BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
4. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pedoman Tata Naskah ini meliputi :
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Pedoman Tulisan Dinas
c. Bab III Dokumentasi Akreditasi Klinik
d. Bab III Penyusunan Dokumen Akreditasi
e. Bab IV Penutup
BAB II
1) Peraturan
2) Peraturan Bersama
3) Perintah Harian
4) Instruksi
5) Keputusan
6) Surat Edaran
3
b. Tulisan Dinas yang Tidak Diatur. Tulisan dinas yang tidak diatur dan tetap
digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang masing-
masing, antara lain:
1) Peraturan
2) Peraturan Bersama
3) Perintah Harian
4) Instruksi
b. Kedua. Tataran kedua tulisan dinas adalah keputusan yang memuat
kebijakan pelaksanaan dari kebijakan pokok dan bersifat permanen.
Bentuk tulisan dinas tersebut digunakan untuk menetapkan pelaksanaan
anggaran, status personel/materiil, Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa,
buku petunjuk induk, buku petunjuk pelaksanaan, dan buku petunjuk
teknis.
1) Surat
2) Nota Dinas (ND)
3) Telegram (T)
4) Laporan
5
5) Pengumuman (Peng)
6) Surat Pengantar (Speng)
7) Surat Izin (SI)
8) Surat Izin Jalan (SIJ)
9) Surat Jalan (SJ)
10)Surat Keterangan (Sket)
a. Sambutan
b. Berita Acara Serah Terima Jabatan (BA sertijab)
c. Sertifikat
d. Surat Tanda Lulus/Ijazah
e. Piagam Penghargaan
f. Telaahan Staf
g. Perjanjian Kerja Sama
10. Ukuran dan Jenis. Ukuran dan jenis yang digunakan dalam tulisan dinas
sebagai berikut:
b. Ukuran Ruang Tepi. Ruang tepi atas, bawah, kiri, dan kanan tulisan
dinas dibiarkan kosong. Ketentuan ruang tepi tersebut diatur sebagai
berikut:
1) Ruang tepi atas tiga kait/0,8 inci (2,03 cm) dari tepi atas kertas.
Tulisan paling atas adalah klasifikasi (bila perlu) dan nomor halaman.
5) Ruang tepi kertas rata kanan dan kiri serta jaraknya tidak melebihi 3
spasi. Adapun ketentuan konfigurasi margin sebagai berikut:
2) Pada naskah tulisan dinas ukuran panjang 2,5 cm dan lebar 2 cm.
1) Satu kait (dua gigi/single line spacing). Satu kait digunakan untuk
naskah tulisan dinas. Jika isi tulisan dinas tidak terlalu panjang, maka
demi kerapian dan keserasian, jaraknya dapat lebih dari satu kait,
maksimal satu setengah kait (tiga gigi/1.5 line spacing).
1) Nama jabatan.
2) Nama badan.
1) Bagian, Bab, dan Pasal. Bagian terdiri atas beberapa bab, serta
bab terdiri atas beberapa pasal, dan seterusnya. Urutan tersebut
bersifat mutlak, bagian dan bab dicantumkan di tengah, sedangkan
pasal dapat dicantumkan di samping kiri atau di tengah dengan
ketentuan sebagai berikut:
2) Bab dan Pasal. Dalam susunan ini digunakan kata bab dan pasal.
Bab merupakan kelompok terbesar yang terdiri atas sejumlah pasal
11
4) Judul Tengah dan Pasal. Judul tengah dan pasal dalam susunan
ini juga tidak digunakan kata bagian, bab ataupun pasal. Judul tengah
mencakup pasal-pasal di bawahnya. Nomor pasal seluruhnya ditulis
di samping kiri.
ruang lingkupnya. Ruang lingkup tulisan dinas terdiri atas bab, bagian, pasal,
subpasal, dan seterusnya. Tidak setiap tulisan dinas harus dibuat menurut
susunan ini. Dalam hal ini, keluasan dan kedalaman materi harus dijadikan
pertimbangan utama.
BAB III
14. Surat Edaran (SE). Surat edaran merupakan bentuk tulisan dinas yang
memuat pemberitahuan/penjelasan tentang tata cara yang berlaku atau hal-hal lain
yang perlu diperhatikan berdasarkan kebijakan pelaksanaan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Kelompok kepala:
16. Surat. Surat merupakan bentuk tulisan dinas yang memuat pernyataan
kehendak, pemberitahuan, atau permintaan dari seorang pejabat kepada pejabat/pihak
lain di luar satker/instansinya, dengan ketentuan sebagai berikut:
2) Kelompok isi, terdiri atas kalimat pembukaan, kalimat isi surat dan
kalimat penutup. Kelompok isi disusun dengan menggunakan nomor-
nomor pasal, dan disesuaikan dengan materi surat. Penulisan isi dimulai
dari sebelah kiri di bawah perihal (rata ruang tepi kiri/margin kiri).
1) Tingkat klasifikasi ditulis dengan huruf besar pada awal kata saja.
Contoh :
Lampiran: Dua berkas
Lampiran: 25 lembar
Lampiran: Lima eksemplar
Lampiran: Dua bundel
Lampiran: Dua (Lampiran tersebut terdiri atas dua satuan yang
berbeda misalnya satu lembar dan satu berkas, maka
satuannya tidak disebutkan)
Contoh:
4) Alamat tujuan surat ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal
kata. Jika alamat terlalu panjang, dapat menggunakan singkatan/akronim
menurut ketentuan. Tulisan kepada tidak diakhiri titik dua, dan tulisan yth
diikuti dengan titik, sedangkan kata di tidak diikuti tanda penghubung.
17. Nota Dinas. Nota dinas merupakan bentuk tulisan dinas yang memuat
pemberitahuan, pernyataan, dan permintaan dari seorang pejabat kepada pejabat lain
secara terbatas di dalam (intern) lingkungan satuan sendiri, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Kelompok kepala:
a) Laporan tahunan
b) Laporan semesteran
c) Laporan triwulanan
d) Laporan bulanan
e) Laporan mingguan
f) Laporan harian
2) Laporan khusus, dibuat sewaktu-waktu atau menurut kebutuhan,
seperti laporan kegiatan, laporan pelaksanaan pendidikan dan sebagainya.
21. Surat Izin (SI). Surat izin merupakan bentuk tulisan dinas yang memuat
persetujuan/izin dari pemimpin satuan/kasatker kepada personel untuk melaksanakan
kegiatan di luar fungsi, tugas, dan tanggung jawab jabatannya dalam jangka waktu
tertentu. Contoh: melaksanakan ibadah haji, umroh, dan perjalanan ke luar negeri
(pribadi).
27
22. Surat Izin Jalan (SIJ). Surat izin jalan merupakan bentuk tulisan dinas yang
memuat persetujuan/izin dari pemimpin satuan/kasatker kepada personel yang pergi
dalam jangka waktu tertentu dengan meninggalkan dinas, ketentuan sebagai berikut:
23. Surat Keterangan (Sket). Surat keterangan merupakan bentuk tulisan dinas
yang memuat keterangan dari pemimpin satuan/kasatker kepada personel
untuk keperluan tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
c) Pernyataan keterangan/keperluan.
25. Telaahan Staf. Telaahan staf adalah laporan yang disampaikan oleh setiap
pejabat khususnya pejabat staf dalam bentuk telaahan yang menggunakan metode
pemecahan persoalan, isinya memuat analisis singkat dan jelas serta memberikan
jalan keluar/pemecahan yang disarankan dari persoalan yang dihadapi.
26. Perjanjian Kerja Sama. Perjanjian kerja sama adalah ikatan tertulis antara
TNI Angkatan Udara dengan pihak lain yang mengatur secara terinci materi kerja sama
dalam bidang operasi/personel/logistik atau bidang lain.
1) Kelompok Kepala:
2) Kelompok Isi:
BAB IV
a. Dokumen Induk. Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala Klinik.
29. Jenis Dokumen Yang Tersedia. Dokumen yang disediakan di Klinik Garuda
adalah sebagai berikut :
BAB V
b. Konsideran, meliputi :
1) Menimbang :
2) Mengingat :
(1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut.
c. Diktum :
1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf capital.
d. Batang Tubuh.
1) Batang tubuh memuat semua substansi Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
Dst.
2) Dicantumkan saat berlakunya Keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
31. Manual Mutu. Manual Mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang
konsisten ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu
disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
1. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
2. Ruang Lingkup
3. Tujuan
4. Landasan hukum dan acuan
5. Istilah dan definisi
36
32. Rencana Lima Tahunan Klinik. Sejalan dengan rencana strategis Dinas
Kesehatan TNI Angkatan Udara, Klinik perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan
dalam memberikan pelayanan kepada anggota TNI Angkatan Udara dan keluarganya
serta masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
TNI Angkatan Udara. Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi,
tugas pokok dan fungsi Klinik Garuda bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
prajurit secara optimal. Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Klinik bersama
seluruh anggota klinik melakukan analisis situasi yang meliputi analisis pencapaian
kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat kinerja,
38
sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan
dan rencana anggaran.
a. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Klinik. Sistematika Rencana
Kinerja Lima Tahunan Klinik dapat disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Daftar Tabel
Bab I. Pendahuluan.
1. Keadaan Umum Klinik
2. Tujuan Penyusunan Rencana Lima Tahunan Klinik
Bab III. Indikator dan Standar Kinerja untuk Tiap Upaya dan
Jenis Pelayanan Klinik
8. Analisis Kinerja
c) Merumuskan masalah,
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
8. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
g. Manfaat SPO.
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Klinik.
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
h. Format SPO.
1) Format SPO mengacu Permenpan No. 32/2012.
3) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SPO, unit yang
memeriksa SPO. Untuk SPO tindakan agar memudahkan didalam melihat
langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan
lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada di SPO.
tidak
(d) Penghubung :
48
(e) Dokumen :
(f) Arsip :
Tahun Terbit
Bulan Terbit Surat
Kode Unit
Nomor Surat
Kode Jenis Dokumen
h. Rekam Implementasi.
BAB VIII
PENUTUP
38. Penutup. Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah “tulis yang dikerjakan
dan kerjakan yang ditulis, bisa dibuktikan serta dapat ditelusuri dengan buktinya”.
Namun pada penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan kebijakan,
pedoman/panduan,standar operasional prosedur dan program selain diperlukan
komitmen Kepala Klinik, juga diperlukan staf yang mampu dan mau menyusun dokumen
akreditasi tersebut. Dengan tersusunnya Pedoman Tata Naskah ini diharapkan dapat
membantu Klinik dan fasilitator pendamping akreditasi dalam menyusun dokumen-
dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.