DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode Pos : 95995
TENTANG
MEMUTUSKAN:
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal surat ini ditandatangani dan
akan ditinjau kembali jika ada perubahan peraturan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal surat ini ditandatangani dan
akan ditinjau kembali jika ada perubahan peraturan.
Ditetapkan di : Pasan
Pada tanggal : 28 April 2023
DIREKTUR,
-1-
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR TENTANG
TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RSUD MITRA SEHAT
Nomor : 440/RSUD-MS/029/IV-2023/SUBAG-TU
Tanggal : 28 APRIL 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat merupakan
pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang
kegiatan manajemen di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan manajemen adalah
administrasi umum.
Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas, penamaan
lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. Tata
naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara lain,
pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan logo dan
stempel dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengurusan
naskah dinas korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan
peraturan, ketentuan, produk hukum, dan ralat.
1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan tata naskah di Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat.
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat bertujuan
menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
C. Sasaran
Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat adalah:
1. tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan
tata naskah di Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat;
2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dengan unsur
lainnya dalam lingkup administrasi umum;
-2-
3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
D. Asas
Pedoman Tata Naskah di Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat ini disusun
berdasarkan asas sebagai berikut:
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah perlu dilakukan secara efektif dan efisien
dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi
informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan
lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang
telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi
isi, format, SPO, kewenangan, dan keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu
kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat
sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi,
penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah; penyusunan naskah;
pengurusan naskah korespondensi; pejabat penanda tangan naskah;
penggunaan logo dalam naskah; serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan
ralat naskah.
F. Pengertian Umum
-3-
1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi
tata naskah, penamaan lembaga atau unit, singkatan dan akronim,
kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
2. Naskah adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
3. Tata naskah adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi
dan penyimpanan naskah, serta media yang digunakan dalam komunikasi
kedinasan.
-4-
BAB II
Jenis naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan naskah
dinas korespondensi. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1) Pengertian
-5-
Daerah Mitra Sehat.
Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat adalah
kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat yang bersifat
pengaturan hal-hal strategis atau bersifat garis besar yang ditetapkan
oleh direktur dengan persetujuan Pengurus Yayasan untuk
menjalankan perintah peraturan perundang-undangan dan peraturan
internal Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat sebagaimana
mestinya, meliputi Kebijakan.
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
adalah kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
yang bersifat pengaturan yang ditetapkan oleh Direktur sebagai
pelaksanaan peraturan yang lebih tinggi sebagaimana mestinya dan
bersifat mengikat di Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, meliputi
Pedoman dan Panduan.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Peraturan terdiri dari:
(1) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(2) kata Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
-6-
(3) nomor Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(4) kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf
kapital;
(5) judul Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital;
(6) kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat (nama
jabatan yang menetapkan Peraturan) yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.
b) Konsiderans
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari :
(1) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan /
tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlu
ditetapkannya Peraturan tersebut. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda
baca titik dua (dan diletakkan dibagian kiri);
(2) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan
perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran Peraturan.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus
dengan kata menimbang.
c) Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut:
(1) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis simetris
di tengah margin, seluruhnya dengan huruf kapital, dan
diikuti kata menetapkan di tepi kiri sejajar kebawah dengan
kata menimbang dan mengingat yang ditulis dengan huruf
awal kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;
(2) Nama peraturan sesuai dengan judul, seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik;
(3) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah
kata menetapkan:
d) Batang Tubuh
Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang diuraikan
dalam pasal-pasal.
e) Kaki
Bagian kaki Keputusan terdiri dari
-7-
(1) tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
(2) jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan Direktur sebagai pejabat yang menetapkan
peraturan dan stempel Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani Keputusan, yang
ditulis dengan huruf kapital, dengan mencantumkan gelar.
4) Penandatanganan
Peraturan ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Mitra Sehat.
5) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum
digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu Keputusan
telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat
yang bertanggung jawab di bidang hukum atau administrasi
umum atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi
Keputusan.
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah
kiri bawah, yang terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya,
nama jabatan, tanda tangan, nama pejabat penanda tangan, dan
dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
awal kapital.
6) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
-8-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode Pos
: 95995
Menimbang : a. Bahwa
b. Bahwa
Mengingat : 1. UU
2. Peraturan
3. Peraturan
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
TENTANG
Pasal 1
Pasal 2
Dst
Ditetapkan di
Pada Tanggal
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MITRA SEHAT
-9-
b. KEBIJAKAN
Kebijakan rumah sakit adalah penetapan rumah sakit pada tataran
strategis atau bersifat garis besar yang mengikat, dengan persetujuan
pengurus yayasan.
Karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan
kebijakan tersebut perlu disusun pedoman / panduan dan SPO sehingga
ada kejelasan langkah – langkah untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.
Kebijakan ditetapkan dengan peraturan rumah sakit. Kebijakan dapat
dituangkan dalam pasal – pasal di dalam peraturan tersebut, atau
merupakan lampiran dari peraturan.
Contoh format dokumen untuk kebijakan adalah format peraturan
rumah sakit sebagai berikut :
1) Kepala
Bagian kepala Peraturan terdiri dari:
a) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit Umum
Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
b) kata Peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) nomor Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
d) kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;
e) judul Peraturan, yang ditulis dengan huruf kapital;
f) kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat (nama
jabatan yang menetapkan Peraturan) yang ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.
2) Konsiderans
a) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok –
pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
peraturan. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (dan diletakkan di
bagian kiri).
b) Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan
peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan
peraturan tersebut. Peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau
-10-
lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri
tegak lurus dengan kata menimbang.
c) Dengan persetujuan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat:
3) Diktum
a) Diktum Memutuskan ditulis simetris ditengah, seluruhnya
dengan huruf capital, serta diletakkan di tengah margin;
b) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan kebawah dengan kata menimbang dan mengingat,
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf capital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua;
c) Nama peraturan sesuai dengan judul, seluruhnya ditulis dengan
huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
4) Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua subtansi peraturan yang
dirumuskan dalam diktum – diktum, misalnya :
Pasal 1
Pasal 2
Dst
b) Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya.
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan peraturan.
5) Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir subtansi peraturan yang
memuat penanda tangan penetapan peraturan, pengundangan
peraturan yang terdiri atas temat dan tanggal penetapan, nama
jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang
menandatangani.
a) Penandatanganan
Peraturan RS ditandatangani oleh Direktur RS.
b) Lampiran peraturan
(1) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan.
(2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur RS.
-11-
1) Pengertian
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
sebagaimana sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan
hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau melaksanakan
kegiatan.
Panduan adalah merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur
beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan.
Agar pedoman dan panduan dapat diimplementasikan dengan baik
dan benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
Setiap pedoman dan panduan harus dilengkapi dengan peraturan
Direktur untuk pemberlakuan pedoman / panduan tersebut. Bila
Direktur RS diganti, peraturan Direktur RS untuk pemberlakuan
pedoman / panduan RS tersebut tidak perlu diganti.
Peraturan Direktur RS diganti bila memang ada perubahan dalam
pedoman / panduan tersebut.
Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman
/ panduan untuk suatu kegiatan / pelayanan tertentu maka RS dalam
membuat pedoman / panduan wajib mengacu pada pedoman /
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan tersebut.
3) Susunan
a) Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan ditulis di
atas kertas dengan menggunakan logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat yang diletakkan disisi kanan kertas
bagian atas, serta dicantumkan tulisan lampiran peraturan, nomor,
tentang, dan nama pedoman dengan menggunakan huruf kapital
dengan ukuran huruf 8.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
(1) tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan
dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan
-12-
huruf kapital.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari :
(1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian umum;
(2) materi pedoman;
(3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan
penjabaran lebih lanjut.
d) Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari :
(1) Direktur atau jabatan yang menandatangani, yang ditulis
dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, dengan
mencantumkan gelar.
-13-
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Peraturan Direktur Kata Pengantar Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
c. Distribusi Ketenagaan
d. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
-14-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode Pos
: 95995
BAB I. Pendahuluan
BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-15-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode Pos
: 95995
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batas Operasional
E. Landasan Hukum
BAB V. LOGISTIK
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-16-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode Pos
: 95995
BAB I. DEFINISI
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-17-
d. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
1) Pengertian
Standar Prosedur Operasional yang selanjutnya disebut SPO adalah
Suatu perangkat instruksi / langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu, yang yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas rumah sakit,
bagaimana, kapan harus dilakukan, di mana, dan oleh siapa
dilakukan.
Istilah SPO digunakan di Undang – Undang RI No. 29 tahun 2004
Tentang Praktek Kedokteran dan Undang – Undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
3) Manfaat SPO
a) Mendokumentasikan langkah – langkah kegiatan
b) Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
c) Menyamakan persepsi pengawasan dan pelaksanaan kegiatan.
-18-
ada keseragaman.
(5) No. Revisi : diisi dengan status revisi, dianjurkan
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru diberi huruf A,
dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya.
b) Isi SPO :
(1) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah
yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian.
(2) Tujuan : berisi pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci “
sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk”.
(3) Kebijakan : berisi kebijakan direktur RS yang menjadi dasar
dibuatnya SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang
mendasar SPO tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan /
keputusan dari kebijakan terkait.
(4) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah – langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
(5) Unit Kerja : berisi unit – unit yang terkait dan atau SPO terkait
dalam proses kerja tersebut.
(6) Kolom Verifikasi : berisi penyusun dan pemeriksa SPO.
-19-
(1) Siapa yang harus menulis atau menyusun SPO
(2) Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO
(3) Bagaimana SPO dapat dikenali
(4) Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit
terkait
(5) Bagaimana pengendalian SPO-nya (nomor, revisi dan
distribusi).
-20-
melibatkan unit terkait.
(b) SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit
disampaikan kepada Sekretariat RS
(c) Fungsi SekretariatRS adalah :
Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki
terhadap SPO yang telah disusun oleh pelaksana / unit
kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan.
Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat oleh
masing – masing unit kerja sehingga tidak terjadi
duplikasi SPO / tumpang tindih SPO antar unit.
Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan
ditandatangani oleh Direktur.
-21-
sosialisasi SPO-SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka
untuk melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan.
-22-
JUDUL SPO
No. Dok : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat
Penyusun Pemeriksa
………………… …………………
…………………. ………………….
-23-
e. PROGRAM
1) Pengertian
2) Tujuan Program
a) Umum :
Sebagai penduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja
sehingga tujuan program dapat tercapai.
b) Khusus :
(1) Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan.
(2) Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan
bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan
dapat tercapai.
(3) Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan
kegiatan.
3) Sistematika/Format Program
Sistematika atau format program sebagai berikut :
a) Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan program
b) Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi
dengna data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut
dapat lebih kuat.
c) Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci.
d) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah- langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program
-24-
tersebut. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan.
e) Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode
tersebut bisa antara bisa dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f) Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program. Sasaran
program menunjukkan target tahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan program. Sasaran program
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik memenuhi ”SMART” yaitu :
(1) Specific : Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik
yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas seingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan
yang spesifik juga.
(2) Measurable : Sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam
proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk
mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan program)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan
sasaran tersebut dilaksanakan
(3) Aggressive but Attainable : Apabila sasaran harus
dijadikan standard keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target yang
tidak layak. Umpamanya kita bisa mnetapkan sebagai suatu
sasaran ”Pengurangan kematian misalnya di IGD hanya
sampai ketingkat tertentu” namun ”meniadakan kematian”
merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.
-25-
(4) Result Oriented : Sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain pasien sebesar 50%.
(5) Time Bound : Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam
waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu
sampai ke beberapa bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun.
Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuatnya sesuai dengan
batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan
tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah
sasaran yang dapat mendorong peningkatan kapasitas rumah
sakit, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik
itu tidak hanya akan meningkatkan program dan jasa
pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksananya.
Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai
akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan.
-26-
h) Anggaran Kegiatan
Yang dimaksud dengan anggaran kegiatan adalah rincian biaya
yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
i) Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi dari skedul (jadwal) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut
akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran
jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan.
Karena itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan
(setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan
kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harud ditulis
didalam kerangka acuan adalah cara atau bagaimana membuat
laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan
ditujukan kesiapa.
-27-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
PROGRAM KERJA
(Judul Program ……………)
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
6. Sasaran
8. Anggaran Kegiatan
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-28-
f. SURAT EDARAN
1) Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan
tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat edaran terdiri dari :
(1) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf
kapital, diletakkan secara simetris;
(2) tulisan surat edaran, yang dicantumkan di bawah logo
Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, ditulis dengan
huruf kapital serta nomor surat edaran di bawahnya secara
simetris,
(3) kata tentang, yang dicantumkan di bawah frasa surat edaran
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(4) rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan huruf
kapital secara simetris di bawah kata tentang.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari :
(1) alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;
(2) peraturan perundang-undangan atau naskah dinas lain yang
menjadi dasar pembuatan surat edaran;
(3) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak.
c) Kaki
Bagian kaki surat edaran terdiri dari :
-29-
(1) tempat dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan
huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat penanda tangan;
(4) nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis dengan
huruf kapital;
(5) stempel dinas.
4) Distribusi
Surat edaran disampaikan dengan surat dinas / memorandum /
nota dinas dari pejabat yang berwenang kepada pejabat dan pihak
terkait lainnya.
-30-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
SURAT EDARAN
NOMOR ……… TAHUN ……….
TENTANG
…………………………………………………
A. Latar Belakang
C. Ruang Lingkup
D. Dasar
E. .
Dan Seterusnya.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-31-
2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu Keputusan.
a. Pengertian
Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat
menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan
kegiatan, yang digunakan untuk:
1) menetapkan / mengubah status kepegawaian / personal /
keanggotaan / material /peristiwa;
2) menetapkan / mengubah / membubarkan suatu
kepanitiaan / tim;
3) menetapkan pelimpahan wewenang.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Keputusan terdiri dari:
a) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
b) kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan,
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) nomor Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
d) kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;
e) judul Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital;
f) nama jabatan Direktur yang menetapkan Keputusan, yang
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
koma.
2) Konsiderans
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari :
-32-
a) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan /
tujuan / kepentingan / pertimbangan tentang perlu
ditetapkannya Keputusan;
b) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan
perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran Keputusan.
3) Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut:
a) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan
huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di tepi kiri dengan
huruf awal kapital.
b) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata
menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital.
d. Pengabsahan
1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum
digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu Keputusan telah
dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab di bidang hukum atau administrasi umum atau
-33-
pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi Keputusan.
2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah
kiri bawah, yang terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya,
nama jabatan, tanda tangan, nama pejabat penanda tangan, dan
dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
awal kapital.
e. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
-34-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
Menimbang : a. bahwa
b. bahwa
Mengingat : 1.
2.
MEMUTUSKAN :
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
Ditetapkan di
Pada Tanggal
NAMA JABATAN & INSTANSI
-35-
2. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Perintah
1) Pengertian
Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya
yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat perintah terdiri dari
(1) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf awal
kapital secara simetris;
(2) kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari hal berikut :
(1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat perintah;
dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan
ditetapkannya surat perintah tersebut.
(2) Diktum dimulai dengan frasa memberi perintah, yang ditulis
dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti
kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai
yang mendapat perintah. Di bawah kata kepada ditulis kata
untuk disertai perintah-perintah yang harus dilaksanakan.
-36-
c) Kaki
Bagian kaki surat perintah terdiri dari :
(1) tempat dan tanggal surat perintah;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat perintah,
yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya;
(5) stempel dinas.
-37-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
SURAT PERINTAH
NOMOR …/…/…/…
…………………………………………………
Menimbang : a. bahwa
b. bahwa
Dasar : 1.
2.
Memberi Perintah
Kepada : 1.
2.
3. dan Seterusnya.
Untuk : 1.
2.
3. dan Seterusnya.
Tembusan 1
-38-
b. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya
yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Tugas terdiri dari
(1) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat, yang ditulis dengan huruf awal
kapital secara simetris;
(2) kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal berikut:
(1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas;
dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan
ditetapkannya surat tugas tersebut.
(2) Diktum dimulai dengan frasa memberi tugas, yang ditulis
dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti
kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai
yang mendapat tugas. Di bawah kata kepada ditulis kata
untuk disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
-39-
c) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari :
(1) tempat dan tanggal surat tugas;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas,
yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya;
(5) stempel dinas.
-40-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
SURAT TUGAS
NOMOR …/…/…/…
…………………………………………………
Menimbang : a. bahwa
b. bahwa
Dasar : 1.
2.
Memberi Perintah
Kepada : 1.
2.
3. dan Seterusnya.
Untuk : 1.
2.
3. dan Seterusnya.
Tembusan 1
-41-
B. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas
1) Pengertian
Nota dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat
dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan,
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada
pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa
catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang,
dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala nota dinas terdiri dari
(1) kop naskah dinas, yang berisi nama unit kerja ditulis secara
simetris di tengah atas;
(2) kata nota dinas, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(3) kata nomor, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(4) singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti
dengan tanda baca titik;
(5) kata dari, ditulis dengan huruf awal kapital;
(6) kata hal, ditulis dengan huruf awal kapital;
(7) kata tanggal, ditulis dengan huruf awal
kapital.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari alinea pembuka, isi,
dan penutup ditulis secara singkat, padat, dan jelas.
c) Kaki
Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan, nama pejabat,
-42-
dan tembusan (jika perlu).
NOTA DINAS
NOMOR …../UNIT/…../…..
Yth. Dari :
Hal :
Tanggal :
-43-
b. Memorandum
1) Pengertian
Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat
mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan,
saran, dan pendapat kedinasan.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala memorandum terdiri dari
(1) kop naskah dinas, yang berisi nama unit kerja / satuan
organisasi ditulis secara simetris di tengah atas; kecuali
memorandum yang ditandatangani oleh Direktur, kop
naskah dinas menggunakan logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat;
b) Batang Tubuh
Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka, alinea
isi, dan alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas. Bagian
kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama pejabat
serta tembusan jika diperlukan.
c) Kaki
Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama
pejabat serta tembusan jika diperlukan.
-44-
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Memorandum tidak dibubuhi stempel dinas;
b) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan intern Rumah
Sakit Umum Daerah Mitra Sehat;
c) Penomoran memorandum dilakukan dengan mencantumkan
nomor memorandum, singkatan jabatan penanda tangan, bulan,
dan tahun.
MEMORANDUM
NOMOR : …../…../…../…../………
Yth, Dari :
Hal :
Tanggal :
1.
-45-
2.
-46-
FORMAT MEMORANDUM YANG DITANDATANGANI OLEH BUKAN DIREKTUR
MEMORANDUM
NOMOR : …../…../…../…../………
Yth, Dari :
Hal :
Tanggal :
1.
2.
-47-
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam, yaitu
surat dinas.
a. Pengertian
Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam
menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,
pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau
hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar Rumah Sakit Umum
Daerah Mitra Sehat.
b. Wewenang Penandatanganan
Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat dinas terdiri dari
a) kop surat dinas, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit Umum
Daerah Mitra Sehat secara simetris;
b) nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik dengan huruf awal
kapital di sebelah kiri di bawah kop surat dinas;
c) tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di
sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
d) kata Yth., ditulis di bawah hal, diikuti dengan nama jabatan
yang dikirimi surat;
e) alamat surat, ditulis di bawah Yth.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat dinas terdiri dari
a) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda
-48-
baca koma;
b) tanda tangan pejabat;
c) nama lengkap pejabat/penanda tangan, ditulis
dengan huruf awal kapital;
d) stempel dinas, yang digunakan sesuai dengan
ketentuan;
e) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat
penerima (jika ada)
d. Distribusi
Surat dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.
3) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf
awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca.
-49-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
Yth
(Alinea Pembuka)
(Alinea Isi)
(Alinea Penutup)
Tembusan :
1.
2.
3.
-50-
3. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri
suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.
b. Kewenangan
Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,
fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari :
a) kop surat undangan, yang berisi logo dan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat;
b) nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik di sebelah kiri di bawah
kop surat undangan;
c) tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan
atas sejajar/sebaris dengan nomor;
d) kata Yth., ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama
jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari :
a) alinea pembuka;
b) isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat,
dan acara;
c) alinea penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan huruf awal kapital, tanda tangan, dan nama pejabat ditulis
dengan huruf awal kapital.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas; yang
membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat
undangan dapat ditulis pada lampiran;
2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu.
-51-
-52-
PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
Alamat : Jln. Raya Ratahan – Tombatu, Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan, Minahasa Tenggara
Telp : (0431) Website : www.rsudmitrasehat.mitrakab.go.id Email : mitrasehatrsud@gmail.com Kode
Pos : 95995
Yth
Pada Hari :
Waktu :
Tempat :
Acara :
(Alinea Penutup)
Tembusan :
1.
2.
3.
-53-
Lampiran Surat :
Nomor :
Tanggal :
-54-
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama
tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk
melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang disepakati bersama.
a. Perjanjian Dalam Lingkup Internal Rumah Sakit Umum Daerah
Mitra Sehat
1) Pengertian
Perjanjian dalam lingkup internal Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat adalah surat perjanjian dibuat dalam bentuk kesepahaman
bersama, perjanjian kerja sama, perjanjian kerja, atau perjanjian
lain antara Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat dengan pihak
lain di dalam lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
Perjanjian dalam lingkup internal Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat antara lain namun tidak terbatas pada :
a) Perjanjian kerjasama Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
dengan tenaga medis (dokter);
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam lingkup
internal Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat terdiri dari :
(1) logo dan nama Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
yang diletakkan secara simetris;
(2) judul perjanjian; dan
-55-
(3) nomor.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat
perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
c) Kaki
Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama
penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan
para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi meterai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
-56-
(2) judul perjanjian; dan
(3) nomor
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat
perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
(1) Pembukaan, merupakan awal dari suatu akta;
(2) Komparasi / Para Pihak ( Parties ) Komparasi merupakan
bagian suatu akta yang menyebutkan nama-nama para
pihak yang membuat perjanjian, lengkap dengan
menyebutan pekerjaan dan identitas serta tempat tinggal
yang bersangkutan.
(3) Premise atau recitals
Premise atau recitals biasa dipergunakan sebagai
pendahuluan (introduction) suatu akta atau pengantar yang
menunjukkan maksud utama dan para pihak, dan
menyertakan alasan mengapa suatu akta itu dibuat. Premise
disebut juga suatu pernyataan yang merupakan konsiderans
/pertimbangan, latar belakang mengapa sampai lahir suatu
perikatan. Penulisan dalam akta biasanya secara baku
dimulai dengan kata “bahwa”.
(4) Isi Perjanjian
Isi perjanjian mencakup ketentuan dan persyaratan. Pada
bagian ini para pihak mencantumkan segala hal atau pokok-
pokok yang dianggap perlu, yang merupakan kehendak para
pihak sebagai suatu pernyataan tertulis yang sah.
Sebagai pokok perjanjian maka diharapkan dapat
mencakup dan mengandung semua isi perjanjian sekaligus
merupakan isi akta yang memuat secara mendetail mengenai
obyek perjanjian, hak dan kewajiban, serta uraian secara
lengkap mengenai prestasi.
-57-
tidak sah dan tidak mengikat para pihak yang membuat
perjanjian tersebut. Syarat ini memang ditentukan dan
harus ada oleh Undang-Undang karena bila tidak, maka
perjanjian ini menjadi tidak sah dan tidak mengikat.
Misal dalam perjanjian kerja hal yang merupakan
esensialia adalah pekerjaan dan upah yang diberikan.
(b) Unsur Naturalia, adalah ketentuan hukum umum, suatu
syarat yang biasanya dicantumkan dalam perjanjian.
Namun tanpa pencantuman syarat yang dimaksud itu
pun suatu perjanjian tetap sah dan tidak mengakibatkan
suatu perjanjian menjadi tidak mengikat.
(c) Unsur Aksidentalia, adalah suatu syarat yang tidak
harus ada, tetapi dicantumkan juga oleh para pihak
untuk keperluan tertentu dengan maksud khusus
sebagai suatu kepastian. Hal ini dimungkinkan oleh
undang-undang atas dasar “asas kebebasan berkontrak”
(freedom of contract), asalkan hal tersebut tidak
bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan dan undang-
undang.
(5) Klausula ( Clause )
Ada hal penting lain yang harus mendapat tempat dalam
perjanjian ini. Hal-hal penting yang dimaksudkan itu adalah
mengenai berbagai klausula yang acapkali juga muncul dan
dimasukkan dalam merumuskan isi perjanjian, sekaligus
merupakan bagian yang patut memperoleh perhatian misal
kausula force majeure yang dimaksudkan sebagai langkah
awal untuk melakukan antisipasi yang ditempuh oleh para
pihak yang membuat perjanjian terhadap kejadian yang
mungkin timbul dikemudian hari dan berakibat langsung
terhadap pelaksaan perjanjian.
(6) Penutup / Testimonium Clause (Closure)
Setiap perjanjian tertulis, selalu ditutup dengan kata atau
kalimat yang menyatakan bahwa perjanjian itu dibuat dalam
jumlah atau rangkap yang diperlukan dan bermaterai cukup,
maksudnya telah memenuhi ketentuan
-58-
yang berlaku misalnya Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
dan ditandatangani oleh para pihak atau yang mewakili dan
bertindak untuk dan atas nama serta saksi-saksi.
c) Kaki
Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama
penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan
para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi meterai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(1) Tanda Tangan (Attestation)
Tanda tangan para pihak atau yang mewakili, dan tanda
tangan saksi-saksi. Apabila yang menjadi pihak dalam
perjanjian adalah bukan perseorangan melainkan badan
hukum, maka dibawah tanda tangan juga disebutkan nama
dan jabatannya, dilengkapi dengan stempel masing-masing
pihak di sebelah tanda tangan.
d) Lampiran
Dalam surat perjanjian tidak jarang dan biasa disertai dengan
Lampiran, apabila terdapat hal- hal yang perlu disertakan atau
dilekatkan pada perjanjian induk. Lampiran ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pokok atau induk,
yang mungkin bila dibuat dalam perjanjian pokok mengalami
kesulitan teknis atau memang sengaja dibuat secara terpisah
misalnya seperti surat kuasa.
-59-
Format Perjanjian Kerja
ANTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT
DENGAN
Pada hari ini, ………. Tanggal ………. Bulan ……… Tahun ……… dengan disaksikan
oleh Direksi Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat sebagai Penyelenggara Rumah
Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, bertempat di Kantor Rumah Sakit Umum Daerah
Mitra Sehat, ditandatangani Perjanjian Kerja Oleh dan Antara :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Mira Sehat, Berkedudukan di Jln. Raya Ratahan –
Tombatu, Desa Towuntu Timur Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa
Tenggara, dalam hal ini diwakili oleh …………… dalam kedudukannya sebagai
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA
2. Nama :
Tempat / Tgl Lahir :
Alamat :
Dalam Perjanjian ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang untuk
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA
-60-
Pasal 1
RUANG LINGKUP
Pasal 2
HARI DAN WAKTU KERJA
Pasal 3
TIDAK MASUK KERJA
Pasal 4
SYARAT – SYARAT KERJA
Pasal 5
KERAHASIAAN
Pasal 6
GAJI DAN KESEJAHTERAAN
Pasal 7
CUTI DAN LIBUR
Pasal 8
PENGGANTIAN KERUGIAN
Pasal 9
PAJAK
-61-
Pasal 10
EVALUASI
Pasal 11
TATA TERTIB
Pasal 12
DISIPLIN DAN SANKSI
Pasal 13
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Perjanjian Kerja ini berlaku selama …..(…..)Tahun terhitung mulai tanggal
Sampai dengan
Pasal 14
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 15
JAMINAN KONTRAK
Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 17
LAIN - LAIN
(1) Apabila terdapat hal – hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau force
majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu
pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force Majeure adalah
(3) Segala bentuk perubahan dan/atau pembatalan terhadap perjanjian kerja ini
akan diatur Bersama kemudian oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
-62-
Pasal 18
ADDENDUM
Apabila dikemudian hari timbul hal – hal yang belum atau belum cukut diatur dalam
perjanjian ini, maka atas persetujuan tertulis KEDUA PIHAK akan ditetapkan lebih lanjut
dalam perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan dan tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 19
PENUTUP
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal
sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini, dalam keadaan sadar,
sehat jasmani dan Rohani, serta tanpa ada paksaan dari pihak manapun, dalam
rangkap dua masing – masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
-63-
Format Perjanjian Kerjasama
NOMOR :
NOMOR :
Pada hari ini, ………. Tanggal ………. Bulan ……… Tahun ……… dengan disaksikan
oleh Direksi Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat sebagai Penyelenggara Rumah
Sakit Umum Daerah Mitra Sehat, bertempat di Kantor Rumah Sakit Umum Daerah
Mitra Sehat, ditandatangani Perjanjian Kerja Oleh dan Antara :
2. Rumah Sakit Umum Daerah Mira Sehat, Berkedudukan di Jln. Raya Ratahan –
Tombatu, Desa Towuntu Timur Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa
Tenggara, dalam hal ini diwakili oleh …………… dalam kedudukannya sebagai
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA
2. Nama :
Tempat / Tgl Lahir :
Alamat :
Dalam Perjanjian ini bertindak untuk dan atas (Instansi /
Lembaga), yang untuk selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
KEDUA
Pasal 1
TUJUAN KERJA SAMA
-64-
Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pasal 4
PEMBIAYAAN
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 6
LAIN - LAIN
(1) Apabila terjadi hal – hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau force
majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu
pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force Majeure adalah :
(a) Bencana Alam
(b) Tindakan pemerintah di bidang Fiskal dan Moneter,
(c) Keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Segala bentuk perubahan dan/atau pembatalan terhadap perjanjian kerja ini
akan diatur Bersama kemudian oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
-65-
Pasal 7
PENUTUP
-66-
2. Surat Kuasa
a. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang
kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain
dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam
rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :
a) kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul surat kuasa;
c) nomor surat kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para
pihak yang berkepentingan, dan dibubuhi materai.
-67-
Format Surat Kuasa
SURAT KUASA
NOMOR …../…../…../…..
Tempat, Tanggal
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa,
-68-
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
a) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul berita acara;
c) nomor berita acara.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :
a) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para
pihak yang membuat berita acara;
b) substansi berita acara.
3) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
-69-
Format Berita Acara
BERITA ACARA
NOMOR …../…../…../…..
Dibuat di
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
-70-
-71-
2. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari
a) kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) judul surat keterangan;
c) nomor surat keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang
menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan
tujuan diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama
pejabat yang membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian
kaki terletak pada bagian kanan bawah.
-72-
Format Surat Keterangan
SURAT KETERANGAN
NOMOR …../…../…../…..
Tempat, Tanggal
Pejabat Pembuat Keterangan
-73-
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat pengantar terdiri dari
a) kop naskah dinas;
b) nomor, lampiran perihal ;
c) Tempat dan tanggal surat dibuat;
d) nama jabatan/alamat yang dituju;
2) Batang Tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
a) Salam pembuka;
b) Isi Surat : perincian hal – hal apa saja yang dikirimkan.
c) Salam Penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari
a) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
b) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
c) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf
awal kapital;
d) stempel dinas
-74-
Format Surat Pengantar
Kepada
Yth.
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Hormat Kami
Nama Jabatan dan Instansi
-75-
6. Pengumuman
a. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan
yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam rumah sakit
atau perseorangan /pegawai di dalam unit kerja.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari
a) kop naskah dinas yang memuat logo dan nama rumah sakit /
unit kerja, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
b) tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo rumah sakit,
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor
pengumuman dicantumkan di bawahnya;
c) kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
d) rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris di bawah tentang.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
a) alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan
pengumuman:
c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
3) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari
a) tempat dan tanggal penetapan;
b) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf
awal kapital;
-76-
e) stempel dinas
-77-
Format Pengumuman
PENGUMUMAN
NOMOR …../……/…../…..
TENTANG
Tempat, Tanggal
Nama Jabatan dan Instansi
-78-
-79-
7. Undangan Rapat, Daftar Hadir Rapat, Notulen
a. Pengertian Notulen
Notulen atau yang sering di sebut notula ini merupakan ringkasan
mengenai jalannya suatu kegiatan organisasi seperti diskusi, seminar,
rapat atau sidang tentang hal yang di bicarakan, di tetapkan dan
sepakati dari awal hingga akhir acara. Notulen rapat bisa berbentuk
padat, ringkas maupun sistematis agar setelah selesai waktu acara
seseorang bisa mengetahui hasil rapat sebagai bahan dokumentasi
aktivitas rapat.
b. Manfaat Notulen
yaitu sebagai bukti bahwa sudah diadakannya rapat, berfungsi
sebagai aktivitas yang di hasilkan dari ketentuan rapat dan sebagai
pengukur berhasil dan tidaknya rapat yang berlangsung. Untuk itu,
sangat penting dalam sebuah kegiatan di buat notulen yang
merupakan hasil tertulis dari kegiatan yang di laksanakan.
d. Susunan notulen
Saat menulis notulen terdapat beberapa rangkaian yang perlu
diperhatikan agar notulen yang di buat bisa tersusun secara
sistematis. Berikut susunan pembuatan notulen yang benar :
1) Kepala Notulen
yaitu bagian awal dalam pembuatan notulen. Kepala notulen berisi
mengenai :
a) Topik yang menjadi pembahasan
b) Hari dan tanggal acara
c) Waktu acara
d) Tempat acara
e) Dalam hal ini biasanya mencakup ketua, wakil ketua,
-80-
sekretaris, notulis dan peserta.
2) Isi Notulen
yaitu bagian dari notulen yang terbentuk dari beberapa hal yang di
ulas hingga mendapatkan hasil akhir dari ketentuan rapat. Agar
isi notulis bisa tersusun secara sistematis maka harus di buat
menjadi 4 bagian, di antaranya:
a) Kata Pembuka
b) Topik pembahasan
c) Pembacaan keputusan
d) Waktu penutupan
e. Pengertian Notulis
Notulis merupakan seseorang yang bertugas membuat notulen rapat
dari awal hingga akhir acara. Dalam memilih notulis ada baiknya
harus memperhatikan kemampuan dari notulis itu sendiri, karena
notulis dituntut untuk harus selalu menangkap dengan terperinci hal-
hal apa saja yang harus di tulis saat acara diadakan.
f. Tugas Notulis
Notulis berperan penting saat diadakan acara. Berikut beberapa tugas
notulis yang perlu dicatat dalam kegiatan :
1) Mencatat jumlah peserta
2) Mencacat tema masalah
-81-
3) Menuliskan rangkuman hingga mendapatkan hasil dari diskusi
tersebut
4) Mencatat waktu ketika diskusi berjalan
5) Mendokumentasikan catatan mengenai diskusi yang
sedang di kerjakan
6) Memperhatikan dengan seksama serta menuliskan segala hal agar
diskusi berjalan dengan baik dan sistematis
-82-
Format Undangan Rapat
Di.
Tempat
Bersama ini kami mengundang saudara untuk hadir dalam rapat yang akan kami
selenggarakan pada :
Hari / Tanggal :
Jam :
Tempat :
Acara :
Demikian undangan kami, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan Terima
kasih.
Tempat, Tanggal
-83-
Format Daftar Hadir
DAFTAR HADIR
Hari / Tanggal :
Jam :
Tempat :
Acara :
NO NAMA BAGIAN TANDA TANGAN
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
-84-
Format Notulen
NOTULEN
Hari . Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Acara :
Pemimpin Rapat :
Jumlah Peserta yang hadir :
Notulis :
ISI NOTULEN
1. Rapat dibuka dengan ……….. (doa, Sambutan, dll), Oleh ……......
2. Isi Rapat dst…………
3. Kesimpulan
4. Rekomendasi
5. Rapat ditutup dengan………..(doa, sambutan, dll), Oleh…………
Tempat, Tanggal
Pemimpin Rapat Notulis
-85-
D. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian. Laporan terbagi menjadi :
a. Laporan Kegiatan
b. Laporan Bulanan Unit Kerja
c. Laporan Tahunan Unit Kerja
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
3. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf
kapital dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
1) Bagian batang tubuh laporan kegiatan terdiri dari :
a) Pendahuluan
(1) Umum
(2) Maksud dan Tujuan
(3) Ruang Lingkup
(4) Dasar
b) Kegiatan yang dilaksanakan
c) Hasil yang dicapai
d) Penggunaan Anggaran
e) Analisa dan Evaluasi
f) Rekomendasi
g) Penutup
-86-
a. Gambaran Ketenagaan di Unit
b. Gambaran Kegiatan Pengembangan (Pendidikan dan
Pelatihan) Tenaga
BAB IV : Sarana Prasarana dan Peralatan
BAB V : Hasil Kinerja Pelayanan Unit
BAB VI : Penutup
c. Kaki
Bagian kaki laporan terdiri dari
1) tempat dan tanggal pembuatan laporan;
2) nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan huruf
awal kapital;
3) tanda tangan;
4) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
-87-
Format Laporan Kegiatan
LAPORAN KEGIATAN
TENTANG
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. Kegiatan yang Dilaksanakan
................................................................................................................................
C. Hasil yang Dicapai
................................................................................................................................
D. Penggunaan Anggaran
................................................................................................................................
E. Analisa dan Evaluasi
................................................................................................................................
F. Rekomendasi
................................................................................................................................
G. Penutup
................................................................................................................................
Pasan, ......................................
Nama jabatan Pembuat Dan Instansi
-88-
Format Laporan Bulanan Unit Kerja
LAPORAN BULANAN
UNIT KERJA .....................
Periode bulan ............ tahun ................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT
BAB III
KETENAGAAN
BAB IV
SARANA PRASARANA DAN PERALATAN
BAB V
HASIL KINERJA PELAYANAN UNIT
BAB VI
PENUTUP
Pasan, ......................................
Nama jabatan Pembuat Laporan Dan
Instansi
-89-
Format Laporan Tahunan Unit Kerja
LAPORAN TAHUNAN
UNIT KERJA .....................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT
BAB III
KETENAGAAN
A. Gambaran Ketenagaan di Unit
B. Gambaran Kegiatan Pengembangan (Pendidikan dan Pelatihan) Tenaga
C. Kebutuhan Tenaga di Unit dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan
BAB IV
SARANA PRASARANA DAN PERALATAN
BAB V
HASIL KINERJA PELAYANAN UNIT
BAB VI
PENGEMBANGAN PROGRAM PELAYANAN
A. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Unit
B. Hasil Survei Kepuasan Pasien
-90-
BAB VII
PENUTUP
Pasan, ......................................
Nama jabatan Pembuat Laporan Dan
Instansi
-91-
E. Proposal
1. Pengertian
Proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau permohonan,
penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana
kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya
izin, persetujuan, dana dan lain – lain.
2. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala proposal memuat judul proposal yang ditulis
dalam huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh proposal terdiri dari :
1) Latar Belakang
2) Tujuan
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
c. Kaki
Bagian kaki proposal terdiri dari :
1) Tempat dan tanggal pembuatan proposal;
2) Nama jabatan pejabat pembuat proposal, ditulis
dengan huruf awal kapital;
3) Tanda tangan;
4) Nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
-92-
Format Proposal
PROPOSAL
(JUDUL PROPOSAL ........................)
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. RINCIAN KEGIATAN
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
E. SASARAN
F. ANGGARAN
G. PENUTUP
Pasan, ......................................
Nama jabatan Pembuat Laporan Dan
Instansi
Tanda Tangan
Catatan :
Proposal di lengkapi dengan :
1. Surat kepada direktur
2. Lembar persetujuan
-93-
F. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala telaahan staf terdiri dari :
1) Judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di
tengah atas;
2) Uraian singkat tentang permasalahan.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari :
1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas
tentang persoalan yang akan dipecahkan;
2) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan,
berdasarkan data yang ada, saling berhubungan
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkina kejadian di masa yang akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang
landasan analisis dan pemecahan persoalan;
4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap
persoalan dan akibatnya, hambatan serta
keuntungan dan kerugiannya, pemecahan atau cara
bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan;
5) Simpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang
merupakan pilihan cara bertindak atau jalan keluar;
6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara
ringkas dan jelas saran atau usul tindakan untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi.
c. Kaki
Bagian kaki telaahan staf terdiri dari :
1) Nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis
dengan huruf awal kapital;
-94-
2) Tanda tangan;
3) Nama lengkap;
4) Daftar lampiran
-95-
Format Telaah Staf
TELAAHAN STAFF
TENTANG
...................................................................
A. Persoalan
Bagian persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang
akan dipecahkan.
B. Praanggapan
Praanggapan memuat dugaan yang berasalan berdasarkan data dan saling
berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian dimasa mendatang.
C. Fakta yang Mempengaruhi
Bagian fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan dan
pemecahan persoalan.
D. Analisis
Bagian ini memuat analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap
persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, serta
pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
E. Simpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dan pilihan cara bertindak atau
jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.
F. Saran
Saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran dan tindakan untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi.
Pasan, ......................................
Nama jabatan Pembuat Telaah Staff
dan Instansi
-96-
Nama Lengkap dan Gelar
G. Formulir
Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah untuk
mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentuk kartu
atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yang
diperlukan.
Ketentuan lebih lanjut tentang tata naskah dinas elektronik diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-97-
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat,
dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya
perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan
kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah
bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan
ketelitian sangat membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan
pengambilan putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas haris memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.
5. Pembakuan
Naskah Dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai
dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari
penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar
pemahaman isi Naskah Dinas.
-98-
mengindentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh Direktur,
sedangkan nama unit kerja digunakan untuk mengidentifikasikan bahwa
Naskah Dinas ditetapkan oleh pejabat yang bukan Direktur. Pencantuman
Kepala Naskah Dinas adalah sebagai berikut :
-99-
2. Urutan huruf berdasarkan jenis surat :
Kode Surat Jenis Surat
A Kebijakan
B Pedoman dan panduan pelaksanaan
C SPO
D Surat Edaran
E Surat Keputusan
G Surat Perintah
H Surat Tugas
I Memorandum
J Surat Dinas
K Surat Undangan
L Surat Perjanjian Kerja Sama
M Surat Kuasa
O Surat Keterangan
P Surat Pengantar
Q Surat Pengumuman
R Surat Laporan
S Formulir - formulir
-100-
12 Sub. Bag. Kepegawaian
13 Sub. Bagian Diklat
14 Sub. Bag. Umum
15 Bagian Keuangan dan Anggaran
16 Sub. Bagian Keuangan
17 Sub. Bagian Akuntansi
18 Sub. Bagian Anggaran
19 Instalasi Rawat Jalan
20 Instalasi Gawat Darurat
21 Instalasi Rawat Inap
22 Instalasi Laboratorium
23 Instalasi Radiologi
24 Instalasi Farmasi
25 Instalasi Kamar Operasi
26 Instalasi Gizi
27 Instalasi Rehabilitasi Medik
28 Instalasi Pemeliharaan Sarana
29 Intensive Care Unit
30 Pelayanan Hemodialisa
31 Pelayanan Pasien
32 Hak Pasien dan Keluarga
33 Unit Kesekretariatan
34 Unit Linen
35 Satpam
36 MDGs TB DOTS
37 Unit Pastoral Care
38 PMKP
39 PKRS
40 Panitia Pembina K3 RS
41 APK
42 PPI
43 MFK
44 MDGs HIV
45 MKI
46 MDGs PONEK
-101-
47 CSSD
48 Bagian Hukum, Perjanjian dan Kerjasama
49 Komite Keperawatan
50 SKP
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab
dan dicantumkan secara simetris di tengah bawah dengan membubuhkan
tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
F. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Bookman Old Style dengan ukuran
12, sedangkan naskah dinas pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
G. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi
nomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor
lanjutan dari halaman sebelumnya.
-102-
H. Daftar distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat
dan digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah. Setiap distribusi
menunjukkan pejabat yang berhak menerima naskah.
I. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar
acuan atau dasar penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagai
berikut :
1. Naskah dinas yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Edaran,
dan Pengumuman, rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.
2. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis
pada alinea pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan.
Dalam hal lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis.
a. Dalam hal Surat Dinas memerlukan Rujukan, naskah Rujukan ditulis
pada alinea pembuka, diikuti substansi materi surat yang
bersangkutan rujukan lebih dari satu naskah, Rujukan itu harus
ditulis secara kronologis.
b. Cara menulis Rujukan adalah sebagai berikut :
1) Rujukan Berupa Naskah
Penulisan Rujukan berupa naskah mencakupi informasi singkat
tentang naskah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai
berikut: jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah dinas,
nomor naskah dinas, tanggal penetapan, dan subjek naskah dinas.
2) Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan Rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi
singkat tentang Surat Dinas yang menjadi Rujukan, dengan urutan
sebagai berikut: jenis surat, jabatan penandatangan, nomor surat,
tanggal penandatanganan surat, dan hal.
3) Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronik
Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronik (surat yang
dikirimkan melalui sarana elektronik) diatur tersendiri.
c. Rujukan Surat kepada Instansi Nonpemerintah
Rujukan tidak harus dicantumkan pada Surat Dinas yang ditujukan
-103-
kepada instansi nonpemerintah.
-104-
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat
fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas.
Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya
memperhatikan aspek keserasian dan estetika.
L. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat, dan
menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan
pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ejaan yang digunakan di dalam naskah dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
-105-
untuk surat keluar instansi. Ukuran, bentuk, dan warna sampul yang
digunakan untuk surat-menyurat diatur sesuai dengan keperluan rumah
sakit dengan mempertimbangkan efisiensi.
a. Warna dan Kualitas
Sampul Surat Dinas menggunakan kertas tahan lama (bond) berwarna
putih atau coklat muda dengan kualitas sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan ukuran dan berat naskah atau surat dinas yang
dikirimkan.
b. Penulisan Alamat Pengirim dan Tujuan
c. Cara Melipat dan Memasukkan Surat ke dalam Sampul
1) Lembar Kertas Surat
-106-
1. Kop Surat
a. Kop Surat Rumah Sakit
1) Kop Surat Rumah Sakit adalah kepala surat yang menunjukkan
surat resmi rumah sakit. Kertas dengan Kop Surat rumah sakit
hanya digunakan untuk surat rumah sakit yang ditandatangani
oleh direktur atau pejabat yang diberi kuasa menandatangani surat
rumah sakit atas nama direktur.
2) Kop Surat Rumah Sakit terdiri atas logo di tengah dan Nama rumah
sakit. Perbandingan ukuran logo rumah sakit dan huruf yang
digunakan hendaknya serasi sesuai dengan ukuran kertas.
3) Surat jenis nota dinas dan memorandum unit kerja tidak
menggunakan kop surat berlogo rumah sakit.
b. Kop Surat Unit Kerja
1) Kop Surat Unit Kerja menunjukan nama dan alamat unit kerja
rumah sakit
2) Kertas dengan kop surat dimaksud digunakan untuk kemudahan
dalam surat menyurat dan hanya berlaku di lingkungan/internal
rumah sakit.
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut:
a. Tanggal ditulis dengan angka;
b. Bulan ditulis lengkap;
c. Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka.
Contoh : 31 Desember 2023
3. Hal Surat
Hal adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan kelompok kata
singkat tetapi jelas. Hal perlu dicantumkan dengan alasan berikut.
a. Menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang
dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;
b. Memudahkan identifikasi;
c. Memudahkan pemberian pemberkasan dan penyimpanan surat.
4. Alamat Surat
a. surat dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi
yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada identitas nama
-107-
individu dan nama instansi.
b. surat dinas yang ditujukkan kepada pejabat instansi ditulis dengan
urutan sebagai berikut:
1) nama jabatan:
2) jalan;
3) kota;
4) kode pos
Contoh:
Yth, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
Jalan Ratahan – Tombatu Pasan 95695
6. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk surat-menyurat berwarna hitam, sedangkan
untuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
7. Salinan
Salinan surat dinas hanya diberikan kepada yang berhak dan terdapat
pada tembusan surat, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada
pejabat yang terkait.
8. Tingkat Keamanan
a. Sangat Rahasia disingkat (SR): tingkat keamanan isi surat dinas yang
tertinggi; sangat erat hubungannya dengan keamanan dan
keselamatan rumah sakit. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh
ketangan yang tidak berhak, surat ini akan membahayakan keamanan
dan keselamatan rumah sakit.
b. Rahasia disingkat (R): tingkat keamanan isi surat dinas yang
berhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan rumah sakit.
-108-
Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak
berhak, surat ini akan merugikan rumah sakit.
c. Biasa disingkat (B): tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang tidak
termasuk dalam butir a dan b. Namun, itu tidak berarti bahwa isi surat
dinas tersebut dapat disampaikan kepada yang tidak berhak
mengetahuinya.
O. Ketentuan Surat-Menyurat
1. Komunikasi Langsung
Surat dinas dikirim langsung kepada pejabat yang dituju. Jika surat
tersebut ditujukan kepada pejabat yang bukan kepala instansi, untuk
mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju tersebut,
surat tetap ditujukan kepada kepala instansi dengan mencantumkan
untuk perhatian (u.p.) pejabat yang bersangkutan.
3. Disposisi Surat
-109-
Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan
naskah dinas korespondensi, ditulis secara jelas pada lembar disposisi,
tidak pada naskah asli. Lembar Disposisi merupakan satu kesatuan
dengan naskah dinas yang bersangkutan.
-110-
Format Disposisi Surat
DISPOSISI SURAT
-111-
P. Penyampaian Dokumen
1. Yang dimaksud penyimpanan adalah bagaimana dokumen tersebut
disimpan agar aman dan mudah dicari apabila diperlukan.
2. Dokumen asli agar disimpan di Sekretariat RS, sesuai dengan kebijakan
yang berlaku di RS tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen.
Penyimpanan dokumen asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan
dokumen sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
3. Dokumen fotocopy ada disimpan di masing – masing unit kerja dimana
dokumen tersebut dipergunakan. Bila dokumen tersebut tidak berlaku lagi
atau tidak dipergunakan lagi karena direvisi atau hal lainnya maka unit
kerja wajib mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku tersebut ke
Unit Kesekretariatan RS, sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang
masih berlaku saja. Sekretariat RS dapat memusnahkan fotocopy
dokumen yang sudah tidak berlaku tersebut, namun untuk dokumen asli
agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam
pengarsipan dokumen di RS.
4. Dokumen di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat,
mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksananya.
-112-
R. Tatacara Evaluasi
1. Evaluasi dokumen dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan maksimal
3 tahun sekali.
2. Evaluasi dokumen dilakukan oleh masing-masing unit kerja yang dipimpin
oleh kepala unit kerja masing-masing.
3. Hasil evaluasi : dokumen masih tetap bisa dipergunakan atau dokumen
perlu diperbaiki / direvisi. Perbaikan / revisi bisa isi dokumen sebagian
atau seluruhnya.
4. Perbaikan / revisi perlu dilakukan bila :
a. Dokumen sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
b. Adanya perkembangan IPTEK
c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d. Adanya perubahan fasilitas
5. Pergantian direktur RS, bila dokumen memang masih sesuai
/ dipergunakan maka tidak perlu di revisi.
-113-
BAB IV
PENGURUSAN NASKAH DINAS KORESPONDENSI
a. Penerimaan
-114-
Surat masuk yang diterima dalam sampul tertutup dikelompokkan
berdasarkan tingkat keamanan (SR, R, dan B) dan tingkat kecepatan
penyampaiannya (kilat, sangat segera, segera, dan biasa).
Selanjutnya, surat ditangani sesuai dengan tingkat keamanan dan
tingkat kecepatan penyampaiannya.
b. Pencatatan
1) Surat masuk yang diterima dicatat pada buku agenda surat.
2) Pencatatan surat dilaksanakan dengan prioritas sesuai dengan
tingkat kecepatan penyampaian.
3) Pencatatan dilakukan pula pada lembar disposisi dan surat
mengenai nomor agenda dan tanggal penerimaan.
4) Pencatatan surat masuk dimulai dari Nomor 1 pada bulan Januari
dan berakhir pada nomor terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor
terakhir pada tanggal 31 Desember.
5) Pencatatan surat selalu dilakukan pada setiap terjadi pemindahan
dan penyimpanan.
c. Penilaian
1) Kegiatan penilaian surat masuk mulai dilaksanakan pada tahap
pencatatan.
2) Pada tahap penilaian, surat dinilai berdasarkan tujuan surat masuk
kepada siapa.
3) Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan pula penilaian
penanganan surat, apakah surat masuk itu akan diproses biasa
atau melalui proses pemberkasan naskah.
4) Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang) dinilai termasuk
surat yang harus disampaikan langsung kepada yang bersangkutan
dalam keadaan sampul tertutup.
5) Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat keamanan
dan tingkat kecepatan penyampaian surat.
d. Pengolahan
1) Pada tahap pengolahan, pimpinan/pejabat memutuskan tindakan
yang akan diambil sehubungan dengan surat masuk tersebut.
2) Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindakan lanjutnya, yaitu
langsung disimpan atau dibuat naskah dinas baru.
-115-
3) Pengolahan surat masuk dapat menggunakan proses pemberkasan
naskah atau proses administrasi biasa sesuai dengan kebutuhan.
e. Penyimpanan
1) Surat dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
ditemukan kembali jika diperlukan.
2) Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah disimpan
dalam berkas naskah dinas menurut bidang permasalahan.
3) Surat masuk yang diproses tidak melalui proses pemberkasan,
naskah dinas disimpan dalam himpunan sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai berikut.
-116-
gambar konstruksi.
5) Surat yang masih aktif, tetap berada di unit pengolah. Setelah
surat menjadi arsip inaktif, penyimpanannya harus sudah dialihkan
ke unit kearsipan sesuai dengan ketentuan kearsipan yang berlaku.
h) perjalanan surat;
i) keterangan;
j) petugas;
Sesuai dengan kebutuhan, kolom catatan dapat ditambah, misalnya
dengan petunjuk pada nomor yang lalu dan petunjuk pada nomor
berikutnya.
2) Pengurusan surat masuk yang tidak melalui proses pemberkasan
naskah dinas selain buku agenda, dapat digunakan sarana lain
yang diatur sesuai dengan kebutuhan.
3) Sarana pengurusan surat masuk melalui proses pemberkasan
naskah, selain dengan buku agenda, juga digunakan sarana lain.
-117-
a. Pengolahan
1) Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan hingga
kepenandatanganan surat dinas. Penyiapan surat keluar
dilaksanakan, antara lain karena
a) adanya kebijaksanaan pimpinan;
b) reaksi atas suatu aksi;
c) adanya konsep baru.
2) Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar adalah sebagai
berikut.
a) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pejabat/pegawai
yang membidanginya, seperti sekretaris/pimpinan sekretariat
atau pejabat yang ditunjuk.
b) Setiap konsep yang disiapkan harus didasarkan pada
kebijaksanaan dan pengarahan pimpinan.
c) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terlebih
dahulu harus diteliti oleh sekretaris/pimpinan sekretariat atau
pejabat yang diserahi wewenang. Sesuai dengan petunjuk
pimpinan atau menurut pertimbangannya sendiri terhadap isi
surat dinas, sekretaris pimpinan sekretariat menetapkan tingkat
kecepatan penyampaian dan tingkat keamanan surat.
d) Setiap konsep surat dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dibubuhi paraf terlebih dahulu oleh para
pejabat di bawahnya yang bertugas menyiapkan konsep surat
dinas tersebut.
e) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut.
(1) Paraf pejabat yang berada di bawah pejabat penanda tangan
surat dinas dibubuhkan di sebelah kiri/sebelum nama
pejabat penanda tangan surat.
(2) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan
dan tidak lagi mengandung kekurangan/kesalahan yang
perlu diperbaiki, proses selanjutnya adalah
(a) pengajuan kepada pejabat yang akan
menandatangani surat;
(b) penandatanganan oleh pejabat yang
bersangkutan;
(c) pembubuhan stempel;
-118-
(d) pemberian nomor.
b. Pencatatan
Semua surat keluar dicatat dalam Buku Pencatatan Surat Keluar yang
bentuk, susunan, dan tata cara pencatatannya diatur tersendiri.
c. Penggandaan
1) Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas dengan
sarana reproduksi yang tersedia sesuai dengan banyaknya alamat
yang dituju.
2) Penggandaan hanya dilakukan setelah surat keluar ditandatangni
oleh pejabat yang berhak.
3) Stempel dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli
(bukan salinan).
4) Jumlah yang digandakan sesuai dengan alamat yang dituju (alamat
distribusi).
5) Penggandaan surat keluar yang tingkat kecepatan penyampaiannya
kilat dan sangat segera harus didahulukan.
6) Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannya sangat
rahasia/rahasia harus diawasi dengan ketat.
7) Sekretaris pimpinan atau sekretariat berkewajiban menjaga agar
penggandaan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
d. Pengiriman
1) Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam sampul.
2) Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya biasa (B),
rahasia (R), dan sangat rahasia (SR) dicantumkan alamat lengkap,
nomor surat dinas, dan stempel yang sesuai dengan tingkat
kecepatan penyampaian (kilat/segera/sangat segera/biasa).
3) Surat yang tingkat keamanannya SR atau R dimasukkan ke dalam
sampul, dibubuhi alamat lengkap, nomor surat dinas, stempel
dinas, stempel yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian
dan stempel tingkat keamanan. Sampul ini dimasukkan ke dalam
sampul kedua dengan tanda-tanda yang sama kecuali stempel
tingkat keamanan.
-119-
4) Semua surat keluar yang dikirim dicatat dalam Buku Ekspedisi
sebagai bukti pengiriman atau dibuatkan tanda bukti pengiriman
tersendiri.
5) Untuk kepentingan keamanan, sekretaris/pimpinan sekretariat
mengusahakan keselamatan pengiriman sernua surat keluar,
khususnya yang tingkat keamanannya SR/R.
e. Penyimpanan
1) Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam kearsipan.
2) Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang diparaf harus
disimpan.
3) Tata cara penyimpanan surat keluar diatur oleh instansi masing-
masing.
-120-
BAB V
PEJABAT PENANDA TANGAN NASKAH DINAS
A. Penandatanganan
1. Penggunaan Garis Kewenangan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat bertanggung jawab atas
segala kegiatan yang dilakukan di dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Mitra Sehat. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas segala kegiatan
yang dilakukan di dalam unit kerjanya. Tanggung jawab tersebut tidak
dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat
berwenang. Garis kewenangan digunakan jika surat dinas ditandatangani
oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat yang berwenang.
2. Penandatanganan
Penandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara.
a. Atas Nama (a.n.)
Atas nama yang disingkat (a.n.) digunakan jika pejabat yang
menandatangani surat dinas telah diberi kuasa oleh pejabat yang
bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab
pejabat yang bersangkutan. Susunan penandatanganan atas nama
(a.n.) pejabat lain yaitu nama jabatan pejabat yang berwenang ditulis
lengkap dengan huruf kapital pada setiap awal kata, didahului dengan
singkatan a.n.
Contoh:
Tanda Tangan
Nama Lengkap
-121-
b. Untuk Beliau (u.b.)
Untuk beliau yang disingkat (u.b.) digunakan jika yang diberikan kuasa
memberikan kuasa lagi kepada pejabat satu tingkat dibawahnya,
sehingga untuk beliau (u.b.) digunakan setelah atas nama (a.n.).
Pelimpahan wewenang ini mengikuti urutan sampai dua tingkat
struktural di bawahnya.
Contoh:
Contoh :
Blitar 66111
u.p.
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Nama Lengkap
-124-
E. Kewenangan Penandatanganan
1. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat
dinas keluar Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat yang bersifat
kebijakan/keputusan/arahan berada pada Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat.
2. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat
yang tidak bersifat kebijakan / keputusan /arahan
diserahkan/dilimpahkan kepada pimpinan unit kerja yang diberi
kewenangan untuk menandatanganinya.
Kabag/ Kasi
No Jenis Naskah Dinas Direktur
Kabid /Kasubag
1 Peraturan V
2 Keputusan V
3 Pedoman V
4 Panduan / Petunjuk Pelaksanaan V
5 Instruksi V
6 SPO V
7 Surat Edaran V V
8 Surat Perintah / Surat Tugas V V
9 Surat Dinas V V
10 Memorandum V V V
11 Nota Dinas V V V
12 Surat Undangan V V
13 Surat Perjanjian V
14 Surat Kuasa V
15 Berita Acara V V V
16 Surat Keterangan V V V
17 Surat Pengantar V V V
18 Pengumuman V V V
19 Laporan V V V
20 Telaah Staf V V V
-125-
* Kewenangan penandatangan naskah dinas disesuaikan dengan
rentang kendali/cakupan tugas dan fungsi masing-masing.
-126-
BAB VI
PENGGUNAAN LOGO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA
SEHAT DALAM NASKAH DINAS
Logo Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat dan stempel dinas digunakan dalam
tata naskah dinas Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat sebagai tanda pengenal
atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk memperoleh keseragaman
dalam penyelenggaraan tata naskah dinas diseluruh jajaran Rumah Sakit Umum
Daerah Mitra Sehat, perlu ditentukan penggunaan logo dan stempel dinas Rumah
Sakit Umum Daerah Mitra Sehat pada kertas surat dan sampul.
-127-
c. untuk hal-hal lain yang memerlukan simbol.
4. Penggunaan Logo untuk hal-hal selain yang diatur dalam huruf b dan
huruf c, harus mendapatkan izin dari pimpinan Kepala Bagian Umum Dan
SDM Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
B. Penggunaan Logo pada Kop Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat
1. Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinas Rumah Sakit
Umum Daerah Mitra Sehat dengan menggunakan logo adalah pejabat yang
berwenang di Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
2. Bentuk dan spesifikasi stempel instansi dengan logo adalah sebagai
berikut.
a. Logo pada kop naskah dinas dicantumkan berdasarkan bentuk,
perbandingan ukuran, dan warna yang telah diatur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Bentuk kop naskah dinas dengan menggunakan Logo, yang terletak di
tepi atas kertas, diikuti dengan tulisan PEMERINTAH KABUPATEN
MINAHASA TENGGARA ukuran 14, DINAS KESEHATAN ukuran 16,
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MITRA SEHAT ukuran 14
dengan font Bookman Old Style dicetak tebal dan diikuti alamat
lengkap, alamat e-mail dan situs resmi rumah sakit dengan ukuran 10
font Agency FB.
-129-
D. Pengawasan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat bertanggung jawab atas
pelaksanaan ketentuan ini dan wajib melakukan pengawasan.
-130-
BAB VII
PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT
NASKAH DINAS
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan
dapat menunjukkan naskah dinas mana yang diadakan perubahan, pencabutan,
pembatalan, dan/atau ralat tersebut.
A. Pengertian
1. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah. Perubahan
dinyatakan dengan Lembar Perubahan
2. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak
pencabutan ditetapkan. Pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan
penetapan naskah dinas baru.
3. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku
mulai saat naskah dinas ditetapkan. Pembatalan naskah dinas dinyatakan
dengan penetapan naskah dinas yang baru.
4. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah pengetikan
atau salah cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya.
BAB VIII
-131-
PENUTUP
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat ini
merupakan acuan bagi pejabat dan petugas Rumah Sakit Umum Daerah Mitra
Sehat dalam menyusun Panduan atau Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas
Rumah Sakit Umum Daerah Mitra Sehat.
Ditetapkan di Pasan
pada tanggal 28 April 2023
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MITRA SEHAT
-132-