Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENGENDALIAN

DOKUMEN
Nomor :
Terbit :
No. Revisi :
Mulai Berlaku :
Halaman :

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS AKREDITASI PUSKESMAS HIKUN


PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABALONG

A. PENDAHULUAN
Pengaturan system dokumentasi dalam suatu Proses Implementasi
Akreditasi FKTP sangat penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan. Dengan adanya
system dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan
fungsi-fungsi setiap personel maupun bagian-bagian dari organisasi dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan dalam mewujudkan kinerja yang optimal
Dokumen secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu Dokumen
Eksternal dan Dokumen Internal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem
Manajemen Pelayanan. Regulasi Internal berupa Kebijakan/SK, Pedoman,
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain yang disusun
berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman (regulasi) eksternal yang
berlaku
Agar FKTP memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan
dokumentasi maka perlu disusun Pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi
Puskesmas

B. DASAR PENETAPAN TATA NASKAH DINAS


Didalam penetapan pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi Puskesmas sebagai
dasarnya adalah:
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Propinsi an
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59/2015 tentang Komisi Akreditasi
FKTP
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Mandiri
11. Peraturan Bupati Tabalong Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas Di Lingkungan Kabupaten Tabalong
12. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015

C. PENGERTIAN TATA NASKAH DINAS AKREDITASI


1. Pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi Puskemas Hikun pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Tabalong adalah sistem pengelolaan dokumen/ surat
menyurat dan rekaman implementasi, yang meliputi sistem penyusunan tata
naskah untuk penyelenggaraan manajemen puskesmas, penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan
2. Dokumen penyelenggaraan manajemen Puskesmas meliputi Rencana Lima
Tahunan Puskesmas, Pedoman / Manual mutu, Pedoman / Panduan teknis
yang terkait manajemen, Standar Operasional Prosedur, Perencanaan
Tingkat Puskesmas serta Kerangka Acuan Kegiatan
3. Dokumen penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi kebijakan
Kepala Puskesmas, Pedoman masing-masing UKM, Standar Operasional
Prosedur (SOP), Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM, Kerangka
Acuan Kerja untuk masing-masing UKM
4. Dokumen penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan meliputi kebijakan
tentang Pelayanan Klinis, Pedoman Pelayanan Klinis, Standar Operasional
Prosedur (SOP) klinis, Kerangka Acuan Kerja terkait dengan program /
kegiatan Pelayanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Dokumen eksternal adalah : buku, peraturan, standar, surat keputusan,
kebijakan yang merupakan acuan / referensi di dalam penyusunan
dokumen akreditasi Puskesmas

D. KETENTUAN TATA NASKAH DINAS AKREDITASI PUSKESMAS


I. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan / Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggungjawab maupun pelaksana. Format Peraturan
/ Surat Keputusan adalah sebagai berikut :
1. Memakai Kertas dengan Kop Surat Puskesmas dengan menggunakan
kertas ukuran Folio (21 cm x 33 cm) dengan penulisan menggunakan
margin atas 2 cm, margin kiri 2 cm, margin kanan 2 cm dan margin
bawah 3 cm
2. Penulisan kebijakan dengan menggunakan huruf Bookman Old Style
ukuran 12 dengan spasi 1,5
3. Pembukaan Kebijakan ditulis dengan huruf Kapital menggunakan huruf
Bookman Old Style ukuran 12 Bold
4. Nomor ditulis sesuai sistem penomoran Puskesmas
5. Judul ditulis dengan huruf capital Bookman Old Style ukuran 12 Bold
6. Jabatan pembuat keputusan ditulis Kepala Puskesmas dengan huruf
capital Bookman Old Style ukuran 12 Bold
7. Konsideran meliputi :
a. Menimbang
1) Memuat uraian singkat tentang pokok pikiran/landasan filosofis,
sosiologis dan konklusi
2) Huruf awal kata menimbang diawali dengan huruf capital dengan
tanda baca titik ( : ) dan diletakkan dibagian kiri
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dengan kata “ bahwa” dengan b huruf kecil dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; )
4) Jumlah konsideran menimbang ada 3 yang meliputi
a) landasan filosofis
b) landasan sosiologis
c) konklusi
b. Mengingat
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuatan kebijakan tersebut
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya lebih tinggi
3) Kata “mengingat” diletakkan dibagian kiri sejajar dengan kata
menimbang dengan diawali huruf capital
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang awal
disebut terlebih dahulu diawali dengan nomor 1,2,3 dst dan
diakhiri dengan tanda baca ( ; )
c. Diktum
1) Diktum Memutuskan ditulis dengan huruf capital seluruhnya dan
diletakkan ditengah
2) Diktum menetapkan diletakkan di bawah diktum memutuskan
dengan posisi sejajar dengan dengan kata menimbang dan
mengingat, huruf awal kata dengan huruf capital dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : )
3) Nama keputusan ditulis dengan huruf capital seluruhnya sesuai
judul keputusan
d. Batang Tubuh
1) Memuat seluruh substansi surat keputusan yang dirumuskan
dalam diktum kesatu, kedua dan seterusnya dan diawali dengan
huruf capital
2) Dicantumkan saat berlakunya surat keputusan , perubahan,
pembatalan dan sebagainya
3) Materi teknis kebijakan dapat dicantumkan dalam lampiran surat
keputusan yang dilengkapi dengan tandatangan pejabat yang
menetapkan surat keputusan beserta nama dan gelar
e. Kaki kebijakan
Merupakan bagian akhir substansi yang memuat tanda tangan
pejabat yang mengesahkan keputusan yang terdiri dari :
1) Tempat dan tanggal penetapan
2) Nama jabatan
3) Tanda tangan pejabat
4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani dengan gelar dan
NIP
f. Lampiran
1) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul surat
keputusan yang diletakkan di pojok kanan atas dengan huruf
Kapital Bookman Old Style ukuran 12
2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
dengan gelar dan NIP

II. MANUAL MUTU


Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang kosisten
tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu ditulis dalam kertas ukuran
Folio huruf Bookman Old Style ukuran 12 dengan spasi 1,5. Susunan
Manual mutu meliputi :

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
b. Data Demografi
c. Visi Organisasi
d. Misi Organisasi
e. Struktur Organisasi
f. Motto Organisasi
g. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis )
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup
2. Tanggungjawab
3. Kebijakan
4. Dokumen Terkait
C. TUJUAN
D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
E. ISTILAH DAN DEFINISI
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. PERSYARATAN
1. Persyaratan Umum
2. Persyaratan Dokumentasi
a. Umum
b. Manual Mutu
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
C. PENGENDALIAN REKAMAN
1. Tanggung Jawab
2. Format Tata Letak
3. Pendistribusian
4. Pendistribusian Salinan Terkendali
5. Pendistribusian Salinan Tidak Terkendali
6. Perubahan
7. Tinjauan Dokumen
BAB III TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
B. FOKUS PADA SASARAN/PASIEN
C. KEBIJAKAN MUTU
D. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
PENCAPAIAN SASARAN MUTU
1. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
2. Sasaran Mutu
E. TANGGUNGJAWAB, WEWENANG DAN KOMUNIKASI
1. Tanggungjawab dan Wewenang
a. Kepala Puskesmas
b. Wakil Manajemen Mutu
c. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Perkesmas
d. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan,
Kefarmasian dan Laboratorium
e. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas
dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Struktur Organisasi
F. WAKIL MANAJEMEN MUTU
G. KOMUNIKASI INTERNAL
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
B. MASUKAN TINJAUAN MANAJEMEN
C. LUARAN TINJAUAN
BAB V MANAJEMEN SUMBERDAYA
A. PENYEDIAAN SUMBER DAYA
B. MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
1. Umum
2. Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
C. INFRASTRUKTUR
D. LINGKUNGAN KERJA
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan
pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian dan Pengadaan
4. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasara
e. Manajemen resiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran
kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
5) Pengendaliaan jika ada hasil yang tidak sesuai
6) Analisa Data
7) Peningkatan berkelanjutan
8) Tindakan korektif
9) Tindakan preventif
B. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP )
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan
klinis
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Hak dan kewajiban pasien
d. Pemeliharaan barang milik pelanggan ( rekam medis,
specimen dll )
e. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
a. Pengendalian Proses Pelayanan Klinis
b. Validasi Proses Pelayanan
c. Identifkasi dan Ketelusuran
d. Hak dan Kewajiban Pasien
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
f. Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien
5. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Pelayanan
Klinis
a. Penilaian Indikator kinerja klinis
b. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
c. Penerapan Manajemen Resiko
d. Analisis dan tindak lanjut
6. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Pelayanan
Klinis :
a. Umum
b. Kepuasan pelanggan
c. Audit Internal
d. Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
e. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
f. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
g. Analisis Data
h. Peningkatan berkelanjutan
i. Tindakan korektif
j. Tindakan preventif
BAB VII MONITORING DAN EVALUASI
BAB VIII PENUTUP

III. RENCANA LIMA TAHUNAN PUSKESMAS


Rencana lima tahunan puskesmas disusun sejalan dengan Renstra
Dinas Kesehatan dan digunakan sebagai panduan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan. Rencana lima tahunan disusun sesuai dengan visi
misi puskesmas dan didasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat.
Rencana kerja ditulis dengan huruf Bookman Old Style ukuran 12 dengan
kertas Folio dengan pengetikan tidak bolak-balik ( satu permukaan kertas )
dengan penulisan halaman disebelah kanan bawah Sistematika Rencana
Lima Tahunan Puskesmas

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. KEADAAN UMUM PUSKESMAS
B. TUJUAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA LIMA TAHUNAN
BAB II KENDALA DAN MASALAH
A. IDENTIFIKASI KEADAAN DAN MASALAH
1. Tim mempelajari seluruh kebijakan perencanaan baik
RPJMN, RPJMD maupun kebijakan Kementrian Kesehatan
beserta seluruh target kinerja yang harus dicapai
2. Tim mengumpulkan data :
a. Data Umum
b. Data Wilayah
c. Data Penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumberdaya
3. Tim melakukan analisis data
4. Alternatif pemecahan masalah
B. PENYUSUNAN RENCANA
1. Penetapan tujuan dan sasaran
2. Penyusunan rencana
a. Penetapan strategi pelaksanaan
b. Penetapan kegiatan
c. Pengorganisasian
d. Perhitungan sumberdaya yang diperlukan
C. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN /PLAN OF ACTION
(POA)
1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumberdaya
3. Pelaksanaan Kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
D. PENYUSUNAN PELENGKAP DOKUMEN
BAB III INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA UNTUK TIAP JENIS
PELAYANAN DAN UPAYA PUSKESMAS
BAB IV ANALISIS KINERJA
A. PENCAPAIAN KINERJA UNTUK TIAP JENIS PELAYANAN
DAN UPAYA PUSKESMAS
B. ANALISIS KINERJA FAKTOR PENDUKUNG DAN
PENGHAMBAT KINERJA
BAB V RENCANA PENCAPAIAN KINERJA LIMA TAHUN
A. PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN
1. Program kerja dan kegiatan pengembangan SDM
2. Program kerja dan kegiatan pengembangan sarana
3. Program kerja dan kegiatan pengembangan Manajemen
4. Dan seterusnya
B. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA TIAP PROGRAM KERJA
DAN KEGIATAN
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
PENUTUP
LAMPIRAN

PENUTUP
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas
dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan
dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan
Rencana Pencapaian Kegiatan

LAMPIRAN
Lampiran I : matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas Hikun
Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan
dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Nomor : diisi dengan nomor urut
b. Pelayanan/Upaya Puskesmas : diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya
Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB,
Upaya PKM, dan seterusnya
c. Indikator : diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur
kinerja Upaya/Pelayanan
d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator
e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f. Target pencapaian : diisi dengan target-target yang akan dicapai pada
tiap tahap tahunan
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada ap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja,
misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan
mutu, program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan
sarana, dsb
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pela han Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap
tahapan tahunan
j. Harga Satuan : harga satuan untuk tiap kegiatan
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga
satuan

IV. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN


Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan
menggunakan format sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Manajemen
Puskesmas yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan tahun 2012. Adapun format-format untuk dilihat
didalam lampiran buku panduan penyusunan dokumen ini

V. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan . Panduan merupakan
petunjuk dalam melaksanakan kegiatan, maka Satu pedoman dapat berisi
beberapa panduan kegiatan
Beberapa ketentuan umum terkait penyusunan pedoman/panduan :
1. Harus dilengkapi dengan kebijakan kepala Puskesmas berupa
Keputusan Kepala Puskesmas
2. Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi pergantian
kepala Puskesmas kecuali telah terjadi perubahan regulasi yang terkait
3. Setiap pedoman/panduan harus dievaluasi setiap 2 tahun sekali
4. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja terdiri dari :

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
BAB VI URAIAN JABATAN
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
BAB X PERTEMUAN/RAPAT
BAB XI PELAPORAN
A. LAPORAN HARIAN
B. LAPORAN BULANAN
C. LAPORAN TAHUNAN
5. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
C. SASARAN PEDOMAN
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
E. BATASAN OPERASIONAL
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN
BAB III STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
C. LANGKAH KEGIATAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
6. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

VI. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM/KEGIATAN


Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) disusun untuk program atau kegiatan yang
akan dilakukan oleh Puskesmas yaitu sesuai dengan Standar Akreditasi.
Sistematika Kerangka Acuan adalah sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
Berisi hal-hal yang bersifat umum yang terkait dengan upaya atau
kegiatan
B. LATAR BELAKANG
Berisi justifikasi atau alasan mengapa program tersebut disusun.
Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukannya
program dapat lebih kuat
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besar. Tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga tercapai tujuan
program
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Berisi Metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan
F. SASARAN
Target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan
sesuai dengan SMART (Specific, Measurable, Agressive but attainable,
Result oriented, Time Bond)
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Berisi perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan digambarkan
dalam bentuk Bentuk Gun chart
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Berisi evaluasi pelaksanaan terhadap jadwal yang direncanakan baik per
bulan, tribulan maupun satu tahun
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN EVALUASI KEGIATAN
J. PERAN LINTAS SEKTOR

VII. PEDOMAN PENYUSUNAN SOP


Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai prosedur penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan
oleh siapa dilakukan ( Permenpan Nomor 35 Tahun 2012 )
Manfaat SOP adalah untuk memenuhi standar pelayanan puskesmas,
mendokumentasi langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
puskesmas memahami bagaimana pelaksanaan pekerjaannya Penyusunan
SOP mengacu pada Permenpan Nomor 35 Tahun 2012

Format SOP sebagai berikut :


A. Logo Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten Tabalong dan
Logo Puskesmas
B. Kop/heading SOP ( terlampir )
a) Puskesmas :

b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman maka pada halaman kedua
dan seterusnya SOP disertakan kop/heading

C. Komponen SOP meliputi :


1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur/Langkah-langkah
7. Diagram Alir
8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman Historis Perubahan
D. Petujuk Pengisian SOP
1. Logo:
Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah
kabupaten/kota, dan lambang puskesmas.
2. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
a) Heading hanya dicetak halaman pertama
b) Kotak FKTP diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas
c) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
d) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat
sistematik agar ada keseragaman
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh: dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya
f) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut
g) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap
halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman
kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5
h) Ditetapkan Kepala FKTP : diberi tandatangan Kepala FKTP dan
nama jelasnya.
E. Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
1. Pengertian : diisi defi nisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
defi nisi tentang isti lah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci:
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk …”.
3. Kebijakan : berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi,
pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No
005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
4. Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundangundangan, ataupun
bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5. Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut. Dari keenam isi SOP sebagaimana
diuraikan di atas, dapat ditambahkan antala lain: bagan alir,
dokumen terkait.
7. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja
sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan
diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi
menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro
a. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart) :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja
sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan
diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkahnya.
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua
macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita ngkatkan, hanya mengenal satu
simbol, yaitu simbol balok :

2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari


tiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut :

o Awal kegiatan :

o Akhir kegiatan :

o Simbol Keputusan : ?
Ya

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen :
o Arsip :

F. Syarat penyusunan SOP:


1. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim
atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya
untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut
sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP
hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja
dalam penyusunan SOP
2. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan
3. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan, dan mengapa
4. SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan
objek SOP harus jelas
5. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai
6. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan,
dan memperha􀆟 kan aspek keselamatan pasien
G. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1. Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan
dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam
SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan dafar
tilik/check list:
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-
mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu
untuk mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5) Lakukan uji-coba,
6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
7) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.

∑ 𝑦𝑎
Compliance Rate (CR) =∑ 𝑦𝑎+𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑥 100 %

2. Evaluasi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal 2
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja
b) Hasil Evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/ revisi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan /Revisi perlu dilakukan bila :
1) Alur SOP tidak sesuai dengan keadaan yang ada
2) Adanya perkembangan ilmu dan tehnologi (IPTEK) pelayanan
kesehatan
3) Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
4) Adanya perubahan fasilitas
5) Peraturan kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian kepala FKTP

VIII. PENGENDALIAN DOKUMEN


1. Proses penyusunan Dokumen
Langkah – langkah penyusunan Dokumen :
a. Menyiapkan bahan (UU, PP dan referensi lain) terkait dengan
dokumen yang akan dibuat.
b. Membuat draf dokumen (kebijakan, pedoman, SOP, instruksi kerja,
kerangka acuan kegiatan) sesuai standar penyusunan dokumen
yang berlaku.
c. Draf dokumen tersebut diajukan ke rapat pokja masing-masing
untuk dilakukan pembahasan.
d. Draf dokumen jika ada revisi maka dikembalikan ke penanggung
jawab program untuk diperbaiki dan apabila tidak ada revisi
diserahkan ke sekretaris tim akreditasi untuk dilakukan verifikasi
oleh ketua tim akreditasi kemudian diberi penomoran sesuai aturan
yang berlaku.
2. Penomoran dan Pengesahan Dokumen
Dokumen sistem mutu yang diterbitkan diberi kode dan nomor sesuai
dengan Tabel Kode Dokumen dan Tabel Sistem Penomoran Dokumen

TABEL KODE DOKUMEN


TABEL SISTEM PENOMORAN DOKUMEN

Dokumen sistem mutu yang diterbitkan harus mendapatkan pengesahan


dari pejabat yang berwenang sesuai dengan Tabel Kewenangan
Pengesahan Dokumen

TABEL KEWENANGAN PENGESAHAN DOKUMEN


3. Pendistribusian Dokumen
a. Dokumen yang akan didistribusikan diberi nomor, serta stempel
“TERKENDALI, SALINAN NO :” di halaman muka
b. Dokumen yang terkendali didistribusikan kepada pihak/bagian yang
berkepentingan dengan dokumen, dengan menyertakan formulir
Pengiriman Dokumen sebagai bukti penerimaan dan/atau penarikan
c. Dokumen yang diberikan kepada pihak lain yang berkepentingan di
luar Puskesmas Hikun distempel “TIDAK TERKENDALI”. Penerima
mengisi surat pernyataan tidak akan menggandakan dokumen dengan
menggunakan Surat Pernyataan
d. Sekretariat Manajemen Mutu bertanggung jawab atas penerbitan dan
pengendalian dokumen
e. Seluruh dokumen yang terkendali diarsipkan dalam Daftar Induk dan
Pemegang Dokumen Terkendali
4. Tinjauan dan Revisi Dokumen
a. Seluruh dokumen yang terkendali dan digunakan dalam proses kerja
harus update. Tinjauan terhadap dokumen dilakukan minimum sekali
dalam setahun, atau sesuai kebutuhan untuk direvisi. Hasil tinjauan
dicatat dalam formulir Tinjauan Dokumen.
b. Pedoman/Manual Mutu dan Kebijakan Mutu, dapat direvisi atas dasar
hasil Rapat Tinjauan Manajemen dan atau hasil penilaian audit Badan
Sertifikasi atau perubahan pada Struktur Organisasi.
c. Sekretariat Manajemen Mutu mendiskusikan usulan perubahan
dengan bagian terkait. Perubahan yang bersifat redaksional atau tidak
mengubah isi tidak perlu dilakukan revisi.
d. Identifikasi bagian dokumen yang direvisi (penambahan dan
penggantian isi) dilakukan dengan cara memberi huruf miring
dokumen yang direvisi. Untuk revisi berikutnya, huruf miring revisi
yang lalu dihilangkan, dan memberikan huruf miring baru pada
bagian dokumen yang direvisi.
e. Dokumen yang direvisi disahkan kembali oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan Tabel Kewenangan Pengesahan Dokumen, diberi
nomor revisi baru dan tanggal terbit baru oleh Sekretariat Manajemen
Mutu.
f. Dokumen yang telah direvisi didistribusikan ke bagian terkait dan
Sekretariat Manajemen Mutu menyertakan formulir Pengiriman
Dokumen yang telah direvisi, dan dokumen lama/kadaluarsa ditarik.
5. Dokumen Kadaluarsa
a. Apabila dokumen revisi telah diberlakukan, dokumen yang kadaluarsa
harus ditarik dari peredaran dan dinyatakan tidak berlaku.
b. Penarikan dan pengawasan dokumen kadaluarsa dilakukan oleh
Sekretariat Manajemen Mutu.
c. Dokumen kadaluarsa diberi tanda dengan stempel “KADALUARSA”
untuk dokumen “ASLI” sedangkan dokumen yang lain akan
dimusnah-kan menggunakan Berita Acara.
6. Penyimpanan Dokumen
a. Dokumen “ASLI” disimpan dan dipelihara oleh Sekretariat Manajemen
Mutu. Dokumen yang digunakan sebagai acuan/pedoman kerja
disimpan di masing-masing Unit/Bagian.
b. Dokumen “ASLI” bertanda tangan tidak boleh ada stempel Apapun.
c. Dokumen yang ada dalam media elektronik (komputer) disimpan dan
dipelihara oleh Sekretariat Manajemen Mutu.
7. Dokumen Acuan
Dokumen yang digunakan sebagai dokumen acuan dalam kegiatan,
disimpan dan dikendalikan oleh masing-masing bagian terkait dan
distempel “BERLAKU”.
8. Stempel Dokumen

TERKENDALI
SALINAN NO. :
PUSKESMAS HIKUN

BERLAKU

PUSKESMAS HIKUN

KADALUARSA

PUSKESMAS HIKUN

TIDAK TERKENDALI

PUSKESMAS HIKUN

IX. PENETAPAN KETENTUAN PENULISAN DOKUMEN


Petugas menuliskan dokumen menggunakan ketentuan umum sebagai
berikut
A. Naskah dokumen akreditasi diketik pada satu halaman tidak boleh
bolak-balik dengan tipe huruf Bookman Old Style ukuran 12
B. Judul bab/dokumen menggunakan Bookman Old Style ukuran 12
ditebalkan, huruf kapital
C. Judul sub bab menggunakan Bookman Old Style ukuran 12 ditebalkan
D. Jenis dokumen menggunakan Bookman Old Style ukuran 12 ditebalkan
E. Jarak antar baris dibuat 1,5 spasi kecuali untuk judul atau keterangan
yang lebih dari 1 baris.
F. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku
G. Ukuran kertas : Folio
H. Tipe Margin : Normal (batas kanan,kiri,atas bawah 2,54 cm) , teks rata
tepi kanan kiri (justify)
I. Penomeran ditulis secara konisten dari awal sampai akhir naskah. Cara
yang digunakan adalah gabungan antara angka Romawi dan Arab,
seperti contoh berikut :
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)

X. PENETAPAN IDENTITAS DOKUMEN


Setiap dokumen terkendali memiliki bagian header di semua halaman yang
merupakan identitas dokumen yang berisi :
1. Nama jenis dokumen
2. Judul dokumen
3. Lambang dan identitas Kabupaten Tabalong
4. Lambang dan identitas Puskesmas
5. Nomer dokumen
6. Nomer revisi
7. Tanggal terbit
8. Jumlah terbit
9. Halaman
10.Pengesahan Kepala Puskesmas Hikun

XI. PENYIMPANAN DOKUMEN/ ARSIP


1. Dokumen Rekam Medik (RM) inaktif wajib disimpan sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau
pindah tempat. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud di atas
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan
tindakan dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10 tahun
terhitung dari tanggal dibuatnya
2. Dokumen resep yang telah terlayani dipelihara dan disimpan minimak 2
(dua) tahun dan dikelompokkan sesuai jenis pasiennya yaitu : pasien
umum, pasien BPJS (PBI, non PBI, Mandiri) dan pasien Jamkesda
3. Penyimpanan dokumen/ arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan aturan Pemerintah Kabupaten Tabalong yaitu dengan
PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KABUPATEN
TABALONG dengan alur sebagai berikut:
a. Surat Masuk
1) Surat masuk diterima oleh pengadministrasi surat pada SKPD/
unit kerja
2) Pengadministrasi surat melakukan pencatatan data agenda surat
masuk dan melakukan penyimpanan
3) Pengguna tujuan surat dapat melihat dan memeriksa data maupun
isi surat masuk yang ditujukan kepadanya.
4) Apabila surat masuk tersebut salah alamat, terdapat fasilitas
khusus untuk mengembalikan ke pengadministrasi surat agar
dilakukan penyesuaian.
5) Pengguna tujuan surat dapat menangani surat masuk dengan
membuat disposisi
4. Penyimpanan dokumen/arsip kepegawaian puskesmas dilakukan
dengan menggunakan box file masing-masing nama pegawai dengan
urutan arsip kepegawaian yang ditentukan
5. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan dimasing-masing kelompok
pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen)
menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan program
6. Penyimpanan Dokumen/ arsip.
a. Dokumen Rekam Medik Inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya
dua tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau
pindah tempat, setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas
dilampaui, Rekam Medik dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan
tindakan dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu 10
tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya
b. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua tahun dan pada setiap resep
harus diberi tanda :
1) Umum : resep umum
2) BPJS : untuk resep yang diterima oleh peserta asuransi
kesehatan
3) Gratis untuk resep yang diberikan kepada pasien yang
dibebaskan dari pembiayaan retribusi
7. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan dokumen/arsip aturan Pemerintah Kabupaten Tabalong,
arsip surat keluar dan masuk disimpan pada unit kearsipan / Tata
Usaha
8. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan dimasing- masing kelompok
pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen)
menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan program
9. Sistem penomoran : Surat masuk dan keluar sesuai dengan aturan
Pemerintah Kabupaten Tabalong yang diatur dalam Peraturan Bupati
Tabalong Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Di
Lingkungan Kabupaten Tabalong

XII. PENATAAN DOKUMEN DAN REKAMAN DOKUMEN


Sistem penataannya dikelompokan sesuai dengan jenis dokumen yang
ada dan penyimpanannya dimasing- masing pelayanan, sedangkan
rekaman/hasil pelaksanaan kegiatan dimasukan kedalam file secara
berurutan untuk memudahkan didalam telusurnya

XIII. PEMINJAMAN DOKUMEN


Peminjaman dokumen dari antar unit/lintas unit dengan
mempergunakan ekpedisi peminjaman, sedangkan peminjaman yang
dilakukan oleh lintas sektor atau dinas atasan harus memakai surat resmi
dan melewati ketatausahaan

XIV. FORMAT-FORMAT
Untuk menyeragamkan format yang digunakan di Puskesmas Hikun,
dilampirkan format-format sebagai berikut :
1. Format Standar Prosedur Operasional, (SOP)
2. Format SK
3. Format KA
4. Format Rekam Medik,
5. Format Resep,
6. Format Rujukan
7. Format Persetujuan Tindakan (Inform Consent)
8. Format Penolakan Tindakan
9. Format Permintaan Rujukan Eksternal
10. Format Penolakan Rujukan Ekternal
11. Format Penolakan Pasien Pulang
12. Format Laporan KTD, KNC
13. Checklist Kunjungan Antenatal Terpadu
14. Format Pemeriksaan KIR Dokter Calon Pengantin
15. Format Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
16. Format Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah
17. Format Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sputum
18. Format Hasil Pemeriksaan Laboratorium Urine
19. Format Kartu Pengobatan Pasien TB
20. Format Surat Istirahat/Sakit
21. Format Pemeriksaan Kesehatan KIR Dokter
Contoh Format SOP ( 1 Halaman )

JUDUL
No.Dokumentasi :

SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Nama Ka. Puskesmas


Ttd Ka. Puskesmas
HIKUN NIP

1. Pengertian
2. Tujuan 1.
2.
3. Kebijakan 1.
2.
4. Referensi 1.
2.
5. Alat dan 1.
Bahan 2.
6. Langkah- 1.
langkah 2.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal
yang perlu
diperhati
kan
9. Unit Terkait
10. D
Dokumen
Terkait
11. R
Tgl Mulai
Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Historis
Perubahan
Contoh Format SK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABALONG


PUSKESMAS HIKUN
KECAMATAN TANJUNG
Jl. Jend. Basuki Rahmat RT.08 No.13 Kecamatan Tanjung 71513

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS HIKUN


KECAMATAN TANJUNG

NOMOR : /KM...../PKM–HKN/BULAN/TAHUN

TENTANG

JUDUL SURAT KEPUTUSAN

Menimbang : a.
b.
c.
Mengingat : 1.
2.
3.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG ….


KESATU :

KEDUA :

KETIGA :

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS HIKUN

NAMA KEPALA
NIP.

Anda mungkin juga menyukai