Anda di halaman 1dari 3

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

BNPB merupakan lembaga pemerintahan non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden. Tugas utama BNPB adalah memberikan pedoman dan pengarahan
terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan
darurat bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara.

Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dijelaskan fungsi-fungsinya, yaitu:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan
bertindak cepat dan tepat secara effektif dan efisien.

2. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan


menyeluruh.

Agar kinerja BNPB dalam hal penanggulangan bencana bisa berjalan secara cepat dan maksimal, maka
dibentuklah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tugas dan fungsi BPBD sama seperti BNPB,
yang membedakan hanyalah cakupannya.

Tugas BNPB mencakup penanggulangan bencana secara nasional, sementara tugas BPBD mencakup
penanggulangan bencana secara daerah. BPBD membantu BNPB dalam hal penanggulangan bencana di
daerah.

BPBD biasanya berlokasi di daerah provinsi dan kabupaten/kota. BPBD berkoordinasi langsung dengan
BNPB atau pejabat setara lainnya.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS)

Sama seperti BNPB, BASARNAS juga merupakan lembaga pemerintahan non-kementerian yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tugas utama BASARNAS adalah membantu
presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan. Dalam
hal penanggulangan bencana, BASARNAS biasanya bertugas mengevakuasi atau memberikan
pertolongan terhadap korban bencana alam. Selain itu, BASARNAS juga bertugas mencari korban yang
hilang akibat terkena bencana alam. Dilansir dari situs resmi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan,
dijelaskan fungsi-fungsinya, yakni:

1. Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta persyaratan dan prosedur
perizinan dan/atau rekomendasi penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan.

2. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan standarisasi siaga, latihan, dan pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan.

3. Perumusan dan penetapan kebutuhan siaga, latihan, dan pelaksanaan operasi pencarian dan
pertolongan.
4. Koordinasi pelaksanaan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan, pembinaan tenaga dan
potensi, sarana dan prasarana dan sistem komunikasi.

5. Pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi pencarian dan pertolongan.

Palang Merah Indonesia (PMI)

Tidak hanya bertugas dalam hal penyelenggaraan pelayanan transfusi darah, PMI juga bertugas dalam
hal penanggulangan bencana. Peran PMI dalam hal penaggulangan bencana terangkum dalam aktivitas
pelayanan manajemen bencana.

Dilansir dari laman resmi Palang Merah Indonesia, aktivitas pelayanan manajemen bencana yang
dilakukan oleh PMI mencakup tiga hal, yaitu:

1. Kesiapsiagaan bencana

Dalam aspek ini, PMI menjalan program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA).
PERTAMA merupakan program berbasis masyarakat untuk mendorong pemberdayaan kapasitas
masyarakat agar siaga dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di
tempat tinggalnya.

2. Tanggap darurat bencana

Dalam aspek ini, PMI memberikan bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak bencana. Bantuan
tersebut berupa evakuasi korban, penampungan darurat, pertolongan pertama, medis dan ambulans,
dapur umum, distribusi bantuan, serta air dan sanitasi.

3. Pemulihan bencana

Dalam hal pemulihan bencana, PMI memberikan bantuan berupa dukungan psikososial, hunian
sementara, dan pemulihan hubungan keluarga.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan merupakan salah satu unit di lingkungan Badan Geologi di bawah Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Tugas utama PVMBG adalah melaksanakan penelitian, penyelidikan,
perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

Dilansir dari situs resmi Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dibagi menjadi
tiga bidang,sebagai berikut:

1. Bidang mitigasi gunung api


Bidang mitigasi gunung api memiliki tugas pengamatan, penetapan status, peringatan dini, serta
rekomendasi teknis mitigasi bencana gunung api.

2. Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami

Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami memiliki tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis
mitigasi, pemodelan bahaya, serta penyebaran informasi mengenai gempa bumi dan tsunami.

3. Bidang mitigasi gerakan tanah

Bidang mitigasi gerakan tanah memeiliki tugas tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis mitigasi,
pemodelan bahaya, serta penyebaran informasi mengenai gerakan tanah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang
Kepala Badan.

BMKG memperhatikan bencana meteorologi yang berkaitan dengan cuaca, bencana klimatologi yang
berhubungan dengan iklim, serta geofisika yang berkaitan dengan gempa dan tsunami.

Selain menemukan informasi tentang gempa dan tsunami, BMKG juga memberikan informasi prakiraan
cuaca, monitoring, analisis, prakiraan, dan perubahan iklim, hingga kualitas udara di Indonesia!

BMKG melakukan observasi, kemudian data-datanya dipakai sebagai landasan untuk merumuskan
kebijakan-kebijakan tertentu.

Misalnya dari hasil observasi ada potensi bencana yang muncul, maka BMKG akan memberikan
peringatan dini. Dengan begitu, kita yang menerima informasi tersebut bisa melakukan persiapan atau
pencegahan supaya meminimalisir kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai