Anda di halaman 1dari 20

REFLEKSI TEORETIK E-C ONTRAC T:

HUKUM YANG BERLAKU DALAM SENGKETA TRANSAKSI BISNIS


INTERNASIONAL YANG MENGGUNAKAN E.COMMERCE
Oleh: M. Alvi Syahrinl

Abstrak
Perkembangan teknologi infbrmasi pada awal abad dua puluh satu ini telah menyebabkan terjadinya
hubungan dunia tanpa batas. Salah satu produk dari meningkatnya intensitas teknologi informasi
adalah perdagangan elektronik (e-commerce) yang kemudian juga diterapkan pada transaksi bisnis
internasional. Hal ini tentunya telah mengubah paradigma sistem perdagangan di dunia yang sebe-
lumnya serba konvensional menjadi non-konvensional. Konfiik dan sengketa dalam transkasi bisnis
rntemasional yang menggunakafi e-commerce bukanlah suatu hal yang baru. Namun, mengingat
sengketa yang akan diselesaikan tersebut akan melibatkan beberapa negara, maka timbul beberapa
permasalahan faktual. Adapun permasalahan yang akan diteliti adalah terkait dengan hrikum apakah
vang berlaku dalam penyelesaian sengketa transaksi bisnis intemasional yang menggunakan e-
commerce. Berdasarkan hasil temuan, maka dapat disimpulkan bahwa hukum yang berlaku adalah
hukum yang dipilih oleh para pihak (pilihan hukum) sebagaimana yang diatur dalam kontrak
elektronik intemasional yang mereka buat. Pilihan hukum tersebut dapat dilakukan secara tegas
ataupun secara diam-diam. Penerapan metode hukum yang berlaku ini diatur dalam ketentuan Pasal
7 Konvensi Hague dan Pasal 3 ayat (1) Konvensi Roma yang mengatur hal serupa. Namun bila
tidak diatur, maka hukum yang berlaku adalah hukum yang mengacu pada hukum penjual, yang
didasarkan atas the Most Chctrcrcteristic Connection Theot -'v (asas Hukum Perdata Intemasional)
sebagaimanayang diatur dalam Pasal 8 Konvensi Hague sefta Pasal 4 ayat (l) dan (2) Konvensi
Roma.

Kata Kunci: E-Contract, E-Commerce) Hukum yang Berlaku, Transaksi Bisnis Internasional

Abstruct
In the last 2l't centutlt, the development of information technolog.v has cattsed the borderless world
connection. One of that product is electronic commerce (e-comnterce) **hich also applied in
international bussiness transaction (international trading transaction). Consequently, it has
changed trading system in the ,,*orld, where is adhered conventional before to non-cottventional
n'ading now. Conflict and bussiness dispttte also occured in international trading transaction ,,*hich
used e-commerce. But, w^e rnust remember that the dispute of it will be involving some countries in
the **orld. So that is wh1, it can rise some fctctual problems in that implementation. There/bre, the
problem which will researched in this paper are: what is the applicable law that applied in tlte
resolution oJ'international trading which u,sed e-commerce and what is the qualiJied .foruru that
applied in the resolution of international trading which used e-contmerce. Based on the result, the
conclusions are: the applicable lay, in this dispute resolution is the law w,hich choosed b1t the
parties (the choice oJ'law) in their electronic international contract. In practically, it is not onlt the
clearllt choice of lav, but also imlply choice of law. Application of the method applicable law' is
regulated in the provisions oJ' Article 7 and Hague Convention Article 3 (1) q/' the Rome

I Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Hukum (S-3) Universitas Borobudur. Saat ini bertugas sebagai Pejabat
Imigrasi pada Direktorat Jenderai Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM Rl.

47s
Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 475 - 494

Convention. But if not regulated, the applicable law is the law of the seller, which is based on the
Most Characteristic Connection Theory (Principle of International Law), as stipulated in Article 8
of Hague Convention and Article 4 paragraph (1) and (2) of the Rome Convention.

Keywords: E-Contract, E-Commerce, The Applicable Law,Internutional Bu,ssizess Transaction

A. Pendahuluan nehuorking), yaitu koneksi antar jaringan


Perkembangan teknologi informasi2 pada kornputer. Internet yang merupakan implemen-
awal abad dua puluh satu ini telah menyebabkan tasi dari Transmission Control Protocol atau In-
informasi dapat bergerak dengan cepat. Infor- ternet Protocol (TCP atau IP) telah memberi-
masi mengalir dari suatu lokasi ke lokasi lain kan kemudahan dalam berkomunikasi secara
tanpa dibatasi oleh jarak di antara lokasi-lokasi global tanpa batasan geografis antar negara. Ko-
itu sendiri.' Perkemb angan teknologi informasi munikasi tersebut dapat meliputi komunikasi
dan komunikasi semacam ini telah pula menye- antar pribadi dengan menggunakan elektronik
babkan hubungan dunia menjadi tanpa batas mail (e-mail) atau tayangan informasi bebas ba-
(borderless; a dan menyebabkan perubahan so- ca )'ang disebut sebagai World Wide Web atau
sial, ekonomi, dan budaya secara signifikan ber- yang disingkat ttWW'atau lebih singkat disebut
langsung sedemikian cepat.) Tidak hanya itu, Web.8
pemanfaatannya pun telah semakin meluas se- Di Indonesia, terjadi peningkatan penggu-
hingga memasuki hampir semua segi kehidu- naan intemet secara masif, yang secara tidak
6
pan. langsrurg berdampak besar bagi perkembangan
Salah satu produk inovasi teknologi tele- dunia brsnis. Sebagaimana diketahui bahwa de-
komunikasi adalah internetT (interconnection u,asa ini aplikasi internet telah memasuki berba-
gai segmen aktivitas manusia baik dalam sektor
2
politik sosial, budaya, maupun ekonomi dan bis-
Menurut Ade Maman Suherman, teknologi informasi di-
nis. Dalam bidang perdagangan, intemet mulai
kategorikan sebagai revolusi industri tahap ketiga (tahun
1 950-sekarang), setelah sebelumnya revoulsi industri per*
banyak dimanfaatkan sebagai media aktvitas
tama (tahun 1760-1840) dan revolusi industri kedua (ta- bisnis terutama karena kontribusinya terhadap
hun 1840-1950). Pada masa revolusi industri tahap ketiga efesiensi.e Aktivitas perdagangan melalui media
ini, semua tingkatan masyarakat industri sangat bergan- iniernet ini terkenal dengan sebutan electronic
tung pada kegiatan ekonomi yang berbasiskan informasi,
commerce (e-contmercel.i'i E-canlmerce terse-
dimana peranan teknologi komputer memiliki peranan
yang sangat menentukan, seperti halnya semakin banyak- but terbagi atas dua segnlen, yaiat business to
nya praktik bisnis yang sangat bergantung pada IT (Infor- b Lt s i n e,s s e- c o n'un er ce (p erdagan gan antar pelaku
mation Technology), khususnya komputer. Lihat Ade Ma-
man Suherman,2001, Aspek Hukum dalam Ekonomi Glo-
bal, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 178. interaksi antar individu dengan menggunakan komputer
' Ad" Maman Suherman dalam Yahya Ahmad. Zeit, ianpa terhalang batas geografis. Periksa Riyeke Ustadian-
2009, Kontrak Elektronik dan Penyelesaian Sengketa Bis- to, 2001. Framey,ork E-Commerce, Cet-1, Yogyakarta:
nis E-Commerce: Dalam Transaksi l'lasional dan Interna- Penerbit Andi, hlm. 1; Sementara itu, SP Hariningsih, me-
sional, Bandung: Mandar Maju, hlm. 1 ngemukakan bahu,a internet adalair media komunikasi al-
o
Baca Ahmad M. Ramli, 2006, Cet-2, Cyberlaw dan tenratif- yang dalam batas-batas pemakaian tertentu dapat
HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: PT. Re- digunakan untuk menggantikan media komunikasi tradisi-
fika Aditama, hlm. 1 onil, seperti pos, telepon, dan fax. Baca SP Hariningsih,
5
Periksa Indonesia, Undang-Undang tentang Informasi 2045. Teknologi Infbnnosl, Jakarla: Graha Ilmu, hlm. 125
s
dan Transaksi Elektronik, UU No. 11 Tahun 2008, LN \-ahya Ahmad Zein, Op. cil., hlm. 3
e
Tahun 2008 Nomor 58, TLN Nomor 4843 (selanjutnya hrclonesia Corrupton Watch (ICW) rnerilis temuan baru-
disebut UU ITE). Penjelasan. nya bahwa pengadaan barang dan jasa dengan cara online
o
M. Arsyad Sanusi, 2005, Hukum Teknologi Informasi, (internet) lebih hemat biaya 30% dibanding manual. Di-
Cet-3, Tim KemasBuku, (selanjutnya disebut M. Arsyad muat dalam Rttnning Text pada acara Metro Hari Ini pada
Sanusi I), hlm. 1 hari Jur.n'at,28 Mei 2010, Pukul 17.25 WIB
' Secara singkat, internet adalah sebuah alat penyebaran 'u Baca Mieke Komar Kantaatmad.j a et. al, 2002, Cyber-
informasi secara global, sebuah mekanisme penyebaran law: Strctttt Pengantar ('Seri l)asor Hukum Ekonomi),
informasi dan sebuah media untuk berkolaborasi dan ber- Bandung: ELIPS II, hlm.28

476
Refleksi Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalam .,. M. Alvi Syahrin

usaha) dan business to consumer e-commerce munculan situs-situs on-line lainnya, seperti net-
\ (perdagangafl antar pelaku usaha dengan konsu- market. c om, amazon. com, dan pl as a. c om.
men).11 Dari uraian di atas, dapat diperhatikan
bahwa perkembangan teknologi informasi da-
tll B. Refleksi E-Contract terhadap E-Commer- lam dunia ekonomi, disadari atau tidak disadari
ce telah memberikan dampak terhadap perkemba-
Diskursus e-contract tentunya tidak ter- ngan hukum. Bahkan, perkembangan teknologi
:ln lepas dari e-commerce. E-commerce hadir kare- informasi yang telah melahirkan model transak-
na adafiya eksistensi e-contract di dalamnya. si baru dalam dunia perdagangan internasional
Setiap aktivitas bisnis tentu tidak terlepas de- pun tidak luput dari timbulnya suatu sengketa
! t- n-san kontrak di dalamnya. Begitu juga dengan dalarn transaksi bisnis tersebut.
::e e-contract. Sebagai inovasi baru atas relasi tek-
nologi informasi, e-contract menjadi suatu ele- D. Isu Hukum dalam E-Commerce
i,.si men penting untuk terselenggaranya e-commer- Urgensi dari permasalahan ini adalah kare-
,1_
ce. Layaknya perdagangan konvensional yang na transaksi bisnis internasional yang menggu-
:.l- membutuhkan perseujuan (baca: kontrak), e- nakan e-commerce sangat membufuhkan jami-
-1il
c oml?xer ce pun demikian. nan kepastian hukum dan perlindungan hukum
: -Lt yang kuat. Apakah itu terkait dengan dasar hu-
C. Apa itrt E-Commerce? kumnya ataupun penyelesaian hukum apabila
Sistem perdagangan dengan memanfaat- terjadi sengketa. Dikarenakan sifatnya sangat
kan sarana internet, yang selanjutnya disebut e- bergantung pada kepercayaan (trust) dari para
c o mm er c e tel ah mengub ah tatanan trans aksi bis - pihak, maka transaksi bisnis internasional ini
nis di Indonesia. Selain disebabkan oleh adanya sangat rentan untuk terjadinya konflik.
perkembangan teknologi informas i, e-commerc e
lahir atas tunfutan masyarakat terhadap pelaya- E. Hukum yang Berlaku dalam Penyelesaian
nan yang serba cepat, mudah dan praktis mela- Sengketa Transaksi Bisnis Internasional
lui internet. Sehingga masyarakat memiliki yang Menggunakan E-Commerce
ruang gerak yang cukup luas dalam memilih Masalah hukum yang berlakuls dalam pe-
produk (barang dan jasa) yang akan diperguna- nyelesaian sengketa transaksi bisnis yang meng-
kan tentunya dengan berbagai kualitas dan gunakan e-commerce adalah salah satu masalah
;- kuantitas sesuai dengan yang diinginkan.12 krusial dalam Hukum Kontrak Intemasional ter-
E-commerce seringkali diartikan sebagai masuk juga dalam Hukum Perdagangan Intema-
-) jual beli13 barung dan jasa melalui media elek- sional. Masalahnya adalah hukum yang berlaku
:. I tronik, khususnya melalui intemet. Di Indone- ini akan menjadi penentu kepastian hukum ter-
sia- e-commerce rttt sendiri sudah dikenal sejak utama bagi badan peradilan bahwa ia telah me-
tahun 1996 dengan munculnya situs http://www. netapkan hukumnya dengan benar.16
sot'turcom sebagai toko buku on-line pertama.la Dalam Pasal 18 ayat (2) dan (3) Undang-
:a -
\lemasuki awal tahun 20A0-an, maka mulai ber- undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (UUITE) pada dasar-
t.- nya telah mengatur hukum yang berlaku dalam
:: .:- Yahya Ahmad Zein, Loc. cit;Llhat juga Didik M. Arief penyelesaian sengketa transaksi bisni s internasi-
-:.-
l
\fansur dan Elisatiris Gultom, Op. cit, hlm. 150-152
onal yang menggunakan e-commerce. Pasal 18
't Didik J. Rachbini dalam Didik M. Arief Mansur dan
. _l Elisatiris Gultorn, Cyber Law: Aspek Hukum Teknologi ayat (2) menyatakan bahwa "para pihak memi-
[ntbrmasi, Cet-2, Bandung: PT. Refika Aditama, hlm. 144
'-- t5
\{enurut Pasal 1457 KUHPerdata, Jual beli adalah sua- Hukum yang berlaku ini mencakup beberapa macam
:u persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan hukum, di antaranya: (i) hukum yang diterapkan dalam
dirhla untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak hal terhadap pokok sengketa (applicable substantive law
-:- rang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. atat lex causae); dan (ii) hukum yang akan berlaku untuk
Lrhat Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk proses persidangan yang akan dilaksanakan dalam penye-
Iferboek) diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosu- lesaian perselisihan atau sengketa yang terjadi antarapara
libio. 1983, Cet-16, Iakarta: Pradnya Paramita, hLrc.321 pihak. Baca Yahya Ahmad Zein, Op.cit,hlm.l24
'' Didik M. Arief Mansur dan Elisatiris Gultom, Loc. cit 'u lbid.,hlm. r23

417
Jwrnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 175 - 494

liki kewenangan untuk memilih hukum yang nalnya tersebut. Inilah yang disebut dengan
berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional prinsip kebebasan berkontrak, yatg dalam ba-
yang dibuatlya" (cetak tebal dilakukan penulis). hasa Inggris disebut dengan istilah "Party Au-
Kemudian Pasal 18 ayat (3) menegaskan bahwa t onomy" ata:.l " Fre edom of Contract" .19

'Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak,
dalam Transaksi Elektronik internasional, hu- maka para pihak dalam suatu perjanjran atau
kum yang berlaku didasarkan pada asas-asas kontrak bebas menentukan isi dan bentuk suatu
Hukum Perdata Internasional" (cetak tebal perjanjian, termasuk untuk menentukan pilihan
dilakukan penulis). hukum.2o Kernudian apa yang telah disepakati
Mengingat karakteristik yang melekat pa- oleh kedua belah pihak tadi berlaku sebagai un-
da transaksi elektronik intemasional ini adalah dang-undangbagr kedua belah pihak dalam sua-
melintasi batas negara dalam dunia ffiaya, maka tu kontrak.2l Perlu diketahui bahwa kebebasan
akan mengakibatkan persoalan hukum yang ber- para pihak daiam suatu kontrak internasional
laku menjadi lebih rumit lagi. Sehingga timbul untuk menundukkan kontrak mereka pada suatu
peftanyaan, apakah doktrin-doktrin atau asas- sistem hukum nasional teftentu, praktis merupa-
asas konvensional dalam Hukum Perdata lnter- kan prinsip yang diakui secara universal dan
nasional (HPD dapat diterapkan dalam transaksi bahkan suatu kontrak internasional yang tidak
jenis ini. memuat sebuah choice of law clause (dan juga
Untuk mencari hukum yang berlaku da- klausula pilihan hukum forum) akan dianggap
lam suatu kontrak yang mengadung unsur-unsur kurang lengkap.22
asing atau HPI dapat dipergunakan bantuan IV{enurut Gerald Cooke, kebebasan para
titik-titik pertalian atau titik taut sekundert', di pihak untuk menentukan pilihan hukum yang
antarmya adalah pilihan hukum (choice of mereka gunakan akan banyak dipengaruhi oleh
law)18, tempat ditandatang aninya kontrak, atau sistem hukurn nasional yang akan dipilih (baik
tempat dilaks anak anny a kontrak.
le
Munir Fuady, 2003, Buku Ke-2, Hukum Kontrak: Dari
F. Hukum yang Berlaku: Filihan Hukum Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung: PT. Citra Aditya
Para Pihak Bakti, hlm. 139
Pada prinsipnya hukum yang berlaku di '0 Di dalam hukum kontrak, kebebasan berkontrak menca-
dalam kontrak yang mengandung HPI tersebut kop (D kebebasan untuk membuat atau tidak membuat
adalah hukum yang dipilih sendiri oleh para perjanjian; (ii) kebebasan untuk memilih dengan siapa ia
pihak (pilihan hukum-cftoice of law). Jika pili- ingin membuat perjanjian; (iii) kebebasan untuk menentu-
kan atau memilih kuasa perjanjian yang akan dibuatnya;
han hukum tersebut tidak ditemukan daiam kon- (iv) kebebasan untuk menenhrkan objek perjanjian; (v)
trak yang bersangkutan, dapat digunakan ban- kebebasan untuk menentukan isi perjanjian; (vi) kebeba-
tuan titik-titik taut sekunder lainnya. san untuk menerima atau menyimpangi ketentuan-keten-
Para pihak memang diberikan kebebasan tuan undang-undang yang bersifat optional (aanvullend-
recht). Lihat Sutan Remy Sjahdenini, 1993, Kebebasan
untuk menentukan sendiri hukum mana yang
Berkontrak dan Perlindungan Hukum yang Seimbang
berlaku terhadap kontrak elektronik internasio- bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indo-
nesia, Jakarta: Institut Bankir Indonesia, hlm. 47
" Titik taut sekunder ini juga sering kali disebut dengan " Dalam sistem hukum Indonesia, prinsip ini dikenal de-
titik taut penentu, karena fungsinya untuk menentukan hu- ngan"pacta sun servanda". Secara yuridis hal ini diintro-
kum dari tempat manakah yang akan digunakan sebagai dusir dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Berdasar-
the applicable law dalam penyelesaian perkara. Periksa kan prinsip ini, semua ketentuan dalam perjanjian atau
Bayu Seto, 2006, Buku ke-l (Edisi Keempat), Dasar- kontrak yang dibuat oleh para pihak, akan menimbulkan
Dasar Hukum Perdata Internasional, Bandung: PT. Citra kekuatan mengikat sebagaimana layaknya undang-un-
Aditya Bakti, hlm. 61-62 dang. Terkait dengan e-commerce, maka segala sesuafu
18
Pakar HPI menyatakan bahwa choice of law adalah ketentuan yang terkait dengan transaksi elektronik yang
tangga kedua setelah jurisdiction yang menjadi tangga kemudian dituangkan ke dalam kontrak elektronik adalah
pertama. Sedangkan recognition dan enforcement merv- mengikat bagi para pihak. Baca Indonesia, Undang-un-
pakan tangga ketiga dalam wacana conflict of law. Lihat dang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No.
M. Arsyad Sanusi, 2001, E-Commerce: Hukum dan Solu- 11 Tahun 2008, LN Tahun 2008 Nomor 58, (selanjutnya
sinya,PT.Mizan Grafika Sarana, (selanjutnya disebut M. disebut UU ITE), Pasal 18 ayat (1)
Arsyad Sanusi II), hlm. 18 " BuWSeto, Op. cit.,hlm. 28l

478
Re.fteksi Teoritik E-Coriract: Hukum Yang Berluku Dalam .., toL Alvi Svahrin

,
_-
,l I.l :,1eh salah satu pihak maupun oleh kedua belah 1. Sebagai sarana untuk menghindari ke-
'..
t- :rhak). Tidak hanya sekedar menentukan hu- tentuan hukum memaksa yang tidak efi-
:',i- ...Liri1 Suotu negara, tetapi juga mernpertimbang- sien;
.::n apakah hukum di negara tersebut konsisten 2. Untuk meningkatkan persaingan yuris-
-1.
-:N- .tau tidak. Artinya apakah hukum di suatu ne- diksial;
: -:lLl ::ra tertentu sering berubah-ubah atau tidak. 3. Memecahkan masalah peraturan berba-
-- --.4'11 )cngan tegas Cooke menyatakan sebagai beri- gai negara.
',..-'.i. "The
:i-..1n signi/icant oJ'needing to provide for Lebih lanjut, choice of lav, dalam tran-
...:ti -i.' 'prov-er' lar,* is that the parties will fre- saksi bisnis internasional yang menggunakan e-
,.11 - .,.ttrl:lr pre.fer to have their disptrtes dealt tvith commerce mempunyai peran yang sarlgat signi-
s _.,1-
't legal systent which is perhaps independent hkan sebagai hukum yang digunakan oleh ba-
: a:11 ' each of the parties or which is recognized to dan peradilan (pengadilan atau arbitrase). Hal
- t:l : ;, e sophisticated and consistent trading tersebut bergutra dalam hal:27
!1ShU
* -::tl 1" Menentukan keabsahan suatu kontrak
_lr- Terkait dengan kebebasan berkontrak, ma- dagang (d.h.i khusus berkaitan dengan
-!lil
:.: i.rukum yang berlaku ini sedikit banyak akan sengketa transaksi bisnis internasional
, -:k -;:sanfung pada kesepakatan para pihak. Hu- yang menggunakan e- (:o m m e r c e ) ;
J:] :.*l \'Bog akan berlaku tersebut dapat berupa 2. N4enafsirkan suatu kesepakatan-kesepa-
:_- .lil r *{um nasional suatu negara tertentu. I)alam katan atau persetujuan dalam kontrak
:::ktek. biasanya hukum nasionai tersebut akan yang dibuat para pihak;
-:r J ;:r3it dengan nasionalitas salah satu pihak. Ca- 3. Menentukan telah dilaksanakan atau ti-
:.to . rernilihan iniiah yang laztm ditetapkan de- dak dilaksanakannya suatu prestasi yang
:lr , .sa ini. Apabila salah satu pihak atau kedua menjadi objek kontrak tersebut (pelaksa-
- .: ;iL\ - :: :l prhak tidak sepakat mengenai salah satu naan suatu kontrak dagang); dan
---r,r-rn nasionai tersebut" maka kemudian mere- 4. Menentukan akibat-akibat hukr.tm dari
. ,. :,-,an berupaya mencari hukum nasional yang adanya pelanggaran terhadap kontrak
-- :iif lebih netrai. Alternaiif lain yang me- yang telah disepakati para pihak.
- -r_skinkan dalam Hukum Perdagangan Inter- Pilihan hukum merupakan niasalah sentral
' .,..,rna1 adalah menerapkan prinsip-prinsip ke- dalam Hukum Perdata Internasional berbagai
: r. -itan cian kelayakan (er aequc er bono)24 . Na- sistem hukum. Ia telah diterima. baik di kala-
:',.r-. demikian, prinsip ini pun harus tetap ber- ngan akademisi mauplrn praktek pengadilan.
-'s"rkan pada kesepakatan para pihak.25 Yansen Derrvanti Latif rnenyatakan bahwa pili-
\Ienurut Yansen Dermanto Latip, penem- han hukum dihomati ciengan beberapa alasan:2E
-':.,n klausula piiihan hukum dalam suatu kon- 1. Pilihan huhum sebagain, ana maksud pa-
,,,i inempunyai arti penting yang dise'oabkan ra pihak dianggap sangat memuaskan
:l nai-hal sebagai berikut:25 oleh mereka yang menganggap kebeba-
san akhir individu adalah dasar mumi
-- Gerald Cooke dalam Huala Adolf, 2005, Hukum Perda- dari hukum. Prinsip ini berlaku di ba-
Jdngan Internasional, Iakarta: PT. RajaGrafindo Persada nyak negara. Hal ini merupakan fakta
, selanjutnya disebut Huala Adolf I), hlm. 216-217 yang menarik, karena hal itu terjadi tan-
tt L* aequo et bono merupakan suatu penyelesaian
suatu pa ada perjanjian antara pengadilan di
:'-:l - perkara secara menyimpang dari garis-garis hukum de-
berbagai negara.
,r -iii ngan menggunakan pandangan-pandangan, nilai-nilai,
. ..i11 nonna-noflna non hukum, yang menurut arbiter dipan- 2. Pilihan hukum daiam kontrak inten'rasio-
l*ng sebagai sesuatu yang bermanfaatbagi para pihak, la-
i . -::'!1 yalr adil, dan bijaksana (fair and reasonable) untuk me-
27
mntus perkarayang dihadapi. Baca Ida Bagus Wyasa Put- Huala Adolf i. hlm.214-215
.- -rli ra- 1008, Cet-2, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasio- " Yansen Derlvanto Latif sebagaimana dikutip oleh Rid-
,nl dalam Transkasi Bisnis Internasional, Bandung: Refi- wan Khairandy, 20-l0, "Hukum yang Berlaku dalan"r Tran-
\.], Xia Aditama, hlm.97 saksi Bisnis dengan E-Commerce". Jto'nol Hukum Bisnis.
- Huala Adolf I, hlm. 215 Volume 29 Tahun 2010, Jakarta: Yayasan Pengembangan
:"
Yansen Dermanto Latip sebagaimana dikutip oleh Mu- Hukum Bisnis, hlm. 17; Lihat juga Yahya Ahmad Zein,
oirFuady, Loc. cit op. cit., hlm. 127

479
Jurnal Lex Lilsrum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal, 475 - 491

nal memberikan kepastian, yakru me- kurn tersebut dibatasi oleh beberapa pembata-
mungkinkan para pihak dengan mudah san, di antaranya:31
menentukan hukum yang mengatur kon- 1" Tidak bertentangan dengan ketertiban
trak tersebut. umum;
3. Akan memberikan efesiensi, manfaat, 2. Pilihan hukum tidak mengenai hukum
dan keuntungan. Pilihan hukum para pi- yang bersifat memaksa.
hak dilaksanakan berdasarkan pertimba- Hal serupa juga disampaikan oleh M. Ar-
ngan efesiensi. Alasan tersebut membe- syad Sanusi yang menyatakan bahwa ada be-
rikan keuntungan untuk menghindari hu- berapa b s) yan g di gu-
atas an-ba tasan (r es tr ic tion

kum memaksa yang tidak efesien, me- nakan dalam penggunaan pilihan hukum, yai-
ningkatkan persaingan hukum, dan me- tu:32
ngurangi ketidakpastian tentang hukum l. Filihan hukum tidak boleh melanggar
yang dipergunakan. Pemuatan pilihan keterliban umum (tetapi tentunya harus
hukum dalam hukum kontrak adalahha- dianut prinsip keterliban umum secara
nya satu cara dari pengurangan biaya. ter"batas);
Suatu altematif mungkin adalah suatu 2. Pilihan hukurn tidak boleh menjadi pe-
peraturan bersifat memaksa yang relatif nyeiundupar.i hukum;
sederhana, seperti rnenentukan hukum 3. Filihan hukun, tidak dapat diberlakukan
tempat kontrak dibuat. Hal ini akan dalam bidang yang di dalamnya pengua-
menghemat para pihak dari biaya penen- sa telah rnengadakan suatu peraturan
tuan hukum yang berlaku, jika tidak ter- khusus yang demikian penting dan bersi-
dapat klausul pilihan hukum. fat sosial ekonomis serta megatur tata
4. Pilihan hukum akan memberikan kepada tertib dalam suati-l negara sehingga dapat
negara insentif bersaing. Kebebasan para dianggap bahrva peraturan-peraturan ini
pihak memilih dan menentukan hukum bersitat sangat rnemaksa dan tidak dapat
yang berlaku bagi kontrak yang mereka dikesampingkan oleh para pihak dengan
buat untuk mengganti atau memindah- meniilih hukr"rm yang lain; dan
kan peraturan yang tidak pasti dan setiap 4. Pilihan hukum ini hanya dapat diterap-
sistem hukum. kan dalam bidang hukum kontrak.
Pilihan hukum para pihak didasarkan pada Hal yang agak sedikit berbeda disampai-
pertimbangan bahwa pada prinsipnya seluruh kan oleh Ida Bagus Wyasa Putra, yang memba-
sistem hukum nasional adalah sama dan oleh tasi penggunaan rnetode piiihan h*um dengan
karenanya dapat saling dipindahkan. Dalam beberapa pendekatan prinsip, yaitu:"
kontrak intemasional, Hukum Privat nasional l. Potijcttrtonotrtic
akan diterapkan apabila tidak ada pilihan hukum Menurut prinsip ini, para pihak merupa-
oleh para pihak, atau mungkin dipindahkan oleh kan pihak yang paling berhak menentu-
para pihak melalui klausul pilihan hukum kepa- kan hukum Szang hendak mereka pilih
da hukum nasional lainnya.2e dan berlaku sebagai dasar transaksi, ter-
Pilihan hukum ini sudah umum. Kini masuk sebagai dasar penyelesaian seng-
orang sudah tidak meragukan lagi, bahwa paru keta sekiranva timtrul suatu sengketa
pihak daiam membuat suatu kontrak dapat me- dari kontrak transaksi yang dibuat (d.h.i
nentukan sendiri hukum bagi kontrak yang me- sengketa transaksi bisnis internasional
reka buat itu.30 Namun, pada dasarnya kebeba- yang menggunakan e-ceommerce). Prin-
san para pihak untuk menentukan pilihan hu- sip ini merupakan prinsip yang telah se-
cara umum dan terlulis diakui oleh seba-

" Yansen Derwanto Latif dalam Ridwan Khairatdy, Loc.


Cit.
t' R,idwan Khairandy, Loc. cit; Periksa, Yahya Ahmad
to Zein. Loc. clr; Periksa juga Ba1,u Seto, Op cll., hlm. 286
Baca Sudargo Gautama, 1987, Pengantar Hukum Per-
rr
data Internasional, Bandung: Badan Pembinaan Hukum L,1[. Arsyad Sanusi I, h1m. 215; Bandingkan dengan Mu-
Nasional-Binacipta (selanjutnya disebut Sudargo Gauta- nir F'uady. Loc. cil
ma I), hlm. 169 " lda Bagus Wyasa Putra, Op. ci.t.,hlm. l0-ll

480
Refleksi Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalum ... M. Alvi Syahrin

-:iJ- gian besar tTegara, seperti Eropa (Italia, dari penguasa ekonomi, serta menjaga iklim
Portugal, Yunani), Eropa Timur (Polan- persaingan yang adil dalam ekonomi pasar.34
- t3n dia, Cekoslowakia, Austria), negara-ne- Dalam disiplin ilmu Hukum Perdata Inter-
gara Asia-Afrika, termasuk Indonesia, nasional, pilihan hukum dapat dilakukan dengan
-.'L:m dan negara-negara Amerika, khususnya beberapa cara, y aitl:3s
Kanada; 1. Pilihan hukum secara tegas (uitdrukke-
\r- ). Bonafide lijk, met zovele woorden)
Menurut prinsip ini, suatu pilihan hukum Pada pilihan hukum secara tegas ini, pa-
l- ru- harus didasarkan atas itikad baik (bona- ra pihak yang mengadakan kontrak se-
'lr-
.fid"), yaitu semata-mata untuk tujuan cara tegas dan jelas menentukan hukum
kepastian, perlindungan yang adil, dan mana yang mereka pilih. Hal tersebut
:Jar jaminan yang lebih pasti bagi pelaksana- biasanya muncul dalam klausul gover-
.:f'JS an akibat-akibat transaksi (isi perjanji- ning law atau. applicable law yang isinya
:i ;1I& an); berbunyi:
,1. Real Connection a. The validity. Construction and per-
f! Beberapa sistem hukum mensyaratkan formance of this agreement shall be
keharusan adanya hubungan nyata antara governed by and interpreted in
.. \J11 hukum yang dipilih dengan peristiwa accordance with the law of Republic
hukum yang hendak ditundukkan/dida- Indonesia; atat
'.,rn sarkan kepada hukum yang dipilih; b. This agreement shall be governed by
_,-l
+. Larangan Penyelundupan Hukum and construed in all repsect in
:-rta Pihak-pihak yang diberi kebebasan un- accordance with the law of England.
:i:at tuk melakukan pilihan hukum, hendak- Contoh larn dapat kita lihat pada Pasal
- 111i nya tidak menggunakan kebebasan itu XXIII APCI Engineering Service Agree-
. -'-:. at untuk tujuan kesewenangan-wenangan ment Arun tanggal 25 Setember 1973
- i demi keuntungan sendiri.
111
yang menyebutkan:
5. Keterliban Umum (l) Matters involving Patent Law shall
.--:P- Suatu pihan hukum tidak boleh berlenta- be governed by the Applicable of the
ngan dengan ketertiban umum, yaitu country of supra National Body
ll.li- bahwa hukum yang dipilih oleh para issuing the patent;
..^-,J- pihak tidak boleh bertentangan dengan (2) In all otherrespect, this agreement
::.ln sendi-sendi asasi hukum dan masyara- shall be governed by construed in
kat, hukum para hakim yang akan me- accordance with the Laws of the
n-sadili sengketa bahwa ketertiban umum State of I){9w York, United States of
(public order) merupakan pembatas per- America.36
tama kemauan seseorang dalam melaku- Jadi, di dalam pilihan hukum yang di-
:..ih kan pilihan hukum (une primere limitati- nyatakan secara tegas, pilihan hukum di-
-r I - on de I'excercide de la volonte individu- nyatakan dengan kata-kata yang menya-
alle). takan pilihan hukum tertentu dalam kon-
:.:eta Pilihan hukum diperkenankan berdasarkan trak tersebut. Bilamana hakim dalam
r h.i ,..s kebebasan berkontrak. Kebebasan bukan menentukan hukum mana yang harus
- lal :::l:ti tidak ada batasannya. Kebebasan terse- berlaku dalam kontrak tersebut, hakim
f..1,.
Ltt- : -.: dibatasi oleh ketentuan ketertiban umum
.:'.,.)iic policy). Selain itu, hukum yang memak- 3o
Sudargo Gautama I, hlm. 64
:-fa- r: ,titntdatory law, dwingan recht) juga mem- 3t Ridwan
Khairandy, Op. cit., hlm. 18; Periksa Yahya
:,::sr kebebasan para pihak dalam menentukan Ahmad Zein, Op. cit.,hlm.128; Lihat juga Sudargo Gau-
tama, 1998, Jilid II Bagian 4 (Buku ke-5), Pengantar Hu-
:lad
:,,.nan hukum. Pembatasan-pembatasan terse-
kum Perdata Internasional Indonesia, Bandung: Alumni
_ iA :*. ditentukan oleh keadaan sosial ekonomi ke- (selanjutnya disebut Sudargo Gautama II), hlm. 28-61
r l'.1u- J-rpan modern, seperti perlindungan konsu- '6 Sudargo Gautama, 1981, Huhum Perdata Internasio-
::3:r. pencegahan penyalahgunaan wewenang nal: Hukum yang Hidup, Bandung: Alumni (selanjutnya
disebut Sudargo Gautama III), hlm. 63

48t
Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal. 475 - 494

akan menggunakan pilihan hukum seba- memilih sedikitpun. Hakim yang mela-
gai titik taut penentunya. kukan pilihan hukum tersebut. Hakim
2. Pilihan hukum secara diam-diam (stilz- bekerj a dengan fiksi: seand ainya para pi-
wijgend) hak telah memikirkan hukum yang dipi-
Untuk mengetahui adanya pilihan hu- lih mereka dengan cara sebaik-baiknya.
kum tertentu yafig dinyatakan secara Jadi, sebenamya tidak ada pilihan hu-
diam-diam, bisa disimpulkan dari mak- kum bagi para pihak. Hakim yang me-
sud, atau ketentuan-ketenfuan dan fakta- nentukan pilihan hukum tersebut.a0
fakta yang terdapat dalam suatu kontrak Banyak kalangan tidak menerima pilihan
tersebut.37 Fakta-fakta yang berkaitan hukum secara dianggap, apalagi pilihan hukum
dengan kontrak tersebut, misalnya baha- secara hipotesis. Oleh karena itu, sebaiknya
sa yang dipergunakafl, mata uang yang yang digunakan hanyalah pilihan hukum secara
digunakan, gaya atar style kontrak, pe- tegas atau pilihan hukum secara diam-diam.al
laksanaan kontrak, dan pilihan domisili. Dalam kontrak mengenai transaksi bisnis
Jika para pihak memilih domisili pada e-commerce antar fiegara, tidak semuanya me-
Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, muat dan menggunakan kontrak sebagaimana
Indonesia, maka dapat disimpulkan bah- kontrak bisnis pada umumnya. Namun, dalam
wa para pihak secara diam-diam *?n€; transaksi bisnis yang berhubungan dengan soft-
hendaki berlakunya hukum Indonesia. ware) biasanya para pihak (penjual) menentukan
Kesimpulan ini adalah tafsiran hakim sendiri adanya pilihan hukum baik secara tegas
atau pengadilan. Dalam kenyataannya maupun diam-diam. Umumnya, hukum yang
mungkin saja para pihak tidak bermak- diberlakukan dalam hal jika terjadinya sengketa
sud seperti yang disimpulkan pengadilan di antara mereka adalah hukum dari negara pen-
tersebut. jual software. Sebagai contoh, jika yang men-
J. Pilihan hukum secara dianggap (vermoe- jual software tersebut adalah Amerika Serikat,
delijk) biasanya dalam kontrak pembelian software ter-
Pilihan hukum secara dianggap ini hanya sebut akan dinyatakan bahwa apablla terjadi
merupakan presumption iuris, suatu du- sengketa perdata, maka hukum perdata negara
gaan hukum. Hakim menerima telah ter- yang dipilih adalah hukum Amerika Serikat.
jadi suatu pilihan hukum berdasarkan Dengan adanya pilihan hukum tersebut, para
dugaan belaka.3e Pada pilihan hukum pihak yang membuat kontrak dalam transaksi e-
yang demikian ini tidak dapat dibuktikan commerce harus tunduk dan taat pada hukum
menurut saluran yang ada. Dugaan ha- yang ditentukan.a2
kim merupakan pegangan yang dipan- Sebagaiman a yang telah dij elaskan di atas,
dang cukup untuk mempertahankan bah- bahwa persoalan hukum yang berlaku dalam
wa para pihak benar-benar telah meng- kontrak bisnis internasional menjadi salah satu
hendaki berlakunya suatu sistem hukum perhatian utama Hukum Perdata Internasional.
tefientu. Persoalan ifu mendorong negara-negara baik
4. Pilihan hukum secara hipotesis (hypo- yang memiliki tradisi common law maupttn civil
thetische partijwil) law melakukan harmonisasi hukum berkaitan
Pilihan hukum secara hipotesis dikenal dengan persoalan di atas. Hasilnya adalah ada-
terutama di Jerman, sebenarnya disini ti- nya beberapa konvensi internasional yang me-
dak ada kemauan dari para pihak untuk ngatur hukum yang berlaku dalam kontrak. Ada
dua konvensi utama yang sangat penting dalam
t' Ibid.. hlm. 177; Lihat Purnadi Purabacaraka dan Agus menentukan hukum yang berlaku dalam kontrak
Brotosusilo. 1983, Sendi-Sendi Hukum Perdata lnterna-
sional Sttatu Orientasi, Jakarla: CV. Rajawali, him. 29;
Baca juga Syahmin AK dan Amirul Husni, 2()05, Htrkum
Perdata Internctsional: Dalom Kerangko Studi Analitis,
Palembang: Penerbit Universitas Sriwijaya, hlm. 23 ^o lbid.hlm. r8o-181
o'
'* Sudargo Gautama I, hlm. i78 Ridwan Khairandy, Loc. cit
tn
lbid..hlm. 169 " Yahya Ahmad Zein, Op. cil., hlm. 128-129

482
Refleksi Teoritik E-Contract: Hukum Yung Berlaku Dulam ... M. AIvi Sy-uhrin

iela- risnis intemasional, yaitu:43 pada2 April 1991 dan berlaku untuk setiap kon,
rkim l. Convention on The Law Applicable to trak yang tercakup dalam ruang lingkup kon-
a pi- Contract for International Sale of Goods vensi tersebut, asalkan kontrak itu dibuat setelah
drpi- (The Hague Convention 1986)aa'. dan konvensi ini dibuat.as
jl).4. l. The European Convention on The Law Namun, ruang lingkLrp pilihan hukum da-
hu- Applicable to Contractttal Obligcttions lam Konvensi Roma tidaklah mencakup semLra
(Rome Conyention i980) 4s. hal. Ada beberapa pengecualian terhadap ruang
Konvensi yang pefiama adalah Konvensi lingkup pilihan hukum tersebut" Dengan kata
lrran j:sue. Pasal 7 Konvensi Hague (1986) menga- lain, pilihan hukum tersebut tidak dapat diterap-
.iium :.csi prinsip bahwa para pihak bebas untuk kan pada beberapa permasalahan, diantarany,a:to
Lr)'a :::mbuat pilihan hukum yang mengatur kontrak 1. Persoalan yang berkaitan dengan status
laara .:rg mereka buat. Kemudian Pasal 8 menentu- atau kepastian hukurn seseorang, tetapi
l
:.,.-i bahrva untuk memperluas hukum yang ber- yang merupakan subiek dari Pasal li
,..1r dalam suatu kontrak jual beii yang tidak di- Konvensi Roma:
: .h para pihak sesuai Pasal 7, maka kontrak 2. Kewajiban kontraktuai yang terkait cie-
r.:i'irr oleh hukum negara dimana kedudukan ngan surat lvasiat dan warisan;
: .::is penjual pada saat kontrak dibuat.a6 3. Keq,ajiban kontraktual yang terkait de-
Kontrak akan diatur hukum negara dima- ngan hak atas harta bencla yang timbul
: lembeli memilih tempat bisnisnya pacia saat dari hubungan perkawinan (masalah ke-
:egas ... :'.trak dibuat, jlka:41 luarga);
] eng 1 Negoisasi diadakan dan kontrak ditanda- 4. Kewajiba-n yang timbul daiam r,r,esei,
:(eta tangani oleh dan dalam kehadiran para cek, surat sanggup, atau surat promes"
pihak, dalam suatu negara, atau dan instnrmen yang ciapat diperjualbeii-
-,an- l. Kontrak menentukan secara tegas bahwa kan lainnya;
--\&t, penjual harus memenuhi kewajibannya 5. Perjanjian arbitrase dan yurisdiksi;
Ll I - untuk mengirim barang dalam suatu ne- 6. Persoalan yang diatur oleh lrukum peru-
: adi gara. atau sahaan dan badan usaha lainnya, seperti
I tSra -r Kontrak ditandatangani dengan syarat pembentukan, kapasitas hukum, organi-
1\at. vang ditentukan sebagaian besar oleh sasi intemasional atau winding ttp, dan
:3ra pembeli dan dalam tanggapan atas suatu tanggung jar.vab karyawan dan anggota
-:
.\l ^
(- undangan oleh pembeli ditujukait kepada sebagai suatu kewajiban perusahaan atau
.,.;um orang yang diundang unt-,lk mengajukan badan usaha iru:
penawaran. 7.
Persoalan apakair agen itu mampu untuk
_-tas, Lebih lanjut, Pasal 13 menentukan bahwa mengikat prinsipal, atau suatu organ
:-am -:.-::r ha1 tidak ada pilihan hukum yang tegas, mampu untuk mengikat perusahaan atau
satu j,,l berlaku hukum negara dirnana pemeriksa- badan usaha pacia pihak ketiga;
c ral. :- r*lane dilakukan. 8. Pengaturan trust dan hubungan antara
:aik Ken-rudian konvensi yang kedua adalah s ettl ors, trttstee, dan beneficiaries;

-!\'ll '. .,-.ensi Roma. Konvensi ini mulai berlaku 9. Pembuktian dan prosedur yang termasuk
.1ltan subjek Pasal 14 Konvensi Roma; dan
ada- ' 10. Kontrak asuransi yang mencakup resiko
-tll- -, . \-an Houtte sebagaimana dikutip oleh Ridr,van yang berada dalam rvilayah negara ang-
'- : :.::'ij-.'. Op. cit., hlm. 19
\da - :.. :',ensi ditandatangani pada tahun 1955. Kemudian gota EC.
:-am , ::.,.:::1 amandemen dan diterima oleh the Hague Con- Pasal 1 ayat (1) Konrrensi Roma menyata-
::rak , -. :ada tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 1986 di- kan bahwa ketentuan pilihan hLrkum berlaku
. .,- - rrandemen lagi. bagi kewajiban kontraktual dalam setiap situasi
'.,. :.,, ensi rni mulai berlaku di negara-negara anggota
yang menyangkut teniang pilihan hukur:"r antara
-.'.,::kat Eropa (EC) pada tahun 1994
: :--.:3n Deru,anto Latif'dalam Ridwan Khairandy, Loc. dua negara yang berbeda, yaitu kontrak yang
:..--.r ruua Yahya Ahmad Zein, Op. cit., hlm. 137
a8
: :.-.s:n Derrvanto Latif dalam Ridwan Khairandy. Zoc. Pasal 17 Konvensi Roma
. ::.ksa Yahya Ahmad Zein, Op. clt., hlm. 138 on
Yahya Ahrnad Zein, Op. cll.. hlm. 139

483
Jurnul Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, hal. 475 - 494

menyangkut tentang satu atau lebih elemen kum dapat diketahui dari beberapa faktor yang
asing di dalamnya.5u Hal ini juga penting untuk dapat membantu usaha pengadilan untuk meng-
diketahui. seperti Konvensi Brussels, bahwa ne- ambil kesimpulan atau menduga suatu pilihan
gara tennasr-rk dalam Konvensi Roma ini tidak hukum. Faktor-faktor tersebut di arfiaranya ada-
s
lah klausul pilihan yurisdiksi atar arbitrase dan
1
terbatas pada negara anggotannya.
Pasai 2 secara tegas menyatakan bahwa suatu penunjukan pada suatu sistem hukum ter-
setiap hukum yang telah ditetapkan oleh kon- tentu dalam kontrak yang misalnya tercermin
vensi ini harus cliterapkan baik hukum itu meru- dari standard .form tertentu. Faktor-faktor itu
pakan hukum dari contracting state ataupun bu- bukanlah suatu hal yang menentukan tetapr ha-
kan. Selanjutnya Pasai 19 ayat (2) menyatakan nya merupakan bahan pertimbangan saja. Pan-
bahwa konvensi ini ticiak berlaku untuk konllik duan tentang bagarmana aturan tentang pilihan
hukum rvilayah yang berbeda dalarn satu negara hukum secara diam-diam diatur dalam Pasal 3
yung.u,ru." ayat (l) yang dapat kita temukan pada kasus
Seperli halnya ketentuan cotninon lotv Egon Oldendorff vs. Liberia Corpn (1996). Da-
Inggris, konvensi ini juga memberikan perbeda- lam kasus ini, kontrak dibuat antara perusahaan
an yang mendasar antara situasi dimana hukum Jepang dan Jerman tanpa adanya ketentuan pili-
yang beriaku itu dipilih oleh para pihak dan si- han hukum yang tegas. Kontrak ini mengguna-
tuasi dimana tidak ada prliiran l^iukurn -yang te- kan badan arbitrase di London dan disebut de-
gas, maka hukum yang berlaku harus dikctairui. tgan English Charter Party yang terdapat da-
Biasanya hr-rkum yang rreriaku iiaiam kc;nvensi lam klausul standar dan istilah ini merupakan
ini mengacu pada hukunr ,-ionrestik suatu negara istilah yang popular di dalam hukum Inggris.
dan disesuaikan dengan cioktrin renvoi seperti Menurut Clarke J, kontrak tersebut merupakan
yang diatur oleh Pasal 15.51 subjek dari Pasal 3 ayat (1) Konvensi Roma,
I-ebih lanjut, Pasai j ayat (1) Konvensi irri walaupun para pihak tidak menyetujui dengan
menyatakan bahwa kontrak rtu diatur: oleh liu- tegas hukum manakah yang berlaku - hukum
kum yang dipilih oleh para pihak, asalkan pili- Jepang atau Jerman - penggugat menunjukan
han itu dinyatakan dengan tegas dan ditujukan dengan menggunakan alasan yang patut bahwa
dengan alasan yang patut sesuai dengan term para pihak telah berkehendak untuk mengguna-
kontraknya atau situasi kasusnya. Sesuai dengan kan hukum Inggris dalam kontrak mereka.ss
pasal tersebut di atas, maka para pihak dapat Lebih lanjut, pengadilan Inggris juga me-
memilih hukum yang berlaku dalam kontrak ngadopsi pandangan hukum, yaitu ketika para
meieka baik sebagian atau seluruhnya dan para pihak tidak memilih hukum, melainkan memilih
pihak juga dapat mernilih dua hukum yang ber- forum, baik itu litigasi ataupun arbitrase, maka
beda r,rntuk mengatur bagian yang berbeda da- pilihan tersebut merupakan indikasi yang kuat
lam kontrak. Hal ini disebut dengan depecoge, bahwa para pihak telah berkehendak untuk me-
yaitu menggunakan dua sistem hukum yang ber- milih hukum forum tersebut untuk mengatur
beda dalam satu kontrak. Sebagai contohnya pa- kontrak mereka.s6
ra pihak dapat memilih satu hukum untuk meng- Pasal 3 ayat (2) Konvensi Roma menyata-
atur tentang penafsiran kontraknya dan menggu- kan bahwa para pihak dapat membuat pilihan
nakan sistem hukum yang lain untuk mengatur hukum kapan saja, walaupun hal itu dibuat se-
tentang pemutusan kontrak itu.sl telah penandatanganan kontrak. Mereka sewak-
Jika tidak ada pilihan hukum yang tegas, tu-waktu dapat mengubah piihan hukum yang
menurut Giuliano-Legat,de Report, pilihan hu- telah dibuat sebelumnya. Perubahan itu diperbo-
lehkan dengan ketentuan perubahan pilihan hu-
kum itu tidak melanggar syarat sahnya suatu
'o Rid*at Khairandy, Loc. cit; Lihat juga Yahya Ahmad kontrak sesuai dengan peraturan yang ada dalam
Zeit, Op. cll., hlm. 138
Pasal 9, atau merugikan pihak ketiga. Ketentuan
t'" Ibid.;Yahya Ahmad Zein, Loc. cit
Ridwan Khairandy, Loc. cit
ini memungkinkan para pihak untuk mempunyai
"
tt
Ridwan Khairandy, Loc. cit
Ablu J. Mayss sebagaimana dikutip oleh Ridwan Khai- 't tbicl.
randy. Oy , lr.. lrlm. l0 'n lbid.

484
,r-"'/7eA'si Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalam ... M. Alvi Syahfin

i lng ..-:,3basan yang maksimum untuk membuat pi- cocok pada zartannya dknana dulu bia-
rflo- ::n hukum mereka. Selain itu, pilihan hukum sanya para pihak yang mengadakan kon-
l:hin .. rusa bisa dibuat pada saat pembuatan kon- trak berada pada tempat yang sama, para
'lda- ::i. ataupun setelah atau sesudah penandata- pihak langsung bertemu muka.
: dan -::nan kontrak.5T Di dalam praktik dagang interna-
I ter- Secara singkat, apabila pilihan hukum da- sional dewasa ini, teori ini sukar sekali
r:lin ;:r :ransaksi e-commerce tnternasional telah di- diterapkan, karena kontrak sering kali
r itu :,::kan oleh para pihak, maka hukum itulah diadakan tanpa kehadiran para pihak pa-
: ha- ,. q akan digunakan dalam kontrak elektronik da tempat yang sama.60 Dalam keadaan
Pan- -.::rasional bersangkutan. Dengan kata lain, demikian tidaklah mudah kianya untuk
-
[.han -..*m vang berlaku dalam transkasi bisnis in- menentukan negara mafia yang berlaku
s:1 3 :-.rsional yang menggunakan e-commerce bagi kontrak itu. Jika dalam transkasi
: -1 SLIS ,-...:h hukum negara yang dipilih oleh para pi- "tradisional" saja terkadang susah me-
Da- - ::.. rrks ada pilihan hukum.ss nentukan di negara mana tempat terjadi-
:.,lan nya penandatanganan kontrak, apalagi
:i1i- l.. Hukum yang Berlaku: Asas-Asas Hukum dalam e-commerce yang semua terjadi di
:lna- d alam Hukurn Perdata Internasional alammaya.
- t- \amun, permasalahan yang akan timbul 2. Mail Box Theory dan Theory of Decla-
i da- , : - .^:ungan dengan tejadinya perselisihan yang ration
.kan - : r :, 3r13&fl dengan
kontrak-kontrak internasional Untuk mengatasi beberapa kesu-
:_:ris. . ,::lah jika kontrak-kontrak itu tidak memuat litan dalam penerapan lex loci contractus
;ian , :-.sil mengenai governing law ata:u applicable dalam masalah tersebut di atas, di nega-
r'lla. Selain itu, tidak selamanya kontrak dagang ra-rregara common law dlintroduksikan
r i111 - =::asional dibuat secara tertulis. Dalam kea- mail box therory.
,:, Ll1Tl -,.: .lemikian, tentunya tidak akan acia pula pi- Menurut mail box theory, bilama-
',-ian -,: :lukumnya. Hal yang sama juga dapat ter- na kedua belah pihak dalam suatu kon-
i:\\ a :-. lllam transaksi e-commerce. trak internasional tidak saling bertemu
' rla_
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) muka (misalnya melalui surat-menyu-
, -TE. maka ada beberapa titik taut dan asas- rat), maka yang penting adalah saat salah
.tL- -,,. :a1am HPI yang dapat dgadikan sebagai satu pihak mengirimkan surat yang ber-
:.lra .:r r:rrr1 untuk menentukan hukum yang berla- isi penerimaal atas penawaran yang dia-
:,:1ih , -. .::sebut. Asas-asas tersebut diuraikan di ba- jukan oleh pihak lainnya. Hukum yang
. <!
::ka berlaku bagi kontrak tersebut adalah hu-
-..11&t Ler Loci Contractus kum negara pihak yang mengirimkan pe-
Menurut teori "klasik" lex loci nerimaan penawaran tadi. Sudargo Gau-
:ifuI corttractLts, hukum yang berlaku bagi se- tama memberikan contoh: A di negara X
mua kontrak internasional adalah hukum menawarkan kepada B di negara Y (ne-
:. lia- di tempat perjanjian atau kontrak itu di- gara common law) suafu partai barang
lan br:at. Penerapan teori ini memang sangat dengan kondisi tertentu. B kemudian
menulis surat penerimaannya dan mem-
..- -1N-
-1-
poskan surat tersebut di negara Y.61 Jadi,
'. rng kalau penawaran tersebut diterima, maka
r:30- ,..: Khairandy. Op. cit.,hlm.20-22; Baca Sudargo lex loci contractus di negara Y yang
la,t-
::.. i998. Jilid III Bagian 2 (Buku ke-8'). Hukum akan berlaku, Sehingga diterima klasifi-
--.1tu -:'.: !;tJsyTTqsional Indonesla, Bandung: Alumni (se- kasi menurut sistem hukum negaraY.62
:.f,m
'., disebut Sudargo Gautama IV), hlm. 12-40; Li-
Di negara-negara civil law sebalik-
.,::irrn -{K dan Amirul Husni, Op. cit,hlm.21-26;
:-.an nya dikembangkan teori deklarasi (theo-
.' Purnadi Purabacaraka dan Agus Brotosusilo,
.: rai
-.,:. cir.. hlm. 30-32; Bandingkan dengan M. Ar-
>'::si I. hlm. 215; Bandingkan juga dengan Edmon u'Sudargo
Gautama IV, hlm. 13
-:. 100:1, Kompilasi Hukum Telematika, Cet-2, u'
Ibirt.,hlm. 14
.. PT RajaGrafindo Persada, hlm. 245 ut
lbid.

485
Jurnal Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, hal 475 - 494

ry of declaration). Menurut teori ini, pe- Penerapan teori ini dalam praktik
nerimaan terhadap penawaran oleh yang juga menimbulan berbagai permasala-
ditawari harus dinyatakan (declared). han, misalnya bilamana pelaksanaan
Surat pernyatan penerimaan harus sam- kontrak dilakasanakan di berbagai nega-
pai kepada pihak yang menawarkan, dan ta.
penerimaan penawaran tersebut harus di- Berkatian dengan lex loci solutio-
tetahui oleh pihak yang menawarkan.63 nis ini, perlu diperhatikan ketentuan Pa-
Sama seperti contoh kasus di atas, maka sal 18 AB (Algemene Bepolingen van
hukum yang berlaku berdasar teori ini Wetgeving voor Indonesia). Pasal terse-
adalahhukum negara X. but menyatakan bahwa: "de vorm van
Dengan adanya perbedaan ini, ti- elke handeling wordt beoodeld naar de
dak dapat ditentukan dimana tempat di- wetten van het land of the plaats, alwaar
langsungkannya perjanjian. Permasala- die handeling is verrigt". Secara ring-
han ini penting artinya dalam hubungan- kas, ketentuan tersebut mengandung
nya dengan penentuan di hadapan forum makna bahwa bentuk dari setiap perbua-
hakim mana perkara ini dapat diajukan, tan dinilai menurut perundang-undangan
karena forum ini mempunyai kualifrkasi negara tempat perbuatan itu dilakukan.6T
sendiri dan bergantung dari kualifikasi Wirjono Projodikoro menuturkan bahwa
forum pengadilan ini inilah teori mana ketentuan Pasal 18 AB ini bermanfaat
yang dianut. untuk mempertimbangkan dan menentu-
Berdasarkan dua teori di atas, kan keabsahan dimana tempat perbuatan
membuktikan bahwa walaupun posisi hukum tersebut di1akukan.68
kasusnya sama, bukan berarti hasilny_a Pasal 18 AB ini dikenal juga seba-
akan sama (berbeda satu sama lain).64 gai peraturalyartg sesuai dengan statuta
Oleh karenartya, penggunaan lex loci mixta. Statuta mixta ini sendiri dimak-
contractus dalam kontrak elektronik ju- sudkan kepada peraturan-peraturan yang
ga dapat menimbulkan dipergunakannya mengenai segi formal perbuatan-perbua-
suatu sistem hukum yang sama sekali ti- tan hukum (vorm derrechtshandeling).
dak ada hubungannya dengan kontrak Peraturan-perafuran tentang sesuatu per-
yang bersangkutan.6s buatan yang diberlalrukan inilah yang
3. Lec Loci Solutionis merupakan hukum dari tempat terjadi-
Sebagai variasi terhadap toeri lex nya perbuatan hukum tersebut (lex loci
loci contractus dlkemtkakan pula ada- actus).6e
nya teori lex loci solutionis. Menurut Terkait hal di atas, maka untuk
teori ini hukum yang berlaku bagi suatu menentukan suatu permasalahan yang
kontrak adalah tempat kontrak tersebut berkaitan dengan perbuatan hukum ha-
dilaksanakan. rus diselesalkan berdasarkan hukum di-
70
Menurut Sudargo Gautama dalam mataperbuatan itu dilaksanakan. Kon-
praktek Hukum Internasional umumnya
diakui bahwa berbagai peristiwa tertentu
dipastikan oleh hukum yang berlaku pa-
da tempat pelaksanaan kontrak.66 6' Abdul Halim Barkatulah, 2010, "Bentuk Perlindungan
Hukum Bagi Konsumen dalam Penyelesaian Sengketa
"t Ibirt.; Lihat juga Pumadi Purbacaraka, Op. cit., hhn. 30- Transaksi Elektronik Internasional Menurut UU No. 11
31; Lihat pula Sudargo Gautama, 7983, Capita Selectct Tahun 2008, Jurnal Httkum Bisnis, Volume 29 Tahun
Hukum Perdata Internasional, Bandung: Alumni (selan- 2010, Jakarta: Yayasan Pengernbangan Hukum Bisnis,
jutnya disebut Sudargo Gautama V), hlm. 75 hlm. 55-56
ut Wirlono Projodikoro, 1979, Cet-5, Asas-Asas Hukum
I t)ta
ut Perdata htternasional. Bandung: Sumur Bandung, hlm.
lhid.
t'o
Sudargc, Gautama, 1988, Jilid II Bagian 5 (Buku ke-6), 31
t'' Abdul Halim Barkatulah. Loc. cit
Hukum Perdata Intentasiortttl Indonesia, Bandung: A-
lumni (selajutnya disebut Sudargo Gautama VI), hlm. l7 'u Lihat M. Arsyad Sanusi I, hlm. 93

486
Refieksi Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalam ... M. Alvi Syahfin

"3ktik trak adalah suatu perbuatal hukum.7l baya. Jika di dalam kontrak di atas tidak
rsala- Dengan perkataan lain, kontrak adalah diketemukan klausul pilihan hukum, ma-
rnaan bagian dari perbuatan hukum. ka pengadilan harus berpedoman pada
1.ga- Jadi, jika ada perkara yang me- Pasal 18 AB. Mengingat barang-barang
ngandung unsur asing di pengadilan di tersebut diserahkan di Singapura. De-
i:,tio- Indonesia, tidak drjumpai adalah klausul ngan demikian, sesuai dengan ketentuan
n Pa- pilihan hukum, maka sesuai dengan hu- Pasal 18 AB, Pengadilan Negeri Sura-
Ian kum yang berlaku di Indonesia harus di- baya dalam mengadili perkara ini harus
terse- selesaikan berdasarkan hukum fiegara didasarkan pada hukum Singapura. Pe-
| \'an dimana kontrak itu dilaksanakan. nerapan hukum asing oleh pengadilan di
;r' de Misalnya, PT. ABC mengimpor sini, bukan karena kehendak hakim atau
','- LlAf suatu barang tertentu dari Singapura. PT. pengadilan, tetapi ini adalah perintah un-
nnc'- ABC ini membeli barang tersebut dari dang-undang, yakni Pasal 18 A8.73
Ldung Han Seng Pte. Ltd, Singapura. Barang Jika memang jelas, dimana tempat
ibua- barang tersebut diserahkan di Jakarta. pelaksanaan kontraknya, asas ini dapat
mgan Barang-barang itu telah tiba di Jakarta, diterapkan dalam transaksi e-commerce.
..ln.n' tetapi PT. ABC melakukan wanprestasi Jika kansaksi tersebut adalah perjanjian
:hrr'a dalam pembayarannya. Han Seng Pte, jual beli, tempat pelaksanaan perjanjian
Lnl-aat Ltd kemudian menggugat PT. ABC ke adalah rregara dimana penyerahan ba-
entu- Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam rang dilakukan.
u3tan perjanjian jual beli barang yang kedua 4. Lex ForiTa
belah pihak tidak dijumpai adanya klau- Doktrin lex fori mengajarkan bah-
.eba- sul pilihan hukum. Mengingat tidak ada wa manakala para pihak tidak melaku-
'.;!ula pilihan hukum, maka pengadilan dalam kan pilihan hukum dalam kontrak yang
rak- menyelesaikan perkara wanprestasi ini dibuatnya, maka hukum yang berlaku
i ang harus didasarkan pada hukum Indonesia. adalah hukum dimana hakim memutus-
r lua- Hukum Indonesia dijadikan sebagai hu- kan perkara (hukum dari hakim). Lexfo-
,'-,lg). kum yang berlaku kontrak tersebut kare- ri ini juga merupakan pendekatan tradi-
i per- na perjanjian dilaksanakan di Jakarta, In- sional untuk menentukan hukum mata
j ang donesia.T2 yang berlaku tersebut.
:-adi- Contoh lain, PT. XYZmengekspor Ketentuan lex fori penting, apablla
; ioci sejumlah partaibarang merupa mebel ke hukum asing yang harus berlaku sulit
Singapura. Pembeli barung tersebut ada- untuk ditentukan. Oleh karenanya, berla-
:rtuk lah Yang Ming, Ltd. Barang dikirim ke ku lex fori yang berarti hukum yang di-
i ang Singapura dari Surabaya. Ketika barang pergunakan adalah hukum nasional dari
: ha- diterima pembeli di Singapura, temyata hakim. Namun tidak menutup kemung-
: di- barang tersebut tidak sesuai dengan kon- kinan, hukum yang berlaku didasarkan
Kon- disi yang disepakati dalam kontrak, se- pada penunjukan kemb ali (renvoi)7S atau
hingga pembeli mengembalikan barang- penunjukan lebih lanjut pada sistem
barang tersebut ke PT. XYZ. Dari sini hukum negara ketiga tersebut. Renvoi
kemudian timbul sengketa yang pada muncul jika hukum nasional (lex fori)
:'.:gan
akhirnya PT. XYZ menggugat Yang mengacu pada hukum asing yang akhir-
: i\eta
Ming Ltd, ke Pengadilan Negeri Sura- nya menunjuk kembali kepada hukum
i-, 11
,:hun . - :,tikan Pasal KUHPerdata. Bahwa yang di- " Rid*an Khairandy, Op. cit.,hlm.22
l3l3
3 . snis, -. , (persetquan) adalah suatu per- 7a Munir Fuady, Op. cit., hlm. 144
-: dengan perjanjian
-,. .:. dengan mana suatu orang atau lebih mengikatkan " Ada dua jenis renvoi, yaill Renvoi Remission dan Ren-
i:,..um - - . ' ::rhadap satu orang lain atau lebih. Llhat Kitab voi Transmis,sion. Renvoi Remission adalah proses renvol
. r1m. ,.:'::-L-tttlang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) oleh kaidah HPI asing yang kembali ke arah lexfori. Se-
- : ;arehkanolehR.Subekti danR.Tjitrosudibio, 1983, dangkan RenvoiTransmission adalahprosesrenyoioleh
: - r. Jakarta: Pradnya Paramita, hlm. 304 kaidah HPI asing yahng menunjuk suatu sistem hukum
: :','.f,n Khairandy, Op. cit., hlm. 2l asing lain. Lihat Bayu Seto, Op. cll., hlm. 105-106

487
Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 475 - 494

nasional atau sistem hukum asing lain- dian dalam menyatakan bahwa mereka
nva. akan menghubungkan setiap maksud pa-
5. L"ex Rae SitaeT6 ra pihak atau menenfukan proper lawba-
Lex rae sitae atau disebut juga de- gi para pihak "sebagai orang yang adil
ngan lex silas mengajarkan bahwa hu- dan reasonable", seharusnya (ought) or
kum yang berlaku atas suatu kontrak sebaiknya (would have) berkehendak
adalah hukum dimana benda objek kon- jika mereka mempunyai pemikiral ya\g
trak tersebut berada. Sudah meniadi hu- iagu ketika mereki membuat kontrak".Te
kum yang universal bahwa jika kontrak Kelemahan teori ini menurut Su-
yang berobjekkan benda tidak bergerak dargo Gautama adalah bahwa sebelum
(tanah), maka hukum yang berlaku ada- suatu perkara diajukan ke pengadilan,
lah hukum dimana tanah tersebut terie- sukar sekali menentukan terlebih dahulu
tak. Prinsip ini juga dianut oleh indone- hukum mala yang berlaku bagi kontrak
sia sebagaimana yang dimuat dalam Pa- tersebut. Kesulitan itu terjadi karena ha-
sal 17 AB. kim terlebih dahulu harus menyelidiki
6. The Proper Law o/'Contract segala titik pertalian dan keadaan di se-
Di negara-negara dengan sistem kitar kontrak yang bersangkutan untuk
conTn'ton /aur untuk peruntukan hukum menentukan hukum negara mafia yang
apa yang berlaku dalam suatu kontrak berlaku bagi kontrak tersebut.80
yang mengandung unsur asing adaiah 7. The Most Characteristic Connection
menggunakan doktrin the proper law q/ Theory
contract. Untuk mengatasi berbagai kesuli-
Menurut Cheshire, the proper law tan di atas, muncul teori baru, yakm the
of contract adalah "... e convenient and most characteristic connection theory.
succinct expression to describe the law^ Teori ini menurut Sudargo Gautama me-
that gover"ns many of the matters alfec- rupakan teori yang terbaik dan dapat di-
ting a contract. It has been defined as gunakan sebagai pedoman dalam me-
that laru which the English or other nyelesaikan persoalan pemakaian hukum
court is to aplllt in determining the ob- dan kontrak bisnis internasional dewasa
. .81
Iiagtions ttncler the contt"aci ""11 tnl-
Pengadilan Kanada rnengadopsi Menurut Rabbel apabila para pihak
doktrin proper law yang kemudian ba- dalam suatu kontrak bisnis internasional
nyak dimodifrkasi oleh Dicey dan Mor- tidak menentukan sendiri pilihan hu-
ris, yaitu sebagai suatu sistem hukum kumnya, maka akan berlaku hukum dari
yang dikehendaki oleh para pihak. Ke- negara dimana kontrak yang bersangku-
mudian, jika para pihak baik yarrg diung- tan memperlihatkan the most characte-
kapkannya tersebut secara tegas tidak ristic connection (hubungan yang paling
dapat diketahui dari keadaan sekitarnya, karakteristik).82
maka digunakanlah suatu sistem hukum Doktrin ini mengajarkan bahwa
yang mempunyai kaitan paling erat, manakala para pihak tidak melakukan
kuat, dan nyata dengan transaksi yang pilihan hukum dalam kontrak yang di-
terjadi. Hal inilah yang disebut sebagai
the proper law of contract.ts
" Ada perbedaan penggunaan tstrlah ought dan would
Dalam hal tidak ada pernyataan have. Istrlah ought menyatakan pendekatan objektif, se-
tentang pilihan proper law oleh paru dangkan istilah would have menyalakan pendekatan sub-
pihak dalam kontrak mereka, pengadilan jektif.
*"
Sudargo Gautama V, hln. 78
dr common /ar,u, khususnya Anglo-Cana- * Ibid.
o'Rabel datam lbid.; Lihat juga Sudargo Gautama, 1987,
'6 Munir Fuady, Op. cit.,hlm. 145 Buku III
Bagian 2 (Buku ke-8). Hubrm Perdata Interna-
" Ibid..hlm.282 sional, Bandung: Alumni (selanjutnya disebut Sudargo
" Yahya Ahmad Zetn, Op. cll., hlm. 131 Gautama VII), h1m. 32

488

I
.Tr.rleksi Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalam ... M, Alvi Syahrin

ereka buatnya, maka hukum yang berlaku ada- memiliki prestasi yang paling khas di
o pa- lah hukum yang paling mempunyai ka- dalam kontrak yang bersangkutan (ayat
,', ba- rateristik dalam hubungan kontrak terse- (2) -"...where the party who is to effect
r adil but. Doktrin ini juga sering disebut de- the performance which is characteristic
;.- ) oI ngan istilah the most significant relation- of the contrast has, at the time of the
:ndak ship83 , the most closely connectetls4, atan) conclusion of the contract, has his habi-
i ang die charakteris tis che leis tung theoriess . tual residence, or .... rts central adminis-
,,.. t9
Dalam teori ini kewajiban untuk tration").87
t Su- melakukan prestasi yang paling khas Teori ini memiliki beberapa kele-
,e1um (karakteristik) menjadi tolak ukur penen- bihan. Dengan adanya prinsip prestasi
iiian, tuan yang akan mengatur kontrak. Da- yang paling khas dapat secara pasti
arulu 1am setiap kontrak dapat dilihat pihak ditentukan terlebih dahulu prestasi yang
rrrak mana yang akan melakukan prestasi khas, sehingga sebelum kontrak dibuat
: ha- vang paling khas. Hukum negara dari sudah dapat diketahui hukum yang seha-
.rdiki pihak yang melakukan prestasi yang rusnya berlaku. Disini juga tidak perlu
i- se- paling khas menjadi hukum yang seha- lagi diadakan kualifikasi yang rumit se-
,ntUk rusnya berlaku bagi kontrak. Misalnya, perti dalam lex loci contractus dan lex
) ang dalam kontrak jual beli, pihak penjual loci solutionis.ss
dianggap memiliki prestasi yang paling Walaupun teori ini dianggap seba-
,
- liotl khas. Dalam perjanjian kredit bank, pi- gai teori yang terbaik, tetapi tidak berarti
hak bank memiliki prestasi yang paling tidak ada kelemahan. Ada kelemahan
esuli- khas. Demikian juga hubungan antara yang melekat di dalamnya. Misalnya, ji-
:i, the klien dan advokat. Prestasi advokatlah ka di dalam kontrak jual beli, prestasi pi-
: a t)l'y . r.ang dianggap paling khas.86 hak penjual dianggap memiliki prestasi
I n1e- Dewasa ini. teori ini juga diterap- yang paling khas, tetapi jika perhatian
.: di- kan di dalam Konvensi Roma tahun terhadap pembeli lebih besar atau jika
me- 1980 tentang Law Applicable to Con- pihak pembeli dinyatakan harus dilindu-
*-.Um rractttal Obligations yang berlaku di ne- ngi, maka keadaannya menjadi lain.8e
l-.i asa gara-negara anggota masyarakat eropa. 8. Lex Mercatoriaeo
Pasal 4 ayat (1) dan terutama ayat (2) Hukum yang berlaku di dalam sua-
l.hak dari Konvensi Roma ini menetapkan tu kontrak internasional tidak hanya me-
; -..nal bahu,a dalam hal para pihak tidak mem- rujuk pada salah satu hukum negara ter-
i hu- buat pilihan hukum secara tegas untuk tentu. Secara historis, lex mercatoria tni
r dari berlaku atas kontrak mereka, maka kon- merupakan hukum kebiasaan di antara
r rku- trak akan diatur berdasarkan hukum dari para pedagang eropa yang kemudian di-
--;
cf e- negara yang memiliki kaitan paling administrasi oleh pengadilan pedagang,
t.1tng nvata terhadap kontrak (ayat (1) - "... dimana pedagang itu sendiri yang men-
with which it is most closely connec- jadi hakimnya. Dapatlah dikatakan bah-
red'). Suatu kontrak diasumsikan memi- wa prinsip-prinsip dan kebiasaan yalg
"hrva
r-'lkan hki kaitan yang paling nyata dengan ne- diterima secara umum dalam praktek
:. di- sara yang pada saat kontrak ditutup me- perdagangan internasional tanpa meru-
rupakan tempat tinggal sehari-hari atau juk pada suafu sistem Hukum Internasio-
.,.,ttld pusat administrasi (untuk badan hukum nal tertentu disebut sebagai lex mercato-
:. -. se- atau koperasi) dari pihak yang dianggap ria. Dengan demikian, lex mercatoria
.: sub-

'}ftmtFuady, Op. cit., hlm. 145


t' Bu)r Seto, Op. cit.,hlm.294
*
t
Ibtd- " Suda.go Gautama YIII, Loc. cit
8e
t B.]ll Seto, Op. cit.,hlm.2g3
-rS7. Sutisna Atamadipraja, (tanpa tahun), Hukum Perjanjian
.-. i t/0- Sudargo Gautama, 1980, Hukurn Perdata dan Dagang dalam Hukum Perdata Internasional, Bandung: Djatnika,
- ---'.rgo hranosional, Bandung: Alumni (selanjutnya disebut Su- hlm.49
hngo Gautama VIII) , hlm. 180 'u Yahya Ahmad Zeh, Op. cit.,hlm.134-135

489
Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 475 - 494

merupakan suatu nofina yang bersifat coba menganalogikan hukum dalam cy-
otonom dan berlaku di kalangan masya- berspace sebagaimana layaknya ruang
rakat binis. Adapun elemen-elemen lex angkasa yang bebas dan tidak tunduk pa-
m erc at o ria adalah sebagai berikut: da suatu hukum ataupun kedaulatan ne-
a. Peraturan-peraturan yang terdapat gara manapuq dimana hukumnya diten-
dalarn per1 anjian internasional; tukan oleh Hukum Internasional berda-
b. Hukurn-hukum yang seragaml sarkan perj anj ian antar negara-ne gara.
c. Prinsip-prinsip hukum umum yang
diakui oleh bangsa-bangsa pedagang Kembali pada permasalahan di atas, maka
di seluruh dunia, seperli asas pacta timbul suatu pertanyaan, yaitu prestasi manakah
sun servanda; yang paling karakteristik di dalam konteks tran-
d. Resolusi-resolusi Majelis Umum saksi bisnis intemasional yang menggunakan e-
PBB; commerce, apakah pengiriman barang dan pe-
e. Rekomendasi-rekomendasi dan ko- nyediaan jasa pelayanan digital (penjual) atau-
de-kode perilaku yang dikeiuarkan kah pemba y ar anny a (pembeli).
lembaga-lembaga intema sional; Sehubungan dengan ketiadaan pilihan hu-
f . Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku kum tersebut, Konvensi Roma memberikan be-
daiam bidang perdagangan dan kon- berapa ketentuan. Jlka para pihak gagal untuk
trak-kontrak standar yang diterima membuat pilihan hukum baik secara tegas atau-
secara universail dan pun secara dam-diam, maka pilihan hukum itu
g.Putusan-putusan arbitrase. akan ditentukan sesuai dengan Pasal 4 ayat (1)
Selain asas-asas HPI di atas, ada sebagian yang menyatakan bahwa dalam hal ketika pili-
ahli berpendapat bahwa sebaiknya kegiatan-ke- han hukum tidak dapat dipilih sesuai dengan Pa-
giatan dalarn cyberspace 1.d.h.i transkasi bisnis sal 3, maka kontrak tersebut akan diatur oleh
internasional yang menggunakan e-commerce). hukum suafu negara yang mempunyai hubu-
hendaklah diatur oleh hukum telsendiri. Hal ter- ngan yang paling dekat dengan kontrak itu.e2
sebut dengan mengambil contoh tentang tum- Lebih lanjut Pasal 4 ayat (2) menjelaskan
buhnya the latu oJ' merchant (lex mercatoria) tentang anggapanbahwa kontrak itu mempunyai
pada abad pertengahan, yang meliputi:e1 hubungan yang paling dekat dengan negara di-
1. The theoryt oJ the Uploader and Down- mana para pihaknya mempunyai karakteristik
loader tertentu pada pelaksanaan kontrak seperti tem-
Berdasarkan teori tni, uploader adalah pat tinggal mereka pada saat penandatanganarr
pihak yang memasukkan informasi ke kontrak.
dalam suatu lokasi (cyberspace), sedang- Menurut the Giuliano-Lagarde Report,
kan downloader adalah pihak yang biasanya karakterisitk prestasinya itu ditandai
mengakses informasi. Hukum yang ber- pada saat pembayaran itu terjadi seperti pengiri-
laku adalah tempat dimana si pengakses man barang, ketentuan pelayanan, memberikan
informasi (doutn lo ctder) tersebut berasal. hak untuk membuat item bararrgnya, dan lain-
2. The Law o.f the Server lain.e3 The Giuliano Lagerde Report mendefeni-
Pendekatan yang dapat digunakan ada- sikan prestasi karakteristik tersebut sebagai:
lah memperlakukan server dimana web- "the performance for which payment is due ...
site secara fisik berlokasi, yaitu dimana the delivery of goods ... which usually constitues
mereka dicatat sebagai data elektronik. the centre of gravity and social-economic func-
Artinya, hukum yang digunakan adalah tion of contractual trans action " .e4
hukum tempat si pelaku usaha tersebut Konsekuensinya, dalam ruang lingkup
berasal. kontrak online, contoh-contoh dari prestasi yang
3. The Theoru oJ'International Spaces
Pendekatan yang digunakan adalah men-
" Ridw'an Khairandy, Op. cit.,hlm. 24
"3 Sutisna Atamadipraja, Op. cit.. him. 117
ea
Michael Chrssick dan Alistair Kelman dalam Ridwan
o'
Edmon Makarim, Op. cit.,hlm. 369 Klrairandy, Op. cit., hlm. 25

490
P;tleksi Teoritik E-Contact: Hukum Yang Berlaku Dulam ... M. Alvi Syahrin

,:iakteristik adalah mencakup pengiriman ba- yang berlaku bagi suatu badan hukum
uang ,rs dan penyediaan jasa layanan atau pelaya- adalah hukum tempat dimana badan hu-
k pa- -:: digital. Hal inilah yang merupakan inti kon- kum itu didirikan;
,i. bukan pembayarannya.es Melihat fakta- 2. Prinsip tempat badan hukum yang efek-
irten- ,..ra karakteristik di atas, maka hukum yang tif (Siege Reel)ee
erda- =:laku dalam kontrak online khususnya terkait Prinsip ini menyatakan bahwa hukum
'f,.
-:rrgan transaksi bisnis internasionai yang yang berlaku bagi status badan hukum
-.:regunakan e-commerce adalah hukum dima- adalah hukum tempat dimana badan
i::aka -: ,3mpat si penjual berada. hukum itu melakukan usahanya.
r:kah Oleh karena hukum yang diterapkan da- Berdasarkan kedua prinsip tersebut, apa-
:ran- , :r ketiadaan pilihan akan jatuh kepada tempat bila transaksi e-commerce antar rregara dilaku-
;tl c- - .:r. penjual, penjual mungkin saja ingin tahu kan oleh badan hukum dengan perseorangan
1 pe- ,:,-r3h lokasi web set'y,er dapat dipertimbang- dan kemudian terjadi sengketa, maka hukum
;taU- , ,r sebagai suatu tempat bisnis. Interpretasi ini yang berlaku adalah hukum tempat dimana ba-
,' :rr lilenlberi fleksibilitas untuk memilih forum dan hukum itu didirikan atau tempat dimana ba-
n hu- ' ' :ili shop) antara tempat bisnis mereka yang dan hukum itu melakukan usahanya.
:. be- ':-..if,1 (nyata) mereka dan web server-nya. Wa- Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) dite-
*rtuk ,-:,,:r demikian, untuk menentukan web seryer gaskan bahwa "... a choice of law by the parties
:-al1- .:r:r3i tempat bisnis akan menjadi suatu periu- shall not the resut of depriving the consumer of
n rtu ,:: -. rorsep yang akan betmuara pada perla- the protection afforded to him by the mandatory
ri (1) terhadap semangat dari hukum itu sen- rules of the country in which he has his habitual
, pili- , -_,,], residence". Maksudnya, dalam konkak bisnis-
.: Pa- \\'alaupun Pasal 4 ayat (,2) lebih menekan- konsumen, pilihan hukum yang dibuat di dalam
,rieh - ::da ciri khas prestasi, akan tetapi disini ju- kontrak tidak dapat menghilangkan hak-hak
rubu- -- :,.:laskan tentang hukum negara mana yang konsumen atas perlindungan hukum yang seha-
. 9l
rtu. -: ::,r-r ketika para pihaknya mempunyai tem- rusnya ia peroleh dari hukum perlindungan kon-
-, : :geal yang tetap, atau untuk kasus sebuah sumen dari negara tempat ia memiliki kediaman
".kan -.
-.r..'ai -.:l hukum atau tidak berbadan hukum, di- tetap.loo
:: di- :-,: DrlSot administrasinya, pada saat penanda- Sejalan dengan ketentuan yang terkan-
::rstik - -:ian kontrak. Ketika ternpat tinggal para pi- dung dalam Konvensi Roma 1980 tersebut di
.em- -. ::-n pusat administrasi dari suatu perusaha- atas, maka berlaku asas bahwa hukum yang di-
i:1lan -- ::k disebutkan, maka kemudian hukum se- pilih para pihak dalam sebuah kontrak tidak da-
' . :. ionim akan dianggap diterapkan dalam pat mengenyampingkan kaidah-kaidah memak-
.- .:{ lILl. 9- sa (mandatory laws) dari negara lain yang me-
Terkait dengan badan hukum iersebut, miliki closest connection dengan kontrak (d.h.i
.'-,.' ialam Hukum Perdata Intemasional dike- kontrak dalam Hukum Perlindungan Konsu-
' -,.:.<:n 2 (dua) prinsip popuier, yaitu:e8
Prinsip tempat badan hukum didirikan
rTlte Place of Incorporation) ei'
Prinsip ini dikenal juga dengan sebutan "centre ctf ex-
Pnnsip ini menyatakan bahwa hukum ploitrtion theory-" ata:u"centre of operations". Prinsip ini
beranggapan bahwa status badan hukum harus diatur ber-
dasarkan hukum dari tempat perusahaan itu memusatkan
kegiatan operasional, eksploitasi, atau kegiatan produksi
. l''1:numt Chissick, bahwa dalam konteks transaski barang dan/atau jasanya. Prinsip ini akan mengalami ke-
'.,'- r. perusahaan-perusahaan yang menempatkan sulitan jika dihadapkan pada suatu perusahaan (multina-
:.*rkup ' - - ;i.dan juga lokasi web server mereka dimanapun sional) yang memiliki pelbagai bidang usaha/bidang eks-
I r qno -,- ,: ino\'a. seringkali sepenuhnya tidak reievan de- ploitasi dan./atau memiliki pelbagai anak perusahaan atau
--- ,::imana penjual menjalankan bisnisnya. Tempat
' , ,::lah suatu yang holistik, oleh karenanya bukan
cabang ang tersebar di pelbagai tempat di dunia. Belum
lagi apabila perusahaan induknya mengalami persoalan
: -: . .;:n_s didasarkan pada kriteria objektif kecil (ml- yang berkaitan dengan eksistensi luridisnya, seperli pailit.
, - .:'in e criteria) yang menuju pada suatu distorsi. merger, akuisisi, dan sebagainya. Lihat Bayu Seto, Op.
l..Ju an cir.. hlm. 2"73-274
t""
. : \hmad Zein, Op. c#., hlm. 136 Abdul Halim Barkatulah, Op. clr., hlm. 56

491
Jurnal l-ex Librunr, Vol, III, n"o. 2, Juni 2017, hal, ,l7S - lg4

men).lol an sengketa transaksi bisnis internasional


Penetrasi makna dibuatnya Konvcnsi Ro- yang menggunakan e-commerce adalah
nra adalah diakomodirnya ketentuan yang ter- hukum yang dipilih oleh para pihak
kait dengan kebebasan pilihan hukurn (Pasal 3). (pilihan hukum-c/roice o/' law) dalam
Narnun, dalarn transkasi elektronik internasional kontrak elektronik internasional yang
yang melibatkan konsumen, pilihan hukurn ti- mereka buat. Pilihan hukum tersebut da-
clak rnemilki pengaruh yang tcrbatas. Menurut pat dilakukan, baik itu secara tegas mau-
Pasal 5 ayat (2). pilihan hukurn dalam kontrak pun secara diarr-r-diam. Penerapan meto-
konsumen adalah sah tetapi tidak mengesam- de hukum yang berlaku ini diatur dalam
pingkan aturan Hukum Perlindungan Konsumen ketentuan Pasal 7 Konvensi Hague dan
dari negara tempat domisili konsumen, jika kon- Pasal 3 ayat (1) Konvensi Roma yang
sumen itLr adalah "konsumen pasif'.102 mengatur hal scrupa;
Di negara-negara Uni Eropa telah ditelap- 2. Hukum yang berlaku dalam penyelesai-
kan prinsip "coltntrv of reception" bagi transak- an sengketa transaksi bisnis internasional
si konsrrmen e-commerce (Busine.\s lo Consu- yang menggunakan e-com merce, bilama-
mer B2C). Prinsip ini merupakan aturan yane na para pihak tidak rnenentukan pilihan
menrperbolehkan konsumcn pemakai terakhir hukum dalam kontrak elektronik interna-
(encl usei) r-rntuk menerapkan Undang-undang sional adalah mengacu pada hukum da-
Perlindungan Konsumen mcreka. Prinsip ini di- ri negara si penjual berdasarkan asas-
tcrapkan hanya nntuk transaksi konsumen dan asas Hukurn Perdata Internasional. Hal
tidak kepada kontrak elektrontk antar pclaku ini dikarenakan, penjual merupakan pi-
usaha.l"3 Bisnis pcrdagangan elektronik jelas hak yang memilrki prestasi paling karak-
rnempunyai alasan yang baik. untuk rnenentu- teristik dibandrng pihak lainnya. Penen-
kan pilihan hgkum dan forum dengan tegas da- tuan tersebut didasarkan pada the Most
lam kor trak.loa Characteristic Connection Theory seba-
Sedangkan untuk transaksi e-comnterce gaimana yang diatur dalam Pasal 8 Kon-
antara pelaku usaha (.Busine.y,s to Busilrcss - vensi Hague serta Pasal 4 ayat (1) dan
B2B), di Uni Eropa telah dikernbangkan prinsip (2) Konvensi Ronta.
coutltty o./'origin. Di dalant prinsip ini, hukum Terkait dengan isu hukum di atas, maka
yang diterapkan adalah hukum dimana kontrak penulis memberikan masukan atau saran sebagar
berasal. Misalnya, pelaku usaha di Uni Eropa berikut:
rnelakukan transaksi e-(:ommerce dengan pelaku 1. Hendaknya para pihak membuat suatu
usalra di Amenka Serikat. Kontrak yang menga- pilihan hukum (r,hoice of' lav,) dalam
tur transkasi tersebut dibuat di Arnerika Serikat. kontrak elektronik internasional, yang
Apabila kernudian hari terjadi scngketa. maka dapat berlaku dalam penyelesaian seng-
hukum yang diberlakukan adalah hukurn negara keta transaksi bisnis internasional terse-
bagian di Amerika Serikat.ro-' but. Hal ini ditujukan untuk menjamin
kepastian hukum di antara para pihak.
[I. Penutup Serta untuk menghindari berlakunya
Bcrdasarkan uraian di atas, maka dapat asas-asas Hukum Perdata Intenasional
Jisimpulkan bahwa hukun, yang berlaku dalam (HPI) yang dapat rnenimbulkan penggu-
renyelesaian sengketa transaksi bisnis intema- naan hukurn yang sama sekali tidak di-
;ional yang menggunakan e-commerce adalah: kehendaki oleh para pihak;
L Hukum yang berlaku dalarn penyelesai- 2. Mengrngat dalam Undang-lJndang No.
1l Tahun 2008 tentang Infbrmasi dan
Transaksi Elektronik hanya memuat satu
"' Decey dan Morris dalam lbict.
pasal terkait dengan penyelcsaian seng-
"2 Lakke Moerel sebagaimana dikutip oleh Abdul Halim
Jarkatulah, Ott. cit., hlrn.57 keta transaksi bisnis intemasional yang
nj
Ceral R. Firrera, et. all.,dalatn Ihid. menggunakan e-(:omnlerce, yaitu Pasal
0a
Miclrael Chissick dan Alistair Kelrnan dalarr Ibid, I tJ, maka untuk menciptakan suatu kea-
nt
Ridwan Khairandy, Op. cit.,hlm. 26

t92
Re"fieksi Teoritik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalum ,., M. Alvi Syuhrin

Lilonal dilan dan kepastian hukum yang lebih komprehensif, baik itu dalam hal prose-
adalah mengikat, perlu dibentuknya suatu nor- dural formiel, ataupun materiel, yang
pihak ma konkritual positivis berupa Peraturan merupakan pelaksana dari Pasal 18 ter-
dalam Pemerintah tentang penyelesaian seng- sebut.
)-ang keta transaksi e-commerce yang lebih
lut da-
) maU-
meto- Daftar Pustaka
dalam
re dan tsuku-Buku
r \ang --joll Huala. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
-,K. Syahmin dan Amirui Husni. 2005. Hukum Perdata Internasional: Dalam Kerangka Studi Ana-
elesai- litis.Paiembang: PenerbitUniversitas Sriwijaya.
rsional --::madipraja, Sutisna. (tanpa tahun). Hukum Perjanjian dalam Huhtm Perdata Internasional.Ban-
ilama- dung: Djatnika.
rrlihan '*,ir. Munir. 2003. Httktrm Kontrak: Dari Sudur Pandang Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Adi-
Irefira- tya Bakti.
,m da- -r,-ltama, Sudargo. 1983. Capita Selecta Hukum Perdata Internasianal. Bandung: Alumni.
! asas- . 1983. Httkum Perdata Interncsional: Huktrn yang flidup. Bandung: Aluinni.
ri. Hal . 1980. Ilukum Perdatct dan l)agattg lrrternasionai.Bandung: Aiumni.
:an pi- . 1987 . Buku III Bagian 2 (Buku ke-8). Hukum Perdara Internasiorzal. Bandung:
karak- Alumni.
Penen- . i988. iiiici it Bagian 5 (Bukii ke-6). Hukurn llertiata Internasionai Indonesia.
t Jfost Bandung: Alumni
r seba- . 1998. Jilid iI Bagian 4 (Buku ke-5). Pengantar l{ulum Perdata lnternasional
: Kon- Indonesia. Bandung: Alumni
-t dan . 1998. iil;d III Bagian 2 (Buku ke-8). f{ukum Perdato Internasional Indonesia.
Bandung: Alumni.
maka -,,:nrngsih, SP. 2005. Telorclogi InJormasi. Jakarla: Graha Iimu.
ebagai r,. ,aatmadja, Mieke Komar et. a|.2002. Cyberlaw: Sttatu Pengantar (Seri Dasar Hukum Eko-
ttomi). Bandung: ELIPS Ii.
suatu ,l':.ur. Didik M. Arief dan Eiisatiris Gultom. Cyber Latu: Aspek Hukum Teknologi lffirmasi. Cet-
dalam 2. Bandung: PT. Refika Aditama.
)-ang ,l'.:rrim. Edmon. 2004. Kompilasi Httkttm Telematika. Cet-2. Jakata: PT. RajaGrafindo Persada.
rseng- :-,-,-drkoro, Wirjono. 1979. Cet-5. Asas-Asas Hukum Perdata Internasional. Bandung: Sumur
terse- Bandung.
ntamin : -..:acaraka, Pumadi dan Agus Brotosusilo. 1983. Sendi-Sendi Hukum Perdata Internasional Sua-
pihak. nr Orientasi. Iakarta: CV. Rajawali.
rkunya : -.:.. ida Bagus Wyasa. 2008. Cet-2. Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional dalam Transkasi
asional Bisnis Internasional.Bandung: Refika Aditama.
enggu- :
':'..i. -\hmad M. 2006. Cet-Z. Cyberlaw dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung: PT.
iak di- Refika Aditama.
:: -Si. \'{. Arsyad. 2001. E-Commerce: Hukum dan Solusinya.PT. Mizan Grafika Sarana.
rs No. .2005. Hukum Telcnologi Informasi. Cet-3. Tim Kemas Buku.
r-.rdan :-.-. Baru.2006. Buku ke-l (Edisi Keempat). Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional.Ban-
uatsafu dung: PT. Citra Aditya Bakti.
r seng- r ,:;eint. Sutan Remy. 1993. Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Hukum yang Seimbang ba-
.1 1.ang gi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia. Jakarta: Institut Bankir Indone-
. Pasal sia.
ru kea-

493
Jarnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 475 - 494

Subekti, R. dan R. Tjitrosudibio. 1983. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Cet-16. Jakarta:
Pradnya Paramita
Suherman, Ade Maman.200l. Aspek Hukum dalam Ekonomi Global. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ustadianto, Riyeke. 2001. Cet- 1 . Frame'tyork E-C ommerce. Y ogyakafia: Penerbit Andi.
Zein, Yahya Ahmad. 2009. Kontrak Elektronik dan Penyelesaian Sengketa Bisnis E-Commerce:
Dalam Transalrsi Nasional dan Internasional. Bandung: Mandar Maju.

Jurnal Ilmiah
Barkatulah, Abdul Halim. 20L0. "Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Penyele-
saian Sengketa Transaksi Elektronik lntemasional Menurut UU No. 11 Tahun 2008. Jurnal
Hukum Bisnis. Volume 29 Tahunz}l}. Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis
Khairandy, Ridwan. 2010. "Hukum yang Berlaku dalam Transaksi Bisnis dengan E-Commerce".
Jurnal Hukum Bisnis. Volume 29 Tahun 20T0. Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum
Bisnis

Sumber Lainnya
Running Text pada acara Metro Hari lni pada hari Jum'at. 28 Mei 2010. Pukul 17 .25 WIB

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerliik Wetboek)
Indonesia. Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Eleklronik. UU No. I I Tahun 2008.
LN Tahun 2008 Nomor 58. TLN Nomor 4843.

494

Anda mungkin juga menyukai