Anda di halaman 1dari 58

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH BULA KABUPATEN


SERAM BAGIAN TIMUR
NOMOR : 23 TAHUN 2022
TANGGAL : 14 JUNI 2022
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH BULA

Pedoman Tata Naskah


Rumah Sakit Umum Daerah Bula

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan Rumah Sakit Umum Daerah Bula merupakan pengaturan tentang
cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan
Ruang lingkup tata naskah umum meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga,
singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. Tata naskah dinas
sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara lain, pengaturan
tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan logo dan stempel dinas,
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas
korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan peraturan,
ketentuan, produk hukum, dan ralat.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Bula dimaksudkan sebagai
acuan penyelenggaraan tata naskah.

1
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Bula bertujuan
menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien.

C. Sasaran
Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah:
1. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata
naskah di rumah sakit umum daerah bula;
2. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dengan unsur lainnya
dalam lingkup administrasi umum;
3. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
4. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah;
5. Berkurangnya tumpang - tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah
dinas.

D. Asas
Pedoman Tata Naskah di Rumah Sakit Umum Daerah Bula ini disusun berdasarkan
asas sebagai berikut:
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam
penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi,
serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan.
3. Pertanggung jawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggung jawabkan dari segi isi,
format, SPO, kewenangan, dan keabsahan
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu kesatuan
sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat

2
sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian
kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.

E. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal-hal berikut:
1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata
naskah, penamaan lembaga atau unit, singkatan dan akronim, kearsipan, serta
tata ruang perkantoran.
2. Naskah adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Bula dalam rangka penyelenggaraan tugas dan pelayanan
Rumah Sakit.
3. Tata naskah adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
distribusi dan penyimpanan naskah, serta media yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan logo dan stempel dinas.
5. Penanda tangan naskah adalah pejabat yang menandatangani naskah sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya.
6. Unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah bagian, bidang,
subbagian, seksi, urusan, instalasi, komite dan satuan atau panitia setingkat
komite.
7. Logo adalah gambar dan/atau huruf sebagai identitas Rumah Sakit Umum
Daerah Bula.
8. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
9. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pejabat
kepada pejabat atau pejabat dibawahnya.
10. Instruksi adalah naskah dinas yang berisikan perintah dari pimpinan kepada
bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas.
11. Paraf adalah tanda tangan singkat.

3
12. Standar Prosedur Operasional selanjutnya disebut SPO.

BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

Jenis naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan naskah
dinas pengaturan. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Naskah Dinas Arahan


Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau
kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomi dan dilaksanakan dalam
penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap unit yang berupa produk hukum yang
bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.

B. Naskah Dinas Pengaturan


Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan, pedoman, petunjuk
pelaksanaan/panduan, Program, SPO.

C. Peraturan Rumah Sakit


1. Pengertian
Peraturan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat
pengaturan.Jenis dan tata urutan peraturan di Rumah Sakit Umum Daerah Bula :
a. Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia;
b. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws);
c. Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Bula;
d. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula.
e. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui SPO yang ditetapkan dalam
peraturan perundang- undangan.
f. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Umum Daerah
Bula adalah aturan dasar yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur yang

4
mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur yang mengatur
agar tata kelola rumah sakit yang baik, melalui pengaturan hubungan antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai pemilik.

2. Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah kebijakan Rumah Sakit
Umum Daerah Bula yang bersifat pengaturan hal-hal strategis atau bersifat garis
besar yang ditetapkan oleh Direktur dengan persetujuan Pemerintah Daerah
Kabupaten Seram Bagian Timur untuk menjalankan peraturan perundang-
undangan dan peraturan internal Rumah Sakit Umum Daerah Bula sebagaimana
mestinya, meliputi Kebijakan.

3. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Bula yang bersifat pengaturan yang ditetapkan oleh
Direktur sebagai pelaksanaan peraturan yang lebih tinggi sebagaimana mestinya
dan bersifat mengikat di Rumah Sakit Umum Daerah Bula, meliputi Pedoman,
Panduan, Program dan SPO.

4. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan


a. Pejabat yang berwenang membentuk,
b. menetapkan dan menandatangani Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws) Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Seram Bagian Timur berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya;
c. Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani peraturan rumah
sakit adalah Direktur dengan persetujuan Pemerintah Daerah Kabupaten
Seram Bagian Timur berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya;
d. Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Peraturan
Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula berdasarkan
lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya;
e. Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani SPO adalah
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula.

5
5. Susunan
1. Kepala
Bagian kepala Peraturan terdiri dari:
a. Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit Umum
Daerah Bula, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
b. Kata Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Bula, yang ditulis dengan
huruf awal kapital secara simetris;
c. Nomor Peraturan, yang ditulis dengan huruf awal kapital secara
simetris;
d. Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
e. Judul Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital;
f. Kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula (nama jabatan yang
menetapkan Peraturan) yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca koma.

2. Konsiderans
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari :
a. Kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan /tujuan
/kepentingan /pertimbangan tentang perlu ditetapkannya Peraturan
tersebut. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda baca titik dua (dan diletakkan dibagian kiri);
b. kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-
undangan sebagai dasar pengeluaran Peraturan. Peraturan perundang –
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi Konsiderans Mengingat
diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.

3. Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut:
a. Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis simetris di
tengah margin, seluruhnya dengan huruf kapital, dan diikuti kata
menetapkan di tepi kiri sejajar kebawah dengan kata menimbang dan

6
mengingat yang ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua;
b. Nama peraturan sesuai dengan judul, seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik;
c. Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata
menetapkan:

4. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang diuraikan dalam pasal-
pasal.

5. Kaki
Bagian kaki Keputusan terdiri dari
a. Tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
b. Jabatan pejabat yang menetapkan, yang di tulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
c. Tanda tangan Kepala Rumah Sakit sebagai pejabat yang menetapkan
peraturan dan stempel Rumah Sakit Umum Daerah Bula;
d. Nama lengkap pejabat yang menandatangani Keputusan, yang ditulis
dengan huruf awal kapital, dengan mencantumkan gelar.

6. Penandatanganan
Peraturan ditandatangani oleh Plt Kepala RSUD Bula.

7. Pengabsahan Penandatanganan
a. Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu Keputusan telah dicatat dan diteliti
sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang
hukum atau administrasi umum atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
substansi Keputusan.
b. Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah,
yang terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda
tangan, nama pejabat penanda tangan, dan dibubuhi nama jabatan dan nama

7
lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.

8. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.

9. Hal yang Perlu Diperhatikan


Pengertian, kewenangan, format, dan tata cara penulisan keputusan yang bersifat
pengaturan disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

8
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

KEPUTUSAN Plt KEPALA RSUD BULA


KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
NOMOR : …. TAHUN ….

TENTANG

Plt KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BULA,

Menimbang : a. Bahwa
b. Bahwa

Mengingat : 1. UU
2. Peraturan
3. Keputusan

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : …………………

KEDUA : ............................

KETIGA : …........................

DST………..

Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ..........................

Plt Kepala RSUD Bula


Kabupaten Seram Bagian Timur

Ttd dan stempel Instansi

Nama Lengkap, Gelar


Nip

9
A. KEBIJAKAN

Kebijakan rumah sakit adalah penetapan rumah sakit pada tataran strategis atau
bersifat garis besar yang mengikat.
Karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan kebijakan tersebut
perlu disusun pedoman/ panduan, program dan SPO sehingga ada kejelasan
langkah – langkah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Kebijakan ditetapkan dengan peraturan rumah sakit. Kebijakan dapat dituangkan
dalam pasal – pasal di dalam peraturan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan.
Contoh format dokumen untuk kebijakan adalah format peraturan rumah sakit
sebagai berikut :

1. Kepala
Bagian kepala Peraturan terdiri dari:
a. kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
b. kata Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Bula, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
c. nomor Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
d. kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;
e. judul Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital;
f. kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula (nama jabatan yang
menetapkan Peraturan) yang ditulis dengan huruf kapital.

2. Konsiderans
a) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok – pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan.
Huruf awal kata menimbang diawali dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (dan diletakkan di bagian kiri)
b) Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsiderans

10
mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.

B. PEDOMAN DAN PANDUAN

1. Pengertian
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah sebagaimana
sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi
dasar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan. Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan
panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar pedoman dan panduan dapat
diimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui
SPO.
Setiap pedoman dan panduan harus dilengkapi dengan peraturan Kepala
Rumah Sakit untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut. Bila Kepala RS
diganti, peraturan Kepala RS untuk pemberlakuan pedoman / panduan RS
tersebut tidak perlu diganti.
Peraturan Kepala RS diganti bila memang ada perubahan dalam
pedoman/panduan tersebut.
Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat pedoman/panduan wajib
mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan tersebut.

2. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan


Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan
pengabsahannya ditetapkan dengan peraturan Kepala RS. Pejabat yang
berwenang menetapkan dan menandatangani Pedoman adalah Kepala Rumah
Sakit Umum Daerah Bula.

3. Susunan
1. Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan ditulis di atas kertas

11
dengan menggunakan logo dan nama Rumah Sakit Umum Daerah Bula
yang diletakkan disisi kanan kertas bagian atas, serta dicantumkan tulisan
lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama pedoman dengan
menggunakan huruf depan kapital dengan ukuran huruf 9.

2. Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
a. Tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan dicantumkan
di tengah atas;
b. Diktum
 Diktum Memutuskan ditulis simetris ditengah, seluruhnya dengan
huruf capital, serta diletakkan di tengah margin;
 Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan kebawah dengan kata menimbang dan mengingat,
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf capital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua;
 Nama peraturan sesuai dengan judul, seluruhnya ditulis dengan
huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik.

3. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat semua subtansi peraturan yang dirumuskan dalam
diktum–diktum, misalnya :
a. Pasal 1,Pasal 2 dan seterusnya
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya.
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan.

4. Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir subtansi peraturan yang memuat
penanda tangan penetapan peraturan, perundangan, peraturan yang terdiri
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan

12
nama lengkap pejabat yang menandatangani.
a. Penandatanganan
Peraturan RS ditandatangani oleh Kepala RS.
b. Lampiran peraturan
 Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan.
 Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala RS.
 rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan huruf
kapital.

5. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari :
a. pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
asas, ruang lingkup, dan pengertian umum;
b. materi pedoman;
c. penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran
lebih lanjut.

6. Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari :
a. Kepala RS atau jabatan yang menandatangani, yang ditulis dalam huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
b. tanda tangan;
c. nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital, dengan
mencantumkan gelar.
d. Pedoman Pengorganisasian dan Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Setiap unit kerja ( Satuan Organisasi ) di Rumah Sakit Umum Daerah
Bula wajib mempunyai Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja dan
Pedoman Pelayanan Unit Kerja.

13
 Contoh Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Peraturan Kepala RS
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi,Misi,Falsafah,Nilai danTujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan / Rapat
BAB XI Pelaporan :
- Laporan Harian
- Laporan Bulanan
- Laporan Tahunan
BAB XII Penilaian Kinerja dan Evaluasi

14
 Contoh Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Peraturan Kepala RS
KataPengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

15
 Contoh Format Pedoman Pelayanan RS

Peraturan Kepala RS
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

16
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA RS


NO. …………………………………..
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN ………
……….
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BULA

BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan / rapat
BAB XI Pelaporan
 Laporan Harian
 Laporan Bulanan
 Laporan Tahunan
BAB XII Penilaian Kinerja dan Evaluasi

Ditetapkan di ...........................
Pada tanggal ..........................

Plt Kepala RSUD Bula

Ttd dan stempel Instansi


Nama Lengkap, Gelar dan Nip

17
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA RS


NO. …………………………………..
TENTANG......................................
PEDOMAN PELAYANAN UNIT ……………….
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BULA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

Ditetapkan di ...........................
Pada tanggal ..........................

Plt Kepala RSUD Bula

Ttd dan stempel Instansi

18
Nama Lengkap, Gelar dan Nip
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA RS


NO. …………………………………..
TENTANG......................................
PEDOMAN PELAYANAN ……………….
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BULA

BAB I DEFINISI
BAB II. RUANG LINGKUP
BAB III. TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

Ditetapkan di ..............
Pada tanggal ...............

Plt Kepala RSUD Bula

Ttd dan stempel Instansi


Nama Lengkap, Gelar dan Nip

19
C. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
1. Pengertian
Standar Prosedur Operasional yang selanjutnya disebut SPO adalah Suatu
perangkat instruksi / langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu, yang yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas rumah sakit, bagaimana, kapan harus dilakukan, di
mana, dan oleh siapa dilakukan.
Istilah SPO digunakan di Undang – Undang RI No. 29 tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran dan Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.

2. Tujuan Penyusunan SPO


Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.

3. Manfaat SPO
a. Mendokumentasikan langkah - langkah kegiatan
b. Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
c. Menyamakan persepsi pengawasan dan pelaksanaan kegiatan.

4. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan


SPO ditetapkan dan ditandatangani oleh Kepala RS.

.Petunjuk Pengisian SPO


a. Kotak Heading : masing-masing kotak (Rumah Sakit, Judul SPO, No.
Dokumen, No.Revisi, Halaman, tulisan Standar Prosedur Operasional,
Tanggal Terbit, Ditetapkan Kepala RS) di isi sebagai berikut :
1) Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman
pertama kota heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading hanya dapat memuat : Kotak nama RS, Judul
SPO, No. Dokumen, No. Revisi dan Halaman.

20
2) Kotak RS diberi nama RS dan logo RS
3) Judul SPO : diberi judul / nama SPO sesuai proses kerjanya
4) No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku
di RS yang bersangkutan, yang dibuat sistematis agar ada keseragaman.
5) No.Revisi : diisi dengan status revisi, dianjurkan menggunakan huruf.
Contoh : dokumen baru diberi angka 0, dokumen revisi pertama diberi
angka 1 dan seterusnya.
6) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SPO tersebut. Misalnya : Halaman pertama : 1/5,
hlaman kedua : 2/5, Halaman terakhir : 5/5.
7) SPO diberi penamaan sesuai ketentuan ( istilah ) yang digunakan RS
yaitu Standar Prosedur Operasional.
8) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut.
9) Ditetapkan Kepala RS : diberi tandatangan Kepala RS dan diberi nama
jelasnya pada halaman pertama saja.

b. Isi SPO :
1) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
2) Tujuan : berisi pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci “ sebagai
acuan penerapan langkah- langkah untuk ”.
3) Kebijakan : berisi kebijakan direktur RS yang menjadi dasar dibuatnya
SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasar SPO tersebut,
kemudian diikuti dengan peraturan / keputusan dari kebijakan terkait.
4) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah– langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
5) Unit Kerja : berisi unit – unit yang terkait dan atau SPO terkait dalam
proses kerja tersebut.
6) Kolom Verifikasi : berisi penyusun dan pemeriksa SPO.

c. Tata Cara Pengelolaan SPO


1) SPO RS dikelola oleh Sekretariat RS.

21
2) Sekretariat RS harus mempunyai arsip seluruh SPO RS.
3) Sekretariat RS agar membuat tata cara penyusunan, penomoran,
Penarikan, Penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO.

d. Tata Cara Penyusunan SPO


1) Hal-hal yang perlu diingat:
 Siapa yang harus menulis atau menyusun SPO
 Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO
 Bagaimana SPO dapat dikenali
 Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit terkait
 Bagaimana pengendalian SPO-nya (nomor, revisi dan distribusi).

e. Syarat Penyusunan SPO


1) Identifikasi kebutuhan yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang
dilakukan saat ini sudah ada SPO apa belum, dan bila sudah ada agar
diidentifikasi, apakah SPO masih efektif atau tidak.
2) Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut, Sekretariat RS hanya
untuk menanggapi dan mengkoreksi SPO tersebut. Hal tersebut
sangatlah penting, karena dengan adanya keterlibatan personil /unit
kerja dalam penyusunan SPO, semua akan dapat berjalan dengan
lancar.
3) SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau
unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya.
4) Didalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan dan mengapa.
5) SPO harus menggunakan kalimat perintah / instruksi dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
6) SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu
kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan
IPTEK dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

22
f. Proses Penyusunan SPO
1) SPO disusun dengan menggunakan format SPO sesuai dengan lampiran
Surat Edaran Kepala RS Nomor......... tertanggal 01 Juni 2001, perihal
bentuk SPO.
2) Penyusunan SPO dikelola oleh Sekretariat RS dengan mekanisme
sebagai berikut :
 Pelaksana atau unit kerja menyusun SPO dengan
melibatkan unit terkait.
 SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit disampaikan
kepada Sekretariat RS
 Fungsi Sekretariat RS adalah :
a) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki
terhadap SPO yang telah disusun oleh pelaksana / unit kerja
baik dari segi bahasa maupun penulisan.
b) Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat oleh masing
– masing unit kerja sehingga tidak terjadi duplikasi SPO /
tumpang tindih SPO antar unit.
c) Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan
ditandatangani oleh Kepala RS.

5. Penyusunan SPO dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan SPO. Untuk


SPO pelayanan dan SPO administrasi, untuk melakukan identifikasi kebutuhan
SPO bisa dilakukan dengan menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut
atau alur kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan untuk
SPO Profesi identifikasi kebutuhan dilakukan dengan mengetahui pola
penyakit yang sering ditangani di unit kerja tersebut. Dari identifikasi
kebutuhan SPO maka di suatu unit kerja dapat diketahui berapa banyak dan
macam SPO yang harus dibuat/disusun. Untuk melakukan identifikasi
kebutuhan SPO dapat pula dilakukan dengan memperhatikan elemen penilaian
pada standar akreditasi rumah sakit, minimal SPO-SPO apa saja yang harus
ada. SPO yang dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SPO minimal yang
harus ada di rumah sakit. Sedangkan identifikasi SPO dengan menggambarkan

23
terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja adalah seluruh SPO secara lengkap
yang harus ada di unit kerja tersebut.

6. Mengingat SPO merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai
dengan membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan, akan tetapi dapat
juga langsung berbentuk SPO.

7. Semua SPO harus ditandatangani oleh Direktur Untuk SPO pelayanan dan SPO
Administrasi sebagian memerlukan uji coba.

8. Agar SPO dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi SPO-
SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk melaksanakan SPO
tersebut perlu dilakukan pelatihan.

9. Yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SPO adalah :


a) Ada komitmen dari Kepala RS yang terlihat dengan adanya dukungan
fasilitas dan sumber daya lainnya.
b) Ada fasilitator / petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk menyusun SPO, jadi ada aspek pekerjaan dan aspek psikologis.
c) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan
disepakati.
d) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO.

10. Tata Cara Penomoran SPO


a) Semua SPO harus diberi nomor sesuai dengan tata penomoran yang
terdapat pada tata naskah Rumah Sakit Umum Daerah Bula;
b) Pemberian nomor SPO secara sentral di Rumah Sakit Umum Daerah
Bula;
c) Format SPO dapat dilihat pada Contoh

24
JUDUL SPO

No.Dok.: No. Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Ditetapkan Oleh
BULA Plt Kepala RSUD Bula
Tanggal terbit :
STANDAR
PROSEDUR Tanda tangan dan stempel instansi Nama
OPERASIONAL lengkap dan Gelar

Pengertian :

Tujuan :

Kebijakan :

Prosedur :

Unit Terkait :

25
D. PROGRAM

1. Pengertian
Program adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara
rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dalam suatu unit kerja maupun
instansi.

2. Tujuan Program Umum :


Sebagai penduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan
program dapat tercapai.

3. Khusus :
a) Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan.
b) Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan bagaimana
melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai.
c) Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.

4. Sistematika/Format Program
Sistematika atau format program sebagai berikut :
a) Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
b) Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengna data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c) Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara
rinci.
d) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah- langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya program tersebut. Karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.

26
e) Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara bisa dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f) Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program
Sasaran program menunjukkan target tahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan program.
Sasaran program menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik memenuhi ”SMART” yaitu :
 Specific : Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas seingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik juga.
 Measurable : Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
program) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan.
 Aggressive but Attainable : Apabila sasaran harus dijadikan standard
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa
menetapkan sebagai suatu sasaran ”Pengurangan kematian misalnya
di IGD hanya sampai ketingkat tertentu” namun ”meniadakan
kematian” merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.
 Result Oriented : Sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain pasien
sebesar 50%
 Time Bound : Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang

27
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa
bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun. Kalau ada program 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuatnya sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang
dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat
mendorong peningkatan kapasitas rumah sakit, namun dalam batas-
batas kelayakan. Sasaran yang baik itu tidak hanya akan
meningkatkan program dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun
juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para
pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak
mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif
dan menghambat daya inovasi para karyawan.
g) Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-
langkah kegiatan program. Lama waktu tergantung rencana program
tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk program 5 tahun maka
jadwal yang harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Jadwal dapat dibuat
dalam tabel sebagai berikut :

Judul Program : ..................................


Kegiatan Bulan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim X
2. Rapat Tim X X X X X X X X X X X X
3. Dst

h) Anggaran Kegiatan
Yang dimaksud dengan anggaran kegiatan adalah rincian biaya yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

28
i) Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari
skedul (jadwal) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat
segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan.
Karena itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun
waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa
yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harud ditulis didalam kerangka acuan adalah cara atau
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kesiapa.
j) Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan Pencatatan adalah catatan
kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi
kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu
(kapan) laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut
harus ditujukan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara
menyeluruh. Jadi yang dituli didalam kerangka acuan adalah bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan

29
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

Judul Program.......

Pendahuluan………………………………………………
Latar Belakang………………………………………………
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Cara Melaksanakan Kegiatan
Sasaran
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Anggaran Kegiatan
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Ditetapkan di ……………………
pada tanggal …………………...

Plt Kepala RSUD Bula

Tanda Tangan dan stempel Instansi


NAMA LENGKAP DAN GELAR

30
E. Surat Kuasa

1. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada
badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas
namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.

2. Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :
 kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
 judul surat kuasa;
 nomor surat kuasa.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan.

c) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, dan
tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan, dan dibubuhi materai, Format surat kuasa dapat dilihat
pada Contoh.

31
Surat Kuasa

SURAT KUASA
NOMOR …/…/…/…

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : .……………………………...................
NIK : ……………………………...................
Jabatan : .……………………………...................
Alamat : .……………………………...................

memberi kuasa kepada


nama : .……………………………....................
NIK : .……………………………....................
jabatan : ………………………….…....................
alamat : ………………………….…....................
untuk

Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.


………………………………………………………….…………………….…

Bula
Penerima Kuasa

Meterai 10.000

Tandatangan dan Nama Lengkap

32
F. Berita Acara

1. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi pernyataan yang bersifat
pengesahan atas sesuatu kejadian, peristiwa, perubahan status dan lain lain bagi
suatu permasalahan baik berupa perencanaan pelaksanaan maupun
pengendalian kebijakan pimpinan.

2. Susunan
a. Kepala Berita Acara terdiri atas:
 Tulisan BERITA ACARA ditempatkan ditengah atas isi naskah;
 Nomor Berita Acara.
b. Isi Berita Acara dirumuskan dalam bentuk uraian yang didalamnya
dicantumkan:
 Tempat, hari tanggal, bulan dan tahun;
 Nama, NIP, Pangkat/Golongan dan alamt;
 Permasalahan pokoknya
c. Bagian akhir Berita Acara terdiri atas:
 Tempat, hari tanggal, bulan dan tahun;
 Tulis pihak yang terlibat dalam Berita Acara;
 Tanda tangan pihak yang terlibat dalam Berita Acara;
 Stempel jabatan;
 Tulisan dilakukan dihadapan......(siapa yang menyaksikan berita Acara
tersebut);
 Nama jelas pejabat
 Tanda tangan yang menyaksikan
 Tulis Berita Acara ini dibuat dalam rangka.

3. Penandatanganan dan penggunaan Kop Naskah Dinas


 Berita Acara ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam
termasuk pejabat yang menyaksikan.
 Berita Acara ditandatangani oleh Kepala RSUD Bula.
 Bentuk Naskah Dinas Berita Acara terterah dibawah.

33
BERITA ACARA
NOMOR …/…/…

Pada hari ini, ……tanggal ………, bulan ………, tahun …….., kami masing-masing:

1. …………....................yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. (memuat Nama,


NIP, Pangkat/golongan, jabatan dan alamat)

2. …….............................yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, telah melaksanakan

................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya dalam rangkap......untuk


Dipergunakan sebagaimana mestinya

Dibuat di ……………

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

NAMA JABATAN

Nama
NAMA JABATAN Pangkat
Pangkat NIP
NIP

Mengetahui/Mengesahkan

NAMA PEJABAT
Pangkat
NIP

34
G. Pengumuman

1. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas sebagai alat pemberitahuan yang bersifat
umum. Pengumuman yang ditandatangani oleh masing-masing pejabat
ditentukan olah jenis, sifat dan organisasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

2. Susunan
a. Kepala pengumuman terdiri atas:
 Tulisan PENGUMUMAN diletakkan ditengah lembaran naskah dinas;
 Nomor ditempatka di bawah tulisan pengumuman ;
 Tulisan TENTANG;
 Alamat yang dituju;
 Nama Judul pengumuman.
b. Isi pengumuman dalam bentuk uraian;
c. Bagian akhir Pengumuman terdiri atas:
 Nama tempat pengumuman dikeluarkan;
 Tanggal, bulan dan tahun;
 Nama jabatan yang mengeluarkan;
 Tanda tangan pejabat;
 Nama, pangkat dan NIP pejabat;
 Stempel.

3. Penandatanganan dan penggunaan Kop Naskah Dinas


 Pengumuman ditandatangani oleh Kepala RSUD Bula atau pejabat yang
berwewenang.

4. Bentuk Naskah Dinas Pengumuman sebagaiman tertera dibawah ini.

35
PENGUMUMAN
NOMOR:...........

TENTANG

.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

Ditetapkan
Pada tanggal

NAMA JABATAN

NAMA
Pangkat
NIP

36
H. Undangan, Daftar Hadir dan Notulen Rapat

1. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat undang adalah naskah dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri
suatu acara kedinasan.
b. Jenis surat undangan
 Surat undangan biasa
 Surat undangan khusus
c. Susunan
1) Kepala surat undangan terdiri atas :
 Nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditempatkan di kanan
atas;
 Alamat undangan yang ditujukan ditempatkan di bawah nama,
tempat, tanggal dan tahun;
 Tulisan nomor, sifat, lampiran dan hal diketik secara vertikal
ditempatkan di sebelah kiri atas.
d. Isi surat undangan :
 Maksud dan tujuan;
 Hari dan tanggal penyelenggaraan;
 Waktu penyelenggaraan;
 Tempat kegiatan;
 Acara yang akan diselenggarakan;
 Tulisan penutup.
e. Bagian akhir surat undangan terdiri atas :
 Nama jabatan pengundangan;
 Tandatangan pejabat atau yang mengundang;
 Nama jelas (pangkat NIP bagi PNS);
 Stempel;
 Catatan yang dianggap perlu.
f. Penandatanganan dan penggunaan Kop Naskah Dinas
g. Bentuk Naskah Dinas undangan sebagaimana tertera dibawah.

37
2. Daftar Hadir
a. Pengertian
Daftar hadir adalah naskah dinas yang dipergunakan untuk mencatat dan
mengetahui kehadiran seseorang

b. Susunan
1) Kepala Daftar hadir terdiri atas :
 Tulis DAFTAR HADIR ditetapkan di tengah lembaran isi
naskah dinas;
 Tempat, hari, tanggal, waktu dan acara ditulis di bawah tulis
daftar hadir.
2) Isi daftar hadir terdiri dari atas :
 Kolom nomor urut;
 Kolom nama;
 Kolom jabatan/instansi’
 Tanda tangan;
 Keterangan.
3) Bagian akhir daftar hadir :
 Nama tempat tanggal, bulan dan tahun;
 Nama jabatan yang bertanggung jawab/penanggung jawab
kegiatan
 Nama jelas pejabat/penanggung jawab kegiatan
 Tandatangan pejabat yang bertanggung jawab/penanggung
jawab kegiatan.
4) Penandatanganan dan penggunaan Kop Naskah Dinas
5) Bentuk Naskah Dinas Daftar Hadir sebagaimana tertera dibawah

3. Notulen
a. Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan
rapat mulai dari acara pembukaan pembahasan masalah sampai dengan
pengambilan keputusans serta penutupan.

38
b. Susunan
1) Kepala Notulen terdiri atas tulisan NOTULEN ditetapkan di
tengah lembaran isi naskah dinas.
2) Keterangan tentang notulen rapat terdiri atas:
 Nama rapat;
 Hari/tanggal;
 Jam rapat;
 Tempat;
 Acara;
 Pimpinan rapat;
 Pencatat rapat;
 Peserta rapat.
3) Isi notulen rapat terdiri atas:
 Kata pembukaan;
 Pembahasan;
 Jam penutupan.
4) Bagian akhir Notulen terdiri atas:
 Nama jabatan;
 Nama jelas;
 Tanda tangan.
c. Penandatanganan dan penggunaan Kop Naskah Dinas.
d. Bentuk Naskah Dinas Notulen sebagaiman tertera dibawah ini.

39
PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. Wailola – Telp. (0915) 21312, Fax. (0915) 21312
e-mail : rsud.bula@yahoo.co.id
BULA

Tempat, Tgl, Bln dan Thn

Nomor : Kepada
Sifat : Yth ..............
Lampiran : di-
...............................
Hal : Undangan

............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Hari / tanggal : .....................................................
Jam : .....................................................
Tempat : .....................................................
Acara : .....................................................

Demikian undangan kami, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

PEJABAT YANG MENGUNDANG

NAMA
Pangkat
NIP

40
DAFTAR HADIR

Hari : .........................
Tanggal : .........................
Waktu : .........................
Tempat : .........................
Acara : .........................

NO NAMA JABATAN/ TANDA KET


INSTANSI TANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun

NAMA JABATAN

NAMA
Pangkat
NIP

41
Natulen

Rapat : .....................................................
Hari/Tanggal : .....................................................
Waktu Panggil Rapat : .....................................................
Waktu Rapat : .....................................................
Acara : 1 ....................................................
2 dan seterusnya
3 Penutup

Pemimpin rapat : ..................................................


Ketua : ...................................................
Pencatatan : ....................................................
Peserta Rapat : .....................................................
: 1 ....................................................
2 dan seterusnya.

Pimpinan Rapat

NAMA JABATAN

NAMA
Pangkat
NIP

42
I. Laporan

1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan
suatu kegiatan/kejadian. Laporan terbagi menjadi :
a. Laporan Kegiatan
b. Laporan Bulanan Unit Kerja
c. Laporan Tahunan Unit Kerja

2. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan


Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.

3. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf
kapital dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh laporan kegiatan terdiri dari :
 Pendahuluan
 Umum/ Latar Belakang
 Maksud dan Tujuan
 Dasar Hukum
 Ruang Lingkup
 Dasar
c. Kegiatan yang dilaksanakan
d. Hasil yang dicapai
e. Penggunaan Anggaran
f. Analisa dan Evaluasi
g. Rekomendasi
h. Penutup

4. Bagian batang tubuh laporan bulanan unit kerja terdiri dari :


BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang

43
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
BAB II : Gambaran Umum Unit
BAB III : Ketenagaan
a. Gambaran Ketenagaan diUnit
b. Gambaran Kegiatan Pengembangan (Pendidikan dan
Pelatihan) Tenaga
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Penutup

5. Bagian batang tubuh laporan tahunan unit kerja terdiri dari


BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
BAB II : Gambaran Umum Unit
BAB III : Ketenagaan
a. Gambaran Ketenagaan di Unit
b. Gambaran Kegiatan Pengembangan (Pendidikan dan
Pelatihan) Tenaga
c. Kebutuhan Tenaga diUnit dan Rencana Pemenuhan
Kebutuhan.
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Pengembangan Program Pelayanan
a. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Unit
b. Hasil Survey Kepuasan Pasien
BAB VII : Penutup

6. Kaki
a. Bagian kaki laporan terdiri dari
 tempat dan tanggal pembuatan laporan;

44
 nama jabatan pejabat pembuat laporan,ditulis dengan huruf awal
kapital;
 tanda tangan;
 nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
 Format laporan dapat dilihat pada Contoh

45
LAPORAN KEGIATAN TENTANG
…………………..............................…..

a. Pendahuluan
1. Umum/Latar Belakang
2. Landasan Hukum
3. Maksud dan Tujuan
4. Ruang Lingkup
5. Dasar

b. Kegiatan yang Dilaksanakan


………………………………………………………….…………………….……
c. Hasil yang Dicapai
………………………………………………………….…………………….………
d. Penggunaan Anggaran
………………………………………………………….…………………….….............
e. Analisa dan Evaluasi
………………………………………………………….…………………….…..............
f. Rekomendasi
………………………………………………………….…………………….…..............
g. Penutup
………………………………………………………….…………………….…..............

Bula......................
Pada tanggal...............

NAMA JABATAN

NAMA
Pangkat
NIP

46
LAPORAN BULANAN
UNIT KERJA ……………….
Periode bulan …… tahun …………

BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
BAB II : Gambaran Umum Unit
BAB III : Ketenagaan
a. Gambaran Ketenagaan di Unit
b. Gambaran kegiatan pengembangan (Pendidikan dan Pelatihan)
Tenaga
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Penutup

Bula......................
Pada tanggal...............

NAMA KEPALA RUANGAN

NAMA
Pangkat
NIP

47
LAPORAN TAHUNAN
UNIT KERJA ……………….

BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
BAB II : Gambaran Umum Unit
BAB III : Ketenagaan
a. Gambaran Ketenagaan di Unit
b. Gambaran kegiatan pengembangan (pendidikan dan pelatihan)
tenaga.
c. Kebutuhan Tenaga di Unit dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan.
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Pengembangan Program Pelayanan
a. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Unit
b. Hasil Survey Kepuasan Pasien
BAB VII : Penutup

Bula......................
Pada tanggal...............

NAMA JABATAN RUANGAN

NAMA
Pangkat
NIP

48
J. Formulir

Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah untuk
mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentuk kartu atau
lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yang diperlukan.

K. Naskah Dinas Elektronik


Naskah dinas elektronik adalah naskah dinas berupa komunikasi informasi yang
dilakukan secara elektronis atau yang terekam dalam multimedia elektronis.
Ketentuan lebih lanjut tentang nata naskah dinas elektronik diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

49
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS

1. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan
meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan,
dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan
penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat
membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan
putusan/kebijakan.
b. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.
c. Singkat dan Padat
Naskah Dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
d. Logis dan Meyakinkan
Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan gagasan ke
dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan.
Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman
penalaran bagi penerima naskah dinas.
e. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai
dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari
penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi
Naskah Dinas.

2. Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas


Untuk memberikan identifikasi pada Naskah Dinas, pada halaman pertama naskah
dinas dicantumkan Kepala Naskah Dinas, yaitu nama rumah sakit atau nama unit
kerja. Nama rumah sakit digunakan untuk mengindentifikasikan bahwa Naskah

50
Dinas ditetapkan oleh Direktur, sedangkan nama unit kerja digunakan untuk
mengidentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh pejabat yang bukan
Direktur. Pencantuman Kepala Naskah Dinas adalah sebagai berikut.

3. Nama Rumah Sakit


Kertas dengan kepala nama rumah sakit dan logo rumah sakit digunakan untuk
naskah dinas yang ditandatangani sendiri oleh Kepala RS. Nama rumah sakit
berturut-turut terdiri dari logo rumah sakit, nama yayasan, dan nama rumah sakit
yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dicetak di atas secara simetris.
Perbandingan ukuran logo dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan
sesuai dengan ukuran kertas.

4. Nama Instansi/Unit Organisasi


Kertas kepala nama instansi dan logo instansi serta alamat digunakan untuk Naskah
Dinas yang ditandatangani pejabat yang berwenang. Kepala nama instansi ditulis
dengan huruf kapital. Apabila ada sertifikat akreditasi, dapat mencantumkan di
bawah kepala naskah dinas.

5. Penomoran Tata Naskah


Nomor pada Naskah Dinas merupakan segmen penting dalam kearsipan. Oleh
karena itu susunannya harus dapat memberikan kemudahan penyimpanan, temu
balik, dan penilaian arsip.
a. Susunan / skema penomoran naskah di Rumah Sakit Umum Daerah Bula
sebagai berikut : A / B/ C/ RSUD Bula / D / E

KODE KETERANGAN
A nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun)
B tulisan urutan huruf berdasarkan jenis surat
C tulisan urutan angka berdasarkan nama unit kerja yang
terkait utama dengan perihal surat
RSUD Bula singkatan/akronim rumah sakit
D Penulisan bulan dikeluarkannya surat ditulis dengan
menggunakan angka Romawi
E tahun diterbitkannya surat

51
b. Urutan huruf berdasarkan jenis surat :

Kode Surat Jenis Surat


A Kebijakan
B Pedoman dan Panduan Pelaksanaan
C Program
D SPO
E Surat Edaran
F Surat Keputusan
G Surat Perintah
H Surat Tugas
I Memorandum
J Surat Dinas
K Surat Undangan
L Surat Perjanjian
M Surat Kuasa
N Surat Berita Acara
O Surat Keterangan
P Surat Pengantar
Q Surat Pengumuman
R Surat Laporan
S Formulir – formulir

52
c. Urutan angka berdasarkan nama unit kerja yang terkait utama dengan perihal
surat

KODE NAMA UNIT KERJA


SURAT
1 Direktur
2 Bagian Tata Usaha (KTU
3 Bagian Kepegawaian & Diklat
4 Bagian Umum & Perencanaan
5 Bagian Keuangan
6 Bidang Pelayanan
7 Seksi Pelayanan Medis
8 Seksi Keperawatan
9 Bidang Penunjang
10 Seksi Penunjang Medis
11 Komite Medik
12 Komite Keperawatan
13 Komite Tenaga Kesehatan Lain
14 Unit Rawat Jalan
15 Unit Gawat Darurat
16 Unit Rawat Inap
17 Unit Laboratorium
18 Unit Radiologi
19 Unit Farmasi
20 Unit Kamar Operasi
21 Unit Gizi
22 Intensive Care Unit
23 CSSD
24 Unit Loundry
25 Unit Rekam Medis
26 SIM RS
27 Unit Kamar Jenazah
28 Unit Pemeliharaan Sarana
29 MDGs TB DOTS
30 Pelayanan Obsteti Neonatal Komperehensif (PONEK)
31 Satuan Polisi Pamongpraja (SATPOL PP)
32 Sasara Keselamatan Pasien (SKP)
33 Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
34 Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
35 Asesmen Pasien (AP)
36 Pelayanan Anastesi & Bedah (PAB)
37 Peningkatan Mutu
38 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO)
39 Kesehatan & Keselamatan Pkerja (K3 RS)
40 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE)
41 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)
42 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
43 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK)

53
44 Kompotensi & Kewenangan Staf (KKS)
45 Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan
(MRMIK)
46 Program Nasional (PROGNAS)
47 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan ( ARK)

6. Ketentuan Jarak Spasi

a. Jarak antara bab dan judul adalah satu setengah spasi.


b. Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah
satu spasi.
c. Jarak antara judul dan sub judul adalah dua spasi.
d. Jarak antara sub judul dan uraian adalah satu setengah spasi.
e. Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan. Dalam penentuan
jarak spasi, hendaknya diperhatikan aspek keserasian dan estetika, dengan
mempertimbangkan isi naskah Dinas.

7. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12, pada
judul ukuran 14, lampiran 9 dan ukuran pada kotak 11, sedangkan naskah dinas
pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

8. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor
urut dengan angka. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya

9. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat dan
digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah. Setiap distribusi menunjukkan
pejabat yang berhak menerima naskah.

10. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar acuan atau
dasar penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagai berikut.
a. Naskah dinas yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Edaran, dan

54
Pengumuman, rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.
b. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis pada
alinea pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan. Dalam hal
lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis.
c. Dalam hal Surat Dinas memerlukan Rujukan, naskah Rujukan ditulis pada
alinea pembuka, diikuti substansi materi surat yang bersangkutan rujukan lebih
dari satu naskah, Rujukan itu harus ditulis secara kronologis
d. Cara menulis Rujukan adalah sebagai berikut.
1) Rujukan Berupa Naskah
Penulisan Rujukan berupa naskah mencakupi informasi singkat tentang
naskah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut: jenis naskah
dinas, jabatan penandatangan naskah dinas, nomor naskah dinas, tanggal
penetapan, dan subjek naskah dinas.
2) Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan Rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi singkat
tentang Surat Dinas yang menjadi Rujukan, dengan urutan sebagai berikut:
jenis surat, jabatan penandatangan, nomor surat, tanggal penandatanganan
surat, dan hal.
e. Rujukan Surat kepada Instansi Non pemerintah
Rujukan tidak harus dicantumkan pada Surat Dinas yang ditujukan kepada
instansi nonpemerintah.

11. Ruang Tanda Tangan


Ruang tanda tangan merupakan tempat pada bagian kaki naskah dinas yang
memuat nama jabatan (misalnya, Kepala RS, Kepala Bagian, Kepala Bidang,
Kepala Instalasi, Ketua Komite yang dirangkaikan dengan nama Rumah Sakit Bula.
a. Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat
terakhir.
b. Nama jabatan diletakkan pada baris pertama tidak disingkat.
c. Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat paragraf.
d. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur,
ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang menandatangani naskah
dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital.

55
e. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah + 3 cm sedangkan
untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang.

12. Penentuan Batas/Ruang Tepi


Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas, diatur
supaya tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena itu,
perlu ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas, kanan,
bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong.
Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan
yang digunakan untuk membuat naskah dinas, yaitu
a. Ruang tepi atas : apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi di bawah
kop, dan apabila tanpa kop naskah dinas, 2,5 cm dari dari tepi atas kertas;
b. Ruang tepi bawah : 3 dari tepi bawah kertas;
c. Ruang tepi kiri : 3 cm dari tepi kiri kertas; batas ruang tepi kiri tersebut diatur
cukup lebar agar pada waktu dilubangi untuk kepentingan penyimpanan dalam
ordner/snelhechter tidak berakibat hilangnya salah satu huruf/kata/angka pada
naskah dinas;
d. Tepi kanan : 2,5 dari tepi kanan kertas.

Catatan : Dalam pelaksanaannya penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas


bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu
naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam
paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan estetika.

13. Penggunaan Bahasa


Bahasa yang digunakan dinas didalam naskah harus jelas, tepat, dan menguraikan
maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan
kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang
berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ejaan yang digunakan didalam naskah dinas harus jelas, dan menguraikan maksud,
tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan kalimat
dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku,
yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ejaan yang digunakan di dalam naskah dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai

56
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14. Media / Sarana Naskah Dinas


Media/sarana naskah dinas adalah alat untuk merekam informasi yang
dikomunikasikan dalam bentuk media konvensional (kertas).

1. Kertas
a. Naskah dinas menggunakan kertas jenis HVS 70 gram.
b. Naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama
menggunakan kertas jenis HVS lebih dari 70 gram atau kertas jenis lain
yang memiliki nilai keasaman tertentu serendah-rendahnya harus
menggunakan kertas dengan nilai keasaman (PH) 7.
c. Surat Dinas yang asli menggunakan kertas berwarna putih dengan kualitas
terbaik white bond.
d. Ukuran kertas yang digunakan untuk formulir rekam medis pasien adalah
Folio/F4 (215 x 330 mm)
e. Ukuran kertas yang digunakan pedoman, panduan, program, SPO, Laporan
dan surat menyurat adalah A4 (210 x 297)
Margen disetting manual :
Top : 2,5 cm
Botton : 3 cm
Left : 3 cm
Right : 2,5 cm

BAB IV

57
PENUTUP

Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Bula ini merupakan acuan
bagi pejabat dan petugas Rumah Sakit Umum Daerah Bula dalam menyusun Panduan atau
Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Bula.

Ditetapkan di Bula
pada tanggal .........

Plt Kepala RSUD Bula


Kabupater Seram Bagian Timur

TTD

drg. Linggar Sukaringtyas, Sp.BM


NIP. 19820210 200804 2 002

58

Anda mungkin juga menyukai