Anda di halaman 1dari 10

PUSAT PENDIDIKAN PERALATAN TNI AD

SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

TUGAS MANDIRI
PROFISIONSLINE PRAJURIT PERALATAN YG BERSINERGI DENGAN
SATUAN KEWILAYAHAN

Nama : Dio Aji Alamsyah.S.Pd


Pangkat : LETDA CPL
NO SISWA : DMP. 2302
PENDAHULUAN
Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI

merupakan alat negara yang bertugas melindungi kedaulatan negara

sekaligus menjamin pertahanan negara, menjaga kekuatan negara

kesatuan Republik Indonesia. Tugas dan fungsi yang berat dan sangat

strategis Tentunya hal ini harus disesuaikan dengan kredibilitas instansi.

Setiap prajurit atau anggota TNI menjalankan tugas dan fungsinya Yang

kami maksud adalah yang terbaik, demi kelangsungan hidup mereka

dituntut untuk mencurahkan tenaga dan pikirannya demi kebaikan

negara dan etnis.

Tentara Nasional Indonesia sebagai salah satu Modal Dasar

Pembangunan Nasional perlu senantiasa ditingkatkan profesionalismenya

melalui pemantapan disiplin, yang merupakan syarat mutlak dalam tata

kehidupan Tentara Nasional Indonesia Indonesia agar terwujud prajurit

yang profesional, efektif, efisien, dan modern sehingga mampu berperan

lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

sebagai stabilisator dan dinamisator Pembangunan Nasional. Dalam

penulisan ini istilah yang dimaksud dengan Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia dalam berdasarkan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2000

disebut dengan Tentara Nasional Republik Indonesia. Keberadaannya

yang menjalankan fungsi pertahanan keamanan masyarakat serta

kekuatan dalam wadah kesatuan Republik Indonesia. Untuk

menciptakan kestabilan negara tersebut diperlukan angkatan bersenjata

yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-undang


dasar 1945, bersikap ramah tamah terhadap rakyat, bersikap sopan

santun terhadap rakyat, menjunjung tinggi kehormatan wanita, menjaga

kehormatan diri di muka umum, senantiasa menjadi contoh dalam sikap

dan kesederhanaanya, tidak sekali-kali merugikan rakyat, tidak sekali

menakuti dan menyakiti hati rakyat, menjadi contoh dan mempelopori

usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

PEMBAHASAN

PROFESIONALISME TNI

Secara sederhana pemahaman “TNI yang profesional” berar ti

prajurit TNI dituntut memiliki kemampuan yang andal sesuai dengan jati

dirinya (Pancasila, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit) dalam

melaksanakan fungsi-fungsi pertahanan. Untuk mewujudkannya tentu

harus didukung oleh anggaran kesejahteraan yang memadai dalam

melaksanakan tugasnya. Postur kekuatan TNI (khususnya jumlah

personel dan alutsista) dirancang agar kondusif menghadapi ancaman

yang semakin kompleks (asimetris, proxy dan hibrida).

Sedangkan kemampuan prajurit dibentuk melalui program

pembinaan doktrin, pendidikan dan latihan serta didukung oleh

modernisasi alutsista. Demikianlah kondisi ideal (ideal capacity) yang

harus dipenuhi, bila TNI benar-benar ingin profesional dalam

melaksanakan tugasnya.

Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan

tingkatan masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan antara

kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas,


terpenuhi kecocokan antara kemampuan dengan kebutuhan tugas

merupakan syarat terbentuknya aparatur yang profesional.

Profesionalisme prajurit sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan

prajurit yang tercemin melalui prilakunya sehari-hari dalam kemiliteran.

Tingkat kemampuan prajurit yang tinggi akan lebih cepat mengarah

kepada pencapaian tujuan organisasi yang telah direncakan sebelumnya,

sebaliknya apabila tingkat kemampuan prajurit rendah kecenderungan

tujuan organisasi yang akan dicapai akan lambat bahkan menyimpang

dari rencana semula. karakteristik profesionalisme aparatur sesuai

dengan tuntutan good governance, diantaranya adalah

1. Equality

Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini

didasarkan atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tampa

memandang afiliasi politik dan status sosialnya.

2. Equity

Perlakuan yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu

juga perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang pluralistik kadang-

kadang diperlukan perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama.

3. Loyality

Kesetian kepada konstitusi hukum, pimpinan, bawahan, dan rekan

kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait suatu sama lain dan

tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan

tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.


4. Accountability

Seriap aparat pemerintah harus siap menerima tanggung jawab atas

apapun yang ia kerjakan.

KEMANUNGGALAN TNI RAKYAT

TNI Manunggal Membangun Desa adalah suatu program

terpadu antara TNI khususnya TNI AD dan pemerintah daerah yang

bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di daerah,

dengan harapan kesejahteraan masyarakat di daerah juga akan

meningkat. Selain sasaran pokoknya yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di daerah, TMMD juga bertujuan untuk

pembinaan keamanan wilayah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

di daerah masih perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena

secara umum masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan dan

sebagian besar tinggal di daerah pedesaan.

Program TMMD dapat terlaksana dengan baik apabila adanya

kerjasama yang saling mendukung dari semua unsur yang terlibat baik

TNI, Pemda maupun Masyarakat. Kerjasama yang baik akan terlaksana

melalui koordinasi yang mantap baik pada saat penganggaran atau

program dimulai, namun demikian masih belum dapat dilaksanakan

secara optimal.
SATUAN KOMANDO WILAYAH

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebagai salah

satu alat pertahanan bangsa, mengemban tugas untuk menegakkan

kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta keutuhan

wilayah Indonesia khususnya di wilayah daratan. Guna mewujudkan

hal tersebut TNI-AD melalui fungsi pembinaan teritorialnya membina

potensi geografi, demografi dan kondisi sosial menjadi suatu kekuatan

yang siap untuk melaksanakan operasi perlawanan wilayah.

Pembinaan teritorial yang dilaksanakan sebagai upaya dalam

mewujudkan daya tangkal dapat memberikan kontribusi penting guna

terwujudnya ketahanan wilayah.

Pada saat ini peran Satuan Komando Kewilayahan dalam

melaksanakan pembinaan teritorial belum dapat terselenggara secara

optimal, kondisi ini berdampak pada tingkat ketangguhan wilayah juga

menjadi belum optimal. Belum optimalnya pembinaan teritorial dapat

diketahui dari adanya indikasi pemberdayaan potensi geografi,

demografi dan kondisi sosial yang belum optimal.

Menyikapi hal tersebut di atas, maka sangatlah perlu dilakukan

upaya-upaya sebagai langkah untuk memantapkan ketahanan wilayah

yang ditandai dengan pemberdayaan potensi geografi, demografi dan

kondisi sosial secara maksimal. Untuk itu perlu dirumuskan masalah

“Bagaimana optimalisasi pembinaan teritorial guna memantapkan

ketahanan wilayah”.

Pembinaan ketahanan wilayah mengutamakan pendekatan

keamanan untuk mewujudkan stabilitas keamanan yang dinamis serta


meningkatkan kepekaan dan rasa tanggung jawab masyarakat untuk

menanggulangi ancaman atau gangguan yang timbul. Pada

pelaksanaan Bintahwil menggunakan pendekatan Bahkti TNI dan

Komsos dengan mengedepankan :

1. Persuasif adalah cara untuk menggugah kesadaran warga negara

untuk ikut serta dalam membangun ketahanan wilayah sesuai

dengan bidang profesi masing-masing.

2. Pragmatif, adalah cara untuk mengugah kesadaran warga negara

dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah melalui

kegiatan nyata dilapangan.

3. Komunikatif, adalah cara untuk menggugah kesadaran warga

negara dalam mendukung terwujudnya ketahanan wilayah melalui

pendekatan dialog dengan segenap lapisan masyarakat.

Keterbatasan sarana dan prasarana dalam mendukung

pelaksanaan pembinaan teritorial diatasi dengan mengoptimalkan

sarana dan prasarana yang tersedia dengan mengalokasikan secara

prioritas terhadap wilayah binaan yang kondisinya sangat terbatas

serta menjalin mitra karib.

Dilaksanakannya pengawasan secara melekat serta evaluasi

terhadap anggota terutama unsur Babinsa meliputi penguasaan

permasalahan di wilayah binaan serta memberikan penugasan

yang dilaksanakan secara berkelanjutan dengan batas waktu yang

ditentukan sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung

jawabterhadap pemanfaatan waktu serta pelaksanaan tugas, selain

dari pada itu teladan hidup yang sederhana dan hidup hemat, tidak
boros akan menghindarkan dari tindakan-tindakan melanggar

disiplin serta hukum.

PERALATAN DALAM MENDUKUNG SATKOWIL

Dalam pelakasaan tugas keseharian corp peralatan juga juga

tersebar dalam setiap daerah di Indonesia. Hal ini mendukung adanya

kebutuhan perbaikan alat dan peralatan khususnya peralatan yang

dimiliki oleh satuan satuan yang ada di setiap wilayahnya.

Profesionalitas tni dalam mendukung setiap aktivitas yang

dilakukan oleh setiap satuan yang ada diwilayahnya diharapkan dapat

dilakukan dengan maksimal sesuai dengan bidangnya masing masing.

Kemampuan prajurit TNI peralatan yang menguasai hal hal Teknik juga

dapat mendukung kinerja satkowil yang ada di wilayah tersebut seperti

mendukung tenaga dana ataupun akomodasi yang diperlukan saat di

adakannya program kemanunggalan TNI rakyat Bhakti TNI.

Selain itu sikap yang dimiliki setiap tentara nasional Indonesia

dalam berhadapan dengan rakyat juga berpengaruh terhadap suksesnya

program yang dilakukan oleh satuan komando kewilayahan. Sikap yang

baik dilakukan oleh tentara nasional Indonesia corp peralatan yang baik

akan berdampak baik pula trhadap meningkatnya rasa percaya

Masyarakat terhadap tentara nasional Indonesia dan kemanunggalan TNI

rakyat dapat terbentuk. Hal ini merupakan tujuan yang dikehendaki oleh

satuan komando kewilayahan di setiap daerah.

Sinergitas prajurit peralatan dalam melaksanakan tugas terhadap

seluruh satuan sangat di butuhkan. Sehingga tugas utama dari TNI

dalam menggalang kemnunggalan TNI rakyat dapat terbentuk.


KESIMPULAN

Profesionalisme Prajurit Peralatan dalam bersinergi dengan satuan

komando wilayah sangat diperlukan agar tujuan pokok dari satuan

tersebut dapat terlaksana. Menjadi prajurit yang professional tentunya

harus mampu menempatkan diri dalam bergaul dengan Masyarakat.

Sinergi yang dilakukan akan membawa dampak yang baik terhadap

kemanunggalan TNI rakyat.

Sejatinya membangun kemanunggalan TNI rakyat merupakan

tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh satuan komando

kewilayahan. Namun tugas tersebut juga dapat dilakukan oleh satuan

lain salah satunya satuan prajurit peralatan yakni dengan menjalan

prinsif Kemanunggalan TNI rakyat yaitu “baik Baik dengan rakyat”.


Referensi

Efendi, Muhajjir, Profesionalisme Militer : (malang: UMM Press,2008)

Suhartono,Arman, Reformasi Militer Indonesia,Bandung : Alfabet,2004

Sujito,Arie Dan Eko,cdemokratisasi dan desentralisasi, (Yogyakarta: IRE

Press, 2002)

Chrisnandi,yudi, Kesaksian Para Jendral : Sekitar Reformasi internal dan

Profesionalisme TNI(Jakarta : Pustaka LP3ES,2006)

Cimahi, 18 September 2023


Perwira Siswa

Dio AJI ALAMSYAH.S.Pd


Nosis. 2302

Anda mungkin juga menyukai