Anda di halaman 1dari 5

POLICY BRIEF

____________________________________________________________________________________________________

Pengembangan Geopark Berdasarkan Sosial Budaya Di


Provinsi Gorontalo

28 Desember 2022
1. PENDAHULUAN
Pembangunan Geopark kondisi wilayah dan budaya Provinsi Gorontalo memiliki daya
tarik kelas dunia. Keunikan geopark Gorontalo itu didukung posisi bio-region yang berada di
kawasan Wallacea yang memiliki flora fauna dengan endemisitas tinggi, proses pembentukan
geologinya yang unik, dan kekayaan budaya yang terpelihara hingga kini. pengembangan
kawasan geopark ini harus melalui empat tahapan, penetapan warisan geologi, perencanaan,
penetapan status, dan pengelolaannya. Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mendorong Gorontalo menjadi bagian geopark
nasional. menudukung usulan tersebut, dibentuklah Komite Geopark Gorontalo, yang
bertugas menelitik titik-titik geologi yang akan diusulkan.
Sejak 2018, tim itu melakukan riset potensi geopark Gorontalo. Penilitian dilakukan
dengan mendata geosite-geosite (obyek wisata) yang berpotensi diusulkan sebagai bagian dari
geopark Gorontalo. Hasilnya, terdapat 26 geosite yang dinilai layak dan bepotensi besar
menjadi geopark nasional. Terkait hal tersebut, sebuah tim dari Badan Geologi Kementerian
ESDM diterjunkan ke Gorontalo untuk melakukan verivikasi terhadap 26 geosite yang
diusulkan tersebut. Kepala Dinas Pariwisata Gorontalo, Refli Katili, berharap hasil survey
yang dilakukan tim itu akan melengkapi persyaratan dari usulaan pemerintah daerah, dalam
upaya menwujudkan gorontalo sebagai salah satu geopark nasional. Penerapan konsep
geopark di Gorontalo, yang dipadukan dengan pengembangan pariwisata. menurutnya
pariwisata tidak hanya mengeksplorasi dan mengeksploitasi obyek wisata semata, tetapi harus
dapat memberikan dampak lebih bagi masyarakat.
Jadi pariwisata tidak hanya mengeksplorasi dan mengeksploitasi semata, tetapi di
dalamnya terdapat konsep edukasi, konsep konservasinya, dan ada konsep pemberdayaan
masyarakat dan ekonomi lokalnya. Sehingga mendorong bagaimana masyarakat lokal yang
ada di salah satu destinasi wisata, secara sosial, budaya dan ekonominya meningkat. Provinsi
Gorontalo juga mempunyai garis pantai sepanjang + 590 km dengan luas laut teritorial +
10.500 km2 dan luas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) + 40.000 km2 yang ada di
perairan sebelah Utara, sehingga total luas perairan laut + 50.500 km2 dengan tingkat
kemiringan yang relatif rendah antara 0 – 40°. Dengan letaknya yang stategis Gorontalo
menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling
Gorontalo. Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan
yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo.
Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia. Antara
agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan istilah "Adat bersendikan Syara' dan Syara'
bersendikan Kitabullah". Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol
diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal. Gorontalo
berada di wilayah kerajaan islam sampai saat ini corak budaya dan tradisi islam masih sangat
kental pada corak budaya dan tradisi kehidupan masyarakat Gorontalo. Masyarakat Gorontalo
berbicara dalam bahasa Gorontalo.
2. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengembangan Geopark Berdasarkan Sosial Budaya

Peran Masyarakat Peran Pemerintah

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


Berdasarkan pada bagan diatas dapat dilihat bahwa Pengembangan Geopark
Berdasarkan Sosial Budaya Di Provinsi Gorontalo terdapat beberapa Komponen yang
meliputi peran masyarakat dan peran pemerintah. Konsep geopark bukan hanya sekadar
sistem manajemen sistem konservasi warisan saja, akan tetapi terdapat sistem manajemen
pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang tinggal diarea situs geologi tersebut. Selanjutnya demi mendukung terciptanya
kesejahteraan rakyat maka dalam pelaksanaannya masyarakat setempat diajak berperan serta
untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
geopark bukan sebuah bentang alam biasa, akan tetapi mengandung nilai budaya, biologi.
Apabila dikelola oleh masyarakat dapan menjadi manfaat untuk meningkatkan taraf ekonomi.
Selain itu, upaya yang sinergi dalam pengelolaan kawasan ini menjadi hal yang
mempengaruhi perilaku masyarakat tidak langsung. Kolaborasi yang dibangun secara
kelembagaan dapat semakin memperkuat dan menjaga keberlanjutan dari upaya pengelolaan
kawasan Geopark Provinsi Gorontalo. Pengelolaan kaawasan ini menjadi kewajiban berbagai
stakeholder yang buakan hanya dari masyarakat lokal saja tapi dari seluruh pihak, dari mulai
pemerintah pusat hingga lembaga non-pemerintah. Jaringan sosial yang terlibat dalam
pengelolaan kawasan Geopark Provinsi Gorontalo terbentuk dalam hubungan ikatan yang
beragam sesuai dengan keeratan ikatan yang dibangun. beberapa ukuran yaitu: (a) ikatan
informal yang dikarakteristikan dengan adanya kepercayaan dan hubungan timbal balik yang
lebih familiar dan bersifat personal seperti pada ikatan pada keluarga, pertemanan,
pertetanggaan; (b) ikatan yang sifatnya lebih umum seperti ikatan pada masyarakat setempat,
masyarakat umum, masyarakat dalam kesatuan kewarganegaraan. Ikatan ini
dikarakteristikkan dengan adanya kepercayaan dan hubungan timbal balik yang sifatnya
umum; dan (c) ikatan kelembagaan yang dikarakteristikkan dengan adanya kepercayaan
dalam kelembagaan masyarakat setempat. Jaringan sosial adalah suatu upaya melakukan
kerjasama yang ada dalam modal sosial dalam rangka membentuk organisasi di mana para
anggotanya secara sukarela menyerahkan sebagian hak-hak individunya untuk bekerja
bersama-sama mencapai suatu tujuan, berdasarkan aturan-aturan yang disepakati.
Kawasan Geopark Provinsi Gorontalo tentu memiliki potensi yang sangat berharga.
Keberadaan sumber daya alam beserta manusia yang ada di tempat tersebut dapat
dimaksimalkan. Adanya kondisi tersebut menjadi kewajiban pengelola yang dapat dilakukan
bukan hanya oleh Pemerintah saja, melainkan harus melibatkan actor lain untuk
memaksimalkan pengelolaan tersebut. Aktor-aktor yang menjadlin hubungan ini terdari dari
unsur pemerintah, komunitas lokal, perusahaan-perusahaan dan masyarakat lokal. Masing-
masing actor berjejaring atas dasar dan latar belakang masing-masing. Hubungan yang dijalin
dilakukan ada yang atas dasar kepentingan, adapula secara emosional. Masing-masing actor
memberikan sumbangsih untuk memaksimalkan pengelolaan kawasan Geopark Provinsi
Gorontalo.

3. METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan didalam penulisan ini yaitu metode analisis deskriptif,
Menurut Arikunto (2019, hlm. 3) analisis deskriptif adalah penulisan yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan. Sedangkan, menurut Sukmadinata (2017, hlm. 72) analisis
deskriptif adalah suatu bentuk penulisan yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia yang bisa
mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Keunikan geopark Gorontalo itu
didukung posisi bio-region yang berada di kawasan Wallacea yang memiliki flora fauna
dengan endemisitas tinggi, proses pembentukan geologinya yang unik, dan kekayaan budaya
yang terpelihara hingga kini. Kepala Dinas Pariwisata Gorontalo, Refli Katili, berharap hasil
survey yang dilakukan tim itu akan melengkapi persyaratan dari usulaan pemerintah daerah,
dalam upaya menwujudkan gorontalo sebagai salah satu geopark nasional. Provinsi Gorontalo
juga mempunyai garis pantai sepanjang + 590 km dengan luas laut teritorial + 10.500 km2
dan luas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) + 40.000 km2 yang ada di perairan sebelah
Utara, sehingga total luas perairan laut + 50.500 km2 dengan tingkat kemiringan yang relatif
rendah antara 0 – 40°. Dengan letaknya yang stategis Gorontalo menjadi pusat pemerintahan
yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo.
Konsep geopark bukan hanya sekadar sistem manajemen sistem konservasi warisan
saja, akan tetapi terdapat sistem manajemen pembangunan berkelanjutan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal diarea situs geologi tersebut.
Jaringan sosial yang terlibat dalam pengelolaan kawasan Geopark Provinsi Gorontalo
terbentuk dalam hubungan ikatan yang beragam sesuai dengan keeratan ikatan yang
dibangun. Beberapa ukuran yaitu: (a) ikatan informal yang dikarakteristikan dengan adanya
kepercayaan dan hubungan timbal balik yang lebih familiar dan bersifat personal seperti pada
ikatan pada keluarga, pertemanan, pertetanggaan; (b) ikatan yang sifatnya lebih umum seperti
ikatan pada masyarakat setempat, masyarakat umum, masyarakat dalam kesatuan
kewarganegaraan. Ikatan ini dikarakteristikkan dengan adanya kepercayaan dan hubungan
timbal balik yang sifatnya umum; dan (c) ikatan kelembagaan yang dikarakteristikkan dengan
adanya kepercayaan dalam kelembagaan masyarakat setempat.

5. SARAN
Disarankan pada pemerintahan provinsi Gorontalo untuk lebih memahami bahwa
fenomena kesenian hampir tidak pernah lepas dari lingkungan alam yang mempengaruhi,
lingkungan alam itu tidak saja membentuk konsepsi tersendiri teradap kesenian tetapi juga
terhadap seluruh aspek kehidupannya. Ini berarti, lingkungan alam tidak saja mempengaruhi
lahirnya bentuk-bentuk kesenian sebagai representasi lingkungan alam, tetapi juga cara-cara
masyarakat dalam berkesenian, seperti cara penyediaan bahan baku dan cara berkreasi. Unsur-
unsur kebudayaan yang bersifat universal tersebut tentu juga terdapat dalam kebudayaan
Gorontalo, sehingga bisa dijadikan penuntun dalam menggambarkan kebudayaan masyarakat
Gorontalo yang melatar belakangi penciptaan karya seni karawo. Strateginya adalah, unsur-
unsur kebudayaan itu dicermati dalam keterkaitan dengan seni karawo, sehingga bahasan
menjadi lebih terarah.

6. REKOMENDASI
Dalam Pengembangan Geopark Berdasarkan Sosial Budaya dapat direkomendasikan
Untuk Pemerintah provinsi Gorontalo perlu melakukan langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam edukasi konservasi berbasis sosial budaya di Geopark provinsi Gorontalo terdiri dari:
1) menetapkan tujuan pembinaan;
2) segmentasi karakteristik dan pemahaman masyarakat lokal;
3) penyusunan buku ajar atau buku panduan konservasi berbasis sosial budaya;
4) sosialisasi rencana pembinaan kepada masyarakat;
5) Pembinaan masyarakat per segmentasi; dan
6) monitoring dan evaluasi hasil pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai