PENDAHULUAN
1.3 Sasaran
1
Sasaran penetapan Pedoaman Tata Naskah UPT Puskesmas Tunjung
adalah :
a. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam
penyeleggaraan Tata Naskah di Lingkungan UPT Puskesmas Tunjung.
b. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah Puskesmas
dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum di UPT
Puskesmas Tunjung.
c. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis.
d. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah
Puskesmas.
e. Berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata
naskah Puskesmas.
2
c. Tata naskah adalah peyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
distribusi, dan penyimpanan naskah instansi serta media yang
digunakan dalam komunikasi di instansi.
d. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata
letak dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap
instansi.
e. Penanda tangan naskah instansi adalah pejabat yang menandatangani
naskah instansi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab keinstansian
pada jabatannya.
f. Instansi pemerintah adalah kementrian, lembaga pemerintah
nonkementrian sekretariat lembaga negara, lembaga setingkat menteri
dan lembaga lain, lembaga nonstuktural, serta pemerintah provinsi dan
kabupaten/ kota.
g. Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
h. Logo adalah gambar dan/ atau huruf sebagai identitas instansi
pemerintah.
3
BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH PUSKESMAS
2.1.1 Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan
oleh Kepala FKTP yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat
dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan
standar operasional prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan
langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus
didasarkan pada peraturan perundangan, baik Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman
4
teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peraturan/ Surat Keputusan Kepala FKTP dapat dituangkan dalam
pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/ keputusan.
Format Peraturan/ Surat Keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1) Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
a) Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di FKTP,
b) Judul : SURAT KEPUTUSAN KEPALA......... (sebutkan nama
FKTP) ditulis dengan huruf kapital dengan menggunakan bold,
c) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di
tengah margin diakhiri dengan tanda koma (,)
d) Konsideran, meliputi :
1) Menimbang:
– Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
– Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca ke dua ( : ), dan
diletakkan di bagian kiri,
– Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
“bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
2) Mengingat:
– Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat Peraturan/Surat
Keputusan tersebut,
– Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum
adalah peraturan yang angkatannya sederajat atau lebih
tinggi,
– Kata “Mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata
menimbang dan ditulis dengan huruf kapital,
– Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan
dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor angka 1,2 dan diakhiri dengan tanda
baca(;).
5
3) Diktum:
– Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah,
seluruhnya dengan huruf kapital;
– Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata
memutuskan sejajar dengan kata menimbang dan
mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
(:);
– Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala
FKTP), seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dengan
bold dandiakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4) Batang Tubuh
– Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/
Surat Keputusan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum, misalnya:KESATU : ......., KEDUA : ........., dst;
– Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat
Keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
– Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
Peraturan/ Surat Keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
5) Kaki
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir
substansi yang memuat penanda tangan penerapan
Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan peraturan/
keputusan yang terdiri dari:
– tempat dan tanggal penetapan,
– nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
– tanda tangan pejabat, dan,
– nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
6) Penandatanganan
Peraturan/Surat Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh
Kepala FKTP, dituliskan nama tanpa gelar degan
menggunakan huruf kapital.
7) Lampiran Peraturan/Surat Keputusan
– Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul
Peraturan/ Surat Keputusan,
6
– Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan /
Surat Keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala FKTP tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala FKTP hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak
ditulis sebagai diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal
Format Kebijakan
Huruf Bookman
2.0 Old Style
(JUDUL SK)
KEPALA UPT PUSKESMAS TUNJUNG
7
perundangan dan tahun terlama-terbaru, Misal:
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 tanpa menyebutkan
pasal dan tanpa menyebutkan frasa Republik Indonesia
2. Ketetapan MPR
3. UU
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Menteri
7. Keputusan
8. Peraturan daerah
9. Dst. (titik)
spasi
MEMUTUSKAN 1
KEDUA : ……………………………………………………………………………
…………………………… (;) Ukuran 12
KETIGA : ……………………………………………………………………………
…………………………… (;)
Ditetapkan di : Lumajang
Pada tanggal : ……….. 2021
8
Lampiran :
Nomor : spasi 1
Tanggal :
9
2.1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana kapan harus dilakukan dimana, dan oleh
siapa dilakukan(Permenpan No. 035 tahun 2012).
Tujuan Penyusunan SOP adalah agar berbagai proses kerja rutin
terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
berlaku.
Manfaat SOP adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan
Puskesmas, mendokumentasi langkah-langkah kegiatan, memastikan staf
Puskesmas memahamii bagaimana melaksanakan pekerjaannya. Contoh:
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien
dari tempat tidur ke kereta dorong.
SOP administrasi pemerintahan merupakan prosedur operasional
standar dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
Ketentuan lebih lanjut tentang SOP administrasi pemerintahan diatur
denga peraturan perundang – undangan. Format pembakuan SOP, sebagai
berikut :
1) Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “ SERAGAM’,
2) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
3) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusunan SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam
melihat langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan
bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item –item – item
yang ada di SOP.
4) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading
10
Format SOP
JUDUL
lebar 2.0 lebar 2.0
No. : ...../(NAMA
Dokume POKJA)/202
tinggi 2.5 n 1 tinggi 2.5
No. : ………..
SOP Revisi
Tanggal : …………….
Terbit
Halama : 1/ ...........
n
Tanpa
.................. gelar
UPT NIP. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Puskesmas
Tunjung
11
7. Diagram Alir
(Flow Chart) Tahap Awal
Proses
Proses
Tidak
Proses
Ya
Proses
12
11. Rekaman
historis Tanggal
Isi
perubahan No Hal Yang diubah mulai
Perubahan
diberlakukan
13
JUDUL SOP
No. Kode :
Tanggal Terbit :
Daftar
No. Revisi :
Tilik
Tanggal Mulai Berlaku :
Halaman :
No Kegiatan Ya Tidak
1. Sesuai dengan langkah-langkah (Apakah petugas
…….?)
2.
3.
4.
Jumlah
CR : ……………………………………………. %
Lumajang,
Auditie Pelaksana/Auditor
(………………………………………….) (………………………………………….)
14
a) Petunjuk Pengisian SOP
1) LOGO
a. Logo yang digunakan adalah logo Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
lambang Puskesmas.
2) KOTAK KOP / HEADING
a. Heading hanya dicetak halaman pertama. Pada halaman pertama
kotak heading harus lengkap, untuk halaman – halaman berikutnya
kotak heading dapat hanya memuat : kotak nama Puskesmas, SOP,
Judul SOP, No. Dokumen, No. Revisi, Tanggal Terbit, dan Halaman.
b. Kotak Puskesmas diberi Logo Pemerintah Daerah, dan nama
Puskesmas.
c. Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d. Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku dii Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis
agar ada keseragaman.
e. No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh: dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya
untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen
revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
f. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
g. SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas / FKTP, misalnya : SOP, prosedur, prosedur tetap,
petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja, dan sebagainya, namun di
dalam akreditasi Puskesmas dan FKTP memakai istilah SOP.
h. Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5).
i. Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala Puskesmas /
FKTP dan nama jelasnya.
3) ISI KOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a. Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
b. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci:
“ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk (nama kegiatan)”.
15
c. Kebijakan: berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi,
pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No
005/2021 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d. Referensi: berisi dokumen eksternal sebagaiacuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun
bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e. Langkah-langkah prosedur: bagian inimerupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
f. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait danatau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut. Dari keenam isi SOP sebagaimana
diuraikan di atas, dapat ditambahkan antara lain: bagan alir,
dokumen terkait.
g. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya
dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/
bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua
macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita ngkatkan, hanya mengenal satu
simbol, yaitu simbol balok:
Ya
Penghubung :
16
c) Tata Cara penyusuanan SOP
1) Siapa yang harus menulis atau menyusun SOP
2) Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SOP
3) Bagaimana SOP dapat dikenali
4) Bagaimana memperkenalkan SOP kepada pelaksana dan unit terkait
5) Bagaimana pengendalian SOP : penomeran, revisi yang keberapa, dan
distribusi kepada siapa
d) Syarat penyusunan SOP
1) Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang
dilakukan saat ini sudah memiliki SOP atau belum dan bila sudah agar
diidentifikasi apakah SOP masih efektif atau tidak, jika belum apakah
kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya.
2) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebutatau oleh unit kerja tersebut. Tim atau
panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya untuk
menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh
dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan
SOP.
3) SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau
unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
4) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
5) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek
SOP harus jelas.
6) SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
7) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperha kan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu
kepada standar profesi, standar pelayanan, mengiku perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperha kan
aspek keselamatan pasien
e) Proses Penyusunan SOP
1) SOP disusun dnegan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas / FKTP ini.
17
2) Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim mutu / tim akreditasi
Puskesmas / FKTP dengan mekanisme sebagai berikut:
(a) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan melibatkan
unit terkait,
(b) SOP yang telah disusun poleh pelaksana atau unit kerja disampaikan
ke tim mutu/ tim akreditasi,
(c) Fungsi tim mutu / tim akreditasi Puskesmas di dalam penyusunan
SOP adalah :
(1) Memberikan tanggapan, mengoreksi, dan memperbaiki SOP yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan SOP sehingga tidak terjadi
duplikasi SOP / tumpang tindih SOP antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP – SOP yang akan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas,
(4) Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan
SOP. Untuk SOP pelayanan dan SOP administrasi, untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP bisa dilakukan degan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur
kegatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan
untuk SOP klinis, identifikasi kebutuhan dilakukan dengan
mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja
tersebut. Dari identifikasi kebutuhan SOP/ dapat diketahui berapa
banyak dan macam SOP yang harus di buat / disusun. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP dapat pula dilakukan
dengan memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi,
minimal SOP-SOP apa saja yang harus ada. SOP yang
dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal yang
harus ada di Puskesmas / FKTP. Sedangkan identifikasi SOP
dengan menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja
adalah seluruh SOP secara lengkap yang harus ada di unit kerja
tersebut.
(5) Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegatan,
maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek,
penulisan SOP adalah dengan membuat flow chart dari kegiatan
yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram kotak
sederhana yang menggambarkan langkah penting dari seluruh
18
proses. Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan
di masing –masing kotak dan dibuat alurnya.
(6) Semua SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas/ Kepala
Klinik.
(7) Agar SOP dapat dilkenali oleh pelaksana, maka perlu dilakukan
sosialisasi SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka
untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
f) Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
1) Ada komitmen dari Kepala Puskesmas / FKTP yang terlihat dengan
adanya dukungan fasilitas dan sumber daya;
2) Adanya fasilitator / petugas yang mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk menyusun SOP
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan
disepakati;
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP;
5) Tata cara penomoran SOP:
Penomoran SOP maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen dengan ketentuan:
(a) Semua SOP harus diberi nomor,
(b) Puskesmas/ FKTP agar membuat kebijakan tentang pemberian
nomor untuk SOP sesuai dengan tata naskah yang dijadikan
pedoman,
(c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas/ FKTP, atau
ketentuan penomoran yang khusus untuk SOP (bisa menggunakan
garis miring atau dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya
dilakukan secara terpusat
6) Kode – kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti
contoh sebagai berikut:
(a) Kode Unit Kerja : masing – masing unit kerja di Puskesmas/ FKTP
mempunyai kode sendiri – sendiri yang dapat berbentuk angka atau
huruf. Sebagai contoh: SOP/001/ADMEN/2017, dan lain
sebangainya (namun tergatung di dalam pedoman tata naskah dan
penyusuna dokumen yang berlaku)
(b) Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP di dalam unit kerja
upaya Puskesmas/ FKTP
(c) Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari unit yang berbeda misalnya,
SOP rujukan pasien , maka diberi kolom unit terkait/ unit pemakai
SOP.
19
7) Tata cara penyimpanan SOP
(a) Penyimpanan SOP adalah bagaiman SOP tersebut tersimpan
(b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariatTim Akreditasi
Puskesmas/ FKTP atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/ FKTP,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut
tentang tata cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam tata
naskah dan penyusunan dokumen. Penyimpanan SOP yang asli
harus rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari
kembali bila diperlukan.
(c) SOP fotocopy disimpan di masing – masing unit upaya Puskesmas/
FKTP, dimana SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP tersebut tidak
berlaku lagi atau tidak dipergunakan , maka unit kerja wajib
mengembalikan SOP yang sudah tidak berlaku tersebut ke
sekretariat Tim Mutu atau bagian tata Usaha sehingga unit kerja
hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau
Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SOP
yang tidak berlaku tersebut , namun untuk SOP yang asli agar tetap
disimpan , dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam
ketentuan retensi dokumen yang belaku di Puskesmas/ FKTP.
(d) Sop di unit upaya Puskesmas/ FKTP harus diletakkan ditempat yang
mudah dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana.
8) Tata Cara Pendistribusian SOP
(a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan SOP kepada
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar
dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata
Usaaha Puskesmas/ FKTP sesuai pedoman tata naskah
(b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan / atau formulir tanda
terima.
(c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
(d) Bagi Puskesmas / Klinik yang sudah menggunakan e- file, maka
distribusi SOP bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur
kewenangan otorosasi disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka SOP.
9) Evaluasi SOP
20
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.Evaluasi
penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan dafar tilik/check list
:
(a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
(b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
(c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
(d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP
itu sendiri.
(e) Langkah-langkah menyusun Daftar tilik:
Langkah awal menyusun Daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya
(1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(4) Masukkan dalam Daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(5) Lakukan uji-coba,
(6) Lakukan perbaikan Daftar tilik,
(7) Standarisasi Daftar tilik.
(f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :
Compliance rate (CR )= Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
10) Evaluasi isi SOP
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
(b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
(c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila:
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
Adanya perkembangan Ilmu dan teknologi (IPTEK) pelayanan
kesehatan,
21
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilitas ,
(d) Pergantian kepala Puskesmas, bila SOP memang masih sesuai/
dipergunakan maka tidak perlu direvisi
22
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan.Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-
lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/
kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifikyang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapatdipergunakan
untuk memasti kan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas
harus ditanamkan ke dalam proses perencanaan. Oleh karenanya
metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but sustainable : apabila sasaran harusdijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun
tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harusmenspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya: mengurangi komplain
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%.
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalamwaktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5
(lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah
dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Schedule atau Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk
tiap- tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan
dalam bentuk bagan Gantt.
23
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan.
Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun
waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera
diperbaiki sehingga tidak mengganggu Program/ kegiatan secara
keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan
adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Sumber Pembiyaan
Dana Pelaksanaan Kegiatan berasal dari Sumber Dana yang digunakan
untuk kegiatan
j. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan
atau membuat dokumentasi kegiatan. Pelaporan adalah bagaimana
membuat laporan program dan kapan laporan harus diserahkan dan
kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/
kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam kerangka
acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapanevaluasi harus
dilakukan.Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana
pembiayaan dan anggaran.
24
a) Format KAK
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
I. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum
yang masih terkait dengan upaya atau kegiatan.
II. Latar Belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
progarm tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data data
sehingga alasan diperlukan program tersbut dapat lebih kuat.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum (Tujuan Progam kegiatan)
b. Tujuan Khusus
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Langkah – langkah kegiatan yang dilakukan sehingga tercapai tujuan
progam / kegiatan.
a. Kegiatan Pokok
b. Rincian Kegiatan
V. Cara Pelaksanaan
Metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan,
metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit dan lain –lain.
VI. Sasaran
Target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan
kegiatan
VII. Jadwal Pelaksanaan
Perencanaan waktu untuk tiap – tipa rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan.
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
25
Evaluasi pelaksanaan kegiatan : untuk melihat apakah ada pergeseran
jadwal (tidak sesuai dengan perencanaan)
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan. Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan
program dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja
laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/ kegiatan
secara menyeluruh.
NAMA NAMA
NIP. XXXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXXXX
26
b) Format Daftar Hadir
DAFTAR HADIR
Hari : ......................................................................................
Tanggal : ......................................................................................
Waktu : ......................................................................................
Tempat : ......................................................................................
Acara : ......................................................................................
JABATAN / TANDA
NO NAMA GOLONGAN KET
INSTANSI TANGAN
Lumajang, HH BB THTH
NAMA JABATAN,
NAMA
NIP.
27
c) Format daftar Laporan Hasil Kegiatan 1
LAPORAN
Kepada : ...........................................................................................
Dari : ...........................................................................................
Nomor : ...........................................................................................
Perihal : ...........................................................................................
Pelaksanaan : ...........................................................................................
Tempat : ...........................................................................................
Hasil Kegiatan :
a. Proses Kegiatan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
................................................................
.................................................................................................................
................
.................................................................................................................
................
b. Permasalahan yang dihadapi
.................................................................................................................
...........................
Lumajang, HH BB THTH
NAMA PEMBUAT LAPORAN,
NAMA JELAS
NIP.
28
d) Format daftar Laporan Hasil Kegiatan 2
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
KEGIATAN
PENYEBAB PENANGGUNG
NO MASALAH PEMECAHAN TUJUAN SASARAN LOKASI WAKTU TINDAK LANJUT
MASALAH JAWAB
MASALAH
29
NAMA NAMA
NIP. XXXXXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX
30
e) Format daftar Laporan Hasil Kegiatan 3
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
TINDAK LANJUT
KEGIATAN XXXXXXXXXXX 2021
KEGIATAN TINDAK
NO TUJUAN SASARAN LOKASI PENANGGUNG JAWAB WAKTU
LANJUT
31
NAMA NAMA
NIP. XXXXXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX
32
f) Format daftar Laporan Hasil Kegiatan 4
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
33
NAMA NAMA
NIP. XXXXXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX
34
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
UMPAN BALIK
KEGIATAN XXXXXXXXXXX 2021
RENCANA TINDAK
PENANGGUNG
NO HASIL UMPAN BALIK SASARAN WAKTU LOKASI LANJUT UMPAN TL UMPAN BALIK
JAWAB
BALIK
NAMA NAMA
NIP. XXXXXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX
35
36
h) Format Dokumentasi Kegiatan
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
B. Tanggal : ……………………………………..
C. Tempat : ……………………………………..
NAMA
NIP. XXXXXXXX XXXXXX X XXX
37
i) Format Notulen
NOTULEN
Rapat : ............................................................................................
Hari/Tanggal : ..........................................................................................
Waktu Panggilan : ............................................................................................
Tempat : ............................................................................................
Waktu : ............................................................................................
Acara : ...........................................................................................
1. Pimpinan Rapat
Ketua : ............................................................................................
Sekretaris : ............................................................................................
Pencatat : ............................................................................................
PIMPINAN RAPAT
NAMA JABATAN
NAMA
NIP. XXXXXXXX XXXXXX X XXX
38
2.1.4 Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman
merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan
maka FKTP menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan
sesuai kebutuhan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen
pedoman atau panduan yaitu:
a. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/ panduan
tersebut.
b.Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi pengganti an
Kepala FKTP.
c. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap
2-3 tahun sekali.
d.Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat
pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang
diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
e. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut:
2) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
(a) BAB I Pendahuluan
(b) BAB II Gambaran Umum FKTP
(c) BAB III Visi, Misi, Motto, Nilai dan Tujuan FKTP
(d) BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas / FKTP
(e) BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
(f) BAB VI Uraian Tugas
(g) BAB VII Tata Hubungan Kerja
(h) BAB VIII Analisis Ketenagaan Puskesmas
(i) BAB IX Kegiatan Orientasi
(j) BAB X Pertemuan/ Rapat
39
(k) BAB XI Pelaporan
Laporan Harian
Laporan Bulanan
Laporan Tahunan
3) Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pedoman
D. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
4) Format Panduan Pelayanan Puskesmas
Kata Pengantar
BAB I DEFINISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Landasan Hukum
BAB II RUANG LINGKUP
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Ditribusi Ketenagaan
40
C. Jadwal Kegiatan
D. Standar Fasilitas
E. Denah ruang
BAB III TATA LAKSANA
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
D. Keelamatan Kerja
BAB IV DOKUMENTASI
Isi terkait form / blangko yang sesuai bidang/ unit
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sistematika pedoman/panduan pelayanan Puskesmas dapat
dibuat sesuai dengan materi/isi pedoman/panduan. Pedoman/
panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang
harus ada di FKTP yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta
dalam elemen penilaian.Bagi FKTP yang telah menggunakan e-file
tetap harus mempunyai hardcopy pedoman/panduan yang dikelola
oleh tim akreditasiFKTP atau bagian Tata Usaha FKTP
41
a) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
KATA PENGANTAR
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Lumajang, HH BB THTH
Penyusun
42
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM FKTP
BAB III VISI, MISI, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN FKTP
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS / FKTP
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
BAB VI URAIAN TUGAS
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII ANALISIS KETENAGAAN FKTP
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
BAB X PERTEMUAN/ RAPAT
BAB XI PELAPORAN
1.1Laporan Harian
1.2Laporan Bulanan
1.3Laporan Tahunan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxx.
1.2Dasar Hukum
c. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
d. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
e. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
43
1.3Pengertian
a. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxx.
b. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxx.
1.4Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.5Manfaat
a. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxx.
b. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxx.
1.6Ruang Lingkup
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Puskesmas
Berisi gambaran Puskesmas secara umum seperti luas wilayah kerja
Puskesmas dan batas – batas Puskesmas.
2.3 Kependudukan
Distribusi penduduk dalm bentuk tabel.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN FKTP
1.1 Visi Puskesmas
44
1.3 Motto Puskesmas
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
5.10Ruang Laboratorium
45
BAB VI
URAIAN JABATAN
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
BAB XI
PELAPORAN
46
b) Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
KATA PENGANTAR
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Lumajang, HH BB THTH
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1 Tujuan Pedoman
1.2 Ruang Lingkup Pedoman
1.3 Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2.2 Distribusi Ketenagaan
2.3 Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
3.1 Denah Ruang
3.2 StandarFasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
4.1 Lingkup Kegiatan
4.2 Metode
4.3 LangkahKegiatan
47
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
48
c) Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
49
2.3 Jadwal Kegiatan
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.1 Denah Ruang
3.2 Standar Fasilitas
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGAM
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PRNGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
50
d) Format Panduan Pelayanan Puskesmas
KATA PENGANTAR
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Lumajang, HH BB THTH
Penyusun
DAFTAR ISI
51
3.4 Keselamatan Kerja
BAB IV DOKUMENTASI
Isi terkait form / blangko yang sesuai bidang/ unit
DAFTAR PUSTAKA
52
2.1.5 Manual mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten
ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu
disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut
meliputi :
1. Kata Pengantar
2. PENDAHULUAN, yang berisi :
2.3 LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
2.4 RUANG LINGKUP
2.5 TUJUAN
2.6 LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
2.7 ISTILAH DAN DEFINISI
3. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN, yang berisi:
a. PERSYARATAN UMUM
b. PENGENDALIAN DOKUMEN
c. PENGENDALIAN REKAMAN
4. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN, yang berisi :
a. Komitmen manajemen
b. Fokus pada sasaran/pasien
c. Kebijakan mutu
d. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
e. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
f. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
g. Komunikasi internal
5. TINJAUAN MANAJEMEN:
a. Umum
b. Masukan Tinjauan Manajemen
c. Luaran Tinjauan
6. MANAJEMEN SUMBER DAYA, yang berisi:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
53
7. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1) Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan
pengukuran kinerja
2) Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a) Penetapan persyaratan sasaran
b) Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c) Komunikasi dengan sasaran
3) Pembelian (jika ada)
4) Penyelenggaraan UKM:
a) Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b) Validasi proses penyelenggaraan upaya
c) Identifikasi dan mampu telusur
d) Hak dan kewajiban sasaran
e) Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f) Manajemen risiko dan keselamatan
5) Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja
UKM:
a) Umum
b) Pemantauan dan pengukuran:
Keuasan pelanggan
Audit internal
Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c) Pengendalian jika ada hasil yang dak sesuai
d) Analisis data
e) Peningkatan berkelanjutan
f) Tindakan korektif
g) Tindakan preventif
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1) Perencanaan Pelayanan KliniS
2) Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3) Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
(a) Proses pembelian
(b) Verifikasi barang yang dibeli
(c) Kontrak dengan pihak ke ga
4) Penyelenggaraan pelayanan klinis:
(a) Pengendalian proses pelayanan klinis
54
(b) Validasi proses pelayanan
(c) Identifikasi dan ketelusuran
(d) Hak dan kewajiban pasien
(e) Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam
medis, dsb)
(f) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5) Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
(a) Penilaian indikator kinerja klinis
(b) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
(c) Pelaporan insiden keselamatan pasien
(d) Analisis dan tindak lanjut
(e) Penerapan manajemen risiko
6) Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
(a) Umum
(b) Pemantauan dan pengukuran:
(c) Kepuasan pelanggan
(d) Audit internal
(e) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
(f) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
8. PENUTUP
Lampiran (jika ada).
55
2.1.6 Rencana Lima Tahun Puskesmas
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas
pokok dan fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama
seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis
situasi yang melipu analisis pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang
menjadi pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat
menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan
dan rencana anggaran.
Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas Sistema tika
Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas dapat disusun dengan sistema
tika sebagai berikut:
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
a. Keadaan Umum Puskesmas
b. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
c. Indikator danstandar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
Bab II. Kendala dan Masalah
a. Identi fikasi keadaan dan masalah
1) Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang
harus dicapai oleh Puskesmas.
2) Tim mengumpulkan data:
a) Data umum
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasaran
d) Data cakupan
e) Data sumber daya
3) Tim melakukan analisis data
4) Alternatif pemecahan masalah
b. Penyusunan rencana
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Penyusunan rencana
56
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
d. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
Bab IV. Analisis Kinerja
a. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
Puskesmas
b. Analisi Kinerja : menganalisis faktor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja
BAB V. Rencana Pencapain Kinerja Lima Tahun
a. Progam Kerja dan kegiatan : berisi progam - progam kerja yang
akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1) Progam Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam
kegiatan – kegiatan, misalnya : pelatihan, pengusulan
penmabahan SDM, seminar, workshop, dsb.
2) Progam Kerja engembangan sarana, yang dijabarkan dalam
kegiatan – kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana,
pengadaan alat –alat kesehatan, dsb.
3) Progam Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya.
b. Rencana Anggaran : yang merupakan rencana biaya untuk tiap
–tiap progam kerja dan kegiatan – kegiatan yang direncanakan
secara garis besar
BAB VI. Penutup
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/
Klinik,
57
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri
dari Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya
Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota, target kinerja lima
tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
d. Tim melakukan analisis kinerja.
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap
upaya Puskesmas denganpenjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yangakan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap- tiap indikator kinerja.
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk
disahkan oleh Kepala Puskesmas.
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.
Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan dalam
mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Nomor: diisi dengan nomor urut.
b. Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya
Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB,
Upaya PKM, dan seterusnya.
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur
kinerja Upaya/Pelayanan.
d. Standar: diisi dengan standar kinerja untuk tiap indicator.
e. Pencapaian: diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir.
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yangakan dicapai pada
tiap tahap tahunan.
g. Program Kerja: diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja,
misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja
peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM, program kerja
pengembangan sarana, dsb.
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
58
i. Volume: diisi dengan volume kegiatan yangdirencanakan untuk
tiap tahapan tahunan.
j. Harga Satuan: harga satuan untuktiap kegiatan.
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume dengan harga
satuan
59
2.1.7 Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahunan
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang,
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas
yang dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun
pengembangan sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) adalah dengan menyusun Rencana UsulanKegiatan
yang melipu usulan mencakup seluruh kegiatan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun
daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
Puskesmas. Puskesmas perlu memper timbangkan masukan dari
masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan
untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas.
RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1).
Penyusunan RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan
(H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-
1) dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian
dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota selanjutnya terangkum
dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan ke
DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan
politis.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke
Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan
60
alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, secara rinci RUK dijabarkan
ke dalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Penyusunan RPK
dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam forum
Lokakarya Mini yang pertama.
2. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ( RUK ).
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala
Puskesmas membentuk Tim Penyusun PTP yang anggotanya terdiri
dari staf Puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses
analisis terhadap data yang dikumpulkan m yang telah ditunjuk oleh
Kepala Puskesmas. Data-data tersebut mencakup data umum, dan
data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhati kan hal-hal untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan
memperhati kan program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun
rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat. Analisis masalah
dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan Tim
Penyusun PTP dan lintas sektoral Puskesmas melalui :
1) Identi fikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat
(community healthanalysis),
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mempergunakan diagram
sebab akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain
yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
61
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama,
UKM esensial dan pengembangan
yang meliputi :
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM
esensial dan pengembangan secara bersama-sama, terpadu dan
terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan
menggunakan format-format sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2012. Adapun format-
format untuk dilihat didalam buku panduan penyusunan dokumen ini.
62
2.2 SISTEMATIKA PENYUSUNAN RUK DAN RPK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
63
F. Penilaian Penanganan Kegawatdaruratan
G. Program Inovatif
H. Rekapitulasi Perhitungan Cakupan Komponen Kegiatan Kinerja
Puskesmas
BAB IV PERUMUSAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
B. Menetapkan Urutan Prioritas
C. Akar Penyebab Masalah
D. Alternatif Pemecahan Masalah
E. Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
BAB V RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
BAB VI RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)
BAB VII PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan program secara umum
1.2.2. Tujuan Khusus
Jenis Kegiatan yang akan dilakukan
BAB II
ANALISIS SITUASI
64
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
Sumber: .........................................
Keterangan : Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who,
When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana
masalah itu terjadi).
BAB IV
ANALISA MASALAH
Sumber: .................................................................
Cari prioritas masalah dengan menggunakan USG
Tabel 4.2. Matriks pemecahan masalah metode USG
Total (Hasil
No. Masalah U S G
Kali)
1 Masalah A 5 3 3 45
2 Masalah B 4 4 4 64
3 Masalah C 3 5 5 75
Sumber: .................................................................
65
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang,
2=kecil, 1=sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu yang merupakan
prioritas adalah Isu C
BAB V
PENYEBAB MASALAH
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
66
Alternatif
Prioritas Penyebab
No. pemecahan CxAxRxL Ket
Masalah Masalah
masalah
1.
2.
3.
Alternatif Pemecahan
Prioritas
No. pemecahan masalah Ket
Masalah
masalah terpilih
1.
2.
3.
67
BAB VII
RUK
68
Contoh RUK UPT Puskesmas Tunjung
PROGRAM PRIORITAS
KEGIATAN MAINTENANCE
KEGIATAN INOVASI
69
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas.
Target indikator Kegiatan pada contoh formulir diatas selanjutnya dapat
ditambah berdasarkan masalah prioritas kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas berdasarkan hasil analisa dan mengacu pada rencana lima
tahunan Puskesmas.
2. Matriks diatas dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan
daerah, dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan
kefarmasian, keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan
laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas.
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing
upaya yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah
ditetapkan.
5. Kolom (4). Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan.
6. Kolom (5). Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang
akan dicakup dalam kegiatan.
7. Kolom (6). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan
diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan factor koreksi
kondisi geografis, jumlah sumber daya, target indikator kinerja, dan
pencapaian terdahulu.
8. Kolom (7). Penanggungjawab diisi Penanggungjawab kegiatan di
Puskesmas.
9. Kolom (8). Kebutuhan sumber daya diisi sumber daya yang dibutuhkan
untuk dapat melaksanakan kegiatan, diluar pembiayaan (Man, Method,
Material, Machine).
10. Kolom (9). Mitra kerja diisi unit lintas sektor yang harus terlibat untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan.
11. Kolom (10). Waktu Pelaksanaan diisi periode pelaksanaan kegiatan
dalam satu tahun.
12. Kolom (11). Kebutuhan anggaran diisi dengan perkiraan anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirumuskan.
13. Kolom (12). Indikator Kinerja diisi dengan indikator kinerja yang
didukung oleh pelaksanaan kegiatan tersebut.
14. Kolom (13) Sumber Pembiayaan dapat berasal dari pemerintah,
swasta,JKN, masyarakat atau sumber pendanaan lain yang sah.
70
71
BAB VIII
RPK
72
Contoh RPK UPT Puskesmas Tunjung
PROGRAM PRIORITAS
KEGIATAN MAINTANANCE
KEGIATAN INOVASI
73
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas.
Target Indikator kegiatan pada contoh formulir diatas selanjutnya dapat
ditambah berdasarkan dengan masalah prioritas kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas sesuai RUK Puskesmas yang telah disetujui.
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kebijakan
daerah, dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKPa, pelayanan
kefarmasian, keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan
laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas.
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing
upaya yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah
ditetapkan.
5. Kolom (4). Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan.
6. Kolom (5). Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang
akan dicakup dalam kegiatan.
7. Kolom (6). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan
diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan factor koreksi
kondisi geografis, jumlah sumber daya, target indikator kinerja, dan
pencapaian terdahulu.
8. Kolom (7). Penanggungjawab diisi Penanggungjawab kegiatan di
Puskesmas.
9. Kolom (8). Volume kegiatan diisi jumlah pelaksanaan kegiatan dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun.
10. Kolom (9). Jadwal diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun.
11. Kolom (10). Rincian Pelaksanaan diisi rincian kegiatan dalam 1 (satu)
tahun yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan.
12. Kolom (11). Lokasi Pelaksanaan diisi lokasi pelaksanaan kegiatan.
13. Kolom (12). Biaya diisi anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan yang telah dirumuskan.
74
BAB IX. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
BAB X
PENUTUP
10.1. Kesimpulan
Masalah apa saja yang ada di program puskesmas
10.2. Saran
Masukan untuk keberhasilan program
75
2.3 JENIS-JENIS SURAT
2.3.1 Surat Keterangan, terdiri dari :
1) Susunan
(a) Kepala Surat Keterangan
2.3.2 Tulisan “SURAT KETERANGAN” ditempatkan di bagian
tengah lembar naskah;
2.3.3 Nomor dan tahun atau dapat menggunakan nomor panjang
menurut kebutuhan
(b) Isi Surat Keterangan terdiri dari
(1) Nama dan Jabatan yang menerangkan;
(2) Nama, NIP, Pangkat/ Golongan dan jabatan dari pihak yang
diterangkan;
(3) Maksud Keterangan;
(c) Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas:
(2) Tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditetapkan
(3) Nama Jabatan
(4) Tanda tangan pejabat
(5) Nama Jelas, pangkat, NIP
(6) Stempel jabatan/ Instansi
(7) Tembusan
76
Contoh Format Surat Keterangan
SURAT KETERANGAN
Nomor : ......... / ......... / ......... / tahun
......................................................
Nama
NIP.
Tembusan :
1. MMMMMMMMMM
2. MMMMMMMMMM
77
2.3.2 Surat Perintah, terdiri dari:
1) Susunan
Ad.a. Kepala Surat Perintah:
2.3.4 Tulisan “SURAT PERINTAH” ditempatkan di bagian tengah
lembar naskah;
2.3.5 Nomor, tanggal dan tahun atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut kebutuhan.
Ad.b. Isi Surat Perintah terdiri dari :
Nama Pejabat dan Jabatan yang memberikan perintah;
(4) Nama Pejabat yang diberi perintah, jenis perintahkhusus
yang harus dilaksanakan dan waktu pelaksanaan.
Ad.c. Bagian Akhir Surat Perintah terdiri atas:
(1) Nama Tempat
(2) Tanggal, Bulan dan Tahun
(3) Nama Jabatan
(4) Tanda tangan pejabat
(5) Nama jelas pejabat berikut NIP bagi PNS
(8) Stempel jabatan/ Instansi
(9) Tembusan
78
Contoh Format Surat Perintah
SURAT PERINTAH
Nomor : ......... / ......... / ......... / tahun
MEMERINTAHKAN
Kepada :
a. Nama : ....................................................................
b. Jabatan : ...................................................................
Untuk :
...................................................................................................................
............
..........................................................................................................................
.............
............
...................................................................................................................
............
Ditetapkan di Lumajang
pada tanggal ............................
Nama
NIP.
79
2.3.3 Surat Perintah Tugas, terdiri dari:
1. Kepala Surat Perintah Tugas terdiri atas :
a) Tulisan “SURAT PERINTAH TUGAS” ditempatkan di bagian
tengah lembar naskah;
b) Nomor, tanggal dan tahun atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut kebutuhan.
2. Isi Surat Perintah Tugas
Memuat dasar dan pertimbangan penugasan, nama pangkat/
golongan, NIP, jabatan yang diberi tugas, jenis tugas, yang harus
dilaksanakan dan waktu pelaksanaan tugas.
3. Bagian Akhir Surat Perintah terdiri atas:
a) Nama Tempat
b) Tanggal, Bulan dan Tahun
c) Nama Jabatan
d) Tanda tangan pejabat ayng memberi tugas
e) Nama jelas pejabat berikut NIP bagi PNS
f) Stempel jabatan/ Instansi
g) Tembusan
80
Contoh Format Surat Perintah Tugas
Dasar : ...........................................................................................
...
MEMERINTAHKAN :
2. Nama : .............................................................
Pangkat/ Gol : .............................................................
NIP : .............................................................
Jabatan : .............................................................
Untuk :
Ditetapkan di Lumajang
pada tanggal ............................
Nama
Tembusan : NIP.
1. MMMMMMMMMM
2. MMMMMMMMMM
81
2.3.4 Surat Kuasa, terdiri dari:
1. Kepala Surat Kuasa terdiri atas :
a) Tulisan “SURAT KUASA” ditempatkan di bagian tengah
lembar naskah;
b) Nomor, tanggal dan tahun ditempatkan di bawah tulisan
SURAT KUASA
2. Isi Surat Kuasa, terdiri dari :
(a) Nama Pejabat yang memberi kuasa
(b) Nama Jabatan yang memberi kuasa
(c) NIP yang memberi kuasa (bagi PNS)
(d) Tulisan “Memberi Kuasa”
(e) Tulisan “Kepada”
(f) Nama Pejabat yang diberi kuasa
(g) Nama Jabatan yang diberi kuasa
(h) NIP yang diberi kuasa
(i) Tulisan “Untuk”
(j) Hal - hal yang menyangkut jenis tugas dan tindakan yang
dikuasakan
3. Bagian Akhir Surat Kuasa terdiri atas:
(a) Nama Tempat dikeluarkan;
(b) Tanggal, Bulan dan Tahun pembuatan;
(c) Nama Jabatan pemberi kuasa;
(d) Tanda tangan pejabat yang memberi kuasa;
(e) Nama jelas pemberi kuasa(Pangkat dan NIP bagi PNS);
(f) Stempel jabatan/ Instansi;
(g) Tulisan “Yang memberi kuasa”;
(b) Nama Jabatan yang diberi kuasa;
(c) Tanda tangan jabatan yang diberi kuasa;
(d) Nama jelas dan NIP yang diberi kuasa.
82
Contoh Format Surat Kuasa
SURAT KUASA
Nomor : ......... / ......... / ......... / tahun
MEMBERI KUASA
Kepada :
a. Nama : ........................................................................
b. Jabatan : ........................................................................
c. NIP : ........................................................................
Untuk :
.................................................................................................................
..............
Lumajang, ………………………..
Yang diberi kuasa Yang Memberi Kuasa
Nama Jabatan, Kepala UPT Puskesmas Tunjung
Nama Nama
NIP. NIP.
Tembusan :
1. MMMMMMMMMM
83
2. MMMMMMMMMM
2.3.5 Surat Undangan, terdiri dari:
1. Kepala Surat Undangan, terdiri atas :
a) Nama (dapat ditulis dalamlembar tersendiri), tempat,
tanggal, bulan,dan tahun ditempatkan di kanan atas;
b) Alamat undangan yang ditunjukkan ditempatkan di
bawah nama tempat, tanggal, bulan tahun;
c) Nomor, sifat, lampiran dan hal diketik secara vertikal,
ditempatkan disebelah kiri atas.
2. Isi Surat Undangan, terdiri dari :
a) Maksud dan tujuan
b) Hari penyelenggaraan
c) Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan
d) Acara yang akan diselenggarakan
e) Penutup
3. Bagian Akhir Surat Undangan terdiri atas:
a) Nama Tempat, tanggal bulan dan tahun;
b) Nama jabatan pemberi perintah
c) Tanda tangan pejabat serta nama jelas pejabat pemberi
perintah;
d) Stempel Jabatan / Instansi);
84
Contoh Format Surat Undangan
Kepada
Nomor : Yth. 1. ...............................................
Sifat : 2. ...............................................
Lampiran : 3. dst (dapat ditulis dalam
Hal : lembar tersendiri)
di- .............................................
...................................................................................................................
.................
..........................................................................................................................
...................
...................................................................................................................
...............
Nama
NIP.
Catatan :
1. MMMMMMMMMM
2. MMMMMMMMMM
85
2.3.6 Surat Panggilan, terdiri dari:
1. Kepala Surat Panggilan, terdiri atas :
(a) Nama tempat, tanggal, bulan,dan tahun;
(b) Nama instansi Pemerintah / Badan Hukum/ Swasta/
Perorangan yang dipanggil;
(c) Nomor, sifat, lampiran dan hal.
2. Isi Surat Panggilan, terdiri dari :
(a) Hari, tanggal, waktu, tempat, menghadap kepada alamat
pemanggil;
(b) Maksud Surat Panggilan tersebut.
3. Bagian Akhir Surat Panggilan terdiri atas:
(a) Nama jabatan;
(b) Tanda tangan pejabat;
(c) Nama dan NIP pejabat
(a) Stempel Jabatan / Instansi);
86
Contoh Surat Panggilan
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
Lumajang, HH BB THTH
Nomor : .................................. Kepada
.... Yth.
Sifat : .................................. ..................................................
.... .
Lampiran : .................................. ..................................................
.... .
Hal : Panggilan
di- ............................................
.
Kepala Instansi
Nama
NIP.
87
2.3.7 Surat Pengantar
1. Surat Pengantar terdiri dari :
a) Kepala Surat Pengantar
b) Isi Surat Pengantar
c) Bagian akhir Surat Pengantar
2. Kepala Surat Pengantar terdir atas :
a) Tanggal, Bulan, dan Tahun;
b) Nomor;
c) Pejabat/alamat yang dituju;
d) Tulisan “Surat pengantar” ditempatkan ditengah isi naskah.
3. Isi Surat Pengantar dirumuskan dalam bentuk uraian :
a) Kolom nomor urut;
b) Kolom jenis yang dikirim;
c) Kolom banyaknya naskah/barang dan sebagainya;
d) Kolom keterangan.
4. Bagian Akhir Surat Pengantar terdir atas :
a) Nama tempat;
b) Nama jabatan pembuat Surat Pengantar;
c) Tanda tangan
d) Nama dan NIP;
e) Stempel jabatan/instansi;
f) Penerimaan.
5. Cara Pembuatan.
Surat Pengantar dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah yang
bersangkutan.
6. Bentuk/Model Naskah Dinas Surat Pengantar, sebagaimana
tertera pada halaman berikutnya :
88
Contoh Surat Pengantar
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jalan Tunjung – Kalipenggung No. Telp. (0334) 323 824
RANDUAGUNG - 67354
e-mail:puskesmastunjung@gmail.com
Lumajang, .........................20......
Kepada
Yth.
..................................................
.
..................................................
.
di- ............................................
.
SURAT PENGANTAR
NOMOR:.....................
Lumajang,..............20...
Kepala Instansi
Nama
89
NIP.
2.3.8 Berita Acara, terdiri dari:
90
Contoh Surat Berita Acara
BERITA ACARA
Nomor : .......... / ......... / ......... / tahun
..........................................................................................................................
... yang selanjutnya disebut Pihak Pertama
..........................................................................................................................
... yang selanjutnya disebut Pihak kedua
..........................................................................................................................
.................
..........................................................................................................................
.................
....................
Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya dalm rangkap ....... untuk
digunakan sebagaimana mestinya
Dibuat di Lumajang
Pihak Kedua Pihak Pertama
Kepala Instansi
Nama
NIP. Nama
NIP.
Mengetahui / Mengesahkan
91
Nama
2.3.9 Surat Perintah Perjalanan Dinas, terdiri dari:
1. Kepala Surat Perintah Perjalanan Dinas, terdiri atas :
a) Tulisan “Lembar ke ...... ” di sebelah kanan atas;
b) Tulisan “Kode No” diketik di bawah kata “Lembaran ke”;
c) Tulisan “Nomor” diketik dibawah kata “Kode No”;
d) Tulisan “SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS”
ditempatkan di tengah lembar isi naskah;
e) Tulisan “(SPPD)” diketik secara simetris di bawah kata
“Surat Perintah Perjalanan Dinas”.
2. Isi Surat Perintah Perjalanan Dinas di rumuskan dalam bentuk
uraian yang di dalamnya di cantumkan ::
a) Nama Jabatan yang memberikan perintah
b) Nama Pegawai yang diberi perintah;
c) Pangkat, Golongan, dan Jabatan pegawai yang diberi
perintah
d) Maksud perjalanan dinas
e) Alat angkut yang digunakan
f) Tempat berangkat dan tempat tujuan
g) Lama perjalanan dinas, tanggal berangkat, dan tanggal
harus kembali
h) Jumlah dan nama pengikut perjalanan dinas
i) Pembebanan anggaran
j) Keterangan lain - lain
3. Bagian Akhir Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri atas:
a) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun
b) Nama jabatan pemberi perintah
c) Tanda tangan pejabat serta nama jelas pejabat pemberi
perintah;
d) Stempel jabatan / Instansi
4. Bagian Belakang Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri atas:
a) Nomor SPPD, tempat dan tanggal keberangkatan, tujuan
b) Pengesahan oleh pejabat ditempat tujuan
c) Tanggal kembali dari perjalanan dinas
d) Tanda tangan pejabat yang memberi perintah
92
Contoh Surat Perintah Perjalanan Dinas
Lembar ke : ......................
Kode No : ......................
Nomor : ......................
6 a. Tempat berangkat
b. Tempat tujuan
7 a. Lamanya Perjalanan Dinas
b. Tanggal berangkat
c. Tanggal harus kembali
8 Pengikut
9 Pembebanan anggaran
a. Instansi / SKPD/ Unit Kerja
b. Kode Rekening
10 Keterangan lain – lain
(Bila ada tempat tujuan lain)
a. Tempat/ Tanggal berangkat
b. Tempat Tujuan
Dikeluarkan di : LUMAJANG
Pada tanggal :
NAMA JABATAN
93 Kepala SKPD,
NAMA
SPPD No. : ......................
Berangkat dari
(tempat kedudukan)
: ......................
Pada tanggal : ......................
Ke : ......................
V. Tiba kembali di :
Pada tanggal :
Telah diperiksa, dengan keterangan bahwa
perjalanan tersebut di atas benar dilakukan atas
perintahnya dan semata - mata untuk
kepentingan jabatan dalam waktu yang
sesingkat - singkatnya
NAMA JABATAN
94
Kepala SKPD,
95
2.3.10 Lembar Disposisi
1. Lembar Disposisi terdiri dari :
a) Kepala Lembar Disposisi.
b) Isi Lembar Disposisi.
c) Bagian Akhir lembar Disposisi
2. Kepala Lembar Disposisi terdiri atas :
a) Tulisan “lembar Disposisi” ;
b) Surat dari;
c) Nomor Surat;
d) Tanggal Surat;
e) Diterima tanggal;
f) Nomor agenda;
g) Sifat;
h) Hal;
i) Diteruskan kepada;
j) Catatan.
3. Kepala Lembar Disposisi terdiri atas :
a) Tulisan “lembar Disposisi” ditempatkan di tengah lembar
naskah;
b) Isi Disposisi dirumuskan dalam bentuk uraian.
96
Contoh Lembar Disposisi
Dan Koordinasi/Konfirmasikan
seterusnya…………………...
……………………………………..
……………………………………..
Catatan :
Nama Jabatan
Tanggal Paraf dan Tanggal
Nama
97
BAB III
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAM IMPLEMENTASI
98
4) Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu
dilakukan sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila
rumit maka untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan
pelati han.
5) Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen Kepala
FKTP menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ Tim Akreditasi
sebagai Petugas Pengendali Dokumen. Petugas tersebut
bertanggung jawab atas:
a) Penomoran dokumen
(1) Tata cara penomoran Dokumen
Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian dokumen,
dengan ketentuan:
b. Semua dokumen harus diberi nomor,
c. Puskesmas/ FKTP agar membuat kebijakan tentang
pemberian nomor sesuai dengan tata naskah yang
dijadikan pedoman,
d. Pemberian nomor mengiku tata naskah FKTP, atau
ketentuan penomoran (bisa menggunakan garis miring
atau dengan sistem digit)
e. Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
b) Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
c) Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
d) Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel terkendali
Tata Cara Pendistribusian dokumen
3. Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan
dokumen kepada unit upaya atau pelaksana yang
memerlukan dokumen tersebut agar dapat digunakan
sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata
Usaha Puskesmas/FKTP sesuai pedoman tata naskah.
4. Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir
tanda terima.
5. Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu
tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja lainnya.
6. Bagi Puskesmas/ Klinik yang sudah menggunakan e-file
maka distribusi dokumen bisa melalui jejaring area lokal,
dan diatur kewenangan otorisasi di setiap unit kerja,
99
sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenangan
dalam membuka dokumen
e) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah
dokumen pengganti serta mengisi format usulan
penambahan/ penarikan dokumen.
f) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah dak berlaku
dengan membubuhkan stempel “Kedaluwarsa” dan
kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2 tahun.
g) Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
6) Tata Cara Penyimpanan dokumen
a) Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomor) dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi
Puskesmas/ FKTP atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/ FKTP,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut
tentang tata cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam
pedoman/ tata naskah. Penyimpanan dokumen yang asli harus
rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali
bila diperlukan.
b) Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya
Puskesmas/FKTP, dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila
tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib
mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku tersebut ke
sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit
kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat
Tim Mutu atau Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan
fotocopy dokumen yang tidak berlaku tersebut, namun untuk
dokumen yang asli agar tetap disimpan, dengan lama
penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen
yang berlaku di Puskesmas/FKTP.
c) Dokumen di unit upaya Puskesmas/FKTP harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca
oleh pelaksana.
7) Penataan Dokumen
Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi
Puskesmas/ FKTP dikelompokan masing-masing bab/ kelompok
pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen
penilaian, dan diberikan dafar secara berurutan.
100
8) Revisi atau perubahan dokumen
a) Dilakukan setelah proses pengkajian serta mendapat pengesahan
sesuai pejabat yang berwenang
b) Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan
c) Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada Riwayat Perubahan
Dokumen
d) Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal
terbit dokumen terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
101
BAB IV
PENUTUP
102