Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN TATA NASKAH AKREDITASI

PUSKESMAS SANGGIRAN

A. PENDAHULUAN

Pengaturan sistem dokumentasi dalam suatu proses implementasi


akreditasi FKTP sangat penting karena dokumen merupakan acuan kerja,
bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan. Dengan
adanya system dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/organisasi
diharapkan fungsi-fungsi setiappersonel maupun bagian-bagian dari
organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dalam mewujudkan
kinerja yang optimal. Dokumen secara garis besar dibagi atas dua bagian
yaitu dokumen eksternal dan dokumen internal.

Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan


system manajemen mutu dan system manajemen pelayanan. Regulasi
internal berupa kebijakan/SK, Pedoman, Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan dokumen lain yang disusun berdasarkan peraturan perundangan
dan pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.

Agar FKTP memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan


dokumentasi maka perlu disusun Pedoman Tata Naskah Akreditasi
Puskesmas Sanggiran.

B. DASAR PENETAPAN TATA NASKAH DINAS

Didalam penetapan pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi Puskesmas


sebagai dasarnya adalah:

1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang No. 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas,
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Mandiri.

C. PENGERTIAN TATA NASKAH DINAS AKREDITASI

1. Pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi UPT Puskemas pada


Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue adalah sistem pengelolaan
dokumen/surat menyurat dan rekaman implementasi, yang meliputi
sistem penyusunan tata naskah untuk penyelenggaraan Manajemen
Puskesmas, Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan.
2. Dokumen penyelenggaraan manajemen Puskesmas meliputi
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, Pedoman/Manual mutu,
Pedoman/Panduan teknis yang terkait manajemen, Standar
Operasional Prosedur, Perencanaan Tingkat Puskesmas serta
Kerangka Acuan Kegiatan.
3. Dokumen penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi
kebijakan Kepala Puskesmas, Pedoman masing-masing UKM, Standar
Operasional Prosedur (SOP), Rencana Tahunan untuk masing-masing
UKM, Kerangka Acuan Kerja untuk masing-masing UKM.
4. Dokumen penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
meliputi kebijakan tentang Pelayanan Klinis, Pedoman Pelayanan
Klinis, Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis, Kerangka Acuan
Kerja terkait dengan program/kegiatan Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
5. Dokumen eksternal adalah: buku, peraturan, standar, surat
keputusan, kebijakan yang merupakan acuan/ referensi di dalam
penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas.

D. KETENTUAN TATA NASKAH DINAS AKREDITASI PUSKESMAS

I. KEBIJAKAN

Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh


Kepala UPT Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggungjawab maupun
pelaksana. Format Peraturan/Surat Keputusan adalah sebagai
berikut:

1. Memakai Kertas dengan Kop Surat UPT Puskesmas


dengan menggunakan kertas ukuran Folio/F4 (21,5 cm x 33 cm)
dengan penulisan menggunakan margin atas bawah kanan 1,5 cm
dan kiri 2,54 cm.
2. Font yang digunakan adalah Bookman Old Style
3. Nomor ditulis sesuai system penomoran UPT Puskesmas
4. Judul ditulis dengan huruf Kapital
5. Konsideran meliputi
a. Menimbang
1. Memuat uraian singkat tentang pokok pikiran/landasan
filosofis, sosiologis dan konklusi.
2. Huruf awal kata menimbang diawali dengan huruf kapital
dengan tanda baca titik ( : ) dan diletakkan dibagian kiri.
3. Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil dengan kata “ bahwa” dengan a
huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; )
4. Jumlah konsideran menimbang ada 3 yang meliputi a
(landasan filosofis), b (landasan sosiologis) dan c (konklusi).
b. Mengingat
1. Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuatan kebijakan tersebut.
2. Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya lebih tinggi.
3. Kata “mengingat” diletakkan dibagian kiri sejajar dengan
kata menimbang dengan diawali huruf kapital.
4. Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang
awal disebut terlebih dahulu diawali dengan nomor 1,2,3
dst dan diakhiri dengan tanda baca ( ; ).
c. Diktum
1. Diktum Memutuskan ditulis dengan huruf kapital
seluruhnya dan diletakkan ditengah.
2. Diktum menetapkan diletakkan dibawah diktum
memutuskan dengan posisi sejajar dengan dengan kata
menimbang dan menngingat, huruf awal kata dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ).
3. Nama keputusan ditulis dengan huruf kapital seluruhnya
sesuai judul keputusan.
d. Batang Tubuh
1. Memuat seluruh substansi surat keputusan yang
dirumuskan dalam diktum kesatu, kedua dan seterusnya
dan diawali dengan huruf kapital.
2. Dicantumkan saat berlakunya surat keputusan,
perubahan, pembatalan dan sebagainya.
3. Materi teknis kebijakan dapat dicantumkan dalam
lampiran surat keputusan yang dilengkapi dengan
tandatangan pejabat yang menetapkan surat keputusan.
e. Kaki kebijakan
Merupakan bagian akhir substansi yang memuat tanda
tangan pejabat yang mengesahkan keputusan yang terdiri dari :
1. Tempat dan tanggal penetapan
2. Nama jabatan
3. Tanda tangan pejabat
4. Nama lengkap pejabat yang menandatangani tanpa gelar
dan tanpa NIP
f. Lampiran
1. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul
surat keputusan yang diletakkan di pojok kanan atas
dengan huruf Kapital.
2. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala UPT
Puskesmas tanpa gelar dan tanpa NIP.

II. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM/KEGIATAN


Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) disusun untuk program atau kegiatan
yang akan dilakukan oleh Puskesmas yaitu sesuai dengan Standar
Akreditasi. Sistematika Kerangka Acuan adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Berisi hal-hal yang bersifat umum yang terkait dengan upaya atau
kegiatan.
2. Latar Belakang
Berisi justifikasi atau alasan mengapa program tersebut disusun.
Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukannya program dapat lebih kuat.
3. Tujuan
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besar. Tujuan khusus
adalah tujuan secara rinci
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga tercapai
tujuan program.
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
Berisi Metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian
kegiatan.
6. Sasaran
Target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan
sesuai dengan SMART (Specific, Measurable, Agressive but
attainable, Result oriented, Time Bond).
7. Jadwal Kegiatan
Berisi perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan
digambarkan dalam bentuk Bentuk Gun chart.
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Berisi evaluasi pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan
baik per bulan, tribulan maupun satu tahun.
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

III. PENYUSUNAN SOP


Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai prosedur penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa dilakukan ( Permenpan Nomor 035 Tahun 2012 ).
Manfaat SOP adalah untuk memenuhi standar pelayanan
puskesmas, mendokumentasi langkah-langkah kegiatan dan
memastikan staf puskesmas memahami bagaimana pelaksanaan
pekerjaannya.
Format SOP sebagai berikut:
1. Kop/heading SOP

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

Puskesmas Juni Syairi, A.md.Keb


Sanggiran

2. Format SOP meliputi :


a. Logo
Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten
Simeulue dan logo Puskesmas.
b. Kop/heading SOP ( terlampir )
- Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
- Kotak diberi logo Pemerintah Kabupaten dan nama/logo
Puskesmas
- Kotak Judul diberi judul/nama SOP sesuai proses
kerjanya.
- Nomor dokumen diisi sesuai dengan ketentuan
penomoran pada puskesmas.
- Nomor revisi diisi dengan status revisi.
- Tanggal terbit diberi tanggal sesuai dengan tanggal
terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut
- Halaman diisi dengan nomor halaman dengan
mencantumkan juga total halaman.
- Ditetapkan kepala puskesmas dan dan diberi
tandatangan dan nama jelas.
c. Jika SOP disusun lebih dari satu halaman maka pada halaman
kedua dan seterusnya SOP dibuat tanpa
menggunakan Kop/heading.
d. Komponen SOP meliputi :
- Pengertian
- Tujuan
- Kebijakan
- Referensi
- Prosedur/langkah-langkah
- Diagram alir
- Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Unit terkait
- Dokumen terkait
- Rekam historis perubahan
e. Syarat penyusunan SOP
- SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan atau oleh unit kerjanya
- SOP harus merupakan suatu alur proses dari suatu
kegiatan
- Dalam SOP harus mudah dikenali siapa yang
melakukan, dimana, kapan dan mengapa
- SOP harus menggunakan kalimat instruksi, perintah
dengan bahasa yang dimegerti oleh pemakai
- SOP harus jelas, ringkas dan mudah dilaksanakan
CONTOH DOKUMEN SESUAI TATA NASKAH

SK

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SANGGIRAN
KECAMATAN SIMEULUE BARAT
Jl.Tgk. Ismail Desa Sanggiran Email: pkmsanggiran@gmail.com kode pos 23892

KEPUTUSAN
KEPALA PUKESMAS SANGGIRAN
NOMOR : 001/SK/KAPUS/2018

TENTANG
JENIS-JENIS PELAYANAN DI PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS SANGGIRAN

Menimbang : a. bahwa masyarakat berhak mendapatkan hak pelayanan


kesehatan yang bermutu;
b. bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu perlu adanya pengaturan jenis pelayanan sesuai
Peraturan dan Pedoman untuk memenuhi harapan dan
kebutuhan masyarakat;
c. bahwa sehubungan dengan butir a dan butir b diatas
perlu ditetapkan jenis – jenis pelayanan di puskesmas

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan No65/MENKES/2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan;
4. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
5. Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG JENIS-JENIS


PELAYANAN DI PUSKESMAS;

Kesatu : Kebijakan penetapan jenis pelayanan di Puskesmas


Sanggiran adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini;

Kedua : Kebijakan penetapan jadwal pelayanan di Puskesmas


Sanggiran adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini;

Ketiga : Kebijakan penetapan penanggung jawab program dan


uraian tugas di Puskesmas Sanggiran adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini;
Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Sanggiran
Pada tanggal : 2018
KEPALA PUSKESMAS SANGGIRAN

JUNI SYAIRI
CONTOH DOKUMEN SESUAI TATA NASKAH

SOP

KONSULTASI ANTARA PELAKSANA


DENGAN PENANGGUNGJAWAB
DENGAN KEPALA PUSKESMAS
No. SOP/ADM/
Dokumen 2018
No. Revisi
SOP
Tanggal
Terbit
Halaman 1–2
PUSKESMAS Juni Syairi, A.md.Keb
SANGGIRAN NIP.19750623 200904 2 003

1. Pengertian Konsultasi kepada kepala puskesmas adalah konsultasi


pelaksana maupun pengelola program puskesmas kepada
kepala puskesmas tentang masalah-masalah yang
ditemukan di program/pelayanan puskesmas agar segera
dapat dicegah dan dapat diatasi.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk


petugas dalam melaksanakan konsultasi kepada kepala
puskesmas
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor .../SK/KAPUS/2018.

4. Referensi Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas

5. Prosedur Alat dan bahan :


1. Buku Konsultasi

Langkah-langkah :
1. Petugas menyiapkan buku konsultasi
2. Petugas menulis masalah yang akan dikonsultasikan
di buku konsultasi
3. Petugas menghadap ke kepala puskesmas
4. Petugas memberitahukan maksud dan tujuan
5. Petugas membicarakan permasalahan dengan kepala
puskesmas
6. Kepala puskesmas memberikan saran atas masalah
tersebut
7. Petugas mencatat hasil konsultasi
8. Petugas merencanakan tindak lanjut dari saran yang
diberikan
9. Petugas melaksanakan tindak lanjut dari saran yang
sudah direncanakan
10. Petugas mencatat dan melaporkan semua tindak
lanjut yang sudah direncanakan kepada kepala
puskesmas

6. Bagan Alir -

7. Hal – hal -
yang perlu
diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Kepala puskesmas


2. UKM
3. UKP

9. Dokumen -
Terkait
10. Rekaman
historis Yang Isi Tanggal mulai
perubahan No
Diubah Perubahan diberlakukan
CONTOH DOKUMEN SESUAI TATA NASKAH

KAK

KERANGKA ACUAN KERJA PENILAIAN


KINERJA PUSKESMAS NOMOR :
003/PKM SGR/2018
I. Pendahuluan

Keberhasilan pelaksanaan manajemen puskesmas ditentukan


oleh konsistensi dan kepatuhan para pelaksana dalam melaksanakan
kegiatan yang sudah direncanakan pada perancanaan puskesmas.
Artinya sebaik apapun rencana dibuat jika tidak dilaksanakan tidak
akan membuahkan hasil yang optimal.

Untuk menjamin konsistensi dan kepatuhan terhadap


pelaksana rencana kegiatan pengawasan dan monitoring melalui
lokakarya mini puskesmas yang dilakukan setiap bulan. Pencapaian
kegiatan pada akhir tahun dilakukan evaluasi dalam bentuk penilaian.

II. Latar Belakang

Penilaian Kinerja Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan


manajemen puskesmas untuk menilai bagaimana kemampuan
pencapaian terhadap target yang telah ditetapkan dalam rencana.

Dengan dilakukannya penilaian kinerja puskesmas diharapkan


masalah- masalah yang timbul dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti.
Oleh karena itu penilaian kinerja puskesmas merupakan salah satu
unsur penting dalam mengukur pencapaian program dan kegiatan
pelayanan kesehatan yang dilakukan, dengan demikian diharapkan
terdapat peningkatan prestasi Puskesmas baik kualitas maupun
kuantitas.

III. Tujuan :

A. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas


secara optimal dalam mendukung, tujuan pembangunan
kesehatan.

B. Tujuan Khusus

1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan


dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir
tahun kegiatan.

2. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun


berdasarkan urutan peningkat kategori kelompok puskesmas.

3. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan


masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan
dinas kesehatan kota untuk tahun yang akan datang.

4. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis


masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan
masalah kesehatan diwilayah kerjanya berdasarkan adanya
kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas.

5. Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat menetapkan tingkat


urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

A. Penetapan Target Puskesmas


Target Puskkesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka
nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas pada akhir
tahun.
Penetapan besaran target setiap kegiatan yang akan
dicapai masing- masing Puskesmas bersifat spesifik dan
berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan, berdasarkan hasil
pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kota dengan
Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas.
Penetapan target ditentukan dengan mempertimbangkan :

1. Besarnya masalah yang dihadapi Puskesmas

2. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah

3. Hambatan dan rencana tindak lanjut

4. Ketersediaan sumber daya maupun lingkungan fisik

5. Target (Sasaran)

B. Prosedur Penilaian Kinerja

1. Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk


melakukan kompilasi hasil pencapaian.

2. Masing-masing penanggungjawab kegiatan melakukan


pengumpulan data pencapaian.

3. Masing-masing penanggungjawab melakukan analisis masalah,


identifikasi masalah, mencari penyebab masalah, mengenali
faktor-faktor pendukung dan penghambat.

4. Tim kecil Puskesmas menyusun rencana


pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan
timbulnya masalah ataupun kecenderungan untuk perbaikan
dengan metode analisis sederhana menggunakan data yang ada.

5. Hasil perhitungan analisis data dan usulan pemecahannya


dilaporkan ke Dinas Kabupaten/Kota.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Pembentukan Tim Kecil.

2. Pemantauan hasil kegiatan secara periodik (bulanan, triwulan,


tahunan).

3. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan.

4. Konsultasi dan bimbingan dari Dinas Kabupaten/Kota.

5. Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas kepada


Dinas Kesehatan dan membahas keterkaitannya dengan
verifikasi data dan perhitungannya.
6. Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Puskesmas berikut
penjelasan dalam perbaikan perhitungan bilamana terjadi
kesalahan

7. Menyajikan hasil akhir perhitungan cakupan dan mutu kegiatan


dalam bentuk sarang laba-laba

8. Menganalisis masalah dan penyebab masalah, merumuskan


pemecahan masalah dan rencana perbaikan sekaligus rencana
usulan kegiatan.

VI. Sasaran

Semua Kegiatan Puskesmas target sudah ditetapkan pada saat


menyusun RUK.

VII. Jadwal Kegiatan

2018

No Kegiatan Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Ok No Des

1. Pembentukan
Tim
x
2. Pemantauan hasil
kegiatan secara
periodik
(Bulanan, x x x x x x x x x x x x
triwulan,
tahunan)

3. Pengumpulan
data dan
x x x x x x x x x x x x
pengolahan data
hasil kegiatan

4 Konsultasi dan
bimbingan dari
x x
Dinas
Kabupaten/kota

5. Memberikan
laporan
perhitungan
kinerja
puskesmas
kepada Dinas
Kesehatan
6. Menerima umpan
balik nilai akhir
X
kinerja
Puskesmas
berikut
penjelasan dalam
perbaikan
perhitungan
bilamana terjadi
kesalahan

7 Menyajikan hasil
akhir perhitungan
cakupan dan
mutu kegiatan
dalam bentuk
sarang laba- laba

8. Menganalisis
masalah dan
penyebab
masalah,
merumuskan
pemecahan
masalah dan
rencana
perbaikan
sekaligus rencana
usulan kegiatan

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Penilaian Kinerja Puskesmas ditetapkan dengan menggunakan nilai ambang


untuk kelompok Puskesmas, yaitu :

- Cakupan Pelayanan terdiri atas :


A. Kelompok I : tingkat pencapaian hasil ≥ 91% (Tingkat Kinerja Baik)
B. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81-90% (Tingkat Kinerja
Cukup)
C. Kelompok III: tingkat pencapaian hasil ≤ 81% (Tingkat Kinerja Kurang)

Kegiatan-kegiatan dan program yang termasuk dalam kategori kurang dan


cukup harus dilakukan upaya pencarian penyebab masalah dan dilakukan
pemecahan masalahnya.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Untuk memudahkan melihat pencapaian kinerja puskesmas, maka hasil


cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen Puskesmas dapat disajikan
dalam bentuk grafik “Sarang Laba-Laba”. Banyaknya jari-jari grafik adalah
sejumlah Kegiatan Utama Pelayanan Kesehatan.

Hasil cakupan kegiatan dan program dilaporkan setiap bulan kepada


Dinas Kota. Hasil cakupan satu tahun dilaporkan pada awal tahun
berikutnya beserta analisa dan rencana tindak lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai