PUSKESMAS PINOGU
Desa Pinogu, Kecamatan Pinogu
Ditetapkan di PINOGU
pada tanggal 8 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS,
WALENTINA J.NADJAMUDDIN
Lampiran
Keputusan Kepala Puskesmas Pinogu
Nomor : 750/SK/PKM-PNG/001/I/2018
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Di Lingkungan Puskesmas Pinogu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata naskah dinas di lingkungan Puskesmas sebagai salah satu unsur administrasi umum
meliputi, antara lain, pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah berupa penyusunan
kebijakan, standar prosedur operasional, surat menyurat dengan tata penomorannya.
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, perlu
disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan upaya
kesehatan di Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan.
Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang
berlaku.
Untuk mengantisipasi kebutuhan akan pedoman dan untuk menertibkan penyelenggaraan
administrasi di lingkungan Puskesmas Pinogu diperlukan suatu pedoman tata naskah dinas dengan
memperhatikan faktor legalitas.
C. Sasaran
Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas Pinogu adalah:
1. tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata naskah di
lingkungan Puskesmas Pinogu;
2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum;
3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
4. tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas;
5. berkurangnya tumpang-tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas.
D. Asas
Pedoman Tata Naskah ini disusun berdasarkan asas sebagai berikut :
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan,
penggunaan ruang atau lembar naskah, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur,
kewenangan, dan keabsahan.
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu kesatuan sistem
administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Tata Naskah harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam
redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak,
pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah di lingkungan Puskesmas Pinogu meliputi pengaturan
tentang jenis dan format tata naskah dinas dan prosedur penyusunan tata naskah.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun 2017 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Kesehatan
8. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun
2017
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango Nomor 440/Dikes-
BB/20/I/2018 tentang Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas se-Kabupaten Bone
Bolango Tahun 2018
G. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal-hal berikut:
1. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah
dinas (tata persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga, singkatan,
kearsipan, dan tata ruang perkantoran.
2. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan redaksional,
serta penggunaan logo dan cap dinas.
3. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi kedinasan yang
dilakukan antar pejabat dalam satuan kerja, secara vertikal dan/atau horisontal.
4. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan antar unit dalam penyampaian informasi
kedinasan yang dilakukan oleh satuan kerja dengan pihak lain di luar lingkungan satuan
kerja yang bersangkutan.
5. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada
pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
kedinasan pada jabatannya.
6. Logo adalah gambar/huruf sebagai identitas lembaga
8. Lampiran adalah bahan keterangan yang disertakan pada surat asli sebagai bukti, penguat
tambahan terhadap apa yang dinyatakan di dalam surat.
9. Tata Naskah Dinas adalah pengaturan tentang jenis dan format, teknik penyusunan,
kewenangan penandatanganan, serta pengamanan naskah dinas yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
10. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan
diterima oleh pejabat yang berwenang dilingkungan Puskesmas dalam rangka
penyelenggaraan tugas di tingkat puskesmas.
11. Tembusan surat adalah hasil penggandaan dari suatu naskah dinas yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah pejabat atau satuan kerja yang dipandang perlu untuk mengetahui isi surat
dan disebut dalam naskah asli sebagai penerima tembusan.
BAB II
Jenis tata naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan naskah dinas
korespondensi. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan sebagai berikut :
2) Konsideran, meliputi:
a) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata menimbang
ditulis dengan huruf capital diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan
di bagian kiri, konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan “b” huruf kecil dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
b) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Perturan perundangan yang menjadi
dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.
Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst dan diakhiri
dengan tanda baca titik koma (;)
3) Diktum :
a) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital tanpa spasi diantara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:)
serta diletakkan di tengah margin;
b) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c) Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
Kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . );
4) Batang Tubuh :
a) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b) Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan/
keputusan.
5) Kaki :
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/keputusan yang
memuat penanda tangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang teridiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan,
tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani ditulis dengan
huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar dan NIP.
6) Penandatanganan :
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
7) Lampiran peraturan/keputusan :
a) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
b) Halam terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Surat Keputusan yaitu
:
a) Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
b) Untuk Peraturan pada Batang Tubuh tidak ditulis dalam diktum tetapi dalam Bab-
bab dan Pasal-pasal.
b. Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum yang perlu
dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan dengan
karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan
pengabsahannya ditetapkan dengan peraturan pejabat yang berwenang.
3) Susunan
a) Lampiran
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran peraturan dan ditulis di atas yang
diletakkan secara simetris di atas, serta dicantumkan tulisan lampiran peraturan,
nomor, tentang, dan nama pedoman dengan menggunakan huruf kapital serta
ditempatkan secara simetris.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari :
(1) tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan dicantumkan di tengah
atas;
(2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan huruf kapital.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, asas, ruang
lingkup, pengertian umum dan landasan hukum;
(2) materi pedoman;
(3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran lebih
lanjut.
d) Kaki
Bagian kaki pedoman terdiri dari :
(1) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dalam huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas dan logo,
judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan Kepala Puskesmas, sedangkan
untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah- langkah, dan unit terkait boleh
tidak diberi kotak/ tabel.
Jika SOP yang disusun sudah mengalami perubahan/revisi, maka format SOP ditambahkan
dengan “Rekam Historis”
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua kop dibuat tanpa
menyertakan logo dan tanda tangan kepala Puskesmas :
Judul SOP
No. Dokumen : Nama Ka.
Nama Puskesmas SOP No. Revisi : Puskesmas
Tanggal Terbit : NIP
Halaman :
Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram
makro, bentuk simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Simbol Keputusan : ? Ya
tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
A. Prinsip
Penyusunan naskah dinas memperhatikan prinsip:
1. Kejelasan berarti harus memperhatikan aspek fisik dan materi.
2. Ketelitian berarti harus sesuai dengan bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur dan kaidah
bahasa.
3. Tepat dan akurat berarti yang dikemukakan dalam naskah dinas adalah fakta yang benar.
4. Singkat dan padat, berarti harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal, efektif,
singkat dan lengkap.
5. Logis dan meyakinkan berarti naskah yang disusun harus runtut dalam penuangan gagasan
ke dalam naskah dinas dan dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan sehingga
mudah dipahami oleh penerima naskah dinas.
6. Pembakuan naskah sesuai dengan peraturan berarti naskah yang disusun harus mengikuti
aturan yang berlaku.
B. Prosedur
1. Penyusunan Konsep
Setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan penyusunan konsep
yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Konsep naskah dinas disusun/disiapkan oleh pejabat dengan menggunakan verbal
konsep.
b. Setiap verbal konsep yang diajukan kepada pimpinan wajib terlebih dahulu diteliti
oleh pejabat tata usaha mengenai:
1) Redaksi, sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar; dan
2) Bentuk, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Konsep naskah dinas dicetak di balik verbal, jika konsep naskah dinas lebih dari satu
halaman dapat menggunakan lembar berikutnya.
2. Persetujuan Konsep
Dalam persetujuan konsep harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Verbal konsep naskah dinas yang akan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas,
terlebih dahulu diajukan dan disetujui oleh Kepala Tata usaha Puskesmas.
b. Sebagai tanda persetujuan konsep tersebut, Kepala Tata Usaha Puskesmas atau
Penanggung Jawab Mutu, wajib membubuhkan paraf pada verbal konsep naskah
dinas.
c. Pada setiap verbal, lembar draft dan naskah dinas akhir (net) untuk naskah dinas
arahan dan naskah dinas khusus wajib dibubuhi paraf oleh Kepala Tata Usaha
Puskesmas.
d. Pada verbal untuk naskah dinas korespondensi wajib dibubuhi paraf Kepala tata
usaha dipojok kanan bawah.
4. Pengetikan
Setelah naskah dinas tersebut diregistrasi, konsep diteruskan kepada unit pengolah untuk
dibuat naskah akhir (net). Beberapa hal harus diperhatikan dalam pengetikan naskah:
a. Bentuk Naskah Dinas
Naskah dinas dalam bahasa Indonesia menggunakan bentuk setengah lurus atau
setengah balok (semi block style).
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat fleksibel,
disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi
(termasuk juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek
keserasian dan estetika.
5. Pembubuhan Paraf
Naskah akhir (net) terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh KTU Puskesmas atau
Ketua Tim Mutu di bawah pejabat penanda tangan di awal nama jabatan.
Contoh:
6. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, demikian pula warna tinta
yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda tangan.
7. Penomoran Naskah Dinas
a. Tata Cara penomeran Dokumen Akreditasi Puskesmas
Untuk memudahkan pemberian nomor dokumen akreditasi pada Puskesmas Pinogu,
maka susunan penomeran dokumen akreditasi Puskesmas dibuat sebagai berikut :
- Kode Jenis Surat Puskesmas yakni : 445
- Jenis Dokumen dalam bentuk akronim ditulis dengan huruf Kapital
Kebijakan : SK
Standar Operasional Prosedur : SOP
Kerangka Acuan Kegiatan : KAK
Daftar Tilik : DT
Check List : CL
Pedoman Mutu/Manual Mutu : PM
Surat Tugas : ST
- Nama Puskesmas dalam bentuk akronim ditulis dengan huruf kapital
- Nomor urut dokumen menggunakan 3 digit angka
Ketentuan : Dokumen dimulai lagi dari penomoran awal pada pergantian tahun
terbit
- Bulan ditulis dengan angka romawi
- Tahun terbit
Contoh :
750/SK/PKM-PNG/014/I/2018
Jenis Dokumen
Nama Puskesmas
Kode bulan
Tahun Terbit
Contoh :
750/PKM-PNG/120/I/2018
Nama Puskesmas
Kode Bulan
Tahun Terbit
KEWENANGAN PENANDATANGANAN
Format:
KTU,
LUKMAN PATARIA
NIP
Format:
Nama lengkap
NIP
1. Pelaksana harian (Plh.) digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah
dinas tidak berada di tempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sehari-hari
perlu ada pejabat sementara yang menggantikannya;
2. Kewenangan penandatanganan naskah dinas dikecualikan untuk kebijakan dan keuangan;
3. Pelimpahan wewenang diberikan kepada pejabat struktural satu tingkat dibawahnya atau
yang setingkat dan berada dalam satu unit yang sama;
4. Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif kembali
bertugas; dan
5. Plh. bertanggungjawab kepada pejabat definitif.
Format :
Nama lengkap
NIP
BAB V
PENGENDALIAN DOKUMEN
A. Jenis Dokumen
1. Jenis dokumen dalam sistem manajemen mutu yang dikendalikan dikategorikan dalam struktur
dokumen :
Manual/Pedoman, Kebijakan, dan Sasaran Mutu
Kerangka Acuan & Standar Operasional Prosedur
Daftar Tilik, Check List atau dokumen pendukung lainnya
Rekaman atau catatan mutu
2. Rincian dokumen yang dikendalikan dicatat pada Daftar Dokumen.
3. Dokumen dari luar Puskesmas yang menjadi acuan kerja juga dikendalikan distribusi dan
perubahannya.
.
B. Identitas Dokumen
1. Dokumen dikenali melalui judul dan/atau nomor dokumen.
2. Format Penomoran dokumen diatur sesuai dengan pedoman tata naskah Puskesmas Pinogu
dengan ketentuan semua dokumen harus diberi nomor
3. Status revisi dokumen dikenali melalui nomor revisi dan/atau tanggal pengesahan/berlaku
dokumen.
4. Daftar Dokumen merincikan identitas dokumen dan status revisi dokumen
5. Dokumen baru yang diterbitkan harus dicatat dalam Daftar Dokumen Internal setelah mendapat
pengesahan dari pihak yang berwenang.
6. Daftar Dokumen di-update/direvisi setiap kali ada revisi dokumen yang terdaftar.
7. Dokumen baru yang telah dicatat dalam daftar dokumen ditetapkan distribusinya dalam form
Matriks distibusi
C. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, Penanggung Jawab Admen dan Penanggung Jawab
UKM dan UKP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan serta penyusunan
dokumen.
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self-assesment dalam Pendampingan Akreditasi.
Hasil self-assesment digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi dokumen sesuai Standar
Akreditasi yang sudah ada di puskesmas. Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi dokumen
tersebut masih efektif atau tidak.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu Puskesmas Pinogu
dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan kepada tim mutu
2. Fungsi tim mutu Puskesmas di dalam penyusunan dokumen adalah :
a. Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah disusun oleh
pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan,
b. Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi duplikasi/tumpang tindih
dokumen antar unit,
c. Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
D. Pengesahan Dokumen
1. Dokumen diperiksa kecukupannya dan disahkan oleh Kepala Puskesmas sebelum diterbitkan
dan didistribusikan.
2. Dokumen yang mengalami perubahan atau revisi harus diperiksa dan disahkan ulang oleh pihak
yang berwenang sebelum diterbitkan dan distribusikan kembali.
3. Tanda keabsahan dokumen ditunjukkan oleh identitas dokumen dan tanda tangan dari Kepala
Puskesmas.
G. Dokumen Kadaluarsa
1. Dokumen lama, yang digantikan oleh dokumen yang direvisi, disingkiran dari tempat
pemakaiannya oleh pemegang dokumen atau ditarik kembali oleh pengendali dokumen yang
bersangkutan, untuk digantikan dengan yang baru.
2. Dokumen lama yang tidak berlaku (kadaluarsa) tidak boleh digunakan untuk acuan/rujukan
kerja.
3. Jika diperlukan, dan dengan pengecualian, dokumen yang lama mungkin tidak ditarik kembali,
asalkan diberi tanda khusus sebagai berikut :
DOKUMEN KADALUARSA
JANGAN DIPAKAI
H. Dokumen Eksternal
1. Dokumen dari luar (eksternal) Puskesmas Pinogu dicatat dalam Daftar Dokumen dan diberi
stempel contoh sebagai berikut :
DOKUMEN
EXTERNAL
13 JAN 2018
2. Bila terjadi perubahan (revisi) pada dokumen luar tersebut, maka pengendali dokumen
mengganti dokumen lama yang telah didistribusikan.
3. Distribusi dokumen eksternal dikendalikan sesuai ketentuan yang berlaku pada dokumen
tersebut dan pemakaiannya di puskesmas.
BAB VI
PENGENDALIAN REKAMAN
A. Identifikasi Rekaman
1. Tim Manajemen Mutu Puskesmas melakukan pendataan semua rekaman yang berkaitan dengan
penerapan sistem manajemen mutu diseluruh unit pelayanan.
2. Melakukan identifikasi terhadap penyimpanan semua rekaman dengan cara sebagai berikut:
a. Tempat penyimpanan rekaman harus mempunyai identitas minimal judul rekaman, unit
pelayanan, masa retensi.
b. Pemberian identifikasi pada tempat penyimpanan rekaman diisi oleh unit pelayanan
terkait yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga memudahkan dalam pencarian dan
penelusuran rekaman tersebut.
.
B. Penyimpanan Rekaman
C. Pemusnahan Rekaman
a. Tim Manajemen Mutu Puskesmas akan memberitahu unit pelayanan terkait jika rekaman
sudah harus dimusnahkan sesuai batas waktu penyimpanan yang disepakati dengan membuat
Berita Acara Pemusnahan Rekaman.
b. Kepala Puskesmas akan memberikan persetujuan pada berita acara pemusnahan rekaman
c. Unit Pelayanan terkait melakukan pemusnahan rekaman diketahui oleh Tim Manajemen Mutu
Puskesmas
d. Tim Manajemen Mutu Puskesmas mencatat setiap rekaman yang sudah dimusnahkan .
e. Apabila rekaman yang disimpan sudah lewat masa retensinya tetapi masih dianggap perlu
untuk disimpan, maka rekaman tersebut disimpan ditempat terpisah dari yang masih aktif pada
lokasi yang memadai, sedangkan prosedur pemusnahannya disesuaikan kondisi unit layanan
masing-masing.
D. Identitas Rekaman
Tim manajemen mutu Puskesmas memberikan kode tersendiri untuk Daftar Induk Rekaman,
Berita Acara Pemusnahan Rekaman dan Daftar rekaman yang sudah dimusnahkan sebagai berikut
:
No. ...................
DAFTAR INDUK REKAMAN
No. .........
DAFTAR REKAMAN YANG DIMUSNAHKAN
Unit Layanan :……………………
No.urut Nomor Jenis Tgl Paraf keterangan
Dokumen Pemusnahan Persetujuan
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas Pinogu merupakan penjabaran dari
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017 serta Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bone Bolango Nomor 440/Dikes-BB/20/I/2018 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen.
Pedoman Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas Pinogu dibuat untuk menertibkan
penyelenggaraan administrasi puskesmas dalam mendukung tercapainya tujuan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Semoga dengan ditetapkannya Pedoman Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas Pinogu ini
diharapkan dapatkan menciptakan komunikasi yang sistematis, efektif dan efisien dalam mendukung
penyelenggaraan manajemen di tingkat Puskesmas.
Ditetapkan di Pinogu
pada tanggal 6 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS,
WALENTINA J. NADJAMUDDIN