Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR JAWABAN

LT / 3 / I / 2015

MATA KULIAH : TULISAN MILITER


POKOK BAHASAN : TULISAN EFEKTIF
SUB POKOK BAHASAN : JURNAL

ARTIKEL

Tentang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA


GUNA MENDUKUNG TUGAS POKOK TNI DALAM RANGKA
PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA

ABSTRAK

Perkembangan di era globalisasi saat ini banyak diwarnai adanya


kemajuan pesat dibidang teknologi komunikasi dan elektronika di berbagai aspek
kehidupan, sehingga berbagai kemudahan dan kecepatan informasi dialami.
Beberapa peristiwa global yang menggunakan teknologi elektronika dan
informasi sebagai medianya antara lain ; Peristiwa serangan teroris ke menara
kembar Word Trade Centre di New York pada 9 September 2001, peristiwa
pencarian sampai penyerbuan persembunyian pemimpin Al Qaeda Osama Bin
Laden, sampai peristiwa menghebohkan yang melibatkan pemimpin Indonesia
yaitu kasus penyadapan pembicaraan telepon Presiden RI dan beberapa tokoh
Indonesia oleh Australia atas bocoran Edward Snowden, melalui WikiLeaks.
Peristiwa terakhir ini sempat membuat hubungan bilateral antara Indonesia dan
Australia memanas, walaupun akhirnya reda dengan sendirinya setelah ditutupi
oleh peristiwa-peristiwa lain yang lebih menyita perhatian dunia seperti klaim
sepihak China untuk memberlakukan Air Defense Identification Zone (ADIZ) di
Laut China Timur yang overlapping dengan ADIZ Jepang, serta terakhir
hilangnya pesawat Boeing 777-200 MH 370 milik Malaysia Airlines di sekitar
Laut China Selatan pada 8 Maret 2014. Disinilah dibutuhkan keberpihakan
2

semua pihak untuk turut serta memikirkan kemampuan operasional TNI secara
keseluruhan khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi elektronika dan
informatika. Dengan demikian diharapkan penggunaan teknologi ini mampu
meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas pokok TNI dalam rangka mendukung
penyelenggaraan Pertahanan Negara Indonesia.

Kata Kunci : Peningkatan Potensi SDN, Pemanfaatan teknologi, Mendukung


Penyelenggaraan Negara

PENDAHULUAN

Memasuki abad ke - 21 fenomena dunia diwarnai dengan banyaknya


terjadi lompatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat dan dinamis.
Perkembangan di era globalisasi saat ini banyak diwarnai adanya kemajuan
pesat dibidang teknologi komunikasi dan elektronika di berbagai aspek
kehidupan, sehingga berbagai kemudahan dan kecepatan informasi dialami.
Hal tersebut juga berlaku dilingkungan organisasi kemiliteran, dimana negara-
negara di dunia terus berusaha melaksanakan modernisasi pertahanannya
melalui pemanfaatan teknologi, sehingga lahir dan berkembang konsep
Revolutions Military of Affair atau revolusi persenjataan mutakhir yang
memungkinkan tercapainya keakuratan dan kecepatan dalam mengakses
berbagai informasi dalam rangka penyelenggaraan pertahanan negaranya
masing-masing. Modernisasi persenjataan melalui pemanfaatan teknologi
komunikasi dan elektronika sangat diperlukan ditengah kompleksitas ancaman
yang dihadapi tiap bangsa-bangsa di dunia yang tidak hanya dalam bentuk
ancaman militer namun juga ancaman non militer.

Beberapa peristiwa global yang menggunakan teknologi elektronika dan


informasi sebagai medianya antara lain ; peristiwa serangan teroris ke menara
kembar Word Trade Centre di New York pada 9 September 2001 1, peristiwa
pencarian sampai penyerbuan persembunyian pemimpin Al Qaeda Osama Bin
Laden, sampai peristiwa menghebohkan yang melibatkan pemimpin Indonesia

1
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/09/12/serangan-wtc-legitimasi-penjajahan-amerika-2/ (diakses 27
Januari 2015)
3

yaitu kasus penyadapan pembicaraan telepon Presiden RI dan beberapa tokoh


Indonesia oleh Australia atas bocoran Edward Snowden, melalui WikiLeaks2.
Peristiwa terakhir ini sempat membuat hubungan bilateral antara Indonesia dan
Australia memanas, walaupun akhirnya reda dengan sendirinya setelah ditutupi
oleh peristiwa-peristiwa lain yang lebih menyita perhatian dunia seperti klaim
sepihak China untuk memberlakukan Air Defense Identification Zone (ADIZ) di
Laut China Timur yang overlapping dengan ADIZ Jepang, serta terakhir
hilangnya pesawat Boeing 777-200 MH 370 milik Malaysia Airlines di sekitar
Laut China Selatan pada 8 Maret 2014 3.

Dari semua peristiwa di atas adalah beberapa contoh bagaimana ilmu


pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi bidang elektronika dan
informatika mempengaruhi pola kehidupan manusia, tidak terkecuali pada aspek
militer. Tidak ada lagi ruang yang tertutup oleh pengaruh teknologi tersebut.
Berbagai kepentingan baik menyangkut aktor negara ataupun aktor non negara
sedemikian rupa telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk membantu
mencapai tujuannya masing-masing. Sementara itu, TNI sebagai institusi yang
mengemban tugas Pertahanan Negara sejauh ini belum memanfaatkan
keunggulan teknologi elektronika dan informatika ini dalam mendukung
pelaksanaan tugas pokoknya secara optimal. Banyak peluang yang ada dalam
pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika ini untuk mendukung tugas
pokok TNI, seperti untuk kehandalan fungsi Alutsista, untuk kecepatan dan
keamanan proses penyajian data dan informasi di level eksekutif serta untuk
tujuan lain terkait fungsi organisasi.

Di pihak lain upaya pemanfaatan teknologi ini juga mendatangkan


berbagai kendala yang bersumber dari dalam maupun luar negeri Indonesia
yang apabila tidak diatasi maka akan memberi pengaruh langsung kepada
kualitas pelaksanaan tugas pokok TNI. Pada akhirnya kondisi demikian juga
berdampak buruk pada penyelenggaraan Pertahanan Negara. Dari pengamatan
di lapangan penugasan TNI, terdapat hal-hal yang mengindikasikan lemahnya
2
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131120_bin_sadap_australia
(diakses 27 Januari 2015
3
http://www.jpnn.com/read/2014/03/27/224577/MH370-Jatuh-karena-Kehabisan-Avtur- (diakses
27 Januari 2015)
4

pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika di lingkungan TNI seperti;


masih rendahnya kesadaran sumberdaya manusia (SDM) memanfaatkan
teknologi ini dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, pemanfaatan teknologi
elektronika dan informatika tiap matra belum terintegrasi sehingga daya gunanya
kurang efektif, kebijakan yang belum optimal mendukung fungsi penelitian dan
pengembangan (Litbang) di bidang teknologi serta alokasi anggaran untuk
pemanfaatan teknologi ini relatif terbatas.

Kedepan diharapkan teknologi elektronika dan informatika semakin akrab


dengan kehidupan sehari-hari para prajurit TNI sehingga tugas-tugas yang
diembannya dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan berkualitas. Demikian
juga dengan pemanfaatan teknologi ini di setiap matra hendaknya lebih
terintegrasi sehingga pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang dimiliki
dapat lebih efektif dan efisien. Dalam hal kebijakan diharapkan muncul
keberpihakan yang lebih besar pada pengembangan teknologi ini melalui
kegiatan Litbang yang lebih berorientasi peningkatan kemandirian sekaligus
peningkatan kualitas Alutsista. Sejalan dengan kondisi tersebut sudah
sewajarnya diperlukan dukungan tambahan anggaran dari negara (APBN).
Disinilah dibutuhkan keberpihakan semua pihak untuk turut serta memikirkan
kemampuan operasional TNI secara keseluruhan khususnya dalam hal
pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika. Dengan demikian diharapkan
penggunaan teknologi ini mampu meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
pokok TNI dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pertahanan Negara
Indonesia. Melalui tulisan ini penulis ingin menekankan betapa teknologi
elektronika dan informatika ini sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja dan
kemampuan operasional TNI, sehingga sudah selayaknya semua pihak baik
secara kelembagaan maupun secara individu untuk mulai mengedepankan
pelaksanaan tugas yang berbasis teknologi elektronika dan informatika.

KESADARAN SDM DI LINGKUNGAN TNI


5

Kesadaran SDM di lingkungan TNI dalam penguasaan dan pemanfaatan


teknologi elektronika dan informatika relatif masih rendah sehingga belum
mampu mentransformasikan teknologi tersebut dalam mendukung pelaksanaan
tugas pokoknya. Proses pengambilan keputusan, komando dan pengendalian,
kemampuan pengamanan jaringan informasi militer serta aplikasi tugas
perkantoran masih terkesan terjadi kesenjangan antara tuntutan tugas dengan
model yang dipilih dalam pelaksanaan tugas tersebut. Semua keterbatasan ini
secara langsung memberi dampak kepada pelaksanaan tugas pokok TNI.
Manusia dan peralatan adalah tulang punggung persenjataan TNI, manakala dua
aspek ini terjadi kelemahan maka dapat dipastikan tugas dan fungsi TNI juga
tidak akan bisa optimal.

Kondisi demikian dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi kualitas


penyelenggaraan Pertahanan Negara. SDM yang berkualitas dan memiliki
nasionalisme dan motivasi tinggi dalam tugas diharapkan mampu membangun
kemandirian teknologi elektronika dan informatika untuk mendukung tugas-tugas
TNI. Untuk itu kegiatan Litbang maupun alih teknologi bidang ini harus terus
dilakukan secara terencana, bertahap, berlanjut dan berkesinambungan. Dalam
penguasaan teknologi elektronika dan informatika, setiap prajurit TNI diharapkan
mampu merespon setiap perkembangan yang terjadi dari teknologi tersebut,
dengan demikian semua prajurit diharapkan mampu menghayati akan
pentingnya efisiensi, produktifitas dan disiplin kerja. Kondisi ini akan memacu
kemajuan industri elektronika dan informatika untuk mendukung tugas pokok
TNI.

INTEGRASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DAN


INFORMATIKA ANTARA ANGKATAN

Pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika saat ini kurang


berkelanjutan. Berbagai kendala ditemui terutama benturan dengan aspek sosial
dan budaya masyarakat. Kendala-kendala tersebut dapat terjadi pada saat
inisiasi, proses implementasi atau pada akhir implementasi program/kegiatan
pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika. Dewasa ini masing-masing
6

angkatan merencanakan dan mengembangkan seputar peralatan elektronika


dan informatika secara parsial. Kondisi ini memang menjadi suatu hak Angkatan
terkait fungsi pembinaan, namun perlu dicatat bahwa goal dari pembinaan tiap
angkatan adalah tercapainya kesiagaan operasi dalam rangka operasi gabungan
TNI. Perencanaan dan pengembangan parsial dari peralatan yang menggunakan
teknologi elektronika dan informatika di lingkungan TNI, dapat menimbulkan
hambatan dalam sinkronisasi pengoperasian sebagai contoh belum sinkronnya
komunikasi antara unsur KRI TNI AL dengan unsur Intai Maritim Strategis TNI
AU. Ekses lainnya adalah kurang optimalnya upaya pemeliharaan peralatan
yang seharusnya bias saling memberikan dukungan silang logistik.

Pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika merupakan sumber


terbentuknya iklim inovasi yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas
SDM, yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing.
Selain itu teknologi elektronika dan informatika menentukan tingkat efektivitas
dan efisiensi proses transformasi sumberdaya elektronika dan informatika
menjadi sumberdaya baru yang lebih bernilai strategis. Diharapkan dalam
fungsionalisasinya di lapangan terjadi proses integrasi secara bertahap untuk
memudahkan dukungan silang pengoperasian maupun saat proses
pemeliharaannya. Secara lebih spesifik, semua unsur-unsur operasi yang terlibat
dalam tugas operasi gabungan seharusnya dapat saling berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan efektif, sehingga menghasilkan outcome yang optimal bagi
kepentingan TNI.

FUNGSI LITBANG DALAM TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA

Kebijakan dan regulasi pemerintah dalam mendukung peningkatan


kemampuan teknologi elektronika dan informatika sejauh ini masih belum
maksimal. Hal ini terlihat dari belum adanya konsep yang konkret tentang
program Litbang Alutsista khususnya yang berbasis teknologi elektronika dan
informatika. Kebijakan dan strategi pemanfaatan teknologi elektronika dan
informatika belum sepenuhnya bersifat komprehensif terlebih lagi belum
difokuskan pada aspek kemandirian memenuhi kebutuhan Pertahanan Negara.
7

Potensi teknologi elektronika dan informatika merupakan salah satu aspek


penting dalam spektrum perang masa kini, sehingga jika aspek ini kurang dapat
perhatian maka dapat dipastikan daya tangkal TNI terhadap ancaman akan
lemah. Kondisi ini akan mendegradasi juga kemampuan Pertahanan Negara.
Pemerintah diharapkan memberikan kebijakan yang visioner, konkret dan
berkesinambungan bagi pengembangan teknologi elektronika dan informatika.
Dengan demikian segala potensi nasional dapat dikembangkan dan
diberdayakan secara riil dengan berbagai kemudahan dan deregulasi menuju
kemandirian dibidang pertahanan yang berbasis teknologi elektronika dan
informatika.

ALOKASI ANGGARAN UNTUK MENDUKUNG FUNGSIONALISASI


TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA

Sampai saat ini pengembangan teknologi elektronika dan informatika


masih sangat tergantung kepada pemerintah dalam hal dukungan anggarannya.
Anggaran untuk mendukung pengembangan teknologi elektronika dan
informatika relatif kecil dikarenakan kondisi ekonomi belum membaik. Peraturan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia tentang Rencana Strategis Kementerian
Pertahanan tahun 2010-1014 telah memberikan arah tentang pengembangan
teknologi elektronika dan informatika dimana pemerintah akan memberikan
dukungan anggaran pengembangan teknologi elektronika dan informatika
melalui pemberdayaan fungsi Litbang. Akan tetapi realisasinya masih terkesan
sekedar melaksanakan program, belum didapatkan konsep inovasi dan lompatan
teknologi yang signifikan agar TNI lebih mandiri dalam teknologi persenjataan
dengan kualitas yang semakin meningkat sesuai karakteristik lingkungan
Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik
Indonesia Nomor 15 / MEN / 2012 tentang Rencana Strategis Kementerian
Komunikasi dan Informasi tahun 2010-1014, telah memberikan arah tentang
pengembangan teknologi elektronika dan informatika dimana pemerintah akan
memberikan dukungan anggaran untuk memberdayakan potensi elektronika dan
informatika. Diharapkan anggaran pemerintah untuk pengembangan teknologi
elektronika dan informatika dapat direalisasikan pada waktunya, sehingga
8

dengan jumlah alokasi anggaran yang memadai akan memberikan harapan


pengembangan teknologi elektronika dan informatika yang lebih pasti dan
mampu memberikan dukungan terhadap pelaksanaan tugas pokok TNI secara
langsung dan cepat.

KESIMPULAN

Dari uraian tentang upaya pemanfaatan teknologi elektronika dan


informatika guna mendukung tugas pokok TNI dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : TNI sebagai komponen utama Sistem Pertahanan Negara (Sishanneg)
dituntut untuk senantiasa memancarkan suatu kemampuan daya tangkal dalam
meniadakan setiap bentuk ancaman terhadap bangsa dan negara. Untuk itu,
disamping tersedianya prajurit pejuang yang profesional, juga diperlukan
dukungan dari pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika, terutama
untuk beberapa fungsi utama militer seperti proses pengambilan keputusan,
komando dan pengendalian, intelijen, penginderaan jarak jauh, kontrol Alutsista
dan persenjataan serta untuk kepentingan data base perkantoran. Kondisi
kemampuan penggunaan teknologi elektronika dan informatika saat ini belum
sepenuhnya dapat memenuhi mendukung tugas-tugas TNI, hal ini disebabkan
kualitas sumberdaya manusia yang ada belum menyadari sepenuhnya manfaat
teknologi elektronika dan informatika dalam mempermudah tugasnya,
Pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika di lingkungan TNI belum
terintegrasi, kebijakan pembinaan teknologi elektronika dan informatika belum
maksimal serta alokasi anggaran untuk pengembangan teknologi elektronika dan
informatika masih terbatas. Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi
elektronika dan informatika guna mendukung tugas pokok TNI dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan negara, maka semua kementerian terkait, instansi
dan lembaga pemerintah serta swasta dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik
dalam lingkup sendiri maupun antar kementerian / instansi / lembaga, untuk
kesatuan gerak, tekad dan arah yang serasi sesuai dengan tugas pokoknya.
9

Beberapa hal yang dapat disarankan dalam optimalisasi pemanfaatan


teknologi elektronika dan informatika guna mendukung tugas pokok TNI adalah
dalam meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi elektronika dan
informatika perlu mendapatkan perhatian dan prioritas dari pemerintah dengan
mengeluarkan peranti lunak dalam pembinaan tiap matra, sehingga potensi
teknologi elektronika dan informatika dapat diberdayakan secara maksimal untuk
mendukung tugas pokok TNI. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan
teknologi elektronika dan informatika secara menyeluruh khususnya dalam
bidang pendanaan, perlu mendapatkan perhatian lebih besar atau prioritas.

REKOMENDASI DAN IMPLIKASI.

a. Rekomendasi.

Potensi teknologi elektronika dan informatika menjadi salah satu kekuatan


yang memberikan daya dukung dalam pelaksanaan tugas-tugas TNI apabila hal
tersebut dapat dimanfaatkan dan didayagunakan dengan baik. Segala
keterbatasan dan kendala yang dihadapi tidak boleh membelenggu kreatifitas,
sebaliknya harus dicari satu metode tertentu untuk menjadikan segala hambatan
tersebut menjadi suatu solusi dengan memanfaatkan semua peluang sedemikian
rupa menggunakan pendekatan melalui upaya-upaya tertentu yang dapat
dilaksanakan yaitu :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia TNI untuk dapat


menguasai teknologi elektronika dan informatika, dilaksanakan oleh
Kemhan didukung Mabes TNI dan Mabes Angkatan melaksanakan
sosialisasi tentang pentingnya manfaat dan pengaruh teknologi
elektronika dan informatika secara bertahap dan berkesinambungan di
setiap satuan TNI, sampai dicapai kondisi bahwa setiap prajurit menyadari
pentingnya manfaat teknologi elektronika dan informatika dalam
menunjang tugas dan organisasi TNI. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan
melalui metode top to down, artinya dimulai dari jajaran di pusat turun ke
Kotama selanjutnya ke satuan kerja. Dengan demikian pola sosialisasi
10

akan berjalan efektif karena strata tataran kewenangan sudah dilalui


sesuai beban dan tingkat pengambilan kebijakan mulai dari strategis,
operasional sampai taktis. Dan Kementerian Ristek, Kemenkominfo dan
Kementerian Perindustrian, Kemhan dan Perguruan Tinggi, melakukan
kerjasama dengan menerbitkan Surak Keputusan Bersama yang didahului
penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU). Langkah ini
diambil untuk memungkinkan dilaksanakan kerjasama dalam hal
pendidikan dan latihan personel TNI serta kerjasama Litbang teknologi
elektronika dan informatika. Sedangkan Mabes Mabes TNI dan Angkatan
menerapkan kebijakan reward berupa bea siswa maupun insentif yang
bersifat tabungan uang tunai dalam jumlah tertentu bagi setiap personel
TNI yang dinilai telah berbuat proaktif dan konstruktif mengembangkan
dan membudayakan pemanfaatan teknologi elektronika dan informasi
dengan menghasilkan hal-hal yang tergolong reverse enginering maupun
inovatif. Hal ini dimaksudkan untuk memberi insentif dan rangsangan bagi
setiap prajurit untuk lebih berbuat kepada hal-hal yang positif dalam
pengembangan teknologi dalam penugasannya. Adapun Kotama sampai
Satker di lingkungan TNI mengintensifkan kegiatan pembinaan berupa
perencanaan yang benar, pengendalian serta pengawasan secara efektif
atas pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan TNI.

b. Mewujudkan pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika


yang efektif dan terintegrasi di lingkungan TNI. Strategi ini dilaksanakan
oleh Mabes TNI didukung Mabes Angkatan mengintegrasikan jaring
komando dan pengendalian serta jaring koordinasi dalam operasi dan
latihan. Optimalisasi pemanfaatan K3I (Komando, Kendali, Komunikasi
dan Intelijen) seyogyanya dijadikan salah satu faktor pendukung yang
penting di dalam sistem Pertahanan Negara. Perlu diprioritaskan dan
disiasati dengan tepat dan benar sehingga bisa menunjukkan potensi
manfaat yang pasti dan harus mampu memunculkan deterrence factor
yang baru. Fasilitas K3I yang ada saat ini secara bertahap harus
ditingkatkan menjadi Command, Control, Comunication, Computer,
Inteligens, Surveilance and Reqognaince (C4ISR) dan dikemudian hari
11

bisa ditingkatkan lagi menjadi architecture framework yang lengkap dan


berdaya. Pemberdayaan jaringan C4ISR. Jaringan sistem informasi
militer pada umumnya membutuhkan keandalan informasi serta
availability yang sangat tinggi. Disamping itu angka ‘grade of service’ pada
jaringan militer (yaitu probabilitas terjadinya blocking/kongesti) harus
sangat rendah, bahkan harus jauh lebih rendah daripada ‘gos’ jaringan
PSTN yakni sekitar 5%. Kondisi jaringan informasi militer sekarang yang
masih melibatkan (menggunakan) jaringan PSTN (switched) sudah
saatnya pelan-pelan ditinggalkan, bisa dimulai dengan terobosan
penggunaan jaringan Closed User Group. Apabila tidak ada masalah
dengan ‘gos’, jaringan lain boleh tetap digunakan, hanya perlu kebutuhan
kanal dengan kecepatan tinggi. Dan Mabes TNI, Mabes Angkatan,
Kotama TNI dan Satker, melaksanakan latihan secara berjenjang dan
bertahap mulai dari latihan perorangan, latihan satuan, latihan antar
satuan, latihan angkatan sampai latihan yang bersifat gabungan di tingkat
TNI. Hal ini dapat digunakan sebagai media untuk menguji dan
mengevaluasi semua jenis persenjataan dan peralatan dengan basis
teknologi elektronika dan informatika apakah sudah berfungsi efektif atau
belum, termasuk pola kerjasama dan koordinasinya di lapangan serta
Kemhan dibantu Mabes TNI dan Mabes Angkatan membuat standarisasi
spesifikasi materiil elektronika dan informatika yang akan diadakan
masing-masing matra agar mempermudah dukungan silang terhadap
proses penggunaan dan pemeliharaannya.

c. Mewujudkan Kebijakan perencanaan dan Litbang dibidang


teknologi elektronika dan informatika yang konkret dan aplikatif,
dilaksanakan oleh Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan tingkatkan
kerjasama dengan kalangan Perguruan Tinggi, Industri Strategis serta
Pemerintah Daerah/Kota untuk mempercepat dan meningkatkan
pemberdayaan terhadap sumber daya yang ada di setiap stake holder
tersebut. Perlu koordinasi yang terjalin dengan baik pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah guna peningkatan kerjasama dengan
perguruan tinggi untuk mendukung penyiapan SDM teknologi elektronika
12

dan informatika melalui pendidikan formal, program pelatihan maupun


penyesuaian kurikulum sehingga lulusan perguruan tinggi siap pakai
dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas TNI. Dan Kemhan keluarkan
kebijakan untuk tertibkan dan daftarkan setiap hasil Litbang yang telah
berhasil dilakukan uji fungsi dan siap diproduksi massal untuk
mendapatkan hak paten sehingga mendapat perlindungan atas
kemampuan intelektual yang dihasilkan personel TNI. Hal ini tetap
mengacu prosedur Syarat Syarat Teknis (SST) dan Syarat-Syarat
Penerimaan (SSP) yang berlaku di lingkungan Kemhan dan TNI serta
Pemerintah Daerah bersama Kemhan, melakukan inventarisasi atas
semua potensi sumber daya di daerah yang memungkinkan untuk
dikembangkan menjadi bagian dari pendukung kebutuhan logistik wilayah
TNI dalam melaksanakan tugas pokoknya.

d. Menambah alokasi anggaran untuk mendukung pengembangan


teknologi elektronika dan informatika secara bertahap dan bekelanjutan
melalui pemenuhan program RKA K/L berstatus mendesak (urgent),
dilaksanakan oleh Mabes TNI dan Mabes angkatan perlu memperbesar
porsi program dan kegiatan di dalam RKA K/L tahunan tiap unit
organisasi. Isian kegiatan Litbang perlu ditingkatkan dalam RKA K/L yang
selanjutnya diajukan kepada Kemenkeu untuk dimuat dalam DIPA yang
membutuhkan persetujuan DPR. Dengan demikian secara bertahap dan
berlanjut maka program Litbang TNI akan terus berkembang sesuai yang
diprioritaskan dan DPR bersama Pemerintah merumuskan kebijakan
dibidang anggaran (legislasi) untuk seluruh kementrian dan lembaga.
Hasil dari proses ini adalah disahkannya Undang-undang APBN yang
dijadikan dasar pelaksanaan program dan kegiatan masing-masing unit
organisasi (UO) beserta jajarannya. Keputusan atau kebijakan ini
dijadikan acuan bagi detail kegiatan ditingkat UO. Proses pengajuan
kebutuhan anggaran dilakukan sesuai mekanisme berlaku dengan konsep
kegiatan dan tahapan yang jelas kepada Kemenkeu dan DPR. Upaya ini
harus disertai koordinasi yang intens agar mendapatkan pemahaman
yang utuh bagi pihak DPR sehingga tidak menimbulkan hambatan dalam
13

proses fungsi pembahasan RAPBN di DPR. Sedangkan Kemhan


melaksanakan koordinasi secara intens dengan semua instansi terkait
untuk mendapatkan dukungan, Kemhan Bersama Kemenkeu dan
Kementerian BUMN untuk mendapatkan sumber pendanaan dalam
negeri. Merealisasikan investasi perbankan dalam negeri dan pemilik
modal dalam negeri untuk menginvestasikan modalnya dalam industri
elektronika dan informatika melalui penanaman modal. Kementerian
Keuangan melalui Ditjen Pajak, memberlakukan kebijakan pemberian
insentif fiskal diarahkan kepada industri yang mengahasilkan produk yang
dikembangkan oleh industri elektronika dan informatika. Mekanisme
pemberian insentif fiskal diatur perundang-undangan. Kementerian
Perdagangan, menciptakan kepastian pasar untuk menyerap hasil
produksi proses Litbang, sehingga tidak ada keraguan investor atau
kevakuman pasar atas modal yang sudah diinvestasikan. Pers Nasional,
selaku penyedia media massa untuk membantu melakukan publikasi
untuk menyuarakan kepentingan TNI khususnya tentang perlunya
meningkatkan dukungan anggaran untuk memperbesar porsi
pemanfaatan teknologi elektronika dan informatika di lingkungan TNI.
Mensosialisasikan terus menerus kepada legislatif dan masyarakat bahwa
peningkatan anggaran untuk peningkatan kemampuan penggunaan
teknologi elektronika dan informatika dalam rangka memberdayakan
industri elektronika dan informatika juga akan meningkatkan daya dukung
terhadap pelaksanaan tugas pokok TNI sebagai alat Pertahanan Negara.
Dengan demikian Pertahanan Negara dapat diselenggarakan secara lebih
handal dan optimal.

b. Implikasi

1) Implikasi Pemanfaatan Teknologi Elektronika dan Informatika


Terhadap Tugas Pokok TNI. Dalam doktrin militer, teknologi merupakan
kunci pada setiap operasi militer khususnya operasi militer yang
bersandar pada peralatan yang memanfaatkan teknologi tinggi khususnya
teknologi elektronika dan informatika. Berdasarkan fakta ini, terciptalah
14

suatu konsep baru yang disebut dengan pemanfaatan teknologi


elektronika dan informatika untuk mendapat keunggulan informasi dan
pengolahan data yang tepat, akurat dan aman. Teknologi elektronika dan
informatika dipadukan menjadi teknologi informasi yang dikombinasikan
dengan teknologi perang lainnya memungkinkan untuk menciptakan
kemampuan lakukan peperangan yang secara kualitatif berbeda. Sekedar
mengingatkan kembali betapa lemahnya system pengamanan informasi di
Indonesia bahkan pada level Pimpinan Tertinggi Negara, bagaimana
percakapan Presiden RI yang seharusnya sangat aman dalam
kerahasiaan justru dengan leluasa disadap oleh pihak Australia. Tidak
menutup kemungkinan hal serupa juga terjadi terkait strategi dan
operasional TNI. Dengan dua contoh di atas cukup memberi kesadaran
kepada kita bahwa kelemahan penguasaan teknologi elektronika dan
informatika akan berimplikasi buruk secara langsung kepada pelaksanaan
tugas pokok TNI.

2) Implikasi Pelaksanaan Tugas Pokok TNI Terhadap


Penyelenggaraan Pertahanan Negara. Undang-undang RI nomor 34
tahun 2004 tentang TNI mengamanatkan Tugas Pokok menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok tersebut, TNI memerlukan
dukungan teknologi elektronika dan informatika secara memadai.
Rendahnya tingkat kemampuan TNI melaksanakan Tugas pokoknya
memberi implikasi langsung yaitu terganggunya penyelenggaraan
Pertahanan Negara. Kondisi ini akan menimbulkan rendahnya posisi
tawar dan kewibawaan Pemerintah dan Negara RI di mata negara lain
akibat lemahnya “deterent power“.
15

9. Daftar Pustaka.
a. http://hizbut-tahrir.or.id/2012/09/12/serangan-wtc-legitimasi-
penjajahan-amerika-2/ (diakses 27 Januari 2015)
b. http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131120
bin_sadap_australia (diakses 27 Januari 2015
c. http://www.jpnn.com/read/2014/03/27/224577/MH370-Jatuh-
karena-Kehabisan-Avtur- (diakses 27 Januari 2015)
d. Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI

Anda mungkin juga menyukai