LEMBAR JAWABAN
LT / 3 / I / 2015
ARTIKEL
Tentang
OPTIMALISASI PERAN TNI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
ALAM YANG MAMPU MENDUKUNG KINERJA PEMDA DAN
MEMPERKOKOH PERTAHANAN NEGARA
1. Abstrak.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografi terletak di daerah
khatulistiwa dan diantara dua benua, Benua Asia dan Benua Australia serta diantara
Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik utama dunia, merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap
bencana alam. Menyadari begitu seringnya wilayah Indonesia mengalami bencana
alam yang mengakibatkan begitu banyak korban jiwa maupun harta benda, maka
berbagai elemen masyarakat secara bahu-membahu memberikan bantuan pertolongan
kepada wilayah yang terkena bencana alam baik itu berupa bantuan tenaga maupun
bantuan berupa bahan keperluan sandang dan pangan yang dibutuhkan oleh
masyarakat di wilayah bencana. TNI sebagai bagian dari komponen bangsa yang
selama ini merupakan tulang punggung setiap ada kegiatan kemasyarakatan, terutama
didalam memberikan bantuan penanggulangan bencana alam. Peran, kualitas prajurit,
piranti lunak serta pola dalam penanggulangan bencana alam saat ini dirasakan masih
sangat kurang, apabila dihadapkan dengan penugasan prajurit TNI dalam
penanggulangan bencana alam yang ada, maka perlu dilakukan optimalisasi peran TNI
dalam penanggulangan bencana, sehingga prajurit TNI menjadi profesional dalam
melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana tersebut. Semua ini dapat tercapai
2
Kata Kunci : Belum maksimalnya Peran TNI dalam Penanganan Bencana Alam,
membantu kinerja Pemda, Pertahanan Negara.
2. Pendahuluan.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografi terletak di daerah
khatulistiwa dan diantara dua benua, Benua Asia dan Benua Australia serta diantara
Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik utama dunia, merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap
bencana alam. (Kep Mendagri No. 131 Th 2003 “Pedoman Penanggulangan Bencana Alam dan
Pengungsi di Daerah” diakses 25 Januari 2015) Posisi dan kondisi ini menjadikan Indonesia
senantiasa dalam kondisi rawan bencana, diantaranya adalah bencana geologis,
seperti gempa bumi, gerakan tanah, gempa tsunami dan letusan gunung berapi.
Indonesia secara alamiah terletak di daerah tropis yang memiliki musim kemarau dan
musim penghujan yang menjadikan Indonesia juga memiliki kerawanan lainnya akibat
perubahan musim, seperti terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan angin topan,
sedangkan pada musim kemarau terjadi bencana kekeringan dan kebakaran hutan,
terlebih dengan dampak perubahan iklim (climate change) yang saat ini semakin
dirasakan fenomenanya, yakni semakin seringnya kejadian bencana alam melanda di
berbagai wilayah di Indonesia yang telah menimbulkan kerugian besar, baik jiwa, harta
benda maupun sarana dan prasarana umum lainnya. Bencana alam dalam skala besar
bukan hanya membawa korban jiwa dan harta benda, melainkan sangat mungkin akan
menggangu bahkan mengancam kelangsungan mekanisme roda pemerintahan,
terutama dalam penyelenggaraan layanan kepada masyarakat.Situasi demikian akan
rentan mengarah menjadi gangguan keamanan dan ketertiban yang pada eskalasi
tertentu dapat membawa dampak serius terhadap penyelenggaraan pertahanan negara
secara keseluruhan (Departemen Pertahanan RI,” Strategi Pertahanan Negara”, hal 17, Jakarta,2007
diakses 27 Januari 2015).
3
Kondisi wialayah geografis Indonesia rawan bencana alam antara lain seperti
banjir, tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi. Bencana alam selalu terjadi
secara mendadak dan tidak terduga, dengan waktu singkat bisa menimbulkan korban
manusia dalam jumlah besar, juga kerusakan infrastruktur di daerah bencana serta
kepanikan dan ketidak berdayaan masyarakat setempat, sehingga memerlukan
dukungan serta bantuan segera dari pemerintah maupun dari berbagai pihak
termasuk TNI. Sedangkan TNI sebagai salah satu institusi pemerintah pada
dasarnya disiapkan untuk melaksanakan tugas Operasi Militer Untuk Perang dan tugas
Operasi Militer Selain Perang. Dalam Operasi Militer Selain Perang terdapat 14 (empat
belas) jenis tugas yang harus dilaksanakan oleh TNI diantaranya adalah operasi
bantuan penanggulangan bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan
kemanusiaan, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban TNI bersama-sama dengan
komponen bangsa lainnya untuk menyelesaikan secara tuntas terhadap akibat bencana
yang terjadi diwilayah NKRI. Dari penjelasan di atas baik sebelum maupun sesudah
disahkan UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Dalam hal penanggulangan
bencana TNI telah terlibat dan mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga
kompetensi TNI sudah cukup terukur dan teruji dalam berbagai penanggulangan
bencana. Kompetensi tersebut yang baru mendapat legitimasi hanya dalam konteks
penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat, sedangkan penanggulangan
bencana pada saat pra danpasca bencana,TNI secara profesional belum
diberdayakan dan baru sebatas sebagai unsur pendukung dalam kegiatan sosialisasi
kepada masyarakat dalam konteks kegiatan kepoloporan dan mitigasi bersama instansi
terkait dalam pencerahan tentang sistem peringatan dini (early warning system).Dalam
konteks penanggulangan bencana, TNI lebih siap dibandingkan dengan
instansilainnya khususnya dalam tindakan awal untuk dapat menangani
penanggulangan bencana terutama pada tahap tanggap darurat karena gelarnya
sampai dengan tingkat Desa (Babinsa), Kendalanya adalah pemberdayaan kompetensi
TNI belum mendapat apresiasi dan legitimasi.Dari latar belakang diatas pemberdayaan
kompetensi TNI dalam penanggulangan bencana tentunya bukan hal yang mudah,
karena secara internal TNI masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan
diantaranya tentang kondisi Kebijakan yang belum memadai, Validitas organisasi
kelembagaan penanggulangan bencana yang belum singkron dengan Pemerintah
Daerah dan bersinergi, Dukungan sarana dan prasarana serta Program terpadu
penanggulangan bencana dengan BNBP/BPBD.
4
diakses 27 Januari 2015). Namun masih terdapat beberapa permasalahan antara lain
Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan peran TNI dalam kegiatan penanggulangan
bencana alam terkesan berjalan sendiri dan tidak berada di bawa koordinasi
BNPB/BPBD. Sebagai mana misalnya TNI AD melaksanakan beberapa kegiatan
antara lain, bhakti TNI untuk membantu membangun kembali sarana dan prasarana
yang rusak akibat bencana alam, melaksanakan pembinaan ketahanan wilayah melalui
penyuluhan untuk meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap penderitaan
sesama anak bangsa, melaksanakan komunikasi sosial untuk menumbuh kembangkan
rasa senasib dan sepenanggungan sehingga tercipta kebersamaan dalam menyikapi
permasalahan akibat bencana, melaksanakan evakuasi dan SAR. TNI AL
5
melaksanakan kegiatan antara lain : Tim evakuasi dan SAR melaksanakan pencarian,
pengumpulan, pendataan korban bencana, tim Mdevac menyempurnakan penanganan
korban yang telah ditangani dan melaksanakan evakuasi korban sesuai prosedur dan
rute evakuasi, UT angkut/KRI melaksanakan embarkasi dan debarkasi bahan bantuan,
Tim BNPB pemerintah, relawan dari atau ke daerah bencana, UT patroli/KRI
mengendalikan pelaksanaan pengamanan kegiatan unsur laut dan pencarian korban
dari atau ke daerah bencana diperairan laut. Sedangkan TNI AU melaksanakan
beberapa kegiatan antara lain mengoperasikan pesawat angkut dan helikopter,
mengatur lalu lintas udara, pengaturan dan pendistribusian barang bantuan dan
pengaturan operasional penerbangan yang dilaksanakan oleh awak pesawat, personel
Lanud dan Paskhasau maupun personel satuan tugas TNI dalam mendukung operasi
penanggulangan bencana alam di lapangan.
sangat diperlukan untuk memberikan pedoman bagi TNI dalam melaksanakan tugas-
tugas sesuai tuntutan reformasi yang menempatkan TNI sebagai bagian dari komponen
bangsa dan berjuang bersama-sama komponen bangsa lainnya. (UU RI nomor 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara)
7. Kesimpulan
Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya tentang optimalisasi peran TNI
dalam penanggulangan bencana alam yang mampu mendukung kinerja pemerintah
daerah dan memperkokoh pertahanan negara, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Negara republik Indonesia yang terletak secara geografis berada di posisi
silang yang diapait oleh dua benua yaitu benua Australia dan benua Asia serta
diapit oleh dua samudra yaitu samudra Pasifik dan samudra Hindia serta
terdapat tiga lempeng tektonik dunia yaitu : lempeng Eurasia, lempeng Indo
Australia dan lempeng Pasifik menjadikan negara Indonesia sangat sering terjadi
bencana alam baik itu dalam skala kecil maupun skala besar seperti, gempa
bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, gunung api meletus dan lain-lain, dengan
adanya kondisi seperti ini membuat pemerintanh Indonesia telah membentuk
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD). Sesuai dengan Undang-undang No 34 tahun 2004
tentang TNI, dimana tugas TNI melaksanakan Operasi Militer untuk Perang
(OMP) dan Opersi Militer Selain Perang (OMSP) salah satunya adalah bantuan
TNI terhadap penanggulangan bencana alam. Peran TNI dalam penanganan
penanggulangan bencana alam yang selama ini dilaksanakan masih seperti
wujud kepedulian TNI terhadap masyarakat yang terkena bencana alam
sehingga masih dirasakan sulitnya melaksanakan koordinasi dengan pihak
terkait lainnya.
b. Secara umum, kondisi penanggulangan bencana alam saat ini mempunyai
lebih banyak keterbatasan dihampir setiap bidang, namun TNI bersama-sama
dengan masyarakat dan unsur terkait lainnya masih dapat memberikan bantuan
penanganan penanggulangan bencana alam yang terjadi diseluruh wilayah
Republik Indonesia.
c. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibentuk oleh
pemerintah,adalah merupakan suatu organisasi yang mewadahi instasi terkait
9
termasuk di dalamnya adalah TNI, yaitu adanya beberapa anggota TNI yang
masuk dalam organisasi SRC-PB wilayah barat dan wilayah timur, namun dalam
pelaksanaan di lapangan banyak mengalami kendala serta belum berfungsi
secara optimal. Ketergantungan daerah terhadap pusat sangat tinggi,sehingga
setiap terjadi bencana apalagi berskala nasional tidak terlepas dan selalu
meminta bantuan dari pusat,karena ketidaksiapan daerah, akibatnya
keterlambatan penanganan bencana alam tidak dapat dihindari disebabkan
jauhnya jarak tempuh dan panjangnya birokrasi. Hal yang sama juga dirasakan
serta dialami oleh satuan-satuan TNI, walupun satuan-satuan TNI tersebar dan
tergelar diseluruh wilayah Republik Indonesia mulai dari Sabang sampai
Merauke, sampai tergelar ketingkat babinsa, namun peran TNI dalam
penanggulangan bencana alam belum optimal. Selain masih terkendala oleh
mekansme permintaan bantuan, juga satuan-satuan teritorial dalam
penanggulangan bencana alam, secara operasional dikendalikan oleh Mabes
TNI , sebagai fungsi penggunaan kekuatan TNI.
d. Reformasi yang terjadi saat ini berimbas kepada reformasi TNI, dengan
ditetapkannya UU RI NO, 34 tahun 2004 yang mengatur tentang peran dan
tugas TNI, diantaranya adalah operasi bantuan penanganan bencana alam,
serta telah ditetapkannya dan diundangkannya UU RI NO 24 tahun 2007, maka
pengerahan dan penggunaan satuan TNI berdasarkan keputusan politik dari
pemerintah.
e. Pemberdayaan peran TNI dalam penanggulangan bencana alam masih
dapat ditingkatkan karena adanya kesadaran yang didasari harapan untuk
meningkatkan profesionalisme TNI khususnya dalam penanggulangan bencana
dan umumnya untuk penyelenggaraan OMSP, kemudian dengan menangkap
peluang dari lingkungan strategis,dimana masyarakat dunia semangkin intensif
mengangkat fenomena lingkungan hidup,khususnya penanggulangan bencana
dikaitkan dengan kondisi wilayah Indonesia yang demikian rentan terhadap
bencana, maka dengan mengemukakan konsep optimalisasi peran TNI dalam
penanggulangan bencana alam guna membantu kinerja pemerintah daerah
dalam rangka pertahanan negara, sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
profesionalisme TNI kiranya masih relevan untuk mencapai sasaran yang lebih
luas.
10
9. Daftar Pustaka
a. Kep Mendagri No. 131 Th 2003 “Pedoman Penanggulangan Bencana
Alam dan Pengungsi di Daerah”, Himpunan Peraturan tentang BNPB dan
peraturan pelaksanaannya Jakarta 2013.
b. Departemen Pertahanan RI, Strategi Pertahanan Negara., Jakarta, 2007.
c. Keputusan Presiden RI No. 3 tahun 2001 tentang Penanggulangan
Bencana Alam dan Penanganan Pengungsi
d. UU RI nomor 3 tahun 2002 dan UU RI No. 34 tahun 2004 tentang Peran
TNI dalam Penanggulangan Bencana Alam
e. http://haryo-prasodjo.blogspot.com/2013/04/dampak-globalisasi-terhadap-
kelestarian.html
f. http://kondisigeografisnegaraindonesia.blogspot.com/p/kondisi-geografis-
negara-indonesia.html
g. https://id-id.facebook.com/notes/mardy-joeang/cincin-api-indonesia-negeri-
dalam-bayang-bayang-bencana/10151175790184615
h. Mitigasi Bencana.
i. Manajemen dan Mitigasi.