LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
LANGENSARI I
NOMOR 440/002–SK/Lg.I/IX/2017
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DI UPTD PUSKESMAS
LANGENSARI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
DOKUMEN AKREDITASI FKTP
1. Dokumen Induk Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala FKTP.
2. Dokumen terkendali Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/
pelaksana, terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan
dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi).
Dokumen ini diberi tanda/stempel “TERKENDALI” di pojok kanan atas.
3. Dokumen tidak terkendali Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal
atau atas permintaan pihak di luar FKTP digunakan untuk keperluan insidentil, tidak
dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki
tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini
adalah Penanggung jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi
Dokumen Tidak Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena
telah mengalami perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel “KADALUWARSA”.
4
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. KETENTUAN UMUM
1. Kop Surat
Setiap surat keputusan harus menggunakan kop surat, sesuai dengan Peraturan Wali
Kota Banjar nomor 41 Tahun 2017 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Banjar.
a. Logo Pemerintah Kota Banjar berwarna dasar biru
Diameter logo pemerintah kota dan puskesmas tinggi 2.4 cm, lebar 2 cm.
b. Penulisan dengan huruf Bookman Old Style, spasi 1-1,5. Nama Pemerintah kota
(Pemerintah Kota Banjar) ditulis ukuran huruf 12 tebal/bold, Nama institusi (Dinas
Kesehatan Kota Banjar) Ukuran huruf 14 tebal/bold, dan untuk huruf UPTD
Puskesmas Langensari I ditulis ukuran huruf 18 tebal/bold.
c. Bisa ditambahkan alamat, email, Tlp yang dituliskan sejajar atau dibawah alamat
institusi dan diakhiri dengan kode pos dengan jenis huruf Bookman Old Style.
ukuran 9cm.
d. Garis bawah 1,5 pt
e. Kop surat hanya digunakan pada halaman pertama sedangkan halaman kedua
dan seterusnya tidak menggunakan kop surat.
f. Contoh KOP Surat adalah sebagai berikut :
2. Penulisan lampiran
Keterangan lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
berada di pojok kanan atas dengan indent 9 cm.
3. Kertas/Media Penulisan
a. Jenis kertas : HVS warna putih 70 mg
b. Ukuran kertas : F4 (21.5 cm x 33.0 cm)
c. Margins :
6
1) Top : 2 cm
2) Bottom : 2 cm
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
4. Penulisan
a. Program : Ms. Office Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style
c. Spasi : 1-1,5 (sesuai kebutuhan)
5. Penomoran dokumen.
Sistem Penomoran Dokumen administrasi perkantoran maupun dokumen yang
dipersyaratkan oleh akreditasi Puskesmas sesuai dengan tata naskah penomoran yang
berlaku di Lingkungan Pemerintah Kota Banjar.
A. Penomoran Kebijakan/Surat Keputusan
Pemberian nomor pada Kebijakan/Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Langensari I merujuk pada penomoran tata naskah Pemerintah Kota Banjar, yaitu :
800 : penomoran untuk kepegawaian/sekretariatan
900 : penomoran untuk keuangan
440 : penomoran untuk bidang kesehatan
Contoh penomoran Kebijakan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas :
440 / 001 - SK / Lg.I / X / 2017
/ : Tanda ( / )
001 – SK : Nomor Urut - Surat Keputusan
/ : Tanda ( / )
Lg.I : UPTD Puskesmas Langensari I
/ : Tanda ( / )
X : Menunjukkan bulan ke-X (Oktober)
/ : Tanda ( / )
2017 : Menunjukkan tahun 2017
11) XI : November
12) XII : Desember
F. Tahun terbit adalah tahun terbitnya dokumen ditulis dengan angka sebanyak 4
(empat) angka.
6. Penulisan nomor halaman.
Nomor halaman ditulis di bagian atas tengah kertas. Untuk penomoran halaman pada
dokumen SOP dengan menggunakan huruf Bookman Old Style dokumen lain selain
SOP menggunakan arial ukuran 12. Penomoran halaman ini tidak berlaku untuk
dokumen SK dan daftar tilik.
3) Paraf untuk surat perintah perjalanan dinas, dibubuhkan pada lembar pertama;
4) Untuk keamanan isi naskah Puskesmas yang jumlahnya lebih dari satu
halaman, sebelum naskah Puskesmas tersebut ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang maka harus dibubuhkan paraf pejabat pengelola pada sudut
kanan bawah setiap halaman;
5) Naskah Puskesmas dalam bentuk dan susunan produk hukum/surat yang lebih
dari satu lembar, setiap lembarnya di paraf pojok kiri kertas bagian bawah;
1) Naskah Puskesmas dalam bentuk dan susunan produk hokum yang materinya
menyangkut kepentingan unit lain sebelum ditanda tangani oleh pejabat yang
berwenang harus di paraf terlebih dahulu oleh unit pengelola, unit lain yang
terkait dan bagian hukum pada setiap lembar naskah;
9
c. Penulisan Nama
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Uraian sistem aadministrasi Puskesmas Langensari I dalam pengendalian dokumen
dijelaskan dalam dokumentasi yang disusun dengan struktur sebagai berikut :
Dokumen level 1 : menjelaskan Kebijakan dan uraian singkat sistem adminis-
trasi UPTD Puskesmas Langensari I (terdiri atas SK);
Dokumen level 2 : menjelaskan rincian metode dan cara kerja pelaksanaan
proses administrasi UPTD Puskesmas Langensari I berupa Pedoman/Manual;
Dokumen level 3 : sebagai penunjang pelaksanaan prosedur pelayanan ke-
sehatan UPTD Puskesmas Langensari I yang terdiri dari berupa formulir-formulir
dan Standar Operasional Prosedur (SOP);
Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelak-
sanaan kebijakan, pedoman dan prosedur, distribusi, penyimpanan, pencarian kem-
bali dan proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, maupun formulir-formulir,
catatan-catatan hasil kegiatan serta dokumen lainnya.
Pengendalian dokumen Puskesmas ini merupakan sistem pengendalian dokumen yang
meliputi penyetujuan dokumen untuk kecukupan sebelum terbit kemudian menelaah
dan memperbaharui jika diperlukan dan persetujuan memberlakukan ulang dokumen,
memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,
memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan tersedia di tempat
pengguna, memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat
teridentifikasi, memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dokumentasi yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional system
manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan, mencegah penggunaan
tidak sengaja dokumen kedaluwarsa dan untuk menerapkan identifikasi yang sesuai
kepada dokumen bila disimpan untuk maksud apapun.
10
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
2. Penulisan
a. Program : Ms. Office Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style
c. Ukuran huruf : 12
d. Spasi : 1-1,5 (sesuai kebutuhan)
Format disusun sebagai berikut :
1. Kop Surat UPTD Puskesmas Langensari I
Ketentuan margin Kop Surat untuk Peraturan/Surat Keputusan ditentukan sebagai
berikut :
a. Margin atas Kop Surat adalah 2 cm, sedangkan margin kanan, kiri, dan bawah
adalah 2 cm
b. Logo Kop Surat sebelah kiri adalah logo Pemerintah Kota Banjar dan sebelah
kanan adalah logo Puskesmas
2. Pembukaan
Ditulis dengan huruf kapital
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Langensari I
b. Nomor : ditulis sesuai penomoran yang berlaku
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan
d. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan ditengah margin diakhiri
dengan tanda koma (,)
3. Konsideran, meliputi
a. Menimbang
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan
2) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf besar, diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan dibagian kiri
3) Konsideran menimbang diawali dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil,
dan diakhiri dengan tanda baca ( ; ), urutan menggunakan huruf a, b, c, dan
seterusnya
b. Mengingat
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatnya sederajat atau lebih tinggi
3) Kata “Mengingat” diletakkan dibagian kiri sejajar dengan kata “Menimbang”
12
4) Konsideran yang berupa peraturan dengan tahun yang lebih awal disebut
lebih dahulu, diawali dengan nomor 1, 2, 3, dan seterusnya, dan diakhiri
dengan tanda baca ( ; )
4. Diktum
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda bata titik ( . )
5. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
merumuskan dalam diktum-diktum, sebagai berikut :
i. KESATU :
ii. KEDUA :
iii. KERTIGA :
iv. dan seterusnya
v. Diktum Kesatu, Kedua, dan seterusnya ditulis dengan huruf Kapital, seperti
contoh diatas.
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya.
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat Keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
6. Kaki
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat
penandatangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan
Peraturan/Surat Keputusan yang terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma ( , )
c. Tanda tangan pejabat
d. Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf kapital dan
tanpa gelar.
7. Penandatanganan
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala UPTD
Puskesmas Langensari I dengan indent 7 cm.
8. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan
a. Lampiran terletak di pojok kanan atas dengan batas indent 7 cm
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas
13
Contoh Lampiran
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LAN-
GENSARI I
NOMOR : 440/001–SK/Lg.I/I/2017
TENTANG
JENIS-JENIS PELAYANAN DI UPTD PUSKESMAS
LANGENSARI I
9. Penggunaan jenis huruf menggunakan Bookman Old Style dengan ukuran huruf 12.
10. Contoh penulisan Kebijakan/Surat keputusan adalah sebagai berikut :
14
KEPUTUSAN
NOMOR: 440/…..-SK/Lg.I/I/2018
TENTANG
Menimbang : a. bahwa……………………………………………………………….;
b. bahwa……………………………………………………………….;
c. bahwa… …………………………………… …………………dst;
Mengingat : 1. Undang-Undang ……..………………………………………….;
2. Peraturan Pemerintah…..… ……………… ………………….;
3. ……………………………………………………………………….;
4. ……………………………………………………………………dst;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Banjar
pada tanggal :…………………..
KEPALA UPTD PUSKESMAS LANGENSARI I,
D. PEDOMAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah
yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diar tikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu)
kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penera-
pan SOP. Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka FKTP
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala FKTP.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat pedoman/ panduan wajib
mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP
BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Pelaporan Harian
2. Pelaporan Bulanan
3. Pelaporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
16
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP.
c. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
C. Pengendalian Rekaman
BAB III. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada Sasaran / Pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja /
Mutu
E. Tanggung Jawab, Wewenang, dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
BAB IV. TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
BAB V. MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastuktur
D. Lingkungan Kerja
BAB VI. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
1. Perencanaan UKM
2. Proses yang berhubungan dengan Sasaran
3. Pembelian / Pengadaan
4. Penyelenggaraan UKM
5. Pengukuran, Analisis, & Penyempurnaan Sasaran Kinerja
a) Umum
b) Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan
2) Audit Internal
3) Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
c) Pengendalian
d) Analisis Data
e) Peningkatan Berkelanjutan
f) Tindakan Korektif
g) Tindakan Preventif
B. Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas
1. Perencanaan UKP
19
5. Top : 2 cm
6. Bottom : 2 cm
7. Left : 3 cm
8. Right : 2 cm
2. Penulisan
e. Program : Ms. Office Word
f. Jenis huruf : Arial
g. Ukuran Huruf : 12
h. Spasi : 1-1,5 (sesuai kebutuhan)
G. KERANGKA ACUAN
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh FKTP.
Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai dengan standar akreditasi.
Dalam menyusun kegiatan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam mencapai tujuan umum dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara
melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai dengan dengan penjadwalan yang jelas dan
evaluasi serta pelaporan.
1. Kertas/Media Penulisan
21
4. Jika kerangka acuan lebih dari satu halaman, maka halaman kedua tanpa kop
Dinas/FKTP.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran
22
karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi analisis
pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat
kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabarkan dalam
kegiatan dan rencana anggaran.
KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
1) Data umum
2) Data wilayah
4) Data cakupan
B. Penyusunan rencana
2) Penyusunan rencana
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
1) Penjadwalan
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
BAB III. INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA UNTUK TIAP UPAYA DAN JENIS
PELAYANAN PUSKESMAS.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap- tiap program
kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar.
LAMPIRAN
a) Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala
Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya Puskesmas dan
Pelayanan Klinis.
g) Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indikatorkinerja.
h) Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas.
B. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan dalam mengisi
matriks rencana kinerja lima tahunan:
6. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap tahap
tahunan.
7. Program Kerja: diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program kerja
25
9. Volume: diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
11. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
C. Penutup Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas
dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam
rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian
Kegiatan.
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin,
sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK
tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari
tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya
(H-1) dan diharapkan proses
penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari
tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan
ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
1. Tahap persiapan. Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala Puskesmas
membentuk Tim Penyusun PTP yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
3) Merumuskan masalah,
2) Bottom : 2 cm
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
2. Penulisan
a. Program : Ms. Office Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style
c. Ukuran huruf : 12
d. Spasi : 1-1,5 (sesuai kebutuhan)
3. Komponen dan Isi SOP
a. Pengertian
Berisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah
yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan
multi persepsi.
b. Tujuan
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik, dengan diawali dengan kalimat
aktif dengan komposisi kalimat antara lain:
1) Menetapkan acuan/pedoman/langkah-langkah dan seterusnya.
2) Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dan seterusnya
c. Kebijakan
Berisi kebijakan (SK) pimpinan / kepala FKTP yang memuat dasar dibuatnya SOP
tersebut.
d. Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk
pedoman, peraturan perundang-undangan ataupun bentuk lain sebagai bahan
pustaka.
e. Prosedur/langkah-langkah
Merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
f. Diagram Alir/bagan alir
1) Diagram alir/bagan alir digunakan untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkah dalam SOP.
2) Diagram alir dalam SOP wajib digunakan untuk kegiatan yang sudah dibakukan
dalam pedoman antara lain penyelenggaraan program dan penyelenggaraan
pelayanan/tindakan klinis. sedangkan untuk tindakan yang berkaitan dengan
fungsi manajemen tidak wajib dibuat.
3) Diagram alir disusun dalam SOP berdasarkan urutan langkah-langkah proses
kegiatan dan tidak boleh diacak.
4) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
29
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya ada satu simbol balok.
5) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan
diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut :
Penghubung tersebut.
h. Rekaman
Dokumen Historis
Perubahan
Berisi
Arsip
catatan
perubahan
atau revisi yang terjadi pada SOP.
i. Evaluasi Isi SOP
Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun sekali yang
dilakukan oleh masing-masing unit kerja. Hasil evaluasi SOP menghasilkan
rekomendasi antara lain :
1) SOP masih tetap bisa dipergunakan
2) SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi
3) Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya
j. Perbaikan/revisi perlu dilakukan apabila :
a. Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
b. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pelayanan
kesehatan
c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d. Adanya perubahan fasilitas
e. Peraturan kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian kepala FKTP.
k. Evaluasi Penerapan SOP
a. Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai
30
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list.
b. Daftar tilik tidak wajib ada di setiap SOP
c. Daftar tilik digunakan untuk SOP yang berpotensi terjadi penyimpangan/tidak patuh
dalam pelaksanaannya.
d. Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks
l. Contoh Standar Operasional Prosedure (SOP) adalah sebagai berikut :
UPTD
PUSKESMAS MAMIK SETIYAWATI
NIP. 197905302005012011
LANGENSARI I
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur /
Langkah-
langkah
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait
8. Rekaman
historis pe- Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
rubahan Perubahan
31
K. SURAT PERINTAH
1. Pengertian
Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang
berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Susunan
Surat Perintah terdiri atas :
a. Kepala Surat Perintah;
b. Isi Surat Perintah;
c. Bagian Akhir Surat Perintah.
Ad. a. Kepala Surat tugas terdiri atas :
1) Tulisan “ SURAT PERINTAH “;
2) Nomor.
Ad. b. Isi Surat perintah :
1) Memuat nama dan jabatan (yang memberi perintah)
2) Tulisan “MEMERINTAHKAN”
3) Memuat nama dan jabatan (yang diberi perintah)
4) Isi memuat peruntukan surat perintah dibuat
Ad. c. Bagian Akhir Surat Tugas terdiri atas :
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama jabatan;
4) Tanda Tangan Pejabat yang memberi perintah;
5) Nama Jelas Pejabat ;
6) Pangkat dan NIP bagi PNS;
7) Stempel Jabatan/Instansi.
3. Penandatanganan
1) Surat perintah yang ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang jabatannya
dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas yang
bersangkutan dengan lambang daerah warna hitam ditempatkan dibagian kiri
atas.
4. Bentuk/model naskah dinas Surat Perintah, sebagaimana tertera pada halaman
berikut :
32
SURAT PERINTAH
Nomor: 800/ …./Lg.I/I/2017
MEMERINTAHKAN :
Kepada :
a. Nama : …………………………………………
b. Jabatan : …………………………………………
Untuk
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…….
…………………………………………………………………………………………………………
….
…………………………………………………………………………………………………………
……………………..
Ditetapkan di Banjar
Pada tanggal ..................
Dasar : ....................................................................................................
....................................................................................................
MEMERINTAHKAN :
2. Nama : .................................................................
Pangkat/Gol : .................................................................
NIP : .................................................................
Jabatan : .................................................................
Untuk : 1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
3. ...................................................................................................
Ditetapkan di Banjar
Pada tanggal ..................
M. DAFTAR TILIK
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten,
diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan
diberi tanda (check-mark). Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP
dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :
Compliance rate
1. Kertas/Media Penulisan
a. Jenis kertas : HVS warna putih 70 mg
b. Ukuran kertas : F4 (215 mm x 330 mm)
c. Margins :
1) Top : 2 cm
2) Bottom : 2 cm
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
2. Penulisan
a. Program : Ms. Office Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style
c. Ukuran huruf : 12
d. Spasi : 1-1,5 (sesuai kebutuhan)
3. Format/Sistematika Penulisan
1. Kop Daftar Tilik
1) Kotak heading halaman pertama.
2) Kotak heading halaman kedua, ketiga dan seterusnya.
Penulisan sama dengan kotak heading halaman pertama, hanya nomor
halaman yang berubah, nama unit, nama petugas, dan tanggal.
Pelaksanaan hanya dicantumkan di lembar pertama.
3) Penanda tangan
Daftar titlik ditandatangani oleh pelaksana/auditor yang melaksanakan
pengukuran kepatuhan terhadap SOP dan diletakkan di halaman
terakhir daftar tilik.
4. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
JUDUL
No Dokumen :
DAFTAR No Revisi : -
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
Nama Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah Petugas melakukan koordinasi dengan
kepala puskesmas ?
2 Apakah Petugas menyiapkan topik pembahasan
yang akan disampaikan ?
3 Apakah Petugas menentukan sasaran, sosialisasi,
pertemuan, penyuluhan, kegiatan pelayanan dan
program puskesmas ?
4 Apakah Petugas menentukan waktu pelaksanaan ?
5 Apakah Petugas mensosialisasikan program melalui
sosialisasi dan pertemuan dengan lintas sektor ?
6 Apakah Petugas menyampaikan program melalui
penyuluhan ?
7 Apakah Petugas mendiskusikan topik pembahasan
bersama masyarakat ?
8 Apakah Petugas mencatat hasil diskusi yang
dilaksanakan ?
9 Apakah Petugas mengevaluasi hasil diskusi yang
dilaksanakan ?
10 Apakah Petugas melaporkan hasil diskusi kepada
kepala puskesmas ?
Banjar,..........................
Pelaksana / auditor
(................................)
N. SURAT UNDANGAN
38
1. Pengertian
Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi
undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk
menghadiri suatu acara kedinasan.
2. Susunan
Surat Undangan terdiri atas :
a. Kepala Surat Undangan
b. Isi Surat Undangan
c. Bagian Akhir Surat Undangan
Ad.a. Kepala Surat Undangan terdiri atas :
1) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun ditempatkan di kanan atas;
2) Alamat undangan yang ditujukan ditempatkan di bawah nama, tempat,
tanggal, bulan dan tahun;
3) Nomor, lampiran dan perihal diketik secara vertikal, ditempatkan di sebelah
kiri atas.
Ad. b. Isi Surat Undangan terdiri atas :
1) Maksud dan tujuan;
2) Hari penyelenggaraan;
3) Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan;
4) Acara yang akan diselenggarakan;
5) Tulisan Penutup.
Ad.c. Bagian Akhir Surat Undangan terdiri atas :
1) Nama Jabatan pengundang;
2) Tanda tangan pejabat pengundang;
3) Nama Jelas Pejabat, Pangkat dan NIP pengundang;
4) Stempel Jabatan / Instansi
5) Catatan yang dianggap perlu.
6) Penandatanganan
3. Surat Undangan yang ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang jabatannya
dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas dengan
lambang daerah warna hitam dan ditempatkan di bagian kiri atas.
4. Bentuk / model naskah dinas surat undangan, sebagaimana tertera pada halaman
berikut:
Lampiran 7 : Contoh Surat Undangan
39
Banjar, …………………….201…
Kepada :
Yth. ………………………………
Nomor :
................................................
Lampiran : di -
Perihal : …………………………
Dengan hormat,
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Acara :
Demikian …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
NAMA JELAS
NIP.
40
O. SURAT EDARAN
1. Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan
dan/atau petunjuk cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan
mendesak.
2. Susunan
Susunan Surat Edaran terdiri dari :
a. Kepala Surat Edaran;
b. Isi Surat Edaran;
c. Bagian Akhir Surat Edaran.
Ad. a. Kepala Surat Edaran terdiri atas :
1. Nama tempat ditetapkan;
2. Tanggal, Bulan dan Tahun;
3. Pejabat / alamat yang dituju;
4. Kata “ SURAT EDARAN “ ditempatkan ditengah lembar isi naskah dinas.
5. Nomor
Ad. b. Isi Surat Edaran dituangkan / dirumuskan dalam bentuk uraian:
Ad. c. Bagian Akhir Surat Edaran terdiri atas :
a. Nama jabatan;
b. Tanda Tangan Pejabat;
c. Nama, Pangkat, dan NIP;
d. Stempel Jabatan/Instansi.
e. Penandatanganan
3. Surat Edaran yang ditandatangani oleh Kepala Dinas / Kepala UPTD Puskesmas
dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop dinas/ UPTD
Puskesmas ditempatkan dibagian tengah atas;
4. Surat Edaran yang ditandatangani oleh pimpinan perangkat daerah atas wewe-
nang jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop
naskah dinas derangkat daerah yang bersangkutan dengan lambang daerah
warna hitam ditempatkan di bagian kiri atas.
5. Bentuk / model naskah dinas Surat Edaran, sebagaimana tertera pada halaman
berikut.
Lampiran 8 : Contoh Surat Edaran
41
Banjar, .......................
Kepada
Yth. ..............................................
..............................................
di -
................................
SURAT EDARAN
NOMOR :…………………………
TENTANG
..........................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
..........................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
..........................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................
P. SURAT IJIN
1. Pengertian
Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu
permohonan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
2. Susunan
Surat Izin terdiri atas :
a. Kepala Surat Izin;
b. Isi Surat Izin;
c. Bagian Akhir Surat Izin.
Ad. a. Kepala Surat Izin terdiri atas :
a. Tulisan “ Surat Izin “; yang ditempatkan di tengah lembar atas naskah di-
nas;
b. Nomor;
c. Tulisan “ TENTANG “.
Ad. b. Isi Surat Izin terdiri atas :
a. Dasar;
b. Tulisan “MEMBERI IZIN”
c. Nama ;
d. Jabatan;
e. Alamat;
f. Untuk.
Ad. c. Bagian Akhir Surat Izin terdiri atas :
a. Nama tempat dikeluarkan;
b. Tanggal, Bulan dan Tahun;
c. Nama jabatan;
d. Tanda Tangan;
e. Nama Pejabat berikut Pangkat dan NIP ;
f. Stempel Jabatan/Instansi.
3. Penandatanganan
Surat izin yang ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang jabatannya
dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas/
FKTP yang bersangkutan dengan lambang daerah warna hitam ditempatkan
dibagian kiri atas.
4. Model naskah dinas Surat Izin, sebagaimana tertera pada halaman berikut:
Lampiran 9 : Contoh Surat Izin
43
NOMOR : …………………………..
TENTANG
.......................................................................................
.......................................................................................
Dasar : a. …………………………………………………………….......
…………………………………………………………………
b…………………………………………………………………..
………………………………………………………………….
MEMBERI IZIN :
Kepada :………………………………………………………
Nama :………………………………………………………
Jabatan :………………………………………………………
Alamat :………………………………………………………
Untuk :………………………………………………………
Q. SURAT KETERANGAN
1. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan tertulis dari
pejabat sebagai tanda bukti untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran
sesuatu hal.
2. Susunan
Surat Keterangan terdiri atas :
a. Kepala Surat Keterangan;
b. Isi Surat Keterangan;
c. Bagian Akhir Surat Keterangan.
Ad. a. Kepala Surat Keterangan terdiri atas :
1. Kata “ SURAT KETERANGAN “ ditempatkan di bagian tengah lembar
naskah;
2. Nomor.
Ad. b. Isi Surat Keterangan terdiri atas :
1. Nama dan Jabatan yang menerangkan;
2. NIP, Pangkat / Golongan, Jabatan;
3. Maksud Keterangan.
Ad. c. Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas :
a. Nama tempat;
b. Tanggal, Bulan dan Tahun;
c. Tanda tangan Pejabat;
d. Nama Jabatan;
e. Nama Jelas Pejabat;
f. Pangkat dan NIP;
g. Stempel Jabatan / Instansi.
3. Penandatanganan.
Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Daerah atas wewenang jabatan-
nya dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah di -
nas /FKTP yang bersangkutan dengan lambang daerah warna hitam ditem-
patkan dibagian kiri atas.
4. Bentuk / model naskah dinas Surat Keterangan, sebagaimana tertera pada
halaman berikut.
Lampiran 10 : Contoh Surat Keterangan
45
SURAT KETERANGAN
NOMOR : ……………………………….
Ditetapkan di : Banjar
Pada tanggal : ………………..
Ditetapkan di : Banjar
Pada tanggal : ……………….
MAMIK SETIYAWATI
47
BAB IV
PENUTUP