Anda di halaman 1dari 61

Lampiran I : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum

Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau


Nomor : Perdir. 188/RSUD-Umum/
Tanggal : 22 Maret 2022
Tentang : Pedoman Tata Naskah Dokumen Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi
Riau

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketatalaksanaan Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau merupakan


pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam
berbagai bidang kegiatan manajemen di lingkungan Rumah Sakit Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad. Salah satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan manajemen adalah administrasi umum.

Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas,


penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang
perkantoran. Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi
umum meliputi, antara lain, pengaturan tentang jenis dan penyusunan
naskah dinas, penggunaan logo dan stempel dinas, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas
korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan
peraturan, ketentuan, produk hukum, dan ralat.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan tata naskah di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad.

2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan
efisien dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad.

1
C. Sasaran

Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah


Arifin Achmad adalah:
1. tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam
penyelenggaraan tata naskah di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad;
2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dengan
unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum;
3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
4. tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah;
5. berkurangnya tumpang - tindih dan pemborosan penyelenggaraan
tata naskah dinas.

D. Asas

Pedoman Tata Naskah di Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad ini


disusun berdasarkan asas sebagai berikut:
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah perlu dilakukan secara efektif dan
efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah
dinas, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk
yang telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan
dari segi isi, format, SPO, kewenangan, dan keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu
kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu,
dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi,
penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan
distribusi.

2
E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Daerah Arifin


Achmad meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah;
penyusunan naskah; pejabat penanda tangan naskah; penggunaan logo
dalam naskah; serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat
naskah.

F. Pengertian Umum

Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal-hal berikut:


1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang
meliputi tata naskah, penamaan lembaga atau unit, singkatan dan
akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
2. Naskah adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan
yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan pelayanan Rumah Sakit Daerah Arifin
Achmad.
3. Tata Naskah adalah pengaturan atau pengelolaan informasi tertulis
(naskah) yang mencakup pengaturan jenis kertas, format halaman,
penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan
serta media yang digunakan dalam komunikasi.
4. Dokumen akreditasi adalah semua dokumen yang harus disiapkan
rumah sakit dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit.
5. Kebijakan rumah sakit adalah penetapan direktur/pimpinan
rumah sakit pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang
mengikat.
6. Rapat adalah alat/media komunikasi kelompok yang bersifat tatap
muka dan sangat penting, dimana melaui rapat berbagai
permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan
organisasi dapat dirumuskan dengan data pendukung berupa surat
undangan, daftar hadir dan notulen rapat.
7. Daftar hadir adalah naskah yang dipergunakan untuk mencatat
dan mengetahui kehadiran seseorang.
8. Kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar Rumah Sakit
diusulkan oleh unit/instalasi dan akan direview terlebih dahulu
oleh manajemen rumah sakit sebelum diimplementasikan ke unit-
unit terkait di rumah sakit.

3
9. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan
tata letak dan redaksional, serta penggunaan logo dan stempel
dinas.
10. Penanda tangan naskah adalah pejabat yang menandatangani
naskah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada
jabatannya.
11. Unit/Bagian kerja di Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad adalah
bagian, bidang, subbagian, seksi, urusan, instalasi, komite dan
satuan atau panitia setingkat komite.
12. Logo adalah gambar dan/atau huruf sebagai identitas Rumah Sakit
Daerah Arifin Achmad.
13. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
14. Paraf adalah tanda tangan singkat.

4
BAB I I
JENIS DAN FORMAT NASKAH

Jenis naskah dinas terdiri atas naskah dinas arahan, naskah dinas
korespondensi, naskah dinas khusus, telaah staf. Naskah-naskah dinas
tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Naskah Dinas Arahan

Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan


pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomi dan
dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap unit
yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan
penugasan.

1. Naskah Dinas Pengaturan

Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan,


pedoman dan panduan pelaksanaan, SPO, dan surat edaran.

a. Peraturan Rumah Sakit

1) Pengertian

Peraturan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang


bersifat pengaturan.

Jenis dan tata urutan peraturan di Rumah Sakit Daerah Arifin


Achmad:
a) Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia;
b) Peraturan Direktur Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad.

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang


memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat
yang berwenang melalui SPO yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.

Peraturan Direktur Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad adalah


kebijakan Direktur Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad yang
bersifat pengaturan yang ditetapkan oleh Direktur sebagai
pelaksanaan peraturan yang lebih tinggi sebagaimana mestinya

5
dan bersifat mengikat di Lingkungan Rumah Sakit Daerah
Arifin Achmad, meliputi Pedoman dan Panduan.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

a) Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani


Peraturan Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Daerah
Arifin Achmad berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
b) Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
SPO adalah Direktur Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad
dengan dibubuhi paraf oleh Kepala Sub Koordinator dan
Kepala Bagian/Bidang serta Wakil Direktur terkait.

3) Susunan Naskah Peraturan Direktur Rumah Sakit

a) Kepala Peraturan
Bagian kepala Peraturan terdiri dari:
 Kop naskah peraturan terdiri dari lambang Pemerintah
Daerah dan logo RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau;
 Kata peraturan dan nama jabatan pejabat yang
menetapkan, ditulis simetris dengan huruf capital;
 Nomor peraturan ditulis dengan huruf kapital di bawah
kata peraturan;
Penomoran Naskah Peraturan Direktur :
Nomor :Perdir. 188/RSUD-Bidang/….

Nomor Surat Keluar

Pencipta Surat

Klasifikasi Surat
Singkatan untuk
jenis surat

 Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf


kapital;
 Judul Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital;
 Kata Direktur Rumah Sakit Daerah Arifin Achmad (nama
jabatan yang menetapkan Peraturan) yang ditulis dengan
huruf kapital.

6
b) Konsiderans Peraturan
Bagian konsiderans Peraturan terdiri dari :
 kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat
alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu
ditetapkannya Peraturan tersebut. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:) dan diletakkan dibagian kiri;
 kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat
peraturan perundang-undangan sebagai dasar
pengeluaran Peraturan. Peraturan perundang–undangan
yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsiderans
Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan
kata menimbang.

c) Diktum Peraturan
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut:
 Diktum dimulai dengan kata Memutuskan yang ditulis
simetris di tengah margin, seluruhnya dengan huruf
kapital, dan diikuti kata Menetapkan di tepi kiri sejajar
kebawah dengan kata menimbang dan mengingat yang
ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:);
 Nama peraturan sesuai dengan judul, seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
titik (.);
 Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan
setelah kata Menetapkan.

d) Batang Tubuh Peraturan


 Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
Pasal 1:
Pasal 2:
dst.
 Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya.

7
 Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan peraturan.

e) Kaki Peraturan

Kaki peraturan merupakan bagian akhir substansi


peraturan yang memuat penandatangan penetapan
peraturan, pengundangan peraturan yang terdiri atas
tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan
pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menandatangani.

f) Penandatanganan Peraturan

Peraturan Direktur ditandatangani oleh Direktur Rumah


Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.

g) Pengabsahan Peraturan

 Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa


sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah,
suatu Keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat
diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di
bidang hukum atau administrasi umum atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan substansi Keputusan.
 Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan
sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata Salinan sesuai
dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama
pejabat penanda tangan, dan dibubuhi nama jabatan dan
nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.

h) Distribusi Peraturan

Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada


yang berkepentingan.

i) Hal yang Perlu Diperhatikan

Pengertian, kewenangan, format, dan tata cara penulisan


keputusan yang bersifat pengaturan disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

8
j) Lampiran Peraturan :

 Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor


Peraturan Direktur RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
 Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

a. Pedoman dan Panduan Rumah Sakit

1) Pengertian

Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi


arah sebagaimana sesuatu harus dilakukan, dengan demikian
merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan
atau melaksanakan kegiatan.

Panduan adalah merupakan petunjuk dalam melakukan


kegiatan.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur


beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu)
kegiatan. Agar pedoman dan panduan dapat
diimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan
pengaturan melalui SPO.

Pemberlakuan sebuah pedoman dituangkan dalam bentuk


Peraturan Direktur (terlampir). Bila Direktur Rumah Sakit
diganti, peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad untuk pemberlakuan pedoman/panduan Rumah Sakit
tersebut tidak perlu diganti.

Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad


diganti bila memang ada perubahan dalam pedoman/panduan
tersebut.

Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan


pedoman/panduan untuk suatu kegiatan/pelayanan tertentu
maka Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad dalam
membuat pedoman/panduan wajib mengacu pada
pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan tersebut.

9
Setiap pedoman dan panduan sebaiknya dilakukan evaluasi
minimal setiap 2-3 tahun sekali.

Terkhusus Pedoman kerja Komite atau Tim mengacu pada


Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya yang untuk selanjutnya ditetapkan dengan
peraturan?. Penetapan Komite atau Tim ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang


lebih tinggi dan pengabsahannya ditetapkan dengan peraturan
Direktur.

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani


Pedoman adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad.

3) Susunan

a) Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan
ditulis di atas kertas dengan menggunakan logo dan nama
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang diletakkan
disisi kanan kertas bagian atas, serta dicantumkan tulisan
lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama pedoman
dengan menggunakan huruf kapital dengan ukuran huruf 8.

b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
 tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan
dicantumkan di tengah atas;
 rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris
dengan huruf kapital.

c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari :
10
 pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan
tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian
umum;
 materi pedoman;
 penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan
dan penjabaran lebih lanjut.

d) Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari :
 Direktur atau jabatan yang menandatangani, yang ditulis
dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
koma;
 tanda tangan;
 nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, dengan
mencantumkan gelar.

4) Pedoman Pengorganisasian dan Pekayanan Pedoman Unit Kerja

Setiap unit kerja (Satuan Organisasi) di Rumah Sakit Umum


Daerah Arifin Achmad wajib mempunyai Pedoman
Pengorganisasian Unit Kerja dan Pedoman Pelayanan Unit
Kerja.

a) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :


Peraturan Direktur
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit
BAB IV Struktur Organisasi Rumah Sakit
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan / Rapat
BAB XI Pelaporan :
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulan
11
3. Laporan Tahunan
BAB XII Penilaian Kinerja dan Evaluasi

b) Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja :


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENINGKATAN MUTU
BAB IX PENUTUP

c) Format Pedoman Kerja Komite atau Tim :


Acuan Pedoman Kerja Komite atau Tim adalah Lampiran II
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya.

5) Panduan Pelayanan

Setiap unit kerja ( Satuan Organisasi ) di Rumah Sakit Umum


Daerah Arifin Achmad wajib mempunyai Panduan Pelayanan.

Format Panduan Pelayanan :


Peraturan Direktur
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I DEFINISI
12
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

b. Standar Prosedur Operational (SPO)

1) Pengertian

Standar Prosedur Operasional yang selanjutnya disebut SPO


adalah Suatu perangkat instruksi / langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu,
yang yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas rumah sakit, bagaimana, kapan
harus dilakukan, di mana, dan oleh siapa dilakukan.

2) Tujuan

Tujuan Penyusunan SPO Agar berbagai proses kerja rutin


terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.

3) Manfaat

a) Mendokumentasikan langkah – langkah kegiatan


b) Memastikan staf Rumah Sakit memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
c) Menyamakan persepsi pengawasan dan pelaksanaan
kegiatan.

4) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

a) Standar Prosedur Operasional (SPO) yang diajukan


dinyatakan mulai berlaku setelah ditetapkan dan
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad Provinsi Riau.
b) Apabila SPO yang sudah ditandatangani Direktur Rumah
Sakit umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau,
dikemudian hari ada duplikasi atau bertentangan dengan
SPO yang sudah ada sebelumnya, maka Subbagian Tata
Usaha dan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien segera melakukan kajian dan mengajukan

13
ketetapan terhadap SPO tersebut kepada Direktur Rumah
Sakit umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.

5) Tanggungjawab

a) Kepala Subbagian Tata Usaha Rumah Sakit


bertanggungjawab dalam mengawasi penyusunan dan
atau perubahan SPO rumah sakit.
b) Kepala unit kerja terkait bertanggungjawab untuk
membuat rancangan awal prosedur berdasarkan analisa
kebutuhan.
c) Perubahan dan pembuatan SPO harus diajukan oleh
Kepala Unit Kerja yang terkait dan ditujukan kepada
Kepala Subbagian Tata Usaha Rumah Sakit untuk
melakukan pengecekan keterkaitan SPO yang diajukan
tersebut dengan SPO sudah ada.

6) Tata Cara Penomoran

a) Semua SPO harus diberi nomor.


b) Pemberian nomor secara sentral di Subbagian Tata Usaha
dengan ketentuan penomoran khusus untuk SPO.
c) Kode-kode yang dipergunakan untuk pemberian nomor :
 Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di rumah
sakit mempunyai kode sendiri-sendiri, kode berbentuk
angka.

No Nama Instalasi/Unit Kode

1. Instalasi Gawat darurat 01


2. Instalasi Rawat jalan 02
- Unit Pelayanan Khusus 02a
- Unit TB 02b
3. IRNA Medikal 03
4. IRNA Fetomaternal 04
5. Instalasi Pelayanan Utama 05
- Unit MCU 05a
6. Instalasi Neonatus 06
7. IRNA Surgikal 07
8. Instalasi Bedah Sentral 08
9. Instalasi Anastesi dan Reaminasi 09
10. Instalasi Perawat Intensive 10
14
No Nama Instalasi/Unit Kode

- Unit PICU 10a


- Unit HCU 10b
11. Instalasi Pelayanan jantung Terpadu 11
- Unit CVCU 11a
- Unit Treadmill 11b
- Unit Echocardiography 11c
- Unit Cathlab 11d
12. Instalasi Diasnogtik dan Terapi 12
- Unit Hemodealisa 12a
- Unit Hemodialisa anak 12b
- Unit Thalasemia 12c
- Unit ESWL 12d
- Unit Bronkoskopi 12e
- Unit Endoscopy 12f
13. Instalasi Kanker Terpadu 13
- Unit Radioterapi 13a
14. Instalasi Radiologi 14
15. Instalasi Pemulsaran Jenazah 15
16. Instalasi Rehabilitasi Medik 17
18. Instalasi Patologi Klinik 18
19. Instalasi Patologi Anatomi 19
20. Instalasi Farmasi 20
21. Instalasi Gizi 21
22 Instalasi Sterilisasi Sentral 22
23. Instalasi Sarana Keperawatan 23
24. Instalasi Pemeliharaan & Perbaikan 24
Peralatan Medis Rumah sakit
25. Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana 25
Rumah Sakit
26. Instalasi Logistik 26
27. Instalasi Sanitasi & Pertamanan 27
28. Instalasi Pengaduan masyarakat 28
29. Instalasi Casemix Center 29
30. Instalasi Elaktronik Data Prosesing 30
31. Bidang Pelayanan Medik 31
32. Bidang Pelayanan Keperawatan 32
33. Bidang Fasilitas Pelayanan Medik 33
15
No Nama Instalasi/Unit Kode

34. Bagian Umum 34


35. Bagian Sumberdaya Manusia 35
36. Bagian Pendidikan dan Penelitian 36
37. Bagian akuntansi 37
38. Bagian Perencanaan Anggaran 38
39. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi 39
dana
40. Komite Peningkatan Mutu & Keselamatan 40
Pasien
- Sub Komite Mutu 40a
- Sub Komite Keselamatan Pasien 40b
- Sub Komite Manajemen Resiko 40c
41. Komite Keselamatan & Kesehatan Kerja 41
Rumah Sakit
42. Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi 42
43. Komite Keperawatan 43
44. Komite Medik 44
45. Sekretariat Akreditasi 45
46. Instalasi Rekam Medis 46
47. Komite Pengendalian Resistensi 47
Antimikroba
48. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya 48

7) Syarat Penyusunan

a) Identifikasi kebutuhan yakni mengidentifikasi apakah


kegiatan yang dilakukan saat ini sudah ada SPO belum
dan bila sudah ada agar diidentifikasi, apakah SPO masih
aktif atau tidak.
b) Penyusunan SPO harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan atau unit kerja terkait, dengan
adanya keterlibatan personil/unit kerja dalam
penyusunan SPO maka akan diperoleh komitmen yang
tinggi dalam pelaksanaan SPO.
c) SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan.
Pelaksanaan atau unit kerja agar mencata proses kegiatan

16
dan membuat alurnya kemudian Komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien diminta memberikan
tanggapan.
d) Didalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa
melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa.
e) SPO jangan menggunakan kalimat majemuk, subyek,
predikat dan obyek harus jelas, SPO tidak dibolehkan
menggunakan kata atau mungkin dan kata lain yang
menimbulkan makna ganda.
f) SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
g) SPO harus jelas, ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk
SPO pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk
SPO profesi harus mengacu kepada standar profesi,
standar pelayanan, mengikuti perkembangan IPTEK dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
h) Mengingat SPO merupakan flow charting dari proses
kegiatan maka untuk memperoleh pengertian yang jelas
bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai dengan
membuat flow charting dari kegiatan yang dilaksanakan.
Caranya adalah membuat diagram kotak sederhana yang
menggambarkan langkah penting dari seluruh proses.

Contoh : diagram kotak untuk pembelian bahan yang


digunakan di Rumah Sakit

PEMILIHAN

MENGKOMUNIKASIKANN

PENERIMAAN BARANG

PERIKSA

17
MENEMPATKAN DI

Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan


kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.

8) Proses Penyusunan

Unit Kerja (PELAKSANA) : Instalasi/ Bagian/ Bidang/ Komite


yang membuat dan menyusun dokumen :
a) Melakukan Registrasi rancangan dokumen regulasi ke
Sekretariat Akreditasi agar tidak terdapat dokumen yang
sama sekaligus mengkoreksi format dokumen (softcopy
dan hardcopy rancangan dokumen regulasi).
b) Melaksanakan proses pengajuan Rancangan dokumen
Regulasi Baru/ Revisi sesuai dengan alur & bagan alir.
 Rancangan dokumen regulasi diperiksa dan dikoreksi
oleh :
1. Kepala Unit Kerja : Kepala Instalasi/ Ketua Komite
(PELAKSANA) dari pembuat rancangan dokumen
regulasi untuk mengoreksi ISI DOKUMEN.
2. diteruskan ke ADMINISTRATOR (eselon III.B) Ka
Bagian /Ka Bidang dari pembuat rancangan
dokumen regulasi untuk mengoreksi ISI
DOKUMEN.
3. Kemudian diteruskan ke WAKIL DIREKTUR (eselon
III.A) yang membawahi Instalasi/ Bidang/ Bagian
pembuat rancangan dokumen regulasi tersebut.
 Semua rancangan dokumen regulasi yang diperiksa
dan dikoreksi tersebut menggunakan form Blanko
Koreksi ; dan sebagai bukti bahwa telah dikoreksi
maka pengoreksi menanda tangani kotak yang tersedia
di form Blanko Koreksi.
 Bila ada kata yang salah/ perlu ditambahkan maka
dicoret dan dituliskan pada Rancangan dokumen
regulasi tersebut.
 Rancangan dokumen regulasi yang telah dikoreksi dan
diperiksa tersebut kembali kepada pembuat rancangan
dokumen regulasi untuk di ketik ulang.
 Kemudian diserahkan ke Sekretariat Akreditasi
(dalam bentuk softcopy)untuk:
18
1. Koreksi dan Perbaiki : apakah sudah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada
Panduan Tata Naskah dan Pengelolaan Dokumen
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad.
2. Diketik nomor dan Tanggal Terbit dokumen.
3. Diserahkan ke Direktur untuk disetujui dan
ditandatangani (koreksi bila ada yang dikoreksi).
4. Selanjutnya mengambil dokumen regulasi yang
telah ditandatangani dari Direktur :
1. Dokumen regulasi yang asli diarsipkan di
Sekretariat Akreditasi.
2. Fotocopi rangkap 2x dan stempel basah
“RSUD” :
1) Satu rangkap diserahkan kepada Sub
Bagian Tata Usaha untuk di “arsipkan”.
2) Satu rangkap lagi untuk sekretariat
akreditasi (arsip salinan).
3. Memperbanyak dokumen regulasi untuk
dibagikan ke seluruh unit kerja terkait ( di
stempel basah “DUPLIKAT”).
4. Menarik dokumen regulasi lama dari unit kerja
terkait kemudian mengarsipkan dan meretensi
dokumen tersebut.
5. Proses penyelesaian dokumen regulasi sejak
pengajuan dari unit kerja terkait (PELAKSANA)
sampai diajukan pengesahan ke DIREKTUR paling
lama 2 (dua) minggu.
 Administrator (Eselon III.B)
Mengetahui dokumen regulasi terutama SPO yang
sudah ada dan telah di distribusikan ke unit kerja
terkait.
 Pengawas (Eselon IV.A)
Mengawasi pelaksanaan kegiatan termasuk SPO
tersebut yang telah di distribusikan ke unit kerja
terkait.
 Pelaksana (Unit Kerja)
1. Seluruh Pelaksana (Unit Kerja) melaksanakan
kegiatan sesuai SPO dan Kebijakan Rumah Sakit.

19
2. Apabila terdapat dokumen regulasi terutama SPO
yang sudah tidak lagi sesuai dengan pelaksanaan/
ketetapan yang ada, maka segera direvisi.
c) Bentuk Alur Dokumen Regulasi Akreditasi baru/ Revisi di
lingkungan RSUD Arifin Achmad.

d) Bentuk Bagan Alir Dokumen Regulasi Akreditasi baru/


Revisi di lingkungan RSUD Arifin Achmad.

20
9) Tata Cara Penyimpanan

a) Dokumen asli SPO yang telah disahkan Direktur Rumah


Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
disimpan dan didokumentasikan di Subbagian Tata
Usaha.
b) Penyimpanan SPO yang asli harus rapi, sesuai metode
pengarsipan dokumen sehingga mudah dicari kembali bila
diperlukan.
c) Duplikat SPO disimpan di masing-masing unit kerja
dimana SPO tersebut dipergunakan, yang berwenang
menggandakan SPO adalah Subbagian Tata Usaha dan
atau Sekretariat Akreditasi dengan membubuhkan cap
“duplikat” disertai tanggal pembuatan duplikat dan paraf
staf Subbagian Tata Usaha dan atau Sekretariat
Akreditasi yang melakukan penggandaan disesuaikan
dengan panduan pengendalian dokumen.
d) Bila SPO tersebut sudah tidak berlaku lagi atau tidak
dipergunakan lagi karena di revisi ataua hal lainnya,
maka unit kerja wajib mengembalikan SPO yang sudah
tidak berlaku tersebut ke Subbagian Tata Usaha, sehingga
di unit kerja hanya ada duplikat SPO yang masih berlaku.
e) Duplikat SPO di unit kerja harus disimpan dengan baik
sehingga hanya bisa dibaca oleh staf Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau yang berwenang.
f) Duplikat SPO yang diberikan kepada pihak luar rumah
sakit, harus dengan persetujuan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.
g) Bagi rumah sakit yang sudah menggunakan e-file maka
penyimpanan SPO sebagai berikut :

21
 Setiap SPO harus di print-out dan disimpan sebagai
SPO asli.
 SPO di unit kerja tidak perlu hard copy, SPO bisa
dilihat di internet rumah sakit. Namun untuk SPO
penanganan gawat darurat tetap harus dibuatkan
hard copy.

10) Tata Cara Evaluasi

a) Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan


maksimal 3 (tiga) tahun.
b) Evaluasi SPO dilakukan oleh masing-masing unit kerja
yang dipimpin oleh kepala unit kerja.
c) Hasil evaluasi : SPO masih tetap bias dipergunakan atau
SPO perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi bias isi
SPO sebagian atau seluruhnya.
d) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
 Atas instruksi Direksi
 Terjadi perubahan organisasi rumah sakit
 Usulan unit kerja
 Berdasarkan hasil temuan/evaluasi audit internal
atau eksternal.
 Perubahan regulasi pemerintah.
 Berdasarkan rekomendasi dari hasil evaluasi
e) Pergantian direktur rumah sakit, bila SPO memang masih
sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.

c. Program Kerja dan Rencana Kegiatan

1) Pengertian

Program kerja adalah rencana kegiatan yang akan


dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan dalam suatu unit kerja.

Program kerja komite atau tim mengacu pada Lampiran II


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya, yang untuk selanjutnya ditetapkan oleh
Direktur RSUD Arifin Achmad tanpa Keputusan Direktur.

22
2) Tujuan

Umum :
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit
kerja sehingga tujuan program dapat tercapai.

Khusus :
a) Adanya kejelasan langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan.
b) Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan
dan bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut
sehingga tujuan dapat tercapai.
c) Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu
pelaksanaan kegiatan.

3) Wewenang Penandatanganan

Program ditandatangani oleh kepala unit kerja dan direktur


Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Riau tanpa disertai
Keputusan.

4) Sistematika / Format Program Kerja

Sistematika atau format program sebagai berikut :


a) Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang
bersifat umum yang masih terkait dengan program

b) Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya
dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.

c) Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan
tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.

d) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-
langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga

23
tercapainya program tersebut. Karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.

e) Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa antara bisa dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.

f) Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik
dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program.
Sasaran program menunjukkan target tahun yang
spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan program.

Sasaran program menunjukkan hasil antara yang


diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

Sasaran yang baik memenuhi ”SMART” yaitu :


 Specific : Sasaran harus menggambarkan hasil
spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang
jelas seingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik juga.
 Measurable : Sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan program) harus ditetapkan sebelum
kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
 Aggressive but Attainable : Apabila sasaran harus
dijadikan standard keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target
yang tidak layak. Umpamanya kita bisa mnetapkan
sebagai suatu sasaran ”Pengurangan kematian
misalnya di IGD hanya sampai ketingkat tertentu”

24
namun ”meniadakan kematian” merupakan hal yang
tidak dapat dipastikan kelayakannya.
 Result Oriented : Sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain pasien sebesar 50%.
 Time Bound : Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam
waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa
minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya kurang
dari 1 tahun. Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola
dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran
apabila dibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran di rumah sakit.

Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan


tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik
adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan
kapasitas rumah sakit, namun dalam batas-batas
kelayakan. Sasaran yang baik itu tidak hanya akan
meningkatkan program dan jasa pelayanan yang
dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri pada para pelaksananya. Sebaliknya
penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai
akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan.

g) Skedul ( jadwal ) pelaksanaan kegiatan

Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan


waktu melaksanakan langkah-langkah kegiatan program.
Lama waktu tergantung rencana program tersebut
dilaksanakan. Untuk program tahunan maka jadwal yang
dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk
program 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah
jadwal 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time tabel
sebagai berikut :

BULAN
N
KEGIATAN 1
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
0
1
25
2
3

h) Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan


adalah evaluasi dari skedul (jadwal) kegiatan. Skedul
(jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap “beberapa bulan
sekali”, sehingga bila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka
dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis
dalam kerangka acuan adalah “waktu” evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan “siapa” yang
melakukan.

Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana


membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
tersebut. Dan “kapan laporan tersebut dibuat”. Yang
ditulis didalam kerangka acuan adalah cara atau
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.

i) Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang


ditulis didalam kerangka acuan adalah bagaimana
melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumen
kegiatan.

Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program


dan kurun waktu laporan harus diserahkan kepada siapa
saja laporan tersebut harus ditujukan.

Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program


secara menyeluruh. Jadi yang ditulis didalam kerangka
acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.

5) Format Rencana Kegiatan Unit Pelayanan

a) SDM
 Kebutuhan SDM
 Orientasi
26
 Pendidikan dan Pelatihan
 Evaluasi kinerja SDM
b) Fasilitas
 Pemeliharaan
 Penggantian/penambahan/investasi
c) Mutu
d) Upaya Keselamatan
e) Pengembangan Pelayanan
f) Monitoring dan Evaluasi
g) Rapat
h) Laporan

6) Format Program Komite atau Tim

a) Monitoring dan Evaluasi


b) Rapat
c) Pelatihan :
 Anggota Komite/Tim
 Staf RS
d) Orientasi :
 Karyawan Baru
 Peserta Didik
e) Supervisi
f) Evaluasi dan Usul Regulasi
g) Evaluasi Capaian Mutu
h) Sosialisasi/Diseminasi
i) Laporan

d. Surat Edaran

1) Pengertian

Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat


pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting
dan mendesak.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani surat


edaran oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad dapat dilimpahkan kepada pejabat pimpinan

27
sekretariat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad atau
pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi surat
edaran.

3) Susunan

a) Kepala
Bagian kepala surat edaran terdiri dari :
 kop naskah peraturan terdiri dari lambang
Pemerintah Daerah dan logo RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau;
 tempat dan tanggal penetapan serta pejabat dan pihak
terkait yang dituju (distribusi) oleh surat edaran
ditulis pada pojok kanan atas setelah kop naskah;
 tulisan surat edaran, ditulis simetris dengan huruf
capital;
 nomor surat edaran ditulis dengan huruf kapital di
bawah kata surat edaran;
Penomoran Naskah Surat Edaran :
Nomor : 120/SE/….

Nomor
Surat
Singkatan untuk
jenis surat
Klasifikasi Surat

 kata tentang, yang dicantumkan di bawah nomor


surat edaran ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
 rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris di bawah kata tentang.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari :
 peraturan perundang-undangan atau naskah dinas
lain yang menjadi dasar pembuatan surat edaran;
 alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;
 pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak.

28
c) Kaki
Bagian kaki surat edaran terdiri dari :
 nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca
koma (,);
 tanda tangan pejabat penanda tangan;
 nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital;
 stempel dinas.

2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)

Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu


Keputusan.

1. Pengertian

Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang


bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan
pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk :
1) menetapkan/mengubah status kepegawaian /personal
/keanggotaan /material /peristiwa;
2) menetapkan / mengubah / membubarkan suatu
kepanitiaan / tim;
3) menetapkan pelimpahan wewenang.

2. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani


Keputusan adalah pejabat yang bewenang berdasarkan lingkup
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

3. Susunan Naskah Keputusan Direktur

1) Kepala Keputusan
a) Kop naskah keputusan terdiri atas lambang Pemerintah
Daerah dan logo RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau;
b) Kata Keputusan dan nama jabatan pejabat yang
menetapkan ditulis simetris di tengah margin dengan
huruf capital;
c) Nomor keputusan ditulis dengan huruf capital;
Penomoran Surat Keputusan Direktur :
29
Nomor :Kpts. 188/RSUD-Bidang/….

Nomor Surat Keluar

Pencipta Surat

Klasifikasi Surat

Singkatan untuk
jenis surat
d) Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital.
e) Judul keputusan ditulis dengan huruf kapital.

2) Konsiderans Keputusan
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari :
a) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang
pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri tanda
baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri.
b) Konsiderans Mengingat yang memuat dasar kewenangan
dan keputusan yang memerintahkan pembuatan
keputusan tersebut. Keputusan yang menjadi dasar
hukum adalah keputusan yang tingkatannya sederajat
atau lebih tinggi.

3) Diktum Keputusan
a) Diktum Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital tanpa spasi di antara suku kata dan diletakkan di
tengah margin.
b) Diktum Menetapkan dicantumkan sesudah kata
memutuskan, disejajarkan ke bawah dengan menimbang
dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua (:).
c) Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala) keputusan
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik (.).

4) Batang Tubuh Keputusan


a) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
KESATU :
30
KEDUA :
dst.
b) Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya.
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan keputusan.

5) Kaki Keputusan
Kaki memuat nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun, nama
jabatan, tanda tangan dan stempel jabatan serta nama
lengkap pembuat keputusan.

6) Penandatanganan Keputusan
Surat Keputusan Direktur ditandatangani oleh Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.

7) Lampiran keputusan
a) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
keputusan.
b) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

3. Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah/Surat Tugas)

a. Surat Perintah

1) Pengertian

Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat


yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau


pejabat yang bewenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.

3) Susunan

31
a) Kepala
Bagian kepala surat perintah terdiri dari :
 kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, yang ditulis dengan
huruf awal kapital secara simetris;
 kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
 nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah.

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari hal berikut :
 Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat
perintah; dasar memuat ketentuan yang dijadikan
landasan ditetapkannya surat perintah tersebut.
 Diktum dimulai dengan frasa memberi perintah, yang
ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara
simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan
jabatan pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kata
kepada ditulis kata untuk disertai perintah-perintah
yang harus dilaksanakan.

c) Kaki
Bagian kaki surat perintah terdiri dari :
 tempat dan tanggal surat perintah;
 nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,
dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
 tanda tangan pejabat yang menugasi;
 nama lengkap pejabat yang menandatangani surat
perintah, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada
setiap awal unsurnya;
 stempel dinas.

d) Distribusi dan Tembusan


 Surat perintah disampaikan kepada pihak yang
mendapat perintah.
 Tembusan surat perintah disampaikan kepada
pejabat/unit/bidang yang terkait.

32
e) Hal yang Perlu Diperhatikan
 Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
 Jika perintah merupakan tugas kolektif, daftar pegawai
yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang
terdiri dari kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP,
jabatan, dan keterangan.
 Surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang
termuat selesai dilaksanakan.

b. Surat Perintah

1) Pengertian

Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan fungsi.

2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan

Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau


pejabat yang bewenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.

3) Susunan

f) Kepala
Bagian kepala surat tugas terdiri dari :
 kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, yang ditulis dengan
huruf awal kapital secara simetris;
 kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
 nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.

g) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal berikut :
33
 Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas;
dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan
ditetapkannya surat tugas tersebut.
 Diktum dimulai dengan frasa memberi tugas, yang
ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara
simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan
jabatan pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kata
kepada ditulis kata untuk disertai perintah-perintah
yang harus dilaksanakan.

h) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari :
 tempat dan tanggal surat tugas;
 nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya,
dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
 tanda tangan pejabat yang menugasi;
 nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas,
yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya;
 stempel dinas.

i) Distribusi dan Tembusan


 Surat tugas disampaikan kepada pihak yang mendapat
tugas.
 Tembusan surat tugas disampaikan kepada
pejabat/unit/bidang yang terkait.

j) Hal yang Perlu Diperhatikan

 Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.


 Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai
yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang
terdiri dari kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP,
jabatan, dan keterangan.
 Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang
termuat selesai dilaksanakan.

B. Naskah Dinas Korespondensi

34
1. Nota Dinas

a. Pengertian

Nota dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh


pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan
laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau
penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang
bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan
penjelasan yang panjang, dapat langsung dijawab dengan
disposisi oleh pejabat yang dituju.

b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

Nota dinas dibuat oleh pejabat dalam satu lingkungan unit


kerja sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya
dan diketahui serta ditandatangani oleh Direktur RSUD Arifin
Achmad.

c. Susunan

1) Kepala
Bagian kepala nota dinas terdiri dari :
 kop nota dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad secara simetris;
 kata nota dinas, ditulis dengan huruf kapital secara
simetris dan underline;
 Tulisan kepada, dari, tanggal, nomor, sifat, lampiran dan
hal ditulis dibawah kata nota dinas dengan awalan
kapital dan pemisah titik dua (:);

2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup ditulis secara singkat, padat,
dan jelas.

3) Kaki
Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan, nama
pejabat, dan tembusan (jika perlu).

4) Hal yang Perlu Diperhatikan

35
 nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma
(,);
 tanda tangan pejabat penanda tangan;
 nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital;
 stempel dinas (tidak diharuskan);

2. Surat Undangan

a. Pengertian

Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangan


kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk
menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat,
upacara, dan pertemuan.

b. Kewenangan

Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan


tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.

c. Susunan

1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari :
 kop surat undangan, yang berisi logo dan nama Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad;
 nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik di sebelah kiri di
bawah kop surat undangan;
 tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah
kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
 kata Yth., ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama
jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).

2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari :
 alinea pembuka;
 isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat,
dan acara;
 alinea penutup.

36
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan huruf awal kapital, tanda tangan, dan nama pejabat
ditulis dengan huruf awal kapital.

d. Hal yang Perlu Diperhatikan

1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas;


yang membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat
pada surat undangan dapat ditulis pada lampiran;
2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk
kartu.

C. Naskah Dinas Khusus

1. Surat Penjanjian

Surat perjanjian /akta adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan


bersama tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau
lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang
disepakati bersama. Dalam lingkup Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad surat perjanjian terbagi atas nota kesepahaman dan
perjanjian kerjasama.

a. Pengertian

Nota Kesepahaman (MOU) dalam lingkup Rumah Sakit Umum


Daerah Arifin Achmad adalah surat perjanjian/akta yang dibuat
sebagai ikatan moral / perjanjian pendahuluan antara Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad dengan pihak ketiga/lain yang
akan diikuti dengan pembuatan perjanjian kerjasama. Nota
Kesepahaman (MOU) tidak memuat hak dan kewajiban dan
sanksi.

Perjanjian kerjasama dalam lingkup Rumah Sakit Umum Daerah


Arifin Achmad adalah surat perjanjian/akta yang dibuat dalam
bentuk perjanjian kerja sama, atau perjanjian lain antara Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad dengan pihak ketiga/lain.
37
Perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga antara lain namun tidak
terbatas pada :

1) Perjanjian kerjasama provider pelayanan kesehatan;


2) Perjanjian kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan;
3) dan lain-lain.

b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan

Surat Perjanjian dengan pihak ketiga/lain dibuat dan


ditandatangani oleh Pihak ketiga/lain dan Direktur RSUD Arifin
Achmad sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung
jawabnya.

c. Susunan

1) Kepala
Bagian kepala surat perjanjian dengan pihak ketiga/lain terdiri
dari :
a) Logo pihak ketiga pada sisi pojok kiri dokumen (tidak
diwajibkan), logo dan nama RSUD Arifin Achmad pada sisi
pojok kanan dokumen;
b) Kata nota kesepahaman (MOU) / perjanjian kerjasama,
antara dan nama pihak ketiga/lain yang melakukan
perjanjian, ditulis simetris dengan huruf capital;
c) Kata dengan dan nama RSUD Arifin Achmad, untuk
selanjutnya disebut “Unit Pelaksana Teknis Bersifat Khusus
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pada Dinas
Kesehatan Provinsi Riau”, ditulis simetris dengan huruf
kapital;
d) Kata tentang dan judul nota kesepahaman (MOU) /
perjanjian kerjasama, ditulis simetris dengan huruf kapital;
e) Nomor naskah nota kesepahaman (MOU) / perjanjian
kerjasama ada dua, yakni nomor naskah pihak ketiga/lain
dan nomor naskah RSUD Arifin Achmad. Nomor ditulis
dengan huruf awal kapital dibawah judul nota kesepahaman
(MOU) / perjanjian kerjasama :
 Nomor naskah dari pihak ketiga/lain
Nomor :……..

38
 Nomor naskah RSUD Arifin Achmad ditulis dengan huruf
awal kapital di bawah judul :
Nomor :027/Dir. Bidang/RSUD/tahun/….
Nomor Surat
Keluar
Tahun Buat

RSUD

Pembuat Surat

Nomor Kode Naskah

2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian terdiri dari :
a) Pembukaan, merupakan awal dari suatu akta;
b) Komparasi / Para Pihak ( Parties );
Komparasi merupakan bagian suatu akta yang
menyebutkan nama-nama para pihak yang membuat
perjanjian, lengkap dengan menyebutan pekerjaan dan
identitas serta tempat tinggal yang bersangkutan.

c) Premise atau recitals;


Premise atau recitals biasa dipergunakan sebagai
pendahuluan (introduction) suatu akta atau pengantar yang
menunjukkan maksud utama dan para pihak, dan
menyertakan alasan mengapa suatu akta itu dibuat.
Premise disebut juga suatu pernyataan yang merupakan
konsiderans /pertimbangan, latar belakang mengapa
sampai lahir suatu perikatan. Penulisan dalam akta
biasanya secara baku dimulai dengan kata “bahwa”.

d) Isi Perjanjian
Isi perjanjian mencakup ketentuan dan persyaratan. Pada
bagian ini para pihak mencantumkan segala hal atau
pokok-pokok yang dianggap perlu, yang merupakan
kehendak para pihak sebagai suatu pernyataan tertulis yang
sah.
Sebagai pokok perjanjian maka diharapkan dapat mencakup
dan mengandung semua isi perjanjian sekaligus merupakan
isi akta yang memuat secara mendetail mengenai obyek

39
perjanjian, hak dan kewajiban, serta uraian secara lengkap
mengenai prestasi.

Isi perjanjian dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu :


 Unsur esensialia, adalah sesuatu yang harus ada yang
merupakan hal pokok sebagai syarat yang tidak boleh
diabaikan dan harus dicantumkan dalam suatu
perjanjian, sehingga perjanjian tanpa hal pokok tersebut
tidak sah dan tidak mengikat para pihak yang membuat
perjanjian tersebut. Syarat ini memang ditentukan dan
harus ada oleh Undang-Undang karena bila tidak, maka
perjanjian ini menjadi tidak sah dan tidak mengikat.
Misal dalam perjanjian kerja hal yang merupakan
esensialia adalah pekerjaan dan upah yang diberikan.
 Unsur Naturalia, adalah ketentuan hukum umum, suatu
syarat yang biasanya dicantumkan dalam perjanjian.
Namun tanpa pencantuman syarat yang dimaksud itu
pun suatu perjanjian tetap sah dan tidak mengakibatkan
suatu perjanjian menjadi tidak mengikat.
 Unsur Aksidentalia, adalah suatu syarat yang tidak
harus ada, tetapi dicantumkan juga oleh para pihak
untuk keperluan tertentu dengan maksud khusus
sebagai suatu kepastian. Hal ini dimungkinkan oleh
undang-undang atas dasar “asas kebebasan berkontrak”
(freedom of contract), asalkan hal tersebut tidak
bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan dan undang-
undang :
1. Klausula ( Clause )
Ada hal penting lain yang harus mendapat tempat
dalam perjanjian ini. Hal-hal penting yang
dimaksudkan itu adalah mengenai berbagai klausula
yang acapkali juga muncul dan dimasukkan dalam
merumuskan isi perjanjian, sekaligus merupakan
bagian yang patut memperoleh perhatian misal
kausula force majeure yang dimaksudkan sebagai
langkah awal untuk melakukan antisipasi yang
ditempuh oleh para pihak yang membuat perjanjian
terhadap kejadian yang mungkin timbul dikemudian

40
hari dan berakibat langsung terhadap pelaksaan
perjanjian.
2. Penutup / Testimonium Clause (Closure)
Setiap perjanjian tertulis, selalu ditutup dengan kata
atau kalimat yang menyatakan bahwa perjanjian itu
dibuat dalam jumlah atau rangkap yang diperlukan
dan bermaterai cukup, maksudnya telah memenuhi
ketentuan yang berlaku misalnya Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah) dan ditandatangani oleh para
pihak atau yang mewakili dan bertindak untuk dan
atas nama serta saksi-saksi.

3) Kaki
Bagian kaki surat perjanjian terdiri dari nama penanda tangan
para pihak yang mengadakan perjanjian dan para saksi (jika
dipandang perlu), dibubuhi materai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Tanda Tangan (Attestation)
Tanda tangan para pihak atau yang mewakili, dan tanda
tangan saksi-saksi. Apabila yang menjadi pihak dalam
perjanjian adalah bukan perseorangan melainkan badan
hukum, maka dibawah tanda tangan juga disebutkan
nama dan jabatannya, dilengkapi dengan stempel masing-
masing pihak di sebelah tanda tangan.

4) Lampiran
Dalam surat perjanjian tidak jarang dan biasa disertai dengan
Lampiran, apabila terdapat hal-hal yang perlu disertakan atau
dilekatkan pada perjanjian induk. Lampiran ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pokok atau
induk, yang mungkin bila dibuat dalam perjanjian pokok
mengalami kesulitan teknis atau memang sengaja dibuat
secara terpisah misalnya seperti surat kuasa.

1. Dokumen Bukti

a. Pengertian

Dokumen Bukti adalah dokumen bukti pelaksanaan suatu


kegiatan RSUD Arifin Achmad seperti diskusi/sidang/rapat,
seminar, pelatihan, orientasi umum atau orientasi khusus
41
tentang hal yang di bicarakan, di tetapkan dan sepakati dari awal
hingga akhir acara. Dokumen bukti bisa berbentuk padat,
ringkas maupun sistematis agar setelah selesai waktu acara
seseorang bisa mengetahui hasil pelaksanaan sebagai bahan
dokumentasi aktivitas kegiatan.

b. Susunan

1) Notulen

Notulen adalah naskah dinas berupa catatan resmi suatu


diskusi, rapat, sidang, atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang berisikan siapa, apa, bagaimana, dan hasil dari suatu
hal yang dilaksanakan. Setiap notulen seharusnya
dilampirkan daftar hadir.

a) Kepala
Kepala notulen berisi mengenai :
 kop surat dinas, yang berisi logo dan nama Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad secara simetris;
 Tulisan Notulen ditulis simetris dengan huruf kapital;

b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh notulen berisi mengenai :
 Pembukaan notulen terdiri atas nama/judul
diskusi/sidang/rapat, hari dan tanggal pelaksanaan
kegiatan/ acara, waktu acara, list acara, dan list
peserta acara;
 Isi notulen terdiri atas rangkaian isi/materi
pelaksanaan kegiatan, kata pembukaan acara, isi
pembahasan dan peraturan yang timbul;
 Penutup notulen adalah kesimpulan pelaksanaan
kegiatan.

c) Kaki
Bagian Kaki notulen berisi mengenai :
a) Nama pimpinan jabatan diskusi/sidang/rapat penanda
tangan, yang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma (,);

42
b) tanda tangan pimpinan jabatan diskusi/sidang/rapat
penanda tangan;
c) nama lengkap pimpinan jabatan diskusi/sidang/rapat
penanda tangan, yang ditulis dengan huruf capital,
disertai pangkat dan NIP;
d) stempel dinas (tidak diharuskan);

2) Sertifikat

a) Pengertian

Sertifikat merupakan pernyataan tertulis dari pejabat


yang berwenang yang diberikan kepada seseorang atau
lembaga karena keikutsertaannya/perannya dalam
suatu kegiatan dan digunakan sebagai alat bukti yang
sah.

b) Wewenang

Sertifikat ditandatangani Direktur RSUD Arifin Achmad


sesuai dengan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.

c) Susunan

 Kepala

Kepala sertifikat berisi mengenai :


Penulisan sertifikat ditulis simetris dengan huruf
kapital;
 Batang Tubuh
Bagian batang tubuh sertifikat berisi mengenai :
1. tulisan diberikan kepada ditulis simetris dengan
huruf awal kapital;
2. nama, NIP, dan instansi yang diberi sertifikat dan
keterlibatan/perannya dalam kegiatan yang
diadakan;
3. judul kegiatan; dan
4. masa berlaku/ tanggal pelaksanaan kegiatan.
43
 Kaki
Bagian kaki sertifikat terdiri atas :
1. tanggal saat penandatanganan;
2. nama jabatan dan NIP penandatangan, ditulis
dengan huruf kapital pada setiap awal kata;

5. Surat Keluar

a. Pengertian

Surat keluar adalah surat yang dibuat dan dikeluarkan oleh


Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad untuk dikirimkan
kepada lain, baik itu perorangan atau bagian dari suatu instansi
atau perusahaan.

b. Susunan

1) Kepala
Kepala surat keluar berisi mengenai :
a) kop surat dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad secara simetris;
b) Nomor, sifat surat keluar, lampiran dan hal ditulis pada
align kiri;
c) Tempat, waktu surat keluar dibuat, serta Nama orang
atau unit/bagian dari instansi kemana surat ditujukan
yang diawali dengan “Yth.” dan ditulis tempat “di-” ditulis
pada align kanan.

2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat keluar berisi mengenai :
Bagian batang tubuh surat keluar terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup ditulis secara singkat, padat, dan
jelas.

3) Kaki
Bagian Kaki surat keluar berisi mengenai :
a) nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma
(,);
b) tanda tangan pejabat penanda tangan;

44
c) nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis
dengan huruf kapital;
d) stempel dinas;
e) Catatan kaki (bila diperlukan).

D. Laporan

1. Pengertian

Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang


pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian. Laporan terbagi menjadi :
a. Laporan Kegiatan
b. Laporan Bulanan Unit Kerja
c. Laporan Tahunan Unit Kerja

2. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan

Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.

3. Susunan

1) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis
dalam huruf kapital dan diletakkan secara simetris.

2) Batang Tubuh
a) Bagian batang tubuh laporan kegiatan terdiri dari :
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. Kegiatan yang dilaksanakan
C. Hasil yang dicapai
D. Penggunaan Anggaran
E. Analisa dan Evaluasi
F. Rekomendasi
G. Penutup

b) Bagian batang tubuh laporan bulanan unit kerja terdiri


dari :
45
BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
BAB II : Gambaran Umum Unit
BAB III : Ketenagaan
a. Gambaran Ketenagaan di Unit
b. Gambaran Kegiatan Pengembangan
(Pendidikan dan Pelatihan) Tenaga
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Penutup

3) Kaki

Bagian kaki laporan terdiri dari :


a) tempat dan tanggal pembuatan laporan;
b) nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan
huruf awal kapital;
c) tanda tangan;
d) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.

E. Telaahan Staf

1. Pengertian

Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.

2. Susunan

a. Kepala
Kepala telaahan staf berisi mengenai :
1) kop surat dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Arifin Achmad secara simetris;
2) Tulisan telaahan staf ditulis simetris dengan huruf kapital;
3) Tulisan kepada, dari, tanggal, nomor dokumen, lampiran dan
hal telaahan staf ditulis dibawah tulisan telaahan staf dengan
awalan kapital;

b. Batang tubuh
46
Bagian batang tubuh telaahan staf berisi mengenai :
1) Persoalan;
2) Praangapan;
3) Fakta-fakta Yang mempengaruhi;
4) Analisa.
5) Kesimpulan;
6) Saran.

c. Kaki
1) nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan
huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma (,);
2) tanda tangan pejabat penanda tangan;
3) nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan
huruf kapital;

BAB I I I
PENYUSUNAN NASKAH DINAS

A. Penyusunan Tata Naskah Dinas

1. Penyusunan Regulasi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

a. Kebijakan (peraturan dan keputusan) dengan ketentuan


pengetikan sebagai berikut :
1) Jenis kertas : HVS 70 gram
2) Paper size (ukuran kertas) : F4= 21,6 cm x 33 cm
3) Margin:
a) Top (dari tepi atas) : 2 cm
b) Bottom (dari tepi bawah) : 2 cm
c) Left (dari tepi kiri) : 3 cm
d) Right (dari tepi kanan) : 2 cm
4) Jenis Font = Bookman Old Style; Size Font = 12; lebar spasi
sebesar 1,5 atau 1 spasi atau sesuai kebutuhan.
5) Bentuk yang dipakai adalah bentuk surat lurus (Justify style)
dan penulisan judul dokumen maka yang digunakan adalah
posisi sejajar ditengah.

47
b. Pedoman/Panduan dengan ketentuan pengetikan sebagai
berikut :
1) Jenis kertas : HVS 70 gram
2) Paper size (ukuran kertas) : F4= 21,6 cm x 33 cm
3) Margin:
d) Top (dari tepi atas) : 2 cm
e) Bottom (dari tepi bawah) : 2 cm
f) Left (dari tepi kiri) : 3 cm
g) Right (dari tepi kanan) : 2 cm
4) Jenis Font = Arial; Size Font = 12; lebar spasi sebesar 1,5 atau
1 spasi atau sesuai kebutuhan.
5) Bentuk yang dipakai adalah bentuk surat lurus (Justify style)
dan penulisan judul dokumen maka yang digunakan adalah
posisi sejajar ditengah.
6) Penulisan nomor halaman diletakkan di tengah bawah kertas.

c. Standar Prosedur Operasional dengan ketentuan pengetikan


sebagai berikut :
1) Kertas :
a) Jenis kertas : HVS 70 gram (F4)
b) Paper size (ukuran kertas) : legal = 21,6cm x 33cm
c) Margin:
 Top (dari tepi atas) : 2 cm
 Bottom (dari tepi bawah) : 2 cm
 Left (dari tepi kiri) : 3 cm
 Right (dari tepi kanan) : 2 cm

2) Ukuran Kotak Heading :


a) Sel Logo RSUD Arifin Achmad : 4,25 cm x 4,25 cm
b) Sel Judul SPO : 12,75 cm x 1,54 cm
c) Sel No. Dokumen : 4,25 cm x 2,71 cm
d) Sel No. Revisi : 4,25 cm x 2,71 cm
e) Sel Halaman : 4,25 cm x 2,71 cm
f) Sel “ SPO” : 4,25 cm x 4,25 cm
g) Sel Tanggal Terbit : 4,25 cm x 4,25 cm
h) Sel Tanda Tangan Pimpinan RS : 8,5 cm x 4,25 cm

3) Ukuran Kotak Isi Prosedur Operasional :


a) Sel “Pengertian” : 4,25 cm x menyesuaikan
b) Sel IsiPengertian : 12,75cm x menyesuaikan

48
c) Sel “Tujuan” : 4,25 cm x menyesuaikan
d) Sel Isi Tujuan : 12,75cm x menyesuaikan
e) Sel “Kebijakan” : 4,25 cm x menyesuaikan
f) Sel IsiKebijakan : 12,75cm x menyesuaikan
g) Sel “Prosedur” : 4,25 cm x menyesuaikan
h) Sel Isi Prosedur : 12,75cm x menyesuaikan
i) Sel “Unit Terkait” : 4,25 cm x menyesuaikan
j) Sel IsiUnit Terkait : 12,75cm x menyesuaikan

4) Isi Utama Heading :


a) Logo RSUD Arifin Achmad :
 Tulisan: RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
 Logo : Perahu Layar (Lancang Kuning)

b) Judul Prosedur :
 Tulisan: Judul sesuai Proses Kerja yang diprosedur
tetapkan
 Diletakkan di tengah vertikal dan tengah horizontal
(align center)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Semua dan Tebal (Bold)

5) No. Dokumen :
a) Merupakan Nomor SPO dengan ketentuan yang ada pada
panduan Tata Naskah dan Pengelolaan Dokumen RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau.
b) Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas tengah horizontal (align
top center)
c) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Awal dan Reguler

6) No. Revisi :
a) No. Revisi merupakan status revisi yang ke
b) Dibuat dengan huruf A, B, C dst (huruf besar), Dokumen
baru dengan huruf A, dokumen direvisi Pertama dengan
huruf B, Kedua dengan C, dst
c) Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas tengah horizontal (align
top center)
d) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Awal dan Reguler

49
7) No. Halaman
a) No. Halaman ditulis : nomor halaman tsb/total halaman
Protap. Misal : suatu prosedur terdiri atas 3 halaman
maka halaman I ditulis 1/3, halaman II ditulis 2/3, dan
halaman III ditulis 3/3
b) Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas tengah horizontal (align
top center)
c) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Awal dan Reguler

8) Standar Prosedur Operasional


a) Tulisan : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
b) Diletakkan di tengah vertikal dan tengah horizontal (align
center)
c) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Semua dan Tebal (Bold)

9) Tanggal Terbit
a) Merupakan tanggal terbitnya Prosedur Tetap
b) Ditulis angka tanggal, nama bulan dan angka tahun, misal
: 31 Januari 2017
c) Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas tengah horizontal (align
top center)
d) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Awal dan Reguler

10) Penetapan/Pengesahan Pimpinan RS :


a) Merupakan pengesahan/penetapan oleh Pimpinan Rumah
Sakit, dalam hal ini Direktur RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau terhadap Prosedur Tetap tersebut, dengan bukti
dibubuhkannya Pengaritanda tangan Direktur dan stempel
asli RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, Dituliskan :

Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau

b) Diletakkan tengah horizontal (align top center)

50
c) Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf Besar
Awal dan Reguler, untuk Nama Direktur Huruf Besar
Semua Tebal (Bold) dan Garis Bawah (Underline)

11) Isi Utama Prosedur Operasional:


a) Pengertian :
 Tulisan : PENGERTIAN
 Diletakkan 1(satu) Baris dari atas Rata Kiri (align top
left)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Semua dan Tebal (Bold)

b) Isi Pengertian :
 Merupakan arti atau pengertian dari judul Prosedur
Tetap, juga berisi penjelasan tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami dan atau definisi
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas dan dari bawah,
Rata Kiri dan Rata Kanan (Justify)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Awal dan Reguler
 Urutan Penomoran (1, 2, dst),(a, b, dst), (1), 2), dst), ( a),
b), dst), ( (1), (2), dst), ( (a), (b), dst) dan seterusnya,
dengan stengah ketukan (tab) kekanan

c) Tujuan :
 Tulisan : TUJUAN
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas Rata Kiri (align top
left)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Semua dan Tebal (Bold)

d) Isi Tujuan :
 Merupakan tujuan spesifik dari Prosedur Tetap
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas dan dari bawah,
Rata Kiri dan Rata Kanan (Justify)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Awal dan Reguler
 Urutan Penomoran (1, 2, dst),(a, b, dst), (1), 2), dst), ( a),
b), dst), ( (1), (2), dst), ( (a), (b), dst) dan seterusnya,
dengan stengah ketukan (tab) kekanan

51
e) Kebijakan :
 Tulisan : KEBIJAKAN
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas Rata Kiri (align top
left)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
BesarSemua dan Tebal (Bold)

f) Isi Kebijakan :
 Merupakan kebijakan rumah sakit yang menjadi garis
besar dan dasar bagi Standar Prosedur Operasional
tersebut.
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas dan dari bawah,
Rata Kiri dan Rata Kanan (Justify)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
BesarAwal dan Reguler
 Urutan Penomoran (1, 2, dst),(a, b, dst), (1), 2), dst), ( a),
b), dst), ( (1), (2), dst), ( (a), (b), dst) dan seterusnya,
dengan stengah ketukan (tab) kekanan.

g) Prosedur :
 Tulisan : PROSEDUR
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas Rata Kiri (align top
left)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Semua dan Tebal (Bold)

h) Isi Prosedur :
 Merupakan Bagain utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu, yang dapat menjelaskan secara lengkap
tentang : Apa, Kenapa, Siapa, Dimana, Kapan, dan
Bagaimana (What, Why, Who, Where, When, and How)
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas dan dari bawah,
Rata Kiri dan Rata Kanan (Justify)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Awal dan Reguler

52
 Urutan Penomoran (1, 2, dst),(a, b, dst), (1), 2), dst), ( a),
b), dst), ( (1), (2), dst), ( (a), (b), dst) dan seterusnya,
dengan stengah ketukan (tab) kekanan

i) Unit terkait :
 Tulisan : UNIT TERKAIT
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas Rata Kiri (align top
left)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Semua dan Tebal (Bold)

j) Isi Unit terkait:


 Berisi unit-unit kerja yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam pelaksanaan standar
prosedur operasional tersebut.
 Diletakkan 1 (satu) Baris dari atas dan dari bawah,
Rata Kiri dan Rata Kanan (Justify)
 Jenis Font = Arial; Ukuran Font = 12; cetak = Huruf
Besar Awal dan Reguler
 Urutan Penomoran (1, 2, dst),(a, b, dst), (1), 2), dst), ( a),
b), dst), ( (1), (2), dst), ( (a), (b), dst) dan seterusnya,
dengan stengah ketukan (tab) kekanan.

d. Program dengan ketentuan pengetikan sebagai berikut :


1) Jenis kertas : HVS 70 gram
2) Paper size (ukuran kertas) : F4= 21,6 cm x 33 cm
3) Margin:
a) Top (dari tepi atas) : 2 cm
b) Bottom (dari tepi bawah) : 2 cm
c) Left (dari tepi kiri) : 3 cm
d) Right (dari tepi kanan) : 2 cm
4) Jenis Font = Arial; Size Font = 12; lebar spasi sebesar 1,5
atau 1 spasi atau sesuai kebutuhan.
5) Bentuk yang dipakai adalah bentuk surat lurus (Justify style)
dan penulisan judul dokumen maka yang digunakan adalah
posisi sejajar ditengah.
6) Penulisan nomor halaman diletakkan di tengah bawah kertas.

53
e. Surat Perjanjian dengan ketentuan pengetikan sebagai
berikut :
1) Jenis kertas : HVS 70 gram
2) Paper size (ukuran kertas) : F4= 21,6 cm x 33 cm
3) Margin:
a) Top (dari tepi atas) : cm
b) Bottom (dari tepi bawah) : cm
c) Left (dari tepi kiri) : cm
d) Right (dari tepi kanan) : cm
4) Jenis Font = Arial; Size Font = 12; lebar spasi sebesar 1,5
atau 1 spasi atau sesuai kebutuhan.
5) Bentuk yang dipakai adalah bentuk surat lurus (Justify style)
dan penulisan judul dokumen maka yang digunakan adalah
posisi sejajar ditengah.
6) Kotak paraf diletakkan di kanan bawah kertas; dengan
bentuk table kecil.
7) Penulisan nomor halaman diletakkan di tengah bawah kertas.

f. Surat, undangan, notulen, nota dinas, telaahan staf, dan


laporan ketentuan pengetikan sebagai berikut :
1) Pengetikan surat.
a. Jenis tulisan arial, besar huruf 12 atau disesuaikan
dengan kebutuhan
b. Spasi 1 atau 1,5 sesuai dengan kebutuhan
c. Warna tinta hitam
d. Ukuran kertas folio/F4 (215 x 330 MM)
2) Paraf surat
a. Model arah jarum jam.

2) DIREKTUR RSUD ARIFIN ACHMAD


PROVINSI RIAU, 3)

1) NAMA PEJABAT

Keterangan :
1) Kasubbag / Kasie
2) Kabag / Kabid
3) Wakil Direktur Bidang

b. Maksimal 3 (tiga) pejabat yang bertanggungjawab terhadap


isi surat.

54
c. Tinta untuk paraf dan penandatanganan surat berwarna
biru tua.
3) Kop surat, logo Pemerintah Daerah Provinsi Riau berwarna
Hijau.
4) Penomoran surat keluar
a. Klasifikasi nomor bagian/bidang
b. Instansi kerja dan unit kerja
c. Nomor surat keluar dari Subbagian Tata Usaha
5) Stempel surat
a. Berwarna ungu tua
b. Stempel surat berada pada Subbagian Tata Usaha
6) Amplop untuk surat keluar berwana coklat.

B. Penomoran Naskah Dinas

Penomoran Surat Keluar RSUD Arifin Achmad


a. Bagian Umum dari Subbagian Tata Usaha :
460/RSUD-2.6.11/…..(Sosial, pasien terlantar)
b. Bagian SDM dari Subbagian Bangmut :
822/RSUD-2.4.8/…..(Mutasi, kenaikan gaji berkala)
c. Bidang Pelayanan Medik dari Kasie Monev Yanmed :
449/RSUD- -1.1.1/…..(Pelayanan Kesehatan)

Kode Nomor Bagian/Bidang/Subbagian dan Subbidang:


1. DIREKTUR

1. WADIR BIDANG MEDIK DAN KEPERAWATAN


2. WADIR BIDANG UMUM, SDM & PENDIDIKAN
3. WADIR BIDANG KEUANGAN

1. Bidang Pelayanan Medik


2. Bidang Keperawatan
3. Bidang fasiliras Pelayanan Medik
4. Bagian SDM
5. Bagian Pendidikan dan Penelitian
6. Bagian Umum
7. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
8. Bagian Akuntansi
9. Bagian Perencanaan

1. Seksi Perencanaan Pelayanan Medik


55
2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
3. Seksi Perencanaan Pelayanan Keperawatan
4. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Keperawatan
5. Seksi Fasilitas Pelayanan Medik
6. Seksi Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Pelayanan Medik
7. Kasubbag Administrasi Pegawai
8. Kasubbag Pengembangan dan Mutasi Pegawai
9. Kasubbag Pendidikan dan Pelatihan
10. Kasubbag Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan
11. Kasubbag Tata Usaha
12. Kasubbag Rumah Tangga
13. Kasubbag Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kemitraan
14. Kasubbag Perbendaharaan
15. Kasubbag Mobilisasi Dana
16. Kasubbag Akuntansi Keuangan
17. Kasubbag Akuntansi Manajemen dan Verifikasi
18. Kasubbag Penyusun Program dan Anggaran
19. Kasubbag Evaluasi dan Pelaporan

(untuk penomoran kebijakan sudah ada pada Bab II lampiran I)

C. Penanda Tanganan Naskah

1. a.n (atas nama) yang menandatangani surat telah mendapatkan


mandat dari pejabat atasannya kepada pejabat setingkat
dibawahnya.
2. u.b (untuk beliau) dipergunakan jika pejabat yang medapat mandat
kewenangan memberikan kewenangan lagi kepada bawahannya.
3. Plt. (Pelaksana tugas) dipergunakan jika terdapat kekosongan
jabatan struktural (berhalangan) dan belum ditetapkan
pengangkatan pejabat definitif oleh pejabat yang berwenang.
4. Plh. (pelaksana tugas harian) dipergunakan jika pejabat yang
berweang berhalangan sementara dan tidak dapat melaksanakan
tugas kedinasan, karena kepentingan dinas lain seperti izin, cuti
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja.

• a.n. (atas nama )

a.n. DIREKTUR RSUD ARIFIN ACHMAD


56
PROVINSI RIAU

WAKIL DIREKTUR BIDANG KEUANGAN,

SALLAHUDIN, SE

Pembina TK. I

NIP. 19600514 198903 1 005

• u.b (untuk beliau)

a.n. DIREKTUR RSUD ARIFIN ACHMAD

PROVINSI RIAU

WAKIL DIREKTUR BIDANG MEDIK DAN PERAWATAN

u.b.

BIDANG PELAYANAN MEDIK,

dr. SRI WAHYU MARYUNI,Sp.OG (k)

Pembina

NIP. 19700301 199903 2 004

• Plt (Pelaksana Tugas)

Plt. DIREKTUR RSUD ARIFIN ACHMAD


PROVINSI RIAU
WAKIL DIREKTUR BIDANG UMUM,SDM
DAN PENDIDIKAN,

drg. YUSI PRASTININGSIH, MM

Pembina TK. I

NIP. 19720319 200012 2 002

• Plh (Pelaksana tugas harian)

Plh. DIREKTUR RSUD ARIFIN ACHMAD


57
PROVINSI RIAU
WAKIL DIREKTUR BIDANG UMUM,SDM
DAN PENDIDIKAN,

drg. YUSI PRASTININGSIH, MM

Pembina TK. I

NIP. 19720319 200012 2 002

D. Penyimpanan Dokumen

1. Yang dimaksud penyimpanan adalah bagaimana dokumen tersebut


disimpan agar aman dan mudah dicari apabila diperlukan.
2. Dokumen asli agar disimpan di Ruang Arsiparis RSUD Arifin
Achmad, sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Rumah Sakit
tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen. Penyimpanan
dokumen asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan dokumen
sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
3. Dokumen fotocopy ada disimpan di masing – masing unit
kerja/bagian dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila
dokumen tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan lagi
karena direvisi atau hal lainnya maka unit kerja/bagian wajib
menyimpan di Ruang Penyimpanan (Gudang) RSUD Arifin Achmad,
sehingga di unit kerja/bagian hanya ada dokumen yang masih
berlaku saja. Setiap unit kerja/bagian RSUD Arifin Achmad dapat
memusnahkan fotocopy dokumen yang sudah tidak berlaku
tersebut, namun untuk dokumen asli agar tetap disimpan, dengan
lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam pengarsipan dokumen di
RSUD Arifin Achmad.
4. Dokumen di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah
dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksananya.

E. Pengawasan

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad bertanggung jawab


atas pelaksanaan ketentuan ini dan wajib melakukan pengawasan.

F. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan dan Ralat Naskah Dinas

58
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus
jelas dan dapat menunjukkan naskah dinas mana yang diadakan
perubahan, pencabutan, pembatalan, dan/atau ralat tersebut.

1. Pengertian

a. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah.
Perubahan dinyatakan dengan Lembar Perubahan.
b. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak
pencabutan ditetapkan. Pencabutan naskah dinas dinyatakan
dengan penetapan naskah dinas baru.
c. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak
berlaku mulai saat naskah dinas ditetapkan. Pembatalan naskah
dinas dinyatakan dengan penetapan naskah dinas yang baru.
d. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah
pengetikan atau salah cetak sehingga tidak sesuai dengan
naskah aslinya.

2. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat

a. Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah, dicabut,


atau dibatalkan harus diubah, dicabut atau dibatalkan dengan
naskah dinas yang sama jenisnya. Keputusan Direktur harus
diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan keputusan Direktur
juga.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan
pembatalan adalah pejabat yang menandatangani naskah dinas
tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik,
dilaksanakan oleh pejabat yang menandatangani naskah dinas
atau dapat oleh pejabat setingkat lebih rendah.

59
BAB I V
PENUTUP

Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Provinsi Riau ini merupakan acuan bagi pejabat dan petugas Rumah Sakit
dalam menyusun Panduan atau Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.

Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 22 Maret 2022
Direktur RSUD Arifin Achmad

60
drg. Wan Fajriatul Mamnunah Sp.KG
Pembina
NIP. 19780618 200903 2 001

61

Anda mungkin juga menyukai