Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan Bencana. Bencana menjelaskan bahwa Bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Bencana alam (banjir, tanah longsor dan kekeringan)dapat
mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas
sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka,
sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang
melindungi daratan. Bencana seperti banjir pun dapat memakan
korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup
suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu
oleh bencana alam lain seperti hujan lebat.
Bencana Alam dapat terjadi sebagai akibat perilaku dan
adanya peristiwa alam. Bencana alam sebagai akibat dari perilaku
sebagai contohnya adalah fenomena banjir akibat penebangan liar
atau tata kota yang tidak tertata dengan benar. Sementara itu ada
juga bencana alam yang murni merupakan akibat dari peristiwaalam.
Karenanya peristiwa geologi dan psikologi sangat erat kaitannya.
Trauma pada korban bencana alam tidak bisa dibiarkan
berlarut-larut. Agar korban bencana dapat terus melanjutkan
kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi
trauma/pemulihan trauma (trauma healing). Trauma healing adalah

1
2

salah satu kebutuhan utama bagi korban bencana. Dengan terapi


trauma healing diharapkan korban bisa benar-benar sembuh dari
traumanya dan dapat menjalani kehidupannya sebagaimana
sebelum bencana terjadi. Trauma Healing sangat diperlukan di
Indonesia yang merupakan Negara rawan bencana alam, mulai dari
banjir, tanah longsor, gempa dan lain sebagainya. Bencana alam
tersebut banyak menimbulkan kerugian dan kesedihan pada
korbannya. Bahkan tak jarang pula korban bencana alam mengalami
trauma berat akibat bencana. Ketakutan terhadap bencana adalah
reaksi yang sangat umum dialami oleh korban bencana. Terkadang
korban bencana mengalami pengulangan ingatan mengena bencana
tersebut yang kemudian dapat berkembang lebih serius menjadi rasa
hilangnya emosi, atau bahkan mengalami insomnia, dan waspada
berlebihan. Pada anak-anak trauma terhadap bencana alam dapat
merenggut keceriaan anak.
Layanan konseling trauma pada prinsipnya dibutuhkan oleh
semua korban selamat yang mengalami stres dan depresi berat, baik
itu orang tua maupun anak-anak. Anak-anak perlu dibantu untuk bisa
menatap masa depannya dan membangun harapan baru dengan
kondisi yang baru pula. Bagi orang tua, layanan konseling trauma
akan membantu mereka memahami dan menerima kenyataan hidup
saat ini; untuk selanjutnya mampu melupakan semua tragedi dan
memulai kehidupan baru.Di samping untuk menstabilkan kondisi
emosional, layanan konseling trauma bagi orang tua idealnya juga
memberikan keterampilan yang dapat dijadikan modal awal memulai
kehidupan baru dengan pekerjaan-pekerjaan baru sesuai kapasitas
yang dimiliki dan daya dukung lingkungan.
Pelaksanaan trauma healing yang merupakan tugas Seksi
Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan Gubernur
Sumatera Selatan Nomor 37 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
3

Provinsi Sumatera Selatan saat ini belum dapat berjalan optimal. Hal
ini disebabkan antara lain :
a. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam penanganan
pasca bencana sangat kurang
b. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dibidang trauma
healing pasca bencana dengan lembaga terkait di Provinsi
Sumatera Selatan.
c. Belum optimalnya pengetahuan dan pemahaman petugas
tentang kondisi psikologis pasca bencana yang dialami oleh
korban bencana
d. Belum optimalnya Koordinasi pelaksanaan rekonstruksi non fisik
yang komprehensif dan terkoordinasi pasca terjadinya bencana.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka inovasi yang akan


dilaksanakan dalam rancangan aksi perubahan ini adalah
“LAYANAN TRAUMA HEALING PASCA BENCANA PADA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI
SUMATERA SELATAN”

1.2. Tujuan Aksi Perubahan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam Aksi


Perubahan ini adalah :
1. Tujuan Jangka Pendek (2 bulan)
a. Tersedianya Layanan trauma healingpasca Bencana di Provinsi
Sumatera Selatan.
b. Terbitnya tim trauma healing, terbitnya SK MoU denganpsikolog
dan tersusunnyaKAK pelaksanaantrauma healing.
2. Tujuan Jangka Menengah (6 bulan)
Melakukan pembinaan kewirausahaan untuk mendorong
perbaikan ekonomi masyarakat pasca trauma akibat terjadinya
Bencana.
3. Tujuan Jangka Panjang(1 tahun)
4

Mengusulkan dana dana pemulihan sosial ekonomi masyarakat


pasca bencana di provinsi sumatera selatan

1.3. Manfaat Aksi Perubahan

Rancangan Aksi Perubahan ini diharapkan dapat memberikan


manfaat sebagai berikut ;
1. Bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Sumatera Selatan
a. Mampu mendukung reformasi birokrasi di wilayah kerjanya
b. Mampu memberikan pelayanan prima kepada korban pasca
bencana khususnya dalam penanggulangan trauma healing
pasca bencana
2. Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan trauma healing sehingga korban
memahami dan menerima kenyataan hidup saat ini; untuk
selanjutnya mampu melupakan semua tragedi dan memulai
kehidupan baru

3. Bagi Project Leader.


Mengefektifkan dan mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi
pada oleh Seksi Rekonstruksi pada BPBD Provinsi Sumatera
Selatan khususnya dibidang rekonstruksi non fisik, serta
terwujudnya Aksi Perubahan sebagai syarat kelulusan mengikuti
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN

2.1. Profil Organisasi

Untuk melaksanakan amanat Undang Undang Nomor 24


tahun 2007, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui
Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2009, yang mempunyai tugas:
1. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi secara adil dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan
perundangundangan;
3. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Gubernur setiap bulan dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana;
5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan
nasional dan internasional;
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundangundangan; dan
8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota.
Selain tugas pokok, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Sumatera Selatan menjalankan fungsi :

1. Koordinasi
Koordinasi penanggulangan bencana dilaksanakandengan
lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha,

5
6

lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu


pada tahap prabencana dan pascabencana. Pelaksanaan
koordinasi tersebut satu diantaranya adalah penetapan kebijakan
yang selaras dengan perencanaan pembangunan nasional.
dalam kondisi tanggap darurat, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Sumatera Selatan menjalankan fungsi komando.

2. Komando
Komando dalam rangka penanganan kedaruratan di
wilayah yang terkena bencana melalui pengerahan sumberdaya
manusia, peralatan, dan logistik dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan instansi terkait,
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam
rangka penanganan darurat bencana. Fungsi yang terakhir
adalah peran pelaksana.

3. Pelaksana
Pelaksana,terkait dengan kondisi pasca bencana yang
dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan
lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan
memerhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana, kebijakan pembangunan nasional, serta selaras
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dimensi terbaru berkaitan dengan urusan bencana
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal BPBD memiliki pelayanan yaitu
pelayanan informasi rawan bencana; pelayanan pencegahan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana; dan pelayanan penyelamatan dan
evakuasi korban bencana.
Sebagai unsur penyelenggara urusan pemerintah daerah
Provinsi Sumatera Selatan Bidang Penanggulangan
7

Bencana,mengacu pada visi dan misi Provinsi Sumatera Selatan


yaitu :
a. Visi
Visi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2019- 2023 yaitu SUMSEL MAJU UNTUK SEMUA

b. Misi
Adapun misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2019-2023 yaitu :
1) Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang
didukung sektor pertanian, industri, dan UMKM yang tangguh
untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di
perkotaan maupun di perdesaan.
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik laki-
laki maupun perempuan, yang sehat, berpendidikan,
profesional, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan,
ketaqwaan, kejujuran, dan integritas. Meningkatkan Pemerataan
yang Berkeadilan.
3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dengan mengedepankan transparansi
dan akuntabilitas yang didukung aparatur pemerintahan yang
jujur, berintegritas, profesional, dan responsif.
4) Membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur, termasuk infrastruktur dasar guna percepatan
pembangunan wilayah pedalaman & perbatasan, untuk
memperlancar arus barang dan mobilitas penduduk, serta
mewujudkan daya saing daerah dengan mempertimbangkan
pemerataan dan keseimbangan daerah.
5) Meningkatkan kehidupan beragama, seni, dan budaya untuk
membangun karakter kehidupan sosial yang agamis &
berbudaya, dengan ditopang fisik yang sehat melalui kegiatan
8

olahraga, sedangkan pengembangan pariwisata berorientasi


pariwisata religius.
Untuk mendukung visi dan misi Gubernur tersbut, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan
membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
Struktur OrganisasiBadan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Sumatera Selatanterdiri dari :
a. Kepala Pelaksana
b. Sekretariat terdiri dari :
(a) Sub Bagian Program, Data dan Evaluasi ;
(b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
(c) Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdiri dari :
(a) Seksi Pencegahan;
(b) Seksi Kesiapsiagaan.
d. Bidang kedaruratan dan Logistik, terdiri dari :
(a) Seksi Kedaruratan;
(b) Seksi Logistik.
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri :
(a) Seksi Rehabilitasi
(b) Seksi Rekonstruksi.
f. Bidang Pemadam Kebakaran, terdiri :
(a) Seksi Pemadam Kebakaran dan Evakuasi
(b) Seksi Pengkajian Peralatan dan Pencenggahan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
9

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana


DaerahProvinsi Sumatera Selatan.

2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Rincian Tugas Pokok dan fungsiBadan Penanggulangan


Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan Nomor 37 Tahun 2010tentang Uraian
Tugas dan Fungsi Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
1. KepalaUnsur Pelaksana
Mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan
penanggulangan bencana secara terpadu dengan konsep
koordinasi, integritas, sinkronisasi, simplikasi dan keamanan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala
Pelaksana BPBD mempunyai fungsi :
1) Penyusunan program penanggulangan bencana daerah;
10

2) Penyelenggaraan pelaksanaan penanggulangan bencana;


3) Pelaksanaan koordinasi penanggulangan bencana;
4) Pelaksanaan administrasi penanggulangan bencana;
5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan
bencana;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat
mempunyai tugas membantu pelayanan administrasi
kepada semua unsur BPBD dan penyusunan rencana kerja
BPBD mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan
pengendalian terhadap program administrasi dan sumber daya
serta kerja sama.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
Sekretariat mempunyai fungsi :
1) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integritas di lingkungan
BPBD;
2) Pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan
teknis BPBD;
3) Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaaan,
hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi,
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga BPBD;
4) Pengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
pengarah BPBD;
5) Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPBD;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pemimpin
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat
membawahi :
a. Subbagian Program
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian
11

3. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan


Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra
bencana serta pemberdayaan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugasnya, bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan
bencana pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di
bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat;
3) Pelaksanaan hubungan kerja dibidang penanggulangan
bencana dan prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
4) Pemantauan, evaluasi dan analisis laporan tentang
pelaksanaan kebijakan umum di bidang penangulangan
bencana dan prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
5) Pelaksanaan program strategi operasional penanggulangan
bencana;
6) Pelaksanaan penyusunan kriteria dan prosedur serta
pembinaan masyarakat prabencana;
7) Pelaksanaan jangka panjang, menengah, pendek dan
merumuskan kebijakan teknis dan strategi dalam
pengembangan prabencana terhadap daerah rawan
bencana;
8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
12

4. Bidang Penanganan Darurat


mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat
terjadinya bencana.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
bidang penanganan darurat mempunyai fungsi :
1) Penyusunan rencana kegiatan tanggap darurat,
penanganan pengungsi, penyediaan logistik bantuan dan
peralatan penanggulangan bencana;
2) Pelaksanaan koordinasi, pelaksanaan kegiatan tanggap
darurat bantuan penanganan pengungsi, pemenuhan
kebutuhan dasar dan perlindungan pengungsi;
3) Pelaksanaan evaluasi, analisis dan laporan kegiatan
tanggap darurat, penanganan pengungsi, logistik bantuan
dan peralatan penanggulangan bencana;
4) Perencanaan, pelaksanaan bimbingan dan pengendalian
kegiatan tanggap darurat, penanganan pengungsi dan
manajemen logistik;
5) Memobilisasisatuan tugas reaksi cepat (STRC)
penanggulangan bencana, satuan tugas penangulangan
bencana, satuan tugas pelayanan kesehatan
penanggulangan benacana;
6) Pembentukan dan pengoptimalisasian pelaksanaan pusat
pengendalian operasi (Pusdalops) penanggulangan
bencana;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8) Bidang ini membawahi :
a. Seksi Tanggap Darurat
b. Seksi Penanganan
13

5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan umum di bidang rehabiltasi dan rekonstruksi pasca
terjadinya bencana;
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
bidang rehabiltasi dan rekonstruksi mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan umum di bidang rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca terjadinya bencana dan penanganan
pengungsi;
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di
bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca terjadinya
bencana dan penanganan pengungsi;
3) Pemberian komando pelaksanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca terjadinya bencana;
4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca terjadinya bencana dan penanganan
pengungsi;
5) Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan umum di bidang rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca terjadinya bencana dan penanganan
pengungsi;
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.
7) Bidang ini membawahi :
a. Seksi rehabilitasi
b. Seksi Rekonstruksi

Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas:


a. menyiapkan dan meneliti bahan rumuan kebijakan
umumrekonstruksi pasca bencaria dan penanganan pengungsi;
b. melakukan koordinasi vertikal, horizontal lintas sektor,
kerjasamainternasional organisasi non pemerintah dan instansi
terkaitlainnya dalam pelaksanaan kebijakan umum
14

rekonstruksiterjadinya pasca bencana dan penanganan


pengungsi;
c. melakukan sosialisasi dan sinkronisasi
program/kegiatanrekonstruksi pasca terjadinya bencana;
d. mengkoordinir pelaksanaan rekonstruksi pembangunan
saranaprasarana fisik dan non fisik secara permanen yang
komprehensifdan terkoordinasi pasca terjadinya bencana dan
penangananpengungsi;
e. melakukan estimasi pembiayaan pembangunan fisik dan
nonfisikpelaksanaan rekonstruksi pasca terjadinya bencana dan
penanganan pengungsi;
f. melakukan hubungan kerja dengan instansi terkait dalam
penanganan dan pelaksanaan rekonstruksi pasca terjadinya
bencana dan penanganan pengungsi;
g. melakukan pemantauanmonitoring evaluasi dan
analisispelaporan pelaksanaan kebijakan umum, program dan
kegiatan
h. pelaksanaan rekonstruksi secara periodik pasca terjadinya
bencanadan penanganan pengungsi:
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuaidengan tugas dan fungsinya.

2.3. Sumber Daya yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana


Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Sumber daya merupakan unsur penting yang harus dimiliki


oleh organisasi, dalam mengelola sumber daya yang baik akan
meningkatkan kesejahteraan, dan sebaliknya pengelolaan sumber
daya yang tidak baik akan berdampak buruk. Oleh karena itu,
persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan sumber daya
adalah bagaimana mengelola sumber daya tersebut agar
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya.
15

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera


Selatan, memiliki sumberdaya manusia sebanyak 65 orang ASN,
105 TKS dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kualifikasi ASN Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Pendidikan,
Pangkat dan Golongan, Jabatan Struktural,
Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin
Per 1 Januari 2022

N Uraian Jumlah
o.
Esselon II 1
1. Jabatan Struktural Esselon III 5
Esselon IV 10
Pejabat yang sudah Esselon II 1
memenuhi Esselon III 5
persyaratan kepangkatan Esselon IV 10
2 Pejabat yang belum Esselon II 0
memenuhi Esselon III 0
persyaratan kepangkatan Esselon IV 0

Pejabat Struktural yang telah Esselon II 0


mengikuti Pendidikan dan Esselon III 4
Pelatihan Jabatan Struktural Esselon IV 3
3 Pejabat Struktural yang Esselon II 1
belum mengikuti Pendidikan Esselon III 1
dan Pelatihan Jabatan Esselon IV 7
Struktural
4 Jabatan Fungsional Kesehatan 25
5 Staf 24
Usia diatas 30-40 11
Tahun
Usia diatas 41-50 31
6 Usia
Tahun
Usia diatas 50 23
Tahun
Strata 2 17
Strata 1 31
Sarjana Muda 7
7 Pendidikan
SMA 6
SMP 1
SD 0
Laki-laki 23
8 Jenis Kelamin
Perempuan 42
Golongan IV 17
Golongan III 43
9 Golongan / Ruang
Golongan II 5
Golongan I 0
16

1 PNS 65
SDM Keseluruhan
0 TKS 105
Jumlah 170
Sumber DUK Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan 2021

2.4. Sarana dan Prasarana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera


Selatan selain memiliki SDM juga memiliki sumber daya berupa logistik
dan peralatan bencana dilengkapi gudang logistik dan gudang
peralatan serta untuk mendukung pelayanan kebencanaan sesuai
dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan
Bencana. Kantor BPBD Provinsi Sumatera Selatan yang berada
didekat Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menjadikan
keuntungan tersendiri dalam pengorganisasian Penanggulangan
Bencana.
Persediaan logistik yang tersimpan di gudang logistik BPBD
Provinsi Sumatera Selatan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.3
Dukungan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Per 02 Januari 2019

Stok
No Jenis/ Nama Barang Total Satuan Ket
2016 2017 2018
1 Peralatan Dapur Keluarga - 9 - 9 Paket
2 Sandang - 22 220 242 Paket
3 Famili kits - 0 99 99 Paket
4 Selimut - 0 - 0 Lembar
Kompor Serba Guna Bio
6 26 - - 26 Paket
Massa
7 Kelambu 0 - - 0 Lembar
8 Kantong Mayat 50 0 - 50 Lembar
9 Paket Kesehatan Keluarga - 20 - 20 Paket
10 Kids Ware - 30 30 Paket
11 Paket Seragam Laki-Laki 35 - - 35 Paket
12 Paket Seragam Perempun 35 - - 35 Paket
13 Karung Plastik - 3150 - 3150 Lembar
14 Tenda Gulung 0 16 - 16 Lembar
16 Masker - 0 22000 22000 Lembar
17 Perlengkapan Sekolah - 440 - 440 Paket
18 Perlengkapan Makan - 186 28 214 Paket
17

19 Paket Rekreasionl - 198 15 213 Paket


20 Lauk Pauk - - 165 165 Paket
21 Makanan Tambahan Gizi - - 42 42 Paket
22 Makanan Siap Saji - - 48 48 Paket
23 Matras - - 770 770 Lembar
Sumber : BPBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

Peralatan yang terdapat di Badan Penanggulangan Bencana


Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang digunakan dalam
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.4
Dukungan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Selatan

No Jenis Barang Jumlah Satuan Keterangan

Gudang BPBD Prov.


1 Perahu Karet Uk. 10 Orang 12 Unit
Sumsel
2 Perahu Lipat 3,85 m 2 Unit s.d.a
3 Perahu Lipat 4,28 m 1 Unit s.d.a
4 Perahu Amphibi 1 Unit s.d.a
5 Perahu Polyethylene 2 Unit s.d.a
6 Speedboat Polyethylene 1 Unit s.d.a
7 Tenda Posko 6 Unit s.d.a
8 Tenda Pengungsi 26 Unit s.d.a
9 Tenda Keluarga 107 Unit s.d.a
10 Tenda Portable 1 Unit s.d.a
11 Tenda Sekolah 1 Unit s.d.a
12 Velbed 150 Unit s.d.a
13 Terpal 200 Unit s.d.a
14 Genset 1,2 KW 1 Unit s.d.a
15 Genset 10 KVA 1 Unit s.d.a
16 Genset 5,5 2 Unit s.d.a
17 Genset Merk Yama EMG 1900 3 Unit s.d.a
Genset Merk Honda Tropic TP s.d.a
18 2 Unit
3850 SP
19 Mesin Perahu Karet Kap. 25 PK 1 Unit s.d.a
20 Mesin Perahu Karet Kap. 40 PK 7 Unit s.d.a
21 Mesin Perahu 9,8 PK 2 Unit s.d.a
22 Mesin Pompa Karhutla 5 Unit s.d.a
23 Mesin Pompa Apung 4 Unit s.d.a
Mesin Pompa Karhutla Tipe s.d.a
24 1 Unit
Ringan
Mesin Pompa Karhutla Tipe s.d.a
25 1 Unit
Utama
26 Mesin Pompa Karhutla (Fighter) 10 Unit s.d.a
27 Nozzle 20 Unit s.d.a
28 Fire Pump CET 6 PH 4 Unit s.d.a
29 Fire Hose 1,5" x 30 m 20 Unit s.d.a
18

No Jenis Barang Jumlah Satuan Keterangan


30 Fire Hose 2,5" x 30 m 10 Unit s.d.a
31 Selang Pemadam Staflo Hose 60 Roll s.d.a
32 Pipa Cabang 1,5 Inch Merk Zeki 3 Unit s.d.a
Pompa Tekanan Tinggi dan s.d.a
33 1 Unit
Perlengkapannya
34 Pompa Jinjing 2,5 HP 10 Roll s.d.a
35 Pompa Pemadam Sistim Busa 1 Unit s.d.a
36 Pompa Pemadam Portable 1 Unit s.d.a
37 Pompa Shibaura TF 745 7 Unit s.d.a
38 Pompa Shibaura TF 516 5 Unit s.d.a
39 Pompa Air 23 Unit s.d.a
40 Aquafast Floating Pump 5 Unit s.d.a
41 Floating Pump Merk Kawasaki 3 Unit s.d.a
42 Fleksible Tank 5000 Galon 3 Unit s.d.a
43 Fleksible Tank 1500 Galon 6 Unit s.d.a
44 Fleksible Tank Kap. 1000 L 2 Unit s.d.a
45 Fleksible Tank Kap. 2000 L 2 Unit s.d.a
46 Tank Cylinder Cap 6,8 Liter 19 Buah s.d.a
47 Water Treatment Portable 3 Unit s.d.a
48 Water Treatment Portable Mini 50 Unit s.d.a
49 WTP 1 Unit s.d.a
Twister Series Dual Gallonage s.d.a
50 10 Unit
Nozzle 1,5" F 2060
Twister Series Dual Gallonage s.d.a
51 10 Unit
Nozzle 2,5 F 2095
52 Senter HID Search Light 4 Unit s.d.a
53 Light Tower Portable 1 Unit s.d.a
54 Solar Handle Lamp 20 Unit s.d.a
55 Solar Cell (Lampu Penerangan) 7 Unit s.d.a
56 Gergaji Mesin (Chainsaw) 2 Unit s.d.a
57 RIG 5 Unit s.d.a
58 SSB 2 Unit s.d.a
Masker Respirator Merk 3 M s.d.a
series 6000 Type 6800 Full Face
59 5 Unit
dan Filter Respirator Merk 3 M
Type 6006 Multigas
60 Masker Tahan Api 100 Unit s.d.a
61 Full Face Mask 26 Buah s.d.a
62 Warepack 230 Stel s.d.a
63 Sepatu Safety 115 Unit s.d.a
64 Fireboot 3 Buah s.d.a
Baju dan Celana Tahan Api Type s.d.a
65 3 Pcs
DuPont Nomex III A
66 Baju Celana Damkar 13 Buah s.d.a
67 Fireman Helmet 13 Buah s.d.a
68 Heat Resistance Glove 12 Buah s.d.a
69 Back Plate & Harness 19 Buah s.d.a
70 Toilet Portable 1 Unit s.d.a
71 Flame Freze 250 Liter s.d.a
72 Ansul Silvex Plus 16 Drum s.d.a
Sumber : BPBD Provinsi Sumatera Selatan
19

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera


Selatan dalam menjalankan kinerjanya didukung oleh kendaraan
operasional dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.5
Dukungan Kendaraan Operasional BPBD
Provinsi Sumatera Selatan

No Jenis Kendaraan No Polisi No Mesin No. Rangka Keterangan


Kendaraan Dinas
MHY
Bermotor Pembelian
1 BG 1358 MZ G15A 1D 205418 GDN42AJ33788
Perorangan /BPKB
6
Lainnya
MNBBSBW40A Pembelian
2 Pick Up BG 9882 LZ WLAT1198461
W881833 /BPKB
MH8CF48MAAJ Pembelian
3 Sepeda Motor BG 4919 PZ
-1949 /BPKB
Kendaraan Dinas
Bermotor MHKW3CA3JC Pembelian
4 BG 1975 MZ DCR8852
Perorangan K005754 /BPKB
Lainnya (dst)
Kendaraan Dinas
Bermotor MMM148MGOC Pembelian
5 BG 9457 MZ APHG1205911113
Perorangan H610699 /BPKB
Lainnya (dst)
Mini Bus
KNCSHX71LF7 Pembelian
6 (Penumpang 14 BG 7061 NZ J2700373
901017 /BPKB
Orang Kebawah)
MHMLOPU39G
7 Pick Up B 9285 TTA 4D56C-P50515 Hibah/BPKB
K198605
Monilog (Mobil
MHCTBR54FCK
8 Logistik/ B 1103 PQQ E317218 Hibah/BPKB
317218
Personil)
MHMLOPU39G
9 Pick Up B 9285 TTA 4D56C-P50515 Hibah/BPKB
K198605
MH4LX150CFJ
10 Sepeda Motor B 6607 TQC LX150CEPM2436 Hibah/BPKB
P28394
MH4LX150CFJ
11 Sepeda Motor B 6608 TQC LX150CEPM5949 Hibah/BPKB
P28391
MH4LCAKP196
12 Sepeda Motor B6829 PNQ LX150CEP28676 Hibah/BPKB
16
MH4LX150AKP
13 Sepeda Motor B 6830 PNQ LX150CEP28871 Hibah/BPKB
19612
MHCNK71LYCJ
14 Mobil Tinja B 9720 PQU B040073 Hibah/BPKB
040073
MHCNKR71HD
15 Mobil Tangki Air B 9200 PMA B049773 Hibah/BPKB
J049773
MHCNNR71HG
16 Mobil Tangki Air B 9085 TMA B075795 Hibah/BPKB
J075795
Kendaraan MHCNK71LYAJ
17 B 9074 PQU B018996 Hibah/BPKB
Bermotor Khusus 018996
20

No Jenis Kendaraan No Polisi No Mesin No. Rangka Keterangan


Lainnya (dst)
Kendaraan
MHMFE74P5AK
18 Bermotor Khusus B 9054 PQU 4B34TF80898 Hibah/BPKB
035901
Lainnya (dst)
Kendaraan
MMBJMKB40A
19 Bermotor Khusus B 9160 PSC 4B56UCCC2367 Hibah/BPKB
D049043
Lainnya (dst)
MH4LX150GJJT Pembelian
20 Sepeda Motor BG 2989 AAZ LX150CEWA3793
65623 /BPKB
MH4LX150GJJT Pembelian
21 Sepeda Motor BG 2985 AAZ LX150CEWA3768
65816 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
22 Sepeda Motor BG 2990 AAZ LX150CEWA2860
P65426 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
23 Sepeda Motor BG 2984 AAZ LX150CEWA3798
P65729 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
24 Sepeda Motor BG 2991 AAZ LX150CEWA3794
P637 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
25 Sepeda Motor BG 2983 AAZ LX150CEWA3570
P65726 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
26 Sepeda Motor BG 2987 AAZ LX150CEWA3775
P65814 /BPKB
MH4LX150GJJ Pembelian
27 Sepeda Motor BG 2986 AAZ LX150CEWA3773
P65815 /BPKB
Kendaraan Dinas
Bermotor MHFGX8GS5K0 Pembelian
28 BG 42 2TR-A670013
Perorangan 506270 /BPKB
Lainnya (dst)
MMBJNKB70C
29 Mobil Komunikasi B 9588 PQU 4M40UAD1766 Hibah/BPKB
D061566
MH4LX150CDK
30 Sepeda Motor B 6322 PVX LX150CEPB8928 Hibah/BPKB
P77990
MH4LX150CDD
31 Sepeda Motor B 6321 PVQ LX150CEPB9167 Hibah/BPKB
KP77977
MHCNK55EYBJ
32 Mobil Ambulance B 1073 PHX M040424 Hibah/BPKB
040424
MHCNMR71HK Pembelian
33 Mobil Tangki Air BG 8682 MZ B106502
J106502 /BPKB
Mobil Tangki MJEC1J643K51
34 B 9226 TMA Hibah/BPKB
Bahan Bakar 85219
Kendaraan
MPATFS86JJT0
35 Bermotor Khusus B 9357 TSC SK4505 Hibah/BPKB
05837
lainnya (dst)
Kendaraan
MMBJMKB40C
36 Bermotor Khusus B 9421 PSC 4D56UCDA3260 Hibah/BPKB
D014504
lainnya (dst)
Kendaraan
MHCNK71LYBJ
37 Bermotor Khusus B 9331 PQU B027553 Hibah/BPKB
027553
lainnya (dst)
Kendaraan
MR0KB8CD2L1 Pembelian
38 Bermotor Khusus BG 8765 MZ 2GD-0914116
125081 /BPKB
lainnya (dst)
39 Mini Bus BG 1363 IZ 1TRA938736 MHFJW8EMOM Pembelian
21

No Jenis Kendaraan No Polisi No Mesin No. Rangka Keterangan


(Penumpang 14
2396247 /BPKB
Orang Ke bawah)
Sumber : BPBD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2022
22

2.5. Kinerja Pelayanan yang sudah dilakukan

Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar


Pelayanan Minimal bagian keenam pasal 9 menjelaskan sub urusan
bencana masuk dalam rumpun urusan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar. Urusan bencana juga masuk dalam rumpun
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Maka
menjadi urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar,
konsekuensinya urusan bencana mengandung layanan dasar,
memerlukan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan menjadi
prioritas dalam penganggaran dan pembangunan daerah.
Setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) kemudian aturan
teknisnya di keluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101
Tentang Sub-Urusan Bencana, di dalam peraturan tersebut ada tiga
standar pelayanan minimal yang dilaksanakan oleh BPBD yaitu:
1. Pelayanan Informasi rawan bencana
Kegiatan Pelayanan Informasi rawan bencana adalah:
a. Penyusunan kajian risiko bencana;
b. Komunikasi informasi dan edukasi rawan bencana
2. Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap bencana
Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan
terhadap bencana adalah:
a. Penyusunan rencana penanggulangan bencana;
b. Pembuatan rencana kontinjensi;
c. Pelatihan pencegahan dan mitigasi;
d. Gladi kesiapsiagaan terhadap bencana;
e. Pengendalian operasi dan penyediaan sarana prasarana
kesiapsiagaan terhadap bencana; dan
f. Penyediaan peralatan perlindungan dan kesiapsiagaan
terhadap bencana.
3. Pelayanan Penyelamatan dan evakuasi korban bencana
23

Kegiatan Penyelamatan dan evakuasi korban bencana


adalah:
a. Respon cepat kejadian luar biasa penyakit/wabah zoonosis
prioritas;
b. Respon cepat darurat bencana;
c. Aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana;
d. Pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana;
e. Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana.
4. Pelayanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
adalah:
a. Inventarisasi kerugian dan kerusakan pasca bencana
b. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
c. Rapat Koordinasi
d. Diklat Perhitungan Kerugian dan Kerusakan pasca bencana

Kinerja pelayanan BPBD Provinsi sumatera selatan telah


mengacu pada SPM diatas ini dapat dilihat dari program kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan SPM sub-urusan bencana di atas.
24

BAB III
ANALISIS MASALAH PELAYANAN

3.1. Kondisi Saat Ini

Tugas Seksi Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan


Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah:

a. menyiapkan dan meneliti bahan rumusan kebijakan


umumrekonstruksi pasca bencana dan penanganan pengungsi;
b. melakukan koordinasi vertikal, horizontal lintas sektor,
kerjasamainternasional organisasi non pemerintah dan instansi
terkaitlainnya dalam pelaksanaan kebijakan umum
rekonstruksiterjadinya pasca bencana dan penanganan
pengungsi;
c. melakukan sosialisasi dan sinkronisasi
program/kegiatanrekonstruksi pasca terjadinya bencana;
d. mengkoordinir pelaksanaan rekonstruksi pembangunan
saranaprasarana fisik dan non fisik secara permanen yang
komprehensifdan terkoordinasi pasca terjadinya bencana dan
penangananpengungsi;
e. melakukan estimasi pembiayaan pembangunan fisik dan
nonfisikpelaksanaan rekonstruksi pasca terjadinya bencana dan
penanganan pengungsi;
f. melakukan hubungan kerja dengan instansi terkait dalam
penanganan dan pelaksanaan rekonstruksi pasca terjadinya
bencana dan penanganan pengungsi;
g. melakukan pemantauan monitoring evaluasi dan analisis
pelaporan pelaksanaan kebijakan umum, program dan
kegiatanpelaksanaan rekonstruksi secara periodik pasca
terjadinya bencana dan penanganan pengungsi:
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuaidengan tugas dan fungsinya.
25

Berdasarkan hasil diskusi dengan mentor serta staff pada


Badan Penanggulangan Bencana DaerahProvinsi Sumatera Selatan
serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi, Ada beberapa
permasalahan antara lain ,
a. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam penanganan
trauma healing pasca bencana sangat kurang
b. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dibidang trauma
healing pasca bencana dengan lembaga terkait di Provinsi
Sumatera Selatan.
c. Belum optimalnya pengetahuan dan pemahaman petugas
tentang kondisi psikologis pasca bencana yang dialami oleh
korban bencana
d. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan rekonstruksi non fisik
yang komprehensif dan terkoordinasi pasca terjadinya bencana

3.2. Kondisi Yang Diharapkan

Dari uraian identifikasi masalah yang dihadapi saat ini diatas,


maka kondisi ideal yang diharapkan adalah sebagai berikut.
a. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam penanganan
trauma healing pasca bencana memadai
b. Optimalnya koordinasi dan kerjasama dibidang trauma healing
pasca bencana dengan lembaga terkait di Provinsi Sumatera
Selatan.
c. Optimalnya pengetahuan dan pemahaman petugas tentang
kondisi psikologis pasca bencana yang dialami oleh korban
bencana
d. Optimalnya koordinasi pelaksanaan rekonstruksi non fisik yang
komprehensif dan terkoordinasi pasca terjadinya bencana
Kalau kita simpulkan kondisi saat ini dan kondisi ideal yang
diharapkan sebagaimana tersebut dalam tabel berikut:
26

Tabel. 3.1
Perbandingan Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan

N
Kondisi saat Ini Kondisi Yang Diharapkan
o
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Sumber Daya Manusia yang
Badan Penanggulangan Bencana dimiliki Badan Penanggulangan
Daerah Provinsi Sumatera Selatan Bencana Daerah Provinsi
1.
dalam penanganan trauma healing Sumatera Selatan dalam
pasca bencana sangat kurang penanganan trauma healing
pasca bencana memadai
Belum optimalnya koordinasi dan Optimalnya koordinasi dan
kerjasama dibidang trauma healing kerjasama dibidang trauma
2. pasca bencana dengan lembaga healing pasca bencana dengan
terkait di Provinsi Sumatera lembaga terkait di Provinsi
Selatan. Sumatera Selatan.
Optimalnya pengetahuan dan
Belum optimalnya pengetahuan
pemahaman petugas tentang
dan pemahaman petugas tentang
3. kondisi psikologis pasca
kondisi psikologis pasca bencana
bencana yang dialami oleh
yang dialami oleh korban bencana
korban bencana
Belum optimalnya koordinasi Optimalnya koordinasi
pelaksanaan rekonstruksi non fisik pelaksanaan rekonstruksi non
4. yang komprehensif dan fisik yang komprehensif dan
terkoordinasi pasca terjadinya terkoordinasi pasca terjadinya
bencana bencana

3.3. Analisa

Untuk penentuan prioritas penyebab masalah identifikasi


masalah dilakukan dengan menggunakan analisa USG ( Urgency,
Seriousness, Growth ) USG adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan, dengan metode teknik
scoring dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Caranya
dengan menentukan tingkat urgensi dari penyebab masalah,
keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan
berkembangnya masalah tersebut semakin besar. Isu prioritas
merupakan isu yang memiliki total skor tertinggi. Analisa USG
dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu. Dengan melihat adanya permasalahan tersebut di
atas, perlu ditetapkan penyebab masalah prioritas agar
penyelesaiannyadapat dilaksanakan secara bertahap dan lebih fokus
27

kepada masalah utama. Untuk menetapkan penyebab masalah


prioritas dilakukan melalui analisis USG sebagai berikut
1. U (Urgency) yaitu Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dan dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa
keras tekanan waktu tuntuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi;
2. S (Seriousness) yaitu Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan.
3. G (Growth) yaitu Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu
tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan makin memburuk jika dibiarkan.

Tabel 3.2
Analisis USG Untuk Menentukan Identifikasi Masalah

Identifikasi
No. Masalah U S G Total Prioritas
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
1. Sumatera Selatan dalam penanganan 4 5 5 14 II
trauma healing pasca bencana sangat
kurang
Belum optimalnya koordinasi dan
kerjasama dibidang trauma healing
2. 5 5 5 15 I
pasca bencana dengan lembaga terkait
di Provinsi Sumatera Selatan.
Belum optimalnya pengetahuan dan
pemahaman petugas tentang kondisi
3. 4 5 4 13 III
psikologis pasca bencana yang dialami oleh
korban bencana
Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan
4. rekonstruksi non fisik yang komprehensif 5 4 3 12 IV
dan terkoordinasi pasca terjadinya bencana
Keterangan:

U = Urgency (Kegawatan) 1. Kurang bermasalah


S = Seriousness (Mendesak) 2. Agakbermasalah
G = Growth (Pertumbuhan) 3. Cukupbermasalah
4. Bermasalah
5. Sangat bermasalah
28

Berdasarkan hasil identifikasi maka permasalahan yang


dominan dan akan dipilih untuk diangkat menjadi tema aksi
perubahan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Sumatera Selatan adalah Belum optimalnya koordinasi dan
kerjasama dibidang trauma healing pasca bencana dengan lembaga
terkait di Provinsi Sumatera Selatan sedangkan kondisi yang
diinginkan adalah Optimalnya koordinasi dan kerjasama dibidang
trauma healing pasca bencana dengan lembaga terkait di Provinsi
Sumatera Selatan.
29

BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

4.1. Terobosan/Inovasi

Secara garis besar layanan trauma healing pasca bencana


bertujuan membantu pemulihan kondisi psikologis masyarakat,
sehingga dapat menjalani proses kehidupan secara normal kembali
dan terbebas dari gangguan akibat trauma serta terarah kepada
sasaran yang telah diidentifikasikan berdampak pada korban yang
membutuhkan tenaga profesional dan terlatih yang belum dimiliki oleh
BPBD Provinsi Sumatera Selatan.
Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dibidang trauma
healing pasca bencana dengan lembaga terkait di Provinsi Sumatera
Selatan adalah penyebab dari permasalahan ini.
Untuk mengatasi masalah atau merespon isu di atas, gagasan
inovasi yg akan dilaksanakan adalah menyediakan “LAYANAN TRAUM
A HEALING PASCA BENCANA PADA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN”
Gagasan inovasi bersumber dari : hasil diskusi dengan coach,
pimpinan dan rekan kerja di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sumatera Selatan
30

4.2. Tahapan Kegiatan

Tabel 4.1 Tahapan Kegiatan

TAHAPAN RENCANA AKSI PERUBAHAN


TAHAPAN DAN URAIAN
No WAKTU OUTPUT
KEGIATAN
A JANGKA PENDEK (2 BULAN)
1 Melaporkan kepada mentor Minggu I  Laporan hasil
1. Menjelaskan aksi perubahan April 2022 koordinasi
2. Mohon arahan serta dukungan  Lembar
dukungan
 Video dukungan
 Foto

2 Melaksanakan Rapat dan


Undangan, Absen
persiapan pelaksanaan aksi
Notulen,
perubahan Minggu I
Dokumentasi
1. Membuat tim Efektif April 2022
SK Tim Aksi
2. Membuat draf SK
Perubahan
3. Penandatangan SK
3 Melakukan Koordinasi dengan Surat Tugas
Stakeholder Internal dan ekternal Laporan Hasil
April
Koordinasi
Minggu II
Lembar Dukungan
VideoDukungan
Melakukan penyusunan draft SK April
Draft SK Tim
4 Tim trauma healing pasca Bencana Minggu II-
trauma Healing
di Provinsi Sumatera Selatan. IV
5 Melakukan Koordinasi dengan Surat Tugas
HIMPSI wilayah Sumatera Selatan Laporan Hasil
April
terkait kerjasama trauma healing. Koordinasi
Minggu IV
Lembar Dukungan
VideoDukungan
Penyusunan buku saku Dukungan April Buku Saku.
6
psikologis awal pasca bencana Minggu IV
Melaksanakan pelayanan trauma  Laporan kegiatan
Mei Minggu
7 healing pasca Bencana di Provinsi  Foto
VII
Sumatera Selatan  Video
Melaksanakan Rapat evaluasi
Undangan, Absen,
pelayanan trauma healing pasca
8 Minggu VIII Notulen,
Bencana di Provinsi Sumatera
Dokumentasi
Selatan
B JANGKA MENENGAH (6 BULAN S/D 1 TAHUN)
Melakukan pembinaan Laporan Kegiatan
1
kewirausahaan untuk mendorong
31

perbaikan ekonomi masyarakat


pasca trauma akibat terjadinya
Bencana.
C JANGKA PANJANG (2 TAHUN)
Mengusulkan dana pemulihan
sosial ekonomi masyarakat pasca
1 Laporan Kegiatan
bencana di rovinsi sumatera
selatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No URAIAN MINGGU KE
A. JANGKA PENDEK 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melaporkan kepada mentor
1. Menjelaskan aksi perubahan
2. Mohon arahan serta dukungan
2 Melaksanakan Rapat dan
persiapan pelaksanaan aksi
perubahan
1. Membuat tim Efektif
2. Membuat draf SK
3. Penandatangan SK
3 Melakukan Koordinasi dengan
Stakeholder Internal dan ekternal
4 Melakukan Koordinasi dengan
HIMPSI wilayah Sumatera
Selatan terkait kerjasama trauma
healing.
5 Melakukan penyusunan KAK
Pemulihan Sosial Psikologi
Mayarakat Pascabencana
6 Melakukan penyusunan MoU
Kerjasama dengan Psikolog
7 Melakukan penyusunan draft SK
Tim trauma healing pasca
Bencana di Provinsi Sumatera
Selatan.
8 Melaksanakan Konsultasi
dengan Biro Hukum terkait MoU
Kerjasama dengan Psikolog dan
draft SK Tim trauma healing
pasca Bencana
9 Melaksanakan
Penandatanganan MoU
Kerjasama dengan Psikolog
32

antara Ka. BPBD Prov Sumsel


dengan HIMPSIwilayah
Sumatera Selatan
10 Melaksanakan pelayanan trauma
healing pasca Bencana di
Provinsi Sumatera Selatan
11 Melaksanakan Rapat evaluasi
pelayanan trauma healing pasca
Bencana di Provinsi Sumatera
Selatan
33

4.3. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatan)

a. Pemberdayaan Tim Kerja.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, keterlibatan dan kerjasama


dengan pihak lain sangat diperlukan. Banyak pekerjaan yang tidak
mungkin secara mandiri dapat dilakukan dengan baik. Untuk itu
diperlukan Identifikasi stakeholder yang akan dilibatkan dalam
melakukan aksi perubahan.
1. Tata Kelola Aksi Perubahan
Tata kelola Aksi Perubahan tergambar dalam struktur sebagai
berikut:

Mentor
Aksoni, SE, MM

Coach
Hj. Holijah, S.H.,M.H

Project Leader
Hermi yati, SKM., M.A.P

Tim Efektif

Keterangan :
Tim Kerjasama Tim Administrasi

: Garis Perintah
: Garis Konsultasi

Gambar 4.1. Struktur Tata Kelola Aksi Perubahan


34

Peran masing-masing anggota Tim sebagai berikut :


Tabel 4.3Peran Masing-Masing Anggota Tim
No Posisi Tanggungjawab

1 Mentor - Memberi dukungan kepada pelaksana proyek


perubahan
- Memberikan masukan/tanggapan proyek
perubahan
2. Project Leader - Membangun tim efektif
- Melaksanakan aksi perubahan
- Mengatur pembagian tugas dalam proyek
perubahan
3. Coach Sebagai pembimbing dalam memberikan masukan,
arahan terkait aksi perubahan
4. Tim Efektif Tim Efektif terdiri dari Tim Administrasi dan Tim
Aplikasi
5. Tim Kerjasama Menghubungi stakeholder terkait dalam rangka
pelaksanaan aksi perubahan
6. Tim Administrasi Mengurus surat menyurat dan administrasi aksi
perubahanserta menyiapkan bahan penyusunan
MoU dan KAK serta Mengumpulkan Evidence/bukti

b. Stakeholder

Stakeholders yang terlibat dalam aksi perubahan ini adalah :


1) Stakeholders internal, terdiri dari :
a. Ka.BPBD Sumsel
b. Sekretaris BPBD Sumsel
c. BPBD kab/kota
d. Kabid dan Kasi BPBD Sumsel
2) Stakeholders Eksternal, terdiri dari :
a. BPKAD
b. Bappeda
c. Biro Hukum
d. Dinas Kesehatan
e. Lembaga Psikolog
f. Masyarakat korban bencana
g. LSM
h. Media
35

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap pengaruh dan kepentingan


dari stakeholders agar dapat ditentukan posisi mereka pada peta
stakeholder sebagai berikut

Tabel 4.4
Stake holder berdasarkan Pengaruh dan Kepentingan

Kepentinga
No. Stakeholder Pengaruh Kategori
n
1 Ka.BPBD Sumsel Tinggi (+) Tinggi (+) Promotor
2 Sekretaris BPBD Tinggi (+) Tinggi (+) Promotor
Sumsel
3 BPBD kab/kota Tinggi (+) Tinggi (+) Promotor
4 Kabid dan Kasi BPBD Rendah (-) Tinggi (+) Defenders
Sumsel
5 BPKAD Tinggi (+) Rendah (-) Latents
6 Bappeda Tinggi (+) Rendah (-) Latents
7 Biro Hukum Rendah (-) Tinggi (+) Latents
8 Dinas Kesehatan Tinggi (+) Rendah (-) Latents
9 Lembaga Psikolog Tinggi (+) Rendah (-) Latents
10 Masyarakat korban Rendah (-) Tinggi (+) Defenders
bencana
11 LSM Rendah (-) Rendah (-) Apathetics

12 Media Rendah (-) Rendah (-) Apathetics


36

LATENTS (**) PENGARUH PROMOTERS


1. Ka.BPBD Sumsel
1. BPKAD 2. Sekretaris BPBD
2. Bappeda Sumsel
3. Dinas Kesehatan 3. BPBD kab/kota
4. Media 4. Kabid dan Kasi BPBD
Sumsel
5. Lembaga Psikolog
6.
KEPENTINGAN

APATHETICS(*) DEFENDERS (***)


1. Masyarakat korban
1. LSM bencana
2. Biro Hukum

Gambar 4.2. Peta Stakeholder

4.4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan

a. Identifikasi Potensi Masalah

Potensi Masalah yang akan timbul dan menghambat kelancaran


serta keberhasilan dari aksi perubahan yang dilaksanakan di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera
Selatan, sebagai berikut :
a. Tim Efektif tidak bekerja maksimal.
b. Agenda tidak terlaksana tepat waktu
c. Stakeholder kurang mendukung
37

b. Strategi Mengatasi Masalah

Strategi yang akan diterapkan dalam rangka mengatasi


permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan aksi
perubahan, yaitu
a. Pergantian/penambahan Tim Efektif
b. Perubahan Jadwal Kegiatan
c. Melaksanakan Komunikasi Efektif

Untuk menjamin mutu pelaksanaan inovasi, maka setiap tahapan


inovasi perlu dikontrol dari awal sampai akhir. Hal ini penting agar
ketika terjadi kesalahan bisa terdeteksi dalam setiap tahapan,
sehingga dapat ditindaklanjuti pada saat itu juga, tidak harus
menunggu sampai proses inovasi selesai. Dengan demikian perlu
dibuatkan lembar cheklist bagi pelaksanaan aksi perubahan
38

Tabel 4.5
Daftar Cheklist

APRIL MEI KET


No KEGIATAN MASALAH SOLUSI
1 2 3 4 1 2 3 4
Melaporkan kepada
mentor
1 (menjelaskan aksi
perubahan dan
mohon arahan serta
dukungan)
Melaksanakan Rapat
persiapan
pelaksanaan aksi
2 perubahan
(membuat tim aksi
perubahan, membuat
draf SK dan
penandatangan SK)
Melakukan
3 Koordinasi dengan
Stakeholder Internal
dan ekternal
Koordinasi dengan
4 HIMPSI terkait
kerjasama trauma
healing.
Penyusunan KAK
5 Pemulihan Sosial
Psikologi Mayarakat
Pascabencana
Penyusunan MoU
6 Kerjasama dengan
Psikolog
Konsultasi dengan
7 Biro Hukum terkait
MoU Kerjasama
dengan Psikolog
Penandatanganan
MoU Kerjasama
dengan Psikolog
8 antara Ka. BPBD
Prov Sumsel dengan
HIMPSI wilayah
Sumatera Selatan
Melaksanakan
pelayanan trauma
9 healing pasca
Bencana di Provinsi
Sumatera Selatan
Rapat Pembahasan
pelayanan trauma
10 healing pasca
Bencana di Provinsi
Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai