Nomor : / /0
Terbitke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : - - 2019
DINKES Halaman :1/3
PUSKESMAS
KAB. KLATEN KEBONARUM
Ditetapkan Mutmainah.SSiT.M.Kes
Kepala Puskesmas NIP. 19700320 199003 2 002
Kebonarum
1/3
g. Bendahara Pengeluaran Mengambil uang di Bank sesuai dengan
dana belanja di anggaran yang dibutuhkan.
h. Bendahara Pengeluaran BLUD membelanjakan dan melaksanakan
pemungutan pajak kepada rekanan, pembelenjaan disesuaikan
dengan rincian belanja.
i. Bendahara Pengeluaran BLUD membuat laporan pertanggung
jawaban atas belanja yang sudah dilakukan, membuat laporan
keuangan atas realisasi dana, SPTJ,LRA, BKU, sisa saldo kas bank
maupun kas tunai, Laporan Keuangan kepada Dinas Kesehatan
j. Pada akhir bulan Pembantu pengelola Kapitasi JKN mengerjakan
laporan Online JKN dan laporan kunjungan ke kantor BPJS.
F. Diagram alir
Tidak Ya
Setuju
Petugas Terapi
menyimpan Form
asli dalam RM
2/3
G. Unit Terkait Pelayanan KIA, Pelayanan Umum, Pelayanan Gigi
H. RekamanHistoris:
3/3
SOP BENDAHARA DANA KAPITASI JKN
SOP/JKN/R1/01
Terbitan :
No. Revisi :
UPTD
Puskesmas Tgl. Mulai Berlaku :
Karanganyar Halaman : 1- 3.
Prosedur kerja BLUD harus diatur dalam suatu standar operasional. Baik standar operasional
yang disahkan oleh pemimpin BLUD dalam bentuk dokumen Standar Oprasional Prosdur
(SOP) maupun dalam bentuk regulasi yang disahkan oleh Kepala Daerah. Tujuan disusunnya
prosedur kerja BLUD untuk mengatur dan membatasi aktivitas teknis dalam kegiatan
operasonal BLUD supaya tidak melenceng dari tugas dan fungsi utama BLUD, yaitu untuk
peningkatan pelayanan publik. Selain itu, prosedur kerja BLUD yang disusun harus sejalan
dengan konsep dasar perbedaan BLUD dengan SKPD atau UPTD lain, yaitu prosedur kerja
BLUD harus mencerminkan fleksibilitas pengelolaan keuangan BLUD.
Sebelum mengerucut ke prosedur kerja BLUD, terlebih dahulu akan dibahas mengenai
regulasi apa saja yang harus dibuat setelah menjadi BLUD. Karena dari regulasi setelah
menjadi BLUD ini akan diterjemahkan secara detail dalam prosedur kerja BLUD sebagai
pedoman pelaksanaan teknis dalam kegiatan operasional BLUD. Berdasarkan ringkasan dari
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 beberapa regulasi yang harus dibuat setelah menjadi
BLUD antara lain adalah :
Penatausahaan Keuangan BLUD dari dana yang bersumber dari BLUD (disahkan oleh
pemimpin BLUD)
Pengangkatan Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran BLUD (disahkan oleh
pemimpin BLUD)
Penetapan Standar Pelayanan Minimal (disahkan oleh Kepala Daerah)
Kebijakan Akuntansi BLUD (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan Remunerasi (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan pegawai Non PNS BLUD (disahkan oleh Kepala Daerah atau dilimpahkan
ke pemimpin BLUD)
Pengaturan Dewan Pengawas (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan pengadaan barang dan jasa (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan tarif layanan BLUD (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan penggunaan surplus (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan pelaksanaan utang dan piutang (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan investasi (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan kerjasama (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pengaturan penghapusan asset tidak tetap (disahkan oleh Kepala Daerah)
Pemgaturan penerimaan hibah (disahkan oleh Kepala Daerah)
Setelah semua regulasi diatas terbentuk, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan secara
detail kedalam standar operasional prosedur (SOP) kerja BLUD. Prosedur kerja BLUD yang
dibuat detail dalam bentuk SOP hanya perlu disahkan oleh pemimpin BLUD. Hal ini
dikarenakan SOP Kerja BLUD hanya akan diberlakukan di masing-masing unit BLUD.
5/3
Referensi
6/3