Pembayaran oleh KPI sebesar Rp1.222.157.127,78 dengan rincian Pokok sebesar Rp100.000.000,00 Non Pokok sebesar
31 Des 2006 Rp1.122.157.127,78
Dilakukan konfirmasi piutang koperasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM, salah satunya kepada KPI. Telah ditanggapi
Nov 2014 – oleh KPI pada tanggal 11 November 2014 dengan nilai pokok Rp2.400.000.000,-. Hasil konfirmasi telah disampaikan oleh
Kemenkop UKM kepada DJPb melalui Surat Nomor 02/Dep.I/I/2015 tanggal 05 Januari 2015. Perbedaan telah
Jan 2015 diselesaikan melalui hasil rekonsiliasi selanjutnya antara Kanwil DJPb dengan KPI secara periodik.
KPI melalui surat Dirut KPI Nomor 007/DIR/KPI-JKT/I/2015 memohon perpanjangan waktu pembayaran kewajiban yang
21 Jan 2015 disebabkan karena KPI sedang konsolidasi organisasi dan terjadi keterbatasan likuiditas
Pembekuan Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan oleh OJK untuk KPI melalui Pengumuman Nomor
10 Sept 2015 PENG-7/NB.2/2015 tentang Pembekuan Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan berdasarkan Surat Nomor
S-362/NB.2/2015
KPI dinyatakan pailit melalui Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Niaga di PN Jakarta Pusat tanggal 16
16 Des 2015 Desember 2015 melalui putusan Nomor 65/PDT.SUS/PKPU/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Penuntut adalah Bank MNC, tidak ada mediasi sebelumnya.
Kurator yang ditunjuk: Johan Bastian Sihite, Lambok Parulian Hutapea, dan Rosalia Hidayat.
DJPb tidak mendapat pemberitahuan resmi mengenai proses pailit tersebut.
5 Feb 2016 Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan KPI melalui Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-5/D.05/2016
Penetapan Status Piutang Macet per 31 Desember 2015 untuk KPI melalui Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor
S-3261/PB/2016 tanggal 18 April 2016.
Apr & Agsts
Penetapan CoD untuk KPI oleh Dirjen Perbendaharaan melalui surat nomor S-6903/PB/2016 tanggal 30 Agustus 2016,
2016 Pokok sebesar Rp3.700.000.000 dan non-pokok sebesar Rp20.907.256.887,45 dengan total hak tagih pemerintah sebesar
Rp24.607.256.887,45.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Kreditor tertanggal 10 Oktober 2018 yang ditandatangani Tim Kurator Kepailitan KPI,
dengan hasil rapat:
10 Okt 2018 1. Hakim Pengawas menyampaikan bahwa terhadap penyelesaian tagihan/jaminan para Nasabah KPI (dalam pailit)
diselesaikan di luar kepailitan, oleh dan diantara KPI (dalam pailit), para nasabah KPI (dalam pailit) dan Bank terkait
yakni PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Dan PT Bank MNC Internasional Tbk.
2. Pemberesan mengenai kelanjutan lelang harta pailit KPI (dalam pailit)
April, Mei, Dilakukan 3x penagihan oleh KPPN KI melalui Surat Nomor S-270, S-360, dan S-394/WPB.12/KP.10/2019 tanggal 30 April,
Juni 2019 28 Mei, dan 28 Juni 2019
18 Mei 2022 Dilakukan penagihan sebagaimana Surat Kepala KPPN Khusus Investasi nomor S-180/KPN.1210/2022 tanggal 18 Mei
2022 dengan Jumlah Kewajiban sebesar Rp24.607.256.887,45
Dilakukan onsite visit oleh perwakilan Dit. SMI, Itjen, dan Kemenkop UKM ke KPI dengan hasil sbb:
1. Dalam dokumen kepailitan, tidak ada nama pemerintah (Kemenkeu) sebagai kreditur
13-15 Juni
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris KPI (Aswin Akib), kewajiban KPI kepada pemerintah tidak masuk
2022
dalam keputusan pailit sehingga tidak ada pembayaran dari hasil pailit ke pemerintah. Saldo kewajiban KPI saat ini
sekitar Rp24,3M (15M ke PT Bank MNC Internasional, Rp4,3M ke PT Bank BNI, Rp5M ke PT Bank Yudha Bakti),
selain itu masih ada kewajiban perpajakan sebesar Rp1M.
Dilakukan Rekonsiliasi saldo Pinjaman per posisi 30 Juni 2022 oleh Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta secara daring,
hasil rekonsiliasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Nomor BA-7/WPB.123/2022 tanggal 13 Juli 2022.
30 Juni 2022
BAR ditandatangani oleh Windraty Ariane Siallagan (Kepala Bidang) dan Ri Setia Hutama (Kepala Seksi) dari Kanwil DJPb
DKI Jakarta, dan Bapak Engkus Kusnadi (Ketua KPI).
Hasil Rekonsiliasi tersebut adalah bahwa per tanggal 30 Juni 2022, hak tagih pemerintah sebesar Rp24.607.256.887,45
Hingga Semester I 2022, Laporan Keuangan KPI Tahun 2021 belum disahkan RAT.