PENDAHULUAN
Secara geografis posisi wilayah NKRI yang terletak diantara 2 (dua) pertemuan
Lempeng yaitu Lempeng Eurosia dan Lempeng Indo Australia yang dilalui oleh Jalur
Cincin Api Pasifik, serta pengaruh Pemanasan Global yang menyebabkan perubahan
iklim yang tidak menentu menyebabkan wilayah Indonesia sangat rentan dengan
terjadinya berbagai Bencana alam. Satuan Komando Non Kewilayahan (Satnonkowil)
sebagai bagian dari TNI AD yang merupakan salah satu komponen Pertahanan Negara
memiliki tugas sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 34 Pasal 7 (2),(b) yaitu
Tugas membantu Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana alam, Pengungsian dan
Pemberian Bantuan Kemanusiaan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah diperolehnya metode dan
langkah-langkah yang tepat, terarah, berdaya dan berhasil guna dalam peningkatkan
kesiapan Satnonkowil untuk Penanggulangan Bencana Alam serta sebagai sumbangan
pemikiran kepada Komando atas dalam menentukan kebijakan tentang
Penanggulangan Bencana terutama bagi Satnonkowil sebagai Satuan Pasukan Reaksi
Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB).
PEMBAHASAN
Kerangka analisis yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah Undang-
Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI AD Pasal 7 (2),(b) tentang Tugas
Membantu Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana alam, Pengungsian dan
Pemberian Bantuan Kemanusiaan. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Prajurit dalam Penanggulangan Bencana Alam. Pengetahuan dan keterampilan prajurit
dalam penanggulangan bencana sangat dibutuhkan guna kelancaran tugas yang
dibebankan kepada satuan sebagai Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
3
kegiatan Uji Siap Bencana Alam (UTP/UTJ), Geladi posko I dan Geladi Posko II dengan
materi Penanggulangan Bencana sesuai dengan program dari Komando atas dengan
melibatkan Unsur yang lain terutama Koter, Pemda maupun lembaga lainnya yang
secara langsung terlibat dalam kegiatan Penanggulangan bencana. Uji Siap Bencana
alam (UTP/UTJ), Geladi posko I dan Geladi Posko II ini merupakan tolok ukur kesiapan
Satnonkowil dalam melaksanakan tugas Penanggulangan Bencana; Ketiga,
Membangun Semangat Komunikasi dengan selalu berkoordinasi dan bertukar
informasi/data yang ada guna kelancaran kegiatan Penanggulangan Bencana yang
mungkin terjadi di daerah.
PENUTUP
Demikian essai ini kami tulis, kami menyadari banyak terjadi kekurangan dan
kelemahan dalam penuangannya, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan guna perbaikan penulisan pada masa yang akan datang.
6
Penulis,
DISUSUN OLEH :