Pasien dengan gangguan mirip dengan gangguan psikotik akut sebelumnya telah
diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal, stress, dan psikogenik.
Psikosis reaktif seringkali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia berprognosis
baik; diagnosis DSM-IV gangguan psikotik akut tidak berarti menyatakan hubungan
dengan skizofrenia
Psikotik akut adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau atau aneh yang berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai
gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan
psikotik karena kondisi medis umum.
Pasien dengan psikosis akut menunjukkan adanya gejala karakteristik untuk
gangguan psikotik singkat yaitu perubahan emosional, pakaian, atau perilaku yang
aneh, berteriak-teriak atau diam membisu, dan gangguan daya ingat untuk peristiwa
yang belum lama terjadi. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala afektif,
konfusi, dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada
gangguan psikotik akut daripada gangguan psikotik kronis.
Beberapa klinisi menyatakan bahwa psikosis akut mungkin paling sering
ditemukan pada pasien dari kelas sosioekonomi rendah dan pada pasien dengan
gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya (paling sering adalah gangguan
kepribadian histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang). Orang yang
pernah mengalami perubahan kultural yang besar (sebagai contoh, imigran) mungkin
juga berada dalam risiko untuk menderita gangguan setelah stresor psikososial
selanjutnya. Tetapi, kesan klinis tersebut belum dibuktikan benar di dalam penelitian
klinis yang terkontrol baik
Dengan semakin meningkatnya kejadian psikosis akut di masyarakat maka
diperlukan juga pengetahuan baik dokter maupun masyarakat mengenai psikosis akut
agar diagnosis dan tatalaksana penyakit tersebut dapat dilakukan secara tepat. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melaporkan salah satu kasus mengenai psikosis akut
yang terdapat di RS Ernaldi Bahar Palembang.
Etiologi
Etiologi gangguan psikotik akut tidak diketahui. Di dalam DSM III-R faktor
psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis yang reaktif singkat, tetapi
kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan DSM IV menempatkan
diagnosis gangguan psikotik akut di dalam kategori yang sama dengan diagnosis
psikiatrik lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan kemungkinan diagnosis
termasuk kelompok gangguan yang heterogen. Pasien dengan gangguan psikotik akut
yang pernah memiliki gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis
atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik.
Secara psikodinamika terdapat mekanisme menghadapi (coping mechanism)
yang tidak adekuat dan kemungkinan adanya tujuan sekunder pada pasien dengan
gejala psikotik. Teori psikodinamika yang lainnya adalah bahwa gejala psikotik
adalah suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang
tidak tercapai, atau suatu pelepasan dari situasi psikosial tertentu.
Stressor Pencetus
Contoh yang paling jelas dari stresor pencetus adalah peristiwa kehidupan yang
besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang.
Peristiwa tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan
yang berat. Beberapa klinisi berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus
dipertimbangkan di dalam hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan
tersebut adalah beralasan, tetapi mungkin memperluas definisi stresor pencetus
dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode psikotik.
Klinisi lain berpendapat bahwa stresor mungkin merupakan urutan peristiwa yang
menimbulkan stres sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulkan stres
dengan jelas. Tetapi, penjumlahan derajat stres yang disebabkan oleh urutan peristiwa
memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin.
Diagnosis
Bentuk-bentuk psikosis akut (PPDGJ III)
F 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
1. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik yang
jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan
intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama.
3. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya;
4. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik
atau episode depresif.
Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu
bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi harus
diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari satu bulan,
diagnosis berubah menjadi gangguan psikotik lainnya, seperti gangguan
skizofreniform.
B. Menurut DSM IV
DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan
terutama atas lama gejala. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok
gangguan jiwa yang berlangsung lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan
tidak disertai gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu
gangguan psikotik karena kondisi medis umum.
Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai
yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham merupakan
gejala psikotik utama), gangguan skizofreniform (jika gejala berlangsung kurang dari
enam bulan) dan skizofrenia jika gejala telah berlangsung lebih dari enam bulan.
Gangguan psikotik singkat diklasifikasikan di dalam DSM IV sebagai suatu
gangguan psikotik dengan durasi singkat. Kriteria diagnostik ditentukan dengan
sekurangnya ada satu gejala psikotik yang jelas yang berlansung selama satu hari
sampai satu bulan.