Anda di halaman 1dari 23

HASIL AUDIT INVESTIGASI

ATAS DUGAAN
PENYALAHGUNAAN
PENGGUNAAN DANA BLU
DI RUMAH SAKIT X

Inspektorat Puskesad
HASIL AUDIT INVESTIGASI
ATAS DUGAAN
PENYALAHGUNAAN
PENGGUNAAN DANA BLU
DI RUMAH SAKIT X

Inspektorat Puskesad
MAKSUD & TUJUAN

Memberikan informasi Kpd Agar Dijadikan Pedoman dlm upaya


Peserta Rakor ttg Pelaksanaan pencegahan terjadinya hal
Audit Investigasi Tim Itpuskesad di serupa/terulang di Rumkit TNI AD
Rumkit “X” TA 2022 lainnya
RUANG LINGKUP &
DASAR

RUANG LINGKUP DASAR


▪ Pendahuluan. a. Keputusan Kasad Nomor
Kep/920/XII/2020 tgl 15 Desember
▪ Pelaksanaan Audit. 2020 ttg Bujuknis Pengawasan.
▪ Hasil Audit. b. Sprin Kapuskesad Nomor
▪ Kesimpulan & Rekomendasi Sprin/xxx/xx/2022 tanggal xxxx
▪ Penutup 2022 ttg Perintah melaksanakan
Audit Dengan Tujuan Tertentu
(ADTT) di Rumkit “X”.
PELAKSANAAN AUDIT.

01 02 03

Waktu Tim Audit Sasaran Audit

6 Hari Kerja 4 Orang Progja Rumkit “X”


TA 2020 s.d 2021.
DOKUMEN YG DIAUDIT

Progjagar / RBA RS “X”


01
TA 2020-2021
Buku Rekening Giro RS
05
Dok Wabku; Khususnya Belanja “X”
02 Ops Barang Persediaan & Konsumsi
BLU dg Akun 525121
Spesimen TTD & Syarat
06
Pencairan BG/Cek
Buku Kas TA 2020 -
03
2021
Bukti-bukti Kas TA
07
Buku Hutang TA 2020 - 2020 - 2021
04
2021
TEKNIK AUDIT

1. Permintaan Informasi :
Menggali informasi dari berbagai pihak
yang berkompeten

2. Investigasi :
Mengurai/ meneliti secara mendalam
terhadap adanya indikasi fraud.

3. Verifikasi :
Menguji dokumen secara rinci dan teliti
TEKNIK AUDIT
4. Vouching:
Menelusuri suatu dokumen dan
pencatatan & bukti pendukung

5. Konfirmasi:
M eminta informasi yang sah dari
pihak yg relevan, yg bersangkutan dg
cara wawancara

6. Pembandingan :
Membandingkan satu data dg data
yg lain pada suatu periode utk
kemudian disimpulkan
HASIL AUDIT

TEMUAN AUDIT

Telah terjadi penyalahgunaan wewenang dan Terdapat indikasi kerugian keuangan lainnya
tanggungjawab jabatan yang diduga dilakukan di RS “X” pada TA 2020 dan Feb 2021
oleh Pelaku, mantan bendahara penerimaan sekurang-kurangnya Rp5.747.896.465,- yang
KU Rumkit “x” sekurang-kurangnya sebesar masih perlu dilakukan pendalaman dan
Rp3.106.673.692,- yang dilakukan pada Bulan pembuktian lebih lanjut.
Maret dan April 2021 dengan tujuan untuk
memperkaya diri.
MODUS OPERANDI

Membuat dokumen Wabku fiktif utk mendapatkan


Mengambil & mencari faktur
pembayaran dg pencairan Cek BG pada rekening
pembelian yg sudah terbayar operasional RS, baik pada Bank BRI dan Bank
pada tahun sebelumnya utk Mandiri dengan besaran dibawah 50 jt yaitu antara
selanjutnya dilengkapi dg 40 Jt s.d 49 Jt dg memalsukan cap stempel pihak
penyedia, surat SPTJM untuk selanjutnya dijadikan
dokumen pendukung lainnya dokumen pertanggungjawaban pencairan dana.

Memanfaatkan kesepakatan pencairan Cek


Memanfaatkan kelemahan
antara pihak RS dg Pihak Bank BRI & Mandiri
sistem pengawasan dan
dimana pada dokumen tsb tertulis &
pengendalian internal terhadap disepakati bahwa Cek BG dpt dicairkan oleh
pengelolaan Kas dan anggaran salah satu pejabat RS ditambah cap stempel
RS satuan, tanpa harus melapor terlebih dahulu
kpd Karumkit selaku KPA
FAKTA-FAKTA FRAUD

BULAN MARET 2021 BULAN APRIL 2021

Pencairan 29 (dua puluh Pencairan 1 (satu) lembar


sembilan) lembar Cek BG Cek BG Bank Mandiri
Bank BRI senilai Nomor HW xxx senilai
Rp1.347.651.684,- Rp1.759.022.008,-
FAKTA-FAKTA FRAUD

Bulan Maret 2021


Pelaku menyiapkan dan membuat 29 Wabku atas pembelian barang konsumsi persediaan
yang besarannya setiap Wabku dalam satu Buku Kas (BK) kurang lebih sebesar antara
Rp41.000.000,- sampai Rp49.000.000,- dan mencairkannya melalui Cek BG Bank BRI
sebanyak 29 lembar

Wabku tersebut dibuat dengan menggunakan Faktur pada Wabku


lama dan sudah dibayarkan sebelumnya pada TA 2020
FAKTA-FAKTA FRAUD

Pada bulan April 2021, Pelaku melakukan pencairan dana dari Cek BG Bank Mandiri
sebanyak 1 (satu) lembar Cek BG Bank Mandiri sebesar Rp1.759.022.008,- sesuai Wabku
yang telah disiapkannya
PEMBUKTIAN

1. KU-17 tgl 2 Maret 2021; Wabku Fiktif Pembayaran Belanja Nomor Faktur 78 dari CV. TJM Senilai
Rp33.951.500,-
2. Faktur penjualan No 78 dari CV. TJM tgl 26 Mei 2020; jatuh tempo 24 Juni 2020 Senilai Rp33.951.500,-
3. Pada Buku Hutang Bulan Januari 2021, Hutang kepada CV TJM sudah tidak tercatat sebagai Hutang
PEMBUKTIAN

Dok KU 17 Palsu tanpa TTD BP & Cap Penyedia Palsu Dok Palsu SPTJM Cap Scan
warna pink samar)

Dok Asli KU-17 TTD BP & Cap Penyedia Asli (warna Dok Asli SPTJM Cap Asli
biru jelas
PIHAK YG
BERTANGGUNGJAWAB

Diduga Turut Serta


Terlibat Langsung Terlibat

Serma HM Kapten Cku YRHW


Bamin Akuntansi Mantan Paku RS “X”
Kudam “X” (Mantan periode 2017 s.d 2021 dan
Bendahara Penerimaan mantan Benwan PNBP RS
Rumkit “X” 2010 s.d 2017.
KERUGIAN

Perhitungan Kerugian dan Total


Kerugian
Perhitungan kerugian keuangan negara/RS yg digunakan
pada pelaksanaan ADTT ini adlh dg menggunakan Metode
Nett Loss dimana jml kerugian keuangan yg ditemukan
dikurangi dg jml kerugian yg sudah dikembalikan sebagai
berikut :

RUMUS NETT LOSS : Jumlah kerugian = Jumlah total


kerugian - jumlah dana yang sudah dikembalikan

=Rp3.106.673.692,- - Rp2.205.700.000,-

= Rp900.973.692,-
SEBAB

1) Pencairan Cek BG rekening


operasional baik Bank Mandiri
maupun pada Bank BRI Rumkit “X”,
pencairannya hanya
mempersyaratkan tanda tangan salah
satu pejabat (Bendahara & atau
Karumkit). Kondisi ini yang dilihat
sebagai peluang oleh Si Pelaku utk
melakukan kecurangan, shg dapat
mencairkan beberapa Cek BG tanpa
harus melapor kpd Karumkit utk
menandatangi Cek BG tersebut.
SEBAB

2. Tidak adanya staf RS yg ditunjuk utk 4. Lamanya waktu/masa jabatan Paku dan Staf
memverifikasi kebutuhan & kelengkapan Bendahara. Paku lama Kapten Cku YR menjabat
Wabku atas pembelanjaan yang akan sebagai Paku di Rumkit “X” selama kurang lebih
dibayar oleh staf keuangan shg dapat dg 12 tahun (8 tahun saat pengelolaan PNBP dan 3
mudah pejabat keuangan melakukan tahun saat pengelolaan BLU) dan Bendahara
kecurangan seperti motif kecurangan yg Penerimaan selama 4 tahun,
terjadi saat ini
5. Tdk adanya Standar Prosedur Operasional
(SPO) tentang Pengelolaan Kas di RS & termasuk
3. Pencairan Cek BG pada rekening SPO ttg mekanisme dan otorisasi pencairan Cek
penerimaan dan pengeluaran RS pada Bank BG dan Verifikasi Wabku yg akan dibayar.
Mandiri dan BRI tdk pernah dikontrol &
diperiksa apakah Wabku yg akan dibayar 6. Secara umum dpt dikatakan bahwa
sudah sesuai dg ketentuan yg berlaku atau mekanisme prosedur & hubungan kerja antar
apakah sudah pernah dibayarkan pimpinan dg staf termasuk dengan PAKU Satker
sebelumnya serta fungsi pengawasan dan pengendalian
sangat lemah
KESIMPULAN

1. Terjadi penyalahgunaan wewenang & 3. Modus operandi yg dilakukan adlh dg


tanggungjawab jabatan yg diduga membuat dokumen pertanggungjawaban
dilakukan oleh Pelaku Serma HM, pembelanjaan obat dan BHP fiktif dg
mantan bendahara penerimaan KU menggunakan Faktur Barang dari
Satker Rumkit “X” sekurang-kurangnya penyedia/rekanan yg sudah mendapatkan
sebesar Rp3.106.673.692,- yg dilakukan pembayaran pada bulan- bulan sebelumnya.
pada Bulan Maret & April 2021 dg tujuan 4. Penyalahgunaan wewenang jabatan yg
utk memperkaya diri. mengakibatkan kerugian keuangan RS antara
2. Terdapat indikasi kerugian keuangan RS lain krn lemahnya sistem pengendalian
lainnya pada TA 2020 dan Feb 2021 internal dlm pengelolaan Kas, tdk adanya SOP
sekurang-kurangnya Rp5.747.896.465,- ttg prosedur pencairan Cek BG milik RS, tdk
yg masih perlu dilakukan pendalaman & adanya personel RS yg diberi tugas utk
pembuktian lebih lanjut. melakukan pengawasan & meneliti
kelengkapan & keabsahan tiap-tiap dokumen
Wabku yg diajukan utk mendapat pembayaran
REKOMENDASI

1. Meminta pengembalian seluruh dana 3. Membuat SOP tentang prosedur &


RS yg telah disalahgunakan & mekanisme pencairan Cek & pembayaran
dimanfaatkan oleh Serma HM Wabku tagihan serta melibatkan personel
(mantan bendahara Penerimaan) ke RS sebagai pengawas & peneliti Wabku yg
Kas BLU pada kesempatan pertama akan dibayarkan.
2. Mengubah ketentuan 4. Memerintahkan PAKU Satker utk
penandatangan Cek BG pada Bank melaporkan kepada Karumkit setiap
BRI dan Mandiri milik rencana penarikan dana yg akan
RS dari semula hanya tanda tangan 1 digunakan utk pembayaran jasa & belanja
pejabat dan Cap menjadi operasional lainnya
ditandatangani oleh 2 pejabat
dengan Cap.
REKOMENDASI

5. Apabila kesepakatan dg pihak terduga 7. Melakukan pendalaman atas adanya


terkait dg pengembalian dana yg telah indikasi dan modus operandi yg sama yg
dicairkan & digunakan yg tdk sesuai dpt mengakibatkan kerugian keuangan RS
peruntukannya maka proses selanjutnya yg lebih besar berdasarkan hasil temuan
akan dilimpahkan kepada pihak yang Tim ADTT pada TA 2020.
berwajib untuk dilakukan proses hukum 8. Meningkatkan peran SPI dalam
melaksanakan pengawasan pada setiap
6. Berkoordinasi dengan Kakudam &
kegiatan pelaksanaan program dan
Danpomdam “X” utk penyelesaian
anggaran di RS.
pengembalian dana yg belum selesai
dikembalikan ke RS. 9. Melaporkan tindak lanjut hasil
rekomendasi kpd Kapuskesad pada
kesempatan pertama
Selesai

Anda mungkin juga menyukai