Anda di halaman 1dari 22

TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 61 TAHUN 2018

TENTANG

PENUGASAN DAN PEMBINAAN KARIER PRAJURIT


DALAM JABATAN DI LUAR STRUKTUR TENTARA NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa setiap prajurit mempunyai kesempatan yang


sama dalam penugasan dan pembinaan karier
berdasarkan prestasinya sesuai dengan pola karier yang
berlaku serta memenuhi persyaratan yang ditentukan
dengan mempertimbangkan kepentingan TNI;

b. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah


Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil yang mengatur tata cara pengisian jabatan
yang dapat diduduki oleh Prajurit TNI di luar struktur
serta adanya perubahan nomenklatur di Kementerian/
Lembaga maka diperlukan adanya peraturan pelaksana
di lingkungan Tentara Nasional Indonesia;

c. bahwa Peraturan Panglima TNI Nomor 52 Tahun 2015


tentang Penugasan dan Pembinaan Karier Prajurit
Dalam Jabatan di Luar Struktur Tentara Nasional
Indonesia dinilai sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebutuhan Tentara Nasional Indonesia
sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Panglima TNI tentang
Penugasan dan Pembinaan Karier Prajurit Dalam
Jabatan di Luar Struktur Tentara Nasional Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang


Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
2

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang


Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5120);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);

6. Peraturan Panglima TNI Nomor 43 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara
Nasional Indonesia sebagaimana diubah dengan
Peraturan Panglima TNI Nomor 48 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Panglima TNI Nomor 43
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum di
Lingkungan Tentara Nasional Indonesia;

7. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1083/XII/2015


tanggal 21 Desember 2015 tentang Naskah Sementara
Doktrin Personel Tentara Nasional Indonesia;

8. Peraturan Panglima TNI Nomor 51 Tahun 2015 tentang


Dewan Pertimbangan Karier Prajurit Tentara Nasional
Indonesia Bidang Jabatan dan Pangkat sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Panglima TNI Nomor 22
Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Panglima
TNI Nomor 51 Tahun 2015 tentang Dewan
Pertimbangan Karier Prajurit Tentara Nasional
Indonesia Bidang Jabatan dan Pangkat;

9. Peraturan Panglima TNI Nomor 53 Tahun 2017 tentang


Penggunaan Prajurit Tentara Nasional Indonesia;

10. Peraturan Panglima TNI Nomor 50 Tahun 2015 tentang


Kepangkatan Prajurit Tentara Nasional Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Panglima
TNI Nomor 40 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Panglima TNI Nomor 50 Tahun 2015
tentang Kepangkatan Prajurit Tentara Nasional
Indonesia;
3

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


TENTANG PENUGASAN DAN PEMBINAAN KARIER PRAJURIT
DALAM JABATAN DI LUAR STRUKTUR TENTARA NASIONAL
INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Panglima ini yang dimaksud dengan:

1. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat


TNI adalah komponen utama yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan negara.

2. Panglima Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya


disebut Panglima adalah perwira tinggi militer yang
memimpin TNI.

3. Kepala Staf Angkatan yang selanjutnya disebut Kas


Angkatan adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala
Staf Angkatan Laut dan Kepala Staf Angkatan Udara.

4. Kepala Staf Umum TNI yang selanjutnya disebut Kasum


TNI adalah pejabat pembantu utama Panglima di
bidang pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI, serta
penggunaan kekuatan komponen pertahanan negara
lainnya.

5. Asisten Personel Panglima TNI yang selanjutnya disebut


Aspers Panglima TNI adalah pejabat staf Panglima TNI
yang berwenang dalam bidang pembinaan personel dan
tenaga manusia Prajurit TNI.

6. Prajurit TNI yang selanjutnya disebut prajurit adalah


anggota TNI.

7. Penugasan adalah penempatan prajurit dalam jabatan


di luar struktur TNI sebagaimana diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan.

8. Pembinaan Karier yang selanjutnya disebut Binkar


adalah bagian dari pembinaan personel dan merupakan
kegiatan yang bertujuan ke arah mewujudkan dan
tercapainya pemenuhan norma-norma jabatan,
kepangkatan dan pendidikan yang tepat, bagi prajurit
yang bersangkutan maupun bagi organisasi TNI.
4

9. Pembinaan adalah segala usaha, pekerjaan dan


kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan
perencanaan, penyusunan, pembangunan,
pengembangan, pengerahan dan penggunaan serta
pengendalian sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
secara berdaya guna dan berhasil guna.

10. Karier adalah perkembangan dan kemajuan yang


terbuka bagi prajurit dalam kesempatan untuk
mendapatkan jabatan/kedudukan tertentu, kenaikan
pangkat, kesempatan mengikuti pendidikan serta
pemindahan dan giliran penugasan.

11. Jabatan adalah sekumpulan tugas, kewajiban,


wewenang dan tanggung jawab yang merupakan satu
kesatuan yang dimaksudkan sebagai pekerjaan yang
lazimnya diserahkan dan dipertanggungjawabkan
kepada seorang prajurit selama memangku jabatan.

12. Penyetaraan adalah padanan tingkat, eselon, golongan


jabatan dan pangkat keprajuritan TNI dengan aparatur
sipil negara.

13. Jabatan Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat


JPT adalah sekelompok jabatan tinggi di Kementerian/
Lembaga pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

14. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya


disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian Prajurit dan pembinaan manajemen
TNI di Kementerian/Lembaga Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

15. Instansi Pusat Tertentu adalah kementerian, lembaga


pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga
negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural
sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Perundang-
undangan yang mengatur mengenai Tentara Nasional
Indonesia.

16. Alih jabatan adalah peralihan dalam jabatan di luar


struktur TNI pada jabatan internal Kementerian/
Lembaga.

17. Alih tugas adalah peralihan dalam jabatan di luar


struktur TNI pada jabatan antar Kementerian/Lembaga.

18. Penarikan adalah penarikan Prajurit dari Kementerian/


Lembaga ke lingkungan TNI oleh dan atas
pertimbangan Panglima.
5

19. Pengembalian adalah pengembalian Prajurit dari


Kementerian/Lembaga ke lingkungan TNI oleh PPK atau
berdasarkan persetujuan Panglima atau Pejabat
berwenang TNI dengan persyaratan tertentu.

20. Kebijakan satu pintu adalah ketentuan setiap


penugasan dan penarikan Prajurit ke/dari luar struktur
TNI dilaksanakan oleh Panglima.

21. Rekomendasi Binkar adalah persetujuan pimpinan


Angkatan yang berdasarkan pertimbangan Binkar.

22. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen TNI


yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan.

23. Pengisian JPT secara Terbuka yang selanjutnya disebut


Seleksi Terbuka adalah proses pengisian JPT yang
dilakukan melalui kompetisi secara terbuka.

24. Pola karier adalah rencana yang menggambarkan


bagaimana Prajurit TNI akan menempuh karier selama
pengabdiannya yang berhubungan dengan jabatan,
kepangkatan dan pendidikan.

25. Wewenang adalah kekuasaan yang diberikan kepada


pejabat bawahan secara sah, untuk melakukan serta
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

26. Pejabat berwenang di lingkungan TNI adalah Kasum


TNI atau Aspers Panglima TNI yang atas nama Panglima
mempunyai wewenang untuk menandatangani
Keputusan Panglima tentang penempatan jabatan
prajurit.

27. Dewan Kebijakan Tinggi yang selanjutnya disebut


Wanjakti adalah suatu susunan kepanitiaan yang
dibentuk dalam rangka membantu pimpinan dalam
menyelenggarakan pembinaan karier Perwira Tinggi
TNI.

28. Dewan Pertimbangan Karier yang selanjutnya disebut


Wantimkar adalah suatu badan yang bersifat
bentukan/ panitia yang terdiri dari pejabat TNI/pejabat
personel TNI dan bertugas membantu pimpinan TNI
dalam menyelenggarakan pembinaan karier Prajurit TNI
dan dibentuk dalam golongan/eselon/tingkat tertentu
di lingkungan TNI.
6

Pasal 2

(1) Prajurit aktif dapat menduduki jabatan pada


Kementerian/Lembaga pemerintahan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.

(2) Kementerian/Lembaga/Instansi Pusat Tertentu di luar


Peraturan Perundang-undangan yang mengatur TNI,
dalam hal membutuhkan penugasan prajurit diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Perundang-undangan
Kementerian/Lembaga terkait dan/atau melalui Nota
Kesepahaman Bersama.

BAB II
PENUGASAN PRAJURIT

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3

Penugasan prajurit ke/dari jabatan di luar struktur TNI


diterapkan kebijakan satu pintu berdasarkan Keputusan
Panglima, melalui Sidang Wanjakti dan/atau Sidang
Wantimkar serta pertimbangan karier prajurit yang
dilaksanakan dengan sistem merit.

Bagian Kedua
Persyaratan

Pasal 4

(1) Persyaratan umum penugasan prajurit di luar struktur


TNI ditentukan sebagai berikut:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa;

b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. mempunyai loyalitas yang tinggi kepada negara


dan bangsa;

d. mempunyai kepribadian yang baik;

e. mempunyai kepemimpinan dan kemampuan


manajerial; dan

f. sehat jasmani dan rohani.


7

(2) Persyaratan khusus sebagai berikut:

a. memiliki integritas, kredibilitas, kompetensi


jabatan dan spesifikasi keahlian yang dibutuhkan
oleh pengguna; dan

b. untuk penugasan ajudan/Aide De Camp (ADC) dan


Dokter Pribadi (Dokpri) Presiden Rl dan Wapres Rl
harus lulus Penelitian Personel dan Psikotes.

Bagian Ketiga
Jabatan Pimpinan Tinggi

Pasal 5

(1) Pengisian JPT pada Instansi Pusat Tertentu melalui


penunjukan Panglima dan proses seleksi terbuka.

(2) Bagi prajurit yang akan mengikuti seleksi pengisian JPT


secara terbuka di luar struktur TNI sebagaimana
disebutkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang
mengatur mengenai Tentara Nasional Indonesia harus
melalui proses perizinan dengan persetujuan dari
Panglima.

Bagian Keempat
Kewenangan

Pasal 6

Kewenangan menetapkan penugasan/penunjukan prajurit


ke dalam jabatan di luar struktur TNI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. ke/dalam jabatan golongan Pati ditetapkan


berdasarkan Sidang Wanjakti TNI yang dipimpin oleh
Panglima;

b. ke/dalam jabatan golongan IV/Kolonel ditetapkan


berdasarkan Sidang Wantimkar TNI yang dipimpin oleh
Kasum TNI dan rekomendasi Binkar Angkatan; dan

c. ke/dalam jabatan golongan V/Letnan Kolonel dan yang


lebih rendah ditetapkan berdasarkan Sidang Wantimkar
TNI dipimpin oleh Aspers Panglima TNI.

Bagian Kelima
Mekanisme Penugasan

Pasal 7

Mekanisme penugasan ke/dalam JPT (Golongan Pati)


melalui penunjukan Panglima diatur sebagai berikut:
8

a. Permintaan resmi kebutuhan prajurit dari PPK


Kementerian/Lembaga kepada Panglima.

b. Penyiapan calon oleh Panglima dibantu Aspers


Panglima TNI dengan mengajukan permintaan calon
kepada Kementerian/Lembaga pengguna dan Angkatan.

c. Pengajuan usul calon dari PPK Kementerian/Lembaga


dan Angkatan kepada Panglima.

d. Aspers Panglima TNI melakukan penilaian terhadap


kelengkapan berkas administrasi yang mendukung
persyaratan calon sesuai dengan kebutuhan
Kementerian/Lembaga dan menyiapkan bahan sidang.

e. Penyelenggaraan Pra Sidang Dewan Jabatan dan


Kepangkatan Tinggi dipimpin Kasum TNI dengan
melibatkan perwakilan PPK dari Kementerian/Lembaga
terkait sesuai keperluan.

f. Panglima menyelenggarakan Sidang Dewan Jabatan


dan Kepangkatan Tinggi dengan melibatkan pejabat
berwenang dari Kementerian/Lembaga terkait sesuai
keperluan.

g. Panglima mengajukan daftar calon kepada PPK


Kementerian/Lembaga untuk mendapatkan
persetujuan;

1. 3 (tiga) daftar calon untuk jabatan Pati golongan I


dan II tertentu; dan

2. 1 (satu) calon untuk jabatan Pati lainnya.

h. Khusus jabatan Pati golongan I dan II tertentu, PPK


Kementerian/Lembaga mengajukan calon pada huruf g
untuk mengikuti sidang Tim Penilai Akhir.

i. PPK Kementerian/Lembaga mengirimkan hasil sidang


Tim Penilai Akhir kepada Panglima.

j. Panglima menetapkan keputusan jabatan penugasan,


selanjutnya masing-masing Kementerian/Lembaga
terkait dan Kas Angkatan menetapkan keputusan
jabatan.

Pasal 8

Mekanisme penugasan ke/dalam JPT (golongan Pati) melalui


proses seleksi terbuka diatur sebagai berikut:

a. PPK Kementerian/Lembaga membuka lowongan


pengisian JPT secara terbuka bagi prajurit TNI;
9

b. prajurit yang akan mengikuti seleksi terbuka


mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat
berwenang;

c. pejabat yang berwenang di lingkungan TNI mengajukan


permohonan persetujuan calon peserta seleksi terbuka
kepada Panglima secara berjenjang;

d. Aspers Panglima TNI melakukan penilaian secara


sistem merit terhadap calon peserta seleksi sesuai
dengan kriteria dan persyaratan yang dibutuhkan
Kementerian/Lembaga;

e. Panglima memberikan tanggapan persetujuan atas


rekomendasi Aspers Panglima TNI kepada pejabat yang
berwenang di lingkungan TNI;

f. Prajurit yang disetujui dapat mendaftarkan diri untuk


mengikuti seleksi terbuka JPT di Kementerian/Lembaga
sesuai Kementerian/Lembaga yang dituju; dan

g. Prajurit yang dinyatakan lulus seleksi terbuka, akan


dimasukkan dalam Sidang Wanjakti.

Pasal 9

Mekanisme penugasan ke/dalam jabatan golongan


IV/Kolonel sebagai berikut:

a. permintaan resmi kebutuhan prajurit dari PPK


Kementerian/Lembaga kepada Panglima u.p. Kasum
TNI;

b. penyiapan calon oleh Kasum TNI dibantu Aspers


Panglima TNI dengan mengajukan permintaan calon
kepada Kementerian/Lembaga dan Angkatan;

c. pengajuan usul calon dari PPK Kementerian/Lembaga


dan Kas Angkatan kepada Panglima u.p. Kasum TNI,
dengan melampirkan berkas administrasi;

d. Aspers Panglima TNI melakukan penilaian terhadap


kelengkapan berkas administrasi yang mendukung
persyaratan calon sesuai dengan kebutuhan
Kementerian/Lembaga pengguna dan menyiapkan
bahan sidang;

e. Kasum TNI menyelenggarakan Sidang Wantimkar dan


dalam hal tertentu dapat melibatkan pejabat berwenang
dari Kementerian/Lembaga terkait sesuai keperluan;

f. Kasum TNI mengajukan calon kepada PPK


Kementerian/Lembaga, untuk mendapatkan
persetujuan;
10

g. PPK Kementerian/Lembaga memberikan jawaban/


tanggapan persetujuan atas calon yang diajukan Kasum
TNl;

h. Kasum TNI meneruskan jawaban/tanggapan


persetujuan atas calon yang diajukan dari PPK
Kementerian/Lembaga kepada Kas Angkatan;

i. Kas Angkatan menetapkan keputusan jabatan


penugasan bagi personel yang disetujui dan bertugas di
lingkungan Angkatan; dan

j. selanjutnya Kasum TNI menetapkan keputusan jabatan


penugasan atas nama Panglima, diikuti oleh
Kementerian/Lembaga terkait menerbitkan keputusan
jabatan tersebut.

Pasal 10

Mekanisme penugasan ke/dalam jabatan golongan V/Letkol


dan yang lebih rendah sebagai berikut:

a. Permintaan resmi kebutuhan prajurit dari PPK


Kementerian/Lembaga kepada Panglima u.p. Aspers
Panglima TNI.

b. Penyiapan calon oleh Aspers Panglima TNI dengan


mengajukan permintaan calon kepada Kementerian/
Lembaga dan Kas Angkatan.

c. Pengajuan usul calon dari PPK Kementerian/Lembaga


dan Kas Angkatan kepada Panglima u.p. Aspers
Panglima TNI dengan menyertakan berkas administrasi,
selanjutnya Aspers Panglima TNI menyeleksi calon
sesuai dengan kebutuhan Pengguna, sebagai berikut:

1. untuk ke/dalam jabatan golongan V/Letkol melalui


sidang Dewan Pertimbangan Karier dipimpin
Aspers Panglima TNI dan dalam hal tertentu dapat
melibatkan pejabat berwenang dari instansi
pengguna sesuai keperluan; dan

2. untuk ke/dalam jabatan golongan VI/Mayor dan


yang lebih rendah melalui sidang Dewan
Pertimbangan Karier Satker/Balakpus TNI/
Angkatan selanjutnya seleksi administrasi dan
persyaratan oleh Spers TNI.

d. Aspers Panglima TNI mengajukan daftar calon kepada


PPK Kementerian/Lembaga untuk mendapatkan
persetujuan.
11

e. PPK Kementerian/Lembaga memberikan jawaban/


tanggapan persetujuan atas calon yang diajukan dari
Mabes TNI.

f. Kas Angkatan menetapkan keputusan jabatan


penugasan bagi personel yang disetujui dan bertugas di
lingkungan Angkatan.

g. Selanjutnya Kasum TNI menetapkan keputusan jabatan


penugasan atas nama Panglima, diikuti oleh
Kementerian/Lembaga terkait menerbitkan keputusan
jabatan tersebut.

Pasal 11

Penyetaraan golongan pangkat dan jabatan serta


mekanisme penugasan sebagaimana dimaksud
tercantum pada Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Panglima ini.

BAB III
PEMBINAAN KARIER

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 12

(1) Prajurit aktif yang menduduki jabatan di luar struktur


TNI dilakukan pembinaan karier sesuai dengan pola
pembinaan karier prajurit dengan mempertimbangkan
ketentuan pembinaan karier di Kementerian/Lembaga
terkait.

(2) Kewenangan pembinaan karier prajurit di luar struktur


TNI oleh Panglima bekerja sama dengan PPK
Kementerian/Lembaga.

Bagian Kedua
Alih Jabatan

Pasal 13

(1) Kewenangan alih jabatan ke/dalam golongan Pati sama


dengan kewenangan dalam penugasan.

(2) Kewenangan alih jabatan untuk golongan IV/Kolonel


diatur sebagai berikut:

a. tidak beralih golongan oleh PPK Kementerian/


Lembaga terkait dilaporkan kepada Panglima u.p.
Kasum TNI; dan
12

b. beralih ke golongan IV/Kolonel oleh PPK


Kementerian/Lembaga atas persetujuan Panglima
dalam hal ini Kasum TNI dan rekomendasi Binkar
Angkatan.

(3) Kewenangan alih jabatan golongan V/Letkol dan yang


lebih rendah oleh pejabat yang berwenang di
Kementerian/Lembaga dilaporkan kepada Panglima
u.p. Aspers Panglima TNI.

Pasal 14

Mekanisme pembinaan karier dalam alih jabatan untuk


prajurit di lingkungan internal Kementerian/Lembaga diatur
sebagai berikut:

a. Alih jabatan ke/dalam golongan Pati sama dengan


pelaksanaan penugasan golongan Pati.

b. Alih jabatan ke/dalam golongan IV/Kolonel, sebagai


berikut:

1. Tidak beralih golongan/pangkat, meliputi:

a) pelaksanaan sidang Badan Pertimbangan


Jabatan dan Pangkat (Baperjakat) di
Kementerian/Lembaga; dan

b) surat keputusan jabatan dari Kementerian/


Lembaga dilaporkan kepada Panglima u.p.
Kasum TNI dan Kas Angkatan u.p. Aspers Kas
Angkatan.

2. Beralih golongan/pangkat meliputi:

a) pelaksanaan sidang badan pertimbangan


jabatan dan pangkat (Baperjakat) di
Kementerian/Lembaga;

b) permohonan tanggapan/persetujuan hasil


sidang Baperjakat dari PPK Kementerian/
Lembaga kepada Panglima u.p. Kasum TNI;

c) tanggapan/persetujuan Panglima dalam hal


ini Kasum TNI berdasarkan sidang
Wantimkar Mabes TNI dan rekomendasi
Binkar Angkatan; dan

d) penerbitan surat keputusan jabatan dari


Panglima dalam hal ini Kasum TNI
ditindaklanjuti keputusan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga.
13

c. Alih jabatan golongan V/Letkol dan yang lebih rendah,


sebagai berikut:

1. pelaksanaan sidang Badan Pertimbangan Jabatan


dan Pangkat (Baperjakat) di lingkungan
Kementerian/Lembaga; dan

2. penerbitan surat keputusan pemberhentian dan


pengangkatan dalam jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga dilaporkan kepada
Panglima u.p. Aspers Panglima TNI dan Kas
Angkatan u.p. Aspers Kas Angkatan.

Bagian Ketiga
Alih Tugas

Pasal 15

(1) Kewenangan alih tugas ke/dalam golongan Pati sama


dengan kewenangan dalam penugasan.

(2) Kewenangan alih tugas untuk golongan IV/Kolonel


diatur sebagai berikut:

a. tidak beralih golongan oleh PPK Kementerian/


Lembaga terkait dan atas persetujuan Panglima
dalam hal ini Kasum TNI; dan

b. beralih ke golongan IV/Kolonel oleh PPK


Kementerian/Lembaga terkait atas persetujuan
Panglima dalam hal ini Kasum TNI melalui sidang
Wantimkar dan berdasarkan rekomendasi Binkar
Angkatan.

(3) Kewenangan alih tugas golongan V/Letkol dan yang


lebih rendah oleh pejabat yang berwenang
Kementerian/Lembaga terkait atas persetujuan
Panglima dalam hal ini Aspers Panglima TNI.

Pasal 16

Mekanisme pembinaan karier dalam alih tugas untuk


prajurit antar Kementerian/Lembaga diatur sebagai berikut:

a. Alih tugas ke/dalam golongan Pati sama dengan


pelaksanaan penugasan golongan Pati.

b. Alih tugas ke/dalam golongan IV/Kolonel terdiri atas:

1. Tidak beralih golongan/pangkat sebagai berikut:

a) permohonan tanggapan/persetujuan alih


tugas dan arahan jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga kepada Panglima TNI
u.p. Kasum TNI;
14

b) permohonan tanggapan/persetujuan alih


tugas dan arahan jabatan dari Panglima
dalam hal ini Kasum TNI kepada PPK
Kementerian/Lembaga yang dituju;

c) tanggapan/persetujuan dari PPK


Kementerian/Lembaga yang dituju; dan

d) penerbitan surat keputusan jabatan dari


Panglima dalam hal ini Kasum TNI
ditindaklanjuti keputusan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga.

2. Beralih golongan/pangkat sebagai berikut:

a) permohonan tanggapan/persetujuan alih


tugas dan arahan jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga kepada Panglima u.p.
Kasum TNI;

b) permohonan tanggapan/persetujuan alih


tugas dan arahan jabatan dari Panglima
dalam hal ini Kasum TNI kepada PPK
Kementerian/Lembaga yang dituju dan Kas
Angkatan;

c) tanggapan/persetujuan dari Panglima dalam


hal ini Kasum TNI kepada PPK Kementerian/
Lembaga yang dituju; dan

d) penerbitan surat keputusan jabatan dari


Panglima dalam hal ini Kasum TNI
ditindaklanjuti keputusan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga.

3. Alih tugas golongan V/Letkol dan yang lebih


rendah sebagai berikut:

a) permohonan tanggapan/persetujuan dari PPK


Kementerian/Lembaga kepada Panglima u.p.
Aspers Panglima TNI;

b) permohonan tanggapan/persetujuan dari


Aspers Panglima TNI kepada PPK
Kementerian/Lembaga yang dituju; dan

c) penerbitan surat keputusan pemberhentian


dan pengangkatan jabatan dari Aspers
Panglima TNI ditindaklanjuti dengan
keputusan dalam jabatan dari PPK
Kementerian/Lembaga.
15

BAB IV
PENARIKAN DAN PENGEMBALIAN PRAJURIT

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 17

(1) Penarikan dan pengembalian prajurit yang bertugas di


luar struktur TNI terdiri atas:

a. Ketentuan umum; dan

b. Ketentuan khusus.

(2) Penarikan prajurit dari Kementerian/Lembaga ke


lingkungan TNI dilaksanakan berdasarkan keputusan
Panglima atau pejabat berwenang di lingkungan TNI.

(3) Pengembalian prajurit TNI dari Kementerian/Lembaga


ke lingkungan TNI oleh PPK tertentu ditetapkan
berdasarkan persetujuan Panglima atau pejabat
berwenang di lingkungan TNI.

Pasal 18

Ketentuan umum penarikan dan pengembalian prajurit


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a
ditetapkan apabila:

a. meninggal dunia;

b. pensiun;

c. melakukan pelanggaran disiplin;

d. melakukan pelanggaran pidana dan telah dijatuhi


hukuman yang memiliki kekuatan hukum tetap;

e. melakukan tindakan yang membahayakan keamanan


negara dan bangsa; dan

f. berhalangan tetap dalam melaksanakan tugas karena


mengalami gangguan jiwa, sakit kronis yang sulit
disembuhkan.

Pasal 19

Ketentuan khusus penarikan dan pengembalian prajurit


sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (1) huruf b
ditetapkan apabila:

a. tidak sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan


kinerja;
16

b. kepentingan organisasi dan pertimbangan PPK atau


Pejabat Berwenang;

c. mengajukan permohonan untuk kembali ke dalam


struktur TNI atas keinginan sendiri; dan

d. perintah khusus berdasarkan pertimbangan dan


keputusan dari Panglima.

Bagian Kedua
Pelaksanaan Penarikan

Pasal 20

(1) Penarikan golongan Pati dilakukan Panglima


berdasarkan Sidang Wanjakti TNI atau memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan
Pasal 19.

(2) Penarikan golongan IV/Kolonel atau yang lebih rendah


diatur sebagai berikut:

a. Panglima mengajukan penarikan resmi kepada


PPK kementerian/lembaga berdasarkan
kebutuhan organisasi sebagai berikut:

1. pangkat Kolonel oleh Kasum TNI; dan

2. pangkat Letkol dan yang lebih rendah oleh


Aspers Panglima TNI.

b. Tanggapan/persetujuan Kementerian/Lembaga
kepada Panglima tentang pemberhentian dari
jabatan dan pengembalian prajurit ke Mabes TNI.

c. Panglima mengeluarkan keputusan penarikan


prajurit dari Kementerian/Lembaga.

d. Kementerian/Lembaga menerbitkan keputusan


pemberhentian dari jabatan dan mengembalikan
prajurit ke Mabes TNI

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pengembalian

Pasal 21

(1) Permohonan tanggapan persetujuan dari PPK


Kementerian/Lembaga kepada Panglima disertai alasan
pengembalian.

(2) Apabila disetujui, Panglima mengeluarkan keputusan


penarikan prajurit dari Kementerian/Lembaga.
17

(3) Kementerian/Lembaga menerbitkan keputusan


pemberhentian dari jabatan dan mengembalikan
prajurit ke Mabes TNI

BAB V
PENGANGGARAN

Pasal 22

Biaya kegiatan penugasan/penunjukan dan pembinaan


karier prajurit di luar struktur TNI dibebankan kepada
anggaran TNI dan Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Pada saat Peraturan Panglima ini mulai berlaku,


Peraturan Panglima TNI Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Penugasan dan Pembinaan Karier Prajurit Dalam Jabatan di
Luar Struktur Tentara Nasional Indonesia dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 24

Peraturan Panglima ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Desember 2018

PANGLIMA TNI,

tertanda

HADI TJAHJANTO

Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,

JOKO PURNOMO

Paraf:

Aspers : vide draft Aster : vide draft Irjen :

Asrenum : vide draft Askomlek : vide draft Kasum :

Asintel : vide draft Kababinkum : vide draft

Asops : vide draft Kasetum :


LAMPIRAN
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 61 TAHUN 2018 2015
TENTANG PENUGASAN DAN PEMBINAAN KARIER
PRAJURIT DALAM JABATAN DI LUAR STRUKTUR
TENTARA NASIONAL INDONESIA

PENYETARAAN GOLONGAN PANGKAT DAN JABATAN


SERTA MEKANISME PENUGASAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

1. PENYETARAAN GOLONGAN PANGKAT DAN JABATAN PIMPINAN TINGGI.

TNI ASN
NO JPT
GOL ESELON
PANGKAT PANGKAT JABATAN PNS
JAB JAB

Letjen/ Sesmen, Sekjen, Irjen


Pembina
1 Utama Laksdya/ I IA Kementerian, Rektor,
Utama
Marsdya Kepala LPNK

Dirjen, Deputi, Kabadan


Pembina Kementerian dan LPNK
IA
Utama
Mayjen/
2 Madya Laksda/ II
Marsda Sestama, Irtama, Staf
Pembina Ahli Kementerian dan
IB Utama LPNK
Madya

Brigjen/ Sesdirjen, Ses Kabadan,


Pembina
3 Pratama Laksma/ III IIA Karo, Asdep, Direktur,
Utama
Marsma Inspektur, Kapus
Muda
Kementerian dan LPNK
19

2. MEKANISME PENUGASAN JPT (GOL PATI) MELALUI PENUNJUKAN


PANGLIMA

(1a)

(3a)
PPK ASN PANGLIMA TNI

(3b) (4) (5) (2) (1b)

KAS ANGKATAN
TPA
K/L

Keterangan:

1. Permintaan resmi:

a) Dari PPK ke Panglima.

b) Dari Panglima ke Kas Angkatan, Kasatker/Balakpus TNI, PPK


K/L lainnya.

2. Pengusulan calon hasil Wanjak Angkatan dan Baperjakat K/L.

3. Pengusulan dari Panglima ke PPK:

a) 3 calon untuk jabatan eselon I-II/JPT Madya tertentu, 1 calon


untuk JPT lainnya.

b) PPK usulkan 3 calon dari Panglima ke Presiden untuk TPA.

4. Hasil TPA 1 calon.

5. Surat Keputusan.
20

3. MEKANISME PENUGASAN JPT (GOL PATI) MELALUI SELEKSI


TERBUKA (OPEN BIDDING)

7 3
PPK K/L PANGLIMA LINGKUNGAN TNI
4

5 2

6
PRAJURIT TNI

Keterangan:

1. PPK K/L membuka lowongan JPT secara terbuka bagi prajurit di


lingkungan TNI.

2. Permohonan tertulis prajurit kepada pejabat berwenang di


lingkungan TNI.

3. Pejabat berwenang di lingkungan TNI mengajukan permohonan


persetujuan calon peserta seleksi terbuka kepada Panglima.

4. Panglima dalam hal ini Aspers Panglima TNI melakukan penilaian


administrasi secara sistem merit selanjutnya Panglima
memberikan persetujuan kepada pejabat berwenang di lingkungan
TNI.

5. Pejabat berwenang di lingkungan TNI memberikan izin kepada


prajurit untuk mengikuti seleksi terbuka.

6. Prajurit mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi terbuka.

7. Hasil seleksi akan dimasukan dalam sidang Wanjakti.


21

4. MEKANISME PENUGASAN JABATAN GOLONGAN IV/KOLONEL


7

1 2
ANGKATAN
PPK K/L PANGLIMA
K/L
3

5 4 2

WANTIMKAR

Keterangan :

1. PPK K/L mengajukan permintaan resmi kebutuhan prajurit


kepada Panglima.

2. Panglima dalam hal ini Kasum TNI dibantu Aspers mengajukan


permintaan calon kepada Angkatan dan K/L.

3. Pengajuan usul calon dari Kas Angkatan dan PPK K/L kepada
Panglima.

4. Panglima dalam hal ini Aspers Panglima TNI melakukan penilaian


administrasi dan selanjutnya menyelenggarakan sidang
Wantimkar yang dipimpin oleh Kasum TNI.

5. Kasum TNI mengajukan persetujuan hasil sidang kepada PPK K/L


yang dituju.

6. Kas Angkatan menetapkan keputusan jabatan penugasan bagi


personel yang disetujui dan bertugas di lingkungan Angkatan.

7. Kasum TNI menetapkan keputusan jabatan penugasan atas nama


Panglima, diikuti oleh keputusan jabatan oleh PPK K/L.

5. MEKANISME PENUGASAN JABATAN GOLONGAN V/LETKOL DAN


YANG LEBIH RENDAH

5 7

1 2
ANGKATAN
PPK K/L PANGLIMA
K/L
4

6 4 3

WANTIMKAR/
BAPERJAKAT
22

Keterangan:

1. PPK K/L mengajukan permintaan resmi kebutuhan prajurit


kepada Panglima.

2. Panglima dalam hal ini Kasum TNI dibantu Aspers mengajukan


permintaan calon kepada Angkatan dan K/L.

3. Kas Angkatan maupun K/L menyiapkan calon melalui Sidang


Wantimkar/Baperjakat.

4. Pengajuan usul calon dari Kas Angkatan dan PPK K/L kepada
Panglima.

5. Aspers Panglima TNI melaksanakan seleksi administrasi dan


persyaratan calon, selanjutnya mengajukan persetujuan calon
kepada PPK K/L.

6. PPK K/L memberikan jawaban persetujuan kepada Panglima.

7. Kas Angkatan menetapkan keputusan jabatan penugasan bagi


personel yang disetujui dan bertugas di lingkungan Angkatan.

8. Kasum TNI menetapkan keputusan jabatan penugasan atas nama


Panglima, diikuti oleh keputusan jabatan oleh PPK K/L.

PANGLIMA TNI,

tertanda

HADI TJAHJANTO

Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,

JOKO PURNOMO

Anda mungkin juga menyukai