat
ini mempriortaskan upaya penurunan Indeks Risiko Bencana (IRBI) pada penurunan
tingkat kerentanan terhadap bencana dan peningkatan kapasitas penanggulangan
bencana, dimana ke dua variable ini dapat terukur pencapaiannya setiap tahun sehingga
nilai indeks risiko bencananya dapat diketahui.

a. Penurunan Tingkat Kerentanan Terhadap Bencana


Berdasarkan sejarah bencana yang pernah terjadi, ada beberapa jenis bencana yang
berpotensi terjadi kembali di Provinsi Barat. Bencana-bencana ini dapat menimbulkan
kerugian yang berbeda untuk setiap jenis bencana. Kerugian tersebut dapat dilihat
berdasarkan komponen sosial, fisik dan ekonomi serta lingkungan. Kerentanan sosial
terdiri dari parameter kepadatan penduduk dan kelompok rentan. Kelompok rentan
terdiri dari rasio jenis kelamin, rasio kelompok umur rentan, rasio penduduk miskin,
dan rasio penduduk cacat. Sedangkan Kerentanan ekonomi terdiri dari parameter
konstribusi PDRB dan lahan produktif. Nilai rupiah lahan produktif dihitung
berdasarkan nilai konstribusi PDRB pada sektor yang berhubungan dengan lahan
produktif (seperti sektor pertanian) yang dapat diklasifikasikan berdasarkan data
penggunaan lahan.
Kerentanan lingkungan terdiri dari parameter hutan lindung, hutan alam, hutan
bakau/mangrove, semak belukar, dan rawa. Setiap parameter dapat diidentifikasi
menggunakan data tutupan lahan.

b. Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana


Kapasitas daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan
parameter penting untuk menentukan keberhasilan bagi pengurangan risiko bencana.
Kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana harus mengacu kepada Sistem
Penanggulangan Bencana Nasional yang termuat dalam Undang undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta turunan aturannya. Komponen
kapasitas disusun berdasarkan parameter kapasitas regulasi, kelembagaan, sistem
peringatan dini, pendidikan, pelatihan, keterampilan, mitigasi, dan sistem

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-5


kesiapsiagaan. Fokus dalam penguatan kapasitas dilakukan melalui Penguatan
Regulasi dan Kelembagaan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Kesiapsiagaan.

1. Penguatan Regulasi dan Kelembagaan


Penguatan regulasi dan kelembagaan mendapatkan prioritas utama dalam
peningkatan kapasitas untuk pengurangan Indeks Risiko Bencana (IRBI), hal ini
dikarenakan diperlukanya dasar landasan hukum serta peraturan yang jelas
sebelum melakukan kegiatan pencegahan dan mitigasi bencana. Dengan adanya
regulasi yang jelas dapat memperkuat upaya penanggulangan bencana daerah,
terutama peraturan pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Disamping itu kapasitas
lembaga merupakan faktor internal yang cukup penting dalam proses
penanggulangan bencana terutama dalam operasi darurat dan analisis risiko
bencana. Pengembangan ini dapat berupa peningkatan kualitas SDM dan
peningkatan sarana serta prasarana pendukung yang dalam proses
pelanggulangan bencana. Kedua faktor tersebut merupakan dua buah
komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus penanggulangan bencana.
Sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana yang telah ada perlu
ditingkatkan dengan pengalaman dan pelajaran mengenai management serta
teknologi terkait kebencanaan yang terbaru.

2. Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan


Dalam penelitian, pendidikan dan pelatihan difokuskan untuk meningkatkan
kapasitas daerah melalui riset-riset kebencanaan. Upaya riset yang dilakukan
terkait pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara terstruktur. Untuk
mencapai kualitas hasil riset-riset terkait pengurangan risiko bencana dalam
meningkatkan rasio biaya investasi pra bencana dan biaya pemulihan perlu
dibangun kerjasama dengan mekanisme yang jelas dan efektif antara
pemerintah, akademisi dan masyarakat. Pelibatan peran seluruh sektor terkait
penanggulangan bencana menjadikan produktivitas riset dapat menjadi daya
guna bagi upaya meredam jatuhnya korban jiwa dan harta benda.
Di sektor pendidikan baik formal maupun non formal perlu mendorong lebih
banyak program pengurangan risiko bencana, khususnya yang terintegrasi
dengan kurikulum pendidikan sekolah formal. Selain itu diperlukan adanya

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-6


pembentukan Forum Musyawarah Kepala Sekolah dan Guru terkait pengurangan
risiko bencana dan simulasi secara berkala di sekolah. Forum ini nantinya menjadi
inisiator dalam proses pengembangan sekolah aman bencana dengan standard-
standard yang telah ditentukan baik Provinsi maupun Kab/Kota.

Di sektor pelatihan, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia


dengan mengadakan berbagai macam pelatihan terkait penanggulangan bencana
antara lain dengan melakukan pelatihan management dasar kebencanaan,
pelatihan penyelamatan korban bencana, dan pelatihan peningkatan kapasitas
relawan.

3. Kesiapsiagaan
Dalam rangka memperkuat sistem kesiapsiagaan daerah di Provinsi Jawa
Barat, perlu dibangun pusat data informasi bencana yang mudah diakses oleh
masyarakat, komunitas, perangkat daerah dan lembaga lainnya. Ketersediaan data
tersebut memudahkan pemerintah daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan
daerah serta menyusun kebijakan penanggulangan bencana. Penguatan
kesiapsiagaan juga dilakukan melalui pemetaan zona prioritas bencana yang
serta sistem peringatan dini yang melibatkan masyarakat, dan memperbanyak
wilayah – wilayah atau fasilitas sosial yang mempunyai kesiapsiagaan antara lain
desa tangguh bencana, madrasah/sekolah aman bencana dan rumah sakit
aman bencana.

E. KAIDAH PELAKSANAAN
Kaidah pelaksanaan dari Rencana Penanggulangan Bencana Jawa Barat dilaksanakan
melalui kolaborasi dan koordinasi antar instansi serta di titik beratkan pada zona prioritas
bencana. Kaidah ini menjadi pedoman pelaksanaan kebijakan penanggulangan
bencana di Jawa Barat.

a. Keterlibatan
Pelaksanaan Rencana Penanggulangan Bencana Jawa Barat merupakan tanggung
jawab bersama dengan pemerintah sebagai penanggung jawab utama. Secara garis
besar, peran dan fungsi Perangkat Daerah dan lembaga pemerintah ditingkat

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-7


provinsi serta instansi vertikal yang ada di Jawa Barat dalam penanggulangan
bencana adalah sebagai berikut :

1. Instansi Pemerintah
1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merencanakan, mengkoordinir,
melaksanakan sekaligus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh upaya
penanggulangan bencana.

2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mendukung perencanaan,


pengawasan, dan evaluasi program-program pembangunan yang peka risiko
bencana bersama dengan dinas-dinas terkait.

3) Dinas Sosial merencanakan dan melaksanakan penyediaan kebutuhan


logistik (pangan, sandang, dan kebutuhan dasar lainnya) untuk korban bencana.

4) Dinas Kesehatan (Dinkes) m erencanakan pencegahan, penyuluhan,


kesiapsiagaan, pelayanan kesehatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
kesehatan termasuk obat – obatan, logistik kesehatan dan tenaga paramedik.

5) Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang merencanakan pembangunan jalan


untuk jalur evakuasi dan pembangunan kembali pada tahap rehabilitasi dan
rekonstruksi, serta menyiapkan tata ruang berbasis mitigasi bencana.

6) Dinas Pemukiman dan Perumahan merencanakan, mengendalikan dan


menyiapkan lokasi dan jalur evakuasi, kebutuhan pemulihan sarana / prasarana
publik dan pengadaan fasilitas darurat serta mengkoordinasikan pengadaan
perumahan untuk warga yang menjadi korban bencana. Selanjutnya
melaksanakan pembangunan infrastruktur lingkungan yang sesuai dengan
rencana tata ruang daerah yang peka terhadap risiko bencana.

7) Dinas Komunikasi dan Informatika merencanakan dan melaksanakan


dukungan kebutuhan komunikasi, dan informasi terkait kebencanaan.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-8


8) Dinas Pendidikan merencanakan dan mengendalikan penyelenggaraan
pendidikan darurat untuk daerah-daerah yang terkena bencana dan
pemulihan sarana-prasarana pendidikan, serta memfasilitasi pendidikan sadar
bencana dan pengurangan risiko bencana di dalam pendidikan formal maupun
non formal.

9) Dinas Kehutanan melakukan fasilitasi dan koordinasi penanganan kebakaran


hutan dan lahan.

10) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah melakukan fasilitasi mitigasi


bencana dan perubahan iklim, pengawasan dan pengendalian kerusakan
lingkungan serta penaatan hukum lingkungan dalam pencegahan bencana
terkait konservasi alam dan lingkungan hidup.

11) Dinas Pertanian Tanaman Pangan merencanakan dan mengendalikan upaya


mitigasi khususnya bencanan kekeringan.

12) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral merencanakan dan mengendalikan
upaya mitigasi dibidang bencana geologi dan bencana akibat ulah manusia
yang terkait dengan bencana geologi.

13) Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol


Linmas) berperan memfasilitasi pembauran dalam rangka perwujudan kesatuan
bangsa, politik dan perlindungan masyarakat dalam upaya mitigasi dan
penanganan bencana.

14) Dinas Peternakan memberikan penyuluhan dan pemetaan serta penanggulangan


penyakit hewan dan ternak.

15) Dinas Perikanan dan Kelautan memberikan penyuluhan dan pemetaan


usaha perikanan dan kelautan serta merencanakan dan mengendalikan upaya
mitigasi dibidang bencana tsunami dan abrasi pantai.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-9


16) Biro Hukum mendorong peningkatan dan penyelarasan perangkat -
perangkat hukum terkait kebencanaan.

17) Biro Organisasi dan Tatalaksana menata tugas pokok dan fungsi kelembagaan
penanggulangan bencana.

18) Biro Kesejahterahan Masyarakat melakukan peningkatan kapasitas dan


kesejahteraan rakyat di daerah rawan bencana.

19) Biro Adminsitrasi pembangunan mencatat sarana dan prasarana


penanggulangan bencana.

20) Badan Ketahanan Pangan merencanakan, mendukung, dan mengendalikan


penyediaan bahan pangan dan gizi kepada masyarakat dalam upaya
penanggulangan bencana.

21) Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) merencanakan, mendukung dan


mengendalikan kegiatan - kegiatan pemberdayaan masyarakat di daerah rawan
bencana.

22) Biro Keuangan Daearah melakukan penyiapan anggaran kegiatan pelenggaraan


penanggulangan bencana pada masa pra, saat dan pasca bencana.

23) Dinas Koperasi, UMKM & Perdagangan menyelenggarakan program-


program usaha kecil dan kegiatan ekonomi produktif bagi warga masyarakat
miskin di daerah - daerah pasca bencana untuk mempercepat pemulihan .

24) Dinas Tenaga Kerja merencanakan fasilitasi dan koordinasi penanganan


bencana di sektor industri/usaha dan Pelatihan K3

25) Dinas Penanaman Modal P e l a y a n a n P e r i z i n a n T e r p a d u S a t u


P i n t u mendorong, mempromosikan, menggalang investasi dan penamaman
modal terkait usaha masyarakat di daerah bencana, memfasilitasi internalisasi
analisis risiko bencana dalam perizinan.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-10


26) Badan Kepegawaian merencanakan, memfasilitasi, dan melaksanakan diklat
terkait kebencanaan dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur daerah.

27) Satpol PP melakukan pengamanan serta dukungan penanggulangan bencana


sebelum, saat dan pasca bencana.

28) Badan Kerjasama Pembangunan Wilayah merencanakan dan mengkoordinasikan


pembangunan wilayah yang rentan bencanan dalam bentuk kerjasama.

29) Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa berperan membantu
pelayanan kesiapsiagaan, mitigasi, dan memberikan pelayanan kesehatan
dasar dan lanjutan.

2. Instansi Vertikal dan Instansi Terkait lainnya

a. BNPB melakukan fasilitasi, koordinasi, pembantuan dan pendampingan dalam


penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.
b. BMKG Jawa Barat; membantu dalam bidang pemantauan potensi bencana yang
terkait dengan meteorologi, klimatologi dan geofisika.
c. PVMBG melakukan pemantauan potensi bencana dan pengkajian rawan bencana
yang terkait dengan bencana geologi.
d. LAPAN melakukan pemantauan potensi bencana terkait dengan kebakaran hutan
dan lahan.
e. Rumah Sakit Umum; Membantu pelaksanaan upaya kesiapsiagaan dan
pengurangan risiko bencana terkait layanan kesehatan.
f. Tentara Nasional Indonesia (TNI); Membantu pelaksanaan upaya
kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana serta melakukan pengkajian
cepat dan tepat terhadap korban, lokasi dan kerusakan, pencarian, penyelamatan
dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana.
g. Kepolisian Republik Indonesia; Membantu pelaksanaan upaya kesiapsiagaan dan
pengurangan risiko bencana serta melakukan pencarian, penyelamatan dan
evakuasi masyarakat yang terkena bencana, pemulihan keamanan dan
ketertiban.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-11


h. BASARNAS Jawa Barat; memberikan dukungan personil dalam pelaksanaan
tanggap darurat bencana dan pemulihan pasca bencana; termasuk
mendukung dalam mengkoordinasikan menyelenggarakan kegiatan pencarian.
i. Badan Pusat Statisik (BPS); Membantu dalam bidang penyiapan data – data
statistik.
j. Badan Pertanahan Nasional (BPN); Membantu dalam bidang penyiapan data–
data pertanahan dan penetapan lokasi untuk relokasi.
k. PMI memberikan bantuan medis dan penanganan pada kondisi darurat bencana.
l. BAZNAS memberikan bantuan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
m. ORARI memberikan bantuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

b. Zona Prioritas Penanggulangan Bencana


Lingkup kebijakan penanggulangan bencana yang ada didalam dokumen ini adalah
seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat. Namun karena luasnya wilayah provinsi dan
daerah rawan atau risiko bencana maka diperlukan fokus priortas dalam lokasi
penanggulangan bencana. Lokasi tersebut dinamakan sebagai zona prioritas
penanggulangan bencana.

Zona Prioritas merupakan strategi teknis Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
melakukan intervensi di wilayah kabupaten/kota untuk menghasilkan pencapaian
yang berarti dalam pengurangan indeks risiko bencana pada 5 tahun masa
perencanaan. Selain itu penyusunan zona prioritas ini juga diharapkan dapat
menjamin efektivitas anggaran penanggulangan bencana.

Zona Prioritas Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat disusun untuk bencana
yang akan menjadi tanggung jawab intervensi dari Provinsi Jawa Barat. Zona
prioritas penanggulangan bencana tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis
bencana sebagai berikut :
a, Gerakan Tanah/Longsor
b, Banjir
c. Cuaca Eksterim
d. Kekeringan
e. Gempa Bumi

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-12


f. Letusan Gunung Api
g. Tsunami
i. Kebakaran Hutan dan Lahan

Zona Prioritas Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat disusun berdasarkan


beberapa kriteria, yaitu:

a. Keterpaparan bencana, memapar lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota dalam


1 (satu) kali kejadian (Semakin sering suatu wilayah terpapar oleh suatu
bencana maka akan dijadikan Zona Prioritas)
b. Tingkat risiko minimal bencana, berada pada Tingkat Risiko Sedang
berdasarkan Peta Risiko Bencana Provinsi Jawa Barat yang diterbitkan oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat. (Wilayah dengan tingkat risiko tinggi
merupakan Zona Prioritas).
c. Zona prioritas juga mempertimbangkan daerah daerah yang mempunyai indeks
risiko tinggi dengan menggunakan parameter Indeks Risiko Bencana Indonesia
(IRBI) dan Kajian Risiko Bencana Provinsi Jawa Barat.

Tabel 4.1. Zona Prioritas Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat

ZONAPRIORITAS KABUPATEN/KOTA KAWASAN


PENANGGULANGAN STRATEGIS
BENCANA PROVINSI/WP
1. Gerakan Tanah/Longsor Tasik, Garut, Cianjur, Sukabumi, 1. Kawasan Cekungan
Majalengka, Kab. Bandung, Kab. Bandung
Bandung Barat,Bogor, dan Sumedang 2. Kawasan Bopunjur

2. Banjir Bekasi, Karawang, Indramayu, Subang 1. Kawasan Pesisir


Pantura
2. Kawasan Bodebek
dan Purwasuka.
3. Cuaca Ekstrem Bogor, Sukabumi, Cianjur, Garut, Kab. 1.Kawasan Cekungan
Bandung, Tasikmalaya,Ciamis, Bandung
Kuningan, Cirebon, Majalengka, 2. Kawasan Pantura
Sumedang, Indramayu, Purwakarta,
Karawang, Bekasi, Pangandaran, Kab.
Bandung Barat.
4. Kekeringan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kawasan Pantura
Karawang, Kota Depok, Sukabumi
5. Gempa Bumi Sukabumi, Cianjur, Bandung, 1. Kawasan Cekungan
Sumedang, Kab Bandung Barat, Kota Bandung
Bogor, Kab. Bandung, Tasikmalaya, 2. Kawasan Priangan
Kota Sukabumi, Garut, Majalengka, 3. Kawasan Pantai
Ciamis, Cimahi .Selatan

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-13


6. Letusan Gunung Api

6.1 G. Api Tangkuban Perahu Subang, Purwakarta, Bandung Barat, Kawasan Cekungan
Bandung, Cimahi Bandung

6.2 G. Api Salak Kab. Bogor dan Sukabumi Kawasan Bogor dan
Sekitarnya
6.3 G. Api Papandayan Kab. Bandung dan Garut Kawasan Garut dan
Sekitarnya
6.4 G. Api Guntur Garut , Kab. Bandung Kawasan Garut dan
Sekitarnya

6.5 G. Api Gede Bogor, Sukabumi, Cianjur Kawasan Bogor dan


Sekitarnya
6.6 G Api Galunggung Garut dan Tasikmalaya Kawasan Tasik dan
Sekitarnya
6.7 G. Api Ciremai Kuningan, Cirebon dan Majalengka Kawasan
Ciayumajakuning
7. Tsunami Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Kawasan Pantai Selatan
Pangandaran
8. Karhutla Kuningan, Majalengka, Subang, Kab. Kawasan Lindung Hutan
Bandung Barat, Indramayu, Kuningan, dan Sekitarnya
Sukabumi, dan Ciamis.

Sumber : Dokumen IRBI dan Kajian Risiko Bencana Jawa Barat, 2013

3. INTEGRASI RPB DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Integrasi RPB dengan Sietem Perencanaan Pembangunan daerah terdiri atas 2 fase yaitu
sebelum penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan setelah
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah:

1. Fase Sebelum dan Masa Penyusunan RPJMD


Integrasi RPB pada fase sebelum penyusunan RPJMD dilakukan dengan
mengintegrasikan visi, misi, dan program RPD dalam rancangan awal RPJMD. Muatan
RPB juga diupayakan untuk dijabarkan dalam Renstra Perangkat Daerah sehingga
secara inklusif RPBD terintegrasi dalam sistem Perencanaan Pembangunan daerah.

2. Fase Setelah Penyusunan RPJMD


Sedangkan upaya yang diterapkan pada fase setelah penyusunan RPJMD dilakukan
dengan menyusun RPB dengan mengacu pada muatan-muatan visi, misi dan program
dalam RPJMD. Program-program yang ada di RPB memuat program RPB yang

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-14


relevan/terkait dalam program SKPD sehingga program RPB dapat difasilitasi dalam
Renstra SKPD, RPB selanjutnya digunakan sebagai penyusunan RKPD.

Gambar 4.1 Ilustrasi Muatan RPB Sebelum Menyusun RJPMD

Gambar 4.2 Ilustrasi Muatan RPB Setelah RJPMD Ditetapkan

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-15


Tabel 4.2 Fase Integrasi Dokumen RPB Provinsi Jawa Barat

FASE
KEGIATAN OUTPUT
INTEGRASI

Pengintegrasian Visi, Penanggulangan bencana menjadi salah


Sebelum
Misi, dan program- satu misi, arah kebijakan atau agenda
Penyusunan
program prioritas dalam RPJMD
RPJMD
penanggulangan
bencana dalam
1. Integrasi RPB digunakan sebagai pedoman
Rencana RPJM
pelaksanaan RPB di penyusunan Renstra dan RKPD
Setelah
level pengambil
Penyusunan
kebijakan dan
RPJMD pelaksana teknis di
lapangan secara
berkesinambungan
2. Monitoring Laporan monitoring tahunan keberhasilan,
gan.intensif terhadap kendala dan pembelajaran serta rekomendasi
pelaksanaan pelaksanaan RPB Daerah Jawa Barat pada
Rencana institusi PB di Daerah Jawa Barat
Penanggulangan
Bencana Provinsi
Jabar

Melalui rencana integrasi ini diharapkan mampu menjamin keterselenggaraan kebijakan


penanggulangan bencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan Visi Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat.

Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat 2018-2023 4-16

Anda mungkin juga menyukai