BAB I. PENDAHULUAN
1 Edmon Makarim, 2005, Pengantar Hukum Telematika, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta, Hlm. 31
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 1
secara online melalui dunia maya (cyber). Secara teknis, informasi dan/atau sistem
informasi itu sendiri sangat rentan untuk tidak berjalan sebagaimana seharusnya
(malfunction), dapat diubah-ubah ataupun diterobos oleh pihak lain. Untuk
melindungi kerahasiaan informasi pribadi dari ancaman pelanggaran kerahasiannya,
dibutuhkan keamanan data (data security), keamanan computer serta jaringannya.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat selama ini telah
membawa banyak perubahan terhadap pola kehidupan sebagian besar masyarakat
Indonesia. Perubahan pola kehidupan tersebut terjadi hampir di semua bidang, baik
sosial, budaya, ekonomi, maupun bidang lainnya. Perubahan tersebut antara lain
dengan berkembangnya penggunaan teknologi internet (telematika) yang
merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi informasi. Salah satu
perubahan yang sangat besar akibat berkembangnya teknologi informasi adalah
dalam bidang ekonomi. Perkembangan teknologi informasi secara signifikan telah
mengubah sistem ekonomi konvensional menjadi sistem ekonomi digital. Sistem
digital ini memungkinkan dunia usaha melakukan suatu transaksi dengan
menggunakan media elektronik yang lebih menawarkan kemudahan, kecepatan, dan
efisiensi. Oleh karena itu, tidak mengherankan, bukan saja di dunia internasional di
Indonesia-pun pemanfaatan internet yang berbasis e-commerce,ebusiness, dan lain
sebagainya berkembang dengan cepat2.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Cyber crime?
2. Dapatkah UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE menjadi payung hukum
terhadap Transaksi Elektronik di Indonesia?
3. Permasalah yang mungkin terjadi dalam penerapan UU ITE ini?
2 Budi Agus Riswandi, 2003, Hukum Internet di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, Hlm 58.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 2
muncul dalam penerapan UU ITE ini.
D. Metode Penulisan
Studi ini menggunakan metode penelitian hukum empiris, dan bertujuan
mendapatkan gambaran deskriptif mengenai peranan dan Eksistensi Informasi
dan Transaksi Elektronik dalam peningkatan pembangunan ekonomi Indonesia
menurut UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. Sumber data yang digunakan
adalah sejumlah buku teks serta artikel dan komentar-komentar masyarakat
tentang adanya Undang-undang No. 11 tahun 2008 di internet. Studi ini disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bab I. Pendahukuan
2. Bab II. Pembahasan Masalah
3. Bab III. Penutup
4. Daftar Pustaka
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 3
BAB II. PEMBAHASAN MASALAH
3 Abdul kadir & Terra Ch. Triwahyuni, 2003, Pengenalan Teknologi Informasi, Andi Yogyakarta, Hlm.2
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 4
informasi adalah dalam bidang ekonomi. Perkembangan teknologi informasi secara
signifikan telah mengubah sistem ekonomi konvensional menjadi sistem ekonomi
digital. Sistem digital ini memungkinkan dunia usaha melakukan suatu transaksi
dengan menggunakan media elektronik yang lebih menawarkan kemudahan,
kecepatan, dan efisiensi. Oleh karena itu, tidak mengherankan, bukan saja di dunia
internasional di Indonesia-pun pemanfaatan internet yang berbasis e-
commerce,ebusiness,dan lain sebagainya berkembang dengan cepat.
Beberapa Definisi e-Commerce :
E-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi
perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan
menggunakan media elektronik (Sutedjo SB, 1999: 4).
Menurut Robert E. Johnson, III (http://www.cimcor.com), e-commerce
merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan
menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama. Pada website
ECARM (The Society For Electronic Commerce And Rights Management) dijelaskan
bahwa e-commerce secara umum menunjukkan seluruh bentuk transaksi yang
berhubungan dengan aktifitas-aktifitas perdagangan, termasuk organisasi dan
perorangan yang berdasarkan pada pemrosesan dan transmisi data dijital termasuk
teks, suara, dan gambar-gambar visual (OECD, 1997).
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 5
b. Fase yang kedua adalah fase industi atau revolusi Prancis
c. Fase yang ketiga adalah masuk kedalam fase komunikasi seperti pemakaian
telephone
Fase keempat inilah yang sedang kita hadapi sekarang. Oleh karena itu,
teknologi juga mempengaruhi budaya (culture) yang ada di masyarakat sehingga
ketika ada suatu perubahan dalam masyarakat maka ada suatu pengaruh terhadap
pola pikir masyarakat dan perbedaan budaya mempengaruhi pula moral masyarakat
itu sendiri, dalam hal ini hukumlah yang sangat berperan dalam mengatur pola
perilaku masyarakat, sesuai dengan pernyataan ubi soceitas ibi ius (di mana ada
masyarakat disitu ada hukum) dan sampai sekarang masih relevan untuk dipakai.
Dalam masyarakat yang tradisional pun pasti ada hukum dengan bentuk dan corak
yang sesuai dengan tingkat peradaban masyarakat tersebut. Suatu masyarakat
tanpa hukum tidak akan pernah menjadi masyarakat yang baik.4
4 Edi Setiadi, 2004, Hukum Pidana Ekonomi, Fakultas Hukum Unisba, Bandung, hal 7
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 6
Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber
atau hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional digunakan
untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Demikian pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan dari
konvergensi hukum telekomunikasi, hukum media, dan hukum informatika.5 Istilah
lain yang juga digunakan adalah hukum teknologi informasi (law of information
technology), hukum dunia maya (virtual world law), dan hukum mayantara. Istilah-
istilah tersebut lahir mengingat kegiatan yang dilakukan melalui jaringan sistem
komputer dan sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet)
dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang
merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara virtual. Permasalahan hukum
yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi,
komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian
dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem
elektronik.
Sejak saat itu perkembangan Internet sangat pesat dan telah dimanfaatkan
mulai dari media belajar (e-learning), pemerintahan (e-government), surat elektronik
(e-mail) sampai dunia binis (e-commerce) dan perbankan (e-banking). Internet
dianggap mempunyai kemampuan untuk mengatasi hambatan birokratis dalam
pertukaran informasi dan menciptakan situasi yang kondusif bagi komunikasi. Hal
tersebut tentunya memiliki kelebihan-kelebihan yang sifatnya praktis dan ekonomis,
namun demikian perkembangan internet juga dapat menimbulkan permasalahan
5 Ahmad M. Ramli, 2004, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Refika
Aditama, Bandung
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 7
yang berkaitan dengan hukum, yaitu:
c. Penyelesaian sengketa, hal ini sangat penting karena di dunia maya belum
ada mekanisme yang jelas penyelesaian sengketa. Sampai saat ini belum ada
solusi yang jelas tentang penyelesaian sengketa sehingga orang cenderung
akan menggunakan cara konvensional. Hal ini menjadi sangat kontras
mengingat persoalan yang terjadi di dunia maya tetapi mengapa
penyelesaiannya masih dengan cara yang konvensional (dunia nyata).
d. Pembajakan, hal ini merupakan permasalahan hukum yang sangan urgen di
dunia maya, mengingat sebagian besar program atau karya intelektual lain
yang ada di internet dapat diakses oleh semua pengguna internet tanpa
terkecuali.
Beberapa contoh di atas hanya sedikit permasalahan hukum yang terjadi di
dunia maya, karena masih banyak lagi permasalahan lain, seperti serangan virus
yang dapat menimbulkan kekacauan dan kerusakan data.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 8
C. UU No. 11 Tahun 2008 sebagai Payung Hukum dalam Transaksi
Elektronik
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 9
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
2. Faktor distribusi atau pemasaran
a. Pengembangan usaha melalui Internet
b. Mempromosikan lewat internet
c. Sebagai pemerataan pendapatan
d. Sebagai pengembangan Usaha kecil
Dalam UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik selain
mengatur tentang pemanfaatan teknologi informasi juga mengatur tentang transaksi
elektronik, Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Bahwa di dalam penerapannya, UU No 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
ini masih ada kendala-kendala teknis.
b. Memberikan perlindungan hukum bagi para pelaku usaha dan bagi konsumen
7 Elly Erawaty, Pengantar Hukum Ekonomi Indonesia, edisi ketiga, , Unpar, Bandung, 2004, hlm 10
8 Elly Erawaty, Ibid, hal 18
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 10
• Pelaku Usaha menyediakan informasi yg lengkap dan benar. sebagai
mana dimaksud dalam Pasal 9.
Nama Domain (alamat internet) yang telah terdaftar tidak boleh disalahgunakan
oleh Pelaku Usaha lain karena dapat merugikan pemilik domain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal Pasal 23.
Dengan adanya sistem elektronik maka jaringan usaha akan semakin luas dan
produksi meningkat sehingga penyerapan tenaga kerja juga akan tinggi.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 11
D. Asas-asas Hukum UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE
Pasal 6 :
Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang
tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan.
2. Asas Manfaat
Asas bagi pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik diupayakan
untuk mendukung proses informasi sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan
masyarakat.
Pasal 4 huruf d :
3. Asas efisiensi
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 12
Pelayanan Publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan dilingkungan BUMN
atau BUMD, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan
adanya teknologi maka kita bisa mengefisienkan waktu. Contoh : pembayaran
listrik dengan menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri ).
Pasal 9 :
Dengan adanya keharusan di atas maka perusahaan harus terbuka atas produk
yang dikeluarkan atau isi kotraknya tidak boleh mengandung unsur yang
merugikan konsumen. Dalam perlindungan konsumen itu dikenal dengan klausula
eksonerasi dimana adanya pengalihan tanggung jawab yang seharusnya tanggung
jawab pelaku usaha menjadi tanggung jawab konsumen.
Pasal 14 :
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 13
Pemilik, penyedia, pengguna sistem informasi seharusnya bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkannya.
Pasal 15 (2) :
Penyelenggara sistem elektronik bertanggung jawab terhadap penyelenggara
sistem elektronik
7. Asas kebebasan berkontrak yang terbatas
Pasal 18 ayat (1) :
transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat para
pihak
Pasal 19 :
para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem
elektronik yang disepakati.
8. Asas pembangunan berkelanjutan
Pasal 4 huruf b : mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
Pasal 23 ayat (1) setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/atau
masyarakat berhak memiliki nama domain.
10.Asas kemitraan
Pasal 23 ayat (2) : pemilik dan pengguna nama domain harus didasarkan pada
itikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, tidak
melanggar hak orang lain.
Pasal Pasal 46 ayat (3) setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara lama 8
(delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000(delapan ratus
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 14
juta rupiah)
Dengan adanya asas asas seperti Asas Kepastian Hukum Asas Kepastian
Hukum, Asas Manfaat, Asas efisiensi, Asas keterbukaan/transparansi, Asas
Persamaan Perlakuan/Non-diskriminasi Asas pertanggung jawaban/akuntabilitas,
Asas kebebasan berkontrak yang terbatas, Asas pembangunan berkelanjutan, Asas
kemandirian yang berwawasan kebangsaan, Asas kemitraan, Asas pasar bebas yang
terkendali, Asas keadilan dalam Undang Undang No 11 tahum 2008 dapat
memberikan kepastian hukum kepada pengguna tekhnologi dalam melakukan
kegiatan perekonomian ( transaksi ) secara elektronok.
2. Transnasional adalah Hukum ekonomi tidak lagi dapat ditinjau dan dibentuk
secara intern nasional saja tapi juga pendekatan internasional dengan cara
memandang kejadian-kejadian perekonomian dalam negeri dalam kaitannya
dengan perkembangan di dunia internasional. Dalam UU ITE ini tidak bisa
menggunakan pndekatan hukum nasional saja akan tetapi perlu bantuan
pendekatan hukum internsional karena dalam dunia maya kita bebas
bertransaksi dengan siapapun dan otomatis ketika kita bertransaksi dengan
warga negara lain maka kita perlu kepastian hukum mana yang mengatur,
masalah tentang itu diatur dalam Pasal 18 ayat (2) dan (3) yang intinya dalam
ayat (2) adalah para pihak berwenang untuk memilih hukum (itu artinya bisa
saja orang yang bertransaksi itu memilih hukum negara lain) ayat (3)
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 15
menyebutkan bahwa apabila tidak terjadi pilihan hukum maka berlaku asas-
asas hukum perdata internasional.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 16
2. Perlindungan bagi konsumen dalam transaksi elektronik, perlindungan bagi
konsumen itu pengaturannya diatur dalam UU No 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen sehingga kurang efektif dalam penerapannya. Dalam
hal penyelesaian sengketa konsumen tahap-tahapnya sama dengan UU No 8
Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen, untuk itu terdapat kelemahan-
kelemahan seperti : ketidakjelasan kompetensi mengadili dan lembaga yang
berwenang menyelesaiankan sengketa.
3. Pilihan hukum dalam hal transaksi elektronik merupakan transaksi antar
negara ( dalam UU ITE ini pilihan hukum itu berdasarkan asas-asas hukum
perdata Internasional.
a. Dalam Pasal 28 ayat (2) ( dalam Pasal ini terkendala kalau pelakunya warga
negara asing, seperti kasus film fitnah negara menanggulangi dengan
memblok situs yang memuat film fitnah tetapi imbasnya setiap yang memuat
kata-kata fitnah itu situsnya di blok.
b. Dalam pasal 1 ayat (10) dan (11) tentang penyelenggara sertifikasi elektronik
dan lembaga sertifikasi keandalan dikhawatirkan akan terjadi benturan
kewenangan sehingga kedua lembaga tersebut dalam menjalankan tugasnya
tidak efisien atau bisa disebut kotra produktif.
c. Pasal 20 ayat (2) tentang taransaksi elektonik disebutkan bahwa persetujuan
atas penawaran transaksi elektronik harus dilakukan dengan pernyataan
secara elektronik, melihat dari isi atau substansi dari Pasal 20 ayat (2)
menutup kemungkinan bagi setiap orang yang memberi pernyataan dalam
bentuk tertulis yang bukan elektronik kecuali para pihak tersebut menentukan
cara atau pernyataan yang disetujui oleh kedua belah pihak sebelum
melakukan transaksi.
d. Pasal 21 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengirim atau penerima dapat
melakukan transaksi melalui pihak yang kuasakannya dalam Pasal ini tidak
jelas bagaimana cara pengirim atau penerima memberikan kuasa, apakah
harus secara tertulis atau bisa dengan lisan. Dan secara teknis tentang
pemberian kuasanya ini tidak diperintahkan oleh UU ITE ini.
e. Pasal 23 ayat (3) tentang pembatalan nama domain, dalam seminar kontrversi
UU No 11 Tahun 2008 salah satu pembicara dari kalangan praktisi
menyebutkan bahwa Pasal 23 ayat (3) tidak bisa dilaksanakan karena menurut
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 17
beliau nama domain itu tidak bisa di batalkan karena server atau pusat data
berada diluar negeri.
f. Pasal 24 ayat (2) tentang hak pemerintah tentang pengambilalihan sementara
pengelolaan nama domain oleh pemerintah. Ketika pemerintah mengambilalih
sementara, maka harus ada kejelasan waktunya atau berapa lama.
g. Dalam Pasal 27 ayat 3 (batasan unsur-unsur penghinaan dan pencemaran
nama baik itu tidak jelas sehingga menimbulkan ambiguitas dan menurut
Tubagus law as a tool of crime dan itu belum diatur secara spesifik, padahal
pemerintah mencabut pasal penghinaan dalam KUHP). Sehingga dengan tidak
ada batasan tentang penghinaan dan pencemaran nama baik, ada
kekhawatiran dari kalangan pers bahwa UU ITE membatasi para jurnalis untuk
menulis berita secara bebas sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Pasal 27
ini terkait dengan Pasal 1 ayat (11) UU No. 40 tahun 1999.
h. Pasal 34 ayat (1) setiap orang dengan sengaja tanpa hak atau melawan
hukum, memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor,
mendistribusikan, memiliki: perangkat keras atau lunak untuk mempasilitasi
perbuatan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 27 sampai 33, Pasal ini tidak
bisa diterapkan karena ketika ada suatu program atau yang menyediakan
fasilitas sebagaimana di atur dala Pasal 27 sampai 33 pelakunya susah untuk
di jerat karena dalam substansinya menyatakan penyedia layanan itu juga
terkena sanksi, pasal ini terkendala kalau servernya ada di luar negeri.
i. Pasal 43 ayat (5) penyidik pegawai negeri berwenang menerima laporan atau
pengaduan dalam hal ini seharusnya UU membedakan antara laporan dan
pengaduan karena itu berakibat pada konsekwensi hukumnya. Laporan itu
tidak bisa dicabut oleh pelapor jadi kasus itu walaupun kedua belah pihak
sudah berdamai kasus itu akan terus diproses sedangkan pengaduan orang
yang mengadukan bisa mencabut pengaduan tersebut dan kasus itu selesai.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 18
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 19
yang mengerti atau berkompeten dalam bidang teknologi,
sehingga Cyber crime yang merupakan masalah serius di
masa kini dan masa yang akan dating dapat diatasi.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 20
DAFTAR PUSTAKA
Edi Setiadi, Hukum Pidana Ekonomi; Fakultas Hukum Unisba; Bandung; 2004.
Elly Erawaty, Pengantar Hukum Ekonomi Indonesia; edisi ketiga; Unpar; Bandung
Abdul Kadir, Terra Ch. Triwahyuni; Pengenalan Teknologi Informasi; Andi Offset
Yogyakarta; 2003.
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam sistem hukum Indonesia; Aditama
Bandung; 2004.
Budi Agus Siswandi, Hukum Internet di Indonesia; UII Press Yogyakarta; 2003.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 21
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 22
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada Penulis agar dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Mata Kuliah Sejarah Hukum ini yang berjudul
“Cyber crime dan Transaksi Elekronik dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang
ITE”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah
Hukum Program Studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan sedikit gambaran tentang
Cyber crime (kejahatan dunia maya) yang merupakan model kejahatan baru di
Negara kita. Dalam makalah ini dijelaskan tentang sejarah perkembangan Cyber
crime , UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta
berbagai masalah yang akan muncul dalam penerapan undang-undang tersebut.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan karena segala keterbatasan yang dimiliki Penulis.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun
sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan hukum ini.
Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak,
baik bantuan yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Atas segala
bantuan yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebenar-
benarnya kepada para pihak yang telah banyak membantu dan menolong Penulis
selama pembuatan makalah ini :
1. Bapak Natangsa Surbakti, SH, M.Hum, sebagai Dosen pengampu Mata
Kuliah Sejarah Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta Semester I angkatan 2008.
2. Bapak dan Ibu serta rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta Semester I angkatan 2008.
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 23
DAFTAR ISI
Bab I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan …………………………….……………………………………………….. 2
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 24
…. 0
B. Saran ……………………………………………………….. 2
1
……………………………….
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 25
Tugas Semester Sejarah Hukum (Muslim Heri Kiswanto - NIM R1000070027) Hal 26