TA 2007
JAWABAN PERSOALAN
Nomor : LT2 / 02/ II /2007
Doktrin TNI-AD Kartika Eka Paksi menempati kedudukan dan posisi tertinggi
pada stratifikasi Doktrin di lingkungan TNI-AD dan berada pada tataran strategis
yang bersifat konseptual serta menjadi rujukan bagi Doktrin strata di bawahnya.
Dalam penyelenggaraan OMSP maupun UU RI No.34 / 2004 diantaranya terdapat
tugas membantu menanggulangi bencana alam , pengungsian dan bantuan
kemanusiaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan sesuai peraturan perundang-
undangan dan dilaksanakan bersama –sama dengan pihak terkait.
Adapun manfaat penulisan ini bagi organisasi TNI khususnya satuan TNI-AD
adalah sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan konsepsi
tugas TNI dalam penanganan bencana yang meliputi aspek Landasan hukum ,
kemampuan TNI, peran TNI, pengerahan TNI dan koordinasi sipil – Militer serta
pengerahan asset Militer untuk penanganan bencana
3 DIKREG XLV SESKOAD
TA 2007
Bencana alam dapat terjadi pada setiap saat dan setiap tempat dengan
kemungkinan sulit diduga, berupa banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin
kencang dan lain-lain yang dapat menimbulkan kerugian berupa harta benda dan
nyawa sehingga perlu ditempuh langkah pencegahan dan penanggulangan secara
terpadu dan koordinasi dari berbagai instansi terkait. Suatu permasalahan
penanggulangan bencana alam merupakan permasalahan yang kompleks, artinya
tidak dapat ditangani oleh salah satu instansi saja tetapi memerlukan penanganan
dari berbagai instansi yang terkait secara terpadu dan koordinatif.
Landasan Hukum
Peran TNI
Kemampuan TNI
Dalam rangka penanggulangan bencana alam yang terjadi saat ini nyata bahwa
masih ada kekurangan dalam hal koordinasi pelaksanaannya. Siapa yang palling
bertanggung jawab dalam pelaksanaan dilapangan serta bagaimanana kendali
operasinya belum jelas. Sesuai dengan Keputusan Presiden No 3 Tahun 2001 telah
ditunjuk dan ditentukan suatu badan yang disebut Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi selanjutnya disebut dengan
BAKORNAS PBP yang merupakan wadah koordinasi yang bersifat non struktural bagi
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden, namun pelaksanaannya justru
seluruh operasional penanggulangan didaerah dominan dilaksanakan oleh TNI. Hal
ini tentunya perlu adanya pembahasan serta penentuan dan penetapan secara jelas
tentang penanggung jawab serta koordinator penanggulangan bencana di daerah,
agar pada pelaksanaannya dapat sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Dari Uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan tentang konsepsi tugas TNI dalam
penanggulangan bencana alam Pertama : Penanggulangan Bencana alam yang
dilakukan TNI harus diikuti dengan landasan hukum pada tingkat tehis pengaturan
pelaksanaan di daerah dalam bentuk peraturan pemerintah daerah yang
terkoordinasi dengan badan Korlak di daerah Kedua : TNI tetap melanjutkan
perannya dalam rangka penanggulangan bencana alam yaitu melaksanakan tugas
bantuan kepada pemerintah daerah untuk mendukung hal tersebut maka perlu
dibentuk Pasukan Reaksi cepat di seluruh Kodam dalam rangka penanggulangan
bencana alam . Ketiga : TNI dan Bakornas PBP harus melakukan koordinasi
berkaitan dengan pelaksanan penanggulangan bencana alam sampai dengan tingkat
daerah. Keempat : Penggunaan asset militer guna penanggulangan bencana alam
harus dipertimbangkan tentang nilai guna asset itu sendiri, namun apabila hal itu
terpaksa dilakukan maka harus ada ketetapan tentang penggantian atas penggunaan
aset militer yang telah dikerahkan untuk menjamin tetap terlaksananya tugas pokok
TNI sendiri.