BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup pengaturan
tentang jenis, penyusunan, penggunaan logo, cap dinas, serta penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam naskah dinas. Keterpaduan tata naskah dinas Rumah Sakit Islam
Masyithoh sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran komunikasi tulis instansi dalam
penyelenggaraan tugas umum dan pembangunan dalam bidang kesehatan secara efektif dan
efisien. Untuk itu diperlukan Pedoman Tata Naskah Dinas sebagai pedoman atau acuan dalam
melaksanakan tata laksana dinas di lingkungan Rumah Sakit Islam Masyithoh.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Pedoman Tata Naskah Dinas
Rumah Sakit Islam Masyithoh sebagai acuan dalam penyelenggaraan tata naskah di
lingkungan RSI Masyitoh.
1. Maksud
Pedoman Tata Naskah dan regulasi Rumah Sakit Islam Masyithoh dimaksudkan sebagai
acuan penyelenggaraan tata naskah dinas pada Rumah Sakit Islam Masyithoh.
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah dan regulasi Rumah Sakit Islam Masyithoh bertujuan menciptakan
kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
pendokumenan.
1
C. Sasaran
Sasaran Pedoman Tata Naskah dan Regulasi Rumah Sakit Islam Masyithoh adalah :
1. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata naskah
dinas di RSI Masyithoh;
2. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum;
3. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas;
5. Berkurangnya tumpang-tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas.
D. Asas
Pedoman Tata Naskah Dinas dan Regulasi ini disusun berdasarkan asas sebagai berikut.
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah lakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format,
prosedur, kewenangan, dan keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu-kesatuan sistem
administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam
redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang
berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas dan regulasi Rumah Sakit Islam
Masyithoh meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas; penyusunan naskah
dinas; pengurusan naskah dinas korespondensi; pejabat penanda tangan naskah dinas;
2
penggunaan logo dalam naskah dinas; serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat
naskah dinas.
F. Pengertian Umum
3
BAB II
JENIS DAN FORMAT TATA NASKAH DINAS DAN DOKUMEN RUMAH SAKIT
Yang dimaksud dokumen rumah sakit adalah semua dokumen yang harus disiapkan RS
dalam pelaksanaan tugas tata naskah dinas dan dokumen rumah sakit. Termasuk didalamnya ialah
dokuman akreditasi RS. Naskah di lingkungan RSI Masyithoh terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Naskah yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk produk- produk hukum berupa regulasi
atau pengaturan yaitu : Kebijakan (Peraturan/Keputusan Direktur), Pedoman, Panduan, Standar
Prosedur Operasional, Surat Edaran.
2. Naskah yang dirumuskan dalam bentuk bukan produk-produk hukum berupa naskah dinas
arahan, naskah dinas korespondensi dan laporan.
Untuk memberikan gambaran secara terperinci mengenai jenis naskah tersebut, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
4
iv. Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;
v. Judul Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital;
vi. Nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan, yang ditulis dengan huruf
kapital.
2) Konsiderans
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari :
i. Kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan / tujuan / kepentingan /
pertimbangan tentang perlu ditetapkannya Keputusan;
ii. Kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-undangan
sebagai dasar pengeluaran Keputusan.
3) Diktum Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut.
i. Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan huruf kapital dan
diikuti kata menetapkan di tepi kiri dengan huruf awal kapital.
ii. Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata menetapkan yang
ditulis dengan huruf kapital.
iii. Untuk keperluan tertentu, Keputusan dapat dilengkapi dengan Salinan dan Petikan
sesuai dengan peraturan perundang - undangan.
4) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh keputusan sama dengan ketentuan
dalam penyusunan Peraturan, tetapi substansi Keputusan diuraikan bukan dalam pasal-
pasal, melainkan diawali dengan bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga,
dan seterusnya.
5) Kaki Bagian kaki Keputusan terdiri dari
a. Tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
b. Jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca koma;
c. Tanda tangan pejabat yang menetapkan Keputusan;
d. Nama lengkap pejabat yang menandatangani Keputusan, yang ditulis dengan
huruf kapital, dengan mencantumkan gelar.
d) Pengabsahan / Penandatanganan
Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum Keputusan tersebut
disahkan, keputusan tersebut telah diteliti oleh pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi Keputusan dalam hal ini manajer SDM & Umum sehingga dapat disahkan
oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini Direktur.
e) Lampiran peraturan/keputusan :
Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomer peraturan/keputusan.
Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan RS
f) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.
5
CONTOH
FORMAT SURAT KEPUTUSAN
KOP SURAT INSTANSI Kop RS yg telah dicetak
Menimbang : a. bahwa............................................................................................
..............................................................................;
b. bahwa......................................................................................... Memuat alasan tgg perlu
..............................................................................; ditetapkan keputusan
Mengingat : 1. ...................................................................;
2. ...................................................................; Memuat ketentuan
perundang-undangan yg
menjadi dasar ditetapkannya
MEMUTUSKAN : Keputusan
Menetapkan : KEPUTUSAN ...........................TENTANG ........
...........................................................................................;
Memuat substansi tentang
KESATU : kebijakan yg ditetapkan
.................................................................................................
KEDUA :
................................................................................................
KETIGA :
................................................................................................ Kota sesuai dgn alamat rs
&tanggal penandatanganan
Ditetapkan di ......................
Pada tanggal .......................
2. Pedoman dan Panduan DIREKTUR RSI MASYITHOH, Nama jabatan & nama lengkap
yg ditulis dgn huruf kapital dgn
Tanda tangan & Cap RS mecantumkan gelar
NAMA LENGKAP
6
2. Pedoman dan Panduan
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu
harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan. Panduan adalah merupakan petunjuk dalam
melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur beberapa
hal, panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar pedoman/panduan dapat di
implementasikan dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan/keputusan
Direktur/Pimpinan RS untuk pemberlakukan pedoman/panduan tersebut. Bila
Direktur/Pimpinan RS diganti, peraturan/keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk
pemberlakuan pedoman/panduan tidak perlu diganti. Peraturan/Keputusan
Direktur/pimpinan RS diganti bila memang ada perubahan dalam pedoman/panduan
tersebut. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat pedoman/panduan wajib mengacu
pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan tersebut.
a) Susunan Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
7
CONTOH
FORMAT PEDOMAN PENGORANISASIAN UNIT KERJA
LAMPIRAN Penulisan lampiran,
KEPUTUSAN DIREKTUR RSI MASYITHOH besar font 8
NOMOR .....
TENTANG PEDOMAN ........
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
NAMA LENGKAP
8
b) Susunan Pedoman Pelayanan Unit Kerja :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
9
CONTOH
FORMAT PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA
LAMPIRAN Penulisan lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RSI MASYITHOH
NOMOR .....
TENTANG PEDOMAN ........
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Memuat latar belakang
............................................................................................................. tentang ditetapkannya
B. Tujuan Pedoman pedoman, tujuan, ruang
............................................................................................................. lingkup, batas
C. Ruang Lingkup Pelayanan operasional
............................................................................................................
D. Batasan Operasional
...........................................................................................................
E. Landasan Hukum
............................................................................................................
Memuat persyaratan,
BAB II jumlah kualifikasi tenaga
STANDAR KETENAGAAN dlm unit
A. ............................................................................................................
B. Dan seterusnya
Memuat standar fasilitas
alat penunjang kerja
BAB III
STANDAR FASILITAS maupun bangunan/fisik
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
Memuat aturan-aturan
BAB IV dlm pelayanan baik
TATA LAKSANA PELAYANAN internal dan eksternal
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
Memuat tata
BAB V penyimpanan dan
LOGISTIK pengadaan barang
......................................................................................................................... dalam unit
Dan seterusnya
BAB VI Memuat
KESELAMATAN PASIEN ketentuan/pedoman/pela
......................................................................................................................... poran yg berisi tgg
Dan seterusnya keselamatan pasien
(KPRS) dan
keselamatan kerja
BAB VII
KESELAMATAN KERJA (K3RS) dm unit
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
Memuat stadart
BAB VIII indikator mutu pada
PENGENDALIAN MUTU unit tsb
.........................................................................................................................
Dan seterusnya
Memuat hal-hal diluar
ketentuan diatas dan
BAB IX
PENUTUP kalimat penutup dari
......................................................................................................................... pedoman
Dan seterusnya
NAMA LENGKAP
10
b) Format Panduan Pelayanan RS
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
CONTOH
FORMAT PANDUAN PELAYANAN RUMAH SAKIT
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSI MASYITHOH Penulisan lampiran
NOMOR .....
TENTANG PEDOMAN ........
BAB I
DEFINISI Berisi
A. ............................................................................................................ penjelasan/penjabaran
B. Dan seterusnya istilah yg terdapat dlm
C. panduan
BAB II
RUANG LINGKUP Berisi tgg batasan ruang
A. ............................................................................................................ lingkup panduan pelayanan
B. Dan seterusnya
BAB IV
DOKUMENTASI Berisi hal yg mengatur
......................................................................................................................... sistem pelayanan di rs. Yg
Dan seterusnya bertujuan meningatkan
mutu rs & meningkatkan
indikator keselamatan
pasien
DIREKTUR RSI MASYITHOH
Direktur dan nama lengkap
Tanda tangan & Cap RS
di tulis dengan huruf kapital
NAMA LENGKAP
11
3. Prosedur Kerja
A. Pengertian
Yang dimaksud dengan SPO adalah : Suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
B. Tujuan Penyusunan SPO
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam
dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar
yang berlaku.
C. Isi SPO :
1. Heading & kotaknya dicetak pada setiap halaman
2. Kotak logo RS : diberi nama RS, diberi logo, dan diberi unit kerja
3. Judul SPO : diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya, misal : Konsultasi
medis, Biopsi ginjal, Persiapan pasien operasi, dsb
4. No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di RS yang
dibuat sistematis agar ada keseragaman.
5. No. revisi : diisi dengan status revisi, menggunakan angka.
Contoh penggunaan angka : untuk dokumen baru diberi nomor 00, dokumen revisi
pertama diberi angka 01, dan seterusnya.
6. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk
SPO tersebut. Misal SPO dengan 5 halaman ; halaman pertama : 1/5; halaman
kedua 2/5, halaman ketiga 3/5, dan seterusnya.
7. Prosedur Tetap : diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan RS,
misalnya : prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja, dan
sebagainya.
8. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya yang harus sesuai
dengan tanggal diberlakukannya SPO tersebut
9. Ditetapkan Direktur : diberi tanda tangan Direktur dan nama jelas beserta gelar
10. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
11. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik.
12. Kebijakan : berisi kebijakan (RS dan atau bidang/departemen) yang menjadi dasar
& garis besar dibuatnya SPO tersebut. Dapat berisi (terkait dengan) beberapa
kebijakan yang mendasari SPO tersebut. Dapat juga terjadi satu kebijakan menjadi
dasar beberapa SPO, sehingga tercantum dalam beberapa SPO yang “dipayungi”.
13. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tersebut & staf/petugas yang
berwenang.
14. Unit Terkait : berisi nama unit/bagian lain yang berkaitan dengan SPO.
12
15. Hal Yang Direvisi : Khusus untuk SPO yang telah di revisi, berisi poin atau kalimat
yang akan di revisi
13
4) Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( ) untuk mendeskrpsikan arah kegiatan (arah
proses kegiatan);
5) Simbol Segilima/Off-Page Connector ( ) untuk men-deskripsikan hubungan
antar simbol yang berbeda halaman.
F. Merevisi SPO :
1) SPO harus di revisi jika ada perubahan.
2) SPO harus di cabut (di non aktifkan) jika dirasa sudah tidak di pakai lagi.
3) SPO yang akan di revisi harus di sertai Nota Dinas sebagai dasar revisi.
4) SPO di revisi oleh unit atau bagian yang membuat SPO tersebut.
5) SPO yang telah di revisi harus di sertai halaman revisi, berisi poin atau kalimat
yang akan di revisi.
6) SPO yang telah di revisi maka tanggal terbit yang digunakan adalah sesuai dengan
isi atau yang tertera dalam Nota Dinas tersebut.
7) SPO yang telah di revisi harus di serahkan kepada kesekretariatan berupa soft file
beserta Nota Dinas yang telah di tanda tangani untuk di koreksi, di cetak dan di
arsipkan.
14
CONTOH
FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Diberi judul/nama SPO sesuai
JUDUL SPO proses kerjanya, huruf kapital
dan tebal
TUJUAN
Menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan
PROSEDUR proses kerja tertentu
15
CONTOH
FORMAT HALAMAN LANJUTAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
JUDUL SPO
UNIT TERKAIT
CONTOH
FORMAT HALAMAN DENGAN FLOW CHART
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
JUDUL SPO
FLOW CHART
UNIT TERKAIT
16
CONTOH
FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI REVISI
JUDUL SPO
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT
17
4. Surat Edaran
A. Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu
yang dianggap penting dan mendesak.
B. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani surat edaran oleh Direktur dapat
dilimpahkan kepada pejabat dibawahnya atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi surat edaran.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat edaran terdiri dari
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo instansi dan nama instansi, yang ditulis
dengan huruf kapital, diletakkan secara simetris;
b) Tulisan surat edaran, yang dicantumkan di bawah logo instansi, ditulis dengan
huruf kapital serta nomor surat edaran di bawahnya secara simetris,
c) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah frasa surat edaran ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
d) Rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di
bawah kata tentang.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari
a) Alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;
b) Peraturan perundang-undangan atau naskah dinas lain yang menjadi dasar
pembuatan surat edaran;
c) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
3) Kaki
Bagian kaki surat edaran terdiri dari
a) Tempat dan tanggal penetapan;
b) Nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma;
c) Tanda tangan pejabat penanda tangan;
d) Nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan huruf kapital disertai
dengan gelar;
e) Cap dinas.
4) Distribusi
Surat edaran disampaikan dengan surat dinas/memorandum/notadinas dari pejabat
yang berwenang kepada pejabat dan pihak terkait lainnya.
18
CONTOH
SURAT EDARAN
nama instansi dan
alamatlengkap yang telah
dicetak
KOP SURAT
A. Latar Belakang
...................................................................................................................................
.........................................................................................................................dst Memuat alasan tentang perlu
diterapkannya Surat Edaran,
B. Maksud dan Tujuan maksud dan tujuan, ruang
................................................................................................................................... lingkup,dasar dan seterusnya
...........................................................................................................................dst
C. Ruang Lingkup
Memuat ketentuan peraturan
...................................................................................................................................
perundang-undangan yang
..........................................................................................................................dst
menjadidasar ditetapkannya
Surat Edaran
D. Dasar
...................................................................................................................................
..........................................................................................................................dst
19
B. Naskah Dinas Bukan Berbentuk Peraturan Perundang-Undangan
1) PROGRAM
1. Pengertian Program
Ada banyak pengertian tentang PROGRAM sebagai berikut :
A. Menurut Collins Cobuild English Language Dictionary PROGRAM adalah:
➢ Rencana berskala besar dan terperinci yang dibuat untuk suatu tujuan tertentu.
➢ Sebuah rencana kegiatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk waktu
kapan setiap kegiatan itu harus terjadi atau akan dilaksanakan.
B. Menurut Longman PROGRAM adalah :
Sebuah rencana yang baku tentang rangkaian kegiatan, daftar tugas dan lain sebagainya.
C. Menurut American Heritage Dictionary PROGRAM adalah :
Sebuah prosedur untuk menyelesaiakan masalah (problem solving), termasuk
pengumpulan data, memprosesnya dan presentasi hasilnya.
D. Menurut Oxford Advanced Leaner’sDictionary of Current English, program adalah :
Sebuah rencana tentang apa yang akan dikerjakan.
E. Buku Panduan Perencanaan Strategis dan pengukuran kinerja yang dikeluarkan oleh
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi , yang dimaksud program adalah :
Penjabaran terperinci tentang strategi dan langkah-langkah yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga.
F. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
PROGRAM berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara rinci
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit kerja.
B. Sistematika/Format Program
Sistematika atau format program sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
20
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan legiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
10. Pengabsahan / Penandatanganan
Sistematika/format tersebut diatas adalah minimal, RS dapat menambah sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi. Contoh penambahan : ditambah
point untuk pembiayaan/anggaran.
C. Petunjuk Penulisan
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan program.
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapaprogram tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah tujuan secara
garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program tersebut. Karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara bisa dengan membentuk ti,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan program. Sasaran program menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik memenuhi “SMART” yaitu :
• Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan
cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
21
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik pula.
• Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan
apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan program) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan.
• Aggressive but Attainable : Apabila sasaran harus dijadikan standard
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung
target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran
“pengurangan kematian misalnya di IGD hanya sampai ketingkat tertentu”
namun “meniadakan kematian” merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.
• Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan hasil yang
ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain pasien sebesar 50 %
• Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek,
mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya kurang dari 1
tahun. Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan
lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat dicapai.
Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan kapasitas
rumah sakit, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik itu tidak hanya
akan meningkatkan program dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksanya. Sebaliknya
penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan melemahkan motivasi,
membunuh inisiatif dan menghambat daya inovasi para karyawan.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah
kegiatan program. Lama waktu tergantung rencana program tersebut dilaksanakan.
Untuk program tahunan maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun,
sedangkan untuk program 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadwal 5
tahun. jadwal dapat dibuat time tabel sebagai berikut :
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim x
2 Rapat Tim x x x x x x x x x x x
3 Dst
22
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal
kegiatan. jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan
dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang
harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara atau bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi
kegiatan
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan)
laporan harus diserahkan sera kepada siapa saja laporan tersebut harus ditujukan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh. Jadi
yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.
10. Pengabsahan / Penandatanganan
a. Tempat dan tanggal penetapan;
b. Tanda tangan, nama lengkap pembuat program beserta gelar, yang ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c. Tanda tangan, nama lengkap yang mengetahui dalam hal ini atasan langsung,
yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
d. Tanda tangan, nama lengkap pejabat yang menyetujui program, yang ditulis
dengan huruf kapital, dengan mencantumkan gelar.
Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum program tersebut
disahkan, program tersebut telah diteliti oleh pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi dalam hal ini atasan langsung sehingga dapat disahkan oleh pejabat yang
berwenang dalam hal ini Direktur.
23
CONTOH PROGRAM
1. Pendahuluan
..........................................................................................................................dsb Menjelaskan alasan mengapa
2. Latar belakang masalah yg ingin disampaikan
..........................................................................................................................dsb
3. Tujuan umum dan tujuan khusus Menjelaskan mengapa (why)
atau tujuan dari pembuatan
..........................................................................................................................dsb
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Menjelaskan apa (what)
..........................................................................................................................dsb kegiatan yg dilaksanakan,
5. Cara melaksanakan Kegiatan Menjelaskan bagaimana (how)
metode pelaksanaan & tahapan
..........................................................................................................................dsb kegiatan
6. Sasaran
..........................................................................................................................dsb Menjelaskan siapa (who)
sasaran kegiatan
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
..........................................................................................................................dsb
Waktu pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan (when) & matrik pelaksanaan
..........................................................................................................................dsb kegiatan (time table)
(Atasan langsung)
Nama terang
24
2) KERANGKA ACUAN
A. Pengertian
Kerangka acuan berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara
rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit kerja.
D. Petunjuk Penulisan
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan kerangka acuan.
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa kerangka acuan
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
25
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan kerangka acuan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya kerangka acuan tersebut. Karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara bisa dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran kerangka acuan adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah kegiatan
program. Lama waktu tergantung rencana kerangka acuan tersebut dilaksanakan. Untuk
program tahunan maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan
untuk program 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. jadwal
dapat dibuat time tabel.
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal
kegiatan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan
siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara atau
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan
ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan)
laporan harus diserahkan kepada siapa saja laporan tersebut harus ditujukan. Evaluasi
kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di
26
dalam kerangka acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan.
10. Pengabsahan / Penandatanganan :
a. Tempat dan tanggal penetapan;
b. Tanda tangan, nama lengkap pembuat kerangka acuan beserta gelar, yang ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c. Tanda tangan, nama lengkap yang mengetahui dalam hal ini atasan langsung, yang
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
d. Tanda tangan, nama lengkap pejabat yang menyetujui kerangka acuan, yang ditulis
dengan huruf kapital, dengan mencantumkan gelar.
Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum kerangka acuan tersebut
disahkan, kerangka acuan tersebut telah diteliti oleh pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi dalam hal ini atasan langsung sehingga dapat disahkan oleh pejabat yang
berwenang dalam hal ini Direktur.
27
CONTOH
FORMAT KERANGKA ACUAN
1. Pendahuluan
..........................................................................................................................dsb
2. Latar belakang
Menjelaskan alasan
..........................................................................................................................dsb mengapa masalah yg ingin
disampaikan
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
..........................................................................................................................dsb
Menjelaskan mengapa
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan (why) atau tujuan dari
..........................................................................................................................dsb pembuatan kerangka acuan
5. Cara melaksanakan Kegiatan
Menjelaskan apa (what)
..........................................................................................................................dsb kegiatan yg dilaksanakan
6. Sasaran
..........................................................................................................................dsb Menjelaskan bagaimana
(how) metode pelaksanaan &
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan tahapan kegiatan
..........................................................................................................................dsb
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Menjelaskan siapa (who)
sasaran
..........................................................................................................................dsb
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan
..........................................................................................................................dsb (when) & matrik
pelaksanaan kegiatan (time
table)
Nama tempat, tanggal , bulan dan tahun,
Pembuat Program, Mengetahui, Evaluasi pelaksana
kegiatan, penanggung jawab
(Atasan langsung)
Nama terang
28
3) NOTA DINAS
A. Pengertian
Nota dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan
tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau
penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa
catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dapat langsung
dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala nota dinas terdiri dari
a) Kop naskah dinas, yang berisi nama instansi/satuan organisasi ditulis secara
simetris di tengah atas;
b) kata nota dinas, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) kata nomor, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
d) singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti dengan tanda baca titik
dua;
e) kata dari, ditulis dengan huruf awal kapital;
f) kata hal, ditulis dengan huruf awal kapital;
g) kata tanggal, ditulis dengan huruf awal kapital.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup ditulis
secara singkat, padat, dan jelas.
3) Kaki
Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan, nama pejabat, dan tembusan (jika
perlu).
29
CONTOH
FORMAT NOTA DINAS
Penomoran yg
NOTA DINAS berurutan dalam satu
NOMOR : ..../..../..../....... tahun takwin
YTH :....................................................
DARI :....................................................
HAL : ...................................................
TANGGAL : ...................................................
...........................................................................................................................
............................................................................................................................................. Memuat laporan,
.................................................. pemberitahuan,
pernyataan atau
........................................................................................................................... permohonan yg berupa
............................................................................................................................................. catatan ringkas
..................................................
...........................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..................................................
Nama lengkap yg
Tanda Tangan ditulis dgn huruf awal
kapital, tidak dibubuhi
cap instansi
Nama Lengkap
Tembusan :
1. ..........................
2. .........................
3. ..........................
30
5) SURAT TUGAS
A. Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan
kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Tugas terdiri dari ;
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi, yang ditulis dengan huruf
awal kapital secara simetris;
b) kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.
d) Batang Tubuh
2) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari ;
a) Tempat dan tanggal surat tugas;
b) Nama jabatan pejabat yang menanda tangani, yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap awal unsurnya dengan, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c) Tanda tangan pejabat yang menugasi;
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas, yang ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya;
e) Cap dinas.
31
CONTOH
SURAT TUGAS
KOP SURAT
Penomoran yg berurutan
SURAT TUGAS dlmsatu tahun takwin
Nomor: B-13.In/ST/RSIM/DKT/2/2015
Nama
Daftar karyawan
Jabatan / NIK penerima tugas
Departemen/Unit Kerja
Nama Tugas
Memuat subtansi
Tujuan melaksanakan Tugas arahan yang ditugaskan
Tanggal / Pukul
Memuat hari,tempat
Jumlah hari yang diperlukan pelaksanaan tugas
Tempat
Nama dan Tanda tangan Pemberi Nama Kota,Tanggal, bulan tahun Nama kota sesuai alamat
Nama Jabatan, instansi dan tanggal
Tugas penandatanganan
Tembusan :
1. ...................................
2. ................................... Tembusan di tulis sesuai
3. ................................... jabatan yang di tuju.
32
6) SURAT UNDANGAN
A. Pengertian
Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada pegawai yang
tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti
rapat, upacara, dan pertemuan.
B. Kewenangan
Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,fungsi, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari;
a) Kop surat undangan;
b) Nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik di sebelah kiri di bawah kop surat undangan;
c) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan atas sejajar/sebaris
dengan nomor;
d) Kata Yth., ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan, dan alamat yang
dikirimi surat (jika diperlukan).
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari
a) Alinea pembuka;
b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, agenda dan materi;
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis dengan huruf awal
kapital, tanda tangan, dan nama pejabat ditulis dengan huruf awal kapital.
33
CONTOH
SURAT UNDANGAN
nama instansi dan alamat
KOP SURAT lengkap yang telah
dicetak
Nomor :..../...../..../..... Tempat,(Tgl bulan, tahun)
Lampiran : Tempat dan tanggal
Hal : pembuatan surat
........................(Alenia Penutup).......................................................................................
..............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Nama Lengkap
Tembusan di tulis sesuai
jabatan yang di tuju.
Tembusan :
1. .................................
2. .................................
3. .................................
CONTOH
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
NO NAMA BAGIAN
Nama Jabatan,
NAMA LENGKAP
34
7) SURAT PENGUMUMAN
A. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan kepada
semua pejabat/pegawai dalam instansi atau perseorangan dan golongan di dalam atau di
luar instansi.
B. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang mengumumkan atau pejabat
lain yang ditunjuk.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari
a) Kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
b) Tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo instansi, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris dan nomor pengumuman dicantumkan di
bawahnya;
c) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
d) Rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris
di bawah tentang;
2) Batang Tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
a) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman ;
c) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak;
3) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari
a) Tempat dan tanggal penetapan;
b) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf awal kapital,
diakhiri dengan tanda baca koma;
c) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) Nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapital dan
disertai gelar;
e) Cap dinas;
4) Hal Yang Perlu Diperhatikan
a) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada
kelompok/golongan tertentu.
b) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat tata cara
pelaksanaan teknis suatu peraturan.
35
CONTOH
SURAT PENGUMUMAN
NAMA INSTANSI Nama dan alamat
………………………………………………………………. instansi yang telah
JALAN ……………………..………………………………………… dicetak
TELEPON ………………...FAKSIMILE………………
Penomoran yg berurutan
PENGUMUMAN dalam satu tahun takwim
NOMOR …/…/…/…/…
Judul Pengumuman yg
TENTANG ditulis dengan huruf
…………………….. kapital
………………………………………………………….…………………
….……………………………………………………………………….……………… Memuat alasan, peraturan
…….… yang menjadi dasar, dan
………………………………………….…………………….… Pembertahuan tentang hal
…………………………………………………………….…………………….……… tertentu yang dianggap
……………………………………………………………….…………………….… mendesak
………………………………………….…………………….…
………………………………………………………….…………………….…………
………………………………….…………………….…
Kota sesuai dengan alamat
instansi dan tanggal
Dikeluarkan di ………………….. penandatanganan
pada tanggal ……………………..
NAMA JABATAN,
Nama jabatan dan nama
Tanda Tangan dan Cap Instansi lengkap yang ditulis
dengan huruf kapital
NAMA LENGKAP
36
8) SURAT KETERANGAN
A. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau seseorang untuk
kepentingan kedinasan.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari ;
a) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan secara
simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul surat keterangan;
c) Nomor surat keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang menerangkan dan
pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, tahun, nama
jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat yang membuat surat keterangan tersebut.
Posisi bagian kaki terletak bagian kanan bawah.
37
CONTOH
SURAT KETERANGAN
NAMA INSTANSI
logo dan nama instansi
....................................................................................
yang telah dicetak
JALAN.......................................................
TELEPON.................FAKSIMILE......................
Bangil,.............................
PEJABAT PEMBUAT KETERANGAN Kota seusai dengan alamat
instansi dan tanggal
Tanda Tangan dan Cap Instansi penandatanganan
NAMA LENGKAP
38
9) MEMORANDUM
A. Pengertian
Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah,
menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala memorandum terdiri dari :
a) Kop naskah dinas, yang berisi nama instansi/satuan organisasi ditulis secara
simetris di tengah atas;
b) Kata memorandum, ditulis di tengah dengan huruf kapital;
c) Kata nomor, ditulis di bawah kata memorandum dengan huruf kapital;
d) Singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital;
e) Kata dari, ditulis dengan huruf awal kapital;
f) Kata hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
g) Kata tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup
yang singkat, padat, dan jelas. Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan
nama pejabat serta tembusan jika diperlukan.
39
CONTOH
MEMORANDUM
Nama dan alamat rumah
KOP SURAT sakit yg telah dicetak
MEMORANDUM Penomoran yg
NOMOR : ..../...../....../.......... berurutan dalam satu
tahun takwin
Yth :
Dari :
Hal :
Tanggal :
...........................................................................................................................
...................................................................................................
Nama Lengkap
Tembusan :
1. ...........................
2. ..........................
40
10) NOTULEN & DAFTAR HADIR
A. Pengertian
Notulen adalah sebuah catatan tentang perjalanan suatu kegiatan baik rapat, seminar,
diskusi atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara yang ditulis oleh seorang
notulis, yang akan dilaporkan oleh ketua kegiatan dan akan dipertanggung jawabkan
suatu saat pada seluruh anggota atau peserta acara.
Notulen adalah naskah dinas yang membuat catatan halannya acara (kegiatan) mulai dari
pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan keputusan serta
penutupan.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari ;
a) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan secara simetris
dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul notulensi;
c) Jadwal notulensi.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh notulen memuat pokok bahasan acara/kegiatan beserta tindak
lanjut atau hasil keputusan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat
yang membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak bagian kanan
bawah.
4) Penandatanganan
Penandatanganan merupakan kumpulan tanda tangan orang-orang yang dianggap
penting terhadap pertanggung jabawan acara yang dilaksanakan.
41
CONTOH
FORMAT DAFTAR HADIR NOTULEN
DAFTAR HADIR
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
CONTOH
FORMAT NOTULEN
42
11) SURAT PANGGILAN
A. Pengertian
Sebuah bentuk surat yang isinya berupa sebuah panggilan terhadap seseorang, lembaga,
instansi untuk berkenan hadir ke tempat dan waktu yang telah ditetapkan dalam surat.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari ;
a) Kop surat
b) Tulisan “Surat Panggilan” berada di tengah dan bercetak tebal;
c) Nomor diketik di bawah tulisan surat panggilan;
d) Hal, diketik di sebelah kiri di bawah kop surat panggilan;
i. Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan atas sejajar/sebaris
dengan hal;
ii. Kata Yth., ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan, dan alamat yang
dikirimi surat (jika diperlukan);
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat panggilan terdiri dari
a) Alinea pembuka;
b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, acara, dan pakaian;
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis dengan huruf awal kapital,
tanda tangan, dan nama pejabat ditulis dengan huruf awal kapital.
43
CONTOH
SURAT PANGGILAN
KOP SURAT Kop surat
SURAT PANGGILAN
NOMOR....................... Hal, Tempat dan tanggal
pembuatan surat
Hal : Tempat,(Tgl bulan tahun)
Nama Jabatan,
Nama jabatan dan nama
(Tanda tangan dan Cap Instansi) lengkap yang
ditulis dengan huruf awal
kapital
Nama Lengkap
Tembusan :
1. .................................
2. .................................
3. .................................
44
12) DISPOSISI
A. Pengertian
Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan naskah dinas
korespondensi, ditulis secara jelas pada lembar disposisi, tidak pada naskah asli. Lembar
Disposisi merupakan satu kesatuan dengan naskah dinas yang bersangkutan.
C. Susunan
1) Kaki
a) Kop RSI Masyithoh
b) Tulisan “Lembar Disposisi” yang bercetak tebal;
c) Nomor agenda / registrasi;
d) Tanggal penerimaan;
e) Tingkat keamanan dengan kode SR : Sangat Rahasia, R : Rahasia, B : Biasa;
f) Tanggal penyelesaian;
g) Tanggal dan nomor surat;
h) Dari;
i) Ringkasan hal;
j) Lampiran;
2) Batang Tubuh
a) Isi disposisi dalam bentuk uraian secara jelas;
b) Diteruskan kepada; tujuan penerima tugas atau yang berhak menerima salinan
disposisi sesuai dengan isi disposisi.
c) Paraf; berisi paraf penerima penerima tugas atau yang berhak menerima salinan
disposisi sesuai dengan isi disposisi sebagai bukti penerimaan.
45
CONTOH
LEMBAR DISPOSISI
LEMBAR DISPOSISI
Nomor Agenda/Registrasi : Tkt. Keamanan : SR/R/B
Tanggal Penerimaan : Tanggal Penyelesaian :
46
13) LAPORAN
A. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan/kejadian.
C. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan
diletakkan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang-tubuh laporan terdiri dari :
a) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan serta ruang
lingkup dan sistematika laporan;
b) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang
mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal
lain yang perlu dilaporkan;
c) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
d) Penutup, merupakan akhir laporan.
3) Kaki
Kaki Bagian kaki laporan terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan;
b) Tanda tangan, nama lengkap pembuat laporan beserta gelar, yang ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c) Tanda tangan, nama lengkap yang mengetahui dalam hal ini atasan langsung,
yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
d) Tanda tangan, nama lengkap pejabat yang menyetujui kerangka acuan, yang
ditulis dengan huruf kapital, dengan mencantumkan gelar.
Pengabsahan / Penandatanganan
Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum laporan tersebut
disahkan, laporan tersebut telah diteliti oleh pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi dalam hal ini atasan langsung sehingga dapat disahkan oleh pejabat yang
berwenang dalam hal ini Direktur.
Pada pengesahan laporan tertentu seperti laporan tim mutu harus di sertakan tanda
tangan pemilik rumah sakit.
47
CONTOH
LAPORAN
LAPORAN TENTANG
.............................................
A. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
(Atasan langsung)
Menyetujui,
Direktur RSI Masyithoh, Ketua YKMNU
48
14) SERTIFIKAT
A. Pengertian Sertifikat adalah surat penghargaan atau surat keterangan tertulis yang
tercetak dan dikeluarkan oleh instansi dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
sebagai bukti telah mengikuti suatu kegiatan atau telah memenuhi
standar/prosedur/syarat yang ditetapkan.
B. Wewenang Penandatanganan Sertifikat ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.
C. Sertifikat harus mencantumkan kriteria sertifikat serta waktu lamanya pelatihan dan tata
naskah dinas untuk sertifikat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
CONTOH
SERTIFIKAT
(TAMPAK DEPAN)
(TAMPAK BELAKANG)
Judul Sertifikat
Materi pelatihan
dan jumlah jam
49
BAB III
TATA CARA PENOMORAN & SINGKATAN NASKAH DINAS
50
Kode Klarifikasi Arsip :
1 Surat Keputusan SK
2 Surat Undangan SU
3 Surat Edaran SE
4 Surat Tugas ST
5 Surat Peringatan SP
6 Surat Pernyataan SPer
7 Surat Keterangan SKet
8 Surat Pemberitahuan SPem
9 Surat Pengantar SPeng
10 Memorandum Memo
11 Nota Dinas ND
12 Perjanjian Kerjasama PKS
13 Berita Acara BA
51
KODE BAGIAN KODE UNIT
1. IGD
2. OK
B 3. Poli Rawat Jalan
Keperawatan 4. Ruang Rawat Inap
5. HCU
1. Front Office
2. Rekam Medik
3. Laboratorium
C 4. Radiologi
Penunjang Medis 5. Farmasi
6. Instalasi Gizi
7. Loundry
8. Driver
1. Personalia
2. Sekretaris Direktur
3. Kesekretariatan
4. Sarana & Prasarana
5. Diklat
6. Akutansi
7. Keuangan
D 8. Informasi Teknologi
Adminitrasi Umum 9. Logistik Umum
10. Logistik Medis
11. MPP
12. Purchasing
13. Security
14. Parkir
15. Cleaning Service
52
E. Singkatan Yang Berlaku Di RSI Masyithoh
Daftar singkatan RSI Masyithoh
A/T/H Aterm/Tunggal/Hidup
Abooo Abortus,KET,Mola
Abd Abdomen
ADL Activity Daily Living
AFI Acute Febris Iliness
amp Ampul
ANC Ante Natal Care
AP/Lat Anteroposteror/Lateral
APB Ante Partum Bleeding
AUB Abnormal Uterine Bleeding
A-S Apgar Score
53
CHF Cronic Heart Failure
CKD Chronic Kidney Disease
CKMB Ceratine Kinase Myocardial Band
CM Compos Mentis
COB Cidera Otak Berat
COPD Cronic Obstructive Pulmunal Disease
COR Cidera Otak Ringan
COS Cidera Otak Sedang
CPD Cephalo Pelvic Disproportion
Ct Scan Computerized Tomography Scan
CVA Cerebro Vaskular Accident
D Dextra
D
DADRS
D Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
DBD Demam Berdarah Dengue
Dbn Dalam Batas Normal
DJJ Detak Jantung Janin
DL Darah Lengkap
DM Diabetes Melitus
DOA Death On Arrival
DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien
DUB Disfungsional Uteri Bleeding
Dx Diagnosa
D&C Dilatation and Curettage
ECG Elektrocardiogram
Eff Efficement
54
H I, H II, H III, H IV Hodge I, Hodge II, Hodge III, Hodge IV
HDL High Desity Lipoprotein
HEG Hyperemisis Gravidarum
HF Hearth Failure
HGB Hemoglobin
HHF Hipertensi Hearth Failure
HIL Hernia Inguinalis Lateralis
HMC Home Mother Care
HNP Hernia Nukleus Pulposus
HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
HPL Hari Perkiraan Lahir
HPP Haemoragic Post Partum
HSVB High Social Value Baby
HT Hipertensi
HTC Hematocrit
IC Intra Cutan
ICH Intra Cranial Hematom
IM Intra Muscular
IMD Inisiasi Menyusui Dini
IMT Indeks Massa Tubuh
Inf Infus
Inj Injeksi
IV Intra Vena
IVP Intravenous Pyelography
K/ Klien
KBE Kompresi Bimanual Eksterna
KBI Kompresi Bimanual Interna
KE Kehamilan Ektopik
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
KIFA Kala I Fase Aktif
kg Kilogram
Klg Keluarga
KP Kock Pulmonum
KPD Ketuban Pecah Dini
KU Keadaan Umum
Lab Laborat
LAC Long Arm Cast
LBP Low Back Pain
LDL Low Desity Lipoprotein
LED Laju Endap Darah
LetKep Letak Kepala
Let Lin Letak Lintang
Letsu Letak Sungsang
LILA Lingkar Lengan Atas
LK Lingkar Kepala
55
LSCS Lower Segment Caesarian Section
Lym Limposit
N Nadi
No. Reg Nomor Register
No. RM Nomor Rekam Medis
PP Perawat Pelaksana
PA Patologi Anatomi
PAP Pintu Atas Panggul
PB Panjang Badan
PCT Paracetamol
PCV Packed Cell Volume
PD/T/H PostDate/Tunggal/Hidup
PEB Pre Eklamsia Berat
PER Pre Eklamsia Ringan
PII Partus Imaturus Iminens
PPj Perawat Penanggungjawab
PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis
PPI Partus Prematurus Iminens
PRM Premature Ruptur Membran
PPROM Preterm Prematur Ruptur Membrane
PLT Platelet
PNC Post Natal Care
PTS Primi Tua Sekunder
PN Partus Normal
PUKA/ PunggungKanan/PunggungKiri
PUKI
PTS Primi Tua Sekunder
Px Pasien
R/ Resep
RBC Red Blood Cell
RC Respiratory Congestion
56
RDW Red Cell Distribution
RG Rendah Garam
Ro Rontgen
RR Respirase Rate
RS Rumah Sakit
RT Rectal Tauche
SD Sinistra
Sat
D 02 Saturasi Oksigen
SAC Short Arm Cast
Sc Subcutan
SPO2 Saturasi O2
Syr Syrup
S Suhu
T Tensi
TB Tinggi Badan
TBC Tuberculosis
TBJ Taksiran Berat Janin
TFU Tinggi Fundus Uteri
TF Typhoid Fever
THT Telinga Hidung Tenggorokan
TIA Transient Ischemic Attack
TIK Tekanan Intra Kranial
TKTP Tinggi Kalori Tinggi Ptotein
TTD Tertanda/Tanda Tangan
TTH Tension Time Heading
TTV Tanda-Tanda Vital
Tu Tumor
Tx Therapi
UC Uterus Contraction
UK Umur Kehamilan
USG Ultrasonografi
57
BAB IV
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Penyusunan naskah dinas memperhatikan prinsip:
1. Kejelasan berarti harus memperhatikan aspek fisik dan materi.
2. Ketelitian berarti harus sesuai dengan bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur dan
kaidah bahasa.
3. Tepat dan akurat berarti yang dikemukakan dalam naskah dinas adalah fakta yang benar.
4. Singkat dan padat, berarti harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal, efektif,
singkat dan lengkap.
5. Logis dan meyakinkan berarti naskah yang disusun harus runtut dalam penuangan
gagasan ke dalam naskah dinas dan dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan
sehingga mudah dipahami oleh penerima naskah dinas.
6. Pembakuan naskah sesuai dengan peraturan berarti naskah yang disusun harus mengikuti
aturan yang berlaku.
B. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka dan dicantumkan
secara simetris di pojok kanan bawah, kecuali halaman pertama naskah dinas yang
menggunakan kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman. Dengan
menggunakan huruf Time New Roman ukuran 11.
D. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12. Sedangkan
untuk huruf dalam tabel menggunakan ukuran 11 dengan spasi 1,15.
58
E. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan angka. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman
sebelumnya.
F. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh sekretariat dan digunakan sebagai
pedoman pendistribusian naskah. Setiap distribusi menunjukkan pejabat yang berhak
menerima naskah.
G. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar acuan atau dasar
penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagai berikut ;
1. Naskah dinas yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Edaran, dan Pengumuman,
rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.
2. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis pada alinea
pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan. Dalam hal lebih dari satu
naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis.
3. Dalam hal Surat Dinas memerlukan Rujukan, naskah Rujukan ditulis pada alinea pembuka,
diikuti substansi materi surat yang bersangkutan rujukan lebih dari satu naskah, Rujukan
itu harus ditulis secara kronologis.
4. Cara menulis Rujukan adalah sebagai berikut.
a. Rujukan Berupa Naskah
Penulisan Rujukan berupa naskah mencakupi informasi singkat tentang naskah yang
menjadi rujukan, dengan urutan: jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah
dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan, dan subjek naskah dinas.
b. Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan Rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi singkat tentang Surat Dinas
yang menjadi Rujukan, dengan urutan sebagai berikut: jenis surat, jabatan
penandatangan, nomor surat, tanggal penandatanganan surat, dan hal.
c. Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronik
Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronik (surat yang dikirimkan melalui sarana
elektronik) diatur tersendiri.
59
1. Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat terakhir.
2. Nama jabatan diletakkan pada baris pertama tidak disingkat.
3. Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat paragraf.
4. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur, ditulis dengan
huruf kapital.
5. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah + 3 cm, sedangkan untuk tepi
kiri disesuaikan dengan baris terpanjang. Berikut: jenis naskah dinas, jabatan
penandatangan naskah dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan, dan subjek naskah
dinas.
6. Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan Rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi singkat tentang Surat Dinas
yang menjadi Rujukan, dengan urutan sebagai berikut : jenis surat, jabatan penandatangan,
nomor surat, tanggal penandatanganan surat, dan hal.
7. Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronik Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronik
(surat yang dikirimkan melalui sarana elektronik) diatur tersendiri.
J. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat, dan menguraikan maksud,
tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan kalimat dalam
60
susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata
Bahasa Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan di dalam
naskah dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan peruandang-
undangan.
M. Sampul
Sampul surat adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat keluar
instansi. Ukuran, bentuk, dan warna sampul yang digunakan untuk surat-menyurat di
lingkungan RSI Masyithoh disesuaikan dengan mempertimbangkan efisiensi.
1. Warna dan Kualitas
Sampul Naskah Dinas menggunakan kertas tahan lama (bond) berwarna putih atau hijau
muda dengan kualitas sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran dan berat naskah
atau surat dinas yang dikirimkan.
2. Penulisan Alamat Pengirim dan Tujuan
Pada Sampul Surat harus dicantumkan alamat pengirim dan alamat tujuan. Alamat
pengirim dicetak pada bagian atas dengan susunan dan bentuk huruf yang sama dengan
61
yang dicetak pada kepala surat, yaitu logo instansi, nama instansi/jabatan, alinea pertama
alamat tujuan mulai dicetak atau ditulis pada bagian sampul kanan bawah.
Contoh Sampul Tata Naskah :
N. Pembubuhan Paraf
Naskah akhir (net) terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh pejabat setingkat di bawah pejabat
penanda tangan di akhir nama jabatan. Selanjutnya pejabat dua tingkat di bawah pejabat
penandatangan memberikan paraf di awal nama jabatan. Naskah akhir (net) Naskah dinas
dibuat menjadi dua rangkap, dengan pembubuhan paraf ditempatkan pada lembar naskah
dinas pertama.
Contoh:
Direktur,
O. Warna Tinta
Warna Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkan untuk warna
tinta yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda tangan berwarna hitam.
62
BAB V
PEJABAT PENANDA TANGAN NASKAH DINAS
A. Pengertian
merupakan tempat pada bagian kaki naskah dinas yang memuat nama jabatan (misalnya,
Direktur, manager, supervisor, kepala instalasi, dll) yang dirangkaikan dengan nama instansi.
C. Penyusunan Konsep
Penyusunan konsep setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan
penyusunan konsep yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Konsep naskah dinas disusun/disiapkan oleh pejabat dengan menggunakan persetujuan
konsep.
2) Setiap persetujuan konsep yang diajukan kepada pimpinan wajib terlebih dahulu diteliti
oleh pejabat tata usaha mengenai:
i. Redaksi, sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar; dan
ii. Bentuk, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. Persetujuan Konsep
Persetujuan Konsep Dalam persetujuan konsep harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Apabila isi naskah dinas dan lampirannya menyangkut lebih dari satu unit kerja,
persetujuan konsep tersebut harus terlebih dahulu diedarkan dan disetujui oleh pejabat-
pejabat secara hierarki dari unit terkait.
2) Persetujuan konsep naskah dinas yang akan ditandatangani oleh Direktur, terlebih dahulu
diajukan dan disetujui oleh Wakil Direktur terkait dan Ketua Tim Mutu.
3) Persetujuan konsep naskah dinas seperti Pedoman Pelayanan Unit & Pengorganisasian,
Panduan unit, SPO harus terlebih dahulu diedarkan dan disetujui oleh pejabat secara
hierarki dari pejabat diunitnya hingga level manager terkait.
4) Konsep naskah dinas yang menyangkut seluruh rumah sakit maka persetujuan konsep
naskah dinas harus diedarkan terlebih dahulu dan disetujui oleh pejabat terkait dari
pejabat dua tingkat dibawah direktur.
5) Seluruh konsep naskah dinas dan lampirannya berupa regulasi atau pengaturan harus
melalui persetujuan konsep Ketua Tim Mutu RSI Masyithoh.
63
6) Sebagai tanda persetujuan konsep tersebut, pejabat yang berwenang menandatangani
naskah dinas, wajib membubuhkan paraf dan tanggal pada lembar persetujuan konsep
naskah dinas.
7) Susunan
Seluruh dokumen rumah sakit di RSI Masyithoh harus melalui persetujuan konsep
sebagai bukti bahwa dokumen tersebut telah ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang.
Dengan menggunakan ukuran huruf 12 dan spasi 1. Yang urutan sebagai berikut :
a. Tindakan
Disiapkan, Diperiksa 1, Diperiksa 2, Disetujui
b. Nama pemegang jabatan
c. Jabatan sesuai dengan pejabat persetujuan konsep
Misal : Unit, Ketua Mutu, Wakil Direktur, Direktur
d. Tanggal pada saat memberikan persetujuan konsep
e. Tanda Tangan
BAB IX
PENUTUP
...........................................................................
..............................................
Dan seterusnya
NAMA JABATAN,
NAMA LENGKAP
64
BAB VI
PENGENDALIAN NASKAH DINAS
Pengaturan tentang pengendalian naskah dinas merupakan tahapan lanjutan dari penciptaan naskah
dinas. Pengendalian naskah dinas harus diikuti dengan tindakan yang meliputi tahapan sebagai
berikut:
C. Penggandaan
1) Penggandaan naskah dinas adalah kegiatan memperbanyak naskah dinas dengan sarana
penggandaan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
2) Penggandaan naskah dinas dilakukan setelah naskah dinas keluar ditandatangani oleh
pejabat yang berhak.
3) Penggandaan naskah dinas keluar yang kategori klasifikasi keamanannya sangat rahasia,
rahasia, dan terbatas harus diawasi secara ketat.
4) Dokumen Master
a) Dokumen yang diarsipkan oleh kesekretariatan.
b) Tanda tangan asli tanpa di stempel basah.
5) Dokumen Terkendali
a) Dokumen yang diberikan dan diarsip oleh unit terkait.
b) Dokumen master yang di fotocopy kemudian di stempel basah RSI Masyithoh
kemudian di stempel khusus dengan tulisan “TERKENDALI”.
6) Dokumen Tidak Terkendali
a) Dokumen yang diberikan dan diarsip oleh unit yang tidak terkait.
b) Dokumen terkendali yang di fotocopy tanpa menggunakan stempel basah RSI
Masyithoh kemudian di stempel khusus dengan tulisan “TIDAK TERKENDALI”.
66
7) Dokumen Kadaluarsa
a) Dokumen master yang sudah di revisi atau sudah tidak berlaku lagi di stempel khusus
dengan tulisan “KADALUARSA”.
b) Dokumen kadaluarsa disimpan sampai masa pemusnahan dokumen yaitu 2 tahun.
A. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan menyalurkan surat-surat, dokumen dan berkas agar pelayanan
dapat berjalan dengan baik. Pendistribusian yang dilakukan harus tepat tempat, tepat sasaran,
tepat administrasi, tepat waktu, serta tepat dokumen distribusinya dan dalam hal
pendistribusian menggunakan buku ekspedisi.
67
BAB VII
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan dapat menunjukkan
naskah dinas mana yang diadakan perubahan,pencabutan, pembatalan, dan/atau ralat tersebut.
1. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah. Perubahan dinyatakan dengan
Lembar Perubahan
2. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak pencabutan ditetapkan.
Pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan naskah dinas baru.
3. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku mulai saat naskah dinas
ditetapkan. Pembatalan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan naskah dinas yang baru.
4. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah pengetikan atau salah cetak
sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya.
68
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Islam Masyithoh ini merupakan acuan bagi RSI
Masyithoh Bangil dalam menyusun petunjuk pelaksanaan tata naskah dinas sesuai dengan
keperluan masing-masing.
69